dirangkai seri dan kedua dirangkai parallel. Berdasarkan hasil praktikum dari dua kegiatan, dapat dirangkai seri dan kedua dirangkai parallel. Berdasarkan hasil praktikum dari dua kegiatan, dapat disimpulkan bahwa untuk rangkaian seri kuat arus yang mengalir di setiap titik sama dan tegangannya disimpulkan bahwa untuk rangkaian seri kuat arus yang mengalir di setiap titik sama dan tegangannya berbeda,
berbeda, sedangkan sedangkan untuk untuk rangkaian rangkaian parallel parallel kuat kuat arusnya arusnya berbeda berbeda dan dan tegangan tegangan di di setiap setiap titiknyatitiknya sama. Namun dalam percobaan yang dilakukan ada beberapa data yang tidak sesuai dengan teori sama. Namun dalam percobaan yang dilakukan ada beberapa data yang tidak sesuai dengan teori meskipun secara keseluruan telah sesuai, hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor, seperti kabel meskipun secara keseluruan telah sesuai, hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor, seperti kabel penghubung yang longgar, kesalah
penghubung yang longgar, kesalahan pembacaan skala oleh praktikan pembacaan skala oleh praktikan atau pun kesalahan alat ukur.an atau pun kesalahan alat ukur. Kata kunci
Kata kunci :: Tegangan, Tegangan, Kuat Arus, Kuat Arus, Rangkaian SerRangkaian Seri, Rangkaian i, Rangkaian Paralel, ResistorParalel, Resistor..
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
Gustav Robert Kirchoff adalah seorang fisikawan Jerman yang berkonstribusi pada Gustav Robert Kirchoff adalah seorang fisikawan Jerman yang berkonstribusi pada pemaham
pemahaman an konsep konsep dasar dasar teori teori rangkaian rangkaian listrik, listrik, spektrotoskopi, spektrotoskopi, dan dan emisi emisi radiasi radiasi bendabenda hitam yang dihasilkan oleh benda-benda yang dipanaskan. Ia lahir di Konigsberg, Prusia, 12 hitam yang dihasilkan oleh benda-benda yang dipanaskan. Ia lahir di Konigsberg, Prusia, 12 Maret 1824 dan wafat pada usia 63 tahun di Berlin, Jerman, 17 Oktober 1887. Terdapat tiga Maret 1824 dan wafat pada usia 63 tahun di Berlin, Jerman, 17 Oktober 1887. Terdapat tiga
konsep fisika berbeda yang kemudian dinamai berdasarkan namanya, “hukum Kirchoff”,
konsep fisika berbeda yang kemudian dinamai berdasarkan namanya, “hukum Kirchoff”,
masing-mmasing-masing dalam teori asing dalam teori rangkaian listrik, termodinamika, dan rangkaian listrik, termodinamika, dan spektroskopi.spektroskopi.
Kuat arus didefinisikan sebagai jumlah muatan yang mengalir melalui penampang suatu Kuat arus didefinisikan sebagai jumlah muatan yang mengalir melalui penampang suatu kawat penghantar persatuan waktu. Untuk mengukur kuat arus listrik dalam suatu kawat penghantar persatuan waktu. Untuk mengukur kuat arus listrik dalam suatu penghantar dapat
penghantar dapat dilakukan dengan dilakukan dengan menggunakmenggunakan an amperemeamperemeter. ter. Cara Cara pengukurannypengukurannya a yaituyaitu dengan menghubung
dengan menghubungakan alat ukur akan alat ukur arus lisrtri secara seri arus lisrtri secara seri dengan sumber tegangan listrik.dengan sumber tegangan listrik. Jika berbagai komponen listrik dihubungkan membentuk suatu rangakaian terhadap Jika berbagai komponen listrik dihubungkan membentuk suatu rangakaian terhadap adanya percabangan diantara kutub-kutub sumber ggl, dikatakan bahwa adanya percabangan diantara kutub-kutub sumber ggl, dikatakan bahwa komponen-komponen tersebut terhubung dalam satu rangkaian seri. Elektron-elektron mengalir dari komponen tersebut terhubung dalam satu rangkaian seri. Elektron-elektron mengalir dari kutub negatif sumber arus
kutub negatif sumber arus listrik melalui kabel dan listrik melalui kabel dan masing-mamasing-masing komponen seri berurutansing komponen seri berurutan dan akhirnya kembali ke kutub positif sumber arus listrik. Kuat arus yang mengalir selalu dan akhirnya kembali ke kutub positif sumber arus listrik. Kuat arus yang mengalir selalu sama di setiap titik di
sama di setiap titik di sepanjang rangksepanjang rangkaianaian
Pergerakan muatan atau arus di dalam konduktor dapat diibaratkan air yang mengalir di Pergerakan muatan atau arus di dalam konduktor dapat diibaratkan air yang mengalir di dalam pipa. Agar air mengalir dengan deras maka air harus digerakkan dari potensial tinggi dalam pipa. Agar air mengalir dengan deras maka air harus digerakkan dari potensial tinggi
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial Cancel Anytime.
