• Tidak ada hasil yang ditemukan

Emosi dan Suasana Hati dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Emosi dan Suasana Hati dengan "

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

EMOSI DAN SUASANA HATI

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Perilaku Organisasi

Oleh:

Makhrus 141002116

Riri Nurofi’ah 141002122

Dea Fauziyyah 141002131

Zia Azkiaul Malik 141002137 Imam Nur Fawzya 141002140 Rima Primayanti 141002142 Pipit Puji N Fazri 141002156

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas karunia, rahmat, dan nikmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Emosi dan Suasana Hati. Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perilaku Organisasi.

Sejak akhir abad ke-19 dan berkembangnya manajemen ilmiah, sistem dalam dunia kerja berupaya meredam timbulnya emosi. Organisasi yang dijalankan dengan baik adalah yang tidak mengizinkan karyawan-karyawannya untuk mengekspresikan frustasi, rasa takut, kemarahan, cinta, kegembiraan, kesedihan, benci, dan perasaan-perasaan sejenis. Pemikiran yang berlaku adalah bahwa emosi-emosi seperti itu bukanlah merupakan hal yang rasional. Akan tetapi, keyakinan bahwa segala jenis emosi itu dapat mengganggu. Meskipun emosi dan suasana hati tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, para manajer dan para peneliti terus mencoba membuat sebuah organisasi yang bebas emosi. Hal ini tentu saja idak mungkin.

Beberapa emosi khususnya ketika diekspresikan pada waktu yang salah dapat mengurangi kinerja karyawan. Tetapi ini tidak mengubah fakta bahwa karyawan membawa sisi-sisi emosional mereka ke tempat kerja setiap hari dan tidak ada penelitian perilaku organisasi yang komperhensif tanpa mempertimbangkan peran emosi dan suasana hati dalam perilaku di tempat kerja. Sejalan dengan itu, makalah ini secara jelas juga akan membahas mengenai hal ihwal dalam emosi dan suasana hati.

Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Trisna Wijaya, SEI., M. E. Sy, selaku dosen pengampu;

2. Rekan-rekan seangkatan yang telah memotivasi penulis untuk menyelesaikan penyusunan makalah ini;

3. Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Semoga bantuan baik berupa moril maupun materil yang telah diberikan, oleh Allah SWT. dapat diberikan balasan yang berlipat ganda.

(3)

Makalah ini juga masih jauh dari kata sempurna karena memiliki banyak kekurangan, baik dalam hal isi dan sistematika maupun dalam teknik penulisannya. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.

Tasikmalaya, September 2015

Penulis

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

KATAPENGANTAR...i

DAFTARISI...iii

BABIPENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah...2

C. Tujuan Penulisan...2

D. Manfaat Penulisan...2

BAB IIPEMBAHASAN...3

A. Pengertian Emosi dan Suasana Hati...3

B. Fungsi Emosi dan Suasana Hati...4

C. Sumber-Sumber Emosi dan Suasana Hati...5

1. Kepribadian...6

2. Cuaca...6

3. Stress...7

4. Aktivitas Sosial...7

5. Tidur...8

6. Olahraga...8

7. Usia...8

8. Gender...9

D. Aplikasi-Aplikasi Perilaku Organisasi Terhadap Emosi dan Suasana Hati....9

1. Seleksi...9

2. Pengambilan Keputusan...10

(5)

3. Kreativitas...10

4. Motivasi...11

5. Kepemimpinan...11

6. Konflik Antarpersonal...12

7. Negosiasi...13

8. Pelayanan Pelanggan...14

9. Sikap Kerja...15

10. Perilaku Menyimpang di Tempat Kerja...15

11. Bagaimana Para Manajer Memengaruhi suasana Hati...16

BAB IIISIMPULANDANSARAN...18

A. Simpulan...18

B. Saran...19

DAFTAR PUSTAKA...20

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Steve Wynn, taipan bisnis hotel yang terkenal adalah seseorang yang penuh emosi. Ia dikenal karena memiliki rasa antusiasme dan emosi yang tinggi. Sekali waktu ia pernah menembak jari telunjuknya sendiri ketika berada di luar kantor.

Banyak pihak yang menganggap bahwa Wynn adalah orang yang sangat bahkan paling berpengaruh di Nevada, mengingat ia dapat menginspirasi dan menakuti orang. Bahkan seorang politikus berpendapat bahwa Wynn dapat mengendalikan para politikus sepenuhnya. Mereka yang mengenal Wynn mengatakan bahwa Wynn memiliki emosi yang tinggi bahkan amarahnya dapat meledak sehebat gunung api.

