• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar pada Pembelajaran IPA dengan Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe STAD pada Siswa Kelas 4 Semester 2 SD N 2 Jatisari Tahun Pelajaran 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar pada Pembelajaran IPA dengan Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe STAD pada Siswa Kelas 4 Semester 2 SD N 2 Jatisari Tahun Pelajaran 2014/2015"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 semester 2 Tahun pelajaran 2014/2015 di SD Negeri 2 Jatisari, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri, yang beralamat di Desa Jatisari RT 01 RW 03 Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri. Dengan alasan lokasi penelitian ini adalah di SD Negeri 2 Jatisari, Jatisrono belum pernah menjadi tempat penelitian tindakan kelas oleh mahasiswa serta guru–guru kurang bervariasi dalam penggunaan model pembelajaran, sehingga siswa merasa bosan. Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa kurang maksimal.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan, akan dimulai Januari 2015 sampai dengan bulan April 2015 dengan alasan karena hari-hari tersebut merupakan hari efektif dalam kegiatan belajar mengajar. Waktu pelaksanaan diawali dengan tahap penyusunan proposal, pelaksanaan penelitian, pengumpulan data, dan analisis data serta penyususnan laporan. Berikut pembagian waktu penelitian disajikan dalam tabel 3.1 pada halaman selanjutnya.

(2)

Tabel 3.1

3.1.3 Karakteristik subyek penelitian

Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas 4 SD N 2 Jatisari Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri yang berjumlah 25 siswa dan terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Pemilihan siswa kelas 4 ini didasarkan atas pertimbangan bahwa sebagian besar siswa kelas 4 hasil belajar IPA masih rendah.

3.2 Variabel Penelitian

Berdasarkan judul yang dibuat oleh peneliti serta rumusan masalah, maka peneliti merumuskan variable penelitiannya adalah:

(3)

heterogen. Dalam model pembelajaran ini, peran kelompok sangat penting agar tercapainya tujuan untuk menumbuhkan kerjasama, tanggung jawab, dan berpikir kritis siswa. Pada penelitian ini, pembelajaran STAD dilakukan dalam 2 siklus, setiap siklus yang terdiri dari 2 pembelajaran.

3.2.2 Hasil belajar pada mata pelajaran IPA sebagai variable terikat atau variable dependen atau variable Y, yaitu variable yang dipengaruhi oleh variable bebas atau variable X. Hasil belajar adalah sesuatu perubahan yang semakin baik dan semakin berkembangnya pengetahuan siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang akan dicapainya.

3.3 Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model spiral dari C. Kemmis dan Mc. Taggart, dengan prosedur melalui 2 siklus. Tiap tiap siklus memiliki tiga tahap yaitu perencanaan tindakan, implementasi tindakan dan observasi, serta refleksi (Hamzah.B.Uno,dkk.2011:8).

Untuk mengetahui permasalahan yang menyebabkan rendahnya hasil belajar IPA kelas 4 SD Negeri 2 Jatisari, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogri dilakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Berdasarkan temuan-temuan di kelas, maka peneliti berusaha meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri 2 Jatisari, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division. Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan dalam tahap-tahap sebagai berikut :

1. Siklus I

a. Perencanaan (planning) Kegiatan ini meliputi :

(4)

2) Menyusun rencana pembelajaran (RPP) yang akan dicapai dengan SK: Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan materi ajar energi panas,dan energi bunyi

3) Merancang skenario pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD serta membagi kelompok secara heterogen yang terdiri dari 4-5 siswa serta menyiapkan alat serta sumber belajar yang akan digunakan.

4) Menyusun instrumen soal tes, soal kuis maupun soal diskusi , kisi-kisi, kriteria penilaian, blangko hasil tes, dan rekapitulasi hasil tes setiap siswa kelas 4.

b. Pelaksanaan tindakan (Action)

Kegiatan tahap ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan dalam RPP. Kegiatan ini dilakukan oleh guru kelas 4. Berikut rencana pelaksanaan pembelajaran siklus 1 yang terdiri dari 2 kali pertemuan

Pertemuan Pertama a) Kegiatan Awal

1. Guru mengucapkan salam 2. Guru mengecek kehadiran siswa

3. Guru mengkondisikan siswa agar siswa tenang dan siap untuk melanjutkan pembelajaran

4. Menginformasikan tentang materi pembelajaran, yaitu tentang energi panas dan energi bunyi

(5)

b) Kegiatan Inti Eksplorasi

1. Guru menjelaskan kepada siswa tentang tata cara dalam proses pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan yaitu dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD dengan dikhiri pemberian reward bagi kelompok dengan nilai tertinggi. Siswa yang melanggar tata terib akan mendapat hukuman dari guru.

