2.
2.
Desentralisasi dan Otonomi
Desentralisasi dan Otonomi
Daerah
Daerah
BSP
BSP
BSP Perencanaan Keuangan DaerahPerencanaan Keuangan Daerah 22
OTONOMI
DAERAH
DESENTRALISASIDEMOKRATISASI GOOD
Klasifikasi Urusan Pemerintahan
Klasifikasi Urusan Pemerintahan
(UU No. 23 Tahun 2014)
(UU No. 23 Tahun 2014)
Pasal 9
Pasal 9
1.
1. Urusan Pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan absolut, Urusan Pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan absolut,
urusan pemerintahan konkuren, dan urusan pemerintahan umum. urusan pemerintahan konkuren, dan urusan pemerintahan umum.
2.
2. Urusan pemerintahan absolut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Urusan pemerintahan absolut sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah Urusan Pemerintahan yang sepenuhnya menjadi adalah Urusan Pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat.
kewenangan Pemerintah Pusat.
3.
3. Urusan pemerintahan konkuren sebagaimana dimaksud pada ayat Urusan pemerintahan konkuren sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) adalah Urusan Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah (1) adalah Urusan Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota.
Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota.
4.
4. Urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan ke Daerah menjadi Urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan ke Daerah menjadi
dasar pelaksanaan Otonomi Daerah. dasar pelaksanaan Otonomi Daerah.
5.
5. Urusan pemerintahan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Urusan pemerintahan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden adalah Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan.
Klasifikasi Urusan Pemerintahan
Klasifikasi Urusan Pemerintahan
(UU No. 23 Tahun 2014)
(UU No. 23 Tahun 2014)
Pasal 10 ayat 1:
Pasal 10 ayat 1:
1.
1.
Urusan pemerintahan absolut sebagaimana
Urusan pemerintahan absolut sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) meliputi:
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) meliputi:
a. politik luar negeri;
a. politik luar negeri;
b. pertahanan;
e. moneter dan fiskal nasional; dan
e. moneter dan fiskal nasional; dan
f. agama.
Klasifikasi Urusan Pemerintahan
Klasifikasi Urusan Pemerintahan
(UU No. 23 Tahun 2014)
(UU No. 23 Tahun 2014)
Pasal 11
Pasal 11
1.1.
Urusan pemerintahan konkuren sebagaimana di
Urusan pemerintahan konkuren sebagaimana di
maksud dalam Pasal 9 ayat (3) yang menjadi
maksud dalam Pasal 9 ayat (3) yang menjadi
kewenangan Daerah terdiri atas
kewenangan Daerah terdiri atas
Urusan
Urusan
Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan
Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan
Pilihan
Pilihan
.
.
2.
2.
Urusan Pemerintahan Wajib sebagaimana dimaksud
Urusan Pemerintahan Wajib sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas Urusan Pemerintahan
pada ayat (1) terdiri atas Urusan Pemerintahan
yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan
yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan
Urusan Pemerintahan yang tidak berkaitan dengan
Urusan Pemerintahan yang tidak berkaitan dengan
Pelayanan Dasar.
Klasifikasi Urusan Pemerintahan
Klasifikasi Urusan Pemerintahan
(UU No. 23 Tahun 2014)
(UU No. 23 Tahun 2014)
Pasal 12
Pasal 12
1.
1.
Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan
Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan
Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud dalam
Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 ayat (2) meliputi:
c. pekerjaan umum dan penataan ruang;
c. pekerjaan umum dan penataan ruang;
d. perumahan rakyat dan kawasan permukiman;
d. perumahan rakyat dan kawasan permukiman;
e. ketenteraman, ketertiban umum, dan
e. ketenteraman, ketertiban umum, dan
pelindungan masyarakat; dan
pelindungan masyarakat; dan
f. sosial.
Klasifikasi Urusan Pemerintahan
Klasifikasi Urusan Pemerintahan
(UU No. 23 Tahun 2014)
(UU No. 23 Tahun 2014)
Pasal 13
Pasal 13
1.
1.
Pembagian urusan pemerintahan
Pembagian urusan pemerintahan
konkuren antara Pemerintah Pusat dan
konkuren antara Pemerintah Pusat dan
Daerah provinsi serta Daerah
Daerah provinsi serta Daerah
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (3) didasarkan pada
dalam Pasal 9 ayat (3) didasarkan pada
prinsip
prinsip
akuntabilitas, efisiensi, dan
akuntabilitas, efisiensi, dan
eksternalitas, serta kepentingan
eksternalitas, serta kepentingan
strategis nasional.
