• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2020 S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2020 S"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2020

SEBAGAI “BONUS DEMOGRAFI”

UNTUK

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN

PENGENDALIAN PENDUDUK

LUTFI HAMDANI SUTIKNO

Sekolah Tinggi Ilmu Statistik

Jakarta

(2)

Kata Pengantar

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada Badan Pusat Statistik Republik Indonesia selaku penyedia data utama untuk penyelesaian karya tulis ini. Juga kepada Panitia Open Recruitment Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pendidikan Bidang Forum Informasi dan Kajian Statistik (FORKAS) Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) 2017.

Karya tulis ini dibuat berdasarkan penugasan yang diberikan oleh Panitia Open Recruitment Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pendidikan Bidang Forum Informasi dan Kajian Statistik (FORKAS) Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) 2017. Karya tulis ini dibuat sebagai seleksi karya tulis dalam Open Recruitment Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pendidikan Bidang Forum Informasi dan Kajian Statistik (FORKAS) Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) 2017.

Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi pengembangan ilmu pengetahuan dan kebaikan di masa yang akan datang.

Akhir kata, penulis mohon maaf jika ada kelemahan dan kekurangan dalam karya tulis ini. Sekian dan terima kasih.

Jakarta, November 2017

(3)

DAFTAR ISI

1. Lembar Judul ...………... i

2. Kata Pengantar ...………... ii

3. Daftar Isi ...………... iii

4. Daftar Tabel ...………... iv

5. Bab I Pendahuluan ...………... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ……… 1

1.2 Identifikasi dan Pembatasan Masalah ……….. 2

1.3 Perumusan Masalah Penelitian ……… 2

1.4 Tujuan Penelitian ………... 3

1.5 Manfaat Penulisan ………... 3

5. Bab II Kajian Teori dan Kerangka Pikir ………... 4

2.1 Pengertian Variabel-variabel ……… 4

2.2 Kerangka Berpikir ………... 7

5. Bab III Metodologi Penelitian ………... 8

3.1 Populasi dan Sampel ………... 8

3.2 Metode Pengumpulan Data ……….. 8

3.3 Metode Analisis Data ………... 9

7. Bab IV. Hasil dan Pembahasan ……….. 12

8. Bab V. Penutup ………... 15

5.1. Kesimpulan ... 15

5.2. Saran ... 15

(4)

DAFTAR TABEL

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu karya demografi yang paling banyak digunakan adalah proyeksi penduduk. Pemerintah memerlukan hasil proyeksi penduduk untuk merencanakan pembangunan manusia, khususnya perencanaan dan pengembangan program-program pendidikan. Dalam hal ini di mana hasil proyeksi penduduk dipakai sebagai dasar perhitungan, antara lain jumlah penduduk usia sekolah pada jenjang pendidikan tertentu, jumlah guru yang dibutuhkan dan harus dipersiapkan, serta jumlah gedung sekolah dan peralatannya. Dalam bidang kesehatan, hasil proyeksi penduduk dipakai untuk mendapatkan perkiraan jumlah penduduk menurut umur yang harus disediakan pelayanan kesehatan dasar, serta kebutuhan untuk penyediaan tenaga kesehatan termasuk dokter, bidan, obat-obatan dan peralatan yang diperlukan, serta jumlah tempat tidur di puskesmas atau rumah sakit. Demikian juga dengan perencanaan dan pembangunan tenaga kerja dan pemenuhan kebutuhan pangan, sandang, papan, pelayanan dasar bagi penduduk usia balita, remaja, pasangan usia subur dan penduduk usia lanjut pada masa yang akan datang, semua membutuhkan data hasil proyeksi penduduk.

Dalam bidang usaha, para pebisnis dan usahawan memerlukan data penduduk pada masa yang akan datang untuk mengetahui peluang pengembangan bisnis baru dan potensi pasar melalui segmentasi karakteristik demografis penduduk. Dalam bidang pengendalian penduduk, hasil proyeksi sangat bermanfaat untuk mengendalikan arah dan laju pertumbuhan penduduk dengan cara mengarahkan tren perkembangan fertilitas, mortalitas, dan migrasi.

Jadi, proyeksi penduduk pada dasarnya digunakan untuk dua macam perencanaan.

(6)

2. Perencanaan dalam kaitannya dengan kebijakan pengendalian penduduk terutama dalam hal mengarahkan tren fertilitas, mortalitas, dan migrasi menuju tercapainya sasaran pembangunan tertentu.