ke potensial rendah. Begitupun arus listrik, agar arus bergerak dengan cepat, diantara kedua ke potensial rendah. Begitupun arus listrik, agar arus bergerak dengan cepat, diantara kedua kutub harus diberi
kutub harus diberi beda potensial yang tinggbeda potensial yang tinggi. Beda potensial yang menyei. Beda potensial yang menyebabkan arusbabkan arus mengalir biasa disebut dengan tegangan listrik. Tegangan listrik juga dapat didefinisikan mengalir biasa disebut dengan tegangan listrik. Tegangan listrik juga dapat didefinisikan sebagai ukuran untuk kerja yang dibutuhkan untuk memindahkan muauutan melalui elemen. sebagai ukuran untuk kerja yang dibutuhkan untuk memindahkan muauutan melalui elemen. Satuan tagangan adalah volt, dan 1 volt sama dengan 1 Joule/sekon. Tegangan disimbolkan Satuan tagangan adalah volt, dan 1 volt sama dengan 1 Joule/sekon. Tegangan disimbolkan dengan V.
dengan V.
Untuk mengukur beda potensial atau tegangan diantara kedua ujung penghantar, Untuk mengukur beda potensial atau tegangan diantara kedua ujung penghantar, digunakan voltmeter. Penyusunan voltmeter harus secara paralel dengan sumber listrik atau digunakan voltmeter. Penyusunan voltmeter harus secara paralel dengan sumber listrik atau komponen listrik yang akan diukur beda potensialnya. Namun, perlu diperhatikan bahwa komponen listrik yang akan diukur beda potensialnya. Namun, perlu diperhatikan bahwa pada
pada voltmeter voltmeter terdapat terdapat dua dua kutub, kutub, yaitu yaitu kutub kutub negatif negatif dan dan kutub kutub positif positif sehingga sehingga kutub- kutub-kutub ini
kutub ini harus dihubungkan secara bersesuaiaharus dihubungkan secara bersesuaian dengan kutub-kutub n dengan kutub-kutub yang pada rangakaian.yang pada rangakaian.
Adapun tujuan dilakukannya praktikum “Rangkaian Seri dan Paralel” ialah sebagai
Adapun tujuan dilakukannya praktikum “Rangkaian Seri dan Paralel” ialah sebagai
berikut:berikut:
1.
1. Terampil dalam merancang rangkaTerampil dalam merancang rangkaian susunan seri ian susunan seri dan paralel resistor.dan paralel resistor. 2.
2. Terampil dalam menempatkan dan menggunakan basicmeterTerampil dalam menempatkan dan menggunakan basicmeter 3.
3. MembedakMembedakan fungsi an fungsi susunan resistor seri dan paralel.susunan resistor seri dan paralel. 4.
4. MemahamMemahami prii prinsip-prinsip hukum kirchoff.nsip-prinsip hukum kirchoff. 5.
5. MemahamMemahami karakteristik i karakteristik rangkaian seri dan rangkaian seri dan rangkaian paralel resistor.rangkaian paralel resistor.
DASAR TEORI DASAR TEORI
Rangkaian
Rangkaian seri seri adalah adalah salah salah satusatu rangkaian listrikrangkaian listrik yang disusun secara sejajaryang disusun secara sejajar (seri).
