PENGARUH JAMUR TIRAM PUTIH TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL DAN PENCEGAHAN ATEROSKLEROSIS PADA TIKUS
WISTAR JANTAN YANG DIBERI PAKAN TINGGI KOLESTEROL
TESIS
OLEH ERNAWATI
117008007
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU BIOMEDIK FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PENGARUH JAMUR TIRAM PUTIH TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL DAN PENCEGAHAN ATEROSKLER0SIS PADA TIKUS
WISTAR JANTAN YANG DIBERI PAKAN TINGGI KOLESTEROL
Diajukan untuk melengkapi persyaratan memperoleh Gelar Magister Biomedik dalam Program Studi Magister Ilmu Biomedik pada Fakultas
Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
OLEH ERNAWATI
117008007
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU BIOMEDIK FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Judul : PENGARUH JAMUR TIRAM PUTIH TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL DAN
PENCEGAHAN ATEROSKLER0SIS PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI PAKAN TINGGI KOLESTEROL
Nama Mahasiswa : Ernawati Nomor Induk : 117008007 Program Studi : Ilmu Biomedik
Menyetujui, Komisi Pembimbing
Prof. Hakim Bangun, Ph.D, Apt. dr. Delyuzar, M (Ked), Sp.PA
Ketua Anggota
(K)
Ketua Program Studi Biomedik, Dekan,
dr. Yahwardiah Siregar, Ph.D
NIP. 19550807 198503 2 001 NIP. 19540220 198011 1 001 Prof.dr.GontarA.Siregar,Sp.PD(KGEH)
Telah diuji pada
Tanggal : 22 Desember 2014
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Hakim Bangun, Ph.D, Apt. Anggota :1. dr. Delyuzar, M (Ked.), Sp.PA (K)
ABSTRAK
PENGARUH JAMUR TIRAM PUTIH TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL DAN PENCEGAHAN ATEROSKLEROSIS PADA TIKUS
JANTAN GALUR WISTAR YANG DIBERI PAKAN TINGGI KOLESTEROL.
Latar belakang: Aterosklerosis adalah penyakit degeneratif yang timbulnya dapat dipercepat dengan mengkonsumsi makanan tinggi kolesterol. Salah satu cara untuk mencegah terbentuknya aterosklerosis adalah dengan menurunkan kadar kolesterol darah.
Tujuan: Menentukan pengaruh Ekstrak Etanol Jamur Tiram (EEJT) dan residunya terhadap pencegahan penaikan kadar kolesterol dan terjadinya aterosklerosis pada tikus (efek preventif) dan pengaruh EEJT dan residunya terhadap penurunan kadar kolesterol dan aterosklerosis (efek kuratif) pada tikus jantan yang hiperkolesterol.
Metode: Pembuatan ekstrak dengan metode maserasi menggunakan etanol 96%. Hewan coba dibagi atas dua kelompok yaitu; preventif dan kuratif. Kelompok preventif menggunakan 24 ekor tikus yang dibagi menjadi empat kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri dari 6 ekor. Kelompok 1 (diberi pakan biasa), kelompok 2 (diberi pakan tinggi kolesterol), kelompok 3 (diberi pakan tinggi kolesterol dan EEJT dosis 250 mg/kg bb sehari sekali), kelompok 4 (diberi pakan tinggi kolesterol dan residu dosis 250 mg/kg bb sehari sekali). EEJT dan residu diberi secara oral. Kelompok kuratif menggunakan 24 ekor tikus yang hiperkolesterol, kemudian dibagi empat kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri dari 6 ekor. Kelompok 1 (diberi statin dosis 20 mg/kg bb sekali sehari), kelompok 2 (tanpa diberi pengobatan), kelompok 3 (diberi EEJT dosis 250 mg/kg bb sehari sekali), kelompok 4 (diberi residu dosis 250 mg/kg bb sehari sekali). Statin, EEJT dan residu diberi secara oral. Parameter yang diukur adalah kadar kolesterol, LDL, berat badan, jumlah sel busa dan ketebalan lapisan intima. Kadar kolesterol, LDl dan berat badan diukur setiap minggu, sel busa dan ketebalan lapisan intima diperiksa secara histopatologi pada akhir percobaan. Sebagai pembanding untuk kelompok kuratif digunakan statin dosis 20 mg/kg bb. Analisis data menggunakan one way ANOVA.