Klasifikasi Urusan Pemerintahan
Klasifikasi Urusan Pemerintahan
3.
3.
Reformasi Keuangan Daerah
Reformasi Keuangan Daerah
serta Siklus dan Prinsip-prinsip
serta Siklus dan Prinsip-prinsip
Manajemen Keuangan Daerah
Manajemen Keuangan Daerah
BSP
KEUANGAN DAERAH
KEUANGAN DAERAH
Adalah semua hak dan kewajiban
Adalah semua hak dan kewajiban
daerah dalam rangka
daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan
penyelenggaraan pemerintahan
daerah yg dapat dinilai dgn uang,
daerah yg dapat dinilai dgn uang,
termasuk segala bentuk kekayaan
termasuk segala bentuk kekayaan
yg berhubungan dgn hak dan
yg berhubungan dgn hak dan
kewajiban daerah
REFORMASI
Keu. Da Kepmendagri
29/2002
Pgrusan, Ptgjwaban, pgwasan KeuDa
Ttcara Pyusunan Anggaran & Belanja Daerah
Pengelolaan Keuangan Daerah
REFORMASI III
REFORMASI III
PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN
PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH
KEUANGAN DAERAH
TRANSPARANSI,
TRANSPARANSI,
seluruh anggota masyarakat
seluruh anggota masyarakat
memiliki hak & akses yg sama utk mengetahui
memiliki hak & akses yg sama utk mengetahui
proses anggaran & pengelolaan keuangan
proses anggaran & pengelolaan keuangan
daerah
daerah
AKUNTABILITAS
AKUNTABILITAS
, seluruh proses pengelolaan
, seluruh proses pengelolaan
keuangan daerah harus dpt dilaporkan &
keuangan daerah harus dpt dilaporkan &
dipertanggungjawabkan kpd DPRD &
dipertanggungjawabkan kpd DPRD &
Masyarakat
Masyarakat
VALUE FOR MONEY
VALUE FOR MONEY
, menekankan prinsip
, menekankan prinsip
EKONOMI, EFISIENSI, & EFEKTIVITAS.
Penyediaan Informasi Pemda
Penyediaan Informasi Pemda
(Ps. 391-395)
(Ps. 391-395)
Pemda WAJIB menyediakan dan
Pemda WAJIB menyediakan dan
Mengumumkan informasi Pembangunan
Mengumumkan informasi Pembangunan
dan KEUANGAN Daerah kepada
dan KEUANGAN Daerah kepada
Masyarakat
Masyarakat
Informasi Keuangan
Informasi Keuangan
paling sedikit
paling sedikit
memuat informasi mengenai anggaran,
memuat informasi mengenai anggaran,
pelaksanaan anggaran, dan laporan
pelaksanaan anggaran, dan laporan
keuangan.
Kegunaan Informasi Keuangan
Kegunaan Informasi Keuangan
Pemda
Pemda
a.a.
membantu kepala daerah dalam menyusun anggaran Daerah
membantu kepala daerah dalam menyusun anggaran Daerah
dan laporan pengelolaan keuangan Daerah;
dan laporan pengelolaan keuangan Daerah;
b.
b.
membantu kepala daerah dalam merumuskan kebijakan
membantu kepala daerah dalam merumuskan kebijakan
keuangan Daerah;
keuangan Daerah;
c.
c.
membantu kepala daerah dalam melakukan evaluasi kinerja
membantu kepala daerah dalam melakukan evaluasi kinerja
keuangan Daerah;
keuangan Daerah;
d.
d.
membantu menyediakan kebutuhan statistik keuangan Daerah;
membantu menyediakan kebutuhan statistik keuangan Daerah;
e.
e.
mendukung keterbukaan informasi kepada
mendukung keterbukaan informasi kepada
masyarakat;
masyarakat;
f.
f.
mendukung penyelenggaraan sistem informasi keuangan Daerah
mendukung penyelenggaraan sistem informasi keuangan Daerah
secara nasional; dan
secara nasional; dan
g.
PERENCANAAN
PERENCANAAN
KEUANGAN PEMERINTAH
KEUANGAN PEMERINTAH
DAERAH
Pendekatan Perencanaan Pembangunan
Pendekatan Perencanaan Pembangunan
1.
1.
