• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAPAK DESA S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAPAK DESA S"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

EXISTING SITE

A.LOKASI SITE

(2)

Site yang dipilih berada di Dukuh Pokoh, Desa Walen, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali, Jawa

Tengah, Indonesia.

B. LUAS SITE

Oleh : Anoga Putra I021

Luasan site yang di pilih 14.656 m2

(3)

- Luas kavling 400m2 x 14

- Akses jalan

- Fasilitas umum

C. KONTUR SITE

Oleh : Abi Rafdiansyah I0213001

Hasil data yang di dapatkan dari site yaitu adanya perbedaan ketinggian kontur yang tidak begitu terjal. Dengan lebar site 130m dan panjang 142m dan kontur paling tinggi 199mdpl dan yang yang terendah 183mdpl. Sehingga dengan data tersebut kita dapat menentukan persentase kemiringan kontur yaitu 11,2% .

(4)

DARI SOLO

(oleh : Bisma Fajar Mustofa I0213021)

D. AKSES MENUJU SITE

(5)

(oleh : Bisma Fajar Mustofa I0213021)

(oleh : Bisma Fajar Mustofa I0213021) E. SIRKULASI PEJALAN KAKI

(6)

BAB II

ANALISIS DATA VISUAL SITE

 UTARA

Bagian Utara site dibatasi oleh rumah – rumah warga. Dilengkapi dengan beberapa vegetasi di bagian utara site. Dari batas tersebut, view yang diberikan di utara site adalah berupa vegetasi yang ditanami berupa pohon – pohon peneduh; pohon

(oleh : Glabella Ersyara Ramadhani I0213033

(7)

kelapa, pohon jati, pohon bamboo dan pohon – pohon lainnya yang dapat membuat penghawaan di daerah site menjadi lebih sejuk dan dingin. Alur terasering di bagian Utara cenderung menaik. Di bagian utara ini posisi jalan sejajar dengan site.

Analisis Pemanfaatan : menikmati view di belakang berupa vegetasi – vegetasi.

 SELATAN

Batas bagian Selatan site berupa sungai dan jembatan serta

(8)

site masih sejajar karena jalan juga dibuat menurun mengikuti kontur.

Analisis Pemanfaatan :

o Di bagian selatan lebih dimanfaatkan untuk penempatan beberapa villa elite sehingga mempunyai view yang berbeda. Selain itu, view yang didapatlan di bagian selatan berupa sungai dengan bebatuan alam yang masih sangat alami dan beberapa vegetasi alam yang masih ada.

 BARAT

(9)

Vegetasi yang dapat dinikmati berupa tanaman – tanaman perdu kecil.

Analisis Pemanfaatan :

o Di bagian barat site dimanfaatkan untuk penempatan main entrance ke komplek villa dan jalan utama sehingga mudah dijangkau oleh siapa pun. Pada bagian ini akan dimanfaatkan pula untuk villa agar bisa mendapatkan view saat matahari terbenam di Gunung Merbabu dan terasering – terasering persawahan.

 TIMUR

Batas Timur bangunan hanya

(10)

lahan yang luas dan lepas sehingga view di bagian ini juga menarik.

Analisis Pemanfaatan :

(11)

BAB III

ANALISA DATA LINGKUNGAN

A.DAYA TARIK TAPAK

Pada tapak terdapat bukit, hamparan sawah, sungai, dan juga dapat melihat matahari tenggelam di balik gunung Merbabu pada sisi Barat tapak.

Analisis:

• Pemanfaatan suara aliran sungai sebagai suara background wilayah site yang dekat sungai.

• Bangunan pada sisi Barat site mendapat kesempatan untuk melihat sunset dan gunung Merbabu.

• Sebagian bangunan lain dapat melihat hamparan sawah ataupun aliran sungai di sisi luar site.

(oleh : Intan Salamina I0213038)

(12)

B. SUHU DAN KELEMBAPAN

Suhu yang ada pada site di desa Walen, Simo, Boyolali cenderung tinggi sehingga suasana di site terasa sangat panas. Karena suhu yang ada tinggi, sehingga kelembapan yang terjadi pada site juga rendah dan menyebabkan udara yang kering. Menurut Standar Internasional untuk kenyamanan suhu termis , menyatakan bahwa sensasi termis yang dialami manusia merupakan fungsi dari empat faktor iklim, yaitu (1) suhu udara, (2) suhu radiasi, (3) kelembapan udara dan (4) aliran angin. Sehingga untuk mensiasati suhu yang tinggi dan kelembapan yang rendah, dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu memberikan elemen – elemen air, tanaman ataupun mensiasati dengan peletakan orientasi bangunan yang sesuai.

