Meraih Keinginan Hati Anda
Apakah Anda mempunyai suatu keinginan, hasrat, mimpi atau impian dalam hati Anda yang ingin Anda lihat terwujud?
Anda pasti punya!
Apakah Anda percaya 100% impian itu dapat diwujudkan? ???
Anda perlu mengingat dua hal:
Jangan memandang rendah impian apa pun yang ada dalam hati Anda, apa itu bersifat spiritual atau tidak menurut Anda – coba saja! Jangan pernah menyerah! Jangan biarkan orang lain mengatakan pada
Anda apa yang pantas bagi Anda, tapi dengarkan suara Tuhan. Tetap berharap dan berbesar hati.
Kejadian 3:6a “Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian.”
“Menarik hati” dengan kata lain adalah keinginan hati. Keinginan hati Hawa ialah untuk menjadi seperti Allah (ayat 5). Apakah keinginannya ini salah? Apakah keinginannya untuk memperoleh pengertian salah? Tidak. Tapi yang salah adalah cara Hawa untuk mendapatkan keinginan hatinya. Hawa bertindak sendiri, mengambil jalan sendiri,
mengandalkan kekuatannya sendiri dan melawan perintah Tuhan dalam mencapai keinginan hatinya.
Mazmur 37:4 “dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.”
Hawa meletakkan kegembiraannya pada buah pohon itu, dan bukan kepada Allah. Dia bertindak dan berusaha sendiri untuk mendapatkan keinginannya.
‘Bergembiralah karena TUHAN setiap hari maka Ia akan menanamkan keinginan dalam hati Anda.’ Perhatikan dua poin berikut:
ô Bergembiralah karena TUHAN
ô Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu bahwa Ia akan melakukannya bagi Anda.
Bukan : “Saya dapat melakukannya.”
TAPI : “Allah dapat melakukannya. Allah akan melakukannya.”
Ketika Anda mempunyai keinginan hati untuk meraih sesuatu, tidak selamanya berarti bahwa keinginan itu harus dilakukan oleh Anda atau dicapai melalui Anda. Allah mungkin akan memakai orang lain untuk memenuhi keinginan itu.
Iman merupakan bukti dari hal-hal yang tidak dan belum terlihat oleh kita.
“Hiduplah dari apa yang TIDAK kamu lihat”.
Hindari pemikiran bahwa ada hal-hal yang sifatnya spiritual/rohani dan ada yang tidak. Bukan manusia yang membuat sesuatu itu bersifat spritual, tapiTuhan Allah.
Tetapi, bagaimana Anda bisa tahu secara pasti apakah keinginan itu berasal dari Tuhan, dan bahwa keinginan dalam hati Anda merupakan sesuatu yang Tuhan inginkan?
Jika Allah menanamkan keinginan di dalam hati Anda, Anda akan memiliki suatu keinginan untuk melakukannya. Anda akan merasa terbeban untuk melakukannya.
Juga tidak ada salahnya meminta tanda dari Tuhan. (contoh, Gideon Hakim-Hakim 6:36-40)
Evidence of where God wants you is : when you are bearing fruit in your situation(s).
Keinginan hati bisa berubah dan bisa bertambah luas. Allah mungkin akan mengubah (men-transform) arah hati Anda. Dia akan memberi tanda-tanda, misalnya dengan perubahan kondisi/situasi di sekitar Anda. Tapi tidak akan sama untuk setiap orang.
God is putting us together even before we were born. Where and when you live, it shapes you.
Kesaksian-kesaksian dalam ceramah J W (Juni 2000)
ô Sejak remaja, J W ingin sekali menjadi polisi. Ketika masih kuliah, orang-orang di sekitarnya kurang mendukung keinginannya itu. ‘Menjadi polisi bukan cita-cita yang rohani!’ kata mereka. Tapi ada beban untuk meraih keinginannya itu. Hingga akhirnya setelah menyelesaikan studi, JW berhasil mendapatkan keinginannya. Pekerjaannya sebagai polisi patroli dihabiskannya dalam mobil, sambil berharap akan terjadi ‘sesuatu’ yang menarik. Seperti biasa, tiap hari dia berpatroli keliling kota, sampai suatu hari lewat radio panggil dia mendengar bahwa sedang terjadi pencurian di sebuah rumah tak jauh dari tempat JW berpatroli. Dengan cepat dia menuju ke tempat kejadian dan ketika berlari ke arah rumah tersebut,
seorang laki-laki berkulit hitam yang berhasil membawa beberapa barang elektronik, menabrak JW dengan tubuhnya yang cukup besar! (JW sendiri berperawakan cukup besar, namun menurut keterangannya laki-laki ini lebih besar lagi!) Mereka bergulat sampai akhirnya JW berhasil memasangkan borgol di tangan laki-laki itu. Dalam perjalanan ke stasiun polisi, laki-laki itu mengatakan bahwa dia mencuri karena ingin membiayai istrinya ke sekolah hukum. JW tentu saja tidak percaya cerita itu. Tapi kemudian, JW berubah
pikiran. Ada sesuatu yang membuat JW percaya pada cerita laki-laki ini. Dia menghadapi dilema yang berat. Kalau dia membawanya ke kantor polisi, JW yakin laki-laki ini akan dihajar oleh rekan-rekan polisi yang lain, tapi kalau dia melepaskannya, bagaimana ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya itu? Tetapi, kata hatinya membuat dia melepaskan laki-laki tersebut.
