Merasakan Salah Satu Keajaiban Estetika di Gunung Bromo Malang adalah salah satu tujuan wisata populer saat ini. Salah satu daerah wisatanya yang tenar merupakan Gunung Bromo. Gunung Bromo adalah salah satu ciri khas dari Jawa timur hingga hingga anda belum dapat dikatakan pernah ke jawa timur kalau anda belum pernah datang ke Gunung Bromo. Gunung Bromo kecuali mempunyai panorama yang luar awam di sisi gunungnya juga mempunyai ciri khas yang luar awam cantik juga yakni pasir pantai yang mewujudkan lokasi ini kian indah. Tamasya di Gunung Bromo juga tak cuma sebatas memperhatikan panorama gunung berapi aktif dalam jarak yang dekat melainkan juga anda dapat merasakan tamasya lain seperti tamasya berkuda dan yang paling banyak dinantikan ialah liburan memperhatikan sang surya terbit di Gunung Bromo.
Daya Tarik Gunung Bromo
Gunung Bromo berlokasi di tempat di tempat Tengger Jaawa Timur, dimana penduduknya kebanyakan mempunyai agama Hindu, hal inilah yang menyebabkan Gunung Bromo dinamai dengan Bromo yang diambil dari nama salah satu dewa di agama Hindu ialah dewa Brahma. Gunung Bromo memang bukanlah gunung yang mempunyai ukuran terbesar atau terluas akan melainkan gunung ini mempunyai panorama yang demikian itu menakjubkan dan dramatis, sehingga bukan cuma masyarakat Indonesia saja yang terhipnotis dengan estetika gunung ini, namun juga masyarakat mancanegara yang berbondong bondong datang ke Gunung Bromo cuma untuk menyaksikan dan menangkap moment sang surya terbit di Gunung Bromo.
Cerita Rakyat dari Gunung Bromo
Kecuali estetika pemandangan yang demikian itu luar biasa, Gunung Bromo juga mempunyai masyarakat lokal yang ramah dan berteman. Dari penduduk lokal anda akan bisa mendengar berjenis-jenis cerita perihal gunung hal yang demikian salah satunya merupakan cerita perihal festival Yadnya Kasada atau Kasodo yang diadakan tiap-tiap tahun sekali dengan persebahan berupa sayuran, ayam, dan uang. Persembahan itu yaitu bahan bahan persembahan yang nantinya akan dibuang ke kawah Gunung Bromo dengan dialamatkan pada dewa.
tak terpaut pada lelaki hal yang demikian. sebab tak mampu menolak rara anteng memberika prasyarat pada laki laki sakti hal yang demikian untuk membikin lautan ditengah tengah pegunungan dalam waktu semalam. Walhasil permintaan hal yang demikian dijalankan oleh laki laki sakti yang jatuh cinta pada rara Anteng. Malam belum berakhir namun lautan yang dipinta oleh rara Anteng telah akan selesai. Kemudian rara ANteng mengerjakan tipuan agar lelaki sakti hal yang demikian merasa gagal merupakan dengan membangunkan wanita wanita supaya seketika menumbuk padi sehingga hari seakan akan telah pagi. Sebab sebal sang lelaki melemparkan alat nya yang diaplikasikan untuk membikin lautan yang berupa tempurung raksasa yang kemudian menjadi gunung Tempurung, serta lautan yang hampir selesai itu sekarang dinamai dengan segara wedi atau lautan pasir karen abelum sempat diisi dengan air.
Sepeninggalan lelaki sakti hal yang demikian rara Anteng berjumpa dengan Joko Seger, singkat cerita mereka hasilnya menikah tapi tak dikaruniai si kecil. Sebab putus cita-cita rara Anteng dan Joko seger besemedi supaya dikaruniai si kecil oleh sang dewa, kesudahannya kemauan mereka dipenuhi dan mereka dikaruniai 25 si kecil dengan persyaratan mereka sepatutnya mengorbankan buah hati bungsu ke kawah gunung bromo. Melainkan naluri ibu dari rara Anteng tak membiarkan hal itu terjadi dan hasilnya dia mengingkari komitmennya pada dewa, sang dewa geram dan melibas segala keluarga rara Anteng ke dalam api gunung Bromo. Mulai dikala itulah diawali festifal kesodo untuk memberikan persembahan supaya dewa tak naik pitam lagi.
Wisata ke Gunung Bromo bersama Bromokita Tour Travel