• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Limbah Uang Kertas Sebagai B (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pemanfaatan Limbah Uang Kertas Sebagai B (1)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN LIMBAH UANG KERTAS SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

Disusun Oleh :

1.Ahmad Gerri Novrian

(NIS : 111210027)

2.Muhammad Rafif Sujatmoko (NIS : 111210016)

SMA PRIBADI DEPOK

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah dengan Judul pemanfaatan limbah uang kertas sebagai

bahan bakar alternatif yang disusun oleh :

1. Ketua TIM

a. Nama : Ahmad Gerri Novrian

b. NIS : 111210027

2. Anggota TIM

a. Nama : Muhammad Rafif Sujatmoko

b. NIS : 111210016

Telah disetujui oleh Pembimbing Karya Tulis Ilmiah dan disyahkan oleh

Kepala SMA PRIBADI Depok.

Pembimbing,

Fendi Rohmawan S.Pd.

Depok,

Ketua Tim,

Ahmad Gerri Novrian

Disyahkan di : Depok

Pada Tanggal :

Kepala SMA Pribadi Depok,

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kehidupan masyarakat yang menggunakan uang kertas sebagai alat pembayaran memicu produksi uang kertas dalam jumlah yang besar. Dari keseluruhan uang kertas yang diproduksi tidak semuanya dapat beredar di masyarakat. Beberapa uang kertas mengalami cacat selama proses pencetakan sehingga uang tersebut berakhir sebagai limbah. Selain itu, uang yang telah beredar di masyarakat juga banyak yang sudah mengalami kerusakan dan harus diganti dengan yang baru, sehingga menambah jumlah limbah uang yang ada. Oleh karena itu dibutuhakan suatu cara untuk menangani masalah penumpukan limbah tersebut.

Dari berbagai macam bahan bakar alternatif yang digunakaan di Indonesia, salah satunya adalah briket. Banyak perusahaaan yang menggunakaan batubara atau kayu bakar. karena suhu pembakarannya yang tinggi dan harganya yang terjangkau karenanya, batubara maupun kayu bakar banyak diminati. Namun, di sisi lain limbah hasil pembakaran batu bara yang berbentuk cair, padat, dan gas sangat sulit di tangani dan membutukan biaya yang tidak sedikit untuk mengolahnya. Penggunaan kayu bakar juga memiliki batasan. Suhu pembakarannya yang lebih rendah dari batubara dan tidak tahan lama mengakibatkan dibutuhkannya lebih banyak kayu bakar dalam penggunaannya.

Di sisi lain, tiap harinya berton-ton limbah dihasilkan dari proses pencetakan uang kertas dalam bentuk briket. Tercatat rata-rata dihasilkan 20 ton perhari limbah dari Jakarta, 2 ton perhari dari Bandung dan dalam jawa di dapat rata-rata 25 ton per hari (PT. Green Line Care,2012). Dengan tingginya jumlah kalor yang terkandung, limbah uang kertas tersebut sangat berpotensi sebagai bahan bakar alternatif yang menjanjikan jika dapat diolah dengan benar (SUCOFINDO, 2011). Dari hal tersebut dapat dilihat keterkaitan antara berlimpahnya limbah uang kertas yang potensial sebagai bahan bakar alternatif dan kebutuhan untuk mengurangi penggunaan batu bara karena dampak buruk yang dihasilkannya atau menggantikan kayu bakar karena bahan pokoknya yang lebih lama lebih sedikitpersediaannya. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk menjadikan limbah uang kertas sebagai bahan bakar alternatif yang dapat bersaing dengan batu bara atau kayu bakar yang "eco-friendly".

(4)

1.2. Perumusan Masalah

1. Bagaimana cara terbaik untuk memproduksi briket limbah uang kertas? 2. Apakah efektifitas briket limbah uang kertas dapat menyaingi batu bara dan

kayu bakar?

3. Apakah nantinya harga briket limbah uang kertas terjangkau dan dapat digunakan secara luas?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Menjelaskan lebih dalam tentang limbah uang kertas dan potensinya.