Analisis

Analisis pemanfaatan dan pemecahan masalah suhu dan kelembapan :

1. Vertical Garden

(13)

Vertikal ini bukan hanya direalisasikan dengan tanaman merambat tetapi dapat menggunakan box tanaman.

Vertical Garden dipilih karena tanaman telah terbukti untuk penyaring udara, menciptakan udara bersih dalam lingkungan bangunan. Tujuan penggunaan tanaman vertikal pada bangunan, antara lain :

- Pemecah Angin

- Penyerap CO2 dan Co dan menghasilkan O2 - Meningkatkan ekosistem pada tapak

- Pendingin yang efektif - Penahan bising dan bau.

Media untuk tanaman vertikal sendiri dapat menggunakan pot atau dapat juga menggunakan konsep roof garden. Pot tanaman dapat mempunyai ukuran kedalaman 60cm.

Vertical Garden ini dapat direalisasikan pada beberapa Fasilitas Umum ataupun Villa sendiri di dalam Komplek Villa, seperti :

 Swimming Pool

(14)

Taman Villa

Taman yang merupakan RTH (Ruang Terbuka Hijau) pada komplek Villa dapat didesain vertical garden sehingga menetralisir udara panas di site dan juga kelembapan yang rendah pada site akan menjadi lebih tinggi sehingga udara menjadi lebih sejuk

 Kantor Pemasaran

(15)

menyesuaikan kontur dinding dan ruangan akan lebih sejuk dengan adanya tanaman di dalam ruang.

2. Menambahkan Elemen Air

Menambahkan elemen air pada desain komplek villa memberikan manfaat pada aliran udara dan penghawaan pada komplek tersebut, karena dapat menurunkan suhu pada microclimate sehingga unsur air yang diletakkan pada sekitar bangunan akan mendinginkan udara ataupun angin yang akan masuk ke dalam bangunan sehingga suhu di dalam bangunan lebih sejuk.

Di sekitar kanan kiri ataupun beberapa sisi masjid dapat diberi kolam sehingga menyejukkan udara bangunan

 Restoran

Selain untuk penyejuk udara juga dapat menambah segi estetika view sehingga dapat dinikmati oleh pengunjung.

(16)

Setiap villa warga yang ada dapat diberi sebuah kolam untuk mereduksi panas yang ada.

3. Penempatan Bangunan Komplek

Bangunan perlu ditata agar udara dapat bergerak, peletakan bangunan sebaiknya tidak diletakkan secara berdempetan namun sebaiknya diberi spasi karena peletakan bangunan yang berdempetan akhirnya akan menyebabkan aliran udara silang akan mengecil. Jalan – jalan yang digunakan harus diberi perlindungan, jalan yang diaspal harus diberi peredam berupa tanaman – tanaman di sepanjang pinggiran jalan.

4. Penggunaan Material Alam

(17)

bamboo, ijuk, jerami dan daun kelapa. Material alam dapat digunakan untuk menyerap panas matahari langsung dan dipantulkan lagi keluar bangunan sehingga suhu di ruangan akan selalu sejuk.

 Material alam dapat di aplikasikan pada bagian gazebo – gazebo di taman yang terbuat dari bamboo.

 Digunakan untuk desain ruang souvenir

C. ANGIN

(18)

Kecepatan angin untuk daerah Simo menurut skala Beaufort adalah 7-10 knots atau sekitar 8-12 mph.

Angin yang begerak ini disebabkan adanya perbedaan tekanan udara dari Gunung Merbabu yang ada di sisi barat site.

Analisis:

Dengan adanya angin yang demikian, tanggapan dalam desain site villa yang akan dibuat adalah sebagai berikut :

Mengurangi jumlah dan ukuran bukaan pada fasad bangunan baik itu villa maupun fasum yang menghadap ke arah angin berasal (barat dan selatan) agar angin yang masuk ke dalam bangunan tidak terlalu kencang.

