• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Kompetisi Sepak Bola Antar Kampung Di Kecamatan Tigalingga Kabupaten Dairi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Kompetisi Sepak Bola Antar Kampung Di Kecamatan Tigalingga Kabupaten Dairi"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Penelitian ini membahas tentang kompetisi sepakbola antar kampung.

Pilihan terhadap fokus penelitian ini disebabkan sepakbola merupakan cabang

olahraga yang paling banyak diminati oleh manusia sekarang ini.Sepakbola yang

pada awalnya merupakan salah satu cabang olahraga secara lambat laun berubah

menjadi salah satu profesi. Selain itu, sepakbolabukan hanya sekedar olahraga

saja, tetapi telah menjadi sebuah industri. Akan tetapi, kompetisi sepakbola yang

kita saksikan saat ini seringkali dimulai dari suatu kompetisi lokal, yang sering

disebut kompetisi antar kampung atau tarkam.

Tarkam adalah suatu ajang pertandingan yang merupakan kepanjangan

dari tarikan kampung atau antar kampung. Dari beberapa cabang olahraga yang

dikompetisikan antar kampung, ternyata sepakbola tetap mendominasi warga di

lokasi penelitian ini. Hal ini disebabkan dalam pertandingan sepakbola antar

kampung tidak hanya melibatkan pemain lokal tetapi juga pemain sepakbola

tingkat Pelatda, tingkat Kabupaten, bahkan melibatkan pemain nasional.

Kompetisi sepakbola antar kampung biasanya dilaksanakan pada saat

menjelang peringatan hari kemerdekaan RI dimulai pada sekitar bulan Juni dan

Juli setiap tahunnya. Dalam proses pelaksanaan kompetisi sepakbola ini sebagian

besar masyarakat ikut berpartisipasi sebagai penyumbang dana, menjual berbagai

jenis makanan dan minuman di seputaran lapangan sepakbola, bahkan ada

(2)

Pada masa-masa menjelang pemilu, partai politik memanfaatkan kompetisi

sepakbola antar kampung sebagai ajang kampanye dengan cara mendanai

pertandingan sepakbola tersebut, dengan harapan masyarakat mengetahui siapa

dan partai mana yang memberi dana kompetisi.

Selain politik, pemain sepakbola profesional juga ikut berpartisipasi di

dalam kompetisi sepakbola antar kampung ini. Kompetisi sepakbola antar

kampung menjadi sebuah tantangan bagi para pemain sepakbola. Selain

mendapatkan tantangan bermain di kampung orang juga menjadi tantangan

mendapatkan permainan yang sedikit jauh dari permainan sepakbola yang

sebenarnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat sekarang ini gaji dari pemain

sepakbola yang tingkatannya sudah bermain di kompetisi nasional terkadang

masih terhambat dalam pembayaran terhadap pemain. Hal ini yang menyebabkan

para pemain mencari solusi lain dalam pemenuhan kebutuhan materi dan

kompetisi sepakbola antar kampung merupakan salah satu solusi terbaik karena

sejalan dengan profesi mereka sebagai pemain sepakbola. Pemain yang bermain di

kompetisi sepakbola antar kampung biasanya akan mendapatkan bayaran setiap

pertandingannya, berbeda pada saat pemain berada di dalam kompetisi nasional

yang pembayarannya bersifat kontrak yang akan dilunasi tiap tahunnya. Hal ini

yang menyebabkan para pemain mencari solusi untuk mendapatkan uang yang

sifatnya relative cepat yaitu bermain di dalam kompetisi sepakbola antar

kampung.

Di dalam pelaksanaan kompetisi sepakbola antar kampung juga ada

masyarakat yang ikut berpartisipasi sebagai pedagang yang memanfaatkan

(3)

untuk berdagang. Pada saat berlangsungnya kompetisi sepakbola antar kampung

ini banyak masyarakat yang hadir di lapangan sepakbola yang secara otomatis

memberikan keuntungan bagi pedagang yang memanfaatkan situasi kompetisi

sepakbola antar kampung. Masyarakat akan merasa lebih nyaman menyaksikan

pertandingan sepakbola jika diselingi dengan jajanan yang ada di sekitar lapangan

sepakbola tempat berlangsungnya kompetisi sepakbola antar kampung.