2. Menentukan cara terbaik dan paling efisien dalam memproduksi bahan bakar alternatif limbah uang kertas.

3. Mencari tahu efektifitas briket limbah uang kertas sebagai bahan bakar alternatif.

1.4. Manfaat penelitian

1. Membantu memberdayakan limbah uang kertas.

2. Membantu mengurangi efek pencemaran lingkungan yang ditimbulkan dari penggunaan batu bara atau kayu bakar.

(5)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Potensi Limbah Uang Kertas

Limbah uang kertas merupakan limbah buangan dari Bank Indonesia berupa uang rusak dan tak layak pakai hasil dari operasi dan sirkulasi uang di seluruh Indonesia. Setiap bulan jumlah limbah uang Bank Indonesia mencapai Rp 1 triliun. Dari jumlah itu, selalu ada uang yang tak layak edar (rusak, robek, lusuh, terpotong, terbakar, dan banyak coretan).

BI mencatat secara nasional jumlah uang yang rusak sejak Januari hingga Oktober 2012 sebanyak Rp 42,4 triliun dengan jumlah 3 miliar lembar. Selama ini seluruh uang yang rusak tersebut dimusnahkan. Pemusnahan uang tidak hanya untuk uang yang rusak tetapi juga yang tidak layak, yang telah dicabut dari peredaran, dan tidak lagi mempunyai manfaat ekonomi (Bank Indonesia, 2013).

Inilah potensi yang sangat menggiurkan untuk dijadikan briket pengganti bahan bakar industri semacam minyak bumi dan batubara yang semakin hari semakin menipis.

Briket uang kertas adalah bahan bakar alternatif berupa briket yang dibuat melalui proses pengepresan dengan menggunakan sistem pengepresan sederhana atau manual, dan dengan mesin pres. Bahan dasar pembuatan briket uang kertas adalah Limbah uang kertas, Lem putih PVAc (lem kertas) DAN Lem tepung kanji.

2.2. Batubara Sebagai Bahan Bakar

Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Analisis unsur memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit.

Sementara itu dari tingkat konsumsi batubara, menurut International Energy Agency (IEA) pada 1990 total konsumsi batubara dunia baru mencapai 3.461 juta ton, pada 2007 meningkat menjadi 5.522 juta ton atau meningkat sebesar 59,5%, atau rata-rata 3,5% per tahun dan IEA juga memperkirakan konsumsi batubara dunia akan tumbuh rata-rata 2,6% per tahun antara periode 2005-2015 dan kemudian melambat menjadi rata-rata 1,7% per tahun sepanjang 2015-2030 (IEA, 2007).

(6)

akan meningkat menjadi 29% pada 2030. Sedangkan kontribusinya sebagai pembangkit listrik diperkirakan juga akan meningkat dari 41% pada 2006 menjadi 46% pada 2030. Meningkatnya peran batubara sebagai pemasok energi di masa-masa mendatang membuat industri ini memiliki daya tarik yang sangat besar bagi para investor tak terkecuali di Indonesia.

World Energy Council memperkirakan cadangan batubara dunia terbukti mencapai 847.488 juta ton pada akhir 2007 yang tersebar di lebih dari 50 negara. Berdasarkan kandungan kalorinya, sebesar 50,8% berupa anthracite(kalori sangat tinggi) dan bituminous (kalori tinggi), dan 48,2% berupa sub bituminous (kalori sedang) and lignite(kalori rendah). IEA memperkirakan, dengan tingkat produksi saat ini batubara dunia dapat dieksploitasi setidaknya hingga 133 tahun ke depan, lebih lama dibanding cadangan minyak terbukti dan gas yang diperkirakan hanya dapat dieksploitasi sekitar 42 dan 60 tahun kedepan

Meskipun tersebar di lebih dari 50 negara, sekitar 76,3% cadangan batubara terbukti terkonsentrasi di 5 negara yakni Amerika Serikat (28,6%), Rusia (18,5%), China (13,5%), Australia (9%) dan India (6,7%). Pada 2007 kelima negara ini memberikan kontribusi sebesar 82% terhadap total produksi batubara dunia yang sebesar 5.543 juta ton.

Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut.

1. Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%.

2. Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di Australia.

3. Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus.

4. Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya.

5. Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah.

2.3. Kayu bakar

(7)

secara luas kepada masyarakat. Jika tidak dilakukan, kemungkinan akan menimbulkan ancaman peningkatan degradasi hutan akibat pengambilan kayu yang tidak memperhatikan asas kelestarian seperti yang telah terjadi pada hutan-hutan muda yang dikelola Perhutan-hutani di Jawa.

