OLEH : ONENG NURUL BARIYAH
LEMBAGA KEUANGAN
(PEREKONOMIAN) NON
Pengelolaan Zakat Pada Masa
Rasul (Awal Abad ke-7)
Masa Nabi Muhammad
Berbagai pendapat tentang kapan mulainya zakat
fitrah dan zakat mal: sebelum hijrah – tahun ke-9 hijrah. Pendapat mayoritas zakat fitrah dan mal dimulai pada tahun ke-2 hijrah.
Masa awal, Nabi mengelola langsung.
Masa kemudian, Nabi menunjuk amil zakat (untuk
zakat mal). Mis. mengutus Muadz bin Jabal ke Yaman.
Pengelolaan Zakat Pada Masa
Khulafaur Rasyidin (Abad ke-7)
Ijtihad Khalifah Abu Bakar (632-4) memerangi mereka yang
tidak membayar zakat (Perang Riddah).
Konteks Perang Riddah menurut Al-Tabari adalah lebih banyak penolakan atas kekuaaan politik (dan pajak).
Interpretasi mengenai mu´min vs sangsi bagi siapa yang menolak membayar zakat (Ibn Rushd- Bidayah Mujtahid)
Ijtihad Khalifah Umar bin Khattab (634-44) membebaskan
mereka yang dipenjarakan akibat tidak membayar zakat dan mengembalikan harta mereka yang disita. (Bidayah
al-Mujtahid).
Mulainya pembukuan, zakat/pajak atas barang (custom duties)
Pengelolaan Zakat Pada Masa Awal
Islam (Abad ke-7)
(3) Ijtihad Khalifah Uthman bin Affan (644-55) memberikan pilihan
kpd siapa membayar zakat amwal batiniyah & hanya
mewajibkan pembayaran zakat amwal zahirah kpd ulil amri.
Pemberian zakat tidak kpd ulil amri mulai muncul setelah
Uthman. (Abu Ubayd – Kitab Amwal).
Munculnya penyalahgunaan wewenang pada pajak/zakat
pungutan barang. (Muslim 2.5%, Ahl Zimmi 5%, non zimmi 10%) (Kitab Kharaj: Abu Yusuf )
Birokrasi ¨pemerintah¨ tidak sanggup melakukan penghitungan
Pengelolaan Zakat Pada Masa Awal
Islam (Abad ke-7)
(3) Ijtihad Khalifah Uthman bin Affan (644-55) memberikan pilihan
kpd siapa membayar zakat amwal batiniyah & hanya
mewajibkan pembayaran zakat amwal zahirah kpd ulil amri.
Pemberian zakat tidak kpd ulil amri mulai muncul setelah
Uthman. (Abu Ubayd – Kitab Amwal).
Munculnya penyalahgunaan wewenang pada pajak/zakat
pungutan barang. (Muslim 2.5%, Ahl Zimmi 5%, non zimmi 10%) (Kitab Kharaj: Abu Yusuf )
Birokrasi ¨pemerintah¨ tidak sanggup melakukan penghitungan
Pengelolaan Zakat pada Masa
Dinasti dan Kesultanan
(1) Menurut Abu Ubayd al-Qassim ibn Sallam (kitab
Amwal) pembayaran zakat langsung (bukan kepada
ulil amri) ada setelah wafatnya khalifah Uthman, dan semakin banyak akibat pertentangan politik. (mis.
Fiqh Sunnah: membayar zakat kepada penguasa terlepas ia adil atau tidak¨
Ulama2 fiqih terkemuka (Hanafi, Maliki, Syafii &
Hambali) mulai masa Umayyah & Abbasiyah
mayoritas membolehkan membayar zakat langsung, walau yang terbaik kepada ulil amri jika mereka adil. Mis. sub-bab dalam al-Fiqh Al-Islami: ¨membayar
Pengelolaan Zakat pada Masa
Dinasti dan Kesultanan
(2) Pemasukan zakat kecil dibandingkan pajak.
Banyak penyelewengan dilakukan oleh pemungut pajak/zakat (Kitab Kharaj dan Kitab Amwal).
