• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Virtual Wisata Outbond Kopeng Treetop Adventure Park Berbasis 3D dengan Memanfaatkan Game Logic

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Virtual Wisata Outbond Kopeng Treetop Adventure Park Berbasis 3D dengan Memanfaatkan Game Logic"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Perancangan Virtual Wisata Outbond

Kopeng Treetop Adventure Park

Berbasis 3D dengan Memanfaatkan Game Logic

Artikel Ilmiah

Peneliti :

Arya Berliandi (672007026)

Michael Bezaleel, S.Kom., M.Cs.

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

(2)

i

Perancangan Virtual Wisata Outbond

Kopeng Treetop Adventure Park

Berbasis 3D dengan Memanfaatkan Game Logic

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Peneliti :

Arya Berliandi (672007026) Michael Bezaleel, S.Kom., M.Cs.

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

viii

Perancangan Virtual Wisata Outbond

Kopeng Treetop Adventure Park

Berbasis 3D dengan Memanfaatkan Game Logic

1) Arya Berliandi 2) Michael Bezaleel

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1)www.luther@gmail.com, 2) inekep200472@yahoo.com

Abstract

The rapid development of information technology has penetrated into various sectors, including tourism and education sectors. Based on an observations in around Kopeng Treetop, a lot of people around who do not know in detail of existing facilities in Kopeng Treetop. Based on the identified problem, it will be done a research to design an application that presents a 3-dimensional visualization of Kopeng Treetop. This application is built using multimedia developments consists of 6 stages, they are the concept, design, material collecting, assembly, testing, and distribution. The results of this study is a virtual 3D visualization which can present the visualization in detail.

Keywords: 3D Virtual, Outbond Travel, Game Logic

Abstrak

Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah merambah ke berbagai sektor, termasuk sektor pariwisata dan pendidikan. Melalui pengamatan awal di Kopeng Treetop dan sekitar, banyak masyarakat sekitar yang tidak mengetahui secara detail fasilitas yang ada di Kopeng Treetop. Berdasarkan masalah yang teridentifikasi, maka akan dilakukan penelitian untuk merancang aplikasi yang menyajikan visualisasi 3 dimensi Kopeng Treetop. Aplikasi ini dibangun menggunakan metode pengembangan multimedia yang terdiri dari 6 tahapan, yaitu concept, design, material collecting, assembly, testing, dan

distribution. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah virtual 3D yang dapat menyajikan visualisasi secara detail.

Kata Kunci: Virtual 3D, Wisata Outbond, Game Logic

1)Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi,

Universitas Kristen Satya Wacana

(10)

1

1. Pendahuluan

Sekarang ini perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah merambah ke berbagai sektor, termasuk sektor pariwisata dan pendidikan. Di sisi lain, masyarakat telah menyadari bahwa teknologi informasi merupakan salah satu alat penting dalam peradaban manusia untuk mengatasi masalah derasnya arus informasi. Perkembangan teknologi dalam bidang animasi yang banyak diminati salah satunya animasi 3 dimensi (3D) yang memiliki keunggulan dibanding dengan animasi 2 dimensi (2D), terlihat dari objek yang ditampilkan animasi 3D lebih terlihat nyata dibandingkan animasi 2D[1].

Suatu Perusahaan atau Instasi Pemerintah dahulu cenderung menggunakan gambar 2D atau maket untuk memberikan informasi tentang bangunannya. Maket adalah salah satu bentuk untuk memperlihatkan penyerupaan gedung dari sisi luar. Hal itu menyebabkan seseorang memiliki gambaran yang berbeda mengenai keadaan yang sebenarnya dari bangunan tersebut. Oleh karena itu, pengembangan Teknologi Informasi berusaha menggunakan teknik visualisasi 3D untuk menggambarkan bangunan secara detail[2].