2. Guru menjelaskan materi yaitu mengenai pengertian energi panas

3. Guru mendemonstrasikan perpindahan energi panas, dengan berdiskusi dengan siswa secara klasikal

4. Setelah proses penyampaian materi selesai, guru bersama siswa melakukan tanya jawab dan diskusi klasikal mengenai materi yang belum dipahami siswa

Elaborasi

1. Guru membagi kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang yang akan dipilih secara heterogen baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuan

2. Guru menyampaikan tata tertib dalam diskusi

3. Guru membagikan bahan-bahan diskusi kelompok, dan siswa mendiskusikan serta memahami materi

4. Guru memantau kelompok-kelompok pada saat siswa berdiskusi, dan membimbing siswa yang masih kesulitan dalam berdiskusi

(6)

6. Guru memberikan penguatan positif atas kerja keras dalam berdiskusi

7. Guru membagikan soal kuis/soal tes kepada setiap siswa, dan dikerjakan secara individual

8. Guru dan siswa mengkoreksi hasil kuis dengan cara menukarkan pekerjaan dengan teman yang lain

9. Setiap siswa menghitung skor dan dirata-rata dengan anggota kelompok

Konfirmasi

1. Guru memberikan reward bagi kelompok yang memiliki nilai tertinggi

2. Guru bertanya jawab mengenai hal-hal yang belum diketahui siswa berdasarkan diskusi

3. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalah pahaman siswa

4. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan

c) Penutup

1. Guru mengucapkan salam penutup dan mengakhiri pembelajaran.

Observasi ( Observing )

(7)

langkah-langkah guru dalam mengajar. Kemudian hasil dari observasi segera diberikan kepada guru sebagai bahan refleksi

Refleksi ( reflecting )

Pada tahap ini semua hasil observasi dan evaluasi dilaporkan dan direfleksikan untuk mengukur tingkat keberhasilan dan kelemahan tindakan selama satu pertemuan serta merencanakan perbaikan pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan Kedua a) Kegiatan Awal

1. Guru mengucapkan salam 2. Guru mengecek kehadiran siswa

3. Guru mengkondisikan siswa agar siswa tenang dan siap untuk melanjutkan pembelajaran

4. Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali materi pada pertemuan sebelumnya serta menginformasikan tentang kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini yaitu belajar tentang energi bunyi.

b) Kegiatan Inti Eksplorasi

1. Guru kembali mengingatkan tentang prosedur / tata cara dalam pembelajaran STAD seperti pertemuan sebelumnya 2. Guru menjelaskan pengertian energi bunyi

3. Setelah proses penyampaian materi selesai, guru bersama siswa melakukan tanya jawab dan diskusi klasikal mengenai materi yang belum dipahami siswa

(8)

Elaborasi

1. Guru menyampaikan tata tertib dalam diskusi

2. Guru membagikan bahan-bahan diskusi kelompok, dan siswa mendiskusikan serta memahami materi

3. Guru memantau kelompok-kelompok pada saat siswa berdiskusi, dan membimbing siswa yang masih kesulitan dalam berdiskusi

4. Perwakilan kelompok membacakan / mempresentasikan hasil diskusi, guru bertindak sebagai fasilitator

5. Guru memberikan penguatan positif atas kerja keras dalam berdiskusi

6. Guru membagikan soal kuis/soal tes kepada setiap siswa, dan dikerjakan secara individual

7. Guru dan siswa mengkoreksi hasil kuis dengan cara menukarkan pekerjaan dengan teman yang lain

8. Setiap siswa menghitung skor dan dirata-rata dengan anggota kelompok

Konfirmasi

1. Guru memberikan reward bagi kelompok yang memiliki nilai tertinggi

2. Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan sungguh-sungguh secara individu