Pemungut zakat pada abad ke 10-12 sudah jarang
ditemukan (Al-Ghazali – Ihya Ulum al-Din).
Penghitungan pajak barang pada Dinasti Mughal
(abad ke-16) & emporium Ottoman menggunakan hitungan zakat (untuk Muslim).
Pendudukan dan Kolonialisme merubah pola
pembayaran zakat perlahan langsung kepada
Praktek Zakat pada awal Islamisasi, Masa
Kerajaan Islam & Kolonial di Indonesia (1)
Kemungkinan zakat dilaksanakan oleh Muslim
pendatang maupun pribumi.
Muslim memberikan zakat kepada kaum tapa
(Tome Pires -Suma Oriental).
Sultan Alauddin bin sultan Ahmad Perak (Aceh
abad 17) mewajibkan zakat, tapi tidak ditemukan adanya amil zakat pemerintah.
Praktek zakat ada (mis. Serat Centini), tapi tdk
ditemukan pengelolaan zakat dlm teks-teks hukum di Nusantara.
Kesultanan Banjar lebih menekankan pajak
Praktek Zakat pada awal Islamisasi,
Masa Kerajaan Islam, & Kolonial di
Indonesia (2)
Adanya beberapa fatwa dari Mekkah yang
menyangkut penolakan masyarakat terhadap pemaksaan zakat & sedekah dilakukan oleh penguasa Muslim lokal. (Muhimmat Al-Nafais)
Pemerintah Kolonial tidak campur tangan dan
melarang pegawai pribumi untuk ikut campur mengelola zakat. Pemerintah memberi
kebebasan org. Islam untuk mengelola zakat.
zakat fitrah dibayarkan oleh hampir seluruh
Pengelolaan Zakat Masa Orde Baru &
Reformasi
Adanya badan amil zakat di Aceh,dan
banyaknya panitia pengelolaan zakat masy.
Upaya sentralisasi oleh Orde Baru, namun
gagal.
Munculnya organisasi pengelola zakat non
pemerintah yang profesional (1990an).
1999 muncul banyak LAZ yang mendapat
kepercayaan masy (akuntabel & transparan).
UU pengelolaan zakat no 38 thn 1999. LAZ dan BAZ
Demo zakat di Lotim - penolakan
LEMBAGA PENGELOLA ZAKAT
1. Pengertian Zakat
Kata zakat disebut 30 kali dlm al-Quran, diantaranya 27 kali bersamaan dgn salat. Diantara ayat ttg zakat yaitu
QS.al-Baqarah/02 ayat 110 : َةوَكَّزل ااوُتآَو َةوَلّصل ااوُمْيِقَاَو
...
Secara lughawi (bahasa), zakat berasal dari
kata dasar (masdar) “zaka” yang berarti suci,
berkembang (namaa), berkah, bersih dan
baik (khair).
Secara syar’i, zakat adalah nama bagi
sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan oleh Allah
untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan
Perintah Memungut Zakat
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikanmereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha
Penerima (mustahiq) Zakat
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk:
1. orang-orang fakir( orang yang Amat sengsara hidupnya, tidak
mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya)
2. orang-orang miskin, (orang yang tidak cukup penghidupannya dan
dalam Keadaan kekurangan.)
3. pengurus-pengurus zakat, (orang yang diberi tugas untuk
mengumpulkan dan membagikan zakat).
4. Para mu'allaf, (orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang
yang baru masuk Islam yang imannya masih lemah)
5. untuk (memerdekakan) budak, (mencakup juga untuk melepaskan
Penerima Zakat
6. orang-orang yang berhutang,( orang yang berhutang karena untuk kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya.
Adapun orang yang berhutang untuk memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia mampu membayarnya)
7. untuk yang berjuang di jalan Allah (Fi Sabiilillah): (untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum muslimin. di antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga
kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan lain-lain.)
8. untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, (mengalami kesulitan dalam perjalanan/safar)
Definisi Amil
Imam at-Thabari (w. 310 H), menyatakan:
اَهْيِّقِحَتْسُم يِف اَهِع ْضَوَو اَهِلْهَأَ ْنِم اَهِضْبَق يِف ُةاَعُّسلا ُمُهَو اَهْيَلَع َنْيِلِماَعْلاَو
ُءاَرَقُف ْوَأَ ا ْوُناَك ءاَيِنْغَأَ ِةَياَعِّسلِاب َكِلَذ َن ْوُطْعُي
Amil adalah para petugas yang diangkat
untuk mengambil zakat dari orang
berkewajiban membayarnya, dan
memberikannya kepada yang berhak
menerimanya. Mereka (‘amil) diberi (bagian
zakat) itu karena tugasnya, baik kaya
ataupun miskin.
(Ath-Thabari,
Tafsîr
Definisi Amil
Imam al-Mawardi (w. 450 H), dari mazhab as-Syafi’i, menyatakan:
ِرْوُجُأَ َرْدَق اَهْنِم ْمِهْيَلِإِ ُعَفْدُيَف اَهِقْيِرْفَتَو اَهَتَياَبِج َنْوَّلَوَتُمْلَا ْمُهَو اَهْيَلَع َنْيِلِماَعْلاَو ْمِهِلاَثْمَأَ
Amil adalah orang yang diangkat untuk
mengumpulkan zakat dan mendistribusikan-nya. Mereka dibayar dari zakat itu sesuai dengan kadar upah orang-orang yang
Definisi Amil
Imam al-Qurthubi (w. 671 H), dari mazhab
Maliki, menyatakan:
ِةَاكَّزلا ِلْيِصْحَتِل ُماَملإا ْمُهُثَعْبَي َنْيِذَّلا ُةاَّبُجلاَو ُةاَعُّسلا ْيِنْعَي اَهْيَلَع َنْيِلِماَعْلاَو َكِلَذ ىَلَع ِلْيِك ْوَّتلاِب
Amil zakat adalah para petugas dan
pemungut zakat yang diutus oleh
Imam/Khalifah (kepala negara) untuk
mengumpulkan zakat dengan status wakalah.
Definisi Amil
Imam as-Syaukani (w. 1250 H), dari mazhab
Zaidiyah, menyatakan:
ِةاَكَّزلا ِلْيِص ْحَتِل ُماَملإا ُمُهُثَعْبَي َنْيِذَّلا ُةاَبُجْلاَو ُةاَعُّسلا ْيَأَ اَهْيَلَع َنْيِلِماَعْلاَو
اًطْسِق اَهْنِم َن ْوُّقِحَتْسَي ْمُهَّنِإَِف
Amil adalah orang yang diangkat menjadi
wali dan memunggut zakat, yang diutus
oleh Imam/Khalifah (kepala negara) untuk
mengumpulkan zakat. Mereka berhak
mendapatkan bagian dari zakat itu.(
Asy-Syaukani, Faydh al-Qadîr, Dar al-Fikr,
Definisi Amil
Imam as-Sarakhsi, dari mazhab Hanafi,
menyatakan:
اَّمِم ْمِهْيِطْعُيَو ِتاَقَدَّصلا ِعْمَج ىَلَع ُماَملإا ُمُهُلِمْعَتْسَي َنْيِذَّلا ُمُهَو اَهْيَلَع َنْيِلِماَعْلاَو ِنَمَّثلاِب َكِلَذ ُرَّدَقُي َلاَو ْمِهِناَوْعَأَ َةَياَفِكَو ْمُهَتَياَفِك َن ْوُعَم ْجَي
Amil adalah orang yang diangkat oleh Imam/
Khalifah menjadi pekerja untuk
mengumpulkan sedekah (zakat). Mereka diberi dari apa yang mereka kumpulkan sekadar untuk kecukupan mereka dan
kecukupan para pembantu mereka. Besarnya tidak diukur dengan harga (upah).
KARAKTERISTIK AMIL
Orang atau Lembaga yang Diangkat oleh
Pemerintah
Diberikan otoritas untuk memungut dan
mendidtribusikan zakat
Bertanggung jawab kepada Pemerintah dan
UPAH AMIL
Imam Mujahid dan Imam asy-Syafi’i menyatakan, bahwa
mereka boleh mengambil bagian dari zakat dalam
bentuk nilai (ats-tsaman). Tidak lebih dari seperdelapan.