Melalui pengamatan awal dan berbagai wawancara di Kopeng Treetop,

banyak masyarakat sekitar yang tidak mengetahui secara detail fasilitas yang ada di Kopeng Treetop. Apabila masyarakat mendapatkan gambaran secara detail fasilitas yang ada di Kopeng Treetop, masyarakat akan lebih tertarik pada Kopeng

Treetop Adventure Park.

Berdasarkan masalah yang teridentifikasi di atas, maka akan dilakukan penelitian untuk merancang aplikasi yang menyajikan visualisasi 3 dimensi Kopeng Treetop. Dengan adanya aplikasi tersebut diharapkan dapat memberikan visualisasi fasilitas – fasilitas dan kondisi Kopeng Treetop. Visualisasi 3D dipilih untuk menjadikan tampilan visual yang lebih baik sehingga masyarakat mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang Kopeng Treetop Adventure Park.

2. Kajian Pustaka

Penelitian mengenai “ Perancangan Aplikasi Pembelajaran Piano Berbasis Animasi 3D Memanfaatkan Game Logic (Studi Kasus : Lembaga Kursus Piano

Must Basf Salatiga) “, merupakan aplikasi belajar piano berbasis animasi 3D yang

(11)

2

Penelitian mengenai “Perancangan dan Implementasi Media Promosi

Rumah Berbasis 3 Dimensi Memanfaatkan Game Logic (Studi Kasus : Griya Patra Masterpiece Cluster Salatiga) ”, merupakan suatu perancangan program aplikasi tentang promosi rumah berbasis 3D dengan tampilan yang mendekati objek sebenarnya sehingga dapat diingat dengan mudah serta dapat bertahan lama dan dapat meningkatkan keunggulan dalam bersaing. Media promosi ini dirancang dengan memanfaatkan Game Logic. Hasil dari penelitian tersebut yaitu berupa media promosi rumah berbasis 3D yang menarik dan dapat memberi gambaran mengenai produk yang ditawarkan melalui visualisai 3D sehingga calon konsumen dapat dengan mudah memperoleh informasi yang mereka inginkan [4].

Dari penelitian sebelumnya mengenai pembuatan aplikasi dengan teknologi yang baru yaitu Game Logic, maka diharapkan media yang ditampilkan dalam bentuk animasi 3D ini akan memberikan hasil yang lebih baik dalam hal membantu pengguna untuk melihat dan mengetahui lebih banyak tentang Kopeng

Treetop Adventure Park.

Multimedia adalah gabungan video, audio, grafik dan teks dalam suatu produksi bertingkat berbasis komputer yang dapat didalami secara interaktif [5]. Multimedia interaktif yaitu ketika pengguna dapat mengontrol apa dan kapan elemen-elemen tersebut (teks, seni, suara, animasi, dan video) akan dikirimkan[6]. Animasi adalah sebuah proses merekam dan memainkan kembali serangkaian gambar statis untuk mendapatkan sebuah ilusi pergerakan. Secara harfiah, animasi berarti menghidupkan, yaitu usaha untuk menggerakkan sesuatu yang tidak bisa bergerak sendiri [7]. 3D adalah dimensi yang memiliki ruang, jika merujuk kepada objek 3D, artinya objek tersebut memiliki ruang atau volume. Objek 3D juga memiliki lokasi pada koordinat X, Y dan Z, jika pada bidang 2 dimensi objek hanya dapat digerakkan ke samping kanan dan kiri (X), atas dan bawah (Y). Objek 3D dapat digerakkan ke samping kanan dan kiri objek juga dapat digerakan ke depan dan ke belakang (Z) [8].