Hasil: Penelitian pada kelompok preventif menunjukkan bahwa EEJT dan residunya dapat mencegah penaikan kadar kolesterol, LDL, berat badan, pembentukan sel busa, dan penebalan lapisan intima. Efek EEJT dan residunya tidak berbeda signifikan (p > 0,05). Pada kelompok kuratif menunjukkan bahwa EEJT dan residunya dapat menurunkan kadar kolesterol dan LDL, tetapi tidak dapat mengurangi jumlah sel busa dan penebalan lapisan intima yang sudah terbentuk. Efek EEJT dan residunya tidak berbeda signifikan dibanding statin. Kesimpulan: Hasil menunjukkan bahwa EEJT dan residunya berguna untuk mencegah aterosklerosis dan juga untuk menurunkan kadar kolesterol dan LDL.
Key words: Jamur tiram; kolesterol; LDL; sel busa; lapisan intima; preventif; kuratif.
ABSTRACT
EFFECT OF WHITE OYSTER MUSHROOMS ON LOWERING CHOLESTEROL LEVELS AND PREVENTION ATHEROSCLEROSIS IN
WISTAR MALE RAT FED HIGH CHOLESTEROL.
Background: Atherosclerosis is a degenerative disease that can be accelerated by consuming foods high in cholesterol. One way to prevent the formation of
atherosclerosis is by lowering blood cholesterol levels. Purpose: To determine the effect of ethanol extract of Oyster Mushroom (EEJT)
and its residue on the prevention of raising cholesterol levels and atherosclerosis in rats (preventive effect) and the influence EEJT and its residue to decrease cholesterol levels and atherosclerosis (curative effect) in male
hypercholesterolemia rats. . Method: Preparation of the extract by maceration method using 96% ethanol.
Experimental animals were divided into two groups,i.e., preventive and curative groups. Preventive group used 24 rats were divided into four groups, each group consisted of 6 animals. Group 1 (fed normal), group 2 (fed with high cholesterol), group 3 (fed with high cholesterol and EEJT dose 250 mg / kg bw once a day), group 4 (fed with high cholesterol and residue dose of 250 mg / kg bw once a day). EEJT and the residue was given orally. Curative group used 24 were hypercholesterolemia rats, and then divided into four groups, each group consisted of 6 animals. Group 1 (given statin dose of 20 mg / kg bw once a day), group 2 (without any treatment), group 3 (given EEJT dose 250 mg / kg bw once a day), group 4 (given residue dose of 250 mg / kg bw once a day ). Statin, EEJT and the residue was given orally. Parameters measured were cholesterol, LDL levels, body weight, number of foam cells and the thicknes of the intima layers. Cholesterol, LDL levels and body weight were measured every week, foam cells and intimal layers thicknes histopathologically examined at the end of the experiment. As a comparison to curative groups used statin dose of 20 mg / kg bw. Analysis of data using one-way ANOVA.
Results: The study on the preventive group showed that EEJT and the residue can prevent raising of cholesterol, LDL, body weight, foam cell formation, and thickening of the intima layers. EEJT and the residue effect was not different significantly (p > 0.05). In the curative group showed that EEJT and the residue could lower cholesterol and LDL levels, but could not reduce the number of foam cells and thickening of the intimal layers that has been formed. EEJT and residue effect was not different significantly compared to statin (p > 0,05) . . Conclusion: The results indicate that EEJT and the residue are useful to prevent atherosclerosis and also to lower the blood cholesterol and LDL levels.
KATA PENGANTAR
Dengan ucapan Alhamdulillah, puji dan syukur yang utama dan pertama
dipanjatkan kehadirat Allah Subhannahu Wat’ala, karena hanya dengan ridha-Nya
jualah peneliti dapat menyelesaikan tugas yang berat ini, yakni penelitian tesis.
Tesis mengenai pengaruh jamur tiram putih terhadap penurunan kadar
kolesterol dan pencegahan aterosklerosis pada tikus wistar jantan yang diberi
pakan tinggi kolesterol merupakan salah satu dari beberapa herba yang sudah
puluhan tahun digunakan manusia sebagai pengobatan.
