• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Sarana Dan Prasarana Pjok di SD Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijenkota Semarang: studi Manajemen “Joint” Aras Gugus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Sarana Dan Prasarana Pjok di SD Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijenkota Semarang: studi Manajemen “Joint” Aras Gugus"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Profil SD Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang

Gugus Dwija Harapan berada dalam pembinaan UPTD Pendidikan Kecamatan Mijen Kota Semarang. Gugus ini terdiri dari tujuh sekolah dasar, empat di antaranya adalah sekolah dasar negeri yang terdiri dari: SD Negeri Jatisari, SD Negeri Wonolopo 01, SD Negeri Wonolopo 02, dan SD Negeri Wonolopo 03. Sekolah dasar swasta yang tergabung dalam gugus ini adalah SDIT Miftahussalam, SD Muhammadiyah Plus dan SD Permatasari. Dalam melaksanakan kegiatan guru dipusatkan di Gedung Pusat Kegiatan Guru (PKG) yang berada di komplek SD Negeri Wonolopo 01 yang sekaligus menjadi sekolah inti.

(2)

Mijen, Kota Semarang. Fasilitas telepon: (024) 70774572 dan Surat Elektronik/email adalah: sdjatisarimijen@gmail.com. Visi yang dimiliki SD Negeri Jatisari adalah “Mewujudkan Peserta Didik yang Unggul dalam Prestasi dan Luhur dalam Budi Pekerti”. Adapun misi SD Negeri Jatisari adalah: (1) Menghasilkan lulusan yang telah memiliki pengalaman dan ketrampilan dasar untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya, (2) Menghasilkan lulusan yang mampu mengembangkan dan menerapkan life skill yang diterimanya, (3) Mengembangkan pengetahuan dan kreatifitas di bidang IPTEK, bahasa, olahraga dan seni budaya sesuai degan bakat, minat dan potensi siswa, (4) Mengembangkan peserta didik yang berbudi pekerti luhur, beriman dan bertaqwa di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dan (5) Menjalin kerjasama yang harmonis antara warga sekolah dan lingkungan. Fasiltas saarana dan prasarana boleh dikatakan belum memadai (lihat pada bagian lampiran tesis ini)

(3)

Kemantren KM 0,75 Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen Kota Semarang. SD Negeri Wonolopo 01 telah memiliki situs web dengan alamat URL: sdnwonolopo01.blogspot.com. Untuk menghubunginya dapat melalui nomor telepon: (024) 70796352 dan surat elektronik: sdn_wonolopo_01@yahoo.com. Visi SD Negeri Wonolopo 01 adalah: Unggul Ilmu, Trampil, Cerdas Berakhlak Mulia Berwawasan Luas dan bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa. Adapun misinya adalah Membangun Interaksi Edukatif dan Budaya Sekolah yang Berakhlak Mulia dengan Pembiasaan: (1) Tegur Salam dan Sapa, (2) Berani tampil dan menjadi juara, (3) Mencintai budaya bangsa dengan melestarikan kebudayaan daerah, dan (4) Beribadah sesuai dengan agama yang dianut setiap siswa. Fasilitas sarana dan prasarana sekolah ini juga belum memadai (lihat bagian lampiran tesis ini)

(4)

sdn_wonolopo02@disdik.semarangkota.go.id dan nomor telepon (024) 70778115.

Visi SD Negeri Wonolopo 02 adalah: Menjadikan siswa berprestasi, bertaqwa dan berbudi pekerti luhur. Adapun misinya adalah: (1) Melakukan pembiasaan sopan santun di lingkungan sekolah, (2) Meningkatkan sikap berbudi pekerti luhur dalam kehidupan sehari-hari, (3) Meningkatkan ketrampilan dalam bidang IPTEK, (4) Meningkatkan ketrampilan dalam bidang kepramukaan, (5) Meningkatkan prestasi akademik, dan (6) Meningkatkan prestasi non akademik. Tidak beda jauh dengan SD lain, sekolah ini fasilitas sarana dan prasarana PJOK juga belum memadai. Data keadaan sarana prasarana PJOK sekolah ini dapat dilihat pada bagian lampiran

(5)

alternatif anggrainidyan@yahoo.co.id. SD Negeri Wonolopo 03 memiliki visi: Menjadi generasi yang cerdas, beriman, berakhlak mulia dan berbudaya. Misi SD Negeri Wonolopo 03 meliputi: (1) Melaksanakan proses pembelajaran yang optimal dan mengembangkan kecerdasan akademik dan non akademik, (2) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (3) Menanamkan akidah / norma dan budi pekerti yang luhur pada peserta didik dalam kehidupan sehari – hari, dan (4) Mencerdaskan anak bangsa sebagai generasi muda yang positif dan berprestasi.

