• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desentralisasi dan otonomi daerah. ppt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Desentralisasi dan otonomi daerah. ppt"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

2.

2.

Desentralisasi dan Otonomi

Desentralisasi dan Otonomi

Daerah

Daerah

BSP

(2)

BSP

BSP Perencanaan Keuangan DaerahPerencanaan Keuangan Daerah 22

OTONOMI

DAERAH

DESENTRALISASI

DEMOKRATISASI GOOD

(3)

Klasifikasi Urusan Pemerintahan

Klasifikasi Urusan Pemerintahan

(UU No. 23 Tahun 2014)

(UU No. 23 Tahun 2014)

Pasal 9

Pasal 9

1.

1. Urusan Pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan absolut, Urusan Pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan absolut,

urusan pemerintahan konkuren, dan urusan pemerintahan umum. urusan pemerintahan konkuren, dan urusan pemerintahan umum.

2.

2. Urusan pemerintahan absolut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Urusan pemerintahan absolut sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

adalah Urusan Pemerintahan yang sepenuhnya menjadi adalah Urusan Pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat.

kewenangan Pemerintah Pusat.

3.

3. Urusan pemerintahan konkuren sebagaimana dimaksud pada ayat Urusan pemerintahan konkuren sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) adalah Urusan Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah (1) adalah Urusan Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota.

Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota.

4.

4. Urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan ke Daerah menjadi Urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan ke Daerah menjadi

dasar pelaksanaan Otonomi Daerah. dasar pelaksanaan Otonomi Daerah.

5.

5. Urusan pemerintahan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Urusan pemerintahan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

adalah Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden adalah Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan.

(4)

Klasifikasi Urusan Pemerintahan

Klasifikasi Urusan Pemerintahan

(UU No. 23 Tahun 2014)

(UU No. 23 Tahun 2014)

Pasal 10 ayat 1:

Pasal 10 ayat 1:

1.

1.

Urusan pemerintahan absolut sebagaimana

Urusan pemerintahan absolut sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) meliputi:

dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) meliputi:

a. politik luar negeri;

a. politik luar negeri;

b. pertahanan;

e. moneter dan fiskal nasional; dan

e. moneter dan fiskal nasional; dan

f. agama.

(5)

Klasifikasi Urusan Pemerintahan

Klasifikasi Urusan Pemerintahan

(UU No. 23 Tahun 2014)

(UU No. 23 Tahun 2014)

Pasal 11

Pasal 11

1.

1.

Urusan pemerintahan konkuren sebagaimana di

Urusan pemerintahan konkuren sebagaimana di

maksud dalam Pasal 9 ayat (3) yang menjadi

maksud dalam Pasal 9 ayat (3) yang menjadi

kewenangan Daerah terdiri atas

kewenangan Daerah terdiri atas

Urusan

Urusan

Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan

Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan

Pilihan

Pilihan

.

.

2.

2.

Urusan Pemerintahan Wajib sebagaimana dimaksud

Urusan Pemerintahan Wajib sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) terdiri atas Urusan Pemerintahan

pada ayat (1) terdiri atas Urusan Pemerintahan

yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan

yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan

Urusan Pemerintahan yang tidak berkaitan dengan

Urusan Pemerintahan yang tidak berkaitan dengan

Pelayanan Dasar.

(6)

Klasifikasi Urusan Pemerintahan

Klasifikasi Urusan Pemerintahan

(UU No. 23 Tahun 2014)

(UU No. 23 Tahun 2014)

Pasal 12

Pasal 12

1.

1.

Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan

Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan

Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud dalam

Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 11 ayat (2) meliputi:

c. pekerjaan umum dan penataan ruang;

c. pekerjaan umum dan penataan ruang;

d. perumahan rakyat dan kawasan permukiman;

d. perumahan rakyat dan kawasan permukiman;

e. ketenteraman, ketertiban umum, dan

e. ketenteraman, ketertiban umum, dan

pelindungan masyarakat; dan

pelindungan masyarakat; dan

f. sosial.