Tesis yang terdiri dari lima bab ini dimaksudkan untuk memberikan
kontribusi dalam menambah obat herba pada penderita hiperkolesterol dan
pencegahan timbulnya aterosklerosis. Apa yang melatar belakangi, yang menjadi
tujuan penelitian, faktor permasalahan dan apa manfaat penelitian ini disajikan
pada bagian pendahuluan (Bab I), teori-teori yang digunakan sebagai landasan
pada penelitian ini terdapat pada tinjauan pustaka (Bab II). Proses penelitian
disajikan pada metodologi penelitian (Bab III), sedangkan hasil dan diskusi
terdapat pada bagian keempat (Bab IV) terakhir penelitia ini ditutup dengan
kesimpulan dan saran pada bagian kelima (Bab V).
Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi penderita
hiperkolesterol dan sebagai pengobatan preventif bagi kita semua.
Medan, Desember, 2014
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatam ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Hakim Bangun, PhD, Apt, sebagai komisi pembimbing I dan
Bapak dr. Delyuzar M.Ked, Sp PA (K) sebagai komisi pembimbing II.
Ditengah-tengah kesibukan mereka yang amat padat, mereka senantiasa
meluangkan waktu dalam pembimbingan tesis ini. Dengan ketelitian,
kesabaran yang ditunjukkan selama proses bimbingan sehingga tesis ini selesai.
2. Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTMH, Msc (CTM), Sp.A(K), Rektor Universitas
Sumatera Utara, yang telah memberikan kesempatan bagi peneliti untuk
mengikuti jenjang pendidikan S2 di Universitas Sumatera Utara.
3. Prof.Gontar A. Siregar, Sp.PD-KGEH, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara.
4. dr.Yahwardiah Siregar,PhD, Ketua Program Studi Magister Ilmu Biomedik
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
5. dr.Jamaluddin Sp, PA. sebagai komisi pembanding I dan Ibu dr. Yunita Sari Pane MSc. sebagai komisi pembanding II yang telah banyak memberi masukan
kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
6. Ibu Sondang SKM, Bapak dr. Immanuel Pinem, mantan kepala puskesmas
Namu Terasi Kabupaten Langkat dan Bapak dr. Esra F Sembiring sebagai
kepala puskesmas Namu Terasi saat ini, yang telah memberi ijin kepada
7, Kepada rekan-rekan seangkatan: Vera, Ningrum, Anwar, Dita, Siti, Pak
Mustari, Leo, Sukaesih, Lili, Yeni, Tina, Roy, Taya, Imam, Donny, selama
masa perkuliahan berjuang bersama untuk menyelesaikan tugas dari pengajar.
8. Kepada kedua orang tua tersayang, Drs. H.Ngamehi Sembiring dan Ibu
Hj.Sismiasih yang selalu berdo’a memohonkan kemudahan segala urusan yang
dihadapi oleh seluruh putra-putrinya. Hal yang sama disampaikan kepada
Bapak dan Ibu mertua M. Yusuf Harun dan Ibu Hj. Mahmani
9. Kepada suami tercinta Prof. DR. Yusnadi, Ms, yang dengan ikhlas mengijinkan
peneliti untuk melanjutkan studi S2, beliau juga teman dikala suka dan duka,
juga selalu memberi semangat kepada peneliti pada saat peneliti merasa jenuh
dalam menyelesaikan tesis. Demikian juga kepada anak-anakku tersayang,
Nurul Nisa Primadiaty dan Naufal Hady, maafkan ibu karena kalian sudah
banyak mengorbankan hak-hak sebagai seorang anak. Peneliti juga
mengucapkan terima kasih kepada abang peneliti DR. Ir. Jaka sembiring,
M.Eng./ Sarah Asmita, SS, adik peneliti Dra. Ollyvia Sembiring/ Drs. Bahrizal
pasaribu, M.Pd, Ir. Akhmad Daniel sembiring M.T / Wihandini, Julian Henry
sembiring S.E/ Dwi Rini, DR. Idha.A, Sembiring/ DR. Delvian M.P dan
pihak-pihak lain yang telah banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan tesis ini.
Peneliti hanya dapat mendo’akan semoga Allah SWT memberikan imbalan
RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap : Ernawati
Tanggal lahir : 19 Oktober 1967
Tempat lahir : Langkat
NIM : 117008007
Alamat : Jl. Juang 45 No: 59 Medan Estate, Percut Sei Tuan
Pendidikan :
1. SD Negeri No: 050584 Binjai, tamat tahun 1980
2. SLTP Negeri I Binjai, tamat tahun 1983
3. SMU Negeri I Binjai, tamat tahun 1986
4. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, tamat tahun 1994
Riwayat Pekerjaan :
1.Dokter Jaga Poliklinik Taman Setia Budi, tahun 1994-1997.