Mungkin bisa dikatakan bahwa sebagian besar dari kita tidak memiliki emosi seekstream Wynn. Jika memilikinya, dapatkah kita sesukses Wynn dalam profesi kita. Sejak abad ke-19 dan berkembangnya manajemen ilmiah, sistem dalam dunia kerja berupaya meredam timbulnya emosi. Organisasi yang dijalankan dengan baik adalah organisasi yang tidak mengizinkan karyawannya untuk menunjukan berbagai macam emosi dan suasana hati, seperti ekspresi kegembiraan, marah, kesedihan, cinta, dan lain sebagainya. Pemikiran yang berlaku adalah emosi-emosi yang seperti itu bukanlah hal yang rasional.

Keyakinan yang kedua adalah bahwa segala jenis emosi bersifat mengganggu. Ketika para peneliti mempertimbangkan emosi, mereka beranggapan bahwa emosi negatif yang kuat, kususnya kemarahan dapat mengganggu kemampuan karyawan untuk bekerja secara efektif dan jarang berpandangan bahwa emosi itu dapat bersifat konstruktif. Tentu saja jika emosi diekspresikan pada waktu yang salah dapat mengurangi kinerja karyawan. Tetapi hal ini tidak sama sekali mengubah fakta bahwa

(7)

karyawan membawa sisi-sisi emosional mereka ke tempat kerja setiap hari dan tidak ada penelitian yang komprehensif tanpa mempertimbangkan peran emosi dalam perilaku di tempat kerja.

Karena latar belakang inilah akhirnya penulis berkeinginan untuk mengambil tema dalam makalah yang akan penulis susun, dengan judul

Emosi dan Suasana Hati.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai : 1. Apa yang dimaksud dengan emosi dan suasana hati? 2. Apa fungsi dari emosi dan suasana hati?

3. Apa sumber-sumber emosi dan suasana hati?

4. Bagaimana aplikasi-aplikasi perilaku organisasi terhadap emosi dan suasana hati?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan emosi dan suasana hati; 2. Untuk mengetahui apa fungsi dari emosi dan suasana hati;

3. Untuk mengetahui sumber-sumber emosi dan suasana hati;

4. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi-aplikasi perilaku organisasi terhadap emosi dan suasana hati

D. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat bagi penulis dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai emosi dan suasana hati;

2. Manfaat bagi pembaca dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai acuan atau sarana untuk lebih megetahui tentang emosi dan suasana hati, serta sebagai salah satu referensi dalam sistematika penulisan makalah.

(8)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Emosi dan Suasana Hati

Kita membutuhkan tiga istilah yang berkaitan dengan afek, emosi, dan suasana hati. Afek (affect) adalah sebuah istilah umum yang mencakup beragam perasaan yang dialami orang. Afek adalah sebuah konsep yang meliputi emosi dan suasana hati. Emosi (emotion) adalah perasaan-perasaan intens yang ditunjukan kepada seseorang atau sesuatu1.

Suasana hati (mood) adalah perasaan-perasaan yang cenderung kurang intens dibandingkan emosi dan sering kali (meskipun tidak selalu) tanpa rangsangan kontekstual.2

Kebanyakan ahli yakin bahwa emosi lebih cepat berlalu dari pada suasana hati. Sebagai contoh, bila seseorang bersikap kasar kepada Anda, Anda akan merasa marah. Perasaan intens kemarahan tersebut mungkin datang dan pergi dengan cukup tepat, bahkan mungkin dalam hitungan detik. Tetapi ketika dalam suasana hati yang buruk, Anda dapat merasa tidak enak untuk beberapa jam. Para peneliti juga berspekulasi bahwa emosi lebih berorientasi pada tindakan cepat, sedangkan suasana hati lebih bersifat kognitif, artinya dapat menyebabkan kita untuk berfikir dan merenung sementara waktu.

Emosi adalah reaksi terhadap seseorang, misalnya Anda akan merasa gembira ketika melihat seorang teman di tempat kerja Anda atau Anda akan merasa marah ketika berhadapan dengan klien yang bersikap kasar. Anda dapat menunjukan emosi ketika merasa senang, marah, ataupun takut terhadap sesuatu.

Sebaliknya, suasana hati biasanya tidak ditunjukan pada seseorang atau kejadian tertentu. Emosi dapat berubah menjadi suasana hati ketika

1 Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, (Jakarta: Salemba Empat), 2008, hlm. 308.

