Ayat Qur’an dan
Al-Hadits Yang Berhubungan
Dengan Lingkungan
R A T N A T I A R A W I N A TA
1 3 0 2 0 1 4 0 8 5
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Lingkungan
Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas
YARSI Jakarta
Di dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat dijelaskan bahwa Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Agama melalui kitab sucinya memberikan petunjuk-petunjuk Ketuhanan yang merupakan salah satu bentuk kontrol moral bagi manusia dalam menjalani peranannya di muka bumi. Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam memiliki peranan penting dalam memberikan pedoman dasar UU Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam.
Islam sebagaimana yang terkandung dalam dalil-dalil normatif seperti Al-Qur’an & Al-Hadits memuat sejumlah aspek dan tujuan perbaikan lingkungan yang memberikan petunjuk sebagai pedoman dasar dalam pembentukan UU yang mengatur tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Aspek yang dimaksud tertera dalam kolom berikut ini :
Tujuan Al-Qur’an Al-Hadits Undang-Undang
Keterangan : Doktrin yang tercantum di atas sekedar sampel, masih banyak dalil-dalil dan juga undang-undang yang mengatur mengenai lingkungan.
1. Pemeliharaan Lingkungan Hidup
ننمم ببيرمقن همللنلا ةنمنححرن نلنإم اععمنطنون افعوحخن ههوعهدحاون اهنحملصحإم دنعحبن ضمرحلا يفم اودهسمفحته لون
ننينمسمححمهلحا
Artinya: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut dan harapan. Sesungguhnya Allah amat dekat kepada orang yang berbuat baik.” (QS. Al-A’raf ayat 56)
Berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan, Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita tentang beberapa hal, diantaranya agar melakukan penghijauan, melestarikan kekayaan hewani dan hayati, dan lain sebagainya. Salah satu konsep pelestarian lingkungan dalam Islam adalah perhatian akan penghijauan dengan cara menanam dan bertani. Nabi Muhammad saw menggolongkan orang-orang yang menanam pohon sebagai shadaqah. Hal ini diungkapkan secara tegas dalam dalam hadits Rasulullah saw, yang berbunyi :
همللنلا لهوسهرن لناقن
e
وحأن ربيحطن ههنحمم لهكهأحينفن اععرحزن عهرنزحين وحأن اسعرحغن سهرمغحين مملمسحمه نحمم امن
ةبقندنصن همبم ههلن نناكن اللنإم ةبمنيهمبن وحأن نباسننحإم
Artinya : “Rasulullah saw bersabda: tidaklah seorang muslim menanam tanaman, kemudian tanaman itu dimakan oleh burung, manusia, ataupun hewan, kecuali baginya dengan tanaman itu adalah sadaqah”. (HR. al-Bukhari dan Muslim dari Anas)
Didalam Pasal 57 ayat (1) UUPPLH disebutkan bahwa salah satu upaya memelihara lingkungan hidup dilakukan melalui pelestarian fungsi atmosfer. Salah satu tindakan pemeliharaan dalam upaya pelestarian fungsi atmosfer dapat dilakukan dengan menanam pepohonan atau bertani seperti yang telah di ajarkan oleh Rasulullah SAW. Sedangkan bagi siapa saja yang berusaha untuk merusak usaha seperti ini dengan cara menebang pohon akan dicelupkan kepalanya ke dalam neraka. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw sebagaimana dalam bagian matan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud, yakni:
رمانلنلا
يفم ههسنأحرنههللنلا بنولنصن ةعرندحسم عنطنقن نحمن
Artinya: “Barang siapa yang menebang pepohonan, maka Allah akan mencelupkannya ke dalam neraka.”
2. Pemanfaatan Lingkungan
Manusia diajarkan untuk hidup serasi dengan alam sekitar, dengan sesama manusia dan dengan Allah SWT. keselamatan dan kesejahteraan manusia tergantung dari keutuhan ekosistem tempat hidupnya. Jika terjadi kerusakan pada ekosistemnya, manusia akan menderita. Karena itu pemanfaatan untuk kebutuhan hidup harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi kerusakan pada ekosistem.