2.Dokter Jaga Klinik Daarut-Tauhid Bandung, tahun 1998-2000.
3.Dokter PTT DEPKES di Puskesmas Kuala Kabupaten Langkat,
1995-1998.
4.Dokter PNS di Puskesmas Namu Terasi Kabupaten Langkat, Januari
2007 – sekarang.
4.2.1 Diskusi group preventif
4.2.1.1 Kadar kolesterol ... 90
4.2.1.2 Kadar LDL ... 92
4.2.1.3 Berat badan ... 94
4.2.1.4 Jumlah sel busa ... 97
4.2.1.5 Ketebalan lapisan intima ... 99
4.2.2 Diskusi group kuratif 4.2.2.1 Kadar kolesterol ... 101
4.2.2.2 Kadar LDL ... 103
4.2.2.3 Berat badan ... 106
4.2.2.4 Jumlah sel busa ... 106
4.2.2.5 Diameter lapisan intima ... 108
4.2.3.Korelasi dan regresi ... 107
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Group preventif ... 120
5.1.2 Group kuratif ... 121
5.2 Saran ... 122
DAFTAR TABEL
No Tabel Hal.
2.1 Kadar kolesterol dan trigliserid pada orang dewasa menurut
perhimpunan jantung Amerika(Stapleton, et al., 2010) ... 15
3.1 Langkah-langkah untuk menentukan analisis data yang digunakan
(Sopiyudin, 2013). ... 52
4.1 Kadar kolesterol tikus grup preventif (n = 6) ... 54
4.2 Rerata luas AUC kolesterol tikus group preventif (n = 6) ... 56
4.3 Hasil analisis Post-Hoc luas AUC kolesterol group preventif
Keterangan: tanda (*) menunjukkan perbedaan signifikan ... 57
4.4 Kadar LDL tikus group preventif (n = 6) ... 58
4.5 Rerata luas AUC LDL tikus group preventif (n – 6) ... 60
4.6 Hasil uji analisis Post-Hoc Bonferroni luas AUC LDL tikus
group preventif. Keterangan: tanda (*) berbeda signifikan ... 61
4.7 Berat badan tikus group preventif (n = 6) ... 62
4.8 Luas AUC berat badan tikus group preventif ... 64
4.9 Hasil uji analisis Post-Hoc luas AUC berat badan tikus group preventif. Keterangan: tanda (*) menunjukkan perbedaan yang
signifikan ... 65
4.10 Jumlah sel busa tikus group preventif ... 67
4.11 Hasil uji analisis Post-Hoc jumlah sel busa tikus grup preventif.
Keterangan: tanda (*) menunjukkan perbedaan yang signifikan.... 68
4.12 Diameter lapisan intima aorta grup preventif P0, P1, P2 diberi EEJT dan P3 diberi residu EEJT ...
70
4.13 Hasil analisis Post-Hoc ketebalan lapisan intima tikus group preventif. Keterangan: tanda (*) menunjukkan perbedaan
signifikan ... 71
4.14 Kadar kolesterol tikus group kuratif (n = 6) ... 72
4.16 Hasil analisis Post-Hoc luas AUC kolesterol tikus group kuratif
Keterangan: tanda (*) menunjukkan perbedaan yang signifikan .... 75
4.17 Kadar LDL tikus group kuratif (n = 6) ... 76
4.18 Luas AUC kadar LDL tikus group kuratif (n = 6) ... 77
4.19 Hasil analisis Post-Hoc luas AUC LDL tikus group kuratif
Keterangan: tanda (*) berbeda signifikan ... 79
4.20 Berat badan tikus group kuratif (n = 6) ... 80
4.21 Luas AUC berat badan tikus group kuratif ... 82
4.22 Hasil analisis Post-Hoc luas AUC berat badan group kuratif K1 (kontrol positif), K2 (kontrol negatif), K3 diberi EEJT dan K4
