• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB MAJELIS JEMAAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB MAJELIS JEMAAT"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB MAJELIS JEMAAT DALAM BINGKAI

PELAYANAN GKPS

Pembinaan Majelis Jemaat GKPS Resort Raya Huluan Sabtu, 29 Nopember 2016

====================================================== ==

Parlobeini

Gabe sahalak parhorja ni kuria aima horja na iharosuhkon hita jolma. Halani anggo isobut parhorja ni kuria (Majelis Jemaat), mararti ma ai hita gabe hasoman sahorjani Naibata. Ibere Naibata do kesempatan banta laho mangurupi janah marhorja pakon Tuhan in. Panorang on buei do penafsiran sonai age perdebatan na iparsahapkon itongah-tongah ni kuria pasal hajongjongan ni parhorja ni kuria. Parsahapan das hubani na manungkun hasintongan ‘sonaha Naibata mandilo ampa mamilih hita gabe parhorjaNi’.

Ibagas pardalanan ni Kuria, Parhorja selaku Majelis memiliki kedudukan pakon fungsi na sangat “sentral” tarlobih bani na mengelola/mangatur kegiatan organisasi, administrasi, goluh partonduyon pakon program kerja Jemaat. Jadi ase ulang “Kaku” ibagas horja on, porlu do tangkas pemahamanta pasal ranggian ni tugas pakon fungsi Majelis Jemaat. Gabe Majelis porlu do memiliki “pengaturan kerja “ na berkualitas ibagas Pangidangion ni halani Majelis Jemaat lang songon jabatan lembaga-lembaga lain na adong i dunia on. Tapi Majelis Jemaat aima jabatan panutan, sitiruon bani anggota Kuria baik i masyarakat meliputi moralitas pakon spritualitas, na nidilo, ipilih anjaha isuruh gabe Saksi. Nini Apostel Paulus :” Mangkatahon tarima kasih do ahu bani na margogohi ahu, in ma Kristus Jesus Tuhanta in, ai ihira do ahu hatengeran ni uhur, gabe ipabangkit do ahu bani horja parugason on” (1 Timoteus 1:12). Juak-juak hatengeran ni uhur ni Tuhan do Majelis Jemaat, hatengeran bani na otik, hatengeran homa bani na bahat.

Hatorangan

1. ISE DO PARHORJA NI KURIA GKPS?

Bani Tata Gereja GKPS Pasasl 9 isobut do pasal pelayan – pelayan gerejawi aima:

Setiap Anggota GKPS, sesuai dengan imamat am orang percaya, terpanggil untuk melayani.

“Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib” (1 Petrus 2:9)

Tanpa mengurangi arti dan hakikat imamat am orang percaya, di GKPS ada jabatan pelayan terdiri dari Pendeta, Penginjil, Sintua, Syamas dan Guru Sekolah Minggu. Pendeta, Penginjil dan Sintua adalah jabatan pelayan tahbisan.

“Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus” (Efesus 4:11-12)

Bani Peraturan Rumah Tangga GKPS bab III pasal 13 isobut do pasal Jabatan Pelayan GKPS aima :

Pelayan-pelayan GKPS adalah mereka yang terpanggil menjadi Pendeta, Penginjil, Sintua, Syamas dan Guru Sekolah Minggu.

Tugas umum para pelayan GKPS adalah:

 Memberitakan Firman Tuhan dan mengabarkan Injil.  Mengajarkan Firman Tuhan kepada warga Jemaat.

 Menggembalakan Jemaat sesuai dengan teladan Yesus Kristus.

(2)

 Melaksanakan pelayanan dan perbuatan kasih sesuai dengan teladan Yesus Kristus.

 Membina warga Jemaat menjadi warga yang mandiri, dewasa dan bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab Gereja.

 Membina kemandirian Jemaat dalam bidang keuangan, mengurus dan memelihara harta kekayaan GKPS.

 Membina Jemaat dan warga Jemaat berperan aktif dalam kegiatan oikumenis.

 Membina warga Jemaat menjadi warga negara yang bertanggungjawab.