Imam Abu Hanifah dan para pengikutnya menyatakan,
bahwa besarannya disesuaikan dengan kadar upah pekerjaan mereka.
Imam Malik menyatakan, bahwa mereka akan diberi
imbalan dari Baitulmal sesuai dengan kadar upah
Fungsi Amil (Pengelola)
Fungsi Penting Amil adalah untuk memungut, mengelola dan menyalurkan zakat. Dalam hal pemungutan bisa menjadi pembimbing bagi yang sadar zakat dan alat pemaksa bagi
yang enggan berzakat.
Imam Nawawi berkata “Wajib bagi seorang imam menugaskan seorang petugas untuk mengambil zakat sebab nabi dan para kholifah sesudah beliaupun selalu mengutus petugas zakat ini
hal tersebut dilakukan karena diantara manusia ada yang memiliki harta tetapi tidak tahu (tidak bisa menghitung) apa
yang wajib dikeluarkan baginya, selain itu adapula orang-orang yang kikir sehingga wajib bagi penguasa mengutus seseorang untuk mengambilnya”. ( Majmu’ syarah Muhadzab
PENGELOLAAN BERBASIS “GCG”
Akuntabelitas (Al Baqarah: 282)
Transparansi (Al Qashas: 26)
Penghitungan Zakat
1. Nishab padi yaitu 1481 kg gabah /815 kg
beras dikeluarkan 5% atau 10 % saat panen
2. Emas murni 91, 92 gr dikeluarkan 2,5%
tiap tahun (mnrt Yusuf al-Qardhaqi nishab emas 85 gr)
3. Perak 642 gr dikeluarkan 2,5% tiap tahun
4. Kambing 40-120 ekor , setiap 100 = 1
ekor domba umur 1 th / kacangan 2 th
5. Sapi/kerbau 30 ekor = 1 ekor umur 1 th,
ZAKAT PENGHASILAN
Contoh: jk Ahmad mendapat gaji 1 juta/bulan ditambah usaha dengan omzet 5 juta
dengan mempekerjakan 2 orang pegawai digaji masing2 Rp 250000/bulan.
Penghitungan zakat penghasilan :
a.Gaji 12 bln x 1 juta = Rp 12000000
b.Hasil Usaha = Rp 5000000
lanjutan
Pengeluaran
Gaji pegawai 12 x 2 x Rp 250000 = Rp 6000000
Bayar listirik = Rp
300000
Jumlah = Rp
6300000
Penghasilan Netto
Rp 17000000 – Rp 6300000 = Rp 10.700000 Zakat
Manfaat Lembaga Amil
Membuat data base muzakki dan mustahik.
Menyalurkan dana secara tepat dan berdaya
guna.
Sebagai lembaga profesional dalam
LATAR BELAKANG PENDIRIAN
1. Kondisi nasional yang menuntut peran
serta umat Islam dalam pembangunan (ketersediaan dana)
2. Zakat Infaq Shadaqah (ZIS) telah lama
disyari’atkan, tetapi belum cukup mampu dalam mengatasi pembangunan ekonomi umat
3. Baytul mal tidak tampak dan tidak jelas
BENTUK LPZ
Ada dua bentuk lembaga pengelola zakat berdasarkan teknik pembentukannya.
1.Badan Amil Zakat (BAZ) yaitu lembaga
pengelola zakat yang dibentuk oleh pemerintah
2.Lembaga Amil Zakat (LAZ) yaitu lembaga
ASAS PENGELOLAAN ZAKAT
Pengelolaan zakat berasaskan iman
dan takwa, keterbukaan, dan
kepastian hukum sesuai dengan
Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945.
Pengelolaan zakat bertujuan:
1. Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat
dalam menunaikan zakat sesuai dengan tuntunan agama;
2. Meningkatkan fungsi dan peranan pranata
keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial;
3. Meningkatkan hasil guna dan daya guna
zakat.
