• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Membaca Karya Arsitektur Sebagai Komposisi Musik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Membaca Karya Arsitektur Sebagai Komposisi Musik"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Arsitektur dan musik merupakan media dimana kreatifitas diekspresikan. Musik didefinisikan sebagai seni suara dalam waktu yang mengekspresikan ide-ide dan emosi dalam bentuk yang signifikan melalui unsur-unsur melodi, nada, harmoni dan ritme. Sedangkan pada arsitektur didefinisikan sebagai seni yang diwujudkan dalam bentuk fisik. Musik dan arsitektur juga merupakan ilmu yang terikat dengan kedisplinan, dimana terdapat aturan serta unsur-unsur yang saling berkaitan untuk menentukan hasil karya yang bernilai.

Menurut J.H. Von Goethe (1836), bahwa “Music is liquid architecture; Architecture is frozen music.” Ungkapan ini memberikan arti bahwa arsitektur

memiliki persamaan dengan musik dimana arsitektur juga memiliki irama. Dalam hal penyusunan karya, musik dan arsitektur memiliki persamaan dalam hal pembentukan dasar hingga sampai pada puncak hasil karya. Musik tidak terlepas dari unsur melodi, nada, harmoni dan ritme. Sedangkan pada arsitektur terdapat unsur fungsi program ruang dan pola sehingga suatu hasil karya arsitektur dapat dinilai baik, buruk serta indah atau tidaknya dari unsur-unsur musik. Berangkat dari pernyataan Goethe bahwa arsitektur adalah musik yang membeku, jelas terlihat bahwa arsitektur memiliki kesamaan dengan musik.

(2)

Persamaan arsitektur dan musik dapat ditelaah dari unsur-unsur pembentuk pada masing-masing, dimana arsitektur memiliki irama, tema serta komposisi yang sesuai dengan unsur pada musik yang memiliki ritme, tema serta dinamika. Musik dan arsitektur tidak dapat terlepas dari peran unsur-unsur tersebut. Pembentukan hasil karya pada kedua cabang seni ini juga harus memiliki keseimbangan dalam memberikan kualitas guna memberi daya tarik visual.

Elizabeth Martin dalam bukunya yang berjudul Architecture as Translation of Music, menggambarkan pemikirannya tentang hubungan musik dan arsitektur dengan berangkat dari anggapan dalam setiap penerjemahan displin ilmu ke ilmu yang lain, terdapat nilai/makna tertentu yang dipindahkan melalui membran yang definitif.

Louis Khan pernah menyatakan arsitektur yang besar merupakan arsitektur yang tidak terukur (immeasurable), melewati proses yang terukur (measurable) dan kembali pada hasil yang tak terukur. Dalam kasus ini, Louis Khan memulai dengan yang tak terukur dengan mengeksplorasi y-condition, kondisi-y dari musik dan arsitektur. Beliau mengeksplorasi dua bentuk seni tersebut dengan cara membandingkannya sampai batasan-batasan tertentu, seperti:

- Sifat-sifat fisik cahaya dan optik pada arsitektur, dibandingkan dengan sifat suara dan pandanganpada musik.

- Media ekspresi berupa garis, geometri, warna pada arsitektur, dibandingkan dengan media ekspresi berupa not nada-nada dan ritmepada musik.

Eksplorasi tersebut bertujuan untuk melihat hasil dari kualitas karya arsitektur dengan penekanan pada kajian teori musik.

(3)

Hotel sebagai objek penelitian daripada studi yang akan dilakukan untuk mengkaji seberapa besar nilai arsitektur pada objek tersebut dengan melihatnya dari sisi unsur pada musik.

Bagaimana “membaca” desain suatu bangunan yaitu Hotel Santika Dyandra dengan menggunakan pendekatan pada musik?

1.3. Tujuan Peneitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini yaitu, mengindentifikasi nilai arsitektur yang terkandung pada hotel Santika Dyandara dengan melalui penekanan unsur musik. Sehingga dapat terlihat jelas apa yg menjadi identitas gedung tersebut dengan melihat dari unsur-unsur ataupun elemen-elemen pembentuk musik.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapaun manfaat penelitian ini akan diuraikan menjadi manfaat penelitian bagi akademik dan manfaat penelitian bagi praktis.

1.4.1. Manfaat Akademik

Penelitian ini merupakan kesempatan untuk menganalisis/menguji teori-teori pada musik, yang berkaitan dengan arsitektur guna mengetahui identitas pada kawasan penelitian , sehingga dapat dicarikan pemecahannya, ditemukan rekomendasi dan juga diharapkan menjadi salah satu metode analisis dalam melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan sejenis serta menjadi referensi akademis.

1.4.2. Manfaat Praktis

(4)

1.5. Batasan Penelitian

Guna menghindari penelitian yang terlalu luas dan guna memberikan arahan yang lebih baik serta memberikan kemudahan dalam penyelesaian masalah sesuai dengan tujuan yang dicapai, maka perlu adanya pembatasan masalah. Batasan yang dipergunakan dalam variable penelitian ini adalah sebagai berikut:

• Variabel dari arsitektur yang terdiri atas komposisi dan ritme akan dieksplorasi dengan unsur pada musik berupa Irama, dan harmoni • Objek yang diteliti adalah Hotel Santika Dyandra Medan.