(7)

Klasifikasi Urusan Pemerintahan

Klasifikasi Urusan Pemerintahan

(UU No. 23 Tahun 2014)

(UU No. 23 Tahun 2014)

Pasal 13

Pasal 13

1.

1.

Pembagian urusan pemerintahan

Pembagian urusan pemerintahan

konkuren antara Pemerintah Pusat dan

konkuren antara Pemerintah Pusat dan

Daerah provinsi serta Daerah

Daerah provinsi serta Daerah

kabupaten/kota sebagaimana dimaksud

kabupaten/kota sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 9 ayat (3) didasarkan pada

dalam Pasal 9 ayat (3) didasarkan pada

prinsip

prinsip

akuntabilitas, efisiensi, dan

akuntabilitas, efisiensi, dan

eksternalitas, serta kepentingan

eksternalitas, serta kepentingan

strategis nasional.

(8)

Klasifikasi Urusan Pemerintahan

Klasifikasi Urusan Pemerintahan

(9)

3.

3.

Reformasi Keuangan Daerah

Reformasi Keuangan Daerah

serta Siklus dan Prinsip-prinsip

serta Siklus dan Prinsip-prinsip

Manajemen Keuangan Daerah

Manajemen Keuangan Daerah

BSP

(10)

KEUANGAN DAERAH

KEUANGAN DAERAH

Adalah semua hak dan kewajiban

Adalah semua hak dan kewajiban

daerah dalam rangka

daerah dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahan

penyelenggaraan pemerintahan

daerah yg dapat dinilai dgn uang,

daerah yg dapat dinilai dgn uang,

termasuk segala bentuk kekayaan

termasuk segala bentuk kekayaan

yg berhubungan dgn hak dan

yg berhubungan dgn hak dan

kewajiban daerah

(11)

REFORMASI

Keu. Da Kepmendagri

29/2002

Pgrusan, Ptgjwaban, pgwasan KeuDa

Ttcara Pyusunan Anggaran & Belanja Daerah

Pengelolaan Keuangan Daerah

(12)

REFORMASI III

REFORMASI III

(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)

PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN

PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN

KEUANGAN DAERAH

KEUANGAN DAERAH

TRANSPARANSI,

TRANSPARANSI,

seluruh anggota masyarakat

seluruh anggota masyarakat

memiliki hak & akses yg sama utk mengetahui

memiliki hak & akses yg sama utk mengetahui

proses anggaran & pengelolaan keuangan

proses anggaran & pengelolaan keuangan

daerah

daerah

AKUNTABILITAS

AKUNTABILITAS

, seluruh proses pengelolaan

, seluruh proses pengelolaan

keuangan daerah harus dpt dilaporkan &

keuangan daerah harus dpt dilaporkan &

dipertanggungjawabkan kpd DPRD &

dipertanggungjawabkan kpd DPRD &

Masyarakat

Masyarakat

VALUE FOR MONEY

VALUE FOR MONEY

, menekankan prinsip

, menekankan prinsip

EKONOMI, EFISIENSI, & EFEKTIVITAS.

(19)

Penyediaan Informasi Pemda

Penyediaan Informasi Pemda

(Ps. 391-395)

(Ps. 391-395)

Pemda WAJIB menyediakan dan

Pemda WAJIB menyediakan dan

Mengumumkan informasi Pembangunan

Mengumumkan informasi Pembangunan

dan KEUANGAN Daerah kepada

dan KEUANGAN Daerah kepada

Masyarakat

Masyarakat

Informasi Keuangan

Informasi Keuangan

paling sedikit

paling sedikit

memuat informasi mengenai anggaran,

memuat informasi mengenai anggaran,

pelaksanaan anggaran, dan laporan

pelaksanaan anggaran, dan laporan

keuangan.