(19)

ini perlu dilakukan agar tercipta sirkulasi udara yang baik di dalam bangunan

gambar pengggunaan vegetasi seagai penghalau angin serta menciptaan keadaan yang sejuk

 Karena angin yang relatif cukup kencang, makan bangunan akan dibuat rendah dan dengan atap yang tidak curam.

 Menanam pohon dan perdu dengan komposisi tertentu untuk menghalau angin masuk terlalu banyak ke dalam bangunan.. Penanaman pohon

memiliki arak minimal 6 meter dari bangunan. (A) Angin dibuat masuk

(B) Angin dihalau supaya tidak masuk D. LINTAS MATAHARI

LINTAS MATAHARI DI WALEN, SIMO, BOYOLALI.

B A

(20)

Sun Ptah Ddiagram di Desa Walen, Simo, Boyolali.

Derajat matahari pada jam 12 terletak pada 78.93°

(21)

Pada sore hari, matahari terletak sekitar 35°. namun, udara tidak sepanas saat siang.

 Dari data disamping, masalah yang ditimbulkan adalah teriknya matahari pada siang hari. hal ini dapat diantisipasi dengan

penggunaan tritisan pada atap atau dengan memasang kanopi agar mengurangi cahaya dan panas yang masuk. hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan menanam vegetasi vegetasi peneduh. E. TANAH DAN VEGETASI

Suasana site yang cenderung memiliki suhu udara tinggi dan sinar matahari dengan intensitas tinggi menyebabkan site terasa panas dan pada titik tertentu site akan menerima cahaya matahari maksimal akibat pergerakan matahari. Sehingga site perlu ditanami oleh vegetasi – vegetasi lainnya selain dari vegetasi eksisting yang sudah ada. Vegetasi yang ditanami pada site harus memiliki beberapa kriteria, antara lain:

(22)

1. Mampu tumbuh di tempat terbuka di bawah sinar matahari penuh. Jadi termasuk jenis-jenis pohon intoleran dan pionir , dengan kondisi rindang dan mampu menyerap karbonmonoksida dan polusi udara lainnya

2. Sesuai dengan keadaan tanah yang kurus dan miskin hara, serta tahan kekeringan

3. Bisa digunakan untuk menyimpan debet air dan menjaga lingkungan hidup disekitarnya

4. Memiliki nilai estetis untuk menunjang keindahan tambahan site.

Biasanya pohon-pohon yang memenuhi kriteria diatas adalah pohon-pohon yang tidak berbuah, selain dikhawatirkan membahayakan orang lain, pohon berbuah lebih cocok digunakan untuk halaman daripada penghijauan dengan tujuan reboisasi dan mengurangi polutan.

Adapun jenis-jenis pohon yang biasa dijadikan sebagai pohon peneduh baik disepanjang jalan raya maupun di sekitar rumah :

VEGETASI PENEDUH

1. Pohon Tanjung.

Pohon tanjung atau

(23)

Bunganya yang wangi mudah rontok dan dikumpulkan di

pagi hari untuk mengharumkan pakaian, ruangan atau untuk

hiasan. Varietas ini bisa tumbuh setinggi 25 m. Kayu tanjung

juga baik untuk dijadikan bahan ukiran, patung, penutup

lantai, jembatan, dan bantalan rel kereta api.

(24)

Pohon ini cocok dijadikan sebagai tanaman peneduh jalan karena mampu tumbuh hingga puluhan tahun, tidak

mudah terkena hama atau penyakit, tidak mudah tumbang dengan struktur kayu yang kuat, tumbuh lurus ke atas dengaan tajuk tinggi di atas batas ketinggian kendaraan.. 3. Pohon Kiara Payung

Pohon kiara

payung (Fellicium

Decipiens) merupak

an pohon yang

cocok ditanam pada

penghijauan

lingkungan

rumah. Pohon ini sangat rindang dan bertajuk luas,

memiliki tinggi hingga 11 meter namun yang sering ditemui

(25)

Ranting-rantingnya tidak terlalu besar namun kuat dari terpaan mencapai 40 meter dan gemang mencapai 350 cm.