Kompetisi sepakbola antar kampung juga tidak lepas dari apa yang

dinamakan judi. Masyarakat yang ikut berpartisipasi di dalam kompetisi

sepakbola antar kampung juga memanfaatkan sebagai salah satu sarana permainan

judi. Karena menurut Kartini perjudian adalah pertaruhan dengan sengaja, yaitu

mempertaruhkan suatu nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai, dengan

menyadari adanya risiko dan harapan-harapan tertentu pada peristiwa peristiwa

permainan, pertandingan, perlombaan, dan kejadian kejadian yang tidak atau

belum hasilnya (Kartono,1992: 56). Sedangkan Undang Undang Hukum Pidana,

mengartikan perjudian sebagai tiap-tiap permainan yang kemungkinannya akan

menang pada umumnya tergantung pada untung untungan saja, juga kalau

kemungkinan bertambah besarkarena pemain lebih pandai atau lebih cakap. Main

judi mengandung juga segala pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau

permainan lain yang tidak diadakan oleh mereka yang turut berlomba atau

bermain, demikian juga segala pertaruhan lainnya (Hamzah, 1986: 154).

Judi ada di dalam kompetisi sepakbola antar kampung mendorong hal lain

yang menuntut untuk mendapatkan sesuatu yang dianngap bernilai dengan

berbagai cara yang diantaranya ialah bersifat mistik1

1

Dapat dilihat dar

.Meditasi merupakan salah

(4)

satu hal yang wajar dilakukan di dalam sepakbola antar kampung. Secara umum

meditasi diartikan sebagai suatu daya pemusatan batin percaya kepada Tuhan

Yang Maha Esa, untuk tujuan kesempurnaan hidup manusia, baik secara rohani

maupun jasmani. Psikolog David Orme Johnson (1973), menemukan bahwa orang

yang mempraktekkan meditasi menunjukkan “Greater autonomic stability” yang

amat bermanfaat terhadap stabilitas penampilan seseorang dalam tugas sehari-hari

(Gunarsa, 1989: 272). Dengan mengkaji suatu kompetisi sepakbola antar

kampung dilihat dari sudut pandang antropologi, diharapkan mengetahui dampak

positif dan negative dari kompetisi sepakbola antar kampung.

1.2. Tinjauan Pustaka

Sepakbola adalah

tim yang masing-masing beranggotakan 11 (sebelas) orang. Memasuki abad

ke-21, olahraga ini telah dimainkan oleh lebih dari 250 juta orang di 200 negara,

yang menjadikannya olahraga paling populer di dunia2

Dilihat dari subjek sepakbola adalah manusia untuk itu peneliti mencoba

untuk memahami dan mengerti pelaku sepakbola. Memang pada dasarnya seorang

pemain sepakbola wajib hukumnya untuk memiliki jasmani yang sehat dan tentu .

Motto Olahraga Nasional, “memasyarakatkan olahraga dan

mengolahragakan masyarakat”, merupakan konsep operasional untuk

mewujudkan secara nyata pembangunan manusia seutuhnya sekaligus menjadi

konsep pendidikan jasmani dan olahraga Indonesia (Gunarsa. Singgih dkk. 1989:

87).

2

(5)

saja kuat. Harapan tersebut akan tercapai apabila sebuah klub dapat menerapkan

latihan fisik yang mencukupi baik dari segi kuantitas, maupun kualitasnya.

Maksud dari pernyataan tersebut adalah latihan fisik bukan hanya harus rutin,

tetapi juga harus variatif dan menyenangkan. Akan tetapi dalam olahraga,

khususnya sepakbola, bukan sisi jasmani saja yang berpengaruh, melainkan juga

faktor psikologi pemain. Jika kita lihat, faktor psikologi banyak diremehkan oleh

seorang atlet atau bahkan pelatih sepakbola.

