BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian dan sejarah Koperasi Syari’ah.
Koperasi Syari’ah secara teknis bisa dibilang sebagai koperasi yang prinsip kegiatan, tujuan dan kegiatan usahanya berdasarkan pada syariah Islam yaitu Al-qur’an dan As-sunah. Pengertian umum dari Koperasi Syari’ah adalah badan usaha koperasi yang menjalankan usahanya dengan prinsip-prinsip syariah.
Koperasi Syari’ah adalah usaha ekonomi yang terorganisir secara mantap, demokratis, otonom partisipatif, dan berwatak sosial yang operasionalnya menggunakan prinsip-prinsip yang mengusung etika moral dengan memperhatikan halal dan haramnya sebuah usaha yang dijalankannya sebagaimana diajarkan dalan agama Islam. (Buchori,2009)
Apabila koperasi memiliki unit usaha produktif simpan pinjam, maka seluruh produk dan operasionalnya harus dilaksanakan dengan mengacu kepada fatwa Dewan
Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia.
Berdasarkan hal tersebut, maka Koperasi Syari’ah tidak diperkenankan berusaha dalam bidang-bidang yang didalamnya terdapat unsur-unsur riba, maysir dan gharar. Disamping itu, Koperasi Syari’ah juga tidak diperkenankan melakukan transaksi-transaksi derivatif sebagaimana lembaga keuangan syariah lainnya juga.(muhshodiq, 2012)
lainnya. Jika dilihat dri sistem perekonomian Islam, Koperasi Syari’ah sebagai bentuk syariah memiliki beberapa karakteristik. Salah satu karakteristiknya adalah bahwa kerugian yang terjadi pada Koperasi Syari’ah merupakan modal yang hilang, karena kerugian akan dibagi ke dalam bagian modal yang di investasikan dan akan ditanggung oleh para pemilik modal tersebut. Hal ini berarti tidk ada seorangpun dari pemilik modal yang dapat terhindar dari tanggung jawabnya terhadap kerugian yang timbul.
Keuntungan pada syirkah dibagi antara para mitra usaha dengan bagian yang telah ditentukan oleh mereka. Pembagian keuntungan tersebut bagi setiap mitra usaha harus ditentukan sesuai bagian tertentu atau persentase. Demikian juga halnya dengan sistem koperasi konvensional. Baik kerugian maupun keuntungan dibagi berdasarkan hasil keputusan rapat anggota. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa sebenarnya lebih banyak persamaan antara program kerja koperasi konvesional dengan Koperasi Syari’ah. Hal ini dikarenakan prinsip dasar kedua koperasi sama-sama menggunakan sistem bagi hasil.
(tiga ribu dua puluh) Koperasi Syari’ah di Indonesia yang bergerak di berbagai macam kelembagaannya.
Kelahiran Koperasi Syari’ah di Indonesia dilandasi oleh Keputusan Menteri (Kepmen) Koperasi dan UKM Republik Indonesia Nomor 91/Kep/M.KUKM/ IX/2004 tanggal 10 September 2004 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah. Keputusan Menteri ini memafasilitas berdirinya Koperasi Syari’ah menjadi koperasi jasa keuangan syariah (KJKS) atau unit jasa keuangan syariah (UJKS), dengan adanya sistem ini membantu koperasi serba usaha di Indonesia memiliki unit jasa keuangan syariah. (Prima, 2011)
Dengan demikian dalam rangka mempercepat pertumbuhan dan perkembangan Koperasi Syari’ah di Indonesia, ke depannya mutlak diperlukan adanya Undang-Undang Koperasi Syari’ah tersendiri yang mampu mengatur jalannya percepatan dari Koperasi Syari’ah itu sendiri.