1.2 Identifikasi dan Pembatasan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah ditulis, identifikasi masalah yang dijadikan bahan penelitian sebagai berikut.

• Proyeksi penduduk Indonesia Tahun 2020 sebagai dasar perencanaan pembangunan guna menyediakan barang dan jasa sebagai tanggapan terhadap perkembangan penduduk Indonesia masa depan.

• Proyeksi penduduk Indonesia tahun 2020 sebagai dasar perencanaan kebijakan pengendalian penduduk dalam mengarahkan tren fertilitas, mortalitas, dan migrasi menuju tercapainya sasaran pembangunan tertentu.

1.2.2 Pembatasan Masalah

Berdasarkan pertimbangan kemampuan, tenaga, dan waktu, maka penelitian ini perlu dibatasi. Adapun penelitian ini dibatasi pada masalah hubungan output proyeksi penduduk Indonesia Tahun 2020 sebagai dasar perencanaan pembangunan dan kebijakan pengendalian penduduk.

1.3 Perumusan Masalah Penelitian

1. Bagaimana output proyeksi penduduk menjadi dasar perencanaan pembangunan guna menyediakan barang dan jasa sebagai tanggapan terhadap perkembangan penduduk Indonesia masa depan?

(7)

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi hubungan antara output proyeksi penduduk Indonesia Tahun 2020 terhadap perencanaan pembangunan dan kebijakan pengendalian penduduk.

1.5 Manfaat Penelitian

(8)

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

2.1 Pengertian Variabel-variabel

Variabel adalah karakter spesifik dari unit pengamatan yang bisa berubah dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain, atau bahkan bisa berubah untuk suatu unit pengamatan dari waktu ke waktu. Karena bisa berubah-ubah itulah karakter spesifik tersebut disebut variabel, dari kata (dalam Bahasa Inggris) to vary, yang artinya ‘berubah’, dan to be able, yang artinya ‘dapat’ [3].

Australian Bureau of Statistics (ABS) menyebutkan bahwa “a variable is any characteristics, number, or quantity that can be measured or counted”.

Artinya, sebuah variabel adalah karakteristik, bilangan, atau kuantitas yang dapat

diukur atau dihitung. Selanjutnya, ABS menyatakan bahwa “a variable may also be called a data item”, yang maksudnya sebuah variabel dapat disebut juga

sebagai sebuah butir data. Dengan demikian, menurut ABS variabel sama dengan butir data. Dalam bahasa Indonesia, variabel juga disebut dengan istilah peubah. Sejalan dengan pandangan di atas, ABS juga menyebutkan bahwa variabel disebut

demikian karena “the value may vary between data units in a population, and may

change in value over time”.

2.1.1 Variabel-variabel Proyeksi Penduduk Menurut Metode Matematik

Metode matematik (mathematical method) digunakan jika data tentang komponen pertumbuhan penduduk, yaitu fertilitas, mortalitas, dan migrasi tidak diketahui. Sehingga yang digunakan sebagai data dasar membuat proyeksi penduduk hanyalah jumlah penduduk total. Ada tiga metode proyeksi penduduk dengan menggunakan metode matematik, yaitu aritmatik, geometrik, dan eksponensial.

• Metode Aritmatik

(9)

Pn = P0 (1 + rn)

dimana:

Pn : jumlah penduduk pada tahun n

P0 : jumlah penduduk pada tahun awal (dasar) r : angka pertumbuhan penduduk

n : periode waktu antara tahun dasar dan tahun n (dalam tahun)

Pada proyeksi penduduk dengan metode aritmatik, angka pertumbuhan penduduk dirumuskan:

r = {(Pn / P0) – 1} / n

• Metode Geometrik

Perkiraan penduduk masa depan dengan metode geometrik mengasumsikan bahwa jumlah penduduk akan bertumbuh secara geometrik menggunakan dasar perhitungan bunga-berbunga (bunga majemuk). Dalam hal ini angka pertumbuhan penduduk (rate of growth) dianggap sama untuk setiap tahun. Berikut ini adalah rumus metode geometrik.