5. Pohon Asam Jawa.

Tanaman asam jawa memang sangat baik pertumbuhannya didaerah yang memiliki iklim tropis, Tanaman ini di perkirakan berasal dari wilayah afrika timur, penyebarannya hingga asia tropis, karibia dan amerika latin. Di indonesia

(26)

peneduh. Dengan bentuk pohon yang tinggi, rindang, serta berakar kuat, tanaman asem jawa sengaja ditanam untuk memperindah lingkungan dan pohon peneduh di jalan-jalan kota dan jalan raya. Pohon asam juga bisa berperan sebagai bahan penghijauan dan untuk menahan angin, bisa juga

yang dikenal sebagai pohon peneduh jalan atau pekarangan.

Bungur mampu hidup ditanah gersang atau subur.

7. Pohon Dadap

Dadap

merupakan Pohon

(27)

sedang, mencapai tinggi 15–20 m dan gemang 50–60 cm.

Tanaman ini dimanfaatkan sebagai penahan angin.

8. Pohon akasia

seperti bantalan duri, Sama seperti pohon penghijauan yang

(28)

permukaan kasar. Pada bagian batang ini keluar akar

gantung. Daunnya lebat dan cocok ditanam di pinggir

perairan maupun ditaman kota. Beringin merupakan

tanaman yang memiliki kemampuan hidup dan beradaptasi

dengan bagus pada berbagai kondisi lingkungan.

(29)

tempat yang tidak membutuhkan ruang besar. Mampu hidup

hingga ketinggian 1400 mdpl. tumbuhan ini tidak bercabang

dan mampu tumbuh hingga 20 meter . Sebagai penyejuk

udara palem raja juga sering digunakan sebagai pohon hias.

12. Aren /Mergat

lumbung pendapatan yang mampu mensejahterakan

masyarakat. Selain itu, pohon ini cukup toleran dengan

tumbuhan sekitarnya, dan dapat tumbuh dengan baik di

lereng gunung pada kemiringan hingga 70 derajat,

penyeimbang dan menanggulangi erosi terutama daerah

aliran sungai dan gunung. Seluruh komponen yang ada dari

pohon aren bisa dimanfaatkan

F. MANUSIA DAN BUDAYA

(30)

Sebagian lahan di Desa Walen dijadikan untuk lahan pertanian (sawah) dan ruang terbuka hijau yang didalamnya termasuk bamboo forest. Sehingga dapat dikatakan tanah di Desa Walen subur. 50% - 70% penduduk di kelima desa tersebut bekerja sebagai pengrajin industri bambu, antara lain; tampah, besek, eblek, welitan, dsb. Sebagian menjadikanya sebagai pekerjaan utama, sebagian lagi menjadikannya sebagai pekerjaan sampingan selain bertani di sawah.

Beberapa masyarakat menjadikan kegiatan menganyam bambu sebagai pekerjaan utama. Sedangkan beberapa yang lainnya hanya menjadikan kegiatan tersebut sebagai pekerjaan sampingan selain bertani dan berternak.

Potensi bambu yang melimpah dijadikan masyarakat sebagai mata pencaharian. Hampir seluruh masyarakat di Dukuh Pokoh mempunyai keterampilan menganyam bambu. Akan tetapi, hasil yang diperoleh dari menganyam bamboo

Kerajinan tampah Kerajinan besek hasil penduduk

(31)

belum mampu menyejahterakan kehidupan masyarakat, sehingga banyak anak muda Dukuh Pokoh yang lebih memilih untuk bekerja menjadi buruh di kota dan menetap di sana daripada menganyam bambu. Hal ini berdampak negatif karena membuat berkurangnya tenaga produktif di Desa Walen ini.

Hasil bambu yang dijual pun tidak seberapa karena budaya masyarakat sering memanfaatkan penjualan bamboo dengan pergi ke kota dan menjualnya ke pengepul yang hanya datang beberapa hari sekali.

Kondisi masyarakat yang agraris, sudah merupakan suatu kewajiban bagi masyarakat untuk mencari sumber pengairan bagi

(32)

pengamatan yang dilakukan, saat musim kemarau tiba pengairan untuk sawah sangat sulit untuk dicari, parit-parit yang berada di utara sawah juga mengering, volume air sungai menurun derastis. Kondisi ini mengharuskan masyarakat menggunakan bantuan mesin diesel untuk membantu memompa air dari sungai menuju kepetak-petak sawah. Karena jika menggunakan aliran air dari PANSIMAS, warga dikenai biaya per harinya, serta tidak ditemukan sumber air pompa di area persawahan.