3. Guru bertanya jawab mengenai hal-hal yang belum diketahui siswa

(9)

c) Penutup

1. Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini 2. Salam penutup

Observasi ( Observing )

Selama proses pembelajaran, yang berperan sebagai observer yaitu guru yang dianggap senior yaitu guru kelas 3 sama seperti pertemuan pertama. Pada tahap ini observer mengamati tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sekaligus melakukan pengamatan penelitian serta mengisi lembar observasi yang telah disediakan yaitu mengenai langkah-langkah guru dalam mengajar. Berdasarkan hasil pengamatan pertemuan pertama dan kedua hasil dari observasi segera diberikan kepada guru sebagai bahan refleksi agar segera ditindak lanjuti.

Refleksi ( reflecting )

Kegiatan refleksi pada pertemuan terakhir dalam siklus 1 ini semua hasil observasi dan evaluasi dilaporkan dan direfleksikan untuk mengukur tingkat keberhasilan dan kelemahan tindakan selama satu pembelajaran. Refleksi pada pertemuan ini membandingkan dengan pertemuan sebelumnya dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung dalam 1 siklus serta merencanakan perbaikan pada siklus 2. Apabila ada tindakan yang belum sesuai, perlu disiapkan untuk pertemuan selanjutnya

2. Siklus II

a. Perencanaan( Planning ) Kegiatan ini meliputi :

(10)

kehidupan sehari-hari, dengan materi ajar energi alternatif serta penerapan konsep perubahan gerak akibat pengaruh udara.

2. Merancang skenario pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD serta menyiapkan alat dan sumber belajar yang akan digunakan.

3. Menyusun instrumen soal tes, soal kuis maupun soal diskusi , kisi-kisi, kriteria penilaian, blangko hasil tes, dan rekapitulasi hasil tes setiap siswa kelas 4.

b. Pelaksanaan Tindakan ( Action )

Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran. Siswa mempelajari tentang materi energi alternatif dan penerapan konsep perubahan gerak akibat pengaruh udara dengan model pembelajaran STAD dan diakhiri dengan mengerjakan lembar evaluasi. Berikut rencana pelaksanaan pembelajaran siklus 2 yang terdiri dari 2 kali pertemuan Pertemuan Pertama

a) Kegiatan Awal

1. Guru mengucapkan salam 2. Guru mengecek kehadiran siswa

3. Guru mengkondisikan siswa agar siswa tenang dan siap untuk melanjutkan pembelajaran

4. Menginformasikan tentang materi pembelajaran, yaitu tentang energi alternatif

5. Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, siswa dapat lebih memperhatikan dalam penggunaan energi dalam kehidupan sehari-hari

b) Kegiatan Inti Eksplorasi:

(11)

menggunakan model cooperative learning tipe STAD dengan diakhiri pemberian reward bagi kelompok dengan nilai tertinggi. Siswa yang melanggar tata terib akan mendapat hukuman dari guru.

2. Guru menjelaskan materi yaitu mengenai pengertian energi alternatif

3. Setelah proses penyampaian materi selesai, guru bersama siswa melakukan tanya jawab dan diskusi klasikal mengenai materi yang belum dipahami siswa

4. Guru membagi kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 - 5 orang yang akan dipilih secara heterogen baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuan

Elaborasi

1. Guru menyampaikan tata tertib dalam diskusi

2. Guru membagikan bahan-bahan diskusi kelompok, dan siswa mendiskusikan serta memahami materi

3. Guru memantau kelompok-kelompok pada saat siswa berdiskusi, dan membimbing siswa yang masih kesulitan dalam berdiskusi

4. Perwakilan kelompok membacakan / mempresentasikan hasil diskusi, guru bertindak sebagai fasilitator

5. Guru memberikan penguatan positif atas kerja keras dalam berdiskusi

6. Guru membagikan soal kuis/soal tes kepada setiap siswa, dan dikerjakan secara individual

(12)

8. Setiap siswa menghitung skor dan dirata-rata dengan anggota kelompok

Konfirmasi

1. Guru memberikan reward bagi kelompok yang memiliki nilai tertinggi

2. Guru bertanya jawab mengenai hal-hal yang belum diketahui siswa

3. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalah pahaman siswa.

c) Kegiatan Penutup

1. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan 2. Salam penutup

Observasi( observing )

Selama proses pembelajaran, yang berperan sebagai observer yaitu guru yang dianggap senior yaitu guru kelas 3. Pada tahap ini observer mengamati tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan RPP atau belum, serta kegiatan siswa dalam pembelajaran. Sekaligus melakukan pengamatan penelitian serta mengisi lembar observasi yang telah disediakan yaitu mengenai langkah-langkah guru dalam mengajar dan mengisi lembar keaktifan siswa. Kemudian hasil dari observasi segera diberikan kepada guru sebagai bahan refleksi

Refleksi( reflecting )

(13)

terlaksana dengan baik dalam pertemuan 1 siklus 2, diperbaiki pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan Kedua a) Kegiatan Awal

1. Guru mengucapkan salam 2. Guru mengecek kehadiran siswa

3. Guru mengkondisikan siswa agar siswa tenang dan siap untuk melanjutkan pembelajaran

4. Guru bertanya jawab dengan siswa sebagai upaya untuk mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari pertemuan sebelumnya

5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang akan dipelajari

b) Kegiatan Inti

Elaborasi

1. Guru kembali mengingatkan tentang prosedur/ tata cara dalam pembelajaran STAD

2. Siswa mengingat kembali materi perubahan energi gerak akibat pengaruh udara yang sudah pernah dipelajari dengan bantuan guru

3. Guru membagi kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 - 5 orang yang akan dipilih secara heterogen baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuan

Eksplorasi

1. Guru menyampaikan tata tertib dalam diskusi

(14)

3. Siswa berdiskusi mengenai contoh dari perubahan energi gerak akibat pengaruh udara dalam kehidupan sehari-hari serta memikirkan untuk membuat suatu karya yang berhubungan dengan hal tersebut

4. Guru membagikan alat dan bahan untuk membuat suatu karya 5. Siswa membuat suatu karya model yang berhubungan dengan

materi

6. Guru memantau kelompok-kelompok pada saat melakukan diskusi, serta membimbing siswa yang masih kesulitan dalam membuat suatu karya.

7. Perwakilan kelompok menguji karya yang telah dibuat dengan memaparkan penjelasan

8. Guru memberikan penguatan positif atas kerja keras dalam berdisusi

9. Guru membagikan soal kuis/soal tes kepada setiap siswa, dan dikerjakan secara individual

10. Guru dan siswa mengkoreksi hasil kuis dengan cara menukarkan pekerjaan dengan teman yang lain

11. Setiap siswa menghitung skor dan dirata-rata dengan anggota kelompok

Konfirmasi

1. Guru memberikan reward bagi kelompok yang memiliki nilai tertinggi

2. Guru membagikan lembar evaluasi tentang pembelajaran yang telah dilakukan selama 2 kali pertemuan dan siswa mengerjakan dengan sungguh-sungguh secara individu

(15)

4. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalah pahaman siswa.

c) Kegiatan Penutup

1. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan

2. Guru menugaskan siswa untuk belajar dan memahami materi yang telah dibahas hari ini.

3. Salam penutup

Observasi( observing )

Selama proses pembelajaran, yang berperan sebagai observer yaitu guru yang dianggap senior yaitu guru kelas 3. Pada tahap ini observer mengamati tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sekaligus melakukan pengamatan penelitian serta mengisi lembar observasi yang telah disediakan yaitu mengenai langkah-langkah guru dalam mengajar. Pengamatan dilakukan dari siklus 1 sampai siklus 2 kemudian hasil dari observasi segera diberikan kepada guru sebagai bahan refleksi, setelah ditindak lanjuti didapat suatu data selama penelitian hasil belajar IPA dengan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD dapat meningktkan hasil belajarm siswa.

Refleksi( reflecting )

(16)

3.4 Teknik Pengumpulan Data.

Teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.4.1 Observasi

Observasi yang dilakukan oleh teman sejawat, yaitu observasi proses pelaksanaan pembelajaran dan keaktifan siswa melalui model pembelajaran STAD. Pada observasi pelaksanaan belajar difokuskan pada aktifitas guru dalam penerapan model STAD, dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

3.4.2 Tes

Tes pada setiap siklus untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA SD N 2 Jatisari sebelum dan setelah dilakukan tindakan. Pada teknik tes menggunakan instrumen butir soal yang berbentuk pilihan ganda, soal tes dibuat mengacu pada indikator-indikator yang diturunkan dari kompetensi dasar. Adapun kisi-kisi soal siklus 1 dan siklus 2 yang berbentuk pilihan ganda secara rinci disajikan dalam tabel 3.2 berikut ini

Tabel 3.2

Kisi – kisi Soal Pilihan Ganda Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

(17)

6. Menyebutkan

(18)

3.4.3 Dokumentasi

Dokumentasi diperoleh dari hasil tes siswa, lembar observasi, daftar kelompok siswa dan foto selama proses pembelajaran.

1.5 Indikator Kinerja

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebesar 90% dengan KKM ≥70.

1.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes awal/pra siklus, nilai tes setelah siklus I dan nilai tes setelah siklus II. Data kualitatif hasil pengamatan maupun wawancara menggunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa berdasarkan hasil observasi dan evaluasi tiap siklus.

1.7 Uji Prasyarat

Langkah penting yang dilakukan oleh peneliti dalam menetapkan alat penilaian kepada siswa adalah menguji kualitas alat penilaian tersebut sebelum digunakan oleh peneliti. Suatu alat penilaian yang baik adalah jika alat penilaian tersebut memenuhi ketepatan (validitas) dan keajegan (realibilitas).

1.7.1 Uji Validitas

(19)

data yang secara akurat memberikan gambaran mengenai variabel yang diukur seperti dikehendaki oleh tujuan pengukuran tersebut. Suatu soal yang akan diujikan sebelumnya harus diukur tingkat kevalidan, yaitu dengan melakukan uji coba tes terlebih dahulu setelah itu soal diukur tingkat kevalidan, sehingga akan didapatkan soal yang berkualitas..

Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukan oleh Pearson (Arikunto 2007:69). Untuk menentukan suatu item tertentu valid atau tidak menggunakan SPSS versi 20.0, suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item coal correlation yaitu untuk mengetahui tingkat validitas suatu instrument dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan setiap skor pada butir instrument dengan total skor setelah dikurangi skor butirnya sendiri hal tersebut menurut dengan kriteria 0,400 menurut Sumarna Supranata (2005), angka koefisien korelasi tersebut sudah menyatakan cukup untuk mengukur tingkat kevalidan. Berikut ini item soal pilihan ganda yang dinyatakan valid dan tidak valid.

Tabel 3.3

Tabel Validitas Item Soal Siklus 1

No item

Valid Tidak valid

1,2,3,6,9,10, 11, 14, 16, 20, 22, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 35,

36,38, 39, 40

4, 5, 7, 8, 12, 13, 15, 17, 18, 19, 21, 23, 27, 34,37

(20)

Tabel 3.4

Tabel Validitas Item Soal Siklus 2

No item

Valid Tidak valid

2, 3, 6, 8, 9,10, 11, 12, 13,14, 15, 18, 20,22, 25,26, 27, 28, 29,30

1, 4, 5, 7, 16, 17, 19, 21, 23, 24

20 10

Berdasarkan tabel 3.3 dan 3.4, jumlah item soal pilihan ganda yang valid dalam siklus 1 ada 25 butir soal, sedangkan untuk siklus 2 ada 20 butir soal. Namun telah dilakukan uji validitas menggunakan SPSS sebanyak dua kali, dinyatakan dari 25 dan 20 soal tersebut dinyatakan valid semua.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2007:86) reliabilitas adalah alat penilaian yang dapat dengan ajeg memberikan data sesuai dengan kenyataan. Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen digunakan pedoman yang telah dikemukakan oleh Wardani Naniek Sulistya dkk (2012) sebagai berikut:

Tabel 3.5

Rentang Indeks Reliabilitas

No Indeks Interpretasi

1 0,80 – 100 Sangat reliabel

2 < 0,80 – 0,60 Reliabel

3 < 0,60 – 0,40 Cukup reliabel 4 <0,40 – 0,20 Agak reliabel

(21)

Hasil Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui reliabilitas instrumen soal objektif yang dilakukan dengan bantuan SPSS 20.0 menunjukkan hasil uji reliabilitas siklus 1 secara rinci pada tabel 3.6 berikut ini.