TUGAS DAN FUNGSI BAZ/LAZ
Mengumpulkan, mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat sesuai dengan ketentuan agama. (BAB III Pasal 8)
Organisasi badan amil zakat terdiri atas: 1. Unsur pertimbangan
ORGANISASI PENGELOLAAN ZAKAT
Pembentukan badan amil zakat:
1.Nasional oleh Presiden atas usul Menteri;
2.Daerah propinsi oleh gubernur atas usul kepala kantor
wilayah departemen agama propinsi;
3.Daerah kabupaten atau daerah kota oleh bupati atau
wali kota atas usul kepala kantor departemen agama kabupaten atau kota;
4.Kecamatan oleh camat atas usul kepala kantor urusan
agama kecematan.
5.Badan amil zakat di semua tingkatan memiliki hubungan
kerja yang bersifat koordinatif, konsultatif, dan informatif.
6.Pengurus badan amil zakat terdiri atas unsur masyarakat
Aturan perundang-Undangan Zakat
• Undang Undang Republik Indonesia Nomor 38
tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat yang ditetapkan pd tgl 23 September 1999 oleh Presiden BJ Habibie
UU tsb memuat 10 BAB 25 Pasal
Badan Amil Zakat di Indonesia saat ini sudah ada di 33 provinsi. Hingga tahun 2007 terdapat 429 dari 445 kabupaten/kota dan 4771 dari 4860
(Badan Amil Zakat Daerah)BAZDA
Seluruh BAZDA (Badan Amil Daerah) berada di seluruh wilayah Indonesia, 33 Provinsi dengan urutan sebagai berikut: BAZDA Nanggro Aceh
Darussalam, BAZDA Sumut, BAZDA Sumbar, BAZDA Riau, BAZDA Sumsel, BAZDA Jambi, BAZDA
Bengkulu, BAZDA Bandar Lampung, BAZDA Bangka Belitung, BAZDA Banten, BAZDA DKI, BAZDA Jabar, BAZDA Jateng, BAZDA Yogyakarta, BAZDA Jatim,
BAZDA Kalbar, BAZDA Kalteng, BAZDA Kaltim, BAZDA Kalsel, BAZDA NTB, BAZDA NTT, BAZDA
Forum Organisasi Pengelola Zakat
(FOZ)
Lahir pada tgl 7 Juli 1997 oleh 11 LPZ yaitu:
FOZ (Forum Organisasi Zakat)
Strategi FOZ, yaitu: Memperkuat eksistensi FOZNAS di dalam lingkup nasional dan internasional, membangun kemitraan strategis di tingkat nasional dan internasional, melakukan kerjasama dengan institusi yang
concern di bidang pengembangan kapasitas organisasi pengelola zakat baik di Indonesia maupun di dunia., Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan BAZ dan LAZ dalam rangka mewujudkan sinergi program zakat di
Indonesia, Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan DEPAG, BAZNAS dan DPR serta pihak lainnya dalam rangka mewujudkan cita ideal zakat Indonesia, Membentuk FOZWIL (Forum Zakat Wilayah) di seluruh
Tujuan FOZ
Berpartisipasi aktif agar terwujud revisi UU Pengelola zakat yang lebih baik, Tersusun dan terimplementasikannya blue print dan arsitektur
zakat Indonesia, Tersusun dan terimplementasikannya standard manajemen mutu Organisasi Pengelola
Zakat, Tersusun dan terimplementasikan Sistem
Akuntansi dan Keuangan Organisasi Pengelola zakat, Meningkatnya kinerja manajemen organisasi
pengelola zakat Indonesia sehingga dapat dipercaya oleh masyarakat, Terwujudnya sinergi dan kerjasama zakat nasional dan internasional, dan Terwujudnya
BAZNAS
BAZNAS adalah Badan Amil Zakat Nasional yang dibentuk berdasarkan Keputusan
Presiden No. 8 tahun 2001, tanggal 17 Januari 2001. Landasan Syar'i Berdirinya
BAZNAS yaitu QS al-Taubah : 103 "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat kamu membersihkan dan mensucikan mereka. Sesungguhnya doa kamu menjadi ketenteraman jiwa mereka. Dan Allah Mendengar lagi Maha Mengetahui." Jumhur ulama menyatakan bahwa yang berhak melakukan pengambilan sebagaimana kata "Ambillah" yang tercantum pada ayat tersebut adalah pemerintah. " Dari Ibnu Umar, semoga Allah meridlai keduanya. Ia berkata : Serahkanlah sedekah kamu sekalian pada orang yang dijadikan Allah sebagai penguasa urusan kamu sekalian (HR Baihaqi). QS al-Taubah : 60 "Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, amil, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan..