Kondisi rumah yang kadang tidak ditemukannya kamar mandi / WC juga menjadi kebiasaan sebagian warga dukuh Pokoh. Warga masih memanfaatkan parit yang ada di sebelah selatan pemukiman untuk buang air atau mencuci. Kondisi seperti ini tentu kurang baik bagi lingkungan yang berada di sekitarnya. Minimnya sosialisasi akan pentingnya menjaga kebersihan bisa menjadi faktor dari kondisi tersebut. Dengan kata lain, warga di Dukuh Pokoh ini juga memerlukan kamar mandi / WC umum untuk buang air maupun mencuci.

(33)

Pengadaan sosialisasi dari instansi kesehatan Desa Walen kepada warga kemudian direalisasikan dengan pembangunan WC dan kamar mandi umum dari pemerintah daerah sekitar untuk warga.

Pembangunan pertokoan sebagai wadah penjualan souvenir berbahan dasar bamboo dari warga pada area site villa. Hal ini juga bertujuan untuk menunjang ke-eksistensian dari tanaman bambu yang ada di Desa Walen kepada khalayak.

Pembangunan edu-park di sekitaran site villa untuk menjaga kelestarian dari tanaman bamboo serta memberikan pengetahuan tentang siklus hidup tanaman bambu.

Pengadaan tower air yang berguna untuk pengairan sawah serta pengairan untuk villa.

G. KEBISINGAN DAN PENZONINGAN

KEBISINGAN

Lokasi site berada di kawasan desa yang tenang, sumber kebisingan utama adalah suara kendaraan bermotor yang melintasi site. Sedangkan sumber kebisingan yang lain yang datang sewaktu-waktu adalah apabila warga yang

(34)

sedangmengadakanacara maka suaranya akan sampai dengan sangat jelas ke kawasan site, mengingat tidak banyak bangunan di sekitar sebagai peredam suara. Kebisingan tersebut sebenarnya tidak berpengaruh. Justru kebisingan utama datang dari dalam site yaitu pada bagian fasilitas umum. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan penzoningan pada kawasan komplek villa.

(35)

- Welcome area di pintu masuk kawasan sebagai hal yang menjual dari villa sehingga dibuat dengan menggunakan lahan yang cukup luas agar dapat menarik perhatian dari orang yang lewat. Lahan tersebut digunakan dengan menata vegetasi dan lampu-lampu pada malam hari sehingga kompleks villa ini menjadi eye catching.

- Area public (fasilitas umum) dan servis diletakkan di

tengah site agar akses yang ditempuh dapat lebih mudah baik bagi pengunjung villa maupun pengunjung fasilitas umum. Peletakkan area fasilitas umum ini dengan ketentuan fasilitas umum yang berada dibagian selatan merupakan fasilitas umum yang tingkat kebisingannya rendah sehingga tidak mengganggu villa yang ada di selatan site yang merupakan villa elit.

(36)

Sumur resapan air hujan:

ContohSumurResapan Air Hujan( Suripin, 2004 )

(37)

BUANGAN AIR LIMBAH

Limbah air bekas dialirkan ke bak kontrol dan langsung ke sumur resapan. Air akan tersaring pada bak resapan dan air yang keluar dari bak resapan sudah bebas dari pencemaran.

Pembuatan bak dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2 di bawah ini.

Gambar 1.Bak Saluran Bekas Mandi dan Cuci

Gambar 2.Bak Saluran Air Bekas.

PENGGUNAAN

1. Untuk membuang air

cucian

2. Untuk membuang air

bekas mandi

3. Untuk membuang air

(38)

1. Saluran setiap hari perlu dibersihkan dengan memakai sapu, atau alat lain.

2. Jangan membuang benda – benda padat seperti : batu kerikil, kertas, kain, plastik dan barang – barang lainnya 3. Semua resapan perlu sering dikontrol, agar bagian-bagian

yang tersumbat dibersihkan.

KEUNTUNGAN

Pembuatannya mudah, bahan – bahan ada disekitar kita dan konstruksinya sederhana.

