LAPORAN PRAKTIKUM AUDIT ENERGI SISTEM PENERANGAN
Disusun sebagai salah satu tugas mata konservasi energi pada semester IV
Diusulkan Oleh : Devi Alpiani
141734011
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BANDUNG
I.1.Tujuan
Berikut tujuan dari praktikum konservasi energi sistem penerangan : Menjelaskan prinsip kerja sistem pencahayaan
Menjelaskan alat yang diperlukan untuk pengukuran sistem pencahayaan Melakukan pengukuran pada sistem pencahayaan
Menginterpretasi data pengukuran sistem pencahayaan Menampilkan profile energy sistem pencahayaan Menghitung kinerja sistem pencahayaan
Mencari peluang penghemataan pada sistem pencahayaan Melaporkan hasil audit sistem pencahayaan
I.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu menentukan langkah konservasi terbaik dalam rangka hemat energi pada setiap lampu. Dengan cara mengetahui daya terukur, tingkat pencahayaan, daya pencahayaan (efikasi), luas bidang kerja, dan spesifikasi lampu yaitu ,LED, LHE dan TL dengan ballast konvensional dan eletrik.
II. DASAR TEORI 1. Dasar teori
Sejak dimulainya peradaban, manusia menciptakan cahaya hanya dari api, walaupun lebih banyak sumber panasnya daripada cahaya yang dihasilkan. Di abad ke 21 ini kita masih menggunakan prinsip yang sama dalam menghasilkan panas dan cahaya, salahsatunya adalah melalui lampu pijar.
Hanya dalam beberapa dekade terakhir produk-produk penerangan menjadi lebih canggih dan beraneka ragam. Perkiraan menunjukan bahwa pemakaian energi oleh penerangan adalah 20 - 45% untuk pemakaian energi total oleh bangunan komersial dan sekitar 3 - 10% untuk pemakaian energi total oleh industri.
Hampir kebanyakan pengguna energi komersial dan industri peduli
penghematan energi dalam sistim penerangan. Seringkali, penghematan energy yang cukup berarti dapat didapatkan dengan investasi yang minim dan masuk akal.
Mengganti lampu uap merkuri atau sumber lampu pijar dengan logam halida atau sodium bertekanan tinggi, sehingga akan menghasilkan pengurangan biaya energi dan meningkatkan jarak penglihatan. Memasang dan menggunakan kontrol foto,
penghematan energi yang dikehendaki. Penting untuk dimengerti bahwa lampu-lampu yang efisien, belum tentu merupakan sistim penerangan yang efisien
Cahaya hanya merupakan satu bagian dari berbagai jenis gelombang
elektromagnetis yang terbang ke angkasa. Gelombang tersebut memiliki panjang dan frekuensi tertentu, yang nilainya dibedakan dari energi cahaya lainnya dalam
spektrum elektromagnetisnya.
Cahaya
Cahaya dipancarkan dari suatu benda dengan fenomena sebagai berikut:
• Pijar, benda padat dan cair memancarkan radiasi yang dapat dilihat bila dipanaskan sampai suhu tertentu. Intensitas meningkat dan penampilan menjadi semakin putih jika suhu naik.
• Muatan Listrik, jika arus listrik dilewatkan melalui gas,maka atom dan molekulnya akan memancarkan radiasi, dimana spektrumnya merupakan karakteristik dari elemen yang ada.
• Electro Luminescence, Cahaya dihasilkan jika arus listrik dilewatkan melalui padatan tertentu seperti semikonduktor atau bahan yang mengandung fosfor. • Photo luminescence, radiasi pada salahsatu panjang gelombang diserap, biasanya oleh suatu padatan dan dipancarkan kembali pada berbagai panjang gelombang. Bila radiasi yang dipancarkan kembali tersebut merupakan fenomena yang dapat terlihat, maka radiasi tersebut disebut fluorescence atau phosphorescence.