2 kontekstual dapat diartikan sebagai sebagai makna kata yang berada pada suatu uraian atau kalimat yang dapat mengandung atau menambah kejelasan makna, yang dipengaruhi oleh situasi, tempat, waktu, dan lingkungan penggunaan kata tersebut.

(9)

4

Anda kehilangan fokus pada kejadian atau objek yang mencetuskan perasaan tersebut. Namun, suasana hati yang baik atau yang buruk dapat membuat anda lebih emosional sebagai respons pada suatu kejadian. Contohnya Anda mendapat keritikan dari teman kerja Anda mengenai cara berbicara Anda pada seorang klien,sehingga Anda menjadi marah kepada rekan kerja Anda tersebut. Dengan demikian Anda menunjukan emosi atau kemarahan terhadap suatu objek spesifik yakni rekan kerja Anda. Tetapi, seiring hilangnya emosi tersebut, umumnya Anda hanya merasa kurang bersemangat. Anda tidak dapat mengaitkan perasaan ini terhadap suatu kejadian tertentu, Anda hanya berada dalam kondisi tidak normal. Kemudian Anda mungkin bereaksi secara berlebihan terhadap kejadiaan yang lain. Keadaan afek ini menjelaskan mengenai sebuah suasana hati.

Emosi cenderung lebih terungkap secara jelas dengan ekspresi wajah dari pada suasana hati. Meskipun afek, emosi, dan suasana hati secara teori dapat dipisahkan, akan tetapi dalam prakteknya perbedaan tersebut tidaklah selalu jelas.

E. Fungsi Emosi dan Suasana Hati

Mengapa kita memiliki emosi? Peran apakah yang dimainkan emosi? Kita baru saja mendiskusikan satu fungsi, bahwa kita membutuhkan emosi untuk berfikir secara rasional.

(10)

5

yang tidak kita suka. Kegembiraan memotivasi kita untuk menghadapi situasi yang membutuhkan energi dan inisiatif.

Teori ini didukung oleh para peneliti yang berfokus pada psikologi evolusioner3. Bidang penelitian ini mengatakan bahwa kita harus memiliki

emosi, baik emosi positif maupun negatif karena hal ini berguna untuk suatu tujuan. Contohnya mungkin Anda berfikir bahwa rasa cemburu merupakan emosi yang negatif, akan tetapi para psikologi evolusioner menyatakan bahwa emosi tersebut muncul karena ada kegunaannya. Pasangan merasa cemburu untuk meningkatkan kesempatan agar gen mereka (bukan gen pesaing) yang diteruskan ke generasi selanjutnya. Meskipun kita cenderung manganggap bahwa kemarahan merupakan hal yang buruk, akan tetapi kemarahan dapat membantu kita untuk melindungi hak-hak pribadi yang menuntut perasaan telah dilanggar. Seperti emosi-emosi lainnya, emosi-emosi marah muncul karena memiliki tujuan yang bermanfaat, terlepas dari hal yang baik maupun buruk.

Beberapa peneliti bukanlah merupakan orang-orang yang sangat percaya kepada psikologi evolusioner. Hal ini dikarenakan, misalnya memikirkan ssebuah emosi (rasa takut) yang sangatlah mudah untuk memikirkan pengaruh yang merugikan ketimbang pengaruh yang bermanfaat. Psikologi evolusioner memberikan sebuah presfektif yang menarik pada fungsi-fungsi emosi, tetapi adalah sulit untuk mengetahui apakah perspektif ini valid sepanjang waktu.

F. Sumber-Sumber Emosi dan Suasana Hati

Disini kita akan membahas kembali suasana hati, karena meskipun emosi dianggap lebih dipengaruhi oleh kejadian-kejadian dari pada oleh suasana hati, ironisnya para peneliti telah melakukan lebih banyak penelitian pada sumber suasana hati dari pada sumber emosi. Jadi sekarang kita akan menengok pada sumber suasana hati meski banyak dari sumber ini juga mempengaruhi emosi.

(11)

6

1. Kepribadian

Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Beberapa orang merasa bersalah dan merasakan kemarahan dengan lebih mudah dibandingkan orang lain. Orang lain mungkin merasa biasa saja dan santai dalam menghadapi situasi apapun. Sebagai contoh, Noel dan Jose adalah rekan kerja. Noel mempunyai kecenderungan untuk marah ketika seorang rekan kerja mengkritik ide-idenya selama sesi tukar pikiran. Namun, jose dengan cukup tenang dan rileks memandang kritik-kritik seperti itu sebagai sebuah kesemptan untuk maju. Reaksi-reaksi ini timbul karena kepribadian memberi kecenderungan kepada orang untuk mengalami suasana hati dan emosi tertentu.

