• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH PANEMBONG TERHADAP LINGKUNGAN DI KELURAHAN PARUNG KECAMATAN SUBANG DAN DESA TANJUNGWANGI KECAMATAN CIJAMBE KABUPATEN SUBANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH PANEMBONG TERHADAP LINGKUNGAN DI KELURAHAN PARUNG KECAMATAN SUBANG DAN DESA TANJUNGWANGI KECAMATAN CIJAMBE KABUPATEN SUBANG."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar : 2041/un.40.2.4/PL/2014

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR

SAMPAH PANEMBONG TERHADAP LINGKUNGAN DI

KELURAHAN PARUNG KECAMATAN SUBANG DAN

DESA TANJUNGWANGI KECAMATAN CIJAMBE

KABUPATEN SUBANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Geografi

Oleh :

FERDIANSYAH

1000159

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR

SAMPAH PANEMBONG TERHADAP LINGKUNGAN DI

KELURAHAN PARUNG KECAMATAN SUBANG DAN

DESA TANJUNGWANGI KECAMATAN CIJAMBE

KABUPATEN SUBANG

Oleh

Ferdiansyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Ferdiansyah 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)
(4)

Ferdiansyah, 2014

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH PANEMBONG TERHADAP LINGKUNGAN DI KELURAHAN PARUNG KECAMATAN SUBANG DAN DESA TANJUNGWANGI KECAMATAN CIJAMBE KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

E. Struktur Organisasi Penulisan ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... . 6

A. Pengertian Dampak ... 6

B. Pengertian Sampah ... . 7

C. Kondisi Lingkungan Sosial ... . 7

D. Kondisi Lingkungan Fisik ... . 9

E. Implikasi Penelitian Untuk Studi Geografi ... . 11

F. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) ... 11

G. Penggolongan Sampah ... . 13

H. Jumlah Sampah ... 15

I. Pengelolaan Sampah... 15

J. Syarat-syarat Tempat Pembuangan Akhir Sampah ... 17

1. Berdasarkan Perundang-undangan ... 17

2. Berdasarkan Persyaratan Lingkungan dan Geologi ... 18

K. Lingkungan ... 20

L. Penataan Lingkungan Hidup ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 22

1. Populasi ... 22

2. Sampel ... 22

(5)

C. Metode Penelitian ... 28

D. Definisi Operasional ... 28

1. Dampak ... 28

2. Keberadaan... 28

3. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) ... 29

4. Lingkungan ... 29

5. Kondisi Lingkungan Sosial ... 29

6. Kondisi Lingkungan Fisik... 30

E. Variabel Penelitian ... 30

F. Alat dan Bahan ... 31

G. Teknik Pengumpulan Data ... 31

1. Observasi Lapangan ... 31

2. Wawancara ... 31

3. Kuesioner atau Angket ... 32

4. Studi Kepustakaan ... 33

5. Studi Dokumentasi ... 33

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 33

1. Validasi Data ... 33

2. Tabulasi Data ... 34

I. Pengolahan dan Penyajian Data ... 34

1. Analisis Deskriptif ... 34

2. Analisis Persentase ... 34

3. Hubungan Variabel ... 35

4. Uji Korelasi Product Moment ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 38

1. Kondisi Fisik Wilayah Penelitian ... 38

2. Kondisi Sosial Wilayah Penelitian ... 54

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 58

1. Karakteristik Responden ... 58

2. Keberadaan TPA Sampah Panembong ... 61

3. Kondisi Lingkungan Sosial ... 64

4. Kondisi Lingkungan Fisik... 65

5. Dampak Keberadaan TPA Sampah Panembong Terhadap Lingkungan Sekitar TPA Sampah Panembong ... 66

6. Implementasi Hasil Penelitian Terhadap Pelajaran Geografi ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

A. Kesimpulan ... 77

(6)

Ferdiansyah, 2014

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH PANEMBONG TERHADAP LINGKUNGAN DI KELURAHAN PARUNG KECAMATAN SUBANG DAN DESA TANJUNGWANGI KECAMATAN CIJAMBE KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA ... ... 79

LAMPIRAN

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah KK Kelurahan Parung dari Tiap Lingkungan Terdekat

dengan TPA sampah Panembong ... 25

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 32

Tabel 3.3 Kriteria Penelitian Korelasi ... 37

Tabel 4.1Pengukuran Kualitas Air Cileuleuy... 47

Tabel 4.2 Jenis Tanah dan Batuan Kabupaten Subang ... 48

Tabel 4.3 Struktur Geologi Wilayah Kabupaten Subang ... 51

Tabel 4.4 Jumlah dan Kepadatan PendudukKelurahan Parung... 54

Tabel 4.5 Jumlah dan Kepadatan PendudukDesa Tanjungwangi... 55

Tabel 4.6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Sex Ratio Kelurahan Parung Kecamatan Subang ... 56

Tabel 4.7 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Sex Ratio Desa Tanjungwangi Kecamatan Cijambe ... 56

Tabel 4.8 Komposisi Penduduk Kelurahan Parung Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 57

Tabel 4.9 Komposisi Penduduk Desa Tanjungwangi Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 58

Tabel 4.10 Jenis Kelamin Responden ... 59

Tabel 4.11 Usia Responden ... 59

Tabel 4.12 Tingkat Pendidikan Responden... 60

(8)

Ferdiansyah, 2014

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH PANEMBONG TERHADAP LINGKUNGAN DI KELURAHAN PARUNG KECAMATAN SUBANG DAN DESA TANJUNGWANGI KECAMATAN CIJAMBE KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.14 Keberadaan TPA Sampah Panembong Menurut Penilaian Masyarakat

Sekitar TPA Sampah ... 61

Tabel 4.15 Kondisi Lingkungan Sosial Menurut Penilaian Masyarakat Sekitar TPA Sampah ... 64

Tabel 4.16 Kondisi Lingkungan Fisik Menurut Penilaian Masyarakat Sekitar TPA Sampah... 65

Tabel 4.17 Persamaan Regresi Linier Sederhana ... 67

Tabel 4.18 Analisis Korelasi Pearson ... 68

Tabel 4.19 Analisis Koefisien Determinasi... 68

Tabel 4.20 Pengujian Hipotesis ... 69

Tabel 4.21 Persamaan Regresi Linier Sederhana ... 72

Tabel 4.22 Analisis Korelasi Pearson ... 72

Tabel 4.23 Analisis Koefisien Determinasi... 73

(9)

