• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEBIJAKAN EKONOMI DALAM PEREKON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH KEBIJAKAN EKONOMI DALAM PEREKON"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEBIJAKAN EKONOMI

(FISKAL DAN MONETER) TERHADAP

PEREKONOMIAN KECIL DAN TERBUKA

PAPER DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH MAKROEKONOMI YANG DIBINA OLEH IBU RETNO MARUTI

OLEH :

MUHAMMAD NAAFI’ 133060018157 / 3-C

SPESIALISASI D-III AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA

Jalan Bintaro Raya Sektor V, Tanggerang Selatan

2015

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahu wata’ala. Salawat dan salam kita curahlam kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad Sallallahu-alaihiwasallam, karena atas hidayah-Nyalah paper ini dapat diselesaikan. Paper ini penulis ajukan kepada pembina mata kuliah Makroekonomi Ibu Retno Maruti sebagai tugas remidi untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah ini. Tidak lupa Penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Retno Maruti yang telah memberi penulis kesempatan untuk mendapat tambahan nilai dalam mata kuliah Makroekonomi agar bisa lulus dalam mata kuliah Makroekonomi. Serta penulis mengucapkan terimakasih atas materi yang telah diberikan selama 1 semester ini.

Penulis memohon kepada Ibu dosen khususnya, apabila menemukan kesalahan atau kekurangan dalam paper ini, baik dari segi bahasanya maupun isinya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada pembaca demi lebih baiknya paper yang akan datang serta penulis memohon maaf atas kesalahan tersebut.

Tangerang Selatan, 9 Februari 2015

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perekonomian Indonesia tumbuh sekitar enam persen selama beberapa tahun terakhir namun hal itu mereda dalam 12 bulan terakhir akibat melambatnya permintaan ekspor komoditas, dan kenaikan suku bunga pada 2013 selama terjadinya gejolak pasar. Selain itu tidak stabilnya harga saat ini, kurangnya lapangan pekerjaan, sedikitnya PDB Indonesia, inflasi akibat kenaikan BBM, dan banyaknya pengangguran membuat perekonomian di Indonesia merosot. Untuk menghadapi hal tersebut dibutuhkan adanya kebijakan – kebijakan ekonomi, seperti kebijakan fiscal dan kebijakan moneter.

Kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi dengan mengatur peredaran uang yang ada di masyarakat. Dengan hal ini akan menahan inflasi, mengurangi pengangguran, menjaga stabilitas harga, stabilisasi ekonomi, dan lain - lain. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan. Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.

Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mendapatkan dana dan kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemerintah untuk membelanjakan dananya dalam rangka melaksanakan pembangunan. Atau, kebijakan fiscal adalah kebjakan pemerintah yang berkaitan dengan penerimaan atau pengeluaran Negara. Dari semua unsur APBN dan pajak yang dapat diatur oleh pemerintah dengan kebijakan fiscal. Contoh kebijakan fiskal adalah apabila perekonomian nasional mengalami inflasi, pemerintah dapat mengurangi kelebihan permintaan masyarakat dengan cara memperkecil pembelanjaan dan menaikkan pajak agar tercipta kestabilan lagi. Cara demikian disebut dengan pengelolaan anggaran.

Aplikasi kebijakan fiskal dan kebijakan moneter dalam perkembangannya melahirkan suatu bauran kebijakan yang kemudian menyebabkan berkembangnya kajian-kajian tentang koordinasi kebijakan fiskal dan moneter. Beberapa kajian tentang koordinasi kebijakan tersebut menemukan bahwa, dalam jangka panjang

(4)

kebijakan fiskal dan moneter tidak bertentangan satu sama lain dalam mencapai pertumbuhan ekonomi. Pada kondisi ini tidak diperlukan adanya koordinasi kebijakan. Dalam jangka pendek, tidak adanya koordinasi antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter akan menyebabkan efektivitas kebijakan menjadi berkurang

Karakter ekonomi indonesia ini termasuk dalam kategori Small Open Economy yang berarti bahwa kondisi perekonomian indonesia dipengaruhi tidak hanya karena perekomian di dalam negeri namun juga dipengaruhi oleh perekonomian yang terjadi di negara-negara maju serta beberapa negara yang termasuk negara tujuan ekspor. Itu artinya Indonesia punya tantangan tersendiri untuk berusaha menyeimbangkan pasar keuangan internasional dengan pasar keuangan nasional.