Cahaya nampak, seperti yang dapat dilihat pada spektrum elektromagnetik, diberikan dalam Gambar 1, menyatakan gelombang yang sempit diantara cahaya ultraviolet (UV) dan energi inframerah (panas). Gelombang cahaya tersebut mampu merangsang retina mata, yang menghasilkan sensasi penglihatan yang disebut pandangan. Oleh karena itu, penglihatan memerlukan mata yang berfungsi dan cahaya yang Nampak.
Definisi dan Istilah yang Umum Digunakan
• Lumen: Satuan flux cahaya; flux dipancarkan didalam satuan unit sudut padatan oleh suatu sumber dengan intensitas cahaya yang seragam satu candela. Satu lux adalah satu lumen per meter persegi. Lumen (lm) adalah kesetaraan fotometrik dari watt, yang memadukan respon mata “pengamat standar”. 1 watt = 683 lumens pada panjang gelombang 555 nm.
suatu bidang kerja yang datar per watt pada pencahayaan umum didalam ruangan yang dinyatakan dalam lux/W/m².
• Perbandingan Efficacy Beban Terpasang: Merupakan perbandingan efficacy beban target dan beban terpasang.
• Luminaire: Luminaire adalah satuan cahaya yang lengkap, terdiri dari sebuah lampu atau beberapa lampu, termasuk rancangan pendistribusian cahaya, penempatan dan perlindungan lampu-lampu, dan dihubungkannya lampu ke pasokan daya.
Lux: Merupakan satuan metrik ukuran cahaya pada suatu permukaan. Cahaya rata-rata yang dicapai adalah rata-rata-rata-rata tingkat lux pada berbagai titik pada area yang sudah ditentukan. Satu lux setara dengan satu lumen per meter persegi. Tinggi mounting: Merupakan tinggi peralatan atau lampu diatas bidang kerja. Efficacy cahaya
terhitung: Perbandingan keluaran lumen terhitung dengan pemakaian daya terhitung dinyatakan dalam lumens per watt.
• Indeks Ruang: Merupakan perbandingan, yang berhubungan dengan ukuran bidang keseluruhan terhadap tingginya diantara tinggi bidang kerja dengan bidang titik lampu.
• Efficacy Beban Target: Nilai efficacy beban terpasang yang dicapai dengan efisiensi terbaik, dinyatakan dalam lux/W/m².
• Faktor pemanfaatan (UF): Merupakan bagian flux cahaya yang dipancarkan oleh lampu-lampu, menjangkau bidang kerja. Ini merupakan suatu ukuran efektivitas pola pencahayaan.
• Intensitas Cahaya dan Flux: Satuan intensitas cahaya I adalah candela (cd) juga dikenal dengan international candle. Satu lumen setara dengan flux cahaya, yang jatuh pada setiap meter persegi (m2) pada lingkaran dengan radius satu meter (1m) jika sumber cahayanya isotropik 1-candela (yang bersinar sama ke seluruh arah) merupakan pusat isotropik lingkaran. Dikarenakan luas lingkaran dengan jari-jari r adalah 4πr2, maka lingkaran dengan jari-jari 1m memiliki luas 4πm2, dan oleh karena itu flux cahaya total yang dipancarkan oleh sumber 1- cd adalah 4π1m. Jadi flux cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya isotropik dengan intensitas I adalah:
Flux cahaya (lm) = 4π × intensitas cahaya (cd)
Perbedaan antara lux dan lumen adalah bahwa lux berkenaan dengan luas areal pada mana flux menyebar 1000 lumens, terpusat pada satu areal dengan luas satu meter persegi, menerangi meter persegi tersebut dengan cahaya 1000 lux. Hal yang sama untuk 1000 lumens, yang menyebar kesepuluh meter persegi, hanya menghasilkan cahaya suram 100 lux.
Hukum kuadrat terbalik
Dimana
E = Emisi cahaya, I = Intensitas cahaya d = jarak
Bentuk lain dari persamaan ini yang lebih mudah adalah: E1 d1² = E2 d2²
Jarak diukur dari titik uji ke permukaan yang pertama-tama kena cahaya – kawat lampu pijar jernih, atau kaca pembungkus dari lampu pijar yang permukaannya seperti es.