KERUGIAN

Pembuangan air kotor ini juga tergantung dari struktur lapisan tanah. Tanah yang liat pada musim kemarau akan bongkah – bongkah hal ini mungkin berpengaruh pada sumber air bersih. Untuk mengatasi hal ini agar jaraknya perlu lebih di perpanjang lagi.

Adapun untuk sistem pengumpulan air buangan, dilakukan dengan

(39)

Air kotor dan air hujan disalurkan melalui satu saluran yang sama. Saluran ini harus tertutup. Pemilihan sistem ini didasarkan atas beberapa pertimbangan, antara lain :

1. Debit masing-masing buangan relative kecil

Aliran listrik yang tersedia pada Site adalah aliran dari PLN Boyolali yang dipasok melalui Jaringan Tegangan Menengah (JTM 20 KV) yang disalurkan ke Gardu Distribusi Sekunder kemudian ke trafo tiang step-down lalu ke Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 380/220 Volt ke meteran-meteran pelanggan.

(40)

Pada Site, Ada sebuah tiang listrik yang diperkirakan merupakan salah satu tiang JTR. Diperkirakan kapasitas tegangan listriknya kecil karena berada di daerah persawahan dan dusun sehingga ditakutkan tidak mampu mencukupi kebutuhan listrik kawasan Villa yang dibuat.

(41)

Karena distribusi listrik di Dukuh Pokoh, Desa Walen menggnakan tiang listrik sehingga pada site juga dipilih tetap menggunakan tiang sebagai penyalur tenaga listrik, maka dilakukanlah hal-hal sebagai berikut;

1. Melakukan Pendaftaran / Administrasi kepada PLN untuk mendapatkan listrik

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik, ada baiknya semua kegiatan tentang kelistrikan atau yang menyangkut dengan jasa kelistrikan dikonsultasikan kepada PLN. Konsultasi ini adalah untuk mengetahui segala jenis bentuk teknis dan non teknis dari pemasangan listrik.

2. Menentukan posisi tiang listrik utama

Tiang listrik utama adalah tiang listrik yang menerima listrik langsung dari PLN dan menjadi sumber energi listrik untuk kawasan Villa yang dibangun. Penempatannya ada baiknya agak keluar dari kawasan site demi kerapihan dan sirkulasi site.

3. Menentukan posisi tiang listrik penyalur

(42)

buah yang tersebar di pinggir jalan di sekitar site dan diusahakan untuk tidak mengganggu aktivitas kawasan. 4. Memasang Stabilizer dan Generator Set

Pemasangan Stabilizer dan Generator Set merupakan pilihan yang sebaiknya dilaksanakan, mengingat sumber listrik dari PLN memiliki kapasitas yang kecil. Stabilizer akan digunakan pada titik-titik tertentu yang membutuhkan listrik yang stabil, sedangkan Generator Set digunakan untuk membantu memenuhi kapasitas listrik yang tidak terpenuhi oleh PLN / pada saat pemadaman listrik.

Pengaliran arus listrik pada site dapat dilakukan dengan beberapa cara sesuai dengan ketentuan yang ada. Pada site sendiri, terdapat tiang listrik utama yang berfungsi mengalirkan arus listrik ke warga.

Ketentuan pemasangan aliran listrik, yaitu :

1. Tiang terbuat dari logam atau kayu

2. Diameter tiang minimum 10 cm

3. Tinggi tiang minimum 3,5 meter

4. tinggi jaringan minimum 3,2 meter

(43)

Pemasangan jaringan listrik dibuat menyusuri bahu jalan untuk meminimalisir adanya aliran kabel yang menyeberang di atas jalan sehingga pemandangan tidak terganggu oleh pasangan kabel yang terlalu banyak melintang diatas bangunan. Pada bagian kelompok tertentu diberikan suatu tiang induk yang mengalirkan ke setiap jaringan listrik villa. J. PERATURAN PEMBANGUNAN

Peraturan bangunan meliputi garis sepadan bangunan, yaitu :

1. Garis sepadan bangunan pada jalan utama adalah 3

Dengan adanya ketentuan garis sepadan tersebut, di dekat sungai tidak bertanggul dibuat sebuah taman sehingga bangunan yang dibuat tidak berbatasan langsung dengan sungai.