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Siklus 1 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

,905 25

Pada tabel 3.6 hasil uji reliabilitas soal pilihan ganda pada siklus 1 memiliki nilai 0,905 sehingga dinyatakan reliabilitas pada soal dapat dikategorikan soal yang sangat reliabel, sehingga hasil uji reliabilitas dapat diterima. Selanjutnya untuk siklus 2 secara rinci akan ditunjukkan pada tabel 3.7 berikut ini.

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas siklus 2 Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

N of Items

,869 20

Pada tabel 3.7 hasil uji reliabilitas siklus 2 sebesar 0,869 yaitu sangat reliabel, sehingga hasil uji reliabilitas dapat diterima.

Tingkat Kesukaran

(22)

benar sebuah soal yang dinytakan dalam suatu indeks.. Menurut Arikunto (2007) besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal terlalu sukar,sebaliknya jika indeks 1,0 menunjukkan soal terlalu mudah. Analisis untuk menentukan kesukaran soal dapat menggunakan rumus berikut.

P= Dimana :

P = indek kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dapat menggunakan ketentuan berikut ini.

Tabel 3.8

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

(23)

Tabel 3.9

Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus 1

Tingkat Kesukaran No. Butir Soal Jumlah

Sukar 2, 9, 35 3

Sedang 3, 10,14, 16, 22, 24, 25, 26,29, 30, 31,33, 36, 38, 39, 40

16

Mudah 1, 6, 11, 20, 28, 32 6

Berdasarkan tabel 3.9 nampak bahwa tingkat kesukaran pada soal siklus 1 menunjukkan butir soal sukar sebanyak 3 butir soal yaitu nomor 2, 9 dan 35. Untuk soal dengan tingkat kesukaran sedang sebanyak 16 butir soal yaitu nomor 3, 10,14, 16, 22, 24, 25, 26,29, 30, 31,33, 36, 38, 39 dan 40. Sedangkan untuk tingkat

kesukaran mudah sebanyak 6 butir soal yaitu nomor 1, 6, 11, 20, 28 dan 32. Tingkat kesukaran pilihan butir soal pilihan ganda siklus 2 dengan jumlah soal 20 secara rinci disajikan melalui tabel 3.10 berikut ini.

Tabel 3.10

Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus 2

Tingkat Kesukaran No. Butir Soal Jumlah

Sukar 2, 9, 13 3

Sedang 3, 8, 10, 12, 14, 15, 18, 22, 25, 26, 29, 30

12

Mudah 6, 11, 20, 27, 28 5

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Kisi – kisi Soal Pilihan Ganda
Tabel 3.5 Rentang Indeks Reliabilitas
Tabel 3.8 Rentang Nilai Tingkat Kesukaran
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber referensi dan informasi bagi penelitian selanjutnya mengenai pembahasan faktor- faktor yang mempengaruhi

intervensi materialis ke dalam kritik yang menggelikan, karena kritik tesebut tidak didasarkan semata-mata pada teori perbedaan tekstual, namun lebih didasarkan pada

• BI menegaskan akan melakukan langkah tegas kepada merchant yang menggunakan WeChat Pay sebagai alat transaksi pembayaran di I ndonesia, karena berdasarkan Peraturan BI (PBI)

dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok

Pergerakan harga minyak akan sangat tergantung pada hasil 2 pertemuan penting yang akan terjadi. Pertama, pertemuan G20 di Buenos Aires pada 30 November dan

Setelah peneliti melakkukan analisis domain sehingga ditemukan domain-domain atau kategori dari situasi social tertentu maka selanjutnya domain yang dipilih oleh peneliti

Hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa pada pengujian pertama pengaruh corporate social responsibility (CSR) disclosure terhadap kinerja finansial

Berdasarkan lampiran 15 menunjukkan bahwa sebagian besar sumber informasi yang didapatkan responden melalui tenaga kesehatan yang mempunyai sikap positif dalam