• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Project Based Learning pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 Kecamatan Tuntang Semester

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Project Based Learning pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 Kecamatan Tuntang Semester "

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

22

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

Bab ini menjelaskan tentang setting penelitian yaitu tempat dan waktu penelitian serta subjek penelitian yang menjelaskan tentang karakteristik kelas yang akan diteliti, banyaknya siswa dengan komposisi siswa baik laki-laki maupun perempuan.

3.1.1 Setting Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 yang merupakan sekolah dasar inti yang tergabung dalam Gugus Bangau UPTD Pendidikan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Lokasi sekolah bersebelahan dengan SD Negeri Candirejo 02, berada di pinggir jalan desa yang digunakan untuk lalu lintas angkutan umum sehingga proses belajar mengajar cukup terganggu dengan kebisingan kendaraan yang melintasi jalan tersebut.

Kondisi fisik SD Negeri Candirejo 01 cukup lengkap terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang kantor guru dan kepala sekolah, 1 ruang uks dan komputer, 1 ruang perpustakaan, 1 gudang, 1 dapur sekolah dan 4 kamar mandi untuk siswa serta 1 kamar mandi untuk guru. Di depan kelas terdapat taman tecil yang dilengkapi bunga-bunga. Sedangkan kondisi ruang kelas 5 yang digunakan utnuk penelitian terdapat 38 bangku dengan 20 meja, papan tulis, meja guru, serta berbagai macam pajangan hasil karya siswa.

3.1.2 Setting Waktu Penelitian

(2)

dengan SK dan KD yang diajarkan yaitu tentang menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan masalah serta menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan luas bangun datar. Rincian alokasi waktu dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Keterangan

Waktu

September 2016

Oktober 2016

November 2016

Desember 2016 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan

2 Perencanaan

3 Pelaksanaan I II

4 Pelaporan

3.1.3 Karekteristik Subjek Penelitian

(3)

3.2 Jenis dan Desain Penelitian

Pada sub judul jenis penelitian dan desain penelitian ini akan diuraikan menjadi dua sub judul yaitu jenis penelitian dan desain penelitian. Jenis penelitian akan membahas mengenai jenis penelitian yang akan peneliti lakukan, sementara desain penelitian lebih kepada model atau rancangan penelitian yang akan di jadikan acuan oleh peneliti di dalam melaksanakan tindakan penelitian.

3.2.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Mc Niff (Arikunto,102:2006) dalam bukunya yang berjudul Action Reseach memandang PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya.

PTK merupakan suatu penelitian yang akar permasalahnnya muncul di dalam kelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan sehingga sulit dibenarkan jika ada anggapan bahwa permasalahan didalam penelitian tindakan kelas diperoleh dari persepsi atau lamunan seorang peneliti (Arikunto,104:2006).

Berdasarkan uraian tersebut dapat diartikan bahwa penelitian tindakan sebagai suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif partisipasif, kolaboratif, dan spiral yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan sistem, metode kerja dan proses, isi, kompetensi dan situasi.

(4)

3.2.2 Desain Penelitian

Pada sub judul desain penelitian ini akan diuraikan model atau rancangan penelitian yang akan di jadikan sebagai acuan oleh peneliti di dalam melaksanakan tindakan penelitian.

Peneliti menggunakan desain penelitian yang dikembangkan Arikunto melalui desain Kemmis dan Taggart yang menggambarkan adanya empat langkah,

meliputi: “perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting)”. Arikunto (2009:97) melalui desain Kemmis dan Taggart menyatakan bahwa :

Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan (planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakuakan. Penelitian tindakan yang ideal sebenarnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini adalah kolaborasi.

Tahap 2: Pelaksanaan tindakan (Acting)

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan.

Tahap 3: Pengamatan (Observing)

Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.