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, video, dengan menggunakan tool akan memungkinkan pemakai berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi

Game Logic adalah sebuah sistem software yang dirancang untuk pembuatan dan pengembangan suatu video game. Fungsinya meliputi mesin

render (renderer) untuk grafik 2D atau 3D, mesin fisika, deteksi tabrakan dan tanggapan tabrakan, suara, script, animasi, kecerdasan buatan, jaringan,

streaming, threading, dukungan lokalisasi dan layar grafik[9]. Game Logic

merupakan fitur yang digunakan untuk menciptakan aplikasi 3D interaktif. Game logic memanfaatkan game engine yang disebut BGE (Blender Game Engine) [10]. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan game logic merupakan sebuah sistem bantu pada aplikasi blender yang dirancang untuk mengembangkan animasi 3D menjadi lebih menarik dan interaktif

(12)

3

memberikan bantuan yang diperlukan, memberikan dukungan dari atas dan

bawah. Sebagai jaminan keselamatan pengunjung, Kopeng Treetop menggunakan

peralatan bersandar eropa (prEN:15567-1), dan petugas terlatih yang siap mengawal dan membantu pengunjung, di bawah pengawasan Technical Advisor

dari Perancis[3].

3. Metode Perancangan

Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengembangan multimedia. Metode pengembangan multimedia terdiri dari 6 tahapan, yaitu concept, design, material collecting, assembly, testing, dan

distribution. Keenam tahap ini tidak harus berurutan dalam praktiknya, tahap-tahap tersebut dapat saling bertukar posisi. Meskipun begitu, tahap-tahap concept

memang harus menjadi hal yang pertama kali dikerjakan seperti yang terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Metode pengembangan multimedia [11]

Tahap concept adalah tahap untuk menentukan tujuan dan siapa pengguna

program (identifing audience). Selanjutnya menentukan macam aplikasi

(presentasi, interaktif, dan lain-lain), tujuan aplikasi (hiburan, pembelajaran, pelatihan, dan lain-lain) dan memberikan pesan khusus dalam visualisasi seperti suasana alam yang sejuk, nyaman dan menantang pada jalur-jalurnya agar pengguna tertarik untuk datang langsung ke Kopeng Treetop.

Penentuan konsep aplikasi dilakukan berdasarkan hasil wawancara dengan

manajer Kopeng Treetop, berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa dalam proses promosi selama ini pihak Kopeng Treetop hanya menggunakan media seperti pamflet dan brosur saja. Hal tersebut kurang menarik peminat untuk berkunjung ke Kopeng Treetop. Oleh karna itu Kopeng Treetop Adventure Park

memerlukan media untuk memberikan visualisasi fasilitas-fasilitas dan kondisi Kopeng Treetop.

Analisis kebutuhan sistem dilakukan melalui wawancara terhadap manajer

Kopeng Treetop, yang bertujuan untuk menggambarkan sistem yang akan dibuat. Hasil wawancara berupa informasi mengenai sistem yang berisi tentang penjelasan Kopeng Treetop. Aplikasi dapat menampilkan profil Kopeng Treetop

(13)

4

Treetop seperti game dengan menggunakan visualisasi 3D. Visualisasi 3D dipilih untuk menjadikan tampilan visual yang lebih baik sehingga masyarakat mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang Kopeng Treetop Adventure Park. Tahap design (perancangan) adalah tahap membuat spesifikasi mengenai arsitektur program, gaya dan tampilan antarmuka aplikasi. Untuk membantu memecahkan masalah dan menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengoperasian, maka dibuat sitmap. Saat aplikasi dijalankan, dimulai dengan intro dan masuk ke menu utama yang berisi menu profil, menu mulai virtual, dan menu panduan. Menu profil menyajikan profile, track, safety. Dalam menu profile berisi tentang penjelasan Kopeng Treetop Adventure Park, menu track berisi tentang jalur - jalur, menu safety berisi tentang system keamanan yang digunakan. Menu panduan menyajikan navigasi, panduan atau cara menggunakan aplikasi dan menu mulai menyajikan 3D virtual.

Sitemap perancangan sistem dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2Sitemap perancangan system

Antarmuka merupakan jembatan antara aplikasi dengan pengguna. Maka dari itu, diperlukan perancangan yang baik agar aplikasi dapat digunakan dengan mudah. Perancangan antarmuka dalam aplikasi ini dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Perancangan antarmuka menu utama

Tahap material collecting adalah tahap dimana pengumpulan bahan sesuai

dengan kebutuhan. Bahan didapat dari pengambilan data visual Kopeng Treetop Adventure Park, referensi mengenai 3D virtual, pengumpulan tekstur, dan juga audio. Data visual gedung Kopeng Treetop dapat dilihat pada Gambar 4.