(20)

Kegunaan Informasi Keuangan

Kegunaan Informasi Keuangan

Pemda

Pemda

a.

a.

membantu kepala daerah dalam menyusun anggaran Daerah

membantu kepala daerah dalam menyusun anggaran Daerah

dan laporan pengelolaan keuangan Daerah;

dan laporan pengelolaan keuangan Daerah;

b.

b.

membantu kepala daerah dalam merumuskan kebijakan

membantu kepala daerah dalam merumuskan kebijakan

keuangan Daerah;

keuangan Daerah;

c.

c.

membantu kepala daerah dalam melakukan evaluasi kinerja

membantu kepala daerah dalam melakukan evaluasi kinerja

keuangan Daerah;

keuangan Daerah;

d.

d.

membantu menyediakan kebutuhan statistik keuangan Daerah;

membantu menyediakan kebutuhan statistik keuangan Daerah;

e.

e.

mendukung keterbukaan informasi kepada

mendukung keterbukaan informasi kepada

masyarakat;

masyarakat;

f.

f.

mendukung penyelenggaraan sistem informasi keuangan Daerah

mendukung penyelenggaraan sistem informasi keuangan Daerah

secara nasional; dan

secara nasional; dan

g.

(21)

PERENCANAAN

PERENCANAAN

KEUANGAN PEMERINTAH

KEUANGAN PEMERINTAH

DAERAH

(22)

Pendekatan Perencanaan Pembangunan

Pendekatan Perencanaan Pembangunan

1.

1.

Pendekatan teknokratis menggunakan

Pendekatan teknokratis menggunakan

metode dan kerangka berpikir ilmiah

metode dan kerangka berpikir ilmiah

untuk mencapai tujuan dan sasaran

untuk mencapai tujuan dan sasaran

pembangunan Daerah.

pembangunan Daerah.

2.

2.

Pendekatan partisipatif dilaksanakan

Pendekatan partisipatif dilaksanakan

dengan melibatkan berbagai pemangku

dengan melibatkan berbagai pemangku

kepentingan.

(23)

Pendekatan Perencanaan Pembangunan

Pendekatan Perencanaan Pembangunan

3.

3.

Pendekatan politis dilaksanakan dengan

Pendekatan politis dilaksanakan dengan

menerjemahkan visi dan misi kepala daerah

menerjemahkan visi dan misi kepala daerah

terpilih ke dalam dokumen perencanaan

terpilih ke dalam dokumen perencanaan

pembangunan jangka menengah yang dibahas

pembangunan jangka menengah yang dibahas

bersama dengan DPRD.

bersama dengan DPRD.

4.

4.

Pendekatan atas-bawah dan bawah-atas

Pendekatan atas-bawah dan bawah-atas

merupakan hasil perencanaan yang diselaraskan

merupakan hasil perencanaan yang diselaraskan

dalam musyawarah pembangunan yang

dalam musyawarah pembangunan yang

dilaksanakan mulai dari Desa, Kecamatan,

dilaksanakan mulai dari Desa, Kecamatan,

Daerah kabupaten/kota, Daerah provinsi, hingga

Daerah kabupaten/kota, Daerah provinsi, hingga

nasional.

(24)

Dokumen perencanaan

Dokumen perencanaan

pembangunan Daerah terdiri atas:

pembangunan Daerah terdiri atas:

 RPJPD merupakan penjabaran dari visi, misi, arah kebijakan, dan RPJPD merupakan penjabaran dari visi, misi, arah kebijakan, dan

sasaran pokok pembangunan Daerah jangka panjang untuk 20 (dua puluh)

sasaran pokok pembangunan Daerah jangka panjang untuk 20 (dua puluh)

tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPN dan rencana tata

tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPN dan rencana tata

ruang wilayah.

ruang wilayah.

 RPJMD sebagaimana merupakan penjabaran dari visi, misi, dan RPJMD sebagaimana merupakan penjabaran dari visi, misi, dan

program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah

program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah

kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta program

kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta program

Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan

Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan

kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima)

kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima)

tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN.

tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN.