4.1.2 Pengelolaan Sarana dan Prasarana PJOK di SD Negeri Gugus Dwija Harapan

4.1.2.1 Perencanaan Sarana dan Prasarana PJOK Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti tentang kegiatan perencanaan sarpras PJOK adalah sebagai berikut:

(6)

tentu pengadaan semua dapat direalisasikan karena kemampuan dan keadaan. Selanjutnya Kepala SD Negeri Wonolopo 01 menguatkan bahwa sekolah setiap tahun tetap menyusun perencanaan tentang sarana dan prasarana PJOK yang dilakukan melalui rapat sekolah untuk menginventarisasi pengadaannya sesuai kebutuhan.

Kepala SD Negeri Wonolopo 02 juga menyatakan bahwa perencanaan dibuat dengan inventarisasi masukan dilakukan pada saat akan menyusun RAPBS/RKAS. Hal itu juga dikuatkan oleh Kepala SD Negeri Wonolopo 03 yang menyatakan bahwa usulan pengadaan sarpras ditampung (untuk) mengiventarisasi kekurangan.

(7)

menyusun rencana kebutuhan. Berikut ini petikan pernyataannya:

“Iya, misalnya semester 1 beli bola sepak, bola voli, semester 2 pembenahan lapangan voli, bak lompat.”

Semua kepala sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan sarpras PJOK yang telah tersedia sebelumnya. Menurut Kepala SD Negeri Jatisari penambahan hanya dilakukan pada barang-barang tertentu yang dibutuhkan/ada pemutihan. Kepala SD Negeri Wonolopo 01 menyatakan bahwa hal itu dilakukan untuk mencukupi/mengadakan sesuai dengan kebutuhan dan skala prioritas.

Sedangkan menurut Kepala SD Negeri Wonolopo 02, melakukan dengan merencanakan kebutuhan barang yang belum dimiliki. Kepala SD Negeri Wonolopo 03 juga memastikan hal itu dilakukan di sekolah yang dipimpinnya. “Ya, rencana kebutuhan yang disusun pasti melihat sarpras yang sudah ada,” kata Kepala SD Negeri Wonolopo 03.

(8)

Menurut Kepala SD Negeri Jatisari hal itu dilakukan supaya tidak mengganggu pos-pos anggaran kebutuhan lain. Kepala SD Negeri Wonolopo 01 Ya. Sesuai kebutuhan dan skala prioritas Kepala SD Negeri Wonolopo 02 Ya, setiap akan menyusun RAPBS semua guru mendata barang-barang kebutuhan yang akan dibeli

Kepala SD Negeri Wonolopo 03 Tentu. Kalau sarpras yang dibutuhkan murah secepatnya dipenuhi, kalau perlu dana besar tentu perlu waktu

Semua kepala sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan memadukan rencana (daftar) kebutuhan yang urgen dengan dana atau anggaran yang tersedia dan melakukan seleksi lagi dengan melihat skala prioritas. Hal itu dibenarkan oleh semua kepala sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan. Kepala SD Negeri Wonolopo 02 menyatakan bahwa pengadaan barang terutama yang sangat dibutuhkan. Pernyataan itu dikuatkan oleh Kepala SD Negeri Wonolopo 03, berikut ini:

“Ya. Kalau segera dibutuhkan bak pasir untuk lompat tinggi/jauh, ya didahulukan pembenahan bak pasir.”

(9)

pengadaan akhir. Menurut Kepala SD Negeri Wonolopo 01 penetapan rencana pengadaan akhir berdasarkan musyawarah dan mufakat warga sekolah. Cara berbeda dilakukan di SD Negeri Wonolopo 02. Menurut Kepala SD Negeri Wonolopo 02 caranya dengan dengan menginventarisasi barang-barang yang belum terbeli. Kepala SD Negeri Wonolopo 03 mengiyakan tapi tidak memberikan keterangan. Sedangkan Kepala SD Negeri Jatisari menjawab tidak. Alasannya, karena tuntutan kebutuhan berkembang/ berjalan terus.