Secara khusus hubani Sintua pakon Syamas adong do homa tugas na dob iaturhon bani PRT GKPS aima:

Selain tugas umum para pelayan sebagaimana disebut pada Pasal 13 Ayat 2, Sintua bertugas:

 Melaksanakan pelayanan penggembalaan kepada warga Jemaat, khususnya terhadap beberapa keluarga yang ditetapkan menjadi tanggungjawabnya (Jumatanganan).  Mendorong warga Jemaat agar setia menghadiri Kebaktian, Sakramen dan persekutuan

lainnya yang sepatutnya dihadiri oleh orang Kristen.

 Menggembalakan Anggota Siasat dan memberi pengajaran kepada Anggota Persiapan, orangtua yang hendak membaptiskan anaknya dan Katekisasi Sidi (Parguru Manaksihon).

 Memimpin pelayanan ibadah pada Kebaktian Minggu, Kebaktian Hari Besar Gerejawi dan Kebaktian Keluarga (Partonggoan).

Selain tugas umum para pelayan sebagaimana disebut pada Pasal 13 Ayat 2, Syamas bertugas:

 Melaksanakan pelayanan kasih kepada warga Jemaat berkaitan dengan masalah ekonomi, kesehatan, pendidikan dan sosial.

 Mendorong warga Jemaat agar saling topang-menopang dalam suka dan duka.  Mendorong warga Jemaat agar aktip dalam penggalangan dana untuk kebutuhan

pelayanan di GKPS.

 Mempersiapkan sarana prasarana pelaksanaan pelayanan ibadah.

Selain tugas para pelayan sebagaimana disebut pada Pasal 13 Ayat 2, Guru Sekolah Minggu bertugas:

 Memimpin pelaksanaan pelayanan ibadah dan partonggoan Sekolah Minggu.

 Mempersiapkan bahan pengajaran yang kreatif dan dinamis untuk anak Sekolah Minggu.

 Mengajarkan Firman Tuhan kepada anak-anak Sekolah Minggu.

 Membangun komunikasi dengan orangtua dalam rangka mendukung pertumbuhan iman anak Sekolah Minggu.

 Mengingatkan orangtua membawa dan atau menyuruh anaknya mengikuti kebaktian dan kegiatan Sekolah Minggu.

Penyebutan pelayan dalam arti syamas dan sintua selalu dikaitkan dengan peran tugasnya sebagai pelayan atau hamba. Syamas disebut sebagai pelayan Injil atau pelayan Kristus (diakonos kristou) (Kol 1:7).

GKPS menyebut sintua adalah pelayan GKPS yang sebagaimana tugas samas, di samping memiliki tugas umum juga mempunyai tugas yang khusus, misalnya melaksanakan pelayanan penggembalaan kepada anggota jemaat, khususnya kepada anggota keluarga yang ditetapkan menjadi tangggungjawabnya (parjuma tangan) juga menggembalakan anggota siasat dan memberi pengajaran kepada anggota persiapan, orang tua yang hendak membaptiskan anaknya dan Katehisasi Sidi.

(3)

Mereka ini semua adalah laki-laki dan merekalah yang disebut sebagai diakon atau diaken. Dalam PB jabatan diaken bukan hanya untuk laki-laki yang ikut ambil bagian melainkan juga perempuan, misalnya Febe (diakones) yang melayani jemaat Kengkrea (Rom 16:1). Dalam I Timoteus ada penyebutan “istri-istri”. Perkataan istri-istri ini bukan menunjuk kepada istri dari diaken melainkan menunjuk kepada wanita sebagai pelayan yaitu sebagai diakones. Para syamas ini membidangi tugas pelayanan meja atau pelayanan sosial lainnya, seperti pelayaan kepada orang miskin, janda atau orang membutuhkan itu. Satu hal yang perlu kita pahami bahwa diaken ini menurut Justin Martyr bukanlah sosok jabatan percobaan (not a probationary step) dan bukan tahapan jabatan promosi (not a step to promotion). Seperti pemahaman gereja episkopal, tetapi jabatan pelayanan yang baik dalam menyongsong hari Tuhan (bnd. 1 Kor 3:13-14).