Dengan karakteristik small open economy, Indonesia tidak bisa lepas dari pengaruh percaturan ekonomi global. Kasus Subprime Mortgage yang mengantarkan ekonomi AS ke jurang resesi, juga ikut menggoyang stabilitas ekonomi nasional khususnya di sektor keuangan. Maka dari itu, pemerintah harus memberikan kebijakan – kebijakan bagi Indonesia agar tidak ikut mengalami resesi tersebut. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 memberi banyak pelajaran pada bangsa ini mengenai cara menghadapi gejolak ekonomi. Krisis ini bukan muncul di Indonesia, tapi di Thailand. Rembetan dari Thailand menuju ke sejumlah negara Asia lainnya, termasuk Indonesia telah memberikan efek yang berbeda di masing- masing negara.

(5)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 TEORI YANG DIGUNAKAN

Fenomena ekonomi yang dianalisis harus membutuhkan model atau teori. Fungsi teori disini adalah untuk membantu dalam menjelaskan fenomena – fenomena ekonomi yang terjadi. Model ekonomi makro yang sering digunakan untuk menganalisis bagaimana kebijakan fiskal dan moneter bekerja dalam perekonomian kecil terbuka atau small open economy adalah Model Mundell – Fleming. Model tersebut biasa juga disebut dengan model IS-LM. Dalam model IS-LM, kebijakan fiscal menggunakan instrument pajak dan belanja pemerintah. Sedangkan kebijakan moneter menggunakan instrument jumlah uang beredar (JUB) domestik. Dalam buku Mankiw dikemukakan bahwa Model Mundell-Fleming membuat satu asumsi penting dan ekstrem, yakni model yang diasumsikan dan yang sedang di pelajari adalah perekonomian kecil terbuka dengan aliran modal sempurna.

Pengertian perekonomian kecil terbuka adalah bahwa suatu perekonomian merupakan bagian kecil dari perekonomian dunia, dan dengan sendirinya tidak memiliki dampak yang berarti terhadap tingkat bunga dunia. Dengan mobilitas sempurna, dapat diartikan bahwa penduduk suatu negara dapat memiliki akses penuh ke pasar uang dunia. Karena asumsi mobilitas modal sempurna tersebut, tingkat bunga dalam perekonomaian kecil terbuka (r), harus sama dengan tingkat bunga dunia.

Menurut buku Mankiw dijelaskan bahwa perbedaan tingkat bunga internasional dan domestik disebabkan oleh dua alasan, yang pertama, resiko politik mencerminkan resiko Negara karena sebuah Negara diberi pinjaman dan kedua, perubahan yang diharapkan dalam kurs riil. Ekspektasi bahwa mata uang akan kehilangan nilainya di masa depan akan menyebabkan mata uang itu kehilangan nilainya saat ini. Sehingga tingkat bunga domestik ditentukan oleh tingkat bunga dunia ditambah dengan resiko politik. Perbedaan tingkat bunga akan berpengaruh terhadap perbedaan return asset antarnegara yang kemudian akan mendorong berlangsungnya aliran modal antarnegara, karena perekonomian global memungkinkan berlangsungnya mobilitas modal meskipun tidak secara sempurna.