Semua kepala sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan menyatakan bahwa dalam proses perencanaan ini semua personel sekolah ikut terlibat. Kepala SD Negeri Jatisari mengiyakan karena pada saat pembuatan RAB melibatkan guru-guru. Kepala SD Negeri Wonolopo 01 juga mengiyakan karena berdasarkan rapat sekolah. Sedangkan Kepala SD Negeri Wonolopo 02 mengiyakan dengan memberi keterangan pada waktu rapat menyusun RAPBS. Kepala SD Negeri Wonolopo 03 menyebut personil yang terlibat sebagaimana pernyataan berikut:

(10)

4.1.2.2. Pelaksanaan Program

Sesuai dengan program perencanaan pengembangan sarana dan prasarana yang telah disusun oleh sekolah adalah kegiatan pelaksanaan program. Terkait dengan pelaksanaan program adalah penetapan program berdasarkan prioritas kebutuhan disesuaikan sumber daya dana.

Hasil penelitian tentang pelaksanaan program, hampir semua kepala sekolah di gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang mempunyai kesamaan persepsi dan langkah untuk merealisasikan.

Berikut petikan pernyataan dari kepala sekolah SD Jatisari yang menyatakan:

“Untuk merealisasi rencana tentang pengembangan atau pengadaan alat-alat olah raga sekolah, yang kami lakukan adalah dengan menggunakan analisis skala prioritas, mana yang paling mendesak dibutuhkan dan melihat ketersediaan dana.”

(11)

anggaran yang ada. Berikut petikan pernyataan dari kepala SD Wonolopo 02:

“Untuk pengadaan alat-alat olahraga yang digunakan dalam pembelajaran kami mendata alat-alat tersebut. Mana yang masih dapat digunakan dan mana yang sudah tidak dapat digunakan. Kemudian alat-alat yang tidak dapat digunakan atau belum ada kami lakukan upaya pembelian. Adapun sumber dana yang kami gunakan adalah BOS maupun BOSDA. Kadang untuk BOSDA sangat terlambat padahal kami butuh. Ya akhirnya dengan dana BOS, itupun belum tentu dapat terpenuhi semua.”

(12)

Kepala SD Negeri Jatisari mengiyakan dengan adanya droping sarana dan prasarana PJOK dari pemerintah. Hal itu juga dibenarkan oleh Kepala SD Negeri Wonolopo 02 dan Kepala SD Negeri Wonolopo 03. Menurut Kepala SD Negeri Wonolopo 01 untuk mendapat droping sarana dan prasarana PJOK harus mengajukan proposal ke pemerintah, mengawal dan menindaklanjuti.

Untuk membeli sarana dan prasarana PJOK yang belum terpenuhi, menurut Kepala SD Negeri Jatisari dilakukan dengan membeli menggunakan dana pendampingan BOS. Menurut Kepala SD Negeri Wonolopo 03, bila ada yang masih kurang membeli dengan uang BOS. Sedangkan Kepala SD Negeri Wonolopo 01 membeli dengan anggaran BOS dan atau anggaran pendampingan BOS. Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Kepala SD Negeri Wonolopo 02. Berikut pernyataannya:

“Membeli dengan menggunakan dana BOS, membeli dengan menggunakan dana pendampingan BOS.”

(13)

Negeri Jatisari, hal itu tidak pernah dilakukan karena dilarang memungut. Kepala SD Negeri Wonolopo 01 juga mengaku tidak pernah. Alasannya, sekolah mencanangkan sekolah gratis. Sedangkan Kepala SD Negeri Wonolopo 02 beralasan semua sarana prasarana dibiayai oleh BOS dan pendampingan BOS. Kepala SD Negeri Wonolopo 03 Belum pernah

Hanya SD Negeri Wonolopo 03 yang pernah meminjam lapangan untuk sepak bola dan menyewa kolam renang. Hal itu dilakukan karena tidak memilikinya. Tiga sekolah lainnya tidak pernah menyewa atau meminjam ke tempat lain. Kepala SD Negeri Jatisari menyatakan tidak pernah karena semua sudah ada. Hal itu dikuatkan oleh Kepala SD Negeri Wonolopo 01 yang menyatakan tidak pernah dengan alasan sekolah sudah mampu mencukupi. Begitu pula Kepala SD Negeri Wonolopo 02 yang menyatakan tidak karena tempat sudah mencukupi.

(14)

02 dan Kepala SD Negeri Wonolopo 03 sependapat dengan menyatakan tidak pernah, belum pernah dan tidak pernah terjadi.

Pengadaan sarana dan prasarana PJOK dengan sistem lainnya, yaitu bantuan perorangan dari wali siswa pernah terjadi di SD Negeri Jatisari. Tiga sekolah lainnya tidak memberi jawaban. Berikut ini pernyataan Kepala SD Negeri Jatisari: “Mendapatkan bantuan perorangan dari wali siswa.”