Dalam PRT GKPS jabatan syamas di samping memiliki tugas umum (PRT BAB II psl 13) juga memiliki tugas khusus. Beberapa tugas khusus syamas ini ialah melaksanakan pelayanan kasih kepada warga jemaat berkaitan dengan masalah ekonomi, kesehatan, pendidikan sosial dan mendorong warga aktif untuk salign topang menopang dalam suka dan duka, serta mendorong warga agara aktif dalam penggalangan danan untuk kebutuhan pelayanan di GKPS. Serta mempersiapkan sarana prasarana pelaksanaan pelayanan ibadah (bnd. PRT BAB III pasal 18:3 a b c d)). Dari pembagaian tugas ini, syamas sebagai pelayan GKPS memiliki tugas khusus yaitu pelayanan yang berkaitan dengan hal ekonomi, kesehatan, pendidkan dan kebutuhan sosial lainnya. Bahkan bila kita lihat bagaiamann diaken dalam perjanjian Baru, mereka itu meruapkan pelayanan kenabaian dan structural, artinya mereka juga memberikan kritik sosial untuk membangun kemajuan persekutuan di dalam jemaat.

Dengan penjelasan tentang pelayan syamas dan sintua di atas jelas memberi pemahaman bagi kita bahwa peranan dan tugas pelayan serta tanggugnjawab adalah sama. Para pelayan masing-masing dipanggil Tuhan untuk memperlengkapi orang –orang kudus bagi pekerjaan pelayananan dan pembangunan tubuh Kristus (bnd. Ef 4:11-13).

2. Ise do Parhorja ni Kuria (Majelis Jemaat) pakon aha do tugasni ?

Mangihutkon TTG BAB VIII Pasal 22 mangkatahon bahasa Kepengurusan GKPS terdiri dari a, Majelis Jemaat

b, Pengurus Resort c, Pimpinan Pusat

Bani Pasal 23 ihatahon :” Majelis jemaat adalah pelaksana kepengurusan di jemaat yang diangkat dan ditetapkan oleh Pengurus Resort serta bertanggungjawab kepada Sinode Jemaat dan menyampaikan laporan kepada pengurus Resort” (dan kepengurusan yang lebih tinggi sebagai tembusan) Bani BAB IV pasal 23 ayat 1 ihatahon :”Kepengurusan Jemaat adalah Majelis Jemaat yang beranggotakan Sintua, Syamas serta Pendeta dan Penginjil serta ketua-ketua seksi Jemaat, Resort dan Pusat yang bertugas aktif dan terdaftar di jemaat setempat (di Jemaat setempat ibagas arti aima na isobut anggota Majelis Jemaat I Kuria ai)

Mangihutkon PRT GKPS Pasal 23 :2 mangkatahon bahasa sebagai sebuah Kepengurusan I GKPS Majelis Jemaat bertugas untuk :

a. Mempersiapkan rencana kerja (RK) pakon rencana Anggaran penerimaan dan belanja (RAPB) jemaat untuk iajuhon hubani Sinode Jemaat.

b. Mandalankon RK dan RAPB na dob tinotaphon ni Sinode jemaat

c. Padaskon pertanggungjawaban hubani Sinode Jemaat pakon laporan hubani pengurus resort

d. Mangajuhon usul penambahan atap perobahan RK pakon RAPB jemaat hinorhin ni haputusan ni Sinode resort pakon Sinode Bolon untuk mendapat penekanan hubani Sinode jemaat

e. Mangadongkon pengawasan-pengawasan RK pakon RAPB kepengurusan Badan pakon seksi ijemaat

f. Mengajukan usul pembagian wilayah pelayanan na igoran sector domu hubani kebutuhan pelayanan I jemaat.

(4)