Salah satu ciri massa (penonton) adalah emosi yang labil. Begitu mereka

mengalami kekecewaan, maka mereka akan menunjukkan sifat yang agresif,

berupa cemoohan terhadap atlet. Disamping pengaruh yang merugikan itu, ada

pula pengaruh massa yang dapat membangkitkan semangat atau rasa percaya diri,

sehingga dalam situasi yang kritis atlet merasa seakan-akan mendapat “angin”,

yang lalu berangsur-angsur ia mampu menguasai keadaan dan menunjukkan

penampilan yang lebih baik (Gunarsa. Singgih dkk. 1989: 145 ).

Kompetisi merupakan salah satu cara seleksi di dalam suatu pertandingan

baik itu pertandingan olah raga maupun kompetisi di dalam dunia kerja. Kata

kompetisi menjadi suatu tantangan bagi siapa saja yang mempunyai saingan.

Karena kompetisi tidak lain dengan yang dinamakan seleksi karena kompetisi dan

seleksi sama-sama memilih salah satu yang terbaik dari beberapa saingan.

Kompetisi merupakan persaingan yang menunjuk kepada kata sifat siap bersaing

dalam kondisi nyata dari setiap hal atau aktifitas yang dijalani.

Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam

masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya

(6)

defenisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik

(http://id.wikipedia/politik).

Kampanye adalah sebuah tindakan doktet bertujuan mendapatkan

pencapaian dukungan, usaha kampanye bisa dilakukan oleh peorangan atau

sekelompok orang yang terorganisir untuk melakukan pencapaian suatu proses

pengambilan keputusan di dalam suat

guna memengaruhi, penghambatan, pembelokan pecapaian. Dalam sistem politik

elektoral

pencapaian dukungan, di mana wakil terpilih atau referenda diputuskan.

Kampanye politis3

tindakan politik berupaya meliputi usaha terorganisir untuk

mengubah kebijakan di dalam suat

Suatu kampanye isu (persoalan) dilakukan untuk memenangkan isu. Suatu

kampanye isu berakhir dalam kemenangan yang jelas. Organisasi mendapatkan

sesuatu yang sebelumnya tidak mereka miliki. Seseorang yang berkuasa

menyetujui melakukan sesuatu yang sebelumnya dia tolak. Kampanye merupakan

serangkain peristiwa yang saling terkait, meliputi suatu jangka waktu, yang

masing-masing membangun kekuatan organisasi dan mendekatkannya kepada

kemenangan (Mendoza, Democrito T. 2004: 9).

Judi4

adalah tiap-tiap permainan, yang mendasarkan pengharapan buat

menang pada umumnya bergantung kepada untung-untungan saja, dan juga kalau

pengharapan itu jadi bertambah besar karena kepintaran dan kebiasaan

(7)

atau permainan lain, yang tidak diadakan oleh mereka yang turut berlomba atau

bermain itu, demikian juga segala pertaruhan yang lain-lain.

Dari pengertian tersebut maka ada tiga unsur agar suatu perbuatan

dapat dinyatakan sebagai judi, Yaitu adanya unsur :

1. Permainan / perlombaan. Perbuatan yang dilakukan biasanya berbentuk

permainan atau perlombaan. Jadi dilakukan semata-mata untuk

bersenang-senang atau kesibukan untuk mengisi waktu senggang guna menghibur

hati. Jadi bersifat rekreatif. Namun disini para pelaku tidak harus terlibat

dalam permainan. Karena boleh jadi mereka adalah penonton atau orang

yang ikut bertaruh terhadap jalannya sebuah permainan atau perlombaan.

2. Untung-untungan. Artinya untuk memenangkan permainan atau

perlombaan ini lebih banyak digantungkan kepada unsur spekulatif /

kebetulan atau untung-untungan. Atau faktor kemenangan yang diperoleh

dikarenakan kebiasaan atau kepintaran pemain yang sudah sangat terbiasa

atau terlatih.

3. Ada taruhan. Dalam permainan atau perlombaan ini ada taruhan yang

dipasang oleh para pihak pemain atau bandar. Baik dalam bentuk uang

ataupun harta benda lainnya. Bahkan kadang istripun bisa dijadikan

taruhan. Akibat adanya taruhan maka tentu saja ada pihak yang

diuntungkan dan ada yang dirugikan. Unsur ini merupakan unsur yang

paling utama untuk menentukan apakah sebuah perbuatan dapat disebut

(8)

Diakui atau tidak, perdukunan merupakan fenomena umum yang melanda

setiap lapisan masyarakat, dari rakyat kecil yang sekedar ingin menanyakan

momor buntut hingga para calon pejabat yang ingin mendapatkan kedudukan

tertentu atau yang ingin mempertahankan jabatannya (Ruslani. 2004: 104).