residu EEJT. ... 83
4.23 Jumlah sel busa group kuratif K1 (kontrol positif), K2 (kontrol
negatif), K3 diberi EEJT dan K4 diberi residu EEJT ... 85
4.24 Hasil analisis Post-Hoc jumlah sel busa tikus group kuratif,
Keterangan: Tanda (*) menunjukkan perbedaan yang signifikan.... 86
4.25 Ketebalan lapisan intima aorta tikus group kuratif ... 87
4.26 Hasil analisis Post-Hoc ketebalan lapisan intima aorta tikus group
kuratif. Keterangan: tanda (*) menunjukkan perbedaan signifikan 89
4.27 Nilai R Square kadar kolesterol dan LDL pada P1 group preventif 113
4.28 Koefisien korelasi kadar kolesterol dan LDL pada P1 group
preventif ... 114
4.29 Nilai R Square kadar kolesterol dan LDL pada P2 group preventif 114
4.30 Koefisien korelasi kadar kolesterol dan LDL pada P2 group
preventif ... 114
4.31 Nilai R Square kadar kolesterol dan LDL pada P3 group preventif 115
4.32 Koefisien korelasi kadar kolesterol dan LDL pada P3 group preventif ...
115
4.33 Nilai R Square kadar kolesterol dan LDL pada K1 group kuratif 116
4.34 Koefisien korelasi kadar kolesterol dan LDL pada K1 group
4.35 Nilai R Square kadar kolesterol dan LDL pada K3 group kuratif 118
4.36 Koefisien korelasi kadar kolesterol dan LDL pada K3 group
kuratif ... 118
4.37 Nilai R Square kadar kolesterol dan LDL pada K3 group kuratif
yang diberi residu EEJT ... 118
4.38 Koeffisien korelasi antara kadar kolesterol dan LDL pada group
kuratif yang diberi residu EEJT ... 119
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Hal.
2.1 Kesimpulan metabolisme lipoprotein (Prentice Hall, 2002) ... 17
2.2 Skematik : terjadinya migrasi monosit dan perubahannya
menjadi sel busa (Yuan, et al., 2012) ... 21
2.3 Hubungan antara stres oksidatif dan atherosclerosis. Sumber utama bahan oksidatif dan Reactiv Oxygen Species pada aterosklerosis pembuluh darah adalah makrofag dan Smooth Muscle Cell. Keberadaan ROS akan menginduksi disfungsi endotel. Stres oksidatif yang utama menimbulkan oksidatif modifikasi dari LDL ( oxd- LDL ) dan kelanjutan lesi
aterosklerosis.(vogiatzi, 2009) ... 22
2.4 Sumber radikal bebas (Fang, 2002) ... 27
2.5 Stres oksidatif menginduksi beberapa jenis penyakit pada
manusia (huy, He, 2008) ... 28
4.1 Hubungan kadar kolesterol terhadap waktu pada grup preventif
P0, P1, P2 diberi EEJT dan P3 diberi residu EEJT... 55
4.2 Hubungan kadar LDL terhadap waktu untuk group preventif P0,
P1, P2 diberi EEJT dan P3 diberi residu EEJT. ... 59
4.3 Hubungan antara berat badan terhadap waktu grup preventif P0,
P1, P2 diberi EEJT dan P3 diberi residu EEJT ... 63
4.4 Lapisan intima aorta tikus group preventif P0dijumpai sel busa
(foam cell) ... 66
4.5 Lapisan intima aorta tikus group preventif P2(EEJT), terlihat sel
busa(foam cell) ... 66
4.6 Lapisan intima aorta tikus group preventif P1, terlihat sel busa
(foam cell ) pada lapisan intima ... 66
4.7 Lapisan intima aorta tikus group preventif P3 (rEEJT), terlihat
sel busa (foam cell) ... 66
4.8 Rerata jumlah sel busa tikus grup preventif Keterangan: huruf
4.9 Lapisan intima group preventif P0, ketebalan lapisan intima
18,38 µm ... 69
4.10 Lapisan intima group preventif P2, ketebalan lapisan intima
34,36µm ... 69
4.11 Lapisan intima group preventif P1, ketebalan lapisan intima
45,11µm ... 69
4.12 Lapisan intima group preventif P3, ketebalan lapisan intima
34,36µm ... 69
4.13 Rerata ketebalan lapisan intima aorta tikus group preventif. Keterangan : Huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang
signifikan ... 70
4.14 Hubungan kadar kolesterol terhadap waktu pada tikus group kuratif kelompok 1 (kontrol positif), 2 (kontrol negatif), 3 diberi
EEJT dan 4 diberi residu EEJT... 73