kepengurusan i tingkat Jemaat na laho mangatur pakon manlaksanahon sagala na porlu i Jemaat ai romban hubani Tata Gereja & Peraturan Rumah Tangga (PRT)GKPS, haputusan ni Sinode Jemaat, haputusan Sinode Resort pakon haputusan ni Sinode Bolon GKPS atap penugasan ni Pimpinan Pusat. Hataonkon ma, Majelis Jemaat ai ma na mangaturhon ronsi mambobahon Kuria in pasaudkon “tri tugas panggilan dan suruhan Gereja” (marhasadon, marsaksi pakon mangidangi) romban hubani harosuh ni Tuhan simada Kuria in. Halani ai, anggota Majelis Jemaat “lang pitah anggota rapat tumang hansa”, tapi haganup do ibagas hasadaon tanggungjawab kepengurusan. Artini, sedo pitah Pimpinan Majelis Jemaat atap Pengantar Jemaat hansa na ginoran kepengurusan ai, tapi “haganup Majelis Jemaat” do. Majelis Jemaat aima kepengurusan na “kollektif”, sisada horja janah sisada tanggungjawab. Halani ai, bani na laho padoraskon pardalan ni horja pangidangion (pelayanan) i tongah-tongah ni Kuria in, porlu tumang do bahenonta pembagian tugas ni Majelis Jemaat. Marhitei pembagian tugas ai mintor banjei-banjei ma taridah ise-ise na gabe penanggungjawan (haondosan) ni horja pelayanan bani bidang-bidang tertentu. Misalni: bidang diakonia, pembangunan, pandodingon, parmahanion, bidang usaha/parartaon, pakon na legan. Tontu marhitei na dong uraian tugas atap tata kerja ai, lang adong be age sada humbani na ginoran Majelis Jemaat in na mangahapkon atap marpandapot bahasa na pitah Majelis Jemaat ni rapat tumang hansa ia, pitah manimbangi hansa ia dihut, tapi lang dihut anggo mangkorjahon. Marhitei uraian tugas in taridah ma bahasa lang pitah tanggungjawab ni Pimpinan Majelis Jemaat atap Pengantar Jemaat tumang hape hansa horja pelayanan ai.

Sadalan hubani PRT GKPS Bab IV Pasal 24 ayat 1 pakon 2 : “Majelis Jemaat dipimpin oleh Pimpinan Majelis Jemaat yang terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekrtaris dan Bendahara. Ketua dan Wakil Ketua Majelis Jemaat berfungsi sebagai Pengantar Jemaat dan Wakil Pengantar Jemaat”. Ia Pimpinan Majelis Jemaat, songon goranni ai ma hajongjonganni ronsi age horjani pe, aima mamimpin Majelis Jemaat na kollektif nongkan. Lang igoran be sidea “Pimpinan Harian” atap “Pengurus Harian”, tapi “Pimpinan Majelis Jemaat” do. Halani ai lang boi gok bani sidea tumang be hansa keputusan atap mamutushon na porlu siputushonon, tapi maningon bobahonon ni sidea do hubani Majelis Jemaat. Ai ma ase jabatan ai pe “Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris pakon Bendahara” do ipakei, sedo “Kepala”. Janah hubani Majelis Jemaat do Pimpinan Majelis Jemaat ai martanggungjawab pasal kepemimpinanni, sedo hubani Kuria pakon Pengurus Resort. Anggo hubani Kuria pakon Pengurus Resort, haganup do Majelis Jemaat in na gabe sipartanggungjawab.

Dalam rangka kordinasi, maningon adong do homa banta aha na ginoran tata kerja atap pembagian tugas ni Majelis Jemaat pakon Pimpinan Majelis Jemaat na tinotapkon ni Majelis Jemaat bani setiap awal periode (bnd.: PRT GKPS Pasal 26) dengan ketentuan:

a. Pengantar Jemaat pakon Wakil Pengantar Jemaat martugas memimpin pelayanan di Jemaat setempat.

b. Sekretaris Majelis Jemaat martugas pasirsirhon bahan-bahan untuk rapat Majelis Jemaat pakon Sinode Jemaat janah berfungsi sebagai sekretaris (notulis ni) Sinode Jemaat.

c. Bendahara Majelis Jemaat martugas pasirsirhon bahan-bahan untuk rapat Majelis Jemaat pakon Sinode Jemaat bani bidang parduiton (keuangan) pakon pengelolaan harta kekayaan GKPS na dong ibagas penguasaan ni Majelis Jemaat.

Tugas ni Pimpinan Majelis Jemaat do homa mamimpin Sinode Jemaat siotikan 2 x 1 tahun (PRT GKPS Pasal 22 ayat 4), pakon mambobahon rapat ni Majelis Jemaat (siotikan 1 x 3 bulan; bnd.: PRT GKPS Pasal 25 ayat 1), termasuk age laho padomuhon riah (pasadahon pandapot) ni Majelis Jemaat sanggah sidang Majelis Jemaat.