Pn = P0 (1 + r) n

dimana:

Pn : jumlah penduduk pada tahun n

P0 : jumlah penduduk pada tahun awal (dasar) r : angka pertumbuhan penduduk

n : periode waktu antara tahun dasar dan tahun n (dalam tahun)

Pada proyeksi penduduk dengan metode geometrik, angka pertumbuhan penduduk dirumuskan:

(10)

• Metode Eksponensial

Perumbuhan penduduk secara geometrik mengasumsikan bahwa tambahan penduduk hanya terjadi pada satu saat selama satu kurun waktu tertentu. Misalnya, pertambahan penduduk dalam satu tahun hanya terjadi pada tiap awal tahun, pertengahan tahun, atau pada tiap akhir tahun saja. Padahal kenyataannya, pertambahan penduduk dapat terjadi kapan saja sepanjang tahun (Shryock dan Siegel, 1971). Dengan demikian, diperlukan suatu rumus yang lebih menggambarkan pertambahan penduduk yang terjadi secara sedikit demi sedikit sepanjang tahun. Dalam hal ini, metode eksponensial lebih tepat digunakan. Berikut adalah rumus metode eksponensial.

Pn = P0ern

dimana:

Pn : jumlah penduduk pada tahun n

P0 : jumlah penduduk pada tahun awal (dasar) r : angka pertumbuhan penduduk

n : periode waktu antara tahun dasar dan tahun n (dalam tahun) e : bilangan pokok dari sistem logaritma natural yang besarnya

sama dengan 2,7182818

Pada proyeksi penduduk dengan metode eksponensial, angka pertumbuhan penduduk dirumuskan:

r = {ln(Pn / P0)}/n

(11)

dalam suatu jangka waktu tertentu yang dinyatakan dalam persentase. Sedangkan nilan n adalah jarak antara tahun dasar (acuan) terhadap tahun yang hendak dicari nilai proyeksinya. Variabel-variabel tersebut diolah dengan menggunakan metode aritmatik, geometrik, maupun eksponensial, akan diperoleh jumlah proyeksi penduduk pada tahun tertentu di masa depan (Pn).

2.2 Kerangka Berpikir

Bertambah dan berkembangnya jumlah penduduk di Indonesia mendorong peningkatan kegiatan jasa, industri, bisnis, pelayanan kesehatan, sarana dan prasarana, dan sebagainya. Penentu kebijakan, perencana program, ataupun pebisnis sering memerlukan informasi mengenai jumlah penduduk pada suatu waktu tertentu atau masa yang akan datang yang datanya belum atau tidak tersedia. Oleh karena itu, perlu dibuat suatu perkiraan mengenai jumlah penduduk. Sehubungan dengan kebutuhan terhadap pembuatan perkiraan penduduk (population estimate), dikenal berbagai istilah dan metode perkiraan penduduk yang perlu dibedakan menurut data dasar dan metode yang digunakan. Salah satu metode perkiraan penduduk yang umum digunakan adalah proyeksi penduduk (population projection).

(12)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen sejenis tetapi dapat dibedakan satu sama lain karena karakteristiknya [1]. Perbedaan-perbedaan itu disebabkan karena ada nilai karakteristik yang berlainan. Misalnya, seluruh karyawan perusahaan merupakan suatu populasi. Di sini, elemennya berupa orang, yaitu karyawan perusahaan. Walaupun jenisnya sama, namun karakteristiknya secara keseluruhan akan berlainan, misalnya umur, pendidikan, masa kerja, jumlah anak, gaji pokok, dan lain sebagainya. Jadi, populasi bisa merupakan seluruh penduduk Indonesia, seluruh perusahaan industri di Indonesia, seluruh petani di Jawa Tengah, seluruh kendaraan Departemen Keuangan, dan lain sebagainya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi. Jika n adalah jumlah elemen sampel dan N adalah jumlah elemen populasi, maka n < N (n lebih kecil dari N). Istilah lain dari sampel adalah contoh.

Populasi penelitian ini adalah penduduk Indonesia, namun penelitian ini tidak memiliki sampel, sebab penelitian ini didasarkan pada data sensus penduduk

dan berkaitan dengan proyeksi penduduk Indonesia tahun 2020 sebagai “bonus demografi” untuk perencanaan pembangunan dan pengendalian penduduk.

3.2 Metode Pengumpulan Data

(13)

hasil penyelidikannya merupakan suatu perkiraan. Misalnya, perkiraan jumlah karyawan, perkiraan jumlah produksi, perkiraan jumlah modal, perkiraan rata-rata modal, perkiraan rata-rata gaji karyawan per bulan, dan lain sebagainya. Jika nilai yang dihitung berdasarkan seluruh elemen populasi disebut parameter, maka data yang dihitung berdasarkan sampel disebut statistik [1].