(8)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 November s.d. 30 Desember 2013. Penelitian ini kami laksanakan di:

1. Laboratorium kimia SMA Pribadi Depok

2. Laboratorium Teknik Kimia Universitas Indonesia

3. Laboratorium Balai Besar Teknologi Energi Puspitek Serpong 3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Dongkrak max 900 kg

2. Plat besi

3. Cetakan briket diameter 4,5 cm 4. Gelas Beaker

Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Limbah uang kertas Bank Indonesia

2. Lem PVCa 3. Tepung tapioca 4. Akuades 5. Batubara

3.3 Cara Kerja Penelitian

3.3.1. Cara Pembuatan Sederhana Briket Limbah uang Kertas

Tabel 1. Komposisi bahan dasar briket limbah uang kertas sampel A dan B.

Untuk hasil yang optimal, dalam penelitian kami membedakan briket uang kertas menjadi dua jenis sampel yang dibuat dengan perbedaan lemnya. Sampel A menggunakan lem tepung kanji, sedangkan sampel B menggunakan lem putih

Sampel Limbah Uang Kertas Lem

A 88.89% 30 g 11.11% 3.75 g

(9)

PVCa. Perbandingan pada table di atas digunakan untuk menghasilkan briket dengan berat yang sama pada setiap sampel yaitu 33.75 g.

Gambar 1. Proses Pembuatan Sederhana Briket Limbah Uang Kertas Cara pembuatan briket uang kertas cukup sederhana. Pertama, campurkan limbah uang kertas dengan lem dan aduk hingga merata. Setelah limbah uang dan lem tercampur merata, limbah uang tersebut dimasukkan ke dalam cetakan berdiameter 4.5 cm. Selanjutnya, briket dipres menggunakan dongkrak. ditekan terhadap besi penahan cetakan. Semua jenis sampel dipres dengan tekanan yang kurang lebih sama. Karena pada dongkrak tidak ada alat pengukur tekanan (ukuran psi), tekanan diketahui dengan cara mengukur panjang regangan dongkrak dengan penggaris dalam centimeter. Lalu, setelah dipres, briket ditunggu terlebih dulu selama 5 menit sebelum dikeluarkan dari alat pengepres. Terakhir, setelah dikeluarkan dari alat pengepres, briket limbah uang dijemur selama kurang lebih 1 hari agar lem mengering.

3.3.2. Cara Pembuatan Briket Limbah Uang Kertas Dengan Mesin.

Selain produksi briket uang kertas dengan cara sederhana, ada juga cara produksi yang lebih efektif namun konsumtif terhadap energi yaitu cara pembuatan dengan menggunakan mesin pengepresan. Mesin pres yang digunakan ini adalah mesin yang biasa digunakan untuk pencetakkan besi atau karet.

(10)

Tabel 2. Komposisi bahan dasar briket limbah uang kertas sampel C.

Sampel Limbah Uang Kertas Lem

C 88.89% 4000g 11.11% 500g

Briket yang dibuat dengan cara ini menggunakan lem PVCa dan dinamai dengan sampel C. jumlah limbah uang dan lem yang digunakan berbeda dari cari pembuatan sederhana namun dengan perbandingan yang sama.

Gambar 2. Proses pembuatan briket limbah uang kertas dengan mesin pres Untuk membuat briket limbah uang kertas, pertama, campurkan limbah uang kertas dengan lem dan aduk hingga merata. Lalu, limbah uang tersebut dimasukkan ke dalam cetakan berdiameter 8cm. Briket dipres menggunakan mesin pres listrik dengan tekanan 1414,39 psi dan suhu 50 C. Briket yang dihasilkan dengan cara ini sudah kering dan siap pakai. Tidak memerlukan lagi proses pengeringan.

3.3.3. Pengujian Proxymate Analysis

Pengujian proxymate analysis dilakukan untuk mengetahui kualitas briket limbah uang dan diuji oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Balai Besar Teknologi Energi (BBTE) Puspiptek, Serpong, Tangerang. Dua briket yang diujikan yaitu briket sampel C yang menggunakan lem PVCa dan sampel A yang menggunakan lem kanji. Standar metode yang digunakan dalam pengujian adalah ASTM D-5142-09. Berikut adalah hal-hal yang diuji:

(11)

3.3.3.1. Moisture/Kelembaban

Kelembaban mempengaruhi proses penyalaan briket. Jika tingkat kelembaban briket rendah, maka kandungan airnya juga sedikit, sehingga untuk menyalakan briket dibutuhkan panas yang lebih sedikit.