Istilah dukun diartikan sebagai “orang yang mengobati, menolong orang

sakit,atau memberi jampi-jampi.” Ada tiga kelompok yang termasuk dalam

kategori dukun menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu, (1) dukun beranak,

dukun yang pekerjaan nya menolong perempuan melahirkan; (2) dukun klenik,

dukun yang membuat dan memberi guna-guna atau kekuatan gaib lainnya; (3)

dukun tenung, dukun yang memiliki atau mampu menggunakan kekuatan gaib

terhadap manusia (Ruslani. 2004: 105).

Menjadi dukun memang sangat menarik secara ekonomis, karena

permintaan akan layanan dukun cukup tinggi. Sejalan dengan tesis bahwa dukun

merupakan bagian dari budaya pedesaan, orang mungkin menduga bahwa

permintaan akan layanan mereka di kota berakar dari sikap-sikap kampungan

yang masih belum pupus. Namun, dukun mempunyai sejumlah fungsi-fungsi baru

yang khas bagi masyarakat kota. Secara kasar, kasus-kasus yang dimintakan

penyelesaiannya kepada dukun dapat dibagi kedalam empat kategori: penyakit,

kesulitan ekonomi, karier, dan persoalan jodoh. Namun, sebenarnya masih ada

sebab lain yang membuat orang pergi ke dukun, yaitu dendam dan sakit hati atau

campuran dua atau lebih dari lima persoalan tersebut (Ruslani. 2004: 136).

Dukun telah menjadi bagian dari integral dari masyarkat kita yang

majemuk. Disatu sisi, dia merupakan sosok yang banyak dicaci masyarakat karena

(9)

mencari petunjuk disaat orang-orang tertentu mengalami kebingungan dan

kebuntuan yang tidak dapat dia temukan jawabannya dalam teori-teori ilmiah

maupun analisis para pakar di bidang tertentu (Ruslani, 2004: 105).

Kompetisi sepakbola antar kampung merupakan pergeseran dari olah raga

tradisional yang biasanya diselenggarakan pada saat menyambut hari

kemerdekaan Indonesia. Pada awalnya dalam rangka menyambut hari

kemerdekaan olah raga tradisional seperti perlombaan makan kerupuk,

perlombaan lari goni, panjat pinang telah sedikit bergeser ke arah kompetisi

sepakbola antar kampung. Salah satu olah raga tradisional yang telah sedikit

bergeser ialah olah raga pencak silat. Asal kata pencak silat ialah, pencak artinya

tarian, sedangkan silat artinya silaturahmi (Jas Admar, 2007: 1). Dalam eksistensi

pencak silat sebagai suatu sistem mengendap seperangkat nilai-nilai,

norma-norma, aturan-aturan sebagai aspek ideal. Dari pencak silat tersebut manifes

tindakan-tindakan berpola sebagai aspek sosial dan juga dalam rangka pencak

silat tercakup seperangkat peralatan dan teknologi sebagai aspek material (Yunus

Ahmad, 1985: 1).

Para ahli media tradisional seperti Ranganath (1976) dan Dissayanake

(1977) yang dikutip Kanti Walujo menyatakan, sifat-sifat umum media tradisional

yaitu mudah diterima, relevan dengan budaya yang ada, menghibur, menggunakan

bahasa lokal, memiliki unsur legitimasi, fleksibel, memiliki kemampuan untuk

mengulangi pesan-pesan yang dibawanya, komunikasi dua arah dan sebagainya.

Fungsi media tradisional sebagai sarana hiburan, sarana pendidikan, sarana

(10)

nilai-nilai budaya bangsa dan sarana perekat persatuan dan kesatuan bangsa

(Walujo Kanti, 2011: 3).

Kompetisi sepakbola antar kampung menjadi salah satu hiburan bagi

banyak masyarakat baik itu kalangan bawah, menengah, sampai kalangan atas.