(44)

SITEPLAN KAWASAN

A. PENZONINGAN DAN SIRKULASI 1. PENZONINGAN

(oleh : Ismaniasita Nur Febrianti I0213042)

Keterangan :

Zona Privasi

Ruang Terbuka Hijau Zona Publik

(45)

Zona Publik dan servis diletakkan di tengah site agar akses menuju fasilitas umum dalam zona tersebut mudah dijangkau baik itu oleh pengunjung villa ataupun pengunjung fasilitas umum saja. Untuk Playground1 keseluruhannya adalah area bermain untuk anak diletakkan tepat di tengah site sebagai pusat dari keramaian, sedangkan untuk Playground2 diletakkan di dekat sungai yang keseluruhannya merupakan taman, tempat duduk dan bersantai serta dilengkapi edu park mengenai proses pembuatan kerajinan bambu. Playground2 ini kebisingannya lebih kecil daripada Playground 1

Untuk zona privat atau villa itu sendiri diletakkan di sepanjang batas kawasan agar setiap villa mempunyai potensi view yang sama. Dan untuk villa elit akan diletakkan di dekat sungai karena view-nya yang paling menarik.

B. PENJELASAN KAWASAN

Oleh : Annisa Hadny I0213009 dan Abi Rafdiansyah I0213001

Kawasan site terdiri atas 14 villa dengan luas tanah masing-masing adalah 400m2. Di dalam kawasan juga

(46)

Fasilitas umum tersebut diletakkan tidak berdampingan dengan villa untuk mendukung kenyamanan villa itu sendiri sehingga dapat memiliki nilai jual yang tinggi

1. Sirkulasi dalam site

Pola sirkulasi dalam site adalah jalan dengan sistem oneway dengan entrance dan exit yang berada di satu tempat. Jalan tersebut mengelilingi site dengan pola radial dan dapat menjangkau seluruh villa dan fasilitas umum.

(47)
(48)
(49)

2. Pengelompokan villa

a. Villa Kelas Elit

Terdiri atas villa no1-4 dengan keungulan

- Mempunyai view paling menarik yaitu view sungai dan hamparan sawah serta vegetasi-vegetasi yang berada di selatan site

- Berada di dekat fasilitas umum yang kebisingannya rendah

(50)

- Dekat dengan exit sehingga dapat lebih cepat keluar site (evakuasi diri) apabila terjadi bencana atau hal yangtidak diinginkan lainnya.

b. Villa Kelas Menengah I

Terdiri atas villa no 5-10 dengan keunggulan

- Mendapatkan view pada timur site yaitu hamparan sawah yang tenang dan matahari terbit pada waktu pagi hari. - Dekat dengan restoran

c. Villa Kelas Menengah II

Terdiri atas Villa 11-15 dengan keunggukan - Berada di kontur paling tinggi dari site

(51)

a. Parkir Area

Terletak di dekat entrance agar memudahkan pengunjung untuk memarkirkan kendaraannya. Luas Parkir area ini adalah 826m2

b. Kantor Pemasaran (servis area)

Kantor Pemasaran terletak di tengah site dan tepat berada di depan welcome area. Hal ini ditujukan agar para pengunjung yang datang dapat langsung melihat kantor pemasaran dan dapat langsung memesan villa yang ada. Pada kantor pemasaran ini bagian depannya akan dirancang sebuah vertical garden yang bertujuan untuk menghalau panasnya sinar amtahari dari barat serta membuat kesan yang menarik bagi orang yang memasuki kawasan villa ini. Pada bagian depan juga akan dibuat taman dan lampu-lampu yang akan menghiasi kawasan ini pada malam hari.