Contoh: Jika seseorang mengukur 10 lm/m² dari sebuah cahaya bola lampu pada jarak 1 meter, berapa kerapatan flux pada jarak setengahnya?
Penyelesaian:
E1m = (d2 / d1)² * E2 = (1,0 / 0,5)² * 10 = 40 lm/m²
Suhu Warna
Suhu warna, dinyatakan dalam skala Kelvin (K), adalah penampakan warna dari lampu itu sendiri dan cahaya yang dihasilkannya. Bayangkan sebuah balok baja yang dipanaskan secara terus menerus hingga berpijar, pertama-tama berwarna oranye kemudian kuning dan seterusnya hingga menjadi “putih panas”. Sewaktu-waktu selama pemanasan, kita dapat mengukur suhu logam dalam Kelvin (Celsius + 273) dan memberikan angka tersebut kepada warna yang dihasilkan. Hal ini merupakan dasar teori untuk suhu warna. Untuk lampu pijar, suhu warna merupakan nilai yang “sesungguhnya”; untuk lampu neon dan lampu dengan pelepasan intensitas tinggi (HID), nilainya berupa perkiraan dan disebut korelasi suhu warna. Di Industri,“suhu warna” dan “korelasi suhu warna” kadang-kadang digunakan secara bergantian. Suhu warna lampu membuat sumber cahaya akan nampak “hangat”, “netral” atau “sejuk”. Umumnya, makin rendah suhu, makin hangat sumber, dan sebaliknya
Perubahan Warna
Kesalah pahaman yang umum terjadi adalah bahwa suhu warna dan perubahaan warna keduanya menjelaskan sifat yang sama terhadap lampu. Selain itu, suhu warna menjelaskan penampilan warna sumber cahaya dan cahaya yang dipancarkannya. Perubahan warna menjelaskan bagaimana cahaya merubah warna suatu objek
II.1. Tingkat Pencahayaan (Iluminasi)
Tingkat Pencahayaan merupakan besarnya cahaya yang dibutuhkan untuk menerangi suatu ruangan. Tingkat pencahayaan digunakan untuk menentukan kualitas pencahayaan pada setiap ruangan sesuai dengan fungsinya. Lambang iluminasi adalah E dengan satuan lux (lux) sesuai persamaan berikut.
E=FA……….(1) Keterangan :
E : Intensitas penerangan (lux) F : Fluks cahaya (luman) A : Luas bidang kerja (m2)
Tingkat pencahayaan ini juga dapat dilakukan dengan cara pengukuran langsung menggunakan alat ukur luxmeter, sehingga dapat langsung diketahui nilai tingkat pencahayaan pada suatu bidang kerja tertentu. Berikut merupakan prosedur pengukuran pada sistem pencahayaan dengan menggunakan luxmeter.
cahayanya (iluminasi) secara tepat agar hasil yang ditampilkan pun akuarat. Adapun prosedur penggunaan alat ini adalah sebagai berikut :
1. Nyalakan luxmeter.
2. Pilih kisaran range yang akan diukur ( 2.000 lux, 20.000 lux atau 50.000 lux) pada tombol Range.
3. Arahkan sensor cahaya tegak lurus terhadap bidang kerja dengan menggunakan tangan pada permukaan daerah yang akan diukur kuat penerangannya.
4. Lihat hasil pengukuran pada layar panel.
II.2. Efikasi
Adalah rentang angka perbandingan antara fluks cahaya (lumen) dengan daya listrik suatu sumber cahaya (watt), dalam satuan lumen/watt. Efikasi juga disebut fluks cahaya spesifik, biasanya nilai efikasi ini didapat pada katalog dari suatu produk lampu. Nilai efikasi ini berbanding lurus dengan efisiensi lampu, sesuai persamaan berikut.
eff=energi terpakai(cahaya)
input(daya input) ……. (2)
Untuk mengetahui daya pencahayaan (efikasi) didapatkan dari nilai tingkat pencahayaan dari luxmeter dibagi dengan daya terukur yang ditunjukan oleh voltmeter dan amperemeter.