Halaman Menu Utama

Mulai Virtual

Halaman Profil Halaman Panduan

(14)

5

Gambar 4 Data visual fasilitas dan kondisi Kopeng Treetop Adventure Park.

Selanjutnya tahap assembly, tahap assembly adalah tahap pembuatan semua objek atau bahan multimedia. Produksi tersebut mengacu pada desain dan pengumpulan bahan atau model yang telah dilakukan sebelumnya. Metode yang dipakai pada tahap assembly adalah metode linear strategy. Metode linear strategy atau strategi garis lurus menetapkan urutan logis pada tahapan perancangan yang sederhana dan relatif sudah dipahami komponennya. Suatu tahap dimulai setelah tahap sebelumnya diselesaikan, demikian seterusnya [12].

Gambar 5 Tahapan Pembuatan dalam Proses Assembly

Tahapan pada Gambar 5 dapat dijelaskan sebagai berikut:

(15)

6

Gambar 6 Proses modeling objek

Tahap kedua yaitu texturing dan material. Tekstur dan material adalah proses pemberian tekstur atau material yang sesuai dengan objek sehingga terlihat lebih natural dan alami. Suatu material bisa memiliki map seperti tekstur atau gambar, bisa pula hanya memiliki warna tanpa map. Map dari material bisa berupa bitmap seperti file image bertipe .jpg .gif .tgd dan lainnya, bisa pula map prosedural yang dimiliki secara internal seperti checker, noise, gradient, dan sebagainya. Proses pengaplikasian texture menggunakan teknik UV mapping

dengan cara seleksi objek yang ingin diberi texture, kemudian beri mark seam

pada opsi object mode. Proses texturing objek dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Proses texturing objek

Pada Gambar 7 dapat dilihat bahwa objek sebenarnya berbentuk kubus, tetapi setelah diberi mark seam atau perpotongan di keempat sisinya, pada tampilan UV mapping tampak objek tersebut sudah membentuk pola sehingga gambar atau bitmap dapat langsung diaplikasikan.

Tahap ketiga yaitu lighting atau pencahayaan adalah elemen yang sangat penting dalam pemodelan 3D. Agar pemodelan 3D terlihat nyata, harus menempatkan arah dan kekuatan cahaya yang benar. Pada pembuatan aplikasi,

(16)

7

oleh setiap permukaan pada benda, sehingga dalam keadaan tanpa sumber cahaya sekalipun, benda masih dapat dilihat. Untuk daerah-daerah yang masih kekurangan cahaya diberi point lamp. Tipe pencahayaan point lamp ini berfungsi sebagai pencahayaan yang menyebar dari satu titik ke segala arah, namun intensitas cahaya yang diterima objek bergantung dari posisi sumber cahaya. Tipe ini mirip seperti lampu pijar dalam dunia nyata.hemi lamp dengan energy 0.200 untuk daerah-daerah yang masih kekurangan cahaya.

Tahap keempat yaitu pembuatan physics atau pemain, dibuat

menggunakan objek kubus dengan tipe physics yaitu dynamic dan diberikan tulangagar physics tidak dapat menembus benda lain didalam virtual. Setelah itu dilakukan penambahan kamera sebagai view dari pengguna. Kamera perspective

dihubungkan dengan objek physics agar pada saaat objek physics bergerak, kamera juga akan ikut bergerak mengikuti objek physics. Proses pembuatan objek

physics, kamera, dan game logic dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8 Proses pembuatan objek physics, kamera, dan game logic

Objek physics dan kamera diberi sensor yang dihubungkan dengan controllers dan

game properties agar objek tersebut dapat digerakkan. Game properties untuk objek physics dan kamera dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9Game properties physics dan kamera

Adjust adalah pengaturan sensitivitas mouse dan dmove adalah pengaturan pergerakan objek. Pada kamera diberi sensor mouse movement dan keyboard.