Setelah beberapa bulan, JW menerima telpon. Ternyata dari laki-laki yang pernah dia tolong itu. Dia memberikan informasi kepada JW bahwa pada saat itu sedang terjadi kasus pertukaran obat-obatan terlarang yang cukup besar. JW hampir tidak percaya ketika dia tiba di tempat yang digambarkan ‘informan’nya. Semua yang dikatakannya benar. Lokasi kejadian, mobil hitam, bagasi penuh uang, semuanya benar. Kasus itu merupakan kasus obat terlarang yang terbesar yang terjadi di daerah itu. Hal ini terjadi berulang kali. Si ‘informan’ menelpon JW dan memberi informasi tentang berbagai kasus kejahatan ‘besar’ yang terjadi. Dan JW akan langsung menuju tempat kejadian tepat pada saat semuanya
berlangsung. Banyak kasus yang berhasil terselesaikan di sepanjang pantai Timur AS, dari Washington sampai Philadelphia, berkat
informan ini. Sampai akhirnya JW melarangnya untuk
Saat itu ada sekelompok ‘businessmen’ yang sangat terarik dengan serangkaian kejadian penangkapan tersebut, hingga mereka ingin menawarkan bantuan kepada informan ini. Lalu JW
menceritakan tentang ‘temannya’ dan bagaimana dia ingin membiayai istrinya untuk melanjutkan studi di sekolah hukum. Akhirnya para businessmen ini memberikan US$20,000 !
Nama JW melambung. Dia menjadi polisi yang sangat sukses. Selain berhasil memecahkan kasus-kasus besar berkat laki-laki yang pernah ditolongnya, dia juga giat mengabarkan kabar baik kepada orang-orang di sekitarnya, baik rekan polisi maupun tahanan.
Keinginan hatinya tercapai. Tetapi kemudian JW merasa disini bukan tempatnya lagi. Dia ingin ‘move on’ – Allah menanamkan suatu keinginan lain di hatinya (transformation of desire). Ketika dia menyampaikan keinginannya untuk mengundurkan diri, atasannya sangat terkejut dan kecewa. Dia memberi JW suatu tawaran untuk mengambil cuti selama 2 tahun dengan menerima gaji penuh. Saat itu CIA juga menawarkan JW suatu posisi yang sangat menarik – dengan gaji yang sangat menarik pula! Tetapi hatinya ingin
melayani. Dia bergumul dan berdoa hingga akhirnya dia yakin Allah menghendaki dia membawa keluarganya untuk melayani di
Indonesia.
Renungkan….Yang terpenting ialah hubungan kita dengan Tuhan, bukan dengan manusia. Kita mempunyai tanggung jawab untuk mencapai keinginan yang Tuhan tanamkan dalam hati kita. Dengarkan suara Tuhan, bukan suara manusia.
ô L* adalah orang percaya yang berasal dari keluarga suku S. Dia
cukup fasih berbahasa Inggris, mungkin karena banyak bergaul dengan anak-anak dari keluarga orang asing yang melayani di
kampungnya, termasuk keluarga JW. Mungkin karena itu jugalah dia mempunyai keinginan hati yang besar untuk melanjutkan studinya ke Amerika Serikat. Keinginan itu sangat besar. Dia sudah berpikir secara serius untuk meraih cita-citanya itu. Keluarga JW juga sangat mendukung. Test TOEFL juga sudah dijalaninya, sayangnya nilainya masih kurang. Tetapi dia tetap semangat dan berharap. Namun ketika ibunya (38 thn) meninggal setahun yang lalu, dia melepaskan impiannya itu. Sebagai anak pertama, ia merasa mempunyai
tanggung jawab untuk mengurus adik-adiknya. Tapi keluarga JW terus memberi semangat, “Jangan menyerah. Tuhan akan memberi jalan”. Akhirnya, L mau mengikuti test TOEFL untuk kedua kalinya. Hasilnya sangat mengejutkan. Nilainya sangat tinggi. Harapan L muncul kembali.
menikmati perjalanannya dengan berdiam diri. Dia sedang tidak ingin ngobrol, apalagi dengan orang yang tidak dia kenal. Tapi ada suatu dorongan dari dalam sehingga akhirnya dia memulai
percakapan dengan orang berkebangsaan India tersebut. Dan herannya lagi, dia bercerita tentang L dan cita-citanya.
Kembali lagi ke kota B, JW berpikir lagi tentang keadaan L. Akhirnya, dengan iseng dia menulis sebuah surat permohonan kepada lima universitas di Amerika Serikat dan menceritakan tentang L. Tidak lama, dia mendapatkan surat balasan dari salah satu unversitas tersebut, Biola University. Mereka sangat tertarik untuk menerima L, dan juga ingin memberikan bea siswa sebesar 80% ! Berita ini
sangat mengejutkan! Tapi bagaimana dengan sisa 20%? Masih akan dibutuhkan biaya yang cukup besar.
Kemudian JW mendapat telpon dari orang India yang dikenalnya di kereta api. Dia mengatakan sesuatu yang sangat mengharukan. “Tidak tahu kenapa, saya terus memikirkan gadis yang bernama L itu. Dan saya ingin sekali membantunya. Saya ingin memberikan dukungan. Berapa biaya yang dia perlukan?”
Saat ini L masih mempersiapkan dirinya untuk berangkat ke AS. *L bukan nama yang sebenarnya.
Renungkan: “Never dig up in doubt what you plant in faith” Tuhan tidak mempermainkan hati anak-Nya.
Apa yang telah ditanamkan Tuhan dalam hati Anda, akan diwujudkan-Nya.
Jangan menyerah dan tetap berharap padaNya.