(seri). Banyaknya muatan lisrik yang mBanyaknya muatan lisrik yang mengaliengalir tiap r tiap satuan waktu adalah satuan waktu adalah sama di sama di sepanjangsepanjang rangkaian. Jumlah muatan yang mengalir tiap satuan waktu adalah besaran kuat arus, rangkaian. Jumlah muatan yang mengalir tiap satuan waktu adalah besaran kuat arus, sehingga kita mendapati sifat yang khas dari rangkaian seri, yaitu :
sehingga kita mendapati sifat yang khas dari rangkaian seri, yaitu :
“kuat arus di sepanjang
“kuat arus di sepanjang
rangkaian adalah sama.”
rangkaian adalah sama.”
Bila kuat arus pada hambatan R
Bila kuat arus pada hambatan R 11, R , R 22, dan R , dan R 33 berturut-turut I berturut-turut I11, I, I22,I,I33, sedangkan arus rotal, sedangkan arus rotal pada rangk
pada rangkaina disebut I, maaina disebut I, maka :ka :
II11= I= I22=I=I33= I = I ...(1)...(1)
Beda potensial pada masing-masing hambatan dapat dihitung dengan persamaan hukum Beda potensial pada masing-masing hambatan dapat dihitung dengan persamaan hukum Ohm,
Ohm,
V =
V = I R...(2I R...(2)) yang berarti besar hambatan pengganti pada rangkaian seri
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial Cancel Anytime.
Rangakain
Rangakain listrik listrik paralel paralel adalah adalah suatu suatu rangkaian rangkaian listrik, listrik, di di mana mana semua semua input input komponenkomponen berasal dari sum
berasal dari sumber yang samber yang sama.a.
Sifat khas dari rangkaian paralel
Sifat khas dari rangkaian paralel adalah “beda potensial pada
adalah “beda potensial pada
masing-masing-
masing cabang adalah sama.”
masing cabang adalah sama.”
Bila V Bila V11 ada adalah tegangan pada resistor R1 lah tegangan pada resistor R1 , V, V22 adalah adalah pada resispada resistor R tor R 22 dan dan VV33 adalah tegadalah tegangan padangan pada resistor a resistor R R 33 maka maka berlaku berlaku :: V
V11 =V =V22 = V = V33= V ... (5)= V ... (5)
Kalau rangkaian seri berlaku sebagai pembagi tegangan, maka rangkaian paralel berlaku Kalau rangkaian seri berlaku sebagai pembagi tegangan, maka rangkaian paralel berlaku sebagai
sebagai pembapembagi gi arus. Hal arus. Hal ini ini karena sesuai hukum karena sesuai hukum Kirchoff, bahwa Kirchoff, bahwa arus total arus total padapada rangkaian akan dibagi-bagi ke masing-masing cabang maka diperoleh besar hambatan rangkaian akan dibagi-bagi ke masing-masing cabang maka diperoleh besar hambatan pengganti pada
pengganti pada rangkaian trangkaian tersebut adalaersebut adalahh
== ++ ++ ...(6)...(6) METODOLOGI EKSPERIMEN METODOLOGI EKSPERIMEN
Praktikum Rangkaian Seri dan Paralel ini bertujuan agar mahasiswa trampil dalam Praktikum Rangkaian Seri dan Paralel ini bertujuan agar mahasiswa trampil dalam merancang rangkaian seri dan paralel serta menempatkan resistor, membedakan fungsi merancang rangkaian seri dan paralel serta menempatkan resistor, membedakan fungsi karasteristik dan fungsi rangkaian seri dan paralel, serta memahami prinsip hukum
karasteristik dan fungsi rangkaian seri dan paralel, serta memahami prinsip hukum kirchoffkirchoff Pada praktikum ini alat yang digunakan seperti power suplly, resistor dengan nilai yang Pada praktikum ini alat yang digunakan seperti power suplly, resistor dengan nilai yang berbeda, ba
berbeda, basicmeter, dasicmeter, dan kabel pengn kabel penghubung.hubung.
Pada praktikum ini terlebih dahulu ragkaian disusun seperti gambar berikut : Pada praktikum ini terlebih dahulu ragkaian disusun seperti gambar berikut :
(gambar.1.