(17)

8

diberi nama mouse.py. Sensor collision dan ray dipakai agar objek tidak dapat menembus benda lain.

Tahap selanjutnya yaitu game logic. Untuk membuat tampilan menu utama diperlukan sebuah objek yang akan diberi tekstur gambar menu utama. Setiap tombol diberi dua sensor mouse dan satu sensor always. Dengan dihubungkan controller, sensor always digunakan agar kursor mouse selalu muncul di halaman menu. Mouse over atau sensor gerakan kursor mouse dan juga

left button atau sensor klik kiri mouse. Kedua sensor digunakan agar pada saat kursor mengenai tombol dan klik kiri pada mouse maka akan pindah ke scene

yang sudah ditentukan. Game logic pada menu utama dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10Game logic menu utama

Game logic pada virtual, untuk menjalankan virtual dalam aplikasi ini diperlukan sensor mouse, keyboard, dan always pada kamera. Sedangkan pada objek kubus diberikan sensor ray dan collision. Semua sensor tersebut dihubungkan dengan controller tipe phyton yang diberi nama mouselook.main dan

mouse.py. Pada kamera berguna untuk bergerak dalam virtual, sedangkan untuk objek kubus berguna agar kubus tidak dapat menembus objek lain. Game logic

(18)

9

Gambar 11Game logic menu vitual

Render adalah tahap terakhir dalam proses perancangan aplikasi yaitu membuat aplikasi menjadi execute file agar aplikasi tersebut menjadi portable dan bisa dipakai di komputer lain.

Tahap testing atau pengujian dilakukan setelah selesai tahap assembly

dengan menjalankan aplikasi atau program dan dilihat apakah ada kesalahan atau tidak. Tahap pertama yaitu pengujian alpha (alpha test) dimana pengujian dilakukan oleh pembuat atau lingkungan pembuatnya sendiri. Tahap kedua yaitu pengujian beta (beta test). Dalam pengujian beta, pengujian dilakukan langsung oleh pengguna.

4. Hasil Perancangan

Pada saat aplikasi dijalankan, intro atau pembuka akan berlangsung selama 5 detik. Tampilan intro atau pembuka dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12 Tampilan intro

(19)

10

Gambar 13 Tampilan halaman menu utama

Pada halaman menu profil terdapat menu profile, track, safety dan back.

Tombol back pada halaman menu profil berguna untuk kembali ke halaman menu

utama. Tampilan halaman menu profil dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14 Tampilan halaman menu profil

(20)

11

Gambar 15 Tampilan halaman profile

Pada halaman profile terdapat fungsi back untuk kembali ke halaman menu profil. Halaman track berisi tentang penjelasan jalur – jalur yang ada di Kopeng Treetop,

sedangkan halaman safety berisi tentang penjelasan standar keamanan yang digunakan oleh Kopeng Treetop. Tampilan halaman track dan safety dapat dilihat pada Gambar 16.

Gambar 16 Tampilan halaman track dan safety

Pada halaman menu utama terdapat menu panduan, yang berisi tentang penjelasan tombol – tombol yang digunakan untuk menjalankan 3D virtual.

(21)

12

Gambar 17 Tampilan halaman menu panduan

Pada halaman menu mulai virtual terdapat 3D virtual, didalamnya terlihat bangunan serta fasilitas-fasilitas yang ada di Kopeng Treetop Adventure Park. Gambar 18 menjelaskan tampilan halaman menu mulai virtual.

Gambar 18 Tampilan halaman menu mulai virtual

Pengujian

Pengujian aplikasi menggunakan pengujian alpha (alpha testing) dan pengujian beta (beta testing). Pengujian alpha dilakukan oleh pembuat sendiri untuk memastikan aplikasi yang dibuat sudah berjalan dengan benar. Pengujian

alpha dilakukan dengan mencoba fungsi-fungsi dan tombol dalam aplikasi [13]. Hasil pengujian alpha dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Tabel Hasil Pengujian alpha

No. Pengujian Hasil Keterangan

1. Intro mulai pada saat aplikasi

3. Menampilkan kursor. Kursor muncul. VALID

4. Tombol navigasi dalam virtual. Tombol berfungsi. VALID

5. Menggerakkan kamera atau

view menggunakan mouse.