3.3.3.2.Ash/Kadar abu

Kadar abu diuji untuk mengetahui hasil sisa pembakaran briket limbah uang kertas. Semakin rendah nilainya, maka semakin efisien pembakaran. Karena menyisakan zat sisa yang sedikit.

3.3.3.3. Volatile matter/Zat terbang

Zolatile matter atau zat terbang adalah kandungan yang terbebaskan pada suhu tinggi tanpa keberadaan oksigen. Jika jumlah volatile matter tinggi pada suatu briket, maka penyalaan dan pembakaran batubara menjadi lebih mudah. 3.3.3.4. Fixed carbon

Pengujian fixed carbon dilakukan untuk mengetahui kadar karbon tetap yang terdapat dalam briket setelah volatile matters dipisahkan dari briket.

3.3.4. Pengujian Ultimate Analysis

Pengujian ultimate analysis bertujuan untuk mengetahui jumlah kandungan zat organik dalam briket seperti karbon, hidrogen, nitrogen, sulfur dan oksigen. Pengujian ini dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Balai Besar Teknologi Energi (BBTE) Puspiptek, Serpong, Tangerang. Dua briket yang diujikan yaitu briket dengan sampel C yang menggunakan lem PVCa dan sampel A yang menggunakan lem kanji. Pengujian dilakukan dengan metode ASTM D-5373-08.

3.3.5. Pengujian Calor Value.

Pengujian ini dilakukan untuk mengukur suhu pembakaran yang dihasilkan oleh briket. Pengujian calor value atau nilai kalor dilakukan oleh Badan

Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Balai Besar Teknologi Energi (BBTE) Puspiptek, Serpong, Tangerang. Standar metode yang digunakan ialah ASTM D-5865-7a.

3.3.6. Pengujian Durasi Pembakaran Batubara Dan Briket Limbah Uang Kertas. Untuk membandingkan lama pembakaran batubara dan briket limbah uang kertas, maka dilakukan sebuah pengujian sederhana selama 1 jam. Briket dan batubara diletakkan di dua wadah khusus yang berbeda. Di sisi wadah tersebut terdapat banyak lubang yang berguna sebagai tempat udara masuk. Lalu keduanya disirami minyak tanah dan kemudian dibakar.

(12)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengamatan pembuatan Briket Limbah Uang Kertas

Briket yang di buat di bedakan menjadi 3 jenis sampel; sampel A, B, dan C. Briket sampel A dibuat dengan menggunakan lem tapioka. Sampel B dibuat dengan menggunakan lem PVCa dan cara pembuatannya sederhana. Sampel C dibuat dengan bahan dasar yang sama dan perbandingan yang sama dengan sampel B, hanya saja cara pembuatannya yang berbeda. Briket sampel C dicetak dengan menggunakan mesin press dengan kekuatan 1414,39 psi. kokohnya briket ditentukan oleh jumlah tekanan pressnya. Dari ketiga briket tersebut, yang paling kokoh adalah briket sampel C.

4.2. Proxymate Analisys

Tabel 3. Data proximate analysis.

Proxymate analysis Sampel A Sampel C

Moisture (%) 6.82 5.26

Ash (%) 4.97 4.74

Volatile matter (%) 76.37 78.27

Fixed carbon (%) 11.84 11.73

Berdasarkan data di atas, sampel C lebih unggul dari sampel A dari sisi tingkat kelembaban (moisture), kadar abu (ash), dan volatile matter. Sampel C lebih mudah untuk dinyalakan karena tingkat kelembaban yang lebih rendah. Sedangkan sampel A unggul dari sisi fixed carbon-nya karena pengaruh penggunaan lem tapioka sebagai perekatnya. Sehingga pembakarannya lebih bagus dibandingkan sampel C.

4.3. Ultimate analysis

Setelah dilakukan pengujian ultimate analysis diketahui kandungan zat organic dari masing-masing sampel.