Pendekatan teknokratis menggunakan
Pendekatan teknokratis menggunakan
metode dan kerangka berpikir ilmiah
metode dan kerangka berpikir ilmiah
untuk mencapai tujuan dan sasaran
untuk mencapai tujuan dan sasaran
pembangunan Daerah.
pembangunan Daerah.
2.
2.
Pendekatan partisipatif dilaksanakan
Pendekatan partisipatif dilaksanakan
dengan melibatkan berbagai pemangku
dengan melibatkan berbagai pemangku
kepentingan.
Pendekatan Perencanaan Pembangunan
Pendekatan Perencanaan Pembangunan
3.
3.
Pendekatan politis dilaksanakan dengan
Pendekatan politis dilaksanakan dengan
menerjemahkan visi dan misi kepala daerah
menerjemahkan visi dan misi kepala daerah
terpilih ke dalam dokumen perencanaan
terpilih ke dalam dokumen perencanaan
pembangunan jangka menengah yang dibahas
pembangunan jangka menengah yang dibahas
bersama dengan DPRD.
bersama dengan DPRD.
4.
4.
Pendekatan atas-bawah dan bawah-atas
Pendekatan atas-bawah dan bawah-atas
merupakan hasil perencanaan yang diselaraskan
merupakan hasil perencanaan yang diselaraskan
dalam musyawarah pembangunan yang
dalam musyawarah pembangunan yang
dilaksanakan mulai dari Desa, Kecamatan,
dilaksanakan mulai dari Desa, Kecamatan,
Daerah kabupaten/kota, Daerah provinsi, hingga
Daerah kabupaten/kota, Daerah provinsi, hingga
nasional.
Dokumen perencanaan
Dokumen perencanaan
pembangunan Daerah terdiri atas:
pembangunan Daerah terdiri atas:
RPJPD merupakan penjabaran dari visi, misi, arah kebijakan, dan RPJPD merupakan penjabaran dari visi, misi, arah kebijakan, dan
sasaran pokok pembangunan Daerah jangka panjang untuk 20 (dua puluh)
sasaran pokok pembangunan Daerah jangka panjang untuk 20 (dua puluh)
tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPN dan rencana tata
tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPN dan rencana tata
ruang wilayah.
ruang wilayah.
RPJMD sebagaimana merupakan penjabaran dari visi, misi, dan RPJMD sebagaimana merupakan penjabaran dari visi, misi, dan
program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah
program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah
kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta program
kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta program
Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan
Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan
kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima)
kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN.
tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN.
RKPD sebagaimana merupakan penjabaran dari RPJMD yang memuat RKPD sebagaimana merupakan penjabaran dari RPJMD yang memuat
rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan Daerah,
rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan Daerah,
serta rencana kerja dan pendanaan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun
serta rencana kerja dan pendanaan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun
yang disusun dengan berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah
yang disusun dengan berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah
dan program strategis nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat
Prosedur Penyusunan APBD
Prosedur Penyusunan APBD
(Ps. 310)
(Ps. 310)
1.1.
Kepala daerah menyusun KUA dan PPAS
Kepala daerah menyusun KUA dan PPAS
berdasarkan RKPD utk diajukan kepada DPRD untuk
berdasarkan RKPD utk diajukan kepada DPRD untuk
dibahas bersama.
dibahas bersama.
2.2.
KUA serta PPAS yang telah disepakati kepala daerah
KUA serta PPAS yang telah disepakati kepala daerah
bersama DPRD menjadi pedoman Perangkat Daerah
bersama DPRD menjadi pedoman Perangkat Daerah
dalam menyusun rencana kerja dan anggaran satuan
dalam menyusun rencana kerja dan anggaran satuan
kerja Perangkat Daerah.
kerja Perangkat Daerah.
3.3.
Rencana kerja dan anggaran (RKA) satuan kerja
Rencana kerja dan anggaran (RKA) satuan kerja
perangkat Daerah disampaikan kepada pejabat
perangkat Daerah disampaikan kepada pejabat
pengelola keuangan Daerah sebagai bahan
pengelola keuangan Daerah sebagai bahan
penyusunan rancangan Perda tentang APBD tahun
penyusunan rancangan Perda tentang APBD tahun
berikutnya.
Prosedur Penyusunan APBD
Prosedur Penyusunan APBD
(Ps. 311)
(Ps. 311)
4.
4.