Juga, kejadian-kejadian positif lebih kemungkinan memberikan pengaruh suasana hati positif dan emosi positif pada orang-orang ekstrover4 dan kejadian-kejadian negatif lebih bermungkinan

memberi pengaruh suasana hati negatif dan emosi negatif pada orang-orang yang memiliki nilai rendah pada stabilitas emosional.

2. Cuaca

Banyak orang percaya bahwa cuaca berhubungan dengan suasana hati dan emosi. Tetapi, bukti menunjukan bahwa cuaca memiliki sedikit pengaruh terhadap suasana hati. Korelasi Ilusif5

menjelaskan mengapa orang-orang cenderung berfikir bahwa cuaca yang menyenangkan meningkatkan suasana hati mereka. Seorang ahli menyimpulkan bahwa, “Berlawanan dengan pandangan kultural yang ada, data ini menunjukan bahwa orang-orang tidak melaporkan suasana hati yang lebih baik pada cuaca yang cerah atau bahkan

4 Ekstrover adalah teori kepribadian yang bisa jelaskan mengapa kita bersikap tertentu. Ekstrover biasanya memiliki kepribadian yang terbuka dan senang bergaul, serta memiliki kepedulian yang tinggi terhadap apa yang terjadi di sekitar mereka.

(12)

7

sebaliknya, melaporkan suasana hati yang lebih buruk pada hari gelap dan hujan.

3. Stress

Seperti yang mungkin Anda bayangkan, stress mempengaruhi emosi dan suasana hati. Sebagai contoh, tingkat stress karyawan atau pekerja di tempat kerja dapat dipicu oleh teguran dari atasan, hilangnya kesempatan penjualan besar, dan juga pengaruh dari stress yang menumpuk dari waktu ke waktu sehingga hal ini dapat mempengaruhi suasana hati.

Seperti yang diperhatikan penulis sebuah penelitian, “adanya peristiwa yang terus-menerus terjadi yang menimbulkan stress tingkat rendah sekalipun berpotensi menyebabkan para pekerja mengalami tingkat ketegangan yang semakin lama seiring dengan berjalannya waktu semakin meningkat. Tingkat stress dan ketegangan yang menumpuk di tempat kerja dapat memperburuk suasana hati, sehingga menimbulkan banyak emosi negatif.

4. Aktivitas Sosial

Bagi sebagian besar oraang, aktivitas sosial meningkatkan suasana hati positif dan memiliki pengaruh sedikit terhadap suasana hati negatif. Tetapi, apakah orang-orang dengan suasana hati positif mencari interaksi sosial atau apakah interaksi sosial menyebabkan suasana hati yang baik? Tampaknya keduanya memang benar.

Interaksi-interaksi sosial bahkan memiliki manfaat kesehatan jangka panjang. Suatu penelitian mengenai umur panjang menyebutkan bahwa, “berada berdampingan bersama orang lain merupakan prediksi terbaik mengenai seberapa lama seseorang akan hidup”. Salah satu alasan untuk hal ini adalah efek positif yang ditimbulkan dari aktivitas atau interaksi sosial tersebut.

5. Tidur

(13)

8

waktu tidurkurang dari tujuh jam per malam pada hari kerja, di bawah delapan jam yang direkomendasikan. Jumlah orang yang tidur selama delapan jam atau lebih telah menurun secara konstan selama beberapa tahun terakhir.

Suasana hati juga dapat dipengaruhi oleh kualitas tidur. Para sarjana (mahasiswa) dan pekerja dewasa yang tidak memperoleh tidur yang cukup melaporkan adanya perasaan kelelahan yang lebih besar, kemarahan, dan ketidakramahan. Kualitas tidur yang buruk akan menyebabkan suasana hati yang buruk pula sehingga hal secara konsisten menunjukan bahwa olahraga dapat meningkatkan suasana hati yang positif. Tampaknya, terapi olahraga berpengaruh paling kuat terhadap mereka yang mengalami depresi. Walaupun olahraga berpengaruh secara konsisten terhadap suasana hati, tetapi hal ini tidak tterlalu kuat juga. Intinya, olahraga akan membantu Anda berada dalam situasi atau suasana hati yang lebih baik.