Pengumpulan data dalam karya tulis ini didasarkan pada data rilis Badan Pusat Statistik Republik Indonesia tentang proyeksi penduduk Indonesia tahun 2010 – 2035. Penggunaan data sekunder didasarkan pada pemikiran bahwa nilai keakuratan data akan lebih terjamin dengan data Badan Pusat Statistik, juga mengingat keterbatasan pengetahuan, waktu, tenaga, dan biaya.

3.3 Metode Analisis Data

Tabel 3.3 Proyeksi Penduduk menurut Provinsi, 2010-2035 (Ribuan)

Provinsi Tahun

2010 2015 2020 2025 2030 2035

Aceh 4523,10 5002,00 5202,80 5870,00 6227,60 6541,40

Sumatera Utara 13028,70 13937,80 14703,50 15311,20 15763,70 16073,40

Sumatera Barat 4865,30 5196,30 5498,80 5757,80 5968,30 6130,40

Riau 5574,90 6344,40 7128,30 7898,50 8643,30 9363,00

Jambi 3107,60 3402,10 3677,90 3926,60 4142,30 4322,90

Sumatera Selatan 7481,60 8052,30 8567,90 9000,40 9345,20 9610,70

Bengkulu 1722,10 1874,90 2019,80 2150,50 2264,30 2360,60

Lampung 7634,00 8117,30 8521,20 8824,60 9026,20 9136,10

Kepulauan Bangka Belitung 1230,20 1372,80 1517,60 1657,50 1788,90 1911,00

Kepulauan Riau 1692,80 1973,00 2242,20 2501,50 2768,50 3050,50

Pulau Sumatera 50860,30 55272,90 59337,10 62898,60 65938,30 68500,00

DKI Jakarta 9640,40 10177,90 10645,00 11034,00 11310,00 11459,60

Jawa Barat 43227,10 46709,60 49935,70 52785,70 55193,80 57137,30

Banten 10688,60 11955,20 13160,50 14249,00 15201,80 16033,10

Jawa Tengah 32443,90 33774,10 34940,10 35958,60 36751,70 37219,40

DI Yogyakarta 3467,50 3679,20 3882,30 4064,60 4220,20 4348,50

Jawa Timur 37565,80 38847,60 39886,30 40646,10 41077,30 41127,70

Pulau Jawa 137033,30 145143,60 152449,90 158738,00 163754,80 167325,60

Bali 3907,40 4152,80 4380,80 4586,00 4765,40 4912,40

Nusa Tenggara Barat 4516,10 4835,60 5125,60 5375,60 5583,80 5754,20

(14)

Bali dan Kep. Nusa

Tenggara 13129,70 14108,50 15047,80 15932,40 16751,40 17495,70

Kalimantan Barat 4411,40 4789,60 5134,80 5432,60 5679,20 5878,10

Kalimantan Tengah 2220,80 2495,00 2769,20 3031,00 3273,60 3494,50

Kalimantan Selatan 3642,60 3989,80 4304,00 4578,30 4814,20 5016,30

Kalimantan Timur 3576,10 4068,60 4561,70 5040,70 5497,00 5929,20

Pulau Kalimantan 13850,90 15343,00 16769,70 18082,60 19264,00 20318,10

Sulawesi Utara 2277,70 2412,10 2528,80 2624,30 2696,10 2743,70

Sulawesi Tengah 2646,00 2876,70 3097,00 3299,50 3480,60 3640,80

Sulawesi Selatan 8060,40 8520,30 8928,00 9265,50 9521,70 9696,00

Sulawesi Tenggara 2243,60 2499,50 2755,60 3003,00 3237,70 3458,10

Gorontalo 1044,80 1133,20 1219,60 1299,70 1370,20 1430,10

Sulawesi Barat 1164,60 1282,20 1405,00 1527,80 1647,20 1763,30

Pulau Sulawesi 17437,10 18724,00 19934,00 21019,80 21953,50 22732,00

Maluku 1541,90 1686,50 1831,90 1972,70 2104,20 2227,80

Maluku Utara 1043,30 1162,30 1278,80 1391,00 1499,40 1603,60

Kep. Maluku 2585,20 2848,80 3110,70 3363,70 3603,60 3831,40

Papua Barat 765,30 871,50 981,80 1092,20 1200,10 1305,00

Papua 2857,00 3149,40 3435,40 3701,70 3939,40 4144,60

Pulau Papua 3622,30 4020,90 4417,20 4793,90 5139,50 5449,60

INDONESIA 238518,80 255461,70 277119,3 284829,00 296405,10 305652,40

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2017. Proyeksi Penduduk menurut Provinsi, 2010-2035