3. Mananda pandiloon gabe parhorja

Nini 1 Petrus 4: 10 ; Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah. Halani ai, sahalak parhorja ni kuria ningon do mangarusi paboa:

(5)

3. Status kita adalah pemberian, Anugerah yang tidak dapat kita rebut atau raih. (Anak Manusia datang tidak untuk dilayani melainkan untuk melayani dan untuk menyerahkan hidupNya sebagai tebusan bagi banyak orang( Markus 10 : 5)

4. Pelayan memiliki otoritas sama seperti Kristus yang memiliki otoritas. Otoritas kita adalah otoritas untuk menjalankan pelayanan, sebagai hamba 5. Seorang pelayan harus memiliki INTEGRITAS dan tidak memiliki “identitas

ganda”

6. Seorang Pelayan: Konsisten, tetap sama dimana saja dan kapan saja ( 1 Petrus 5: 1 – 3)

2. Mambohali diri ibagas mandalankon Tugas pakon Tanggung Jawab

Sahalak pelayan (parhorja/majelis jemaat) lang pitah sekedar sahalak pekerja. Pekerja aima sahalak yang harus melaksanakan tugas dan kewajibannya. Memang ibagas pangarusion on, sahalak pelayan aima sahalak pekerja yang harus melaksanakan tugas dan kewajibannya, bahkan dengan sebaik-baiknya. Hal on boi do terjadi marhitei na isobut Paulus bani Kolosse 3:17).

Artini, manjadi sahalak parhorja ni kuria ibagas na mandalankon tugas pakon tanggung jawabni ningon do terjadi ai ibagas goranni Naibata Bapa, ihorjahon ibagas ketaatan-ta hubani Tuhan Jesus ampa sikapta laho mangusihi Tuhan Jesus.

Sadalan hujai, sikap ni sahalak pelayan aima:

 Lang pitah sekedar memenuhi janji laho mangidangi, tapi terus menerus memperbaharui motivasi ibagas na mangidangi.

 Lang pitah mengikuti aturan ampa prosedur, tapi dihut berperan aktif dalam rangka mambahen aturan ampa prosedur ai sebagai alat laho pataridahkon hadearon ibagas goluh. Ampa mempertajam sensitivitas dompak pelayan ai sandiri ampa dompak sidea na iidangi hita.

 Lang pitah sekedar mengembangkan ketrampilan tapi mengupayakan ampa membulatkan komitmen.

 Lang pitah sekedar mangkorjahon aha na maningon ihorjahon, tapi terus menerus mengembangkan kreativitas.

Domu hubani isini Epesus 4: 11-16 sebagai siihutkon Kristus ipangindo do humbanta: 1. Sirsir menjadi pelayan (ayat 11)

2. Terlibat aktif ibagas horja “memperlengkapi” (pasirsirhon) halak na legan bani horja diakoni ( ayat 12)

3. Sahalak pelayan aima gabe parhasintongan ibagas holong anjaha lambin magodang ibagas haganup (ayat 15).

5. Tugas dan Tanggung Jawab Majelis Jemaat dan Visi – Misi GKPS VISI GKPS MENUJU TAHUN 2030

”Menjadi Gereja Pembawa Berkat dan Kepedulian” “To be a blessing & a caring church” “Gabe Gereja Siboan Pasu-pasu Janah Sari”. (Kejadian 12: 2; Lukas 10: 37)

Misi GKPS Menuju Tahun 2030 :

 Mengembangkan dan memperdalam spiritualitas yang berpusat kepada Allah.

 Melaksanakan persekutuan, kesaksian dan pelayanan secara benar berdasarkan Alkitab.

 Membangun kesetiakawanan, kepedulian sosial dan ekonomi berbasiskan Injil.

 Meningkatkan kecintaan semangat gotong royong di kalangan jemaat dan masyarakat (haroan bolon, sapangambei manoktok hitei).

(6)

Untuk dapat mencapai Visi Tahun 2030, GKPS menetapkan strategi utama dalam rangka menyikapi berbagai pengaruh dan perubahan eksternal yang semakin intensif, ekstensif dan cepat. Strategi Utama GKPS menuju 2030 berpedoman pada empat tahap yang dilakukan secara menyeluruh dengan penekanan atau fokus yang berbeda, yaitu:

3.1 Tahap I (2011 - 2015) : Memperkuat Sinergi Kesaksian.

3.2 Tahap II (2015 – 2020) : Memperkokoh Kualitas Sumberdaya Manusia & Kepemimpinan.

3.3 Tahap III (2020 – 2025) : Membangun Persekutuan dan Pelayanan Yang Berdampak.

3.4 Tahap IV (2025 – 2030) : Memberdayakan Kemandirian & Kepedulian Jemaat.

Secara sederhana strategi utama GKPS menuju tahun 2030 dapat dilihat dalam diagram di bawah ini.