Kamera bergerak. VALID

(22)

13

7. Keluar dari aplikasi dengan meng klik ikon keluar.

Keluar dari aplikasi. VALID

Berdasarkan hasil pengujian alpha, dapat disimpulkan bahwa semua fungsi-fungsi dan tombol dalam aplikasi sudah berjalan dengan benar. Sebelum melakukan pengujian beta, aplikasi diujikan ke pihak Kopeng Treetop. Pengujian dilakukan oleh manajer Kopeng Treetop Adventure Park. Pengujian menggunakan metode wawancara kepada manajer tersebut. Pertanyaan meliputi tampilan aplikasi dan isi dari sistem. Hasilnya, ada beberapa perubahan dalam aplikasi. Seperti tata letak tombol, pengurangan jumlah pohon agar pengguna dapat lebih fokus pada fasilitas yang disediakan. Setelah dilakukan perubahan aplikasi ini kembali diujikan kepada manajer Kopeng Treetop. Hasilnya, aplikasi tersebut sudah menjelaskan kondisi bangunan, fasilitas, dan penyampaian informasi.

Pengujian beta dilakukan dengan cara memberikan aplikasi kepada pengguna untuk dijalankan. Responden yang dilibatkan yaitu 30 orang diantaranya 15 orang yang belum pernah berkunjung dan 15 orang yang Sudah pernah berkunjung ke Kopeng Treetop. Perhitungan hasil kuisioner dilakukan dengan menggunakan skala likert. Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial[14]. Skala pada pengujian aplikasi menggunakan empat kategori jawaban yaitu : Sangat setuju, Setuju, Tidak setuju, dan Sangat tidak setuju. Kategori jawaban ragu-ragu atau netral ditiadakan karena mempunyai arti ganda, sehingga saat mengisi kuisioner, responden harus bersikap tegas untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuannya. Dalam kuisioner terdapat 8 pernyataan yang dibuat untuk mengukur tingkat pengetahuan sampai ketertarikan responden. Hasil kuisioner dapat dilihat pada tabel 2 dan 3.

Tabel 2 Tabel Hasil Kuisioner Sudah Pernah Berkunjung

No Pernyataan Pilihan Jawaban

A B C D Σ 6 Bangunan dalam aplikasi sudah sesuai dengan

(23)

14

Tabel 3 Tabel Hasil Kuisioner Belum Pernah Berkunjung

No Pernyataan Pilihan Jawaban

A B C D Σ 6 Bangunan dalam aplikasi sudah sesuai dengan

gambar.

Sewaktu menanggapi pernyataan, responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Dengan empat pilihan jawaban dengan skor masing-masing, seperti yang terlihat pada tabel 4.

Tabel 4.Skor Skala Likert

Untuk mendapatkan hasil interpretasi, harus diketahui dulu skor tertinggi (Y).

(24)

15

Dari hasil pengujian menggunakan kuisoner maka dapat disimpulkan bahwa responden sangat tertarik untuk melihat dan menggunakan aplikasi, warna dan tampilan aplikasi menarik, aplikasi mudah digunakan dan dimengerti, bangunan sudah sesuai dengan aslinya, dan responden menyukai aplikasi 3D virtual yang dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang fasilitas – fasilitas yang tersedia.

5. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa perancangan virtual Kopeng Treetop Adventure Park berbasis

3D dapat memberikan visualisasi yang lebih baik. Penggunaan 3D virtual

memiliki keunggulan seperti, tampilan yang menarik dan mudah digunakan. Selain itu, aplikasi tersebut juga memiliki manfaat untuk melihat kondisi bangunan dan fasilitas-fasilitas yang ada Kopeng Treetop Adventure Park.