(gambar.1. susunan susunan seri) seri) (gambar.2. (gambar.2. susunan susunan paralel)paralel)
Pada kegiatan pertama rangkaian disusun seri seperti pada gambar.1, dimana basicmeter Pada kegiatan pertama rangkaian disusun seri seperti pada gambar.1, dimana basicmeter diletakkan pada titik (a) untuk mengukur arus sebelum R
diletakkan pada titik (a) untuk mengukur arus sebelum R 11dan di titik (b) untuk mengukurdan di titik (b) untuk mengukur arus diantara R
arus diantara R 11 dan R dan R 2,2,kemdian di titik (c) untuk mengukur arus setelah R kemdian di titik (c) untuk mengukur arus setelah R 2.2.dan dilakukandan dilakukan pada
pada tegangan tegangan yang yang berbeda. berbeda. Untuk Untuk mengukur mengukur tegangan tegangan pada pada R R 11kutub positif basicmeterkutub positif basicmeter dihubungkan ke titik (a) dan negatif ke titik (b), untuk mengukur tegangan pada R
dihubungkan ke titik (a) dan negatif ke titik (b), untuk mengukur tegangan pada R 22kutubkutub positif basicmeter dihubungkan ke tit
positif basicmeter dihubungkan ke titik (b) ik (b) dan negatif ke dan negatif ke titik (ctitik (c), dan ), dan untuk tegangan totaluntuk tegangan total kutub positif basicmeter dihubungkan ke titik (a) dan negatif ke
kutub positif basicmeter dihubungkan ke titik (a) dan negatif ke titik (c).titik (c).
Pada kegiatan kedua, rangkaian disusun secara paralel seperti pada gambar 2. dimana Pada kegiatan kedua, rangkaian disusun secara paralel seperti pada gambar 2. dimana basicme
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial Cancel Anytime.
basicme
basicmeter ter dihubungkan ke tidihubungkan ke titik (b) tik (b) dan negatif dan negatif ke tke titik (c), itik (c), untuk mengukur tegangan untuk mengukur tegangan padapada R
R 22 kutub positif basicmeter dihubungkan ke titik (d) dan negatif ke titik (e), dan untukkutub positif basicmeter dihubungkan ke titik (d) dan negatif ke titik (e), dan untuk tegangan total kutub positif basicmeter dihubungkan ke titik (b)
tegangan total kutub positif basicmeter dihubungkan ke titik (b) dan negatif ke titik (e).dan negatif ke titik (e).
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan a.
a. Kegiatan Kegiatan 11
Rangkaian seri resistor Rangkaian seri resistor R
R 11= = 5W150RJ 5W150RJ R R 22 = 5W56RJ = 5W56RJ Tabel 1. Rangkaian seri pada
Tabel 1. Rangkaian seri pada resistorresistor N N o o T T e e g g a a n n g g a a n n S S u u m m b b e e r r ( ( V V )
) Kuat Arus Listrik ( Kuat Arus Listrik (mA) mA) TeganganTegangan pd R pd R11 Tegangan Tegangan pd R pd R22 Tegangan Tegangan (V) Total (V) Total Sebelum Sebelum R R 11 Antara R Antara R 11 & R & R 22 Setelah R Setelah R 22 1 1 33
│14 ± 1│
│14 ± 1│ │14 ± 1│
│14 ± 1│
│14 ± 1│
│14 ± 1│ │2,0 ± 0,5│
