BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Penelitian ini membahas tentang kompetisi sepakbola antar kampung.
Pilihan terhadap fokus penelitian ini disebabkan sepakbola merupakan cabang
olahraga yang paling banyak diminati oleh manusia sekarang ini.Sepakbola yang
pada awalnya merupakan salah satu cabang olahraga secara lambat laun berubah
menjadi salah satu profesi. Selain itu, sepakbolabukan hanya sekedar olahraga
saja, tetapi telah menjadi sebuah industri. Akan tetapi, kompetisi sepakbola yang
kita saksikan saat ini seringkali dimulai dari suatu kompetisi lokal, yang sering
disebut kompetisi antar kampung atau tarkam.
Tarkam adalah suatu ajang pertandingan yang merupakan kepanjangan
dari tarikan kampung atau antar kampung. Dari beberapa cabang olahraga yang
dikompetisikan antar kampung, ternyata sepakbola tetap mendominasi warga di
lokasi penelitian ini. Hal ini disebabkan dalam pertandingan sepakbola antar
kampung tidak hanya melibatkan pemain lokal tetapi juga pemain sepakbola
tingkat Pelatda, tingkat Kabupaten, bahkan melibatkan pemain nasional.
Kompetisi sepakbola antar kampung biasanya dilaksanakan pada saat
menjelang peringatan hari kemerdekaan RI dimulai pada sekitar bulan Juni dan
Juli setiap tahunnya. Dalam proses pelaksanaan kompetisi sepakbola ini sebagian
besar masyarakat ikut berpartisipasi sebagai penyumbang dana, menjual berbagai
jenis makanan dan minuman di seputaran lapangan sepakbola, bahkan ada
Pada masa-masa menjelang pemilu, partai politik memanfaatkan kompetisi
sepakbola antar kampung sebagai ajang kampanye dengan cara mendanai
pertandingan sepakbola tersebut, dengan harapan masyarakat mengetahui siapa
dan partai mana yang memberi dana kompetisi.
Selain politik, pemain sepakbola profesional juga ikut berpartisipasi di
dalam kompetisi sepakbola antar kampung ini. Kompetisi sepakbola antar
kampung menjadi sebuah tantangan bagi para pemain sepakbola. Selain
mendapatkan tantangan bermain di kampung orang juga menjadi tantangan
mendapatkan permainan yang sedikit jauh dari permainan sepakbola yang
sebenarnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat sekarang ini gaji dari pemain
sepakbola yang tingkatannya sudah bermain di kompetisi nasional terkadang
masih terhambat dalam pembayaran terhadap pemain. Hal ini yang menyebabkan
para pemain mencari solusi lain dalam pemenuhan kebutuhan materi dan
kompetisi sepakbola antar kampung merupakan salah satu solusi terbaik karena
sejalan dengan profesi mereka sebagai pemain sepakbola. Pemain yang bermain di
kompetisi sepakbola antar kampung biasanya akan mendapatkan bayaran setiap
pertandingannya, berbeda pada saat pemain berada di dalam kompetisi nasional
yang pembayarannya bersifat kontrak yang akan dilunasi tiap tahunnya. Hal ini
yang menyebabkan para pemain mencari solusi untuk mendapatkan uang yang
sifatnya relative cepat yaitu bermain di dalam kompetisi sepakbola antar
kampung.
Di dalam pelaksanaan kompetisi sepakbola antar kampung juga ada
masyarakat yang ikut berpartisipasi sebagai pedagang yang memanfaatkan
untuk berdagang. Pada saat berlangsungnya kompetisi sepakbola antar kampung
ini banyak masyarakat yang hadir di lapangan sepakbola yang secara otomatis
memberikan keuntungan bagi pedagang yang memanfaatkan situasi kompetisi
sepakbola antar kampung. Masyarakat akan merasa lebih nyaman menyaksikan
pertandingan sepakbola jika diselingi dengan jajanan yang ada di sekitar lapangan
sepakbola tempat berlangsungnya kompetisi sepakbola antar kampung.
Kompetisi sepakbola antar kampung juga tidak lepas dari apa yang
dinamakan judi. Masyarakat yang ikut berpartisipasi di dalam kompetisi
sepakbola antar kampung juga memanfaatkan sebagai salah satu sarana permainan
judi. Karena menurut Kartini perjudian adalah pertaruhan dengan sengaja, yaitu
mempertaruhkan suatu nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai, dengan
menyadari adanya risiko dan harapan-harapan tertentu pada peristiwa peristiwa
permainan, pertandingan, perlombaan, dan kejadian kejadian yang tidak atau
belum hasilnya (Kartono,1992: 56). Sedangkan Undang Undang Hukum Pidana,
mengartikan perjudian sebagai tiap-tiap permainan yang kemungkinannya akan
menang pada umumnya tergantung pada untung untungan saja, juga kalau
kemungkinan bertambah besarkarena pemain lebih pandai atau lebih cakap. Main
judi mengandung juga segala pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau
permainan lain yang tidak diadakan oleh mereka yang turut berlomba atau
bermain, demikian juga segala pertaruhan lainnya (Hamzah, 1986: 154).