Salah satu sumber kekayaan yang sangat penting untuk dijaga adalah air yang merupakan sumber kehidupan bagi manusia, tumbuh-tumbuhan dan hewan. Air bukanlah komoditas yang bisa tumbuh dan berkembang. Ia tidak sama dengan kekayaan nabati atau hewani, sebab itulah Allah SWT, mengisyaratkan dalam QS. al-Mu’minun (23):
ننورهدماقنلن همبم بماهنذن ىلنعن انلنإمون ضمرحأنلحا يفم ههانلنكنسحأنفن رمدنقنبم ءعامن ءمامنسلنلا ننمم اننلحزننحأنون
Artinya: “Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.”
Ayat tersebut dengan jelas mengingatkan kita agar jangan sekali-kali melakukan tindakan-tindakan kontra produktif, yaitu dengan cara mencemarinya, merusak sumbernya dan lain-lain. Termasuk pula dengan tidak menggunakan air secara berlebih-lebihan (israf), menurut ukuran-ukuran yang wajar. Hal ini sejalan dengan QS. al-An’am (6), yakni:
ننيفمرمسحمهلحا بلهحميه الن ههنلنإم اوفهرمسحته النون
Artinya: “Dan janganlah kalian israf (berlebih-lebihan). Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlaku israf.”
Ayat di atas, didukung juga oleh salah satu hadist, yakni:
اين فهرنسلنلا اذنهن امن لناقنفن أهضلنونتنين ونههون دمعحسنبم رلنمن منللنسنون هميحلنعن مهللنلا ىللنصن يلنبمنلنلا نلنأن
رماجن رمهحنن ىلنعن تننحكه نحإمون محعننن لناقن فبرنسن ءموضهوهلحا يفمأن لناقن دهعحسن
Artinya: “Nabi SAW pernah bepergian bersama Sa’ad bin Abi Waqqas. Ketika Sa’ad berwudhu, Nabi berkata: “Jangan menggunakan air berlebihan”. Sa’ad bertanya: “Apakah menggunakan air juga bisa berlebihan?”. Nabi menjawab: “Ya, sekalipun kamu melakukannya di sungai yang mengalir”.
pelestarian kekayaan SDA. Dalam Pasal 12 UUPPLH disebutkan bahwa pemanfaatan sumber daya alam dilaksanakan berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dengan memperhatikan keberlanjutan proses dan fungsi lingkungan hidup, keberlanjutan produktivitas lingkungan hidup dan keselamatan, mutu hidup, serta kesejahteraan masyarakat.
3. Pencegahan Bencana Lingkungan
Menurut al-Qur’an, kebanyakan bencana di planet bumi disebabkan oleh ulah perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab. Firman Allah swt yang menandaskan hal tersebut adalah QS. al-Rum (30) sebagai berikut :
يذمللنا ضنعحبن محههقنيذميهلم سمانلنلا يدميحأن تحبنسنكن امنبم رمححبنلحاون رلمبنلحا يفم دهاسنفنلحا رنهنظن
ننوعهجمرحين محههللنعنلن اولهممعن
Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar)”
Selanjutnya Allah awt, berfirman di dalam QS. Ali Imran (3):
دميبمعنلحلم مماللنظنبم سنيحلن هنللنلا نلنأنون محكهيدميحأن تحمندلنقن امنبم كنلمذن
Artinya: “(Adzab) yang demikian itu adalah disebabkan perbuatan tanganmu sendiri, dan bahwasanya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba Nya.”
Di abad ini, campur tangan umat manusia terhadap lingkungan semakin meningkat terutama pada beberapa dasawarsa terakhir. Beberapa dari tindakan-tindakan tersebut merusak keseimbangan lingkungan serta keseimbangan interaksi antar elemen-elemennya. Upaya undang-undang dalam mencegah terjadinya kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan dapat kita lihat pada Pasal 14
UUPPLH yang memuat instrumen-instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan