• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan Hasil Belajar Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Meningkatkan Hasil Belajar Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Meningkatkan Hasil Belajar Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan

Menerapkan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

Composition

Anandita Saftari Gusti Rahayu, Akhmad Yazidi, Sumardi

ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas V melalui penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition. Dilaksanakan secara kolaboratif antara peneliti, kolaborator, dan subjek yang diteliti.Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar yang terdiri dari 20 siswa, dengan komposisi perempuan 8 siswa dan laki-laki 12 siswa. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2013-2014. Proses penelitian tindakan kelas ini dilakukan dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tindakan utama yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Akhir dari setiap siklus dilaksanakan tes menggunakan instrumen soal. Kemudian dilakukan penelitian siklus I dan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar memperoleh nilai 61 dengan persentase 60%, siklus kedua memperoleh nilai rata-rata 73 dengan persentase 80%. Begitu pula dengan hasil observasi siswa menunjukkan adanya peningkatan pada tanggung jawab, kerjasama dan kedisiplinan saat pembelajaran dengan memperoleh nilai pada siklus pertama 72,95 dan siklus kedua memperoleh nilai 81,75.Penelitian ini berkesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Cikiray Kidul Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi. Selain itu, model pembelajaran ini dapat meningkatkan kerjasama, kemandirian dan keberanian siswa dalam proses pembelajaran.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Bahasa Indonesia, model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition

(2)

Pendahuluan

Pembelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk memudahkan siswa dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan. Bahasa Indonesia dianggap pembelajaran yang mudah, namun pada kenyataanya hasil yang dicapai oleh siswa kelas V hanya sekitar 35% yang sudah mencapai KKM. Ini menunjukkan bahwa rendahnya hasil belajar dipengaruhi beberapa faktor diantaranya yaitu siswa kurang memahami pembelajaran, guru menggunakan model atau metode yang konvensional, guru memberikan soal yang sukar, dan guru kurang menguasai dan mengkondisikan kelas. Salah satu alternatif pemecahan masalah di atas, peneliti tertarik untuk melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran cooperative integrated reading and composition untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia yang selama ini didaptkan nilai yang sangat rendah. Model ini sangat cocok diterapkan pada siswa terutama pada materi cerita rakyat. Model didukung agar siswa lebih berpastisipasi di kelas, aktif, dan dapat mengembangkan keterampilannya dalam berbahasa baik lisan maupun tulisan serta kondisi yang nyaman dan menyenangkan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan penelitian di atas adalah: bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran cooperative integrateg reading and composition di Sekolah Dasar Negeri Cikiray Kidul Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi Tahun Ajaran 2013/2014?.

Hasil belajar merupakan suatu kegiatan pembelajaran dimana guru dan siswa saling berinteraksi untuk memperbaiki dan merubah perilaku dalam suatu proses pembelajaran.

Menurut Nasution, Noehi dan Adi (2004: 14) ‘hasil belajar adalah alat ukur yang mampu menentukan kemampuan seseorang setelah mengikuti pembelajaran’. Hal yang sama juga disampaikan oleh Sudjana

(2004: 22) bahwa ‘hasil belajar adalah akibat proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara terencana secara tertulis lisan maupun perbuatan’.

Sedangkan hasil belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 250) ‘ hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat pra-belajar. Dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran’.

Hasil yang telah didapatkan oleh siswa tergantung bagaimana guru memberikan suatu materi pembelajaran dapat menyampaikannya dengan baik, maka akan baik pula hasi yang didapatkan jika tidak maka sebaliknya hasilnya pun belum dikatakan memuaskan.

Pembelajaran Bahasa Indonesia sangatlah penting untuk dipelajari terutama pada tingkatan sekolah dasar, siswa mempelajari Bahasa Indonesia dengan tujuan agar siswa dapat mengembangkan cara berkomunikasi dengan baik, lisan maupun tulisan. Dengan siswa belajar bahasa, mereka akan mudah pula mempelajari bahasa dan sastra Indonesia melalui keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.

Menurut Akhadiah, Sabarti.dkk, (1991: 10) mengatakan bahwa ‘secara keseluruhan mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar, berkomunikasi, dan mengungkapkan pikiran dan perasaan, serta persatuan dan kesatuan bangsa. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk

mengembangkan kemampuan

menggunakan bahasa Indonesia dalam segala fungsinya, yaitu sebagai sarana komunikasi, sarana, berpikir/bernalar, sarana persatuan, dan sarana kebudayaan’.

Kemahiran siswa dalam berkomunikasi, dinilai kurang efektif, namun untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi ini dapat melalui pembelajaran Bahasa

(3)

Indonesia. Siswa dapat mengungkapkan perasaannya, idenya, pendapatnya melalui bahasa lisannya maupun tulisannya.

Dijelaskan pula dalam buku Depdikbud (1995) menjelaskan bahwa ‘belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis. Hal ini relevan dengan kurikulum 2004 bahwa kompetensi siswa diarahkan ke dalam empat subaspek, yaitu membaca, berbicara, menyimak, dan mendengarkan.

CIRC singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Compotition, termasuk salah satu model pembelajaran cooperative learning yang pada mulanya merupakan pengajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis (Steven dan Slavin dalam Nur, 2000:8) yaitu “sebuah program komprehensif atau luas dan lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis untuk kelas-kelas tinggi sekolah dasar”.

Pembelajaran CIRC dikembangkan oleh Stevans, Madden, Slavin dan Farnish (2009:200). ‘Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dari segi bahasa dapat diartikan “sebagai suatu model pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan suatu bacaan secara menyeluruh kemudian mengkomposisi-kannya menjadi bagian-bagian yang penting’.

Berdasarkan karakteristik tersebutmodel CIRC ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir, membaca, menulis, seni berbahasa serta berinteraksi sosial dengan teman sebayanya. Serta tidak dapat digunakan pada mata pelajaran yang lainnya

Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V, materi cerita rakyat, di SDN Cikiray Kidul Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi melalui model pembelajarancooperative integrated reading and composition.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini di laksanakan di Sekolah Dasar Negeri Cikiray Kidul Sukabumi yang berlokasi di Jln. Raya Cikiray Desa Sukamanah Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada tanggal 22 Agustusdan 29 Agustus 2013 yang dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Subjek penelitian adalah siswa-siswi di Sekolah Dasar Negeri Cikiray Kidul yang berjumlah 10 orang terdiri dari 8 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini melalui observasi, tes, dan dokumentasi, instrument pengumpulan data menggunakan instrument penilaian pelaksanaan pembelajaran di kelas (penilaian kinerja guru), lembar observasi aktivitas siswa, dan penilaian/ tes.

Analisis data yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas adalah statistik deskriptif sederhana, dengan langkah-langkah statistik sebagai berikut: Mentabulasi data hasil observasi dan penilaian (tes), dan memperoleh nilai rata-rata (mean) atau dengan rumus :

X = ∑

atau Rata-rata persentase X = ∑ ×100%

Keterangan:

X = nilai rata-rata atau rata-rata presentase

Xi = nilai x ke 1 sampaike n n = jumlahsiswa

Dengan adanya perbaikan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SDN Cikiray Kidul dengan menggunakan model pembelajaran, cooperative integrateg reading and compositionmaka indikator keberhasilan penelitian adalah 75% dari jumlah 20 siswa mencapai hasil belajar mencapai KKM sebesar 60.

Hasil Penelitian

Sebelum penelitian ini dilaksanakan, penulis terlebih dahulu melaksankaan pra siklus yaitu dengan memberikan tes awal kepada siswa. Dari hasil tes awal tersebut diperoleh nilai rata-rata sebesar 54,75. Untuk

(4)

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.4 Persentase Ketuntasan Tes Awal Siswa No Ketuntasan JumlahSi swa Presentase 1 Tuntas 7 35% 2 BelumTuntas 13 65% Jumlah 20 100%

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui dari jumlah 20 siswa, 7 diantaranya sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 35%. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM sebanyak 65%. Secara keseluruhan siswa belum tuntas dalam pembelajaran matematika karena nilai hasil rata-rata belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia pada tes awal sangat rendah dari indikator keberhasilan penelitian yang ditentukan.

Pada pertemuan siklus I hasil perolehan evaluasi siswa memperoleh ketuntasan belajar 60%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.12 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I

No Ketuntasan JumlahSiswa Presentase

1 Tuntas 12 60%

2 BelumTuntas 8 40%

Jumlah 20 100%

Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui dari jumlah 20 siswa 12 siswa diantaranya sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 60%. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM ada 8 siswa atau sebanyak 40%. Hal-hal yang menyebabkan pada siklus I sudah mencapai nilai KKM sebesar 60 dikarenakan penulis sudah menggunakan model pembelajaran cooperative integrated reading and compositionkarena model pembelajaran ini sangat mengutamakan keaktifan,

mengembangkan kemampuan

menulisnya dan interaksi sosial antar siswa, sehingga siswa dapat mengerjakan soal dengan kemandiriannya.