3D virtual dalam aplikasi dibangun sebatas jalur permainan dan bangunan yang ada sekarang ini sehingga dengan adanya perbaikan dan penambahan jalur permainan didapatkan saran agar penelitian 3D virtual selanjutnya dibangun dengan jalur permainan dan bangunan yang sudah selesai ditambahkan serta menambahkan beberapa video untuk perjalurnya sehingga pengguna mendapatkan gambaran lebih dalam mengenai Kopeng Treetop Adventure Park.

6. Daftar Pustaka

[1] Wijaya, Danang, 2012, Perancangan Aplikasi Pembelajaran Piano Berbasis

Animasi 3D Memanfaatkan Game Logic (Studi Kasus : Lembaga Kursus Piano Must Basf Salatiga)

[2] Asri, Marwan. 1986. Marketing. Yogyakarta : BPFE.

[3] Kopeng Treetop Adventure Park, http://www.kopengtreetop.com.

[4] Nurzeha, Anjas, 2012, Perancangan dan Implementasi Media Promosi Rumah Berbasis 3Dimensi Memanfaatkan Game Logic (Studi Kasus : Griya Patra Masterpiece Cluster Salatiga)

[5] Susanto, Juhaeri, 2003, Pengantar Multimedia Untuk Media Pembelajaran,

http://ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2009/07/juhaeri-multimedia_bagian1.pdf (diakses pada tanggal 14 Juli 2013)

[6] Vaughan, Tay. 2004. Multimedia: making It Work. Edisi keenam. Yogyakarta : Andi.

[7] Fernandes, Ibiz, 2002, Macromedia Flash Animation & Cartooning: A creative Guide.

(25)

16

[9] Roosendaal, Ton. 2008. feature. http://blender.org (diakses pada tanggal 20 Juli 2013)

[10] Carsten Wartmann, “Panduan Lengkap Menggunakan Blender”, Elex Media,

2004.

[11] Sutopo, Ariesto Hadi, 2003, Multimedia Interaktif dengan Flash, Yogyakarta : Graha Ilmu.

[12] Sarwono, Jonathan, 2007, Metode Riset untuk Desain Komunikasi

Visual,Yogyakarta: Penerbit Andi.

[13] Sulistyohati, Aprilia. 2010. Pengujian Perangkar Lunak.

http://efrylia.files.wordpress.com (diakses pada tanggal 25 Januari 2013) [14] Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung

Gambar

Gambar 1 Metode pengembangan multimedia [11]
Gambar 2 Sitemap perancangan system
Gambar 4  Data visual fasilitas dan kondisi Kopeng Treetop Adventure Park.
gambar, bisa pula hanya memiliki warna tanpa map. Map dari material bisa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nomborkan 1-5 pada gambar kitar hidup seekor katak dibawah mengikut urutan yang

ysng rrilrlrurri's tersebut pa,Jtr Hepuiriri'iir rni .iieer#i i-uigas rrieiigr,jsi cien rnei-.guji ,mi'urk iauia kuiiah Keprodisn tt-ti PGSD Pe.njas.. dan

[r]

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

Disemprotkan ( Jet Application of Fluid ), pada proses pendinginan dengan cara ini cairan pendingin disemprotkan langsung ke daerah pemotongan (pertemuan antara

Akhirnya, di bawah pemerintahan Hayam Wuruk dan Patih Gadjah Mada Majapahit berkembang menjadi sebuah empayar yang sangat kuat dan berkuasa, melebihi kekuasaan yang

Tujuan adalah cita-cita yang ingin dicapai dari suatu kegiatan. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran adalah suatu yang bersifat normative. Dengan arti didalamnya tujuan

Berdasarkan hasil penelitian rekrutmen karang pada terumbu buatan di Pulau Hari menunjukk- an bahwa Genus Pocillopora dengan mendo- minasi anakan (rekrut) karang secara keselu-