7. Usia

Suatu penelitian menyebutkan bahwa orang-orang yang berusia 18 hingga 94 tahun memiliki emosi yang negatif, seiring dengan semakin bertambahnya usia seseorang. Bagi seseorang yang lebih tua suasana hati positif yyang tinggi bertahan lebih lama dan suasana hati yang buruk menghilang dengan lebih ccepat. Penelitian tersebut mengimplikasikan bahwa pengalaman emosional cenderung lebih membaik bersamaan dengan bertambahnya usia.

8. Gender

(14)

9

lebih bereaksi secara emosional dan mampu membaca emosi orang lain dengan lebih baik. Dalam perbandingan gender wanita lebih menunjukan ekspresi emmosional yang lebih besar dibannding pria. Sebagai contoh, wanita diharapkan untuk lebih banyak mengekspresikan emosi positif pada pekerjaannya (ditunjukan ddengan senyuman) dibandingan dengan pria.

B. Aplikasi-Aplikasi Perilaku Organisasi Terhadap Emosi dan Suasana Hati

Kita menyimpulkan emosi dan suasana hati dengan mempertimbangkan aplikasi spesifik hal ini terhadap perilaku organisasi. Dalam bagian ini kita menilai bagaimana dapat meningkatkan kemampuan kita untuk menjelaskan dan meramalkan proses seleksi dalam organisasi, pengambilan keputusan, kreativitas, motivasi, kepemimpinan, konflik antarpersonal, negosiasi, pelayanan pelanggan, sikap-sikap kerja, dari perilaku-perilaku menyimpang di tempat kerja. Kita juga melihat pada bagaimana para manajer dapat mempengaruhi suasana hati.

1. Seleksi

Suatu implikasi dari bukti yang ada sampai hari ini pada kecerdasan emosional (emotional Intelegence-El)6 adalah bahwa

para pemberi kerja harus mempertimbangkannya sebagai sebuah faktor dalam merekrut karyawan. Sebuah penelitian terhadap para perekrut Angkatan Udara AS menunjukan bahwa para perekrut terbaik memiliki El tingkat tinggi. Tenaga-tenaga penjual yang dipilih berdasarkan nilai El memiliki penjualan melampaui mereka yang menggunakan prosedur seleksi perusahaan yang lama.

(15)

10

9. Pengambilan Keputusan

Para peneliti perilaku organisasi masih terus mendebatkan peran emosi dan suasana hati negatif dalam pengambilan keputusan. Sebuah artikel yang mendapat penghargaan menyatakan bahwa orang-orang yang tertekan membuat penilaian-penilaian yang lebih akurat dibandingkan orang-orang yang tidak tertekan.

Tetapi, bukti-bukti terkini menyebutkan bahwa orang-orang yang tertekan membuat keputusan yang lebih buruk dibandingkan dengan orang-orang yang bahagia. Karena orang-orang yang tertekan lebih lambat dalam memproses informasi dan cenderung menimbang semua kemungkinan pilihan ketimbang hanya pilihan yang lebih mungkin diambil. Walaupun tampaknya menimbang semua kemungkinan pilihan adalah suatu hal yang baik, masalahnya adalah bahwa orang-orang yang tertekan mencari pemecahan yang sempurna, sementara jarang sekali ada pemecahan yang sempurna.

Sebaliknya, orang yang positif dan memiliki emosi yang positif akan lebih membantu dalam proses pengambilan keputusan yang cukup baik. Orang menggunakan hati mereka dan kepala mereka ketika mengambil keputusan. Maka dari itu, kegagalan untuk menggabungkan emosi dan suasana hati ke dalam penelitian terhadap pengambilan keputusan akan menghasilkan pandangan yang tidak lengkap dan sering kali tidak akurat dari proses tersebut.

10. Kreativitas

(16)

11

pemikiran mereka, yang dapat menjelaskan mengapa mereka lebih kreatif.

Namun, beberapa peneliti tidak percaya bahwa suasana hati positif membuat orang lebih kreatif. Mereka menyatakan bahwa ketika orang-orang beerada dalam suasana hati positif, mereka dapat rileks (jika saya berada dalam suaasana hati yang baik maka hal-hal akan berjalan dengan baik).

11. Motivasi

Ketika Anda melihat orang yang sangat termotivasi dalam pekerjaan mereka, mereka berkomitmen secara emosional. Orang-orang yang terlibat dalam pekerjaan mereka menjadi tenggelam secara fisik, kognitif, dan emosional dalam pengalaman aktivitas untuk mengejar sebuah tujuan.