Sebagaimana dijelaskan dalam Bab II, Perumbuhan penduduk secara geometrik mengasumsikan bahwa tambahan penduduk hanya terjadi pada satu saat selama satu kurun waktu tertentu. Misalnya, pertambahan penduduk dalam satu tahun hanya terjadi pada tiap awal tahun, pertengahan tahun, atau pada tiap akhir tahun saja. Padahal kenyataannya, pertambahan penduduk dapat terjadi kapan saja sepanjang tahun (Shryock dan Siegel, 1971). Dengan demikian, diperlukan suatu rumus yang lebih menggambarkan pertambahan penduduk yang terjadi secara sedikit demi sedikit sepanjang tahun. Dalam hal ini, metode eksponensial lebih tepat digunakan. Berikut adalah rumus metode eksponensial.

Pn = P0ern

dimana:

Pn : jumlah penduduk pada tahun n

(15)

n : periode waktu antara tahun dasar dan tahun n (dalam tahun)

e : bilangan pokok dari sistem logaritma natural yang besarnya sama dengan 2,7182818

Pada proyeksi penduduk dengan metode eksponensial, angka pertumbuhan penduduk dirumuskan:

r = {ln(Pn / P0)}/n

Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, jumlah penduduk di Provinsi Aceh berjumlah 3.929.300 jiwa. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk di Provinsi Aceh berjumlah 4.523.100 jiwa, maka dengan proyeksi penduduk metode eksponensial, jumlah proyeksi penduduk pada tahun 2020 berjumlah:

(16)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Mulai tahun 2020, Indonesia diduga akan mengalami “Bonus Demografi”. Bonus demografi adalah suatu keadaan atau kondisi dimana penduduk yang berusia produktif (15-64 tahun) lebih banyak daripada yang berusia non-produktif (anak-anak dibawah 15 tahun dan lansia di atas 64 tahun). Badan Pusat Statistik memproyeksikan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2020 mendatang berjumlah 277.119.300 juta jiwa. Jumlah ini meningkat 16,18 persen dari tahun 2010 yang sebesar 238.518.800 juta jiwa. Meningkatnya jumlah penduduk pada tahun 2020 tersebut menyebabkan Indonesia menjadi negara kelima dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Meski begitu, peningkatan jumlah penduduk Indonesia tersebut dibarengi dengan meningkatnya penduduk berusia produktif (usia 15 tahun sampai 65 tahun).

Bonus demografi yang didapatkan tersebut harus disiapkan dengan baik, terutama dari sisi kualitas. Jika tidak, akan menjadi ancaman bagi bangsa ini. Sebab, sekarang kualitas penduduk muda ditentukan dengan rata-rata lama sekolah hanya 5,8 tahun atau tidak lulus SD. Kesempatan ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pemerintah Indonesia, namun harus juga memenuhi beberapa syarat agar “Bonus Demografi” dapat dimanfaatkan dengan baik. Beberapa cara di antaranya adalah dengan mempersiapkannya sejak perencanaan sampai dengan implementasinya di tingkat lapangan. Persiapan ini antara lain melalui :

1. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat 2. Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Pendidikan 3. Pengendalian Jumlah Penduduk

4. Kebijakan Ekonomi yang mendukung fleksibilitas tenaga kerja dan pasar, keterbukaan perdagangan, dan saving nasional.

(17)