│2,0 ± 0,5│ │0,5 ± 0,5│
│0,5 ± 0,5│ │3,0 ± 0,5│
│3,0 ± 0,5│
2 2 66│28 ± 1│
│28 ± 1│ │28 ± 1│
│28 ± 1│
│28 ± 1│
│28 ± 1│ │4,0 ± 0,5│
│4,0 ± 0,5│ │1,0 ± 0,5│
│1,0 ± 0,5│ │6,0 ± 0,5│
│6,0 ± 0,5│
3 3 99│42 ± 1│
│42 ± 1│ │42 ± 1│
│42 ± 1│
│42 ± 1│
│42 ± 1│ │6,0 ± 0,5│
│6,0 ± 0,5│ │2,0 ± 0,5│
│2,0 ± 0,5│ │8,5 ± 0,5│
│8,5 ± 0,5│
4 12 4 12│56
│56 ± 1│
± 1│ │56
│56 ± 1│
± 1│
│56
│56 ± 1│
± 1│ │7,5 ± 0,5│
│7,5 ± 0,5│ │3,0 ± 0,5│
│3,0 ± 0,5│ │11,5± 0,5│
│11,5± 0,5│
b. b. Kegiatan Kegiatan 22Rangkaian paralel resistor Rangkaian paralel resistor R
R 11= = 5W56RJ 5W56RJ R R 22 = 5W150RJ = 5W150RJ Tabel 2. Rangkaian paralel resistor
Tabel 2. Rangkaian paralel resistor N N o o T T e e g g a a n n g g a a n n S S u u m m b b e e r r ( ( V V )
) Kuat Arus Listrik ( Kuat Arus Listrik (mA) mA) TeganganTegangan
pd R pd R11 Tegangan Tegangan pd R pd R22 Tegangan Tegangan (V) Total (V) Total Sebelum Sebelum R R 11 Antara R Antara R 11 & R & R 22 Setelah R Setelah R 22 1 1 33 60 ± 1060 ± 10 2200 ± 10± 10 40 ± 1040 ± 10 2,52,5 ± 0,5± 0,5 2,52,5 ± 0,5± 0,5 2,52,5 ± 0,5± 0,5 2 2 66 │130 ± 10││130 ± 10│ │30 ± 10││30 ± 10│ │100 ± 10││100 ± 10│ │5,0 ± 0,5││5,0 ± 0,5│ │5,0 ± 0,5││5,0 ± 0,5│ │5,0 ± 0,5││5,0 ± 0,5│ 3 3 99 │200 ± 10││200 ± 10│ │50 ± 10││50 ± 10│ │140│140 ± 10│± 10│ │8,0 ± 0,5││8,0 ± 0,5│ │6,0 ± 0,5││6,0 ± 0,5│ │6,0 ± 0,5││6,0 ± 0,5│ 4 4 1212 250 ± 10250 ± 10 6600± 10± 10 170± 10170± 10 10,0± 0,510,0± 0,5 10,0± 0,510,0± 0,5 10,0± 0,510,0± 0,5 Analisis Data Analisis Data 1. Rangkaian Seri 1. Rangkaian Seri
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial Cancel Anytime.
b.
b. Analisis DaAnalisis Datata V
VR1R1
= │2,0 ± 0,5
= │2,0 ± 0,5 │V
│V
VVR2R2
= │0,5 ± 0,5
= │0,5 ± 0,5 │ V
│ V
Nilai VNilai VR1R1+ V+ VR2R2, maka ∆V = 2∆V
, maka ∆V = 2∆V1
1atau 2∆V
atau 2∆V2
2 Jadi,Jadi, V
VR1R1+ V+ VR2R2,,
= │2,0 ± 0,5│V + │0,5 ± 0,5│V = │2,5 ± 0,5│V
= │2,0 ± 0,5│V + │0,5 ± 0,5│V = │2,5 ± 0,5│V
Karena nilai VKarena nilai VR1R1+ V+ VR2R2 = = VVTT maka R maka R 11 dan R dan R 22membagi tegangan sumber sehinggamembagi tegangan sumber sehingga dari hukum Ohm :
dari hukum Ohm : V VTT = V = VR1R1+ V+ VR2R2 IITTR R TT = I= I11R R 11 + I+ I11R R 22 Maka, Maka, R R TT = R = R 11 + R + R 22
Untuk Tegangan = 6VU Untuk Tegangan = 6VU
a.
a. Gambar RangkaianGambar Rangkaian
b.
b. Analisis DataAnalisis Data V
VR1R1
= │4,0 ± 0,5
= │4,0 ± 0,5 │V
│V
VVR2R2
= │1,0 ± 0,5 │ V
= │1,0 ± 0,5
│ V
Nilai VNilai VR1R1+ V+ VR2R2, maka ∆V = 2∆V
, maka ∆V = 2∆V1
1atau 2∆V
atau 2∆V2
2 Jadi,Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial Cancel Anytime.
V VTT = V = VR1R1+ V+ VR2R2 IITTR R TT = I= I11R R 11 + I+ I11R R 22 Maka, Maka, R R TT = R = R 11 + R + R 22 Untuk Tegangan = 9V Untuk Tegangan = 9V a.
a. Gambar RangkaianGambar Rangkaian
b.