Judi ada di dalam kompetisi sepakbola antar kampung mendorong hal lain
yang menuntut untuk mendapatkan sesuatu yang dianngap bernilai dengan
berbagai cara yang diantaranya ialah bersifat mistik1
1
Dapat dilihat dar
.Meditasi merupakan salah
satu hal yang wajar dilakukan di dalam sepakbola antar kampung. Secara umum
meditasi diartikan sebagai suatu daya pemusatan batin percaya kepada Tuhan
Yang Maha Esa, untuk tujuan kesempurnaan hidup manusia, baik secara rohani
maupun jasmani. Psikolog David Orme Johnson (1973), menemukan bahwa orang
yang mempraktekkan meditasi menunjukkan “Greater autonomic stability” yang
amat bermanfaat terhadap stabilitas penampilan seseorang dalam tugas sehari-hari
(Gunarsa, 1989: 272). Dengan mengkaji suatu kompetisi sepakbola antar
kampung dilihat dari sudut pandang antropologi, diharapkan mengetahui dampak
positif dan negative dari kompetisi sepakbola antar kampung.
1.2. Tinjauan Pustaka
Sepakbola adalah
tim yang masing-masing beranggotakan 11 (sebelas) orang. Memasuki abad
ke-21, olahraga ini telah dimainkan oleh lebih dari 250 juta orang di 200 negara,
yang menjadikannya olahraga paling populer di dunia2
Dilihat dari subjek sepakbola adalah manusia untuk itu peneliti mencoba
untuk memahami dan mengerti pelaku sepakbola. Memang pada dasarnya seorang
pemain sepakbola wajib hukumnya untuk memiliki jasmani yang sehat dan tentu .
Motto Olahraga Nasional, “memasyarakatkan olahraga dan
mengolahragakan masyarakat”, merupakan konsep operasional untuk
mewujudkan secara nyata pembangunan manusia seutuhnya sekaligus menjadi
konsep pendidikan jasmani dan olahraga Indonesia (Gunarsa. Singgih dkk. 1989:
87).
2
saja kuat. Harapan tersebut akan tercapai apabila sebuah klub dapat menerapkan
latihan fisik yang mencukupi baik dari segi kuantitas, maupun kualitasnya.
Maksud dari pernyataan tersebut adalah latihan fisik bukan hanya harus rutin,
tetapi juga harus variatif dan menyenangkan. Akan tetapi dalam olahraga,
khususnya sepakbola, bukan sisi jasmani saja yang berpengaruh, melainkan juga
faktor psikologi pemain. Jika kita lihat, faktor psikologi banyak diremehkan oleh
seorang atlet atau bahkan pelatih sepakbola.
Salah satu ciri massa (penonton) adalah emosi yang labil. Begitu mereka
mengalami kekecewaan, maka mereka akan menunjukkan sifat yang agresif,
berupa cemoohan terhadap atlet. Disamping pengaruh yang merugikan itu, ada
pula pengaruh massa yang dapat membangkitkan semangat atau rasa percaya diri,
sehingga dalam situasi yang kritis atlet merasa seakan-akan mendapat “angin”,
yang lalu berangsur-angsur ia mampu menguasai keadaan dan menunjukkan
penampilan yang lebih baik (Gunarsa. Singgih dkk. 1989: 145 ).
Kompetisi merupakan salah satu cara seleksi di dalam suatu pertandingan
baik itu pertandingan olah raga maupun kompetisi di dalam dunia kerja. Kata
kompetisi menjadi suatu tantangan bagi siapa saja yang mempunyai saingan.
Karena kompetisi tidak lain dengan yang dinamakan seleksi karena kompetisi dan
seleksi sama-sama memilih salah satu yang terbaik dari beberapa saingan.
Kompetisi merupakan persaingan yang menunjuk kepada kata sifat siap bersaing
dalam kondisi nyata dari setiap hal atau aktifitas yang dijalani.
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam
masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya
defenisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik
(http://id.wikipedia/politik).