II.3.Faktor Daya (Cos Phi)
Faktor daya atau sering disebut cos θ adalah perbandingan daya sesungguhnya dengan daya semu. Semakin rendah nilai faktor daya akan mengakibatkan daya reaktif nya makin besar, sebaliknya jika nilai faktor daya semakin besar maka daya reaktif menuju 0 nol. Persamaan faktor daya dan faktor reaktif :
Pada umumnya suatu pabrik mempunyai faktor daya listrik yang rendah, hal ini disebabkan karena banyak menggunakan peralatan-peralatan seperti mesin-mesin, mesin las, lampu TL, transformewr dan lain -lain.
Untuk memperbaiki besarnya faktor daya listrik ini dapat dilakukan dengan memasang kapasitor daya secara paralel terhadap beban listrik tersebut. Hal ini dikarenakan pada faktor daya listrik yang rendah, peralatan listrik banyak menarik daya reaktif induktif sehingga perlu dikompensir dengan daya reaktif kapasitif agar faktor daya listrik dari peralatan tersebut menjadi lebih besar.
Besarnya rating kapasitor daya dapat ditentukan setelah didapat data-data dari peralatan listrik, kemudian dilakukan perhitungan untuk mendapatkan rating kapasitor daya tersebut.
Rating kapasitor daya dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
C= Qc
V2. w… … … … …(4)
Keterangan : C = kapasitor (F)
Qc = Daya reaktif kapasitor (VAR) V = Tegangan (V)
w = 2 phi f
II.1. Prosedur Kerja
1. Periksa rangkaian yang sudah tersedia pada meja kerja 2. Catat spesifikasi dari lampu-lampu pada meja kerja 3. Nyalaikan MCB
4. Aplikasikan rangkaian yang ada 5. Catat parameter yang dibutuhkan :
- Pencahayaan alami - Tegangan (V) - Arus (A)
- Intensitas cahaya dengan menggunakan luxmeter (Lux) - Tinggi lampu terhadap bidang kerja (cm)
6. Matikan MCB A. Titik Pengukuran
Skema simulasi titk pengukuran tingkat pencahayaan pada bidang kerja (1m2). Skema
titik pengukuran dibawah digunakan untuk jenis lampu yang lain seperti :TL, LHE,LED. Namun,sebagai referensi kelompok kami menggunakan tiga titik pengukuran yaitu: di ujung kanan,di ujung kiri, dan di tengah yang tegak lurus dengan lampu.
Lampu Philips TLD 58W/54-765 Cool Daylight
Gambar skema titik pengukuran (Sumber : Data Primer) Lampu
62c m
Bidang kerja
II.4.Alat dan Bahan Yang Digunakan
Berikut merupakan alat dan bahan yang digunakan.
Tabel 1. Alat dan Bahan
N o
Alat dan Bahan Gambar Alat dan Bahan Gambar
1 Lux meter Lampu CFL
2 Kapasitor 8mF Lampu LED
3 Volt meter Lampu
Halogen
5 Ballast Konvensional
Ballast Elektrik
IV. Kompilasi Data dan Analisa
Berikut merupakan data yang didapatkan mencangkup data primer hasil pengukuran dan data olahan beserta analisisnya.