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Klasifikasi Sampah ... 14

Bagan 3.1 Desain Penelitian ... 27

(10)

Ferdiansyah, 2014

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH PANEMBONG TERHADAP LINGKUNGAN DI KELURAHAN PARUNG KECAMATAN SUBANG DAN DESA TANJUNGWANGI KECAMATAN CIJAMBE KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian ... 26

Gambar 4.1 Peta Administrasi Penelitian ... 39

Gambar 4.2 Peta Curah Hujan Kabupaten Subang ... 41

Gambar 4.3 Peta Kemiringan Lereng Wilayah Penelitian ... 44

Gambar 4.4 Peta Daerah Aliran Sungai Cileuleuy ... 46

Gambar 4.5 Peta Geologi Daerah Penelitian ... 50

Gambar 4.6 Peta Penggunaan Lahan ... 53

(11)

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR

SAMPAH PANEMBONG TERHADAP LINGKUNGAN DI

KELURAHAN PARUNG KECAMATAN SUBANG DAN DESA

TANJUNGWANGI KECAMATAN CIJAMBE KABUPATEN

SUBANG

ABSTRAK

Ferdiansyah (1000159)

PembimbingI : Prof. Dr. R. GurniwanKamilPasya, M.Si

PembimbingII :Drs.H.WahyuEridiana, M.Si

TempatpembuanganakhirsampahPanembong (selanjutnyaditulis TPA sampahPanembong) adalahtempatpembuanganakhirsampah yang berada di KabupatenSubang.TPA

sampahPanembonginitelahdifungsikanolehpemerintahKabupatenSubangsebagaite mpatpembuanganakhirsampahsejaktahun 2008 hinggasekarang.Luas lahan TPA

sampah tersebut ± 6 ha dan sampah yang

adatelahmenjadisebuahgunungandenganketinggianmencapai ± 40 m. Sampah – sampahtersebutberasaldari 9 Kecamatan yang tersebar di KabupatenSubang. Dalam setiap harinya sampah yang masuk ke TPA Panembong sekitar

300-350m3.Adapunsyarat TPA sampahPanembongyang

berkenaandengantataletakyaitu minimal 300 m daripemukimanpenduduk, Lokasi TPA sampahPanembongtidaklahmemenuhisyarattersebut, karenalokasinyaberdekatandenganpemukiman. Didugakeberadaan TPA sampahPanembongmemilikidampakterhadaplingkungansekitar.

Metode yang

digunakandalampenelitianiniadalahmetodedeskriptifkuantitatif,

denganpopulasiberjumlah 1061 dansampelsebanyak 91 yang bertujuanuntukmenjawabrumusanmasalah, yaitu 1) BagaimanaDampak TPA

sampahPanembongterhadapLingkunganSosialmasyarakatsekitar TPA

sampahPanembong ? 2) BagaimanaDampak TPA

sampahPanembongterhadapLingkunganFisikmasyarakatsekitar TPA

sampahPanembong ?

Data yang diperolehdalampenelitianiniberupa data deskriptif

kuantitatif.Berdasarkanhasilpenelitiandanpembahasan, diperolehhasilantaralain

:Keberadaan TPA sampah

Panembongmemberikandampakterhadaplingkungansosialmasyarakatsekitarnya

sebesar 15,7%.Sedangkan untuk dampak

terhadaplingkunganfisikmasyarakatdisekitar TPA SampahPanembongsangat kecil yaitu 1,7%.

(12)

Ferdiansyah, 2014

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH PANEMBONG TERHADAP LINGKUNGAN DI KELURAHAN PARUNG KECAMATAN SUBANG DAN DESA TANJUNGWANGI KECAMATAN CIJAMBE KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE IMPACT OF THE EXISTENCE OF THE GARBAGE DISPOSAL

PANEMBONG FOR ENVIRONMENT IN WARD OF PARUNG STATUES

SUBANG AND TANJUNGWANGI VILLAGE DISTRICT CIJAMBE

SUBANG

ABSTRACT

Panembong landfill ( hereafter written landfill Panembong ) is a landfill located in Subang district . Panembong landfill has been enabled by the Subang district government as landfill since 2008 until now . In an area of ± 6 ha , garbage has become a mound with a height of up to ± 40 m . The garbages comes from the 9 districts scattered in Subangdistrict . Approximately 300-350 m³ of Solid Waste Panembong trash every day .

Seen from one of the requirements relating to landfill layout that is at least 300 m from residential areas , landfill location Panembong not meet these requirements , because of this location adjacent to the settlements . The distance of the nearest settlement not more than 100 m , so based on this, the authors argue that the presence of landfill Panembong have a significant impact on the surrounding environment .

The method used in this research is descriptive method that aims to answer the problem formulation , is : 1 ) To what extent Panembong landfill Impact on Social Environment surrounding communities Panembong landfill ? 2 ) To what extent Panembong landfill impacts on surrounding communities Revenue Panembong landfill ?

The data obtained in this study using a form of quantitative data analysis and the percentage of product moment analysis . The second analysis aimed to determine the answer selected by the respondents in the instrument research.based on the research and discussion , the results obtained are: Presence of TPA Panembong a significant impact on the social environment around the landfill waste Panembong the impact given by 15.7 % , while the remaining 84.3 % is the impact of other variables that are not diteliti.Panembong landfill presence does not have a significant impact on the physical environment surrounding communities with the impact of landfill waste Panembong given only by 1.7 % , while the remaining 98.3 % is the impact of other variables not examined .

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan dan kemajuan suatu kota ditandai dengan adanya berbagai

kegiatan dan aktivitas yang beragam, seperti kegiatan pembangunan sarana dan

prasarana publik, ditambah lagi kegiatan pembangunan pemukiman yang pesat,

serta beragamnya aktivitas yang dilakukan masyarakat seperti aktivitas rumah

tangga, perekonomian, dan sebagainya. Sejalan dengan berkembang pesatnya

pembangunan tersebut akan memberi konsekuensi terhadap kebutuhan sarana dan

prasarana sehingga tercipta suatu kota yang nyaman dan tertata. Kondisi tersebut

dapat tercapai apabila diimbangi oleh kesiapan pemerintah setempat dalam

menyiapkan sarana dan prasarana yang dapat menunjang dan mengantisipasi

perkembangan kota. Salah satu komponen prasarana yang penting dalam

menunjang fungsi kota adalah sektor persampahan. Pembangunan prasarana ini

membutuhkan perencanaan yang serius karena merupakan salah satu pelayanan

yang cukup mahal yang harus diberikan, selain dampak besar dan dampak penting

yang akan ditimbulkan.