Sepakbola tidak hanya berubah fungsi sebagai salah satu sarana olahraga saja

melainkan menjadi kepentingan banyak orang. Dunia industri sekarang ini tidak

lepas dari sepakbola, mereka melihat ada banyaknya peluang bisnis di dalam

dunia sepakbola, baik itu berupa saham, iklan, sampai transaksi jual beli pemain

sepakbola.

Kompetisi sepakbola antar kampung di dalam Antropologi dapat dilihat

sebagai suatu kebudayaan. Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan adalah

keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka

kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Oleh

karena itu, kompetisi sepakbola antar kampung menjadi salah satu sarana di dalam

masyarakat untuk tetap menjalin rasa sosial antara sesama. Ada tujuh (7) unsur

kebudayaan yaitu bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan

hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi, kesenian. Salah

satu dari tujuh unsur kebudayaan itu ialah organisasi sosial, dengan adanya

kompetisi sepakbola antar kampung masyarakat mulai lebih mementingkan

sepakbola daripada olahraga tradisional lainnya dimana pengaruh industrialisasi

sudah masuk mendalam, tampak bahwa fungsi kesatuan kekerabatan yang

sebelumnya penting dalam banyak sektor kehidupan seseorang, biasanya mulai

berkurang, dan bersamaan dengan itu adat-istiadat yang mengatur kehidupan

(11)

Dalam menganalisis masyarakat dari kebudayaan umat manusia, salah satu

pendekatan yang digunakan adalah pendekatan fungsionalisme. Pendekatan ini

muncul didasari oleh pemikiran bahwa manusia di sepanjang hayatnya

dipengaruhi oleh pemikiran dan tindakan orang lain disekitarnya, sehingga

manusia tidak pernah seratus persen menentukan pilihan tindakan, sikap, atau

perilaku tanpa mempertimbangkan orang lain. Berdasarkan kajian Malinowski,

dia menyimpulkan bahwa setiap unsur kebudayaan mempunyai fungsi sosial

terhadap unsur – unsur kebudayaan lainnya.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka

yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam bentuk

pertanyaan-pertanyaan berikut:

1. Bagaimana kompetisi sepakbola antar kampung (tarkam) bertahan dan

berkembang di Kabupaten Dairi?

2. Mengapa masyarakat meminati kompetisi sepakbola antar kampung

(tarkam)?

3. Bagaimana hubungan kompetisi sepakbola antar kampung terhadap

(12)

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui alasan masyarakat mengikuti

kompetisi sepakbola antar kampung dalam kehidupan sosial masyarakat,

mengetahui dampak positif dan negatif mengikuti kompetisi sepakbola antar

kampung, dan bagaimana hubungan antara kompetisi kompetisi sepakbola antar

kampung dan aspek – aspek lainnya.

1.5Manfaat Penelitian

Manfaat praktis penelitian ini dibuat agar memunculkan perhatian dari

pemerintah, masyarakat, dan pembaca mengenai dampak positif dan negatif

kompetisi sepakbola antar kampung. Karena kompetisi sepakbola antar kampung

menjadi salah satu ajang manfaat bagi kelompok, organisasi, sampai kepentingan

individu. Adapun manfaat teoritis penelitian ini adalah untuk menambah wawasan

pengetahuan tentang kompetisi sepakbola antar kampung serta menjadi bahan

bacaan yang bermanfaat dan bahan studi kepustakaan bagi ilmu-ilmu pendidikan

yang bersangkutan dengan penelitian ini. Dengan demikian

pemerintah,masyarakat, dan pembaca dapat mengantisipasi kemungkinan

terjadinya dampak negatif dalam kompetisi sepakbola antar kampung di

daerahnya masing-masing.

1.6Metode Penelitian

1.6.1 Teknik pengumpulan data

Dunia antropologi mempunyai pengalaman yang lama dalam hal

(13)

dalam masyarakat kecil yang tersebar di seluruh muka bumi, dan ini

menyebabkan berkembangnya berbagai metode mengumpulkan bahan yang

mengkhusus ke dalam, yang kualitatif; serta berbagai metode pengolahan dan

analisa yang bersifat membandingkan, yang komparatif (Koentjaraningrat, 2002:

30).