b. Analisis DataAnalisis Data V
VR1R1
= │6,0 ± 0,5
= │6,0 ± 0,5 │V
│V
VVR2R2
= │2,0 ± 0,5
= │2,0 ± 0,5 │ V
│ V
Nilai VNilai VR1R1+ V+ VR2R2, maka ∆V = 2∆V
, maka ∆V = 2∆V1
1atau 2∆V
atau 2∆V2
2 Jadi,Jadi, V
VR1R1+ V+ VR2R2, = │6,0 ± 0,5│V + │2,0 ± 0,5│V = │8,0 ± 0,5│V
, = │6,0 ± 0,5│V + │2,0 ± 0,5│V = │8,0 ± 0,5│V
Karena nilai VKarena nilai VR1R1+ V+ VR2R2 = V = VTT maka R maka R 11 dan R dan R 22membagi tegangan sumber sehinggamembagi tegangan sumber sehingga dari hukum ohm :
dari hukum ohm : V VTT = V = VR1R1+ V+ VR2R2 IITTR R TT = I= I11R R 11 + I+ I11R R 22 Maka, Maka, R R TT = R = R 11 + R + R 22 Untuk Tegangan = 12V Untuk Tegangan = 12V a.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial Cancel Anytime.
Cancel Anytime. V VR1R1
= │7,5 ± 0,5
= │7,5 ± 0,5 │V
│V
V VR2R2= │3,0 ± 0,5
= │3,0 ± 0,5 │ V
│ V
Nilai VNilai VR1R1+ V+ VR2R2, maka ∆V = 2∆V
, maka ∆V = 2∆V1
1atau 2∆V
atau 2∆V2
2 Jadi,Jadi, V
VR1R1+ V+ VR2R2, = │7,5 ± 0,5│V + │3,0 ± 0,5│V = │10,5 ± 0,5│V
, = │7,5 ± 0,5│V + │3,0 ± 0,5│V = │10,5 ± 0,5│V
Karena nilai VKarena nilai VR1R1 + + VVR2R2 = = VVTT maka R maka R 11 dan R dan R 22 membagi tegangan sumbermembagi tegangan sumber sehingga dari hukum ohm :
sehingga dari hukum ohm : V VTT = V = VR1R1+ V+ VR2R2 IITTR R TT = I= I11R R 11 + I+ I11R R 22 Maka, Maka, R R TT = R = R 11 + R + R 22 2. Rangkaian Paralel 2. Rangkaian Paralel Untuk Tegangan = 3V Untuk Tegangan = 3V a.
a. Gambar Gambar RangkaianRangkaian
b.
b. Analisis DaAnalisis Datata
Dari hasil eksperimen diperoleh : Dari hasil eksperimen diperoleh : IIAA
= │60 ± 10 │mA
= │60 ± 10 │mA
IIBB
= │20 ± 10 │mA
= │20 ± 10 │mA
IIDD= │40 ± 10 │mA
= │40 ± 10 │mA
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial Cancel Anytime.
b.
b. Analisis DaAnalisis Datata
Dari hasil eksperimen diperoleh : Dari hasil eksperimen diperoleh : IIAA
= │130 ± 10 │mA
= │130 ± 10 │mA
IIBB
= │30 ± 10 │mA
= │30 ± 10 │mA
IIDD= │100 ± 10 │mA
= │100 ± 10 │mA
Sehingga ISehingga IAA+ I+ IBB = I = ICC
IIBB+ + IIDD
= │30 ± 10 │mA + │100 ± 10 │mA = │130 ± 10
= │30 ± 10 │mA + │100 ± 10 │mA = │130 ± 10 │mA
│mA
Dengan dmikian maka dapat disimpulkan bahwa IDengan dmikian maka dapat disimpulkan bahwa IBB+ + IIDD = I= IAA..
Atau resistor pada susunan paralel berfungsi sebagai pembagi arus dengan Atau resistor pada susunan paralel berfungsi sebagai pembagi arus dengan persamaa
persamaan:n:
IIBB+ + IIDD = I= IAA, dan hukum Ohm V = IR maka,, dan hukum Ohm V = IR maka,
+ + = =
Karena dari hasil eksperimen V
Karena dari hasil eksperimen VR1R1 = V = VR2R2 = V= VTT maka, maka,
= = + + Untuk Tegangan = 9V Untuk Tegangan = 9V a.
Cancel Anytime.