A. Data Primer 1. Spesifikasi Lampu
Berikut merupakan spesifikasi lampu yang digunakan ketika praktikum sistem pencahayaan :
Tabel 2 Spesifikasi Lampu
No Jenis Lampu Spesifikasi Lampu
1 LHE Essential 18W 220-240V 50-60Hz I=130mA
CoolDaylight 1100lm 61 lm/W
2 LED 10.5W Temperatur Warna 6500K 90mA
220-240Vac 50/60 Hz
3 TL Philips Lifemax Tubelight TL-D 58W/54-765
2. Pengukuran
Berikut merupakan data hasil pengukuran praktikum sistem pencahayaan : Tabel 3 Data Pengukuran
N
1 TL 58W +BK 222 0.37 975 Terjadi lonjakan
2 TL 58W+BE 219 0,23 1005 Lampu terang, tidak
ada flick
3 TL 58W+BK+C 222 0,33 947 Mengalami delay
selama 4 detik sebelum nyala stabil dan terdengar suara dengung
4 TL 58W+BE+C 219 0,65 1075 Terjadi kenaikan
arus dari biasanya
5 LED 222 0,1 770 Lampu terang
6 LHE 222 0,13 2800 Lampu terang
Kondisi ketika pengukuran :
- Pengukuran dilakukan sekitar pukul 13:00 di lab Tegangan Tinggi
- Pada saat pengukuran sistem pencahayaan pada bidang kerja, cahaya alami langsung terhalangi seperti yang ditunjukan simulasi berikut.
Gambar Skema Kondisi Pengukuran (Sumber : Data Primer)
Cahaya alami
Oran g
Data Dasar
1. Spesifikasi Alat Ukur
No. Keterangan Jenis
1. Lampu LHE Philips
2. Lampu LED Philips
3. Lampu TL 38 W Cool day light Philips lifemax TLD 58 W/54 – 765 4. Ballast Konvensional Philips BTA 58L 31
5. Ballast Elektronik OSRAM Qiucktronic INSTANT START QTIS e 1x58/220-240
B. Data olahan
Berikut merupakan data hasil olahan data primer : Tabel 4. Hasil Olahan Data.
Wakt u
Beban Lampu V I Cos Ø Lux W
1 2 3
15: 35 TL Ballast
Electronic, LED, dan LHE
213 0.3 0.625 800 501 600 35
15 : 40 TL Ballast
Conventional, LED, dan LHE
210 0.24 0.992 858 469 644 50
15 : 45 LED dan LHE 222 0.16 0.422 330 167 338 15
Tegangan Range Arus Frekuensi
16 : 00 TL Ballat Electronic 207 0.4 0.768 1475 946 852 70 16 : 05 TL Ballat
Conventional
216 0.39 0.948 1614 905 929 80
Keterangan :
Pencahayaan (Lux) Alami :
Waktu Titik
3 : 32 1 2 3
144 127 103
a. Analisis Data 1. Profil Keenergian
a. Tabel waktu terhadap v
Waktu Beban Lampu V
15: 35 TL Ballast
Electronic, LED, dan LHE
213
15 : 40 TL Ballast Conventional, LED, dan LHE 210
15 : 45 LED dan LHE 222
15 : 50 LED 213
15 : 55 LHE 216
16 : 00 TL Ballat Electronic 207
b. Grafik waktu terhadap v
0 1 2 3 4 5 6 7 8 195
200 205 210 215 220 225
Grafk waktu terhadap v
waktu
te
g
a
n
g
a
n
c. Tabel waktu terhadap I
Waktu Beban Lampu I
15: 35 TL Ballast
Electronic, LED, dan LHE
0.3
15 : 40 TL Ballast Conventional, LED, dan LHE 0.24
15 : 45 LED dan LHE 0.16
15 : 50 LED 0.15
15 : 55 LHE 0.2
16 : 00 TL Ballat Electronic 0.4
d. Grafik waktu terhadap I
0 5 10 15 20 25 30 35 40 0
0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45
Grafk waktu terhadap I
Waktu
A
ru
s
e. Tabel waktu terhadap cos Ø
Waktu Beban Lampu Cos Ø
15: 35 TL Ballast
Electronic, LED, dan LHE
0.625
15 : 40 TL Ballast Conventional, LED, dan LHE 0.992