1.6. Kerangka Berpikir

Dalam membuat penelitian tentang eksplorasi musik pada hotel Santika Dyandra Medan maka, peneliti membuat rangkaian pendahuluan yang dapat menjadi acuan berfikir bagi peneliti dalam mencari dan mengolah data antara lain

dengan menetukan judul yakni, “Membaca Karya Arsitektur Sebagai Sebuah Komposisi Musik, Studi Kasus Hotel Santika Dyandra Medan” lalu melakukan observasi melalui denah dan tampak pada gambar kerja sehingga untuk mengetahui unsur-unsur musik yang terkandung dalam gedung tersebut menjadi perumusan masalahnya yang dapat menjadi tujuan penelitian yaitu,

Mengedintifikasi unsur-unsur arsitektur pada Hotel Santika Dyandra Medan, sehingga peneliti dapat memilih dan menentukan teknik pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara pendekatan melalui observasi terhadap gambar kerja pada denah dan tampak hotel Santika Dyandra. Setelah mengumpulkan data pada gedung tersebut, peneliti akan melakukan pendekatan melalui studi literatur tentang unsur-unsur arsitektur ataupun landasan teori yang dijadikan sebagai pendekatan pada desain gedung tersebut.

(5)
(6)

Diagram 1.1 . Diagram Kerangka Berfikir

LATAR BELAKANG

• Musik memiliki persamaan dengan Arsitektur

• Pentingnya musik sebagai landasan teori perancangan. • Musik dapat dijadikan indikator dalam menilai arsitektur pada

bangunan.

“MEMBACA KARYA ARSITEKTUR SEBAGAI KOMPOSISI MUSIK”

Studi Kasus : Hotel Santika Dyandra Medan

TUJUAN

Mengindentifikasi nilai arsitektur yang terkandung pada hotel Santika Dyandara dengan melihatnya melalui penekanan unsur musik.

PERMASALAHAN

Bagaimana “membaca” desain hotel

Santika Dyandra dengan menggunakan pendekatan terhadap musik?

HASIL PENELITIAN TEORI MUSIK

DAN ARSITEKTUR PENGUMPULAN DATA

- Observasi Gambar Kerja

- Dokumentasi

- Kajian Pustaka

(7)
(8)
(9)
(10)

• Transisi

Merupakan penyusunan elemen desain dengan mengatur tingkatan perubahan pada salah satu aspek komposisi.

• Dominasi (Emphasis)

Merupakan penekanan dengan menerapkan elemen/ unsur/ ataupun objek yang berbeda dengan elemen lainnya sehingga menjadi pusat perhatian utama dalam keseluruhan komposisi tersebut.

c) Proporsi

Proporsi adalah sesuatu yang berhubungan dengan ukuran dengan ukuran dari segala aspek pekerjaan dan bagian tertentu yang dijadikan standard (Vitruvius, 1486). Proporsi merupakan hubungan antar bagian dengan keseluruhan. Oleh karena itu, diperlukan suatu perbandingan (ratio) yang menjadi patokan suatu benda berproporsi.

Menurut DK Ching (2000:278), Proporsi lebih menekankan pada hubungan yang sebenarnya atau harmonis dari suatu bagian dengan bagian yang lain atau secara menyeluruh. Sebuah ruangan akan menjadi proporsi yang bersemangat jika ukuran tubuh manusia sesuai dengan kebutuhan.

Proporsi ditentukan oleh rasio dasar yang bersifat permanen dan digunakan sebagai penentu rasio berikutnya dalam sebuah obyek. Menurut Euclid (Ching 1966;132) seorang ahli matematika Yunani Kuno menyatakan bahwa rasio merujuk pada sebuah perbandingan kuantitatif dari dua benda yang serupa, sedangkan pada proporsi kepada kesetaraan masing-masing rasio tersebut.

Sistem pada proporsi membentuk satu kesatuan hubungan visual yang konsisten. Sistem Golden Section yang juga sering diistilahkan dengan dengan Golden Ratio yang dijabarkan dalam bentuk bilangan 1.618033988749895 .., yang akrab disebut dengan ‘Phi’(Φ). M. Borissavlievitch mengemukakan bahwa proporsi Golden Section menghadirkan kesetimbangan antara dua bagian yang

asimetri dan tidak sebangun (Padovan,1999).

Keterkaitan Golden Section dengan deret angka Fibonacci adalah sama-sama

Referensi

Dokumen terkait

Manakala bagi sikap wawasan dan emosi, nilai r masing- masing ialah 0.111 dan 0.099 iaitu perhubungan yang agak lemah, nilai signifikan kedua- dua sikap juga lebih besar daripada

Oleh itu dalam kajian ini penyelidik ingin mengenalpasti gaya pembelajaran bagi pelajar yang sedang menuntut di SPACE berdasarkan Skala Gaya pembelajaran Grasha-Riechmann dari

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penyusunan merumuskan masalah yang akan dibahas yaitu “Bagaimana perilaku yang dihasilkan Baja Canai Dingin sebagai balok

Sistem monitoring yang dimaksud pada penelitian ini adalah pengukuran tegangan dan arus sedangkan nilai daya dan faktor daya didapat dari hasil perhitungan menggunakan

Mengacu pada Resolution SEA/RC59/53 tentang Promoting Patient Safety in Health Care, yang diadopsi pada Sesi yang 59 thn Regional Committee untuk Asia Tenggara, yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tanda-tanda yang memiliki makna denotasi dan makna konotasi yang dilihat dari trick effect, pose, object, photogenia,

Pada penelitian tersebut diperoleh penurunan ukuran partikel dengan penambahan konsentrasi asam laurat dan juga memperlihatkan distribusi partikel yang lebih seragam...