 RKPD sebagaimana merupakan penjabaran dari RPJMD yang memuat RKPD sebagaimana merupakan penjabaran dari RPJMD yang memuat

rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan Daerah,

rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan Daerah,

serta rencana kerja dan pendanaan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun

serta rencana kerja dan pendanaan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun

yang disusun dengan berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah

yang disusun dengan berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah

dan program strategis nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat

(25)

Prosedur Penyusunan APBD

Prosedur Penyusunan APBD

(Ps. 310)

(Ps. 310)

1.

1.

Kepala daerah menyusun KUA dan PPAS

Kepala daerah menyusun KUA dan PPAS

berdasarkan RKPD utk diajukan kepada DPRD untuk

berdasarkan RKPD utk diajukan kepada DPRD untuk

dibahas bersama.

dibahas bersama.

2.

2.

KUA serta PPAS yang telah disepakati kepala daerah

KUA serta PPAS yang telah disepakati kepala daerah

bersama DPRD menjadi pedoman Perangkat Daerah

bersama DPRD menjadi pedoman Perangkat Daerah

dalam menyusun rencana kerja dan anggaran satuan

dalam menyusun rencana kerja dan anggaran satuan

kerja Perangkat Daerah.

kerja Perangkat Daerah.

3.

3.

Rencana kerja dan anggaran (RKA) satuan kerja

Rencana kerja dan anggaran (RKA) satuan kerja

perangkat Daerah disampaikan kepada pejabat

perangkat Daerah disampaikan kepada pejabat

pengelola keuangan Daerah sebagai bahan

pengelola keuangan Daerah sebagai bahan

penyusunan rancangan Perda tentang APBD tahun

penyusunan rancangan Perda tentang APBD tahun

berikutnya.

(26)

Prosedur Penyusunan APBD

Prosedur Penyusunan APBD

(Ps. 311)

(Ps. 311)

4.

4.

Rancangan Perda tentang APBD disertai penjelasan

Rancangan Perda tentang APBD disertai penjelasan

dan dokumen-dokumen pendukungnya yg telah

dan dokumen-dokumen pendukungnya yg telah

disusun kemudian oleh Kepala daerah disampaikan

disusun kemudian oleh Kepala daerah disampaikan

kepada DPRD sesuai dengan waktu yang

kepada DPRD sesuai dengan waktu yang

ditentukan oleh ketentuan peraturan

ditentukan oleh ketentuan peraturan

perundang-undangan untuk memperoleh persetujuan bersama.

undangan untuk memperoleh persetujuan bersama.

5.

5.

Rancangan Perda tersebut dibahas kepala daerah

Rancangan Perda tersebut dibahas kepala daerah

bersama DPRD dengan berpedoman pada RKPD,

bersama DPRD dengan berpedoman pada RKPD,

KUA, dan PPAS untuk mendapat persetujuan

KUA, dan PPAS untuk mendapat persetujuan

bersama.

(27)

Prosedur Penyusunan APBD

Prosedur Penyusunan APBD

(Ps. 314 & 315)

(Ps. 314 & 315)

6.

6. Rancangan Perda Provinsi/Kabupaten/Kota tentang APBD yang telah Rancangan Perda Provinsi/Kabupaten/Kota tentang APBD yang telah

disetujui bersama dan rancangan peraturan gubernur/bupati/walikota

disetujui bersama dan rancangan peraturan gubernur/bupati/walikota

tentang penjabaran APBD sebelum ditetapkan oleh

tentang penjabaran APBD sebelum ditetapkan oleh

gubernur/bupati/walikota, disampaikan kepada Menteri/Gubernur untuk

gubernur/bupati/walikota, disampaikan kepada Menteri/Gubernur untuk

dievaluasi, dilampiri RKPD, serta KUA dan PPAS yang disepakati

dievaluasi, dilampiri RKPD, serta KUA dan PPAS yang disepakati

antara kepala daerah dan DPRD.

antara kepala daerah dan DPRD.

7.