Kampanye adalah sebuah tindakan doktet bertujuan mendapatkan
pencapaian dukungan, usaha kampanye bisa dilakukan oleh peorangan atau
sekelompok orang yang terorganisir untuk melakukan pencapaian suatu proses
pengambilan keputusan di dalam suat
guna memengaruhi, penghambatan, pembelokan pecapaian. Dalam sistem politik
elektoral
pencapaian dukungan, di mana wakil terpilih atau referenda diputuskan.
Kampanye politis3
tindakan politik berupaya meliputi usaha terorganisir untuk
mengubah kebijakan di dalam suat
Suatu kampanye isu (persoalan) dilakukan untuk memenangkan isu. Suatu
kampanye isu berakhir dalam kemenangan yang jelas. Organisasi mendapatkan
sesuatu yang sebelumnya tidak mereka miliki. Seseorang yang berkuasa
menyetujui melakukan sesuatu yang sebelumnya dia tolak. Kampanye merupakan
serangkain peristiwa yang saling terkait, meliputi suatu jangka waktu, yang
masing-masing membangun kekuatan organisasi dan mendekatkannya kepada
kemenangan (Mendoza, Democrito T. 2004: 9).
Judi4
adalah tiap-tiap permainan, yang mendasarkan pengharapan buat
menang pada umumnya bergantung kepada untung-untungan saja, dan juga kalau
pengharapan itu jadi bertambah besar karena kepintaran dan kebiasaan
atau permainan lain, yang tidak diadakan oleh mereka yang turut berlomba atau
bermain itu, demikian juga segala pertaruhan yang lain-lain.
Dari pengertian tersebut maka ada tiga unsur agar suatu perbuatan
dapat dinyatakan sebagai judi, Yaitu adanya unsur :
1. Permainan / perlombaan. Perbuatan yang dilakukan biasanya berbentuk
permainan atau perlombaan. Jadi dilakukan semata-mata untuk
bersenang-senang atau kesibukan untuk mengisi waktu senggang guna menghibur
hati. Jadi bersifat rekreatif. Namun disini para pelaku tidak harus terlibat
dalam permainan. Karena boleh jadi mereka adalah penonton atau orang
yang ikut bertaruh terhadap jalannya sebuah permainan atau perlombaan.
2. Untung-untungan. Artinya untuk memenangkan permainan atau
perlombaan ini lebih banyak digantungkan kepada unsur spekulatif /
kebetulan atau untung-untungan. Atau faktor kemenangan yang diperoleh
dikarenakan kebiasaan atau kepintaran pemain yang sudah sangat terbiasa
atau terlatih.
3. Ada taruhan. Dalam permainan atau perlombaan ini ada taruhan yang
dipasang oleh para pihak pemain atau bandar. Baik dalam bentuk uang
ataupun harta benda lainnya. Bahkan kadang istripun bisa dijadikan
taruhan. Akibat adanya taruhan maka tentu saja ada pihak yang
diuntungkan dan ada yang dirugikan. Unsur ini merupakan unsur yang
paling utama untuk menentukan apakah sebuah perbuatan dapat disebut
Diakui atau tidak, perdukunan merupakan fenomena umum yang melanda
setiap lapisan masyarakat, dari rakyat kecil yang sekedar ingin menanyakan
momor buntut hingga para calon pejabat yang ingin mendapatkan kedudukan
tertentu atau yang ingin mempertahankan jabatannya (Ruslani. 2004: 104).
Istilah dukun diartikan sebagai “orang yang mengobati, menolong orang
sakit,atau memberi jampi-jampi.” Ada tiga kelompok yang termasuk dalam
kategori dukun menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu, (1) dukun beranak,
dukun yang pekerjaan nya menolong perempuan melahirkan; (2) dukun klenik,
dukun yang membuat dan memberi guna-guna atau kekuatan gaib lainnya; (3)
dukun tenung, dukun yang memiliki atau mampu menggunakan kekuatan gaib
terhadap manusia (Ruslani. 2004: 105).
Menjadi dukun memang sangat menarik secara ekonomis, karena
permintaan akan layanan dukun cukup tinggi. Sejalan dengan tesis bahwa dukun
merupakan bagian dari budaya pedesaan, orang mungkin menduga bahwa
permintaan akan layanan mereka di kota berakar dari sikap-sikap kampungan
yang masih belum pupus. Namun, dukun mempunyai sejumlah fungsi-fungsi baru
yang khas bagi masyarakat kota. Secara kasar, kasus-kasus yang dimintakan
penyelesaiannya kepada dukun dapat dibagi kedalam empat kategori: penyakit,
kesulitan ekonomi, karier, dan persoalan jodoh. Namun, sebenarnya masih ada
sebab lain yang membuat orang pergi ke dukun, yaitu dendam dan sakit hati atau
campuran dua atau lebih dari lima persoalan tersebut (Ruslani. 2004: 136).