Luas kantor pemasaran adalah 330m2

c. Mini Market & Toko Suvenir

Dengan luasan 380m2 mini market dan toko suvenir ini

(52)

kebisingan dari fasilitas ini dari villa elit yang berada di selatan site.

d. Masjid

Masjid dengan luasan 400m2 ini terletak di dekat

kawasa villa elit karena kebisingan dari masjid relatif kecil dan hanya pada waktu tertentu saja. Masjid sendiri merupakan fasilitas umum yang penting bagi umat agama Islam. Pada ruan terbuka masjid nanti akan dibuat taman yang banyak vegetasi serta kolam agar masjid dapat lebih sejuk dan memberikan kesan nyaman.

e. Resto & Swiming Pool

Restoran dan swiming pool dibuat menjadi satu kawasan agar dapat saling melengkapi, misalnya bagi pengunjung yang sedang berenang apabila lapar dapat langsung ke restoran dan begitu pula pengunjung restoran apabila bosan dapat berenang di swiming pool area. Area ini memiliki tingkat kebisingan yang cukup tinggi sehingga dijauhkan dari area villa elit

f. Playground1

(53)

Dirancang ditengaha site supaya dapat menjadi pusat keramaian dari kawasan ini. Luas area ini adalah 689m2

g. Playground2 & Edu Park

Playground2 diletakkan di bagian yang lebih tenang karena fungsinya yang memang untuk duduk-duduk dan menikmati pemandangan bersama keluarga. Oleh karena itu area yang mempunyai luas 1140m2 ini

diletakkan di pinggir sungai bagian selatam agar mendapatkan view terbaik dan menimbulkan kesan nyaman bagi keluarga yang sedang piknik di situ. Selain itu pada area ini dilengkapi dengan edu park mengenai proses pembuatan kerajinantangan dari bambu yang dapat menarik perhatian dari para pengunjung.

D. JARINGAN LISTRIK

(54)

Tiang listrik diletakkan pada salah satu bahu jalan dan tidak berselang-seling pada bagian tertentu supaya tidak mengganggu pemandangan pengguna jalan dan akan tercipta nilai estetika dengan peetakkan tiang seperti itu

Setiap tiang penyalur listrik (warna merah) dapat menyaluran listrik kepada 4-6 rumah/bangunan. Terdapat tiang-tiang penyangga yang berfungsi sebagai penyangga kabel yang panjang dimana kabel-kabel ini dibelokkan sesuai bentuk jalan dan terdapat pada titik-titik tertentu untuk menyilangkan kabel diatas jalan

(55)

(oleh: Mega Pratiwi I0213056)

1. Arah aliran air hujan

Gambar diatas adalah arah aliran air hujan di dalam kawasan villa, setiap villa mengalirkan air hujan pada halamannya ke parit jalan yang akan bermuara di sungai yang ada di selatan site.

Terkecuali untuk villa nomer 9, karena posisinya tersebut villa ini akan membuat saluran pembuangan air hujan pada tanahnya sendiri.

2. Pengolahan air limbah

Seperti yang telah dijelaskan pada saat analisa data, pada kawasan villa ini air limbah rumah tangga seperti air sabun akan diolah sendiri oleh setiap rumah/villa dengan membuat sumur resapan supaya tidak mencemari lingkungan yang masih alami ini.

F. AIR BERSIH

(oleh: Mega Pratiwi I0213056)

(56)

Gambar

gambar berikut:
gambar pengggunaan vegetasi seagai penghalau angin serta menciptaan keadaan yang sejuk
Gambar  tersebut  menunjukkan  sirkulasi  pejalan  kaki  bagi

Referensi

Dokumen terkait

Pada buku bergambar dan mewarnai tentang objek bersejarah yang ada di Sulawesi Selatan ini, akan dibuat semenarik mungkin dengan menggunakan media dalam

Bagi mereka yang melihat persoalannya hanya dari sudut pandang keuangan global (global finance), maka resistensi masyarakat lokal berkaitan dengan pengelolaan sumber daya

Terlihat dari diskusi atau kerja kelompok, sebagian besar siswa sudah dapat melaksanakannya dengan baik, namun masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dan hanya

Variabel kompleksitas operasi perusahaan memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 0,188 dengan tingkat signifikan 0,962 > α = 0,05 (signifikan lebih besar dari 0,05)

Salah satu cara untuk mengatasi kendala yang dialami oleh kaum difabel daksa adalah memodifikasi kendaraan roda dua (sepeda motor) menjadi kendaraan roda tiga

Kesempatan bereksplorasi yang diberikan dalam pembelajaran berbasis masalah nampaknya belum cukup untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dengan peningkatan

(3) Setelah persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 lengkap dan dinyatakan layak menerima bantuan, maka Bupati mengeluarkan surat persetujuan Permohonan untuk

Serta mampu mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Sedangkan dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung masih menggunakan