2.2 Tujuan pembentukan Koperasi Syari’ah
Dalam rangka meningkatkan ekonomi umat sebagai bagian dari pembanguna ekonomi kerakyatan, maka sudah seharusnya memanfaatkan dan memberdayakan Koperasi Syari’ah sebagai lembaga yang menghimpun masyarakat ekonomi lemah dengan mengembangkan iklim usaha dalam lingkungan sosial ekonomi yang sehat dan menggandeng lembaga-lembaga pemerintah daerah, organisasi kemasyarakatan, dunia usaha, dan lembaga perbankan syariah yang sedang berkembang saat ini di Indonesia, dalam sebuah bentuk kemitraan berupa pembinaan manajerial koperasi, bantuan pengembangan perangkat dan sistem keuangan mikro, serta kerjasama pendanaan dan pembiayaan. (Imaniyanti, 2010)
kerakyatan, yang akan sulit jika dibiayai dengan menggunakan konsep perbankan murni, dan di sisi lain kemitraan juga akan meningkatkan kemampuan koperasi dan BMT sebagai lembaga keuangan-keuangan alternatif yang akhirnya program ekonomi kerakyatan yang dibicarakan selama ini dalam mencapai visi kesejahteraan lahir dan batin akan terwujud. (Sri, 2010)
Tujuan utama Koperasi Syari’ah, adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya dan kesejahteraan masyarakat dan ikut serta dalam membangun perekonomian Indonesia berdasarkan prinsip-prinsip syariah (islam). Koperasi Syari’ah berlandaskan :
1. Koperasi Syari’ah berlandaskan syariah islam yaitu al-quran dan assunnah dengan saling tolong menolong (ta’awun) dan menguatkan (takaful).
2. Koperasi Syari’ah berlandaskan pancasila dan undang-undang dasar 1945. 3. Koperasi Syari’ah berazaskan kekeluargaan.
2.3 Prinsip Koperasi Syari’ah
1. Kekayaan adalah amanah Allah swt yang tidak dapat dimiliki oleh siapapun secara mutlak.
2. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
3. Manusia diberi kebebasan bermu’amalah selama bersama dengan ketentuan syariah.
4. Menerapkan cita-cita dan nilai-nilai Islam (keselamatan, berkeadilan, kedamaian, dan kesejahteraan) dalam kehidupan ekonomi masyarakat.
5. Jujur, Amanah, Mandiri.
6. Menjalin dan menguatkan kerja sama diantara anggota, antar koperasi dan atau lembaga lainnya
8. Menjunjung tinggi keadilan serta menolak setiap bentuk ribawi dan pemusatan
sumber dana ekonomi pada segelintir orang atau sekelompok
2.4 Fungsi Koperasi Syari’ah
Fungsi utama dari Koperasi Syari’ah adalah :
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan anggota pada
khususnya, dan masyarakat pada umumnya, guna meningkatkan kesejahteraan
sosial ekonominya.
2. Memperkuat kualitas sumber daya insani anggota, agar menjadi lebih amanah,
professional (fathonah), konsisten, dan konsekuen (istiqomah) di dalam menerapkan prinsip-prinsip ekonomi islam dan prinsip-prinsip syariah islam.
3. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi.
4. Mengembangkan dan memperluas kesempatan kerja.
5. Mengembangkan kegiatan simpan pinjam dengan prinsip bagi hasil.
Di dalam manajemen Koperasi Syari’ah, Kopersi Syari’ah juga memiliki 2
fungsi utama, yaitu sebagai berikut:
1. Penghimpunan dana (funding) / Simpanan
Dalam penghimpunan dana (funding) diupayakan untuk direncanakan dengan matang, supaya menarik minat masyarakat untuk bergabung dengan koperasi. Prinsip
utama dari penghimpunan dana Koperasi Syari’ah ini adalah kepercayaan, yang
artinya bila banyak masyarakat yang percaya dengan koperasai tersebut maka akan
banyak masyarakat yang menaruh dananya pada koperasi yang terpercaya tersebut.
menjalankan perannya sebagai penyalur dana dari dana masyarakat yang telah
dipercayakan kepada lembaga yang terkait.
2. Pembiayaan (Financing Landing) / Penyaluran Dana
Berdasarakan UU No. 7 tahun 1992, yang dimaksud pembiyaan adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan tujuan
atau kesepakatan pinjam meminjam antara koperasi dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu
ditambah dengan sejumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil. Sebagai upaya
memperoleh pendapatan yang semaksimal mungkin, aktivitas pembiayaan Koperasi
Syari’ah, juga menganut azas syariah, yaitu dapat berupa bagi hasil, keuntungan
maupun jasa manajemen. Upaya ini harus dikendalikan sedemikian rupa sehingga
kebutuhan likuiditas dapat terjamin dan tidak banyak dana yang menganggur.
(Rahmaniyah, 2008).