IICC
= │140 ± 10 │mA
= │140 ± 10 │mA
Sehingga ISehingga IBB+ I+ IDD = I = IAA
IIBB+ + IIDD
= │50 ± 10 │mA + │140 ± 10 │mA = │190 ± 10
= │50 ± 10 │mA + │140 ± 10 │mA = │190 ± 10 │mA
│mA
Dengan dmikian maka dapat disimpulkan bahwa IDengan dmikian maka dapat disimpulkan bahwa IBB+ + IIDD = I= IAA..
Atau resistor pada susunan paralel berfungsi sebagai pembagi arus dengan Atau resistor pada susunan paralel berfungsi sebagai pembagi arus dengan persamaa
persamaan:n:
IIAA+ + IIBB = I= ICC. dan hukum Ohm V = IR maka,. dan hukum Ohm V = IR maka,
+ + = =
Karena dari hasil eksperimen V
Karena dari hasil eksperimen VR1R1 = V = VR2R2 = V= VTT maka, maka,
= = + + Untuk Tegangan = 12V Untuk Tegangan = 12V a.
a. Gambar RangkaianGambar Rangkaian
b.
b. Analisis DaAnalisis Datata
Dari hasil eksperimen diperoleh : Dari hasil eksperimen diperoleh : IIAA==
│250
│250 ± 10 │mA
± 10 │mA
IIBB
= │60
= │60 ± 10 │mA
± 10 │mA
IIDD= │170
= │170 ± 10 │mA
± 10 │mA
Sehingga ITrusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial Cancel Anytime.
PEMBAHASAN PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, terdapat dua kegiatan yang mana prinsip kerja dari keduanya Pada praktikum kali ini, terdapat dua kegiatan yang mana prinsip kerja dari keduanya sama namun dibedakan oleh jenis rangkaiannya. Pada kegiatan pertama, dua buah resistor sama namun dibedakan oleh jenis rangkaiannya. Pada kegiatan pertama, dua buah resistor dirangkai seri sedangkan pada kegiatan kedua disusun paralel.
dirangkai seri sedangkan pada kegiatan kedua disusun paralel.
Dalam kegiatan pertama yang ingin diukur ialah kuat arus dan beda potensial sehingga Dalam kegiatan pertama yang ingin diukur ialah kuat arus dan beda potensial sehingga basicme
basicmeter ter yang yang sebagai sebagai amperemamperemeter eter disusun disusun seri seri dan dan yang yang sebagai sebagai voltmeter voltmeter disusundisusun paralel
paralel dengan hambatan. dengan hambatan. BerdasarkaBerdasarkan n praktikum ini praktikum ini kemudian diperoleh kemudian diperoleh jumlah jumlah kuat kuat arusarus yang sama di seluruh
yang sama di seluruh titik yang diukur titik yang diukur dengan menggunakan amperemdengan menggunakan amperemeter. Hal ini eter. Hal ini tentunyatentunya sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa jumlah arus pada rangkaian seri di seluruh titik sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa jumlah arus pada rangkaian seri di seluruh titik ialah sama (I
ialah sama (Itotaltotal= I= I11 = I= I22), hanya saja tegangannya terbagi sehingga pada praktikum ini pun), hanya saja tegangannya terbagi sehingga pada praktikum ini pun tegangan di tiap titik berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh resistor yang berfungsi tegangan di tiap titik berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh resistor yang berfungsi menghambat tegangan yang melewatinya, dimana daya hambat resistor ini berbeda-beda. menghambat tegangan yang melewatinya, dimana daya hambat resistor ini berbeda-beda. Dapat dilihat pada tabel kegiatan pertama, terdapat perbedaan tegangan ketika di R Dapat dilihat pada tabel kegiatan pertama, terdapat perbedaan tegangan ketika di R 1,1, R R 22 maupun R
maupun R 11 dan R dan R 22. Bila dikaitkan secara teori ini sudah sesuai, karena tegangan pada. Bila dikaitkan secara teori ini sudah sesuai, karena tegangan pada rangkaian seri terbagi sehingga rangkaian seri berfungsi sebagai pembagi tegangan. Akan rangkaian seri terbagi sehingga rangkaian seri berfungsi sebagai pembagi tegangan. Akan tetapi, seharusnya tegangan total yaitu tegangan pada R
tetapi, seharusnya tegangan total yaitu tegangan pada R 11 dan R dan R 22 sama besar dengan tegangan sama besar dengan tegangan sumber yang diberikan power supply,
sumber yang diberikan power supply, karena secara matemkarena secara matematis Vatis Vtt = V = V11+V+V22. Hal semacam ini. Hal semacam ini biasa
biasa terjadi terjadi dalam dalam praktikum, praktikum, dimana dimana penyebabnypenyebabnya a dari dari beberapa beberapa faktor. faktor. Faktor Faktor terbesarterbesar yang terjadi pada praktikum ini ialah kabel penghubung yang beberapa diantaranya longgar yang terjadi pada praktikum ini ialah kabel penghubung yang beberapa diantaranya longgar sehingga tegangan tidak mengalir sepenuhnya ke voltmeter yang telah dipasang, selain itu sehingga tegangan tidak mengalir sepenuhnya ke voltmeter yang telah dipasang, selain itu ada pula faktor l
ada pula faktor lain seperti kesalahan membaca penunain seperti kesalahan membaca penunjukan skala oleh jukan skala oleh praktikan.praktikan.