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode

etnografi. Menurut Malinowsky (dalam Spradley, 1997) etnogrfi adalah

memahami sudut pandang penduduk asli, hubungan dengan kehidupan, untuk

mendapatkan pandangan mengenai dunianya. Pengumpulan data dalam penelitian

ini dikelompokkan ke dalam dua bagian yakni data primer dan data sekunder.

Data primer merupakan data yang diperoleh dari lapangan melalui observasi dan

wawancara. Sedangkan data sekunder merupakan data tambahan untuk

menunjang data-data primer yang diperoleh dari internet, buku, jurnal, artikel dan

sumber kepustakaan lainnya. Data primer merupakan data utama yang diperoleh

melalui teknik observasi dan wawancara.

1.6.1.1Observasi

Tahap observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan

terlibat (observasi partisipasi) terhadap respon masyarakat, pemain. Observasi

penelitian ini dilakukan di Kabupaten Dairi. Adapun alasan memilih Kabupaten

Dairi adalah karena ajang kompetisi sepakbola antar kampung sangat sering

dilaksanakan di daerah tersebut, hal ini juga karena pada saat proses penelitian ini

sedang berlangsung kompetisi sepakbola antar kampung di daerah tersebut.

(14)

ini adalah untuk mengamati respon masyarakat dan pemerintah terhadap

kompetisi sepakbola antar kampung.

1.6.1.2Wawancara

Wawancara merupakan cara pengumpulan data dimana peneliti dan salah

satu informan hadir dalam waktu dan tempat yang sama dalam rangka

memperoleh data dan informasi yang diperlukan dala suatu penelitian. Lazimnya

dalam penelitian social diterapkan wawancara berstruktur (Siagian, Matias, 2011:

211). Pertanyaan penulis dalam wawancara penelitian ini akan sangat berbeda

bentuknya dengan pertanyaan yang ada dalam angket, karena dalam wawancara,

peneliti dan salah satu informan berinteraksi secara langsung dan sama-sama aktif.

Dalam wawancara ini peneliti memilih salah satu informan yang ikut

berpartisipasi dalam kompetisi sepak bola antar kampung.

1.6.2 Analisis Data

Setelah data dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah pengolahan data.

Proses pengolahan data tergolong proses yang cukup panjang. Langkah awal

pengolahan data adalah mempelajari jawaban responden. Pada tahap analisis ini,

peneliti akan memeriksa ulang data untuk melihat kelengkapan data. Data yang

diperoleh dari lapangan akan dianlisis secara kualitatif dan disusun sesuai dengan

kategori-kategori tertentu sebagaimana yang dikemukakan oleh informan.

Berdasarkan penelitian ini diharapkan dapat ditemukan kesimpulan yang dapat

Referensi

Dokumen terkait

Kuartalan.………...………...84 LAMPIRAN D Koefisien Korelasi Saat Tanggal Publikasi Laporan Keuangan Kuartalan.………...………...85 LAMPIRAN E Hasil SPSS Sembilan

Hal ini dapat disimpulkan bahwa Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Metode Kontrasepsi Dengan Pemilihan Kontrasepsi Selama Menyusui di BPS Umu Hani Kasongan

Dari hasil penelitian yang dilakukan terdapat indikasi peningkatan efisiensi pada semua jenis material elemen, namun nilai peningkatan efisiensi tertinggi terdapat pada

Di dalam: Pasokan Bahan Baku Kayu untuk Mendukung Industri Perkayuan Indonesia. In-House Experts Working Group Revitalisasi

Untuk menguji hipotesis yang diaju- kan dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data kuantitatif dengan menguna- kan metode analisis regresi berganda tiga prediktor

Pada skripsi ini akan dibuat suatu sistem yang dapat membantu pemilik tanaman yang tidak memiliki waktu untuk menyiram tanaman tersebut dengan melakukan monitoring.. dan

Hal ini dibuktikan oleh Dewantara (2012) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesulitan belajar peserta didik dalam pembelajaran keterampilan berbicara berasal dari faktor

Tujuan dari skenario simulasi variasi ukuran paket adalah untuk mengetahui kinerja Diffserv tanpa AFC dan Diffserv dengan AFC jika setiap aggregate memiliki ukuran