(6)

2.2 KESEIMBANGAN PASAR BARANG DAN PASAR UANG

Pasar barang dan jasa dijelaskan oleh Model Mundel-Flemming sebagaimana dijelaskan model IS-LM, tetapi ada symbol baru yang ditambahkan untuk ekspor netto. Y = C(Y - T) + I(r) + G + NX(e)

Dari persamaan ini menyatakan bahwa konsumsi bergantung secara positif terhadap disposible income (Y-T). Investasi berhubungan secara negatif dengan tingkat bunga, ekspor netto berhubungan secara negatif dengan kurs (e). Kondisi keseimbangan pasar barang diatas memiliki dua variabel keuangan yang mempengaruhi pengeluaran pada barang dan jasa, namun situasinya dapat disederhanakan menggunakan asumsi mobilitas modal sempurna.

Pasar uang ditunjukkan oleh Model Mundel-Flemming dengan persamaan dari model IS-LM M/P = L(r, Y)

Dari persamaan ini dijelaskan bahwa penawaran keseimbangan uang riil, M/P, sama dengan permintaan, L(r, Y). permintaan terhadap keseimbangan uang riil bergantung secara negative pada tingkat bunga dan positif pada pendapatan Y. Jumlah uang beredar M adalah variabel eksogen yang dikendalikan oleh bank sentral, dank arena model Mundel-Flemming dirancang untuk penganalisisan fluktuasi jangka pendek, maka tingkat harga P diasumsikan tetap secara eksogen.

2.3 PEREKONOMIAN TERBUKA KECIL DENGAN KURS MENGAMBANG

Dalam perekonomian terbuka kecil dengan kurs mengambang, kebijakan fiskal tidak akan mengubah pendapatan nasional karena adanya efek crowding out yang ditimbulkannya. Ekpansi fiskal, misalnya dengan menaikkan pengeluaran pemerintah dan menurunkan pajak akan menggeser kurva IS ke kanan dan kenaikan tersebut mengakibatkan tingkat bunga akan naik. Ketika tingkat bunga dalam negeri lebih tinggi dari tingkat bunga internasional, maka akan terjadi aliran dana masuk (capital inflow). Aliran dana ini akan meningkatkan permintaaan domestik terhadap mata uang dalam negeri di pasar valuta asing, sehingga meningkatkan nilai tukar mata uang domestik. Apresiasi kurs ini membuat mata uang dan harga barang domestik relatif lebih mahal terhadap produk asing, hal ini mengurangi eksport netto. Impor akan naik sehingga hal ini akan membuat kurva IS bergeser lagi kearah kiri dan membuat pendapatan nasional akan turun.

(7)

depresiasi menyebabkan harga relatif barang dan jasa menjadi lebih murah dari pada harga luar negeri. Di sisi lain ekspor juga akan naik dan membuat nilai tukar depresiasi. Depresiasi nilai tukar domestik membuat kebijakan moneter sebagai instrument yang efektif untuk mencapai kesimbangan internal. Kebijakan moneter dalam sistem nilai tukar fleksibel dan dengan aliran modal sempurna merupakan kebijakan yang efektif untuk meningkatkan pendapatan nasional, baik dilakukan secara temporer maupun permanen

2.5 PEREKONOMIAN TERBUKA KECIL DENGAN KURS TETAP

Dalam Kurs tetap, kurs yang berlaku ditentukan oleh bank sentral,. Bank Sentral akan selalu membeli dan mejual mata uang domestk untuk mempertahankan kurs yang diumumkan. Kebijakan fiskal (kurs tetap) akan menggeser kurva IS ke kanan. Tetapi karena Bank Sentral siap mempertukarkan mata uang domestic dengan mata uang asing pada kurs tetap. Pialang dengan cepat menanggapi dengan menjual mata uang asing ke bank sentral sehingga menyebabkan ekpansi moneter otomatis. Kebijakan fiscal mempengaruhi pendapatan agregat dibawah kurs tetap. Tiap usaha ekspansi jumlah uang beredar sia-sia, karena jumlah uang beredar harus menyesuaikan untuk memastikan kurs bertahan pada tingkat yang diumumkannya