Sama halnya dengan kegiatan pertama, kegiatan kedua prosedurnya sama dan yang ingin Sama halnya dengan kegiatan pertama, kegiatan kedua prosedurnya sama dan yang ingin diukur pun sama namun dalam bentuk rangkaian paralel. Secara teori, rangkaian paralel diukur pun sama namun dalam bentuk rangkaian paralel. Secara teori, rangkaian paralel berfungsi
berfungsi sebagai sebagai pembagi pembagi arus, arus, artinya artinya arus arus tidak tidak mutlak mutlak sama sama di di setiap setiap titiknya titiknya tetapitetapi dengan tegangan yang sama (V
dengan tegangan yang sama (Vtotaltotal = = VV11 = = VV22). Terbukti dari hasil praktikum ini, diperoleh). Terbukti dari hasil praktikum ini, diperoleh jumlah kuat
Cancel Anytime.
sebagai pembagi tegangan sedangkan rangkaian paralel sebagai pembagi arus. Dalam sebagai pembagi tegangan sedangkan rangkaian paralel sebagai pembagi arus. Dalam rangkaian seri maupun paralel, untuk mengukur tegangan dan kuat arus bisa menggunakan rangkaian seri maupun paralel, untuk mengukur tegangan dan kuat arus bisa menggunakan basicme
basicmeter ter diamana diamana apabila apabila untuk untuk mengukur mengukur kuat kuat arus arus basicmebasicmeter ter disusun disusun seri seri sedangkasedangkann disusun paralel dengan hambatan apabila mengukur tegangan serta penempatannya disusun paralel dengan hambatan apabila mengukur tegangan serta penempatannya bergantung pad
bergantung pada titik yang ingin diukur.a titik yang ingin diukur.
Rangkaian seri dan paralel erat kaitannya dengan hukum Kirchoff, baik hukum pertama Rangkaian seri dan paralel erat kaitannya dengan hukum Kirchoff, baik hukum pertama maupun kedua, yang mana dirumuskan:
maupun kedua, yang mana dirumuskan: Hukum Kirchoff I Hukum Kirchoff I Hukum Kirchoff II Hukum Kirchoff II
Karakteristik rangkaian seri yaitu arusnya sama di setiap titik namun tegangannya beda Karakteristik rangkaian seri yaitu arusnya sama di setiap titik namun tegangannya beda dan tidak bercabang sedangkan karakteristik rangkaian paralel yaitu tegangannya sama dan tidak bercabang sedangkan karakteristik rangkaian paralel yaitu tegangannya sama namun arusnya berbeda dan tentunya memiliki percabangan.
namun arusnya berbeda dan tentunya memiliki percabangan.
REFERENSI REFERENSI
Halliday, David dan
Halliday, David dan Resnick, Robert. 1999. Resnick, Robert. 1999. Fisika Jilid Fisika Jilid 2 Edisi 2 Edisi Ketiga (TerjemahKetiga (Terjemahan).an). Jakarta: Erlangga.
Jakarta: Erlangga. Tipler,
Tipler, Paul Paul A. A. 2001. 2001. Fisika untuk Fisika untuk Sains Sains dan dan Teknik Edisi Teknik Edisi Ketiga Jilid Ketiga Jilid 2 2 (Terjemah(Terjemahan).an). Jakarta: Erlangga.