Berdasarkan asalnya, Masalah persampahan seperti sampah hasil dari

kegiatan rumah tangga, sampah hasil kegiatan industri atau pabrik, sampah hasil

kegiatan pertanian, sampah hasil kegiatan perdagangan, sampah hasil kegiatan

pembangunan, dan sampah jalan raya tidak lepas dari eksistensi penduduk yang

mendiami suatu tempat tersebut. Semakin banyak sampah yang dikeluarkan dari

sumber asalnya dan tidak dikelola dengan baik, akan berdampak pula terhadap

lingkungan sekitatarnya.

Penduduk merupakan aset daerah, karena merupakan subyek sekaligus

obyek dari pembangunan. Maka dari itu faktor penduduk berpengaruh dalam

pembangunan suatu daerah, terutama penduduk yang berada di Kabupaten Subang

Agar saling sinergi dalam hal menjaga lingkungan terutama sampah. Demi

terwujudnya pembangunan yang berwawasan lingkungan mulai dari hulu sampai

ke hilir. Hal di atas tercantum dalam pertimbangan RUU No 18 tahun 2008

(14)

2

Ferdiansyah, 2014

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH PANEMBONG TERHADAP LINGKUNGAN DI KELURAHAN PARUNG KECAMATAN SUBANG DAN DESA TANJUNGWANGI KECAMATAN CIJAMBE KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Bahwa pertambahan penduduk dan kecenderungan kehidupan masyarakat yang konsumtif menimbulkan bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik sampah yang semakin beragam.

b. Bahwa pengelolaan sampah perlu dilakukan secara komprehensif, terpadu, penanganan dari hulu ke hilir, pendayagunaan manfaat sampah secara ekonomi, dan mengubah perilaku masyarakat dalam menangani sampah.

Dari keterangan tersebut, tentu saja diperlukan sebuah tempat pembuangan akhir

sampah yang layak secara teknis dan ekonomis serta dapat dipertanggung

jawabkan dari aspek lingkungan.

Kabupaten Subang

Saat ini Pemerintah Kabupaten Subang mempunyai satu Tempat

Pembuangan Akhir Sampah yang berada di Kelurahan Parung Kecamatan

Subang. TPA sampah Panembong ini baru bisa melayani 9 Kecamatan, Antara

lain Kecamatan Pamanukan, Ciasem, Pabuaran, Purwadadi, Pagaden, Subang,

Jalan Cagak, Ciater, dan Cisalak. Dengan jumlah penduduk Kabupaten Subang

berdasarkan hasil Suseda tahun 2012 adalah 1.501.647 jiwa dan luas wilayah

2051,76 Km² tidak sebanding dengan adanya satu TPA Sampah yang dikelola

oleh Pemerintah Kabupaten Subang. Hal ini akan berdampak langsung dengan

daya tampung TPA yang tidak sebanding dengan volume sampah yang masuk,

serta akan memberikan dampak lingkungan kepada masyarakat sekitar TPA

sampah Panembong.

Tempat Pembuangan Akhir Sampah Panembong yang dibangun oleh

pemerintah Kabupaten Subang adalah Tempat Pembuangan Akhir sampah

Panembong (yang selanjutnya akan ditulis TPA Sampah Panembong). Tempat

Pembuangan Akhir Sampah ini dibangun pada tahun 1983 luasnyamencakup 6

ha.Setiap hari sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah ini

sebanyak ±250-300 m³, Kini gunungan sampah tersebut mencapai 40 m.

Mengingat syarat dari sebuah TPA sampah harus berjarak lebih dari 300

meter dari pemukiman., akan tetapi jarak Tempat Pembuangan Akhir Sampah

Panembong ke pemukiman ± 100 meter, karena jarak yang demikian dekat, polusi

pada lingkungan pemukiman tersebut tak dapat dihindari.

Berdasarkan uraian tersebut,penulis tertarik untuk melakukan penelitian

(15)

3

“Dampak Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir Sampah Panembong Terhadap Lingkungan Di Kelurahan Parung Kecamatan Subang dan Desa Tanjungwangi

Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang”.

B. RUMUSAN MASALAH

Jumlah penduduk Subang yang semakin bertambah menyebabkan adanya

masalah persampahan yang tidak bisa dihindari. Berdasarkan data dari Dinas Tata

Ruang Pemukiman dan Kebersihan (Distarkimsih) Kabupaten Subang,

kecamatan-kecamatan yang membuang sampahnya ke Tempat Pembuangan Akhir

Sampah Panembong antara lain Kecamatan Pamanukan, Ciasem, Pabuaran,

Purwadadi, Pagaden, Subang, Jalan Cagak, Ciater, dan Cisalak.

Dari keterangan tersebut, maka rumusan masalah yang terkait antara lain :

1. Bagaimana Dampak TPA sampah Panembong terhadap Lingkungan Sosial

masyarakat sekitar TPA sampah Panembong ?

2. Bagaimana Dampak TPA sampah Panembong terhadap Lingkungan Fisik

masyarakat sekitar TPA sampah Panembong ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat dibuat tujuan dalam penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis dampak dari TPA sampah Panembong terhadap Lingkungan

Sosial di sekitar TPA sampah Panembong.

2. Menganalisis dampak dari TPA sampah Panembong terhadap Lingkungan

Fisikdi sekitar TPA sampah Panembong.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini agar dapat dijadikan pertimbangan bagi pihak-pihak yang

berkaitan sehingga dapat menentukan kebijakan sebagai wujud untuk

pengelolaan khususnya dalam pengelolaan persampahan agar menjadi TPA

(16)

4

Ferdiansyah, 2014

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH PANEMBONG TERHADAP LINGKUNGAN DI KELURAHAN PARUNG KECAMATAN SUBANG DAN DESA TANJUNGWANGI KECAMATAN CIJAMBE KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan informasi yang obyektif

kepada masyarakat tentang Pengelolaan persampahan dan Dampak

keberadaan TPA Panembong di Kelurahan Parung Kecamatan Subang dan

Desa Tanjungwangi Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang.

3. Hasil penelitian ini diharapkan agar masyarakat tidak hanya bersikap acuh tak

acuh terhadap adanya keberadaan TPA Panembong Kelurahan Parung

Kecamatan Subang Kabupaten Subang. Diharapkan masyarakat berperan

aktif bersama menjaga dan mengelola baik sampah ataupun keberadaan TPA

sampah supaya usianya lama dan berwawasan lingkungan.

4. Menyampaikan dalam pembelajaran di sekolah supaya siswa dapat lebih

memahami mengenai salah satu fenomena geosfer, khususnya yang

berhubungan dengan pemanfaatan sumber daya manusia dan lingkungan

hidup di Indonesia serta kehidupan masyarakat marginal, sehingga dapat

meningkatkan minat siswa terhadap mata pelajaran Geografi.

E. Struktur Organisasi Penulisan

Untuk memudahkan dalam memahami penulisan skripsi ini, maka pembahasan

disajikan dalam lima bab, dengan struktur organisasi sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan, latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

BAB II Tinjauan pustaka yang meliputi pengertian dampak, kondisi

lingkungan sosial masyarakat sekitar TPA sampah, kondisi

lingkungan fisik masyarakat sekitar TPA sampah, Tempat

Pembuangan Akhir, penggolongan sampah, jumlah sampah,

pengelolaan sampah, syarat-syarat TPA sampah, lingkungan, dan

penataan lingkungan hidup.

BAB III Metode penelitian yang terdiri dari populasi dan sampel penelitian,

desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, variabel

penelitian, alat dan bahan, teknik pengumpulan data, teknik

(17)

5

BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan meliputi gambaran umum daerah

penelitian yaitu kondisi fisik dan kondisi sosial wilayah penelitian,

pembahasan hasil penelitian yaitu karakteristik responden, keberadaan

TPA sampah, kondisi lingkungan sosial, kondisi lingkungan fisik,

dampak keberadaan TPA sampah terhadap Lingkungan sekitar TPA

sampah, dan implementasi hasil penelitian terhadap Pelajaran

Geografi.

BAB V Pada bab ini, terdiri dari Kesimpulan dan Saran terhadap penelitian

(18)

22 Ferdiansyah, 2014

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH PANEMBONG TERHADAP LINGKUNGAN DI KELURAHAN PARUNG KECAMATAN SUBANG DAN DESA TANJUNGWANGI KECAMATAN CIJAMBE KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi sebagai objek penelitian merupakan hal yang penting untuk

ditentukan dalam penelitian. Menurut Fathoni (2006:103) populasi adalah

“Keseluruhan unit elementer yang parameternya akan diduga melalui statistika hasil analisis yang dilakukan terhadap sampel penelitian”.

Daerah yang dipilih sebagai tempat dilaksanakan penelitian ini adalah

TPA Panembong Kecamatan Subang Kabupaten Subang. Adapun dalam

penelitian ini, yang menjadi populasi wilayah adalah seluruh wilayah Kelurahan

Parung Kecamatan Subang Kabupaten Subang yang merupakan lokasi TPA

sampah Panembong berada dan beberapa Desa/Kelurahan yang berada disekitar

TPA sampah Panembong. Sedangkan populasi manusia dalam penelitian ini

adalah masyarakat dari daerah yang berdekatan dengan lokasi TPA Sampah, yaitu

Lingkungan Panembong, Lingkungan Cimanggu, Lingkungan Caringin, terdekat

dengan TPA sampah, Kampung Pangkalan, dan Kampung Bale Nyengked.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2008:116) “sampel adalah sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel adalah sebagian dari

objek atau individu-individu yang mewakili suatu populasi. Menurut Arikunto

(2006:146) bahwa “Hasil penelitian sampel berlaku bagi populasi, dalam arti

semua ciri-ciri atau karakteristik yang ada dalam populasi, tercermin dalam

sampel”. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas :

a. Sampel Wilayah

Daerah yang diambil sebagai sampel adalah daerah-daerah yang berada di

(19)

dengan TPA sampah yang paling erat atau dekat, yang terdiri dari Lingkungan

(20)

23

Pangkalan, dan Kampung Bale Nyengked. Adapun cara penentuan daerah tersebut

yaitu berdasarkan perhitungan sebagai berikut :

���ℎ� � � ℎ − ���ℎ� � �

3 =

1264 −65

3 = 399,7 = 400

a. Wilayah Terdekat : jarak 65m –464,9m

Daerah yang termasukdalamwilayahterdekat dengan TPA sampah

Panembong adalah Lingkungan Caringin, Lingkungan Panembong,

Lingkungan Cimanggu, Kampung Pangkalan, dan Kampung Bale Nyengked.

b. Wilayah Sedang : jarak465m – 864,9m

Daerah yang termasuk dalam wilayah sedang dengan TPA sampah

Panembong adalah Lingkungan Lampang, Lingkungan Cibuluh Wetan,

Lingkungan Sadang Kaler, dan Lingkungan Mandiri.

c. Wilayah Terjauh : jarak865m – 1265m

Daerah yang termasukdalamwilayahterjauh adalah Lingkungan Parung Hilir,

Lingkungan Parung Tengah, Lingkungan Parung Girang, Lingkungan

Cibuluh Kulon, dan Lingkungan Sadang Kidul.

b. Sampel Penduduk

Menurut Sugiyono (2008:67) Sampling Insidental adalah suatu tipe

sampling non probabilitas, di mana peneliti dalam memilih sampel berdasarkan

kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan

peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan

ditemui itu cocok sebagai sumber data.

Menurut Sugiyono (2008:62) “sampel adalah sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila populasi besar, dan

peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya

karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel,

kesimpulan akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang

diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Ukuran sampel atau besarnya sampel yang diambil dari populasi, merupakan

(21)

24

Pertanyaannya, berapa besar sampel yang harus diambil dari populasi agar

memenuhi syarat kerepresentatifan ? Maka dari itu, untuk menentukan besarnya

sampel yang diambil, penulis menggunakan rumus Yamane dalam pengambilan

sampel.

= �

� -² + 1

Keterangan :

n = ukuransampel

N = ukuranpopulasi

d = batastoleransikesalahanpengambilansampel yang digunakan. Batas

toleransikesalahan yang diambilolehpenulisdalampenelitianiniadalah

10%.

Dengan menggunakan rumus di atas, maka hasil yang di dapat adalah sebagai berikut :

n

= 1061

1061 (0,1)²+1

n = 1061

1061 0,01+ 1= 91,38 = 91

Berdasarkan perhitungan rumus di atas, maka ukuran sampel yang didapat sebanyak 91 sampel dari kalangan masyarakat.

Setelah ukuran sampel diperoleh, selanjutnya penulis menggunakan tabel

bilangan random untuk menentukan siapa saja yang akan menjadi responden

dalam penelitian ini. Responden-responden tersebut bertugas mengisi angket yang

telah disediakan penulis mengenai dampak yang mereka rasakan atas keberadaan

TPA sampah Panembong.

Penarikan sampel dilakukan dengan cara Sampling Insidental. Menurut Sugiyono

(2008:67) Sampling Insidental adalah suatu tipe sampling non probabilitas, di

mana peneliti dalam memilih sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang

secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber

(22)

25

pertimbangan jumlah masyarakat atau penduduk yang terkena dampak langsung

dari keberadaan TPA sampah tersebut, yaitu masyarakat di sekitar TPA sampah

Panembong. Untuk lebih jelasnya lihat Tabel 3.1 dan Gambar 3.1.

Tabel 3.1 Tabel Jumlah KK Kelurahan Parung dari Tiap Lingkungan Terdekat dengan TPA sampah Panembong

No Kecamatan Kelurahan/Desa RW / Kampung

Jumlah KK Tiap RW/Kampung

Sampel

1 Subang Parung Panembong 261 22

Parung Cimanggu 234 20

Parung Caringin 155 14

2 Cijambe Tanjung Wangi Pangkalan 163 14

Tanjung Wangi Bale Nyengked 248 21

Jumlah 1061 91

(23)
(24)

27

B. Desain Penelitian

Bagan 3.1 Desain Penelitian

Judul Penelitian

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Variabel Penelitian

Variabel Bebas (X)

Variabel Terikat (Y)

TPA sampah Panembong

1. Kondisi TPA sampah 2. Pengelolaan Sampah

Kondisi Sosial dan Fisik :

1. Kondisi Lingkungan Sosial Masyarakat

2. Kondisi Lingkungan Fisik Masyarakat

Pengumpulan Data

Data Primer :

1. Kondisi Lingkungan Sosial Masyarakat

2. Kondisi Lingkungan Fisik Masyarakat

Data Sekunder :

1. Monografi Desa

2. Dokumen AMDAL TPA sampah Panembong

3. Dokumen Subang dalam angka

Analisis Data Pemetaan

(25)

28

C. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:3) secara umum metode penelitian “diartikan

sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu”. Sejalan dengan itu, Koentjaraningrat (1994:7) mengemukakan “dalam

arti kata yang sesungguhnya, metode adalah cara atau jalan. Sehubungan dengan

upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja, yaitu cara kerja

untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan”.

Metode penelitian ditentukan apabila konsep-konsep telah ditentukan dan

ditegaskan. Metode penelitian yang akan digunakan tergantung dari permasalahan

dan tujuan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif kuantitatif. Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua

penelitian. Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat

dilakukan analisis statistik Sulistyo Basuki (2006:110). Adapun data yang di dapat

berdasarkan penilaian langsung masyarakat dan di olah sebagi mana mestinya,

sehingga dapat diketahui hasilnya dan menjawab permasalahan yang ada di

rumusan masalah.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran secara operasional dari variable

yang akan di teliti. Guna menghindari kesalah pahaman di dalam penafsiran

masalah yang sedang di teliti, berikut ini digunakan berbagai definisi operasional

yang terdapat di dalam penelitian :

1. Dampak, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu pengaruh kuat yang

mendatangkan akibat baik negatif maupun positif. Adapun Dampak menurut

Undang-undang No. 4 Tahun 1982 yaitu perubahan lingkungan yang

diakibatkan oleh suatu kegiatan.

Dalam penelitian ini, dampak yang diangkat dapat berupa dampak positif

maupun negatif dari keberadaan TPA sampah Panembong.

2. Keberadaan menyangkut hal ada atau tidaknya suatu objek di permukaan

bumi. Aspek keberadaan tersebut dapat diartikan sebagai suatu hal yang

(26)

29

Adapun aspek keberadaan menyangkut lokasi, aktivitas serta persepsi

masyarakat. Dalam penelitian ini, keberadaan TPA sampah Panembong

hanya berdasarkan aspek lokasi.

3. Tempat Pembuangan Akhir Sampah, adalah tempat mengkarantina sampah

atau menimbun sampah yang diangkut dari sumber sampah sehingga tidak

mengganggu lingkungan.

Tempat pembuangan akhir sampah yang menjadi perhatian dalam penelitian

ini adalah TPA sampah Panembong yang berada di Kelurahan Parung

Kecamatan Subang.

4. Berdasarkan salah satu informasi dari media elektronik

(http://juwitaismyname.blogspot.com/) yang disampaikan oleh Sri Hayati.

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan

mahluk hidup. termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang

melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk

hidup lainnya.

Pengertian lingkungan hidup menurut Undang-undang No 23 tahun

2007 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang

dengan semua benda atau kesatuan makhluk hidup termasuk di

dalamnya ada manusia dan segala tingkah lakunya demi

melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia maupun

mahkluk hidup lainnya yang ada di sekitarnya.

5. Kondisi Sosial Masyarakat

Kondisi sosial merupakan aktivitas masyarakat dalam berinteraksi ddengan

masyarakat lainnya. Aktivitas tersebut mencerminkan bentuk dan pola

hubungan yang terjalin dalam kehidupan masyarakat tersebut. Kehidupan

sosial akan menghasilkan berbagai macam bentuk produk budaya yang

mengakar dari kehidupan masyarakat sehari-hari.

Salah satu hasil interaksi sosial masyarakat adalah perkembangan

masyarakat sekitar TPA sampah dengan adanya TPA sampah Panembong

dapat membuat masyarakat sekitar meningkat pendapatannya, variasi dalam

mata pencaharian, dengan kata lain keberadaan TPA sampah ini dapat

(27)

30

6. Kondisi Fisik Masyarakat

Menurut Arjuna Gusti B (2013:51) Lingkungan Fisik adalah ruang dan

berbagai benda atau materi yang mengitarinya. Wujud benda itu adalah air,

tanah atau lahan, relief/topografi, bukit/gunung dan sebagaianya.