Dengan kebijakan moneter, seperti membeli obligasi dari masyarakat, akan menggeser kurva LM ke kanan, yang akan menurunkan kurs. Namun karena bank sentral bertugas memperdagangkan uang asing dan domestic, dan pialang dengan cepat menanggapi perubahan, menyebabkan jumlah uang beredar kembali ke posisi awalnya. Jadi kebijakan moneter tidak berpengaruh di bawah kurs tetap. Jenis kebijakan Moneter dibawah kurs tetap adalah : 1. Devaluasi , penurunan nilai mata uang = menggeser kurva LM ke kanan, memperbesar ekspor neto dan meningkatkan pendapatan 2. Revaluasi, penaikan nilai mata uang = menggeser kurva LM ke kiri, Mengurangi ekspor neto dan mengurangi pendapatan.

(8)

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kebijakan moneter meliputi semua tindakan pemerintah yang bertujuan mempengaruhi jalannya perekonomian melalui penambahan atau pengurangan jumlah uang yang beredar, jumlah uang yang beredar disebut juga penawaran uang (money supply). Sedangkan kebijakan fiskal adalah semua tindakan yang dilakukan pemerintah, bertujuan untuk mempengaruhi jalannya perekonomian melalui penambahan atau pengurangan pengeluaran pemrintah dan atau pajak.

Dalam perekonomian kecil terbuka, model atau teori yang digunakan adalah Model Mundel-Flemming. Hubungan kebijakan fiskal dan moneter dalam sistem nilai tukar mengambang menyimpulkan bahwa kebijakan fiskal akan lebih efektif dalam sistem kurs tetap dan tidak efektif dalam sistem nilai tukar mengambang. Sementara itu, kebijakan moneter akan tidak efektif dalam sistem kurs tetap dan lebih efektif dalam sistem nilai tukar mengambang.

Kebijakan fiscal pada Model Mudel-Flemming menunjukkan bahwa fiscal tidak mempengaruhi pendapatan agregat di bawah kurs mengambang. Apresiasi mata uang disebabkan oleh ekspansi fiskal, yang menurunkan ekspor neto dan menghapus dampak ekspansioner terhadap pendapatan agregat. Kebijakan fiskal memengaruhi pendapatan agregat di bawah kurs tetap.

Kebijakan moneter pada model Mundel-Flemming menunjukkan bahwa kebijakan tersebut tidak memengaruhi pendapatan nasional di bawah kurs tetap. Setiap upaya untuk memperbesar jumlah uang beredar akan menjadi percuma, karena jumlah uang beredar harus disesuaikan untuk menjamin bahwa kurs tetap berada pada tingkat yang diumumkan. Kebijakan moneter memengaruhi pendapatan agregat di bawah kurs mengambang.

Referensi

Dokumen terkait

1. Apakah nama IUPAC dari alkohol dengan rumus struktur berikut: a.. Suatu senyawa memiliki rumus molekul C 4 H 10 O, bila senyawa tersebut direaksikan dengan logam natrium

[r]

Strategi yang diperoleh untuk meningkatkan pemasaran jamur tiram putih ( Pleurotus sp ) di daerah penelitian adalah strategi SO ( Strenghts ± Opportunities ) yaitu

Spence tahun 1977 dałam Anthony dań Ramesh (1992) menunjukkan bahwa perusahaan dapat mencegah masuknya pesaing dengan menciptakan kapasitas dan mengeluarkan banyak

perdagangan luar negeri, maka negara itu.. akan memperoleh sumber daya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas ekstrak daun sirih dan Trichoderma sp dalam menekan pertumbuhan cendawan Fusarium oxysporum f.sp lycopersici

Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pada pengenceran 10 -5 mortalitas walang sangit cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan pengenceran lainnya

Keunggulan dari menggunakan tabel kebutuhan adalah dapat mengetahui kebutuhan nutrisi ternak secara rinci dari kebutuhan berat pakan, PK, SK, TDN, ME, NEm, NEg, Ca, P..