15 : 45 LED dan LHE 0.422
15 : 50 LED 0.312
15 : 55 LHE 0.694
16 : 00 TL Ballat Electronic 0.768
f. Grafik waktu terhadap cos Ø
0 5 10 15 20 25 30 35 0
0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Grafk waktu terhadap cos Ø
Waktu
C
o
s
Ø
g. Tabel waktu terhadap v, I, cos Ø
Waktu V (%) I (%) Cos Ø (%)
15: 35 95.94595
75 63.00403
15 : 40 94.59459
60 100
15 : 45 100
40 42.54032
15 : 50 95.94595
37.5 31.45161
15 : 55 97.2973 50 69.95968
16 : 00 93.24324 100 77.41935
h. Grafik waktu terhadap v, I, cos Ø
2. Nilai intensitas pencahayaan dan daya pencahayaan
Waktu Beban Lampu
Electronic, LED, dan LHE
800 501 600
1901 633.6667 15 : 40 TL Ballast Conventional, LED,
dan LHE
858 469 644
1971 657
15 : 45 LED dan LHE 330 167 338 835 278.3333
15 : 50 LED 535 605 123 1263 421
15 : 55 LHE 806 618 378 1802 600.6667
16 : 00 TL Ballat Electronic 1475 946 852 3273 1091
16 : 05 TL Ballat Conventional 1614 905 929 3448 1149.333
15: 35 213 0.3 0.625 39.9375 55.46875
15 : 40 210 0.24 0.992 49.9968 69.44
15 : 45 222 0.16 0.422 14.98944 20.81867
15 : 50 213 0.15 0.312 9.9684 13.845
15 : 55 216 0.2 0.694 29.9808 41.64
16 : 00 207 0.4 0.768 63.5904 88.32
16 : 05 216 0.39 0.948 79.85952 110.916
3. Nilai efikasi beban
efikasi=daya pencahyaan rata−intensitas rata−ratarata
Waktu Beban Lampu
Intensitas Pencahayaan (Lumen)
Daya Pencahayaan (W/m2)
Efikasi (lumen/watt) 15: 35 TL Ballast
Electronic, LED, dan
LHE 633.6667 55.46875 11.42385
15 : 40 TL Ballast
Conventional, LED, dan
LHE 657 69.44 9.461406
15 : 45 LED dan LHE 278.3333 20.81867 13.36941
15 : 50 LED 421 13.845 30.40809
15 : 55 LHE 600.6667 41.64 14.42523
16 : 00 TL Ballat Electronic 1091 88.32 12.35281
16 : 05 TL Ballat Conventional 1149.333 110.916 10.36219
4. Rata-rata beban
Waktu Beban Lampu Efikasi (lumen/watt) Rata – rata beban 15: 35 TL Ballast
Electronic, LED, dan LHE 11.42385 1.631979
15 : 40 TL Ballast Conventional,
LED, dan LHE 9.461406 1.351629
15 : 45 LED dan LHE 13.36941 1.909916
15 : 50 LED 30.40809 4.344013
15 : 55 LHE 14.42523 2.060747
16 : 00 TL Ballat Electronic 12.35281 1.764687
16 : 05 TL Ballat Cot nventional 10.36219 1.480313
5. Baseline dari kondisi yang diperoleh
Baseline = nilai rata-rata grafik profil
a. Tabel baseline dari v, I, dan cos Ø
Waktu V(V) I(A) Cos Ø
15: 35 213 213.8 0.3 0.26 0.625 0.68
15 : 40 210 213.8 0.24 0.26 0.992 0.68
15 : 45 222 213.8 0.16 0.26 0.422 0.68
15 : 50 213 213.8 0.15 0.26 0.312 0.68
15 : 55 216 213.8 0.2 0.26 0.694 0.68
16 : 00 207 213.8 0.4 0.26 0.768 0.68
0 5 10 15 20 25 30 35 195
200 205 210 215 220 225
213.8 213.8 213.8 213.8
213.8213.8 213.8
Grafk baseline dari v
tegangan baseline
waktu
te
g
a
n
g
a
n
5. Perbandingan nilai intensitas dan daya pencayaan berdasarkan SNI 03-6197-2000
1.Tabel dan grafik perbandingan intensitas cahaya dan daya pencahayaan berdasarkan pengukuran
Waktu Beban Lampu Intensitas cahaya (lux)
SNI
15: 35 TL Ballast