Jadi berdasarkan definisi operasional diatas, judul akan membahas dampak

yang ditimbulkan oleh keberadaan TPA sampah Panembong terhadap Kondisi

Lingkungan berdasarkan persepsi masyarakat yang ada disekitar daerah

penelitian, lebih khusus lagi kondisi lingkungan sosial dan kondisi lingkungan

fisik masyarakat yang berada disekitar TPA sampah. Adapun kondisi lingkungan

sosial dan fisik yang dimaksud adalah kondisi lingkungan sosial dan fisik

masyarakat yang berada di Lingkungan Panembong, Lingkungan Cimanggu, dan

Lingkungan Caringin Kelurahan Parung Kecamatan Subang,serta Kampung

Pangkalan dan Kampung Bale Nyengked Desa Tanjung Wangi Kabupaten

Subang.

E. Variabel Penelitian

Variabel menurut Arikunto (1988:91) adalah “Objek penelitian atau apa

yang menjadi titik penelitian suatu penelitian. Variabel penelitian merupakan

ukuran sifat atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok atau

suatu set yang berbeda dengan lainnya”.

Variabel penelitian ini terdiri atas variabel bebas (independent variable) dan

variabel terikat (dependent variabel). Variabel bebas (X) adalah variabel yang

mempengaruhi, sedangkan variabel terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi.

Untuk lebih jelasnya lihat bagan 3.2.

Bagan 3.2 Hubungan antar variabel

TPA sampah Panembong

Kondisi Sosial dan Fisik :

- Kondisi Lingkungan Sosial

(28)

31

F. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Peta RBI Kabupaten Subang, Peta administrasi Kelurahan Parung, dan Peta

lokasi TPA sampah Panembong. Peta ini digunakan sebagai panduan untuk

melakukan survey, dan identifikasi objek penelitian.

2. Alat Tulis, untuk mencatat hasil penelitian lapangan.

3. Pedoman wawancara, sebagai acuan untuk melakukan kegiatan wawancara

dengan objek penelitian.

4. Kamera digunakan untuk mendokumentasikan berbagai objek hasil kegiatan

dilapangan.

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi Lapangan

Menurut Akbar dan Usman (2009:52), bahwa “Observasi ialah

pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.

Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan

tujuan penelitian, direncanakan secara sistematis, serta dapat dikontrol keandaan

(reabilitas) dan kesahihannya (validitasnya).” Observasi lapangan yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui secara langsung kondisi lokasi

penelitian sebagai informasi awal seperti kondisi TPA sampah, kesehatan,

keamanan, kebersihan, keselamatan, kebisingan, dan akses.

2. Wawancara

Menurut Fathoni (2006:105), bahwa “Wawancara adalah teknik

pengumpulan data melalui proses tanya jawab yang berlangsung satu arah, artinya

pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh

yang diwawancara”. Wawancara merupakan teknik pengambilan data secara

langsung dari responden melalui percakapan. Melalui wawancara maka dapat

melengkapi pengumpulan data yang tidak diungkapkan oleh teknik observasi.

(29)

32

yang lebih disebut dengan pedoman wawancara.

Metodewawancarainidigunakanuntukmendapatkanjawabandaripertanyaanterbukas

epertiidentitasresponden, kritik dan saran, serta beberapa hal yang tidak bisa

dijawab oleh angket.

3. Kuesioner atau Angket

Kuesioner atau angket digunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan

data yang berkaitan dengan aspek sosial masyarakat sekitar TPA Panembong

meliputi kondisi sosial ekonomi meliputi mata pencaharian, kesehatan,

pendapatan, dan dampak keberadaan TPA sampah Panembong. Untuk lebih

mempermudah jalannya penelitian maka aspek – aspek yang akan menjadi bahan

kajian di lapangan dibuat kisi – kisi instrumennya, Adapun kisi – kisi instrumen

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian

(30)

33

- Kualitas Lapisan Tanah - Jumlah Biota dalam

Sumber : Hasil Penelitian 2014

4. Studi Kepustakaan

Teknik ini dilakukan untuk menambah informasi terkait dengan hal-hal

yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Informasi yang didapatkan dapat diperoleh

dari berbagai literatur yang relevan seperti buku, hasil penelitian, jurnal, makalah,

artikel, surat kabar, dan sumber bacaan lain yang relevan dengan masalah yang

diteliti.

5. Studi Dokumentasi

Menurut Fathoni (2006:112) studi dokumentasi adalah “Teknik

pengumpulan data dengan mempelajari catatan, dokumen, dan arsip yang

bersangkutan dengan penelitian”. Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan

data dan pengkajian terhadap dokumen yang tersedia. Dalam hal ini data yang

dikumpulkan yakni data monografi dari kantor Kelurahan Panembong, data

kependudukan dari Badan Pusat Statistik Subang, dokumen dari Dinas Tata

Ruang, Permukiman dan Kebersihan Kabupaten Subang.

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Hasil pengelompokkan dan pengolahan data, disajikan dalam bentuk tabel,

gambar, bagan, dan peta. Adapun secara garis besar analisis dan pengolahan data

diantaranya :

1. Validasi Data

Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :

a. Memeriksa dan mengecek kelengkapan identitas pengisi.

b. Memeriksa dan mengecek kelengkapan data, serta memeriksa

instrumen pengumpulan data.

c. Mengecek macam-macam isian data.

d. Kegiatan ini merupakan tahap awal dalam pengolahan data. Kegiatan

(31)

34

data yang tidak layak diolah. Data yang telah divalidasi akan

mempermudahkan dalam penelitian selanjutnya.

2. Tabulasi Data

Data yang sudah terkumpul kemudian ditabulasi dengan menguraikan

yang selanjutnya mengelompokkan dari tiap-tiap butir seluruh pertanyaan yang

ada pada angket isian dan pedoman wawancara responden. Hal ini dilakukan

dengan cara memberikan kode dari tiap-tiap item instrumen pengumpulan data

yang selanjutnya dimasukkan ke dalam bentuk data.

I. Pengolahan dan Penyajian Data

Hasil pengelompokan dan pengolahan data, disajikan dalam bentuk tabel,

gambar, bagan, dan peta. Adapun analisis dan pengolahan data diantaranya

dengan menggunakan :

1. Menggunakan Analisis Deskriptif

Tujuan dari teknik ini ialah mendeskripsikan gejala yang tampak di lokasi

penelitian dengan menganalisis data yang berasal dari literatur dan hasil

observasi di lapangan.

2. Menggunakan Analisis Persentase dengan rumus :

Keterangan:

F = Frekuensi tiap kategori jawaban responden

N = Jumlah keseluruhan responden

P = Besarnya prosentase

Jika perhitungan telah selesai dilakukan, maka hasil perhitungan berupa

persentase tersebut digunakan untuk mempermudah dalam penafsiran dan

pengumpulan data sementara penulis.