Setiap tahapan perlu dijabarkan dalam kebijakan dan program-program yang memiliki keluaran (output) dengan delapan kriteria kinerja: (1) fokus kepada anggota, (2) kepemimpinan yang kuat, (3) pengelolaan lembaga yang baik, (4) manajemen sumberdaya yang profesional dan (5) mengelola serta menciptakan perubahan-perubahan secara efektif, (6) penyelenggaraan persekutuan yang

menghidupkan, (7) penyelenggaraan kesaksian yang berorientasi seimbang keluar dan ke dalam, (8) penyelenggaraan pelayanan yang berkualitas. Dengan demikian GKPS akan dapat memberikan manfaat (outcome) nyata dan positif bagi lingkungan dimana jemaat GKPS berada serta menyebarkan dampak (impact) positif demi mendorong kemajuan bangsa Indonesia.

Tahap I (2011 – 2015) : Memperkuat Sinergi Kesaksian

Mengacu pada realitas internal GKPS saat ini, agar GKPS mampu menghadapi tantangan eksternal maka dalam periode ini GKPS perlu sungguh-sungguh mengupayakan melalui segala aktivitas yang berorientasi kepada sinergi kesaksian mencakup berbagai aktivitas:

1. Menetapkan dasar teologis yang kokoh dan up to date dalam karya kesaksian keluar dan ke dalam.

2. Mendeteksi ancaman dan peluang yang kongkrit dalam rangka kesaksian:

(7)

2.2. Mengantisipasi kecenderungan gejala-gejala yang akan muncul di tahun mendatang secara jangka pendek (tahunan) dan per wilayah pelayanan GKPS. 3. Mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan yang nyata dalam rangka kesaksian,

melalui:

1.1 Pemantauan (monitoring) dan evaluasi proses dan hasil aktivitas GKPS secara priodik tahunan sebagai alat melihat ke dalam dan mengetahui kelemahan yang perlu dibenahi dan kekuatan yang perlu dikembangkan terus menerus.

1.2 Membuat skenario pembenahan internal dengan prioritas-priotitas yang bertahap menuju pembangunan faktor keunggulan.

4. Mengidentifikasi alternatif metode kesaksian keluar yang relevan dengan kondisi eksternal dan internal GKPS.

5. Memilih dan mengembangkan metode yang paling memberikan dampak yang efektif dengan pengelolaan yang paling efisien.

6. Membangun kelembagaan yang dapat mensinergikan semua potensi GKPS untuk kepentingan kesaksian yang efektif dan efisien.

7. Memanfaatkan semua sumberdaya internal baik yang tangible maupun yang intangible serta semua sumberdaya eksternal (jejaring kerja, mitra, pemerintah dan swasta) secara bijaksana untuk mendukung semua usaha kesaksian keluar.

Pada tahap I (2011-2015) GKPS harus mensosialisasi visi, misi dan strategi utamanya menuju tahun 2030 kepada seluruh stakeholders. Dengan ”bahasa” yang sama maka akan dicapai suatu semangat melangkah bersama menuju masa depan yang dicita-citakan bersama.

Dengan langkah-langkah strategis di atas, pada tahun 2015 diharapkan GKPS secara kelembagaan sudah kuat, kredibel dan profesional dalam melakukan kesaksian.

Tahap II (2015 – 2020) : Memperkokoh Kualitas Sumberdaya Manusia & Kepemimpinan.

Sesudah terjadi sinergi dalam kesaksian, GKPS perlu memperkokoh kualitas sumberdaya manusia dan kepemimpinannya. Hal ini berkaitan dengan poros kekuatan GKPS sebagai lembaga gereja dengan sistem organisasi sinodal, dimana kepemimpinan dan SDM yang unggul dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kelembagaannya. Langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan dalam tahap II (2015 – 2020) adalah mencakup:

1. Menyelenggarakan audit potensi SDM dalam semua jenjang organisasi yang ada di lingkungan GKPS. Diawali dengan pembenahan pusat data SDM GKPS yang mencakup data-data potensi kemampuan intelektual, keterampilan, riwayat pelatihan dan pendidikan dan rekam jejak pelayanan masing-masing personel.