Penataan merupakan bagian dari pengelolaan, kegiatan ini meliputi pencatan/inventarisasi, penempatan dalam rangka perawatan

Berdasarkan hasil penelitian di empat SD Negeri di gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang, ditemukan bahwa penataan sarana prasana PJOK belum tersistem masih bersifat manual dan ditempat tidak pada ruang khusus.

4.1.2.3 Tindak Lanjut Pengelolaan Sarpras PJOK

Penataan merupakan bagian dari pengelolaan, kegiatan ini meliputi pencatan/inventarisasi, penempatan dalam rangka perawatan.

(15)

Kota Semarang terkait dengan pelaksanaan tindak lanjut dari perencanaan dan pelaksanaan adalah inventarisasi barang, pengawasan dan pemeliharaan.

1. Inventarisasi barang

Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa seluruh sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan menyatakan belum mencatat sarana prasarana PJOK dalam buku penerimaan barang, buku pembelian barang, buku induk inventaris, buku golongan inventaris, buku bukan inventaris, buku stok barang. Kepala SD Negeri Jatisari mengakui bahwa inventarisasi belum dilaksanakan secara rutin. Kepala SD Negeri Wonolopo 03 menyatakan belum sepenuhnya dilaksanakan inventarisasi tersebut. Kepala SD Negeri Wonolopo 01 menyatakan sarana dan prasarana PJOK tercatat secara sederhana. Sementara Kepala SD Negeri Wonolopo 02 menyatakan bahwa sekolah mencatat sarpras PJOK di buku penerimaan barang, pembelian barang dan inventaris barang.

(16)

Jatisari mengakui belum membuat. Hal itu juga diakui oleh Kepala SD Negeri Wonolopo 03. Sedangkan Kepala SD Negeri Wonolopo 01 menyatakan tidak semua sarana dan prasarana diberi kode. Beliau menyatakan bahwa tidak (memberi kode) bagi sarana PJOK habis pakai. Kepala SD Negeri Wonolopo 02 mengaku telah memberi kode dan masuk dalam KIB.

Kepala SD Negeri Wonolopo 03 menyatakan belum melaporkan mutasi sarana prasarana PJOK secara periodik. Menurut Kepala SD Negeri Jatisari pelaporan dilakukan secara tidak rutin. Kepala SD Negeri Wonolopo 01 mengiyakan telah melaporkan secara periodik yaitu lewat laporan bulan. Sedangkan Kepala SD Negeri Wonolopo 02 melakukannya jika secara periodik dinas terkait memberi sosialisasi inventarisasi barang dan petugas pengelola barang, maka segera melaporkan sarpras.

2. Pengawasan dan pemeliharaan

(17)

Namun, Kepala SD Negeri Jatisari mengakui belum melaksanakannya dengan baik. Kepala SD Negeri Wonolopo 01 menyatakan telah melakukannya dengan cara menyediakan tempat khusus. Hal itu juga dilakukan oleh SD Negeri Wonolopo 03. Menurut Kepala SD Negeri Wonolopo 03, sekolah menyediakan ruang dan almari khusus sarpras PJOK. Kepala SD Negeri Wonolopo 02 menyatakan telah melakukan pengawasan dan pemeliharaan. Berikut pernyataan Kepala SD Negeri Wonolopo 02:

“Ya, dengan cara bila sudah rusak atau hilang segera merencanakan pembelian barang yang rusak/hilang dan merealisasikannya dengan dana BOS.”

(18)

itu. Menurutnya, sarpras yang rusak ringan diperbaiki, yang rusak berat/tidak bisa diperbaiki dibuang. Berikut ini pernyataan Kepala SD Negeri Wonolopo 02:

“Iya. Sarana dan prasarana selalu dicek dan dilakukan perbaikan ringan. Bila perlu perbaikan berat koordinasi dengan dinas terkait.”

(19)

“Ya, kepala sekolah / guru olahraga mengecek sarpras setiap hari, pengecatan, perbaikan bangku meja, mengajukan usulan barang yang sudah rusak untuk diganti yang baru.”

3. Penghapusan sarana dan prasarana

Berdasarkan temuan penelitian, tiga dari empat sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan pernah melakukan penghapusan terhadap sarana dan prasarana PJOK. Kepala SD Negeri Jatisari melakukannya jika barang itu sudah dikategorikan tidak dapat digunakan dan tidak dapat diperbaiki lagi. Kepala SD Negeri Wonolopo 01 menyatakan belum pernah karena secara moril layak pakai kecuali barang habis pakai. Kepala SD Negeri Wonolopo 02 menyatakan pernah yakni terhadap barang yang hilang atau rusak berat dan diajukan untuk penghapusan barang ke Simbada. Kepala SD Negeri Wonolopo 03 juga pernah melakukannya terhadap sarpras PJOK yang telah rusak.