(13)

Ultimate analysis Sampel A Sampel C

Karbon (%) 4.97 4.74

Hidrogen (%) 5.56 6.10

Nitrogen (%) 0.00 0.00

Total sulphur (%) 0.14 0.18

Oksigen (%) 38.99 37.31

Briket limbah uang kertas sampel A mempunyai kandungan karbon dan oksigen yang lebih tinggi dari sampel C. Sedangkan sampel C unggul di kandungan hidrogen dan sulfurnya.

4.4 Pengujian Calor value

Setelah dilakukan pengujian, diketahui jumlah energi (calor value) yang dapat dihasilkan briket sampel A dan C.

Tabel 5. Data pengujian Calor Value

Jenis sampel Calor value (%)

Sampel A 3791

Sampel C 4066

Dapat dilihat bahwa calor value briket sampel C lebih tinggi dibandingkan sampel A. Jadi energi yang dihasilkan briket sampel C lebih banyak.

4.5. Pengujian Briket Limbah Uang Kertas Dengan Kayu Bakar di Pabrik Briket limbah uang kertas juga sudah diuji oleh PT. Dalam pengujian kali ini briket limbah uang kertas dibandingkan dengan kayu bakar. Selama proses pengeringan daun teh dalam waktu 1 jam, didapat hasil berikut :

(14)

Faktor Kayu bakar Briket limbah uang

Berat 39 kg 13 kg

Suhu 120 °C 175°C฀ 200 °C

Hasil daun teh kering

400 kg 1000 kg

Sumber: PT. ARGO PANGAN, 2013

Data pengujian diatas menunjukkan bahwa briket limbah uang kertas lebih unggul dari kayu bakar. Dengan jumlah yang lebih sedikit, pengeringan dengan menggunakan briket limbah uang kertas mampu memproduksi lebih banyak daun teh kering. 3 kg kayu bakar setara dengan 1 kg briket limbah uang kertas.

4.6. Pengujian Durasi Pembakaran Batubara Dengan Briket Limbah Uang Kertas.

Pengujian durasi pembakaran dilakukan untuk mengetahui stabilnya pembakaran selama 1 jam.

Tabel 7. Durasi pembakaran briket limbah uang kertas dan batubara.

Briket limbah uang Batubara

Berat 1 kg 10kg

Lama pembakaran 1 jam + 30 menit* 1 jam

(15)

4.7. Perbandingan briket limbah uang kertas dan batu bara

Tabel 8. Perbandigan Briket Limbah Uang Kertas dan Batubara.

Parameter of analysis Sampel

Sumber : data batubara dari PT Carsurin Banjarmasin Laboratory , 2013.

Perbandingan di atas menunjukkan bahwa nilai fixed carbon batubara dan jumlah kalornya (calor value) lebih tinggi dibandingkan briket limbah uang kertas. Hal inilah yang menyebabkan pembakaran batubara lebih bagus. Akan tetapi, jumlah volatile matter yang terdapat dalam briket limbah uang kertas lebih rendah. Sehingga memudahkannya untuk dinyalakan. Selain itu kadar abu (ash) briket limbah uang kertas juga jauh lebih rendah. Menjadikannya bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.

Ada juga solusi untuk masalah nilai kalor (calor value) briket limbah uang kertas yang lebih rendah. Nilai tersebut bisa ditingkatkan dengan merendam terlebih dahulu limbah uang kertas di dalam limbah tinta sebelum dicampur dengan perekat. Akan tetapi cara ini belum sempat diuji di laboratorium. Sehingga tidak ada data proxymate analysisdan ultimate analysis-nya.

4.8. Biaya Pembuatan Briket Limbah Uang Kertas

Biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan briket limbah uang kertas: a. Biaya transportasi limbah uang ke pabrik briket di bandung.

b. Biaya alat perlekat PVCa.

c. Biaya listrik sebagai sumber tenaga alat pres. d. Biaya tenaga kerja.

Dengan semua keperluan diatas, kami memperkirakan bahwa briket limbah uang kertas memerlukan biaya sebesar Rp 3000 untuk setiap kilogram yang diproduksi.

4.9. Analisa perbandingan harga

(16)

kayu bakar dan batubara. Berikut adalah harga per kilogram dari ketiga jenis bahan bakar tersebut:

Tabel 9. Perbandingan harga Briket limbah uang kertas, kayu bakar, dan batubara.