Tugas Pokok BAZNAS adalah merealisasikan misi BAZNAS yaitu : 1) Meningkatkan
kesadaran umat untuk berzakat; 2) Mengarahkan masyarakat mencapai kesejahteraan baik fisik maupun non fisik melalui pendayagunaan zakat; 3) Meningkatkan status mustahik menjadi muzakki melalui pemulihan, peningkatan kualitas SDM, dan
pengembangan ekonomi masyarakat; 4) Mengembangkan budaya "memberi lebih baik dari menerima" di kalangan mustahik; 5) Mengembangkan manajemen yang amanah, profesional dan transparan dalam mengelola zakat; 6)Menjangkau muzakki dan mustahik seluas-luasnya; 7) Memperkuat jaringan antar organisasi pengelola zakat. Kegiatan
DANA YANG DITERIMA BAZ/LAZ
BAZ atau LAZ juga menerima dana selain zakat yaitu infaq, shadaqah, hibah, wasiat, waris, dan kafarat.
Infaq yaitu pemberian yang hukumnya
sunnah, tidak ada batasan ukuran (nishab).
WASIAT
Wasiat yaitu suatu ungkapan penyerahan
harta dari seseorang yang akan meninggal dunia kepada saudara yang masih hidup. Ukuran wasiat tidak boleh lebih dari 1/3 harta yang dimiliki.
Alasan :
WAKAF
Wakaf mnrt bahas aberhenti. Menurut
istilah yaitu menyerahkan hak milik yang
tahan lama zatnya kepada seseorang (nazir)
, baik berupa perorangan atau badan
pengelola dengan ketentuan hasil atau
manfaatnya digunakan untuk hal-hal yang
sesuia dengan syari’at Islam.
Dasa hukumnya al-Quran surat Ali Imran
ayat 92 :”Kamu sekali-kali tidak akan
lanjutan
Hadis Nabi saw. : “Apabila manusia wafat,
maka terputuslah seluruh amalnya kecuali tiga hal yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh.
Rukun Wakaf : wakif (orang yang berwakaf),
mawquf (benda yg diwakafkan),
al-mawquf ‘alaih (sasaran yg berhak menerima hasil atau manfaat wakaf), sighat
Tujuan Wakaf
1. Menggalang tabungan sosial dan
mentransformasikan tabungan sosial menjadi modal sosial serta membantu mengebangkan pasar modal
2. Meningkatkan investasi sosial
3. Menyisihkan sebagian keuntungan dari sumber daya orang kaya/berkecukupan kepad afakir
miskin dan anak-anak generasi berikutnya
4. Menciptakan kesadaran diantara orang-orang kaya/berkecukupan menggali tanggung jawab sosial terhadap masyarakat
5. Menciptakan integrasi antara keamanan sosial dan kedamaian sosial serta meningkatkan
Beda wakaf dan Shadaqah
Wakaf Shadaqah/Hibah
Menyerahkan kepemilikan barang kpd orang lain
Menyerahkan kepemilikan barang kpd orang lain
Hak milik atas barang dikembalikan kpd Allah
Hak milik atas barang bagi penerima shadaqah/hibah Objek wakaf tidak boleh
diberikan atau diperjualbelikan
Objek shadaqah dpt
diperjualbelikan atau diberikan Manfaat barang dinikmati untuk
kepentingan masyarakat
Manfaat barang dinikmati oleh penerima shadaqah/hibah
Objek wakaf kekal zatnya Objek shadaqah/hibah tidak
harus kekal Pengelolaan diserhakna kepada
administrator /nazir