4.15 Hubungan kadar kolesterol dan LDL terhadap waktu pada group kuratif K1 (kontrol positif), K2 (kontrol negatif), K3 diberi
EEJT dan K4 diberi residu EEJT ... 77
4.16 Hubungan berat badan tikus terhadap waktu setelah dihentikan pakan tinggi kolesterol dan dimulai pengobatan untuk K1 (KP/statin), K2 (KN), K3 diberi EEJT dan K4 diberi residu
EEJT ... 81
4.17 Lapisan intima aorta tikus K1 (KP/statin), dijumpai sel busa
(foam cell) pada lapisan intimanya. ... 83
4.18 Lapisan intima aorta K2 (KN), , terlihat sel busa (foam cell )
pada lapisan intima ... 83
4.19 Lapisan intima aorta tikus K3 (EEJT), terlihat ada sel busa(foam
cell) pada lapisan intimanya ... 83
4.20 Lapisan intima tikus K 4 (r EEJT) tampak sel busa
(foamcell= FC) pada lapisan Intimanya ... 83
4.21 Jumlah rerata sel busa kelompok I (kontrol positif/statin), II (kontrol negatif), III (EEJT), dan kelompok IV (r EEJT). Keterangan: huruf yang berbeda menunjukkan perbandingan
yang signifikan ... 85
4.22 Lapisan intima K1 (KP/statin) ketebalan lapisan intima 36,11
4.23 Lapisan intima K 2 (KN) ketebalan lapisan intima14,06 µm ... 87
4.24 Lapisan intima K3 (EEJT) yang diberi pakan tinggi
kolesterol, ketebalan lapisan intima 71,84 µm ... 87
4.25 Lapisan intimaK4 (rEEJT) yang diberi statin, ketebalan lapisan
inti 40,13 µm ... 87
4.26 Ketebalan lapisan intima aorta group kuratif K1(kontrol positif), K2 (kontrol negatif), K3 diberi EEJT dan K4 diberi residu EEJT.Keterangan: huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan
yang signifikan ... 88
4.27 Regresi antara kadar kolesterol dan LDL pada group preventif P1 113
4.28 Korelasi antara kadar kolesterol dan LDL pada kontrol positif
kelompok kuratif... 116
4.29 Korelasi antara kadar kolesterol dan LDL pada group kuratif
yang diberi EEJT ... 117
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Hal.
1. Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan ... 128
2. Hasil identifikasi jamur ... 129
3. Hasil skrining fitokimia simplisia ... 130
4. Rincian hasil pemeriksaan karakterisasi ... 134
5. Hasil skrining fitokimia ekstrak ... 137
6. Hasil skrining fitokimia residu ... 140
7. Foto penelitian ... 144
8. Hasil kelompok preventif ... 145
9. Hasil deskripsi luas AUC kolesterol kelompok preventif ... 146
10. Kadar LDL ... 147
11. Hasil tes uji normalitas luas AUC LDL kelompok preventif ... 148 12. Berat badan rata-rata tikus kelompok preventif ... 149
13. Hasil uji normalitas luas AUC berat badan kelompok preventif ... 150
14. Jumlah sel busa kelompok preventif ... 151
15. Hasil uji homogenitas varian jumlah sel busa kelompok preventif 152 16. Hasil uji normalitas diameter lapisan intima kelompok preventif 153 17. Kadar kolesterol kelompok kuratif ... 154
18. Hasil deskripsi luas AUC kolesterol kelompok preventif ... 155
19. Hasil uji ANOVA luas AUC kolesterol kelompok kuratif ... 156
20. Hasil test normalitas luas AUC LDL kelompok kuratif ... 157
21. Berat badan kelompok kuratif ... 158
23. Hasil uji ANOVA luas AUC berat badan kelompok kuratif ... 160
24. Hasil uji ANOVA jumlah sel busa kelompok kuratif ... 161
25. Hasil test normalitas diameter lapisan intima kelompok kuratif ... 162
26. Hasil test homogenitas varian jumlah sel busa group kuratif 163
27. Hasil deskripsi ketebalan lapisan intima group kuratif 164
DAFTAR SINGKATAN
1. AUC : Area Under The Curve
2. ANOVA : Analysis Of Variance
3. BB : Berat badan
4. CMC : Carboxyl Methyl Cellulose
5. EEJT : Ekstrak Etanol Jamur Tiram
6. HMG Ko-A : 3 Hidroxy 3 Methyl Glutaril Co Enzym A
7. Ho : Hipotesis Nol
8. Ha : Hipotesis Alternatif
9. HE : Haematoxyllin Eosin
10. LDL : Low Dencity Lipoprotein
11.MCI : Myocard Infarction