7. Menteri/Gubernur mengevaluasi rancangan Perda Menteri/Gubernur mengevaluasi rancangan Perda

Provinsi/Kabupaten/Kota tentang APBD dan rancangan peraturan

Provinsi/Kabupaten/Kota tentang APBD dan rancangan peraturan

gubernur/bupati/walikota tentang penjabaran APBD untuk menguji

gubernur/bupati/walikota tentang penjabaran APBD untuk menguji

kesesuaian rancangan Perda Provinsi tentang APBD dan rancangan

kesesuaian rancangan Perda Provinsi tentang APBD dan rancangan

peraturan gubernur tentang penjabaran APBD dengan:

peraturan gubernur tentang penjabaran APBD dengan:

a)

a) ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi; ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi; b)

b) kepentingan umum; kepentingan umum; c)

c) RKPD serta KUA dan PPAS; dan RKPD serta KUA dan PPAS; dan d)

(28)

RPJPD Menjadi pedoman perumusan visi, misi, dan program calon kepala daerah.

RPJMD

RKPD

digunakan sebagai instrumen evaluasi penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

menjadi pedoman kepala daerah dalam menyusun KUA serta PPAS. .

(29)

Struktur pendapatan daerah

(30)

Dana Alokasi Umum

Dana Alokasi Umum

(Ps. 290)

(Ps. 290)

DAU suatu Daerah dialokasikan atas dasar CELAH FISKAl.

CELAH FISKAL

KEBUTUHAN FISKAL

(31)

Dana Alokasi Khusus

Dana Alokasi Khusus

(Ps. 292)

(Ps. 292)

DAK merupakan dana dari APBN yg dialokasikan pada Daerah untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.

(32)

UU No. 23/2014 Ps. 294

UU No. 23/2014 Ps. 294

Dana otonomi khusus merupakan dana yg dialokasikan

Dana otonomi khusus merupakan dana yg dialokasikan

kepada Daerah yang memiliki otonomi khusus sesuai

kepada Daerah yang memiliki otonomi khusus sesuai

dengan ketentuan undang-undang mengenai otonomi khusus

dengan ketentuan undang-undang mengenai otonomi khusus

(DKI, Papua, Papua Barat, NAD).

(DKI, Papua, Papua Barat, NAD).

Dana keistimewaan merupakan dana yg dialokasikan kepada

Dana keistimewaan merupakan dana yg dialokasikan kepada

Daerah istimewa sesuai dengan ketentuan undang-undang

Daerah istimewa sesuai dengan ketentuan undang-undang

mengenai keistimewaan (DIY).

mengenai keistimewaan (DIY).

Dana Desa merupakan dana yg dialokasikan oleh Pemerintah

Dana Desa merupakan dana yg dialokasikan oleh Pemerintah

Pusat untuk mendanai penyelenggaraan pemerintahan,

Pusat untuk mendanai penyelenggaraan pemerintahan,

pelaksanaan pembangunan, dan pembinaan

pelaksanaan pembangunan, dan pembinaan

kemasyarakatan, serta pemberdayaan masyarakat Desa

kemasyarakatan, serta pemberdayaan masyarakat Desa

berdasarkan kewenangan dan kebutuhan Desa sesuai

berdasarkan kewenangan dan kebutuhan Desa sesuai

dengan ketentuan undang-undang mengenai Desa.

(33)

Belanja Daerah adalah semua

Belanja Daerah adalah semua

kewajiban Daerah yang

kewajiban Daerah yang

diakui sebagai pengurang nilai

diakui sebagai pengurang nilai

kekayaan bersih dalam

kekayaan bersih dalam

periode tahun anggaran yang

periode tahun anggaran yang

(34)

Pembiayaan adalah setiap

Pembiayaan adalah setiap

penerimaan yang perlu dibayar

penerimaan yang perlu dibayar

kembali dan/atau pengeluaran

kembali dan/atau pengeluaran

yang akan diterima kembali,

yang akan diterima kembali,

baik pada tahun anggaran

baik pada tahun anggaran

yang bersangkutan maupun

yang bersangkutan maupun

pada

tahun-tahun

anggaran

pada

tahun-tahun

anggaran

(35)

UU No. 23/2014 Ps. 300

UU No. 23/2014 Ps. 300

Kepala daerah dpt menerbitkan obligasi

Kepala daerah dpt menerbitkan obligasi

untuk membiayai infrastruktur dan/atau

untuk membiayai infrastruktur dan/atau

investasi yang menghasilkan penerimaan

investasi yang menghasilkan penerimaan

Daerah setelah:

Daerah setelah:

1.