2. Mendeteksi kebutuhan SDM dengan kualifikasi yang cocok dengan kelembagaan GKPS minimal sampai tahun 2020, dengan cara:

2.1 Memprediksi kebutuhan struktur organisasi berbasiskan sasaran strategis lima tahunan yang ditetapkan GKPS. Semangat otonomi dalam koridor sistem sinodal perlu dirumuskan secara bijaksana.

2.2 Menetapkan kultur lembaga berbasiskan Tata Nilai Teologis dan Kekhasan GKPS. 3. Membuat perencanan jangka pendek, menengah dan panjang menyangkut pengadaan, pelatihan, pendidikan dan pengembangan SDM sesuai dengan kebutuhan lembaga GKPS di seluruh jenjang organisasi sampai dengan tahun 2030.

4. Membenahi sistem pengelolaan SDM secara terpadu menyangkut pemotivasian, penghargaan, pengukuran kinerja dan penyiapan pensiun secara bijaksana dengan penuh pertimbangan aspek spiritual, material serta sosial.

5. Menyusun kebijaksanaan pengkaderan kepemimpinan yang seturut dengan kebutuhan GKPS di masa datang minimal sampai dengan 2020.

(8)

7. Memperbarui sistem pengelolaan SDM dan pengembangan kepemimpinan secara periodik tahunan, guna memenuhi kebutuhan perubahan eksternal.

Dengan aspek-aspek strategis di atas, diharapkan dalam periode kedua (2015-2020) ini GKPS telah memiliki kesiapan untuk bertumbuh berkembang ke depan secara positif, antisipatif, progresif dan kreatif.

Panutup

Lambin itanda ampa ibotoh hita tugas pakon tanggung jawabta, tontu ningon idahon do homa ai gabe bagianni hargani pandiloon ampa suruhan na humbani Tuhan na ipaondos banta. Lambin manghargahon pandiloon ampa ondos-ondos na humbani Tuhan, aido homa na gabe hataridahanni na gabe saksi ni Kristus hita. Saksi ni Kristus na totap marbuahkon goluh na gok ibagas buah-buah ni Tonduy na jumpah hita ibagas na pongkut hita mandalankon tugas pakon tanggung jawwab na ondos banta. Andohar ma.

Ipatupa :

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini berjudul “Studi Hubungan Mengenai Dimensi Pengetahuan dan Dimensi Praktik Ajaran Agama pada Majelis Jemaat di Gereja Kristen “X” Jatiasih, Bekasi”, yang

 Pengurus harus mempunyai komitmen untuk melakukan komunikasi yang teratur dan jujur atas tindakannya dengananggota, dengan para pembuat kebijakan dan masyarakat umum dengan

• Menindaklanjuti kebijakan Pemimpin Umum untuk mengangkat dan memberhentikan personalnya dengan menempatkan wakil Pemimpin Redaksi, Sekretaris Redaksi, Redaktur

Dilaksanakannya pengembangan yang berkelanjutan terhadap Sasaran mutu Unit Kerja dan Prosedur Mutu Unit Kerja yang mengacu kepada Kebijakan Mutu Perusahaan yang telah

Mengontrol kinerja karyawan di bagian pembuatan mounting agar sesuai dengan spesifikasi dan standar yang ditetapkan.. Supervisor

Majelis Jemaat GPIB “CINERE” Depok mengucapkan banyak terima kasih kepada Keluarga NN (SP Filadelfia) atas sumbangan berupa 2 buah rangkaian bunga yang diletakkan di dalam Ruang

• Majelis Jemaat GPIB “CINERE” Depok mengucapkan banyak terima kasih kepada Keluarga NN (SP Filadelfia) atas sumbangan berupa 2 buah rangkaian bunga yang diletakkan di dalam

Ruang lingkup prosedur Minutasi Berkas Perkara mencakup proses pembuatan kepala putusan dan penyusunan berkas perkara yang telah diputus oleh Majelis Hakim dalam persidangan