Dua penelitian telah menegaskan pentingnya suasana hati dan emosi pada motivasi. Hasilnya, kelompok dengan suasana hati positif pertama melaporkan ekspektasi yang lebih tinggi untuk dapat memecahkan masalah tersebut, berusaha lebih keras, dan sebagai hasilnya dapat memecahkan permaslahan lebih banyak. Sedangkan, penelitian kedua menyebutkan bahwa dengan memberi umpan balik kepada orang baik nyata maupun palsu mengenai kinerja mereka dapat mempengaruhi suasana hati mereka, yang kemudian mempengaruhi motivasi mereka.

Kedua penelitian ini menegaskan bahwa pengaruh suasana hati dan emosi pada motivasi serta menyatakan bahwa organisasi-organisasi yang mempromosikan suasana hati positif di tempat kerja lebih berkemungkinan mempunyai angkatan kerja yang lebih termotivasi.

12. Kepemimpinan

(17)

12

Para pemimpin yang efektif mengandalkan daya tarik emosional untuk membantu menyampaikan pesan-pesan mereka. Bahkan, ekspresi emosi dalam pidato sering kali merupakan elemen penting yang membuat kita menerima atau menolak pesan seorang pemimpin. Ketika para pemimpin merasa bersemangat, antusias, dan aktif, mereka lebih mungkin untuk memberi energi pada bawahan-bawahan mereka dan menyampaikan rasa efektivitas kompetensi, optimisme, dan kegembiraan. Para politikus, dalam suatu kasus misalnya, telah belajar menunjukkan antusiasme ketika berbicara mengenai kesempatan mereka untuk memenangkan sebuah pemilihan, bahkan ketika pol menyatakan yang sebaliknya.

Para eksekutif perusahaan mengetahui pentingnya kandungan emosional jika menginginkan para karyawan untuk mempercayai visi mereka atas masa depan perusahaan mereka dan menerima perubahan. Ketika pihak atasan menawarkan visi baru, khususnya ketika visi tersebut mengandung tujuan-tujuan yang jauh atau samar, sering kali sulit bagi para karyawan untuk menerima visi tersebut dan perubahan yang akan mereka bawa. Jadi ketika para pemimpin yang efektif ingin menerapkan perubahan-perubahan yang signifikan, mereka mengandalkan pembangkitan, pembangunan dan mobilisasi emosi. Dengan membangkitkan emosi dan menghubungkannya pada visi yang menarik, para impin meningkatkan kemungkinan bahwa para manajer dan karyawan akan menerima perubahan.

13. Konflik Antarpersonal

(18)

13

mengendalikan emosi mereka. Manajer yang mengabaikan elemen-elemen emosional dalam konflik serta hanya berfokus pada hal-hal yang bersifat rasional dan berkaitan dengan tugas, kemungkinan tidak dapat mehyelesaikan konflik-konflik tersebut.

14. Negosiasi

Negosiasi adalah sebuah proses emosional; tetapi, kita seringkali mengatakan bahwa Negosiasi seorang negosiator yang ulung mempuayai "wajah poker". Pendiri saluran Poker Inggris(Britairr poker Channel, Crispin Nieboer, menyatakan, "Itu adalah sebuah permainan gertakan dan terdapat emosi dan ketegangan manusia yang luar biasa, melihat siapa yang dapat menggertak paling lama”. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa negosiator yang berpura-pura marah memiliki keuntungan atas lawan mereka. Mengapa? Karena ketika seorang negosiator menunjukkan kemarahan, lawan menyimpulkan bahwa negosiator terebut telah menyerahkan semua yang ia dapat, dan dengan demikian lawan menyerah.

Menunjukan sebuah emosi negatif seperti kemarahan dapat saja efektif, tetapi berperasaan buruk terhadap penampilan anda tampaknya merugikan negosiasi-negosiasi di masa depan. Negosiator yang buruk mengalami emosi-emosi negatif, mengembangkan persepsi-persepsi negatif atas lawan mereka, dan kurang bersedia berbagi informasi atau bersikap kooperatif dalam negosiasi mendatang.