Untuk mengetahui jawaban responden terhadap setiap pertanyaan yang

diajukan dalam angket, maka dilakukan analisis deskriptif dengan pendekatan

distribusi frekuensi dan persentase, sedangkan untuk mengetahui kecenderungan

(32)

35

dengan terlebih dahulu menjumlahkan skor jawaban responden pada setiap

variabel, sub variabel dan indikatornya, dilanjutkan dengan mencari nilai

tertinggi dan nilai terendah, kemudian menghitung panjang interval kelas dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

n i

X X C

k

 

Sumber : Supranto (2000:64)

Dimana :

C = Panjang interval kelas

Xn = Skor maksimum

Xi = Skor minimum

k = Banyaknya kelas/ Kategori

Dalam penelitian ini, banyaknya kategori (k) dibagi menjadi 4 yakni

kategori tinggi, sedang dan kategori rendah. Dengan menggunakan rumus di atas,

maka panjang interval kelas dapat dihitung :

Panjang interval kelas = Skor maksimum − Skor minimum

Banyaknya Kategori (4)

Setelah diketahui panjang interval kelasnya, maka untuk menentukan

kategorinya adalah sebagai berikut :

- Skor Minimum + Panjang interval kelas = Tidak Baik

- Kategori Tidak Baik + Panjang interval kelas = Kurang Baik

- Kategori Kurang Baik + Panjang interval kelas = Baik

- Kategori Baik + Panjang interval kelas = Sangat Baik

3. Hubungan antar Variabel

(33)

36

Skala pengukuran nominal digunakan untuk mengklasifikasikan objek, individu

atau kelompok dimana dalam pengidentifikasiannya digunakan angka sebagai

simbol dan angka tersebut menunjukkan keberadaan atau ketidak adaannya

karakteristik tertentu yang memberikan informasi apakah suatu objek memiliki

karakteristik yang lebih atau kurang tetapi bukan berupa banyak kekurangan dan

kelebihan. Skala interval adalah skala yang memiliki karakteristik seperti yang

dimiliki oleh nominal dan ordinal dengan ditambah karakteristik lain yaitu adanya

interval yang tetap. Skala rasio adalah skala yang memiliki karakteristik yang

dimiliki oleh skala nominal, ordinal dan interval dengan skal ini mempunyai harga

0 (nol) empiris absolut.

4. Uji Korelasi Product Moment

Untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antar variabel, maka

digunakan prosedur statistik uji korelasi Product Moment yang merupakan alat

pengukur untuk menentukan keratan atau korelasi diantara dua variabel.

Perhitungan prosedur statistik ini dilakukan dengan menggunakan SPSS 19.

Rumus yang digunakan untuk mencari uji korelasi Pruduct Moment menurut

Sugiono (2008 : 228) sebagai berikut :

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi Yi : variabel terikat

Xi : variabel bebas N : jumlah data

Kesesuaian rxy diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan rumus

diatas di konsultasikan dengan tabel regresi moment dengan korelasi harga rxy

lebih besar atau sama dengan regresi tabel, maka butir instrumen tersebut valid

dan jika rxy lebih kecil dari regresi tabel maka butir instrumen tersebut tidak valid

(Sugiono, 2008 : 230).

(34)

37

Tabel 3.3

Kriteria Penilaian Korelasi

Interval Koefisian Tingkat Hubungan 0.00 – 0.199 Sangat Rendah 0.20 – 0.399 Rendah

0.40 – 0.599 Sedang 0.60 – 0.799 Kuat

0.80 – 1.000 Sangat Kuat

Sumber : (Sugiono, 2008:231)

Keterangan :

a. Interval nilai KK dapat bernilai positif atau negatif

b. Nilai KK positif berarti korelasi positif

Jika satu variabel naik/turun maka variabel yang lainnya naik/turun. Semakin

mendekati nilai koefisien +1, semakin kuat korelasi positifnya.

c. Nilai KK negatif berarti korelasi Negatif

Jika satu variabel naik, maka variabel yang lain akan turun dan sebaliknya jika

satu variabel turun, maka variabel yang lain akan naik. Korelasi negatif ini

memiliki hubungan yang terbalik. Semakin mendekati nilai koefisien -1,

semakin kuat korelasi negatifnya.

Dengan demikian, data yang akan diuji korelasi Product Moment adalah

hubungan antara jarak ke TPA sampah Panembong dengan kondisi lingkungan

sosial, dan jarak ke TPA sampah Panembong dengan pendapatan masyarakat

(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diungkapkan pada bab

sebelumnya, pada skripsi yang berjudul “Dampak Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir Sampah Panembong Terhadap Lingkungan Di Kelurahan

Parung Kecamatan Subang dan Desa Tanjungwangi Kecamatan Cijambe

Kabupaten Subang” ini, ditemukan beberapa kesimpulan dan rekomendasi yang

berkaitan dengan masalah di atas yaitu Keberadaan TPA sampah Panembong

memberikan dampak terhadap lingkungan sosial masyarakat disekitar TPA

Sampah Panembong dengan dampak yang diberikan sebesar 15,7%, sedangkan

sisanya sebesar 84,3% merupakan dampak dari variabel lain yang tidak diteliti.

Keberadaan TPA Panembong tidak memberikan dampak yang signifikan

terhadap lingkungan fisik masyarakat disekitar TPA Sampah Panembong dengan

dampak yang diberikan hanya sebesar 1,7%, sedangkan sisanya sebesar 98,3%

merupakan dampak dari variabel lain yang tidak diteliti.Kondisi TPA sampah

Panembong bisa dikatakan baik dan masih layak digunakan,hal ini bisa dilihat

dari banyaknya responden yang menganggap normal dan masih baik terhadap

Kebradaan TPA sampah Panembong. Selain itu, pihak Distarkim pun berpendapat

bahwa TPA sampah Panembong masih layak digunkan dan akan bertahan

minimal 10 tahun yang akan datang dengan sistem pengelolaan yang sedang

dijalankan, namun tetap mengharapkan adanya sistem pengelolaan yang lebih

baik lagi.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian dengan judul Dampak Keberadaan Tempat

Pembuangan Akhir Sampah Panembong Terhadap Lingkungan Di Kelurahan

Parung Kecamatan Subang dan Desa Tanjungwangi Kecamatan Cijambe

Kabupaten Subang, penulis mendapatkan banyak sekali saran dari berbagai pihak.