Dukun telah menjadi bagian dari integral dari masyarkat kita yang
majemuk. Disatu sisi, dia merupakan sosok yang banyak dicaci masyarakat karena
mencari petunjuk disaat orang-orang tertentu mengalami kebingungan dan
kebuntuan yang tidak dapat dia temukan jawabannya dalam teori-teori ilmiah
maupun analisis para pakar di bidang tertentu (Ruslani, 2004: 105).
Kompetisi sepakbola antar kampung merupakan pergeseran dari olah raga
tradisional yang biasanya diselenggarakan pada saat menyambut hari
kemerdekaan Indonesia. Pada awalnya dalam rangka menyambut hari
kemerdekaan olah raga tradisional seperti perlombaan makan kerupuk,
perlombaan lari goni, panjat pinang telah sedikit bergeser ke arah kompetisi
sepakbola antar kampung. Salah satu olah raga tradisional yang telah sedikit
bergeser ialah olah raga pencak silat. Asal kata pencak silat ialah, pencak artinya
tarian, sedangkan silat artinya silaturahmi (Jas Admar, 2007: 1). Dalam eksistensi
pencak silat sebagai suatu sistem mengendap seperangkat nilai-nilai,
norma-norma, aturan-aturan sebagai aspek ideal. Dari pencak silat tersebut manifes
tindakan-tindakan berpola sebagai aspek sosial dan juga dalam rangka pencak
silat tercakup seperangkat peralatan dan teknologi sebagai aspek material (Yunus
Ahmad, 1985: 1).
Para ahli media tradisional seperti Ranganath (1976) dan Dissayanake
(1977) yang dikutip Kanti Walujo menyatakan, sifat-sifat umum media tradisional
yaitu mudah diterima, relevan dengan budaya yang ada, menghibur, menggunakan
bahasa lokal, memiliki unsur legitimasi, fleksibel, memiliki kemampuan untuk
mengulangi pesan-pesan yang dibawanya, komunikasi dua arah dan sebagainya.
Fungsi media tradisional sebagai sarana hiburan, sarana pendidikan, sarana
nilai-nilai budaya bangsa dan sarana perekat persatuan dan kesatuan bangsa
(Walujo Kanti, 2011: 3).
Kompetisi sepakbola antar kampung menjadi salah satu hiburan bagi
banyak masyarakat baik itu kalangan bawah, menengah, sampai kalangan atas.
Sepakbola tidak hanya berubah fungsi sebagai salah satu sarana olahraga saja
melainkan menjadi kepentingan banyak orang. Dunia industri sekarang ini tidak
lepas dari sepakbola, mereka melihat ada banyaknya peluang bisnis di dalam
dunia sepakbola, baik itu berupa saham, iklan, sampai transaksi jual beli pemain
sepakbola.
Kompetisi sepakbola antar kampung di dalam Antropologi dapat dilihat
sebagai suatu kebudayaan. Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan adalah
keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Oleh
karena itu, kompetisi sepakbola antar kampung menjadi salah satu sarana di dalam
masyarakat untuk tetap menjalin rasa sosial antara sesama. Ada tujuh (7) unsur
kebudayaan yaitu bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan
hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi, kesenian. Salah
satu dari tujuh unsur kebudayaan itu ialah organisasi sosial, dengan adanya
kompetisi sepakbola antar kampung masyarakat mulai lebih mementingkan
sepakbola daripada olahraga tradisional lainnya dimana pengaruh industrialisasi
sudah masuk mendalam, tampak bahwa fungsi kesatuan kekerabatan yang
sebelumnya penting dalam banyak sektor kehidupan seseorang, biasanya mulai
berkurang, dan bersamaan dengan itu adat-istiadat yang mengatur kehidupan
Dalam menganalisis masyarakat dari kebudayaan umat manusia, salah satu
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan fungsionalisme. Pendekatan ini
muncul didasari oleh pemikiran bahwa manusia di sepanjang hayatnya
dipengaruhi oleh pemikiran dan tindakan orang lain disekitarnya, sehingga
manusia tidak pernah seratus persen menentukan pilihan tindakan, sikap, atau
perilaku tanpa mempertimbangkan orang lain. Berdasarkan kajian Malinowski,
dia menyimpulkan bahwa setiap unsur kebudayaan mempunyai fungsi sosial
terhadap unsur – unsur kebudayaan lainnya.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Bagaimana kompetisi sepakbola antar kampung (tarkam) bertahan dan
berkembang di Kabupaten Dairi?