Tahap 4: Refleksi (Reflecting)

(5)

Menurut Kemmis dan Taggart, desain bagan penelitian dalam Arikunto (2009:97) sebagai berikut :

Gambar 3.1

Tahapan PTK Menurut Kemmis dan Taggart

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian didefinisikan sebagai faktor yang apabila diukur memberikan nilai yang bervariasi. Adapula yang mendefinisikan variabel sebagai karakteristik dari orang, objek atau gejala yang memiliki nilai yang berbeda-beda (Slameto, 2015; 195). Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

3.3.1 Variabel bebas (Independent Variable)

Menurut Abbas (Arifah,2011:40) variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain yang dinamakan pula konstruk variable dan source variable. Variabel independen ini tidak tergantung pada variabel lain.

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan

Hasil Pengamatan

(6)

Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah Model Pembelajaran Project Based Learning. Model Pembelajaran Project Based Learning dapat dilaksanakan

secara individual ataupun kerja tim. Aspek yang diukur dalam pembelajaran ini meliputi proses pembelajaran yang ada di kelas dan hasil belajar siswa.

3.3.2 Variabel terikat (Dependent Variable)

Variabel dependent adalah “variable yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variable bebas” (Sugiyono, 2012:39). Dalam penelitian ini

yang menjadi variabel terikat adalah proses belajar Matematika dan hasil belajar Matematika siswa kelas 5 SD Negeri Candirejo 01. Nawawi (2007:39) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Dalam penelitian ini hasil belajar yang digunakan adalah aspek kognitif berdasarkan hasil yang diperoleh dari skor evaluasi pada akhir setiap siklus. Hasil belajar Matematika diukur menggunakan tes formatif. Nilai keberhasilan siswa dianalisis menurut Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan rata-rata nilai kelas. Sehingga dapat diketahui keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran yang dilakukan. 3.4Rencana Pelaksanaan Tindakan

Rencana pelaksanaan tindakan yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan model PTK dari Kemmis dan MC Taggart. Tahapannya meliputi rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi, serta refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dengan 3 kali pertemuan yang terdiri dari 2 pertemuan tatap muka dan 1 pertemuan evaluasi. Rencana pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut .

3.4.1 Rencana Pelaksanaan Tindakan Siklus I

(7)

a. tahap perencanaan yaitu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menentukan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan dilakukan peneliti. Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam indikator. Indikator kemudian dikembangkan menjadi tujuan pembelajaran. Merumuskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan guru dengan model pembelajaran Project Based Learning, menetapkan alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Membuat lembar observasi guru dan siswa serta membuat evaluasi pembelajaran.

b. tahap pelaksanaan, merupakan implementasi kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang akan dilaksanakan saat pembelajaran. Pada tahap ini guru menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dalam pembelajaran, untuk langkah-langkah pembelajarnnya mencangkup memulai dengan pertanyaan esensial, membuat desain rencana proyek, membuat jadwal, memantau siswa dan kemajuan proyek, menilai hasil, refleksi dan penutup. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada RPP yang telah dilampirkan.

c. tahap observasi kegiatan pembelajaran dilakukan oleh observer bersama dengan pelaksana tindakan. Observasi dilakukan terhadap kegiatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran, kemampuan guru dalam mengelola kelas, kegiatan peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dan hasil belajar peserta didik dalam evaluasi pembelajaran.

(8)

perubahan yang dapat meningkatkan hasil belajar Matematika. Kelebihan akan dipertahankan dan kekurangan akan diperbaiki pada tindakan berikutnya yang didiskusikan dengan guru kelas 5.

3.4.2 Rencana Pelaksanaan Tindakan pada Siklus II

Rencana pelaksanaan tindakan pada siklus II terdiri atas tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, tahap refleksi. Rencana Tindakan siklus II diuraikan sebagai berikut :

a. tahap perencanaan yang dilakukan siklus II sama seperti tahap perencanaan siklus I, namun dalam perencanaan siklus II perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan hasil refleksi siklus I sebagai usaha perbaikan pada siklus II. Tahap perencanaan siklus II seperti menentukan Kompetensi Dasar, merumuskan indikator kemudian dikembangkan menjadi tujuan pembelajaran. Merumuskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan guru dengan model pembelajaran Project Based Learning, menetapkan alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Membuat lembar observasi guru dan siswa serta membuat evaluasi pembelajaran.

b. tahap pelaksanaan, hampi sama dengan siklus I, namun dalam pelaksanaan siklus II, dengan mempertimbangkan hasil refleksi siklus I sebagai usaha perbaikan pada siklus II Pada tahap ini guru masih menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dalam pembelajaran, untuk langkah-langkah pembelajarnnya mencangkup memulai dengan pertanyaan esensial, membuat desain rencana proyek, membuat jadwal, memantau siswa dan kemajuan proyek, menilai hasil, refleksi dan penutup. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada RPP yang telah dilampirkan.

(9)

menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dan hasil belajar peserta didik dalam evaluasi pembelajaran.

d. tahap refleksi, dilakukan selama dan setelah tindakan dilakukan. Semua informasi yang diperoleh dianalisis dan mengkaji hambatan, kekurangan, kelemahan pada siklus pertama sebagai dasar penentuan dan perencanaan tindakan pada siklus berikutnya. Untuk mengetahui perubahan atas tindakan yang telah diberikan dengan membandingkan antara hasil belajar Matematika setelah diberi tindakan dengan hasil belajar Matematika pada tindakan sebelumnya. Berdasarkan dari hasil tersebut, diadakan tindak lanjut apabila tindakan yang telah dilakukan tidak menghasilkan perubahan yang dapat meningkatkan hasil belajar Matematika. Tahap refleksi pada siklus II untuk mengetahui apakah pemberian tindkan pada siklus II sudah berhasil dan mengalami peningkatan.

Pada Siklus II peneliti merancang pembelajaran berdasarkan pada siklus I.

3.5Data dan Cara Pengumpulannya

Pengumpulan data dapat dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data disertai instrumennya. Teknik yang dipakai peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah teknik observasi dan teknik tes. Sedangkan instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan butir soal tes dengan bentuk pilihan ganda.

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Dalam PTK ini, teknik pengumpulan data yang digunakan menggunakan observasi dan tes.

a) Observasi

“Observasi atau pengamatan adalah proses pengambilan data dalam penelitian ketika peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian” dalam Hamzah

(10)

sebagai pelaksana karena peneliti telah tercatat sebagai guru wiyata bakti di SD Negeri Candirejo 01 dan observer adalah salah satu guru yang ada di SD Negeri Candirejo 01 yaitu Ibu Dwi Wulandari, S.Ag. Penilaian pelaksanaan pembelajaran dilakukan dalam bentuk ceklis yang meliputi penilaian saat dilaksanaknnya proses pembelajaran di kelas, dan mengobservasi keaktifan siswa secara berkelompok.

Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 14 indikator aktivitas guru dan 15 indikator aktivitas siswa. Masing-masing indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 0-1. Skor 0 jika kegiatan tidak dilaksanakan dalam pembelajaran dan skor 1 jika kegiatan dilaksanakan dalam pembelajaran. Kemudian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk total skor pada persentase <59% berada pada kriteria kurang sekali, persentase 60%-69% berada pada kriteria kurang, persentase 70%-79% termasuk ke dalam kriteria cukup baik, persentase skor 80%-89% termasuk ke dalam kriteria baik, dan persentase skor 90%-100% pada kriteria sangat baik. b) Tes

Menurut Zainul dan Nasution (Majid;2014;37) tes didefinisikan sebagai pertanyaan atau tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang suatu atribut pendidikan atau suatu atribut psikologis tertentu. Sedangkan menurut Jacob dan Chase (Majid;2014;37) tes merupakan suatu alat penilaian dalam bentuk tulisan untuk mencatat atau mengamati prestasi siswa yang sejalan dengan target penilaian. Penilaian dilakukan dengan bentuk soal pilihan ganda pada setiap siklus untuk mengukur perkembangan hasil belajar siswa sesudah menerapkan pembelajaran Matematika dengan model Project Based Learning.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