Electronic, LED, dan
LHE 633.6667 350
15 : 40 TL Ballast
Conventional, LED, dan
LHE 657 350
15 : 45 LED dan LHE 278.3333 350
15 : 50 LED 421 350
15 : 55 LHE 600.6667 350
16 : 00 TL Ballat Electronic 1091 350
16 : 05 TL Ballat Conventional 1149.333 350
Dari grafik dan table terlihat bahwa nilai standarnya adalah 350 dan data yang diperoleh adalah LED dan LHE tidak memenuhi standard karena nilainya kurang dari 350 yaitu 278.3 lumen, hal ini terjadi karena cahaya alami yang saat itu sedang mendung kemudian luas bidang kerja dan terhalang oleh benda-benda yang ada disekitar, juga warna cat tembok di lab tersebut. kemudian nilai TL ballast conventional juga terlalu besar yaitu sebesar 1149.3 lumen, hal ini dapat dipengaruhi dimana akibat rangkaian yang ada komponen induktor yang mengakibatkan arus tertinggal (lagging) terhadap tegangan sehingga muncul sudut beda fasa
(cos phi).
Waktu Beban Lampu Daya
Pencahayaa n
SNI
15: 35 TL Ballast
Electronic, LED, dan
LHE 55.46875 15
15 : 40 TL Ballast
Conventional, LED, dan
LHE 69.44 15
15 : 45 LED dan LHE 20.81867 15
15 : 55 LHE 41.64 15
16 : 00 TL Ballat Electronic 88.32 15
16 : 05 TL Ballat Conventional 110.916 15
Dari grafik diatas terlihat bahwa grafiknya fluktuatif, dari data diatas ada yang tidak
memenuhi standard yaitu LED sebesar 13.845 W sedangkan nilai standardnya adalah 15 W. ini karena dipengaruhi oleh luas bidng kerja. kemudian nilai TL ballast conventional juga terlalu besar yaitu sebesar 110.916 W dimana akibat rangkaian yang ada komponen induktor yang mengakibatkan arus tertinggal (lagging) terhadap tegangan sehingga muncul sudut beda fasa (cos phi)
2. Table & Grafik Perbandingan Pengukuran dan SNI dikurangi tanpa Pencahayaan Alami
Waktu Beban Lampu Pencahayaa
n Alami
SNI
15: 35 TL Ballast
Electronic, LED, dan
LHE 509 350
15 : 40 TL Ballast
Conventional, LED, dan
LHE 532.3333 350
15 : 45 LED dan LHE 153.6667 350
15 : 50 LED 296.3333 350
15 : 55 LHE 476 350
16 : 00 TL Ballat Electronic 966.3333 350
0 5 10 15 20 25 30 35
350 350 350350 350
Grafk perbandingan pengukuran dan SNI
INTENSITAS ALAMI
Dari grafik perbandingan pengukuran dan SNI dengan dikurangi pencahayaan alami dapat diamati bahwa nilai yang tidak memenuhi standard adalah LED dan LHE yaitu sebesar
153.6667 lumen, sangat jauh dengan nilai standar yaitu 350 lumen. Dan nilai
yang paling besar adalah 1024.667 lumen, dimana akibat rangkaian yang ada komponen induktor yang mengakibatkan arus tertinggal (lagging) terhadap tegangan sehingga muncul sudut beda fasa (cos phi) .
DAFTAR PUSTAKA
Understanding power and power quality measurement, – , http://www.transcat.com.
http://electricsourcestation.blogspot.co.id/2009/04/klasifikasi-jenis-dan-model-lampu-serta.html/
diunduh pada tanggal 25-05-2016, 18:00
https://konversi.wordpress.com/2009/11/18/kapasitor-bermanfaat-sekaligus-berbahaya/ diunduh pada tanggal 25-05-2016, 15:00