1.

Mendapat persetujuan DPRD;

Mendapat persetujuan DPRD;

2.

2.

Memperoleh pertimbangan dari Mendagri;

Memperoleh pertimbangan dari Mendagri;

3.

(36)

Jenis2 Pengeluaran Pembiayaan

Jenis2 Pengeluaran Pembiayaan

1.

1.

pembayaran cicilan pokok utang yang

pembayaran cicilan pokok utang yang

jatuh tempo;

jatuh tempo;

2.

2.

penyertaan modal Daerah;

penyertaan modal Daerah;

3.

3.

pembentukan dana cadangan; dan/atau

pembentukan dana cadangan; dan/atau

4.

4.

pengeluaran pembiayaan lainnya sesuai

pengeluaran pembiayaan lainnya sesuai

dengan ketentuan peraturan

dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

(37)

Jenis2 Penerimaan Pembiayaan

Jenis2 Penerimaan Pembiayaan

1.

1.

sisa lebih perhitungan anggaran tahun

sisa lebih perhitungan anggaran tahun

sebelumnya;

sebelumnya;

2.

2.

pencairan dana cadangan;

pencairan dana cadangan;

3.

3.

hasil penjualan kekayaan Daerah yang

hasil penjualan kekayaan Daerah yang

dipisahkan;

dipisahkan;

4.

4.

pinjaman Daerah; dan

pinjaman Daerah; dan

5.

5.

penerimaan pembiayaan lainnya sesuai

penerimaan pembiayaan lainnya sesuai

dengan ketentuan peraturan

dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

(38)

PINJAMAN DAERAH

PINJAMAN DAERAH

Pinjaman Jangka Panjang, yg digunakan

Pinjaman Jangka Panjang, yg digunakan

utk membiayai pembangunan sarana &

utk membiayai pembangunan sarana &

prasarana sbg aset daerah

prasarana sbg aset daerah

yg

yg

menghasilkan penerimaan

menghasilkan penerimaan

utk

utk

pembayaran pinjaman tsb., sekaligus

pembayaran pinjaman tsb., sekaligus

memberi manfaat pelayanan umum.

memberi manfaat pelayanan umum.

Pinjaman Jangka Pendek, hanya dlm

Pinjaman Jangka Pendek, hanya dlm

rangka pengelolaan kas daerah

Referensi

Dokumen terkait

PEMBUATAN ALAT EVALUASI PRODUK BUSANA PESTA MODEL DRAPERI Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu |

Selanjutnya saran untuk penelitian berikutnya adalah penelitian ini dapat menjadi acuan bagi penelitian lebih lanjut mengenai latihan yang dapat meningkatkan tinggi

yang sama di seluruh titik yang diukur titik yang diukur dengan menggunakan amperem dengan menggunakan amperemeter. Hal ini eter. Perbedaan ini disebabkan oleh resistor yang

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa faktor waktu oksidasi di dalam dan di luar molen, serta interaksi antara kedua faktor memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata

Apabila ketercapaian kinerja dosen yang bersangkutan telah memenuhi syarat sesuai dengan ketdntuan perundangan, disertai bukti pendukung sesuai laporan yang dibuat maka

Hasil penelitian menunjukkan kualitas fisik air (warna, bau rasa dan suhu) sebelum dan sesudah pengolahan menggunakan dual media dan media campuran menunjukan memenuhi

Fenomena ziarah makam berkembang di masyarakat Islam di dunia sebagai muslim pendirian untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan berdoa di tempat yang tepat dan

Inseminasi buatan telah pula digalakkan atau diperkenalkan oleh FKH IPB, di daerah Pengalengan, Bandung Selatan, bahkan pernah pula dilakukan pameran pedet ( Calf Show ) pertama