(11)

a) Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Project Based Learning dari awal sampai akhir pembelajaran. Pengisian lembar observasi

ini dengan memberikan tanda checklist (√) sesuai hasil yang diamati observer terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa pada setiap pertemuan. Adapun kisi-kisi lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa disajikan dalam tabel 3.2 dan table 3.3.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru

No Aspek Indikator Nomor

Item 1 Pra pembelajaran a. Menyiapkan perlengkapan

pembelajaran

b. Membuka pembelajaran

1 2 2 Mulai dengan pertanyaan

esensisal 3 Membuat desain rencana

proyek

a. Membagi siswa ke dalam kelompok belajar

b. Membantu siswa untuk membuat desain rencana proyek

6 7

4 Membuat jadwal a. Menentukan waktu memulai dan batas akhir proyek

8

5 Memantau siswa dan kemajuan proyek

a. Mengawasi siswa saat menyelesaikan proyek

8 Penutup a. Memberikan tindak lanjut b. Menutup pembelajarn

dengan salam

(12)

Tabel 3.3

Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Aspek Indikator Nomor

Item 1 Pra pembelajaran a. Menyiapkan perlengkapan

pembelajaran

b. Membuka pembelajaran

1 2 2 Mulai dengan pertanyaan

esensisal

a. Menanggapi apersepsi b. Memperhatikan saat guru

menyampaikan tujuan 3 Membuat desain rencana

proyek

a. Membentuk kelompok belajar

b. Berdiskusi untuk membua desain rencana proyek c. Menyampaikan gagasan

7 8 9 4 Membuat jadwal a. Memperhatikan waktu

memulai dan batas akhir proyek

10

5 Memantau siswa dan kemajuan proyek

a. Menyelesaikan proyek tepat waktu

11 6 Menilai hasil a. Mempresentasikan hasil

pekerjaannya ke depan kelas

12

7 Refleksi a. Menyimpulkan materi yang dipelajari

13

8 Penutup a. Memperhatikan tindak

lanjut

(13)

ganda yang diberikan pada akhir kegiatan pembelajaran tiap siklus. Kisi-kisi soal tes pada siklus I dan siklus II sebagai berikut :

Tabel 3.4

Kisi-kisi Soal Tes Siklus I dan II Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator No. Item

(14)

trapesium yang

berhubungan dengan soal cerita

3.2.4 Menghitung salah satu diagonal bangun layang-layang jika diketahui luasnya. 3.2.5 Menghitung

luas layang-layang yang berhubungan dengan soal cerita

20,21,22,28, 29

12,13,14,15, 16,17,18,23,25, 26,27,30

3.6. Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen

Sebelum dilaksanakan penelitian terlebih dahulu peneliti menguji instrumen soal yang akan digunakan. Instrumen yang akan digunakan sebelumnya harus diuji validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukarannya. Uji validitas dan reabilitas ini di ujikan kepada siswa kelas 6 SD Negeri Candirejo 01 Kecamatan Tuntang yang berjumlah 29 siswa.

3.6.1 Uji Validitas

Sebelum dilakukan tindakan untuk mengukur hasil belajar siswa dengan menyelasaikan soal maka dilakukan uji validitas sehingga nantinya akan

didapatkan butir soal yang valid. “Instrumen yang valid berarti alat ukur yang

(15)

kesalahannya (a) pada N yang lebih besar maka kemungkinan kesalahan kesimpulan yang dibuat mengenai hubungan X dan Y lebih kecil sehingga semakin kecil rtabel yang diperlukan. Sebaliknya bila N lebih kecil maka diperlukan rtabel yang lebih besar (Purwanto, 2013:116).