Perolehan nilai rata-rata hasil belajar pada pembelajaran siklus II ini

memperoleh nilai rata-rata sebesar 73. Perolehan nilai siswa dapat dilihat pada table di bawah ini.

Tabel 4.20 Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II No Ketuntasan JumlahS iswa Presentase 1 Tuntas 16 80% 2 BelumTuntas 4 20% Jumlah 20 100%

Berdasarkan tabel 4.20 dapat diketahui dari jumlah 20 siswa, 16 siswa diantaranya sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 80%. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM ada 4 siswa atau sebanyak 20%. Hal ini dikarenakan siswa sudah lebih memahami pembelajaran yang telah diberikan dan sudah dipelajari sebelumnya. Adapun penyebab siswa yang belum mencapai nilai KKM pada siklus II yaitu siswa belum mampu menjawab soal yang telah diberikan oleh guru dan juga konsenterasi dalam belajar serta keaktifan siswa di dalam kelas.

Pembahasan

Berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran tidak akan terlepas dari peran seorang guru yang sangat besar, baik dalam penyampaian materi maupun pemberian tes dalam pembelajaran. Sebagaimana yang disampaikan oleh Sudjiono (2005: 66) “tes adalah alat atau prosedur yang digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian”, dikatakan pula oleh Nugriyantoro (2001) ‘tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang objektif sehingga dapat digunakan secara meluas serta digunakan untuk mengukur dan membadingkan’.

Penilaian berbasis kelas merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan mengidentifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang jelas standarnya dan disertai peta kemajuan belajar secara terpadu dengan proses belajar mengajar. Dan ini terlihat pada hasil penelitian, walapun hasil yang didapat pada siklus I belum mencapai KKM 60 secara keseluruhan. Sebelum

(5)

diadakan perbaikan siswa yang tuntas hanya 7 siswa atau 35% dengan nilai rata-rata 54,75, namun setelah diadakannya perbaikan pada siklus I siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 12 siswa atau 60% dengan nilai rata-rata 61. Ketuntasan dalam pemahaman menyimak siswa pun masih jauh dari pencapaian sebelum perbaikan 40% dengan nilai rata-rata 57,4 namun setelah diadakan perbaikan pada siklus I meningkat menjadi 60% dengan nilai rata-rata 61,5. Pada aktivitas guru juga mengalami peningkatan 75% masih dalam kategori yang perlu ditingkatkan dan aktivitas siswa 65% perlu dilakukan perbaikan ke arah yang lebih baik dalam mencapai ketuntasan indikator penelitian sebesar 75%.

Pada siklus II mengalami begitu banyak peningkatan dalam pelaksanaan pembelajaran atau kinerja guru pada siklus I dengan rata-rata nilai 74,54 dan di siklus II mengalami peningkatan dengan rata-rata 89,19 dikategorikan sangat berkualitas. Dilajutkan dengan pengamatan aktivitas siswa pada siklus I dengan nilai rata-rata 71,33 dan di siklus II meningkat dengan nilai rata-rata 84 dikategorikan sangat baik. Ketuntasan dalam pemahaman menyimak siswa pada siklus I dengan nilai rata-rata 61,5 dan pada di siklus II meningkat menjadi 70,1. Dan yang terakhir hasil belajar dari pelajaran Bahasa Indonesia pada siklus I ketuntasan belajar sebesar 60% dan mengalami peningkatan sebesar 80% dikategorikan sangat baik. Pembelajaran di siklus II diakhiri dengan pembelajaran tuntas. Peneliti merasa telah berhasil mencapai nilai ketuntasan pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, berikut ini adalah perbandingan antara hasil penelitian siklus I dan siklus II.