(19)

14

mereka mungkin tidak akan melakukan koreksi terlalu banyak terhadap hasil hasil yang negtif. Pertimbangkan sebuah contoh lain. KetikaNorthwest Airlines menghadapi sebuah pemogokan dari persatuan mekanik perusahaan tersebut dengan tenang menyiapkan diri untuk pemogokan tersebut dengan menyewa para pekeria pengganti sebelumnya. Ketika persatuan mekanik tersebut melakukan pemogokan,para pekerja pengganti tersebut mulai bekerja dan dengan tenang perusahaan bahkan mengajukan tuntutan yang lebih besar.

15. Pelayanan Pelanggan

Keadaan emosional seorang pekerja mempengaruhi pelayanan pelanggan, yang berpengaruh terhadap tingkat pengulangan bisnis dan tingkat kepuasan pelanggan. Pemberian pelayanan yang berkualitas kepada pelanggan membuat karyawan menuntut banyak hal karena mereka sering berada dalam situasi disonansi emosional. Seiring waktu, keadaan ini dapat menyebabkan kejatuhan mental atau fisik dalam pekerjaan, penurunan kinerja, dan rendahnya kepuasaan kerja.

Selain itu, emosi karyawan dapat juga berpindah kepada pelanggan. Penelitian mengindikasikan adanya efek kesesuaian antara emosi karyawan dan pelanggan, sebuah efek yang oleh para praktisi perilaku organisasi disebut sebagai Penularan emosional (emotional contagion), “penangkapan” emosi dari orang lain. Bagaimanakah penularan emosional terjadi? Penjelasan utamanya adalah ketika seseorang mengalami emosi-emosi positif lalu tertawa dn tersenyum pada Anda, Anda mulai meniru perilaku orang tersebut. Jadi ketika karyawan mengekspresikan emosi-emosi positif, para pelanggan cenderung merespon secara positif.

(20)

15

Pernahkah Anda mendengar nasihat "Jangan pernah membawa pekerjaan Anda ke rumah," yang berarti bahwa orang-orang harus melupakan pekerjaan mereka setelah mereka pulang ke rumah? Ternyata, hal tersebut lebih mudah diucapkan daripada dilaksanakan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang mempunyai hari baik di tempat kerja cenderung berada dalam suasana hati yang lebih baik di rumah pada malamnya. Selain itu, orang-orang yang mengalami hari yang buruk cenderung berada dalam suasana hati buruk setelah mereka berada di rumah. Bukti yang ada juga menyatakan bahwa orang-orang yang mengalami hari penuh tekanan di tempat kerja cenderung kesulitan untuk rileks setelah mereka pulang ke rumah.

Meskipun orang-orang secara emosional membawa pulang pekerjaan mereka ke rumah, pada hari berikutnya, pengaruh tersebut biasanya telah hilang. Jadi, meskipun mungkin sulit atau bahkan tidak alami untuk tidak pernah membawa pekerjaan Anda pulang ke rumah, tampaknya bagi sebagian besar orang, sebuah suasana hari negatif sebagai hasil dari suatu hari buruk di tempat kerja tidak terbawa ke hari berikutnya.

17. Perilaku Menyimpang di Tempat Kerja

(21)

16

1,tindakan-tindakan ini dinamakan perilaku menyimpang di tempat kerja. Sebagian besar perilaku menyimpang tersebut diketahui berasal dari emosi-emosi negatif.

Misalnya, iri hati adalah sebuah emosi yang terjadi ketika Anda membenci seseorang karena memiliki sesuatu yang tidak Anda miliki tetapi sangat Anda inginkan, seperti penugasan kerja yang lebih baik, kantor yang lebih besar, atau gaji yang lebih tinggi. Hal tersebut dapat berujung pada perilaku menyimpang yang jahat. Sebagai contoh, seorang karyawan yang iri hati dapat bersikap bermusuhan dengan berbuat licik kepada karyawan lain, menyimpangkan keberhasilan orang lain secara negarif, dan menyimpangkan secara positif pencapaian pencapaiannya sendiri. Bukti yang ada menyatakun bahwa orang-orang yang merasakan emosi emosi negatif, khususnya mereka yang merasa marah atau mempunyai sikap bermusuhan, lebih berkemungkinan untuk terlibat dalam perilaku menyimpang di tempat kerja daripada orang-orang yang tidak merasakan emosi-emosi negatif.