2.5 Sistem Koperasi Syari’ah
Sistem, Sumber dan penyebaran Bagi hasil pada Koperasi Syari’ah dijelaskan
Tabel 2.1
Sistem, Sumber dan Penyebaran Bagi Hasil
Sumber: Nurhartati, 2008
2.6 Strategi
Strategi adalah arah atau jalan yang akan ditempuh organisasi dalam rangka
menjalankan misinya untuk menuju pencapaian misi. Menurut KBBI (Kamus Besar
Bahasa Indonesia), strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya
untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang maupun damai. Secara
eksplisit, strategi adalah rencana tindakan yang menjabarkan alokasi sumber daya
aktivitas lain untuk menanggapi lingkungan dan membantu organisasi mencapai
sasaran. Intinya, strategiadalah pilihan untuk melakukan aktivitas yang berbeda atau
Hal Sistem Bunga Sistem Bagi Hasil
Penentuan besarnya hasil
Sebelum berusaha Sesudah berusaha, sesudah ada untungnya
untuk melaksanakan aktivitas dengan cara yang berbeda dari pesaing. (Muljono,
2012)
Strategi pengembangan usaha koperasi serba usaha menurut Romadhona
(2010), strategi yang diterapkan dalam upaya mengembangkan usaha koperasi serba
ada, sebaiknya mengacu pada strategi penetrasi pasar serta menambah jaringan
distribusi untuk memperluas jangkauan pasar. Strategi pengembangan usaha koperasi
pegawai menurut Fadhli (2009), strategi yang diterapkan dalam upaya
mengembangkan usaha koperasi pegawai adalah meningkatkan kualitas pelayanan.
Dalam merumuskan strategi diperlukan analisis lingkungan dan eksternal, untuk
mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan internal, serta mengidentifikasi peluang
dan ancaman eksternal. Sehingga perlu dikaji lebih dalam mengenai aspek-aspek yang
mempengaruhi lingkungan eksternal dan lingkungan internal.
Menurut Stonner dan Wenkel (1986:175) mengemukakan lima karakteristik
perencanaan strategi yaitu :
1. Berkaitan dengan pertanyaan dasar dan memberikan jawaban atas pertanyaan
tersebut.
2. Memberikan kerangka untuk perencanaan yang lebih lama dari pada jenis
perencanaan lainnya.
3. Menyangkut kurun waktu yang lebih lama dari pada jenis perencanaan lainnya
4. Membantu memusatkan energi dan sumber daya organisasi pada kegiatan yang
menyangkut prioritas tinggi
5. Merupakan aktivitas dimana manajemen puncak harus secara efektif terlibat.
Menurut Bryson dalam bukunya Perencanaan Strategi Bagi Organisasi Sosial
(2007:5) “Perencanaan strategi sebagai upaya yang di disiplinkan untuk membuat
organisasi, apa yang dikerjakan organisasi, dan mengapa organisasi mengerjakan
seperti itu.”
2.2.6. Pelaksanaan Strategi
Dalam kamus bahasa Indonesia yang disusun oleh Poewadarminta (1976;553)
dalam bukunya Kamus Bahasa Indonesia diberikan batasan mengenai pelaksana dan
pelaksanaan sebagai; “Pelaksana adalah orang-orang yang mengerjakan atau
melaksanakan rencana yang telah disusun, sedangkan pelaksanaan adalah perihal
perbuatan usaha atau pelaksanaan rancangan”.
Kata pelaksanaan juga memiliki makna kata yang sama dengan kata
implementasi, lebih lanjut Abdullah (1987:09) dalam bukunya Konsep Pendekatan
dan Relevansinya dalam Pembangunan mengemukakan : Implementasi adalah suatu
proses rangkaian kegiatan tindak lanjut setelah sebuah rencana dan kebijaksanaan
ditetapkan yang terdiri atas pengambilan keputusan, langkah-langkah strategi
maupun yang operasional yang ditempuh guna mewujudkan suatu kegiatan menjadi
kenyataan guna mencapai sasaran dari program yang ditetapkan semula.
Menurut Higgins yang dikutip oleh J. Salusu (1996:409), dalam bukunya
Pengambilan Keputusan Strategis menyatakan banwa : Implementasi merupakan
rangkuman dari berbagai kegiatan yang didalamnya sumber daya manusia
mengunakan daya lain untuk mencapai sasaran dari strategi. Kegiatan ini menyentuh
semua jajaran manajemen mulai dari manajemen puncak sampai pada karyawan
paling bawah.