Aspek yang Diteliti HasilSiklus I HasilSiklus II Nilai Rata-rata Kategori Nilai Rata -rata Kategori Penilaianpela ksanaanpemb elajaran 75,45 B 89,19 A Observasiakti vitassiswa 71,33 B 84 A Pemahaman Menyimak Siswa 61,5 B 70,1 B Teshasilbelaja r 61 B 73 B

Dari tabel di atas, hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi peningkatan pada setiap aspek yang telah diteliti. Pada siklus I pelaksanaan pembelajaran dengan nilai 75,45 dikategorikan berkualitas dan pelaksanaan pembelajaran meningkat di siklus II dengan nilai 89,91 dikategorikan sangat berkualitas. Dalam pelaksanaan pembelajaran peran guru sangat penting pada proses pembelajaran dan telah dilaksanakan dengan sangat baik. Pada aktivitas siswa di siklus I dengan nilai 71,33 dikategorikan baik dan aktivitas siswa di siklus II meningkat dengan nilai 84 dikategorikan sangat baik, adapun aspek yang dinilai pada aktivitas siswa yaitu kerjasama, kemandirian dan keberanian. Selajutnya penilaian dalam pemahaman menyimak siswa, pada siklus I pemahaman menyimak siswa dengan nilai 61,5 dikategorikan baik dan mengalami peningkatan pada siklus II dengan nilai 70,1 dikategorikan baik. Dalam pemahaman siswa dalam menyimak ada aspek yang dinilai diantaranya pemahaman isi teks, pemahaman detail isi teks, ketepatan organisasi teks, ketepatan diksi, kalimat ketepatan struktur, ejaan dan tata tulis dan kebermaknaan penuturan. Diakhiri dengan tes hasil belajar, pada siklus I mencapai nilai rata-rata 61 dengan kategori baik dan setelah dilakukan perbaikan pada siklus II meningkat mencapai nilai rata-rata 73 dengan kategori baik.

Simpulan

Setelah peneliti melakukan penelitian pembelajaran di siklus I dan siklus II terlihat dari aspek kinerja guru, aktivitas siswa, pemahaman menyimak siswa dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Peneliti menyimpulkan faktor-faktor terjadinya peningkatan dari siklus I ke siklus II adalah model pembelajaran cooperative integrated reading and composition tepat

(6)

dilaksanakan di kelas V pada mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi Cerita Rakyat dan didukung dengan media yang digunakan dalam proses pembelajaran. Setelah guru memilih model pembelajaran dengan tepat maka akan mempengaruhi kegiatan pembelajaran menjadi lebih baik contohnya kondisi kelas akan lebih tertib, aktivitas siswa meningkat, pemahaman menyimak siswa dan hasil belajar siswa meningkat. Dan mendapat respon yang positif baik siswa maupun guru.

Daftar Pustaka

Dadan, Prana. 2008. Apresiasi Sastra Indonesia. Bandung: UPI PRESS Dimyati, Mudjiono. 2009. Belajar dan

Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Guntur Henry, Tarigan. 2008. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Muda

Hairuddin, dkk. 2008. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia

Purwanto. 2008. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Rahayu, Sri. 2009. Bahasa Indonesia

Untuk SD/MI kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Resmini, dkk. 2006. Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Sastra Indonesia. Bandung: UPI PRESS

BIODATA PENULIS

1 Anandita Saftari Gusti Rahayu, Lahir di Sukabumi 31 Agustus 1991, Lulusan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pakuan

2 Akhmad Yazidi, Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pakuan

3 Sumardi Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pakuan

Gambar

Tabel 4.4 Persentase Ketuntasan Tes  Awal Siswa  No  Ketuntasan  JumlahSi swa  Presentase  1  Tuntas  7  35%  2  BelumTuntas  13  65%  Jumlah  20  100%

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian upaya untuk memberdayakan UMKM harus terencana, sistematis dan menyeluruh baik pada tataran makro, meso dan mikro yang meliputi (1) penciptaan iklim

Dapatan kajian mendapati bahawa guru Pendidikan Islam sentiasa mengamalkan akhlak mulia dalam proses pengajaran dan pembelajaran di bilik darjah seperti kasih sayang, ikhlas,

Results of this paper are (1) the general application of constructivism learning model in teaching writing descriptions and arguments can be accepted by students

Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Perusahaan Daerah Taru Martani Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang disahkan dengan

The writer focuses this research in analyzing anxiety of Clare in Constance Briscoe’s Ugly novel based on psychoanalytic approach1. Objectives of

Guru harus memiliki kompetensi yang berhubungan dengan pengembangan kepribadian ( personal competencies ), di antaranya: kemampuan yang berhubungan dengan

Metode Internal Rate of Return, diperoleh tingkat bunga sebesar 10.1% yang menyamakan nilai sekarang investasi rumah makan dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih rumah makan

4.10 Uji Signifikan Perbedaan Rata-rata Posttest Reinforcement Positif dan Reinforcement Negatif