dalam 10-20 tahun ke depan. Sehingga peningkatan akses pendidikan tinggi bagi rentang usia 19-23 dirasakan sangat penting. Pasalnya, dari 21 juta penduduk yang di usia 19-23 tersebut, hanya 5,4 juta yang bisa mengakses jenjang pendidikan tinggi. Karena dengan banyaknya penduduk produktif akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yaitu terciptanya Sumber Daya Manusia yang berproduktivitas dan menghasilkan kinerja yang optimal baik internal maupun eksternal. Internal yaitu di dalam negeri, yang pertama mampu memuculkan ide-ide atau gagasan yang kreatif untuk memajukan perekonomian. Misalnya, membuka suatu usaha yang kreatif dan inovatif sehingga dapat menghasilkan pendapatan perbulan bahkan perhari. Selain itu, SDM Indonesia ke depan diharap mampu membuka lapangan kerja, walaupun memulai usaha dari awal hanya membutuhkan sedikit pekerja, namun dapat berpartisipasi mengurangi tingkat pengangguran. Yang kedua, terlahirnya orang-orang yang mahir menciptakan teknologi, misalnya menciptakan mobil, atau mengembangkan mobil hemat energi, atau dengan menciptakan sesuatu yang baru bagi bangsa ini yang bermanfaat dan dapat digunakan untuk mempermudah aktivitas penduduk sehari-hari. Sedangkan eksternal berarti mampu berkarya di kancah internasional. Yang pertama, aktifnya mahasiswa Indonesia yang berkuliah atau menuntut ilmu di luar negeri, contohnya dengan mendapatkan nilai yang bagus. Yang kedua, pemuda-pemuda bangsa yang mengikuti lomba atau kompetisi di berbagai bidang dapat mengharumkan bangsa Indonesia. Yang ketiga, warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di luar negeri juga mampu bersaing dengan pekerja yang lainnya.

Bonus Demografi juga dapat berdampak tidak baik bagi Indonesia yaitu membludaknya penduduk sehingga lapangan kerja pun terbatas, dan yang non produktif bergantung pada yang produktif. BKKBN harus bekerja sama dengan Bappenas dan BPS untuk turut aktif dalam masalah bonus demografi, dengan cara :

(18)

2. Penetapan parameter penduduk, Penetapan parameter kependudukan difungsikan untuk perencanaan pembangunan, karena kegiatan dari pembangunan sangat erat hubungan dengan kondisi kependudukan.

3. Peningkatan penyediaan dan kualitas analisis data dan infromasi dengan menyediakan program-program untuk menganalisis data dan informasi sehingga dapat diperoleh hasil yang bermanfaat.

4. Pengendalian penduduk dalam membangunan kependudukan dan keluarga berencana, diharapkan dengan adanya KB penduduk di Indonesia dapat dikendalikan dan tidak adanya pembludakan penduduk yang berdampak pada kemiskinan.

(19)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Indonesia diduga akan mengalami “Bonus Demografi” mulai tahun 2020 dengan jumlah penduduk sebanyak 277.119.300 jiwa. Bonus demografi yang didapatkan tersebut harus disiapkan dengan baik, terutama dari sisi kualitas. Jika tidak, akan menjadi ancaman bagi bangsa dan negara. Untuk menyambut bonus demografi tersebut Indonesia perlu bersiap dalam hal peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan, pengendalian jumlah penduduk, serta kebijakan ekonomi yang mendukung fleksibilitas tenaga kerja dan pasar, keterbukaan perdagangan, dan saving nasional.

5.2 Saran

Untuk menyambut dan mempersiapkan “Bonus Demografi” yang

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Tim Penulis Lembaga Demografi FE UI. 2010. Dasar-dasar Demografi. Depok: Penerbit Salemba Empat.

Supranto, J. 2008. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.

Asra, Abuzar., Sutomo, Slamet. 2016. Pengantar Statistika I. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Gambar

Tabel 3.3 Proyeksi Penduduk menurut Provinsi, 2010-2035 (Ribuan)

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 14 diketahui peningkatan nilai minsim mengakibatkan jumlah association rule yang dihasilkan semakin sedikit dengan nilai tengah mendekati 0. Pada penelitian ini

Selanjutnya uji F dengan hasilnya menunjukkan terjadinya pengaruh secara bersama-sama yang signifikan dari seluruh dimensi variabel Kualitas Pelayanan

jiwa terhadap perilaku seksual. Akibat dari gangguan seksual itu timbul kejahatan-kejahatan yang melanggar norma-norma serta sistem hukum di Indonesia. Perilaku

Hasil penelitian menunjuk- kan bahwa terdapat pengaruh antara faktor pendidikan orang tua terhadap perkembangan anak usia pra sekolah di TK Nurul Husada Kalibaru

Kampung Keluarga Berencana merupakan salah satu program nasional yang menjadi bagian inovasi strategis Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

Visi Visi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional BKKBN adalah menjadi lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga

1824) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 9 Tahun 2020 tentang

Untuk memastikan arah kebijakan dan strategi yang telah disusun di dalam Renstra BKKBN 2020-2024 dapat diimplementasikan dengan baik diseluruh tingkatan wilayah, maka dokumen