Dari defenisi di atas menunjukkan bahwa implementasi atau pelaksanaan
merupakan aspek operasional dari rencana atau penerapan berbagai program yang
telah disusun sebelumnya, mulai dari penetapannya pada hasil akhir yang dicapai
Untuk melihat apakah strategi yang telah ditentukan tepat atau tidak, baik
pada tingkat organisasi atau bisnis yang ditangani, tidak hanya terletak pada tepatnya
pilihan yang dijatuhkan pada satu alternatif yang diperkirakan akan mendukung
keseluruhan upaya untuk mencapai tujuan dan berbagai sasaran serta
mengembangkan misi yng telah ditentukan, juga tidak hanya terletak pada akuratnya
analisis strategi yang dilakukan melainkan terutama pada analisis terakhir terjadi pada
waktu strategi tersebut diimplementasikan. (siagian, 2005 ; 198).
Selanjutnya Siagian membagi tiga tahap yang penting dalam implementasi
strategi, yaitu :
1. Mengidentifikasi sasaran tahunan yang berperan sebagai pemandu-pemandu
dalam proses implementasi karena merupakan rincian sasaran jangka pendek
yang spesifik diangkat dari sasaran jangka panjang.
2. Merumuskan strategi dalam berbagai bidang nasional yang merupakan
terjemahan strategi dasar pada tingkat stuan bisnis yang dikelola menjadi
rencana aksi bagi bagian-bagian satuan bisnis yang bersangkutan.
3. Merumuskan dan mengkombinasikan berbagaia kebijaksanaan untuk
digunakan sebagai penuntun bagi para manajer operasional beserta para
bawahan dalam pengambilan berbagai keputusan operasional, dalam rangka
implementasi berbagai strategi yang telah ditetapkan oleh manajemen pada
tingkat yang lebih tinggi, termasuk manajemen puncak.
Sejalan dengan itu, dapat diakatakn bahwa rencana adalah 20% keberhasilan
adalah 60%, 20% sisanya adalah bagaimana kita menegendalikan implementasi.
Implementasi adalah hal yang paling berat, karena disini masalah-masalah yang
kadang tidak dijumpai dalam konsep, muncul dilapangan. Selain itu, ancaman utama
Untuk menjamin bahwa strategi itu berhasil, diperlukan keijaksanaan
organisasi yang akan menyediakan semua fasilitas yang diperlukan dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang timbul selama pelaksanaan. Kebijaksanaan itu
mengatur batas-batas apa yang dapat dan yang tidak dapat dikerjakan,
tindakan-tindakan administratif mana yang boleh dan tidak boleh dikerjakan atau dijalankan.
Alexander (1191) mencoba mengungkapkan beberapa masalah yang terjadi dalam
dalam melaksanakan suatu strategi. Masalah yang paling sering terjadi adalah jangka
waktu pelaksanaan. Jangka waktu pelaksanaan ternyata jauh lebih lama daripada yang
direncanakan karena timbul banyak masalah baru yang tidak dapat diantisipasi, tidak
diprediksikan sebelumnya. Sementara itu selama pelaksanaan, koordinasi tidak
berjalan secara efektif. Pada saat analisis SWOT dilakukan, masalah yang berkaitan
dengan faktor eksternal telah banyak dibahas. Tetapi pada saat pelaksanaannya faktor
itu banyak sekali dilupakan dan tidak terkontrol. Akibatnya adalah aktivitas organisasi
kadang-kadang terpengaruh oleh faktor eksternal yang tidak terkendali itu sehingga
hasil yang diperoleh tidak seperti yang diinginkan.
2.7 Penelitian Terdahulu
Try (2011) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Strategi Pengembangan
Usaha Jasa Keuangan Syariah di Bidang Agribisnis (Studi Kasus Koperasi Jasa
Keuangan Syariah Berkah Madani Cimanggis, Kota Depok) berkesimpulan,
berdasarkan hasil analisis internal didapatkan bahwa faktor kunci Peluang KJKS
Berkah Madani Cimanggis adalah minat syariah yang semakin besar. Sedangkan
faktor-faktor yang menjadi ancaman bagi pengembangan koperasi di bidang
agribisnis adalah kurangnya kesadaran masyarakat berkoperasi. Dengan demikian,
peluang yang masih dimiliki usahanya dan mengantisipasi ancaman yang mungkin