2. Mengapa masyarakat meminati kompetisi sepakbola antar kampung
(tarkam)?
3. Bagaimana hubungan kompetisi sepakbola antar kampung terhadap
1.4Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui alasan masyarakat mengikuti
kompetisi sepakbola antar kampung dalam kehidupan sosial masyarakat,
mengetahui dampak positif dan negatif mengikuti kompetisi sepakbola antar
kampung, dan bagaimana hubungan antara kompetisi kompetisi sepakbola antar
kampung dan aspek – aspek lainnya.
1.5Manfaat Penelitian
Manfaat praktis penelitian ini dibuat agar memunculkan perhatian dari
pemerintah, masyarakat, dan pembaca mengenai dampak positif dan negatif
kompetisi sepakbola antar kampung. Karena kompetisi sepakbola antar kampung
menjadi salah satu ajang manfaat bagi kelompok, organisasi, sampai kepentingan
individu. Adapun manfaat teoritis penelitian ini adalah untuk menambah wawasan
pengetahuan tentang kompetisi sepakbola antar kampung serta menjadi bahan
bacaan yang bermanfaat dan bahan studi kepustakaan bagi ilmu-ilmu pendidikan
yang bersangkutan dengan penelitian ini. Dengan demikian
pemerintah,masyarakat, dan pembaca dapat mengantisipasi kemungkinan
terjadinya dampak negatif dalam kompetisi sepakbola antar kampung di
daerahnya masing-masing.
1.6Metode Penelitian
1.6.1 Teknik pengumpulan data
Dunia antropologi mempunyai pengalaman yang lama dalam hal
dalam masyarakat kecil yang tersebar di seluruh muka bumi, dan ini
menyebabkan berkembangnya berbagai metode mengumpulkan bahan yang
mengkhusus ke dalam, yang kualitatif; serta berbagai metode pengolahan dan
analisa yang bersifat membandingkan, yang komparatif (Koentjaraningrat, 2002:
30).
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode
etnografi. Menurut Malinowsky (dalam Spradley, 1997) etnogrfi adalah
memahami sudut pandang penduduk asli, hubungan dengan kehidupan, untuk
mendapatkan pandangan mengenai dunianya. Pengumpulan data dalam penelitian
ini dikelompokkan ke dalam dua bagian yakni data primer dan data sekunder.
Data primer merupakan data yang diperoleh dari lapangan melalui observasi dan
wawancara. Sedangkan data sekunder merupakan data tambahan untuk
menunjang data-data primer yang diperoleh dari internet, buku, jurnal, artikel dan
sumber kepustakaan lainnya. Data primer merupakan data utama yang diperoleh
melalui teknik observasi dan wawancara.
1.6.1.1Observasi
Tahap observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan
terlibat (observasi partisipasi) terhadap respon masyarakat, pemain. Observasi
penelitian ini dilakukan di Kabupaten Dairi. Adapun alasan memilih Kabupaten
Dairi adalah karena ajang kompetisi sepakbola antar kampung sangat sering
dilaksanakan di daerah tersebut, hal ini juga karena pada saat proses penelitian ini
sedang berlangsung kompetisi sepakbola antar kampung di daerah tersebut.
ini adalah untuk mengamati respon masyarakat dan pemerintah terhadap
kompetisi sepakbola antar kampung.
1.6.1.2Wawancara
Wawancara merupakan cara pengumpulan data dimana peneliti dan salah
satu informan hadir dalam waktu dan tempat yang sama dalam rangka
memperoleh data dan informasi yang diperlukan dala suatu penelitian. Lazimnya
dalam penelitian social diterapkan wawancara berstruktur (Siagian, Matias, 2011:
211). Pertanyaan penulis dalam wawancara penelitian ini akan sangat berbeda
bentuknya dengan pertanyaan yang ada dalam angket, karena dalam wawancara,
peneliti dan salah satu informan berinteraksi secara langsung dan sama-sama aktif.
Dalam wawancara ini peneliti memilih salah satu informan yang ikut
berpartisipasi dalam kompetisi sepak bola antar kampung.
1.6.2 Analisis Data
Setelah data dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah pengolahan data.
Proses pengolahan data tergolong proses yang cukup panjang. Langkah awal
pengolahan data adalah mempelajari jawaban responden. Pada tahap analisis ini,
peneliti akan memeriksa ulang data untuk melihat kelengkapan data. Data yang
diperoleh dari lapangan akan dianlisis secara kualitatif dan disusun sesuai dengan
kategori-kategori tertentu sebagaimana yang dikemukakan oleh informan.
Berdasarkan penelitian ini diharapkan dapat ditemukan kesimpulan yang dapat