Uji validitas dilakukan menggunakan acuan toleransi kesalahan sebesar 5% atau taraf kepercayaan sebesar 95%. Pelaksanaan uji validitas instrumen dilakukan di kelas 6 SD Negeri Candirejo 01 dengan jumlah peserta tes adalah 29 siswa, dengan jumlah responden (N) = 29, maka nilai rtabel = 0,367 dengan taraf

signifikansi 5% (Sugiyono, 2012:333). Nilai rxy ditentukan dengan menghitung

nilai corrected item to total correlation menggunakan aplikasi Statistical Package For the Social Science (SPSS) versi 20. Sebelum tindakan jumlah soal dibuat

sebanyak 30 butir soal pilihan ganda untuk tiap siklus. Hasil uji validitas siklus I dan II dapat dilihat pada tabel 3.5 dan table 3.6 berikut ini :

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Instrumen Siklus 1

Bentuk Soal

No. Item Soal Evaluasi Hasil Belajar Siklus I

Instrumen Valid Instrumen Tidak Valid

Pilihan Ganda

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 30

11, 15, 20 ,28, dan 29

(16)

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Instrumen Siklus II

Bentuk Soal

No. Item Soal Evaluasi Hasil Belajar Siklus II

Instrumen Valid Instrumen Tidak Valid

Pilihan Ganda

1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 27, 28, 30

2, 9, 14, 22, 25, 26, dan 29

Berdasarkan hasil uji validitas 30 item soal terdapat 7 item soal yang tidak valid yaitu item soal nomor 2, 9, 14, 22, 25, 26, dan 29. Sedangkan 23 soal yang lainnya terbukti valid setelah di uji menggunakan SPSS versi 20 for Windows. Soal yang valid tersebut kemudian peneliti gunakan sebagai soal evaluasi pada siklus II.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2009:178) hasil uji reliabilitas hasilnya akan sama jika data benar-benar sesuai dengan kenyataannya. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya, dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan“. Uji reliabilitas dilakukan dengan bantuan SPSS 20. Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrument digunakan pedoman yang dikemukakan oleh George dan Marley (Wardani, N. S. 2010:35) pada table 3.7 sebagai berikut:

Tabel 3.7 Kriteria Reliabilitas

No Indeks Interprestasi

1 α ≤ 0,7 tidak dapat diterima 2 0,7 ≤ α ≤ 0,8 dapat diterima 3 0,8 ≤ α ≤ 0,9 reliabilitas bagus 4 α > 0,9 reliabilitas memuaskan

(17)

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Siklus I

Cronbach's Alpha N of Items

,912 25

Tabel 3.9

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Siklus II

Cronbach's Alpha N of Items

,910 23

Tabel 3.8 menunjukan bahwa pada siklus I dari 25 butir soal yang valid memiliki nilai cronbach’s alpha sebesar 0,912 Hal ini menunjukan bahwa reliabilitasnya memuaskan , sehingga soal yang valid dan reliabel sebanyak 25 butir soal dapat digunakan sebagai intrumen dalam penelitian. Tabel 3.9 menunjukan bahwa pada siklus II dari 23 butir soal yang valid memiliki nilai

cronbach’s alpha sebesar 0,910. Hal ini menunjukan bahwa reliabilitasnya bagus,

sehingga 23 butir soal tersebut dapat digunakan sebagai instrument dalam penelitian.

3.7. Uji Taraf Kesukaran Instrumen

Agar memperoleh kualitas soal yang baik, di samping memenuhi validitas dan reabilitas juga harus mempertimbangkan dari tingkat kesulitan soal tersebut. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawab soal, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal. Menurut Slameto (Wardani,dkk,2012:338) tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang menjawab betul suatu butir soal. Indeks tingkat kesukaran (P) dapat dihitung dengan rumus (Wardani,dkk,2012:338) seperti berikut :

P=

𝐵

(18)

Keterangan :

P = Jumlah peserta didik yang menjawab benar dibagi dengan jumlah keseluruhan peserta didik

B = jumlah peserta didik yang menjawab benar N = jumlah peserta didik

Kriteria yang digunakan adalah Semakin besar tingkat kesukaran, berarti soal itu semakin mudah, demikian juga sebaliknya semakin rendah tingkat kesukaran berarti soal itu semakin sukar. Kriteria indeks kesulitan soal adalah sebagai tersebut:

a. 0,00 – 0,25 = soal kategori sukar; b. 0,26 – 0,75 = soal kategori sedang; c. 0,76 – 1,00 = soal kategori mudah.

Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal siklus I dan II dapat dilihat hasil indeks kesukaran intrumen pada table 3.10 sebagai berikut :

Tabel 3.10

Hasil Aalisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus I

Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah

0,0 – 0,30 Sukar 4,6,8,14,21,22,23,27 8 0,31 – 0,70 Sedang 3,13,16,17,18,19,24,26,30 9

0,71 – 1,00 Mudah 1,2,5,7,9,10,12,25 8

Total 25

Dari data tabel 3.10 hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus I, dapat diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran item soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 25 soal terdapat 8 soal dengan kategori sukar, 9 soal dengan kategori sedang, dan 8 soal dengan kategori mudah.

(19)

Tabel 3.11

Hasil Aalisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus II

Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah

0,0 – 0,30 Sukar 5,13,18,19,21,27 6

0,31 – 0,70 Sedang 1,4,6,8,11,12,16,17,20,28,30 11

0,71 – 1,00 Mudah 3,7,10,15,23,24 6

Total 23

Dari data tabel 3.11 hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus I, dapat diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran item soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 23 soal terdapat 6 soal dengan kategori sukar, 11 soal dengan kategori sedang, dan 6 soal dengan kategori mudah.

Mendasakan dari hasil uji validitas, reliabilitas dan kesukaran instrumen maka pada penelitian ini ditetapkan 20 butir soal pada siklus I dan 20 butir soal pada siklus II yang digunakan sebagai instrument penelitian.

3.8Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dari penelitian yang dilakukan di SD Negeri Candirejo 01 Kecamatan Tuntang melalui penerapan pembelajaran Matematika dengan menggunakan model Project Based Learning meliputi indikator proses dan hasil, dijabarkan sebagai berikut :

3.8.1 Indikator Proses

Indikator proses merupakan indikator keberhasilan dari proses pelaksanaan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa melalui penerapan model pembelajaran Project Based Learning. Pada penelitian ini aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika melalui model pembelajaran Project Based Learning dapat dikatakan berhasil apabila mengalami peningkatan secara signifikan minimal 10%.

3.8.2 Indikator Hasil

(20)

secara signifikan mengalami ketuntasan belajar individual dengan nilai hasil

belajar Matematika ≥ 70 dan mengalami ketuntasan belajar secara klasikal dengan

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Gambar 3.1 Tahapan PTK Menurut Kemmis dan Taggart
Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru
Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tetapi apabila pihak debitur tidak dapat melunasi kewajibannya untuk membayar pelunasan gadai beserta bunganya sampai dengan jangka waktu yang telah disetujui ke

Tulisan ini bermaksud menjelaskan upaya mengenalkan lebih jauh tentang lingkungan sebagai bidang fikih yang masih baru guna mendukung budaya ramah lingkungan di masyarakat

meneliti tentang support group terhadap perubahan konsumsi buah.

a) Permintaan penjualan kembali Unit Penyertaan oleh pemegang Unit Penyertaan lebih dari 20% (dua puluh persen) dari Nilai Aktiva Bersih REKSA DANA, maka

Teradu I s.d Teradu VII memerintahkan kepada Teradu VIII s.d Teradu XI untuk membatalkan Keputusan KPU Provinsi Kalimantan Barat Nomor 48/PL.01.9-Kpt/61/Prov/IX/2019

Kemudian pada penelitian [4], aplikasi evaluasi kinerja dosen berbasis web dirancang menggunakan DFD ( Data Flow Diagram ) untuk menggambarkan sistem.. Pada penelitian

Dalam praktiknya, BMT Batik Mataram telah sesuai dengan PSAK No 106 yang mana melakukan pengakuan kerugian adalah biaya yang terjadi terkait pembiayaan

Pada penelitian yang dilakukan kali ini akan mempelajari mengenai pengaruh dari variasi luas goresan lapis lindung dan pH tanah terhadap kebutuhan arus proteksi