Rancangan Perda tentang APBD disertai penjelasan
Rancangan Perda tentang APBD disertai penjelasan
dan dokumen-dokumen pendukungnya yg telah
dan dokumen-dokumen pendukungnya yg telah
disusun kemudian oleh Kepala daerah disampaikan
disusun kemudian oleh Kepala daerah disampaikan
kepada DPRD sesuai dengan waktu yang
kepada DPRD sesuai dengan waktu yang
ditentukan oleh ketentuan peraturan
ditentukan oleh ketentuan peraturan
perundang-undangan untuk memperoleh persetujuan bersama.
undangan untuk memperoleh persetujuan bersama.
5.
5.
Rancangan Perda tersebut dibahas kepala daerah
Rancangan Perda tersebut dibahas kepala daerah
bersama DPRD dengan berpedoman pada RKPD,
bersama DPRD dengan berpedoman pada RKPD,
KUA, dan PPAS untuk mendapat persetujuan
KUA, dan PPAS untuk mendapat persetujuan
bersama.
Prosedur Penyusunan APBD
Prosedur Penyusunan APBD
(Ps. 314 & 315)
(Ps. 314 & 315)
6.
6. Rancangan Perda Provinsi/Kabupaten/Kota tentang APBD yang telah Rancangan Perda Provinsi/Kabupaten/Kota tentang APBD yang telah
disetujui bersama dan rancangan peraturan gubernur/bupati/walikota
disetujui bersama dan rancangan peraturan gubernur/bupati/walikota
tentang penjabaran APBD sebelum ditetapkan oleh
tentang penjabaran APBD sebelum ditetapkan oleh
gubernur/bupati/walikota, disampaikan kepada Menteri/Gubernur untuk
gubernur/bupati/walikota, disampaikan kepada Menteri/Gubernur untuk
dievaluasi, dilampiri RKPD, serta KUA dan PPAS yang disepakati
dievaluasi, dilampiri RKPD, serta KUA dan PPAS yang disepakati
antara kepala daerah dan DPRD.
antara kepala daerah dan DPRD.
7.
7. Menteri/Gubernur mengevaluasi rancangan Perda Menteri/Gubernur mengevaluasi rancangan Perda
Provinsi/Kabupaten/Kota tentang APBD dan rancangan peraturan
Provinsi/Kabupaten/Kota tentang APBD dan rancangan peraturan
gubernur/bupati/walikota tentang penjabaran APBD untuk menguji
gubernur/bupati/walikota tentang penjabaran APBD untuk menguji
kesesuaian rancangan Perda Provinsi tentang APBD dan rancangan
kesesuaian rancangan Perda Provinsi tentang APBD dan rancangan
peraturan gubernur tentang penjabaran APBD dengan:
peraturan gubernur tentang penjabaran APBD dengan:
a)
a) ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi; ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi; b)
b) kepentingan umum; kepentingan umum; c)
c) RKPD serta KUA dan PPAS; dan RKPD serta KUA dan PPAS; dan d)
RPJPD Menjadi pedoman perumusan visi, misi, dan program calon kepala daerah.
RPJMD
RKPD
digunakan sebagai instrumen evaluasi penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
menjadi pedoman kepala daerah dalam menyusun KUA serta PPAS. .
Struktur pendapatan daerah
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Umum
(Ps. 290)
(Ps. 290)
DAU suatu Daerah dialokasikan atas dasar CELAH FISKAl.
CELAH FISKAL
KEBUTUHAN FISKAL
Dana Alokasi Khusus
Dana Alokasi Khusus
(Ps. 292)
(Ps. 292)
DAK merupakan dana dari APBN yg dialokasikan pada Daerah untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
UU No. 23/2014 Ps. 294
UU No. 23/2014 Ps. 294
Dana otonomi khusus merupakan dana yg dialokasikan
Dana otonomi khusus merupakan dana yg dialokasikan
kepada Daerah yang memiliki otonomi khusus sesuai
kepada Daerah yang memiliki otonomi khusus sesuai
dengan ketentuan undang-undang mengenai otonomi khusus
dengan ketentuan undang-undang mengenai otonomi khusus
(DKI, Papua, Papua Barat, NAD).
(DKI, Papua, Papua Barat, NAD).
Dana keistimewaan merupakan dana yg dialokasikan kepada
Dana keistimewaan merupakan dana yg dialokasikan kepada
Daerah istimewa sesuai dengan ketentuan undang-undang
Daerah istimewa sesuai dengan ketentuan undang-undang
mengenai keistimewaan (DIY).
mengenai keistimewaan (DIY).