Adapun saran tersebut sebagian besar berasal dari pengalaman dilapangan

(36)

78

Ferdiansyah, 2014

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH PANEMBONG TERHADAP LINGKUNGAN DI KELURAHAN PARUNG KECAMATAN SUBANG DAN DESA TANJUNGWANGI KECAMATAN CIJAMBE KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

agar pemerintah lebih meningkatkan kembali pengelolaan sampah di TPA sampah

Panembong karena mereka merasa terganggu dengan bau yang berasal dari TPA

sampah tersebut. Selain itu, mereka pun menginginkan agar pemerintah

mengadakan kegiatan penyemprotan setidaknya untuk mengurangi lalat agar

masyarakat sekitar TPA tidak mudah sakit. Mengadakan cek kesehatan,

diadakannya pengobatan untuk warga sekitar TPA sampah, serta mengadakan

penyuluhan informasi mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, atau pun acara

yang sejenisnya agar pengetahuan akan sadar kebersihan masyarakat dapat

meningkat.

Rekomendasi lain diadakannya pengecekan berkala terhadap peralatan

maupun fasilitas yang sudah ada, bila perlu mengadakan peremajaan terhadap

fasilitas yang sudah tidak layak pakai lagi. Mengingatkan bahwa lokasi TPA tidak

jauh dari sungai Cileleuy, diharapkan pemerintah mulai merencanakan adanya

alternatif lokasi yang baru dan lebih aman terhadap dampak yang ditimbulkan

akibat adanya pembangunan tersebut.

Dari saran-saran di atas, penulis berharap agar pemerintah dapat lebih

memperhatikan masalah persampahan yang ada dan bekerjasama dengan

mayarakat untuk dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang

ditimbulkan dari sampah tersebut setidaknya dapat sedikit teratasi.

Jikalau bercita-cita penulis melihat pengelolaan sampah di Indonesia pada

dasarnya hanya memindahkan sampah dari dan menuju lokasi TPA, alangkah

baiknya selagi dirumah-rumah sudah terpisah mana sampah berbahaya, anorganik,

dan organis. Jadi setibanya di TPS langsung di olah menjadi pupuk, biji plastik, di

daur ulang, dan lain sebagainya. Sehingga ketika di TPA tinggal meneruskan

mana yang diolah dengan waktu yang lama, dan selaras perosesnya dari hulu

sampai ke hilir, agar dampak negatif yang di timbulkan pun kecil dan bernilai

(37)

79

DAFTAR PUSTAKA

Arjana Gusti Bagus. (2013). Geografi Lingkungan, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Jonny Purba(2005).Geografi Lingkungan, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Penelitian. Bandung. Rineka Cipta.

Bintarto, R. 1989.InteraksiDesa Kota, Jakarta: Ghalia Indonesia

Sugiono. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Supranto. (2000). Statistik Teori dan Aplikasi, Jakarta: Erlangga.

Bintarto, R dan Surastopo.1968.MetodeAnalisaGeografi. Edisi ke-3. Jakarta: LP3ES.

BadanPusatStatistikKabupaten Subang.2010.Data Kecamatan di

KabupatenSubang.Subang: BPS

Damanhuri, E. 2005.PengelolaanSampah. Bandung:

DepartemenTeknikLingkunganFakultasTeknikSipildanPerencanaanInstitutT eknologi Bandung.

Peraturan Daerah ProvinsiJawa Barat nomor1tahun 2012.Pengelolaan

Lingkungan Hidup dan Penataan Hukum Lingkungan. GubernurJawa Barat.

TidakDiterbitkan

Damanhuri, E danPadmi, T. 2010. PengelolaanSampah. Bandung:

DepartemenTeknikLingkunganFakultasTeknikSipildanPerencanaanInstitutT eknologi Bandung.

DinasKebersihandanPertamanan (DKP) Kabupaten Subang.2006 – 2010.Jumlah

Volume Sampah TPA KabupatenSubang.Subang: DKP

Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statitika. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Herlianto. 1986. Urbanisasidan Pembangunan Kota. Bandung: Penerbit Alumni.

Narbuko, C dan Achmadi, A. (2007). Metodologi Penelitian. Jakarta. Bumi aksara.

Sarimukti. 2008. Kajian Model Pengembangan Usaha di KalanganPemulung. Jurnal PT. ShiddiqSaranaMulya.

Santoso, S.2001. SPSS Mengolah Data StatistikSecaraProfesional. Jakarta: Elek Media Komputido.

Soewedo, Hadiwiyoto. 1983. Penanganan Dan PemanfaatanSampah. Jakarta: YayasanIdayu.

Sumaatmadja, Nursyid. 1997.MetodologiPengajaranGeografi.

Jakarta:BumiAksara.

Tandjung, A. 1982.TanggungJawabMutlak (Strict Liability) di

Gambar

Tabel 3.1 Tabel Jumlah KK Kelurahan Parung dari Tiap Lingkungan Terdekat dengan TPA sampah Panembong
Gambar 3.1 Lokasi Penelitian
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
gambar, bagan, dan peta. Adapun secara garis besar analisis dan pengolahan data
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai masyarakat Malaysia, kita perlu mempunyai moral dan etika yang seimbang dengan kemajuan fizikal. Cabaran 3: Memupuk dan membina masyarakat demokratik

Penataan kawasan obyek wisata ini mengambil rujukan dari lokasi yang telah ada di tempat lain yaitu pada Waduk Tela- ga Tunjung di Kabupaten Tabanan, dima- na guna

Putri Andi Tenripada bangkit dari tempat duduknya, lalu berkata dengan suara keras, “Tuan La Upe, permintaan kami yang pertama ialah carikan cincin kami yang jatuh ke dalam sebuah

Ethnic Relations course consists of three parts namely, first, discuss the concepts and theories of ethnic relations, second, political and economic history of the country,

Sedangkan variabel lainnya yaitu kekayaan pemerintah daerah yang diukur berdasarkan jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD), tipe pemerintah daerah yang berupa Kabupaten atau Kota,

Merancang multimedia untuk anak berkebutuhan khusus tentunya tidak sama dengan merancang multimedia untuk belajar anak normal pada umumnya, karena multimedia yang

Telah diuji coba pada sensor suhu, sensor akan mendeteksi suhu pada ruangan, jika suhu yang terdeteksi melebihi suhu yang maksimum yang diset, maka kipas secara otomatis akan

Comparing the result of the proposed method in Figure 4-(a) and post-classification comparison result with 4 different pairs of pre- and post-disaster images in Figure