18. Bagaimana Para Manajer Memengaruhi suasana Hati

Secara umum, Anda dapat meningkatkan suasana hati orang-orang dengan memutarkan buah klip video yang lucu untuk mereka, memberi mereka sekantung kecil permen, atau menyuruh mereka mencicipi minuman yang enak. Tetapi apa yang dapat dilakukan perusahaan-perusahaan untuk memperbaiki suasana hati karyawan mereka? Para manajer dapat menggunakan humor dan memberikan karyawan mereka penghargaan kecil sebagai apresiasi terhadap pekerjaan yang dilakukan dengan baik. Selain itu, reset mengindikaaikan bahwa ketika para pemimpin berada dalam suasana hati yang baik, anggota kelompok menjadi lebih positif, dan sebagai hasilnya para anggota akan lebih bekerja sama.

(22)

17

tim. Suatu penelitian terhadap tim kriket7 profesional menemukan

bahwa suasana hati bahagia dari para pemain memengaruhi suasana hati anggota tim mereka dan juga secara positif mempengaruhi penampilan mereka. Jadi adalah masuk akal bagi para manajer untuk memilih anggota tim yang memiliki kecenderungan untuk mengalami suasana hati yang positif.

(23)

BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari berbagai penjelasan yang telah penulis paparkan di bab sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa:

1. Afek adalah sebuah konsep yang meliputi emosi dan suasana hati.

Emosi (emotion) adalah perasaan-perasaan intens yang ditunjukan kepada seseorang atau sesuatu. Suasana hati (mood) adalah perasaan-perasaan yang cenderung kurang intens dibandingkan emosi dan sering kali (meskipun tidak selalu) tanpa rangsangan kontekstual;

2. Fungsi dari emosi dan suasana hati adalah untuk berfikir secara rasional, untuk membantu manusia dalam memecahkan berbagai masalah, untuk memotivasi orang untuk terlibat dalam tindakan-tindakan penting agar dapat bertahan hidup, dan berguna untuk mencapai suatu tujuan;

3. Sumber-sumber emosi dan suasana hati mencakup kepribadian, cuaca, stress, aktivitas sosial, tidur, olahraga, usia, dan gender; 4. Aplikasi-aplikasi perilaku organisasi terhadap emosi dan suasana

hati meliputi proses seleksi dalam organisasi, pengambilan keputusan, kreativitas, motivasi, kepemimpinan, konflik antarpersonal, negosiasi, pelayanan pelanggan, sikap-sikap kerja, dari perilaku-perilaku menyimpang di tempat kerja. Kita juga melihat pada bagaimana para manajer dapat mempengaruhi suasana hati.

G. Saran

Sejalan dengan simpulan di atas, penulis merumuskan saran sebagai berikut:

(24)

19

1. Emosi dan suasana hati memang tidak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari akan tetapi sebaiknya kita mengutamakan profesionalitas dalam kegiatan sehari-hari yang kita lakukan, khususnya dalam hal pekerjaan;

2. Kecerdasan emosional hendaknya digunakan dalam melakukan seleksi atau requitment karyawan;

(25)

DAFTAR PUSTAKA

P. Robbins. Stephen. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

Referensi

Dokumen terkait

Turbin Crossflow terdiri dari nosel yang mempunyai penampang berbentuk persegi panjang dengan lengkungan pada bagian penutup atasnya yang berfungsi mengarahkan aliran ke sudu pada

Begitu pula dengan hasil observasi siswa menunjukkan adanya peningkatan pada tanggung jawab, kerjasama dan kedisiplinan saat pembelajaran dengan memperoleh nilai

Hal ini menunjukkan bahwa nata de coco mempunyai harapan yang baik yaitu mendapat respon masyarakat terhadap produk, dengan begitu bisa diperkirakan bahwa jika ada

Motif jasmaniah adalah motivasi yang dikarenakan tuntutan jasmani, seperti reflex, insting otomatis dan nafsu. Dari beberapa hasil wawancara yang didapat ada

bermakna antara reliability/keandalan terhadap kepuasan pasien. Pengaruh antara Ketanggapan terhadap Persepsi Kepuasan Pasien Jaminan Kesehatan Nasional di Laboratorium

Validasi yang akan dilakukan untuk ALPS Kit Momentum Linier adalah validasi isi dan validasi konstruk sesuai dengan pendapat Sukardi (2008). Validasi isi

(2010), experiential marketing adalah suatu konsep pemasaran yang bertujuan membentuk pelanggan yang loyal dengan cara menyentuh emosi pelanggan dengan menciptakan

Terima kasih atas segalanya yang sudah ibu berikan kepada saya dengan ikhlas, mohon maaf jika saya ada kesalahan baik yang disengaja maupun tidak dan semoga Allah SWT membalas