Jenis bahan bakar Harga per kg

Briket limbah uang kertas Rp. 3000

Kayu bakar Rp. 500

Batu bara Rp. 500

sumber : harga batubara (PT. Carsurin Bandarmasin, 2013)

Jika data diatas dicocokkan dengan tabel 5, maka didapati bahwa harga untuk 13 kg briket limbah uang kertas adalah Rp 39000 dan untuk 39 kg kayu bakar adalah Rp 19500. Walaupun harganya lebih mahal, 13 kg briket limbah uang kertas dapat menghasilkan 600 kg lebih banyak daun teh kering dibandingkan dengan 39 kg kayu bakar. Berarti dibutuhkan 150% lebih banyak kayu bakar (97.5 kg) dengan harga Rp 48750 untuk mendapatkan hasil yang sama dengan briket limbah uang kertas. Dengan begitu jika dibandingkan dengan kayu bakar, penggunaan briket limbah uang kertas dapat menghemat biaya sebesar 20%.

(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas menyimpulkan bahwa:

1. Briket sampel C adalah briket dengan cara produksi terbaik. Karena pembuatannya praktis dan juga lebih ramah lingkungan. (kadar abu 4.74%)

2. Briket limbah uang kertas unggul dengan kayu bakar dan juga batubara baik dari sisi biaya produksi maupun durasi pembakaran.

3. Penggunaan briket limbah uang kertas untuk keperluan industry dapat menghemat biaya 20% dibandingkan kayu bakar dan 60 % dibandingkan batubara.

5.2. Saran

1. Supaya penelitian ini dapat di manfaatkan untuk mengatasi limbah uang kertas di Indonesia dan Negara-negara lainya.

2. Bisa di gunakaan di perusahaan-perusahaan industri menengah dan besar. 3. Untuk penelitian lebih lanjut mohon di teliti pembuatan briket limbah kertas

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Kementrian ESDM. 2005. Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2005 – 2025. Jakarta.

PT. Carsurin Bandarmasin Laboratory. 2013. Uji proxymate analysis batubara. Banjarmasin.

PT. Green Line Care. 2012. Data limbah uang kertas. Jakarta.

Ridwan , Muhammad, Shnews.co. 2012. Ketika uang limbah jadi berkah. solo. PT. Carsurin Bandarmasin. 2013. Penetapan harga batubara. Banjarmasin. SUCOFINDO. 2011. Measurement inorganic analysis limbah uang kertas.

Bekasi.

(19)

LAMPIRAN

Gambar Briket Sampel C Gambar Mesin Press

Gambar

Tabel 1. Komposisi bahan dasar briket limbah uang kertas sampel A dan B.
Gambar 1. Proses Pembuatan Sederhana Briket Limbah Uang Kertas
Tabel 2. Komposisi bahan dasar briket limbah uang kertas sampel C.
Tabel 3. Data proximate analysis.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian bekerjasama dengan Masyarakat Ilmu Perunggasan Indonesia dan Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.. Effects of binding

Proses dekripsi juga dapat dilakukan dengan memanggil file yang sudah disimpan hasil dari enkripsi yang berisi ciphertext yang mana diawali kita harus menekan

Menentukan nilai kinerja dosen menggunakan metode TOPSIS didasarkan pada konsep bahwa alternatif terpilih yang terbaik tidak hanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal

lebih jelas mengenai pengaruh motivasi dan stres kerja dengan rekan kerja sebagai variabel moderating terhadap kinerja auditor secara menyeluruh. Pada penelitian

Untuk dapat bergabung dengan rumah sakit sebagai staf medis maka dokter atau dokter gigi harus memiliki standar kompetensi yang dibutuhkan, Surat Tanda Registrasi ( STR ) dan Surat

Pada tahap pengolahan data seismik, semua masalah atau parameter dari lapangan akan digunakan untuk diolah dalam perangkat lunak tertentu dengan tujuan untuk menghasilkan

Halaman ini berisi Halaman tambah penjualan digambarkan pada Gambar 5.14 Halaman admin customer berfungsi untuk mengetahui data customer yang sudah melakukan sign in pada website

Menyebarkan cahaya yang datang dari sumber kecil tersebut sehingga meluas (diffuse). Bounce flash dilakukan dengan cara memantulkan flash ke satu bidang yang