(20)

belum sepenuhnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Kepala SD Negeri Jatisari menyatakan untuk sementara ini belum sesuai peraturan perundangan. Kepala SD Negeri Wonolopo 03 menyatakan akan mengusahakan pada waktu mendatang. Sedangkan Kepala SD Negeri Wonolopo 02 menyatakan bahwa penghapusan telah dilakukan sesuai dengan peraturan perundangan.

Alasan penghapusan yang dikemukan oleh tiga sekolah yang pernah melakukan penghapusan barang yaitu karena barang sudah tidak dapat diperbaiki, rusak berat, tidak bisa digunakan dan hilang.

(21)

sarana dan prasarana belum ada. Berikut ini pernyataan Guru PJOK SD Negeri Wonolopo 03:

“Untuk sarana dan prasarana PJOK di sekolah SDN Wonolopo 03 belum mencukupi dalam segi kuantitas dan kualitas untuk mendukung proses pembelajaran yang efektif. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya kebijaksanaan terkait informasi dan transparansi mengenai prosedur perencanaan dan pengadaan sarpras dan selama ini didasarkan pada kondisional situasi saja.”

(22)

“Untuk sarana PJOK yang masih kurang di SD Wonolopo 03 antara lain semua peralatan pendukung materi bola besar dan kecil belum memadai seperti bola basket, bola takraw, peralatan atletik seperti lembing, cakram, peluru/atletik kid, peralatan senam ritmik, artistik dan lantai sedangkan prasarana seperti lapangan sudah memadai dengan modifikasi hal tersebut tidak terlepas dari potensi sekolah dan kebutuhan siswa serta manajemen dari guru.”

Ketersediaan sarana dan prasarana yang ideal berpengaruh terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran PJOK yang efektif. Hal itu sesuai dengan pernyataan Pengawas PJOK berikut ini:

“Sangat berpengaruh terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran. Alasannya seorang guru mengajar lempar tangkap bola kecil dengan jumlah siswa 40. Sekolah hanya mempunyai 5 bola kecil, sulit kiranya tujuan pembelajaran lempar tangkap bola itu dapat tercapai.”

(23)

prasarana yang minimalis dan dengan kreatifitas guru untuk mengatasinya. Guru PJOK SD Negeri Wonolopo 01 juga menyatakan hal yang sama. Menurutnya, sehat jasmani juga sangat penting. Guru PJOK SD Negeri Wonolopo 02 memberi keterangan yang cukup jelas berikut ini:

“Tetap melaksanakan dengan cara memodifikasi alat olah raga yang menyerupai alat peraga yang asli. Sehingga siswa tetap dapat melaksanakan aktifitasnya sesuai materi yang di ajarkan.”

Keterangan lebih lengkap disampaikan oleh Guru PJOK SD Negeri Wonolopo 03 sebagai berikut:

“Pembelajaran PJOK pada dasarnya tidak harus terikat dengan sarpras yang baku untuk itu proses pembelajaran tetap berjalan dengan baik dan semaksimal mungkin dengan mengadakan modifikasi baik dalam proses maupun sarpras guna menunjang tercapainya tujuan pembelajaran sendiri tanpa terlepas dari kaidah-kaidah dan azas-azas penjas itu sendiri terlepas dari sarpras yang kurang memadai.”

(24)

keterbatasan sarana anak banyak menunggu giliran dalam melakukan ketrampilan gerak.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

4.2.1 Pengelolaan sarana dan prasarana PJOK di SD Negeri Gugus Dwija Harapan

(25)

dengan dana atau anggaran yang tersedia dan melakukan seleksi lagi dengan melihat skala prioritas. Tiga dari empat kepala sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan membuat penetapan rencana pengadaan akhir. Semua kepala sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan menyatakan bahwa dalam proses perencanaan ini semua personel sekolah ikut terlibat.

Pengadaan sarana dan prasarana PJOK di sekolah dasar negeri Gugus Dwija Harapan dilakukan dengan sistem droping dari pemerintah. Jika hal itu tidak memenuhi, pengadaan sarana dan prasarana PJOK dilakukan dengan cara membeli menggunakan dana BOS dan atau dana pendamping BOS (BOSDA). SD Negeri Wonolopo 03 pernah meminjam lapangan untuk sepak bola dan menyewa/membayar untuk dapat menggunakan kolam renang. SD Negeri Jatisari pernah mendapatkan bantuan perorangan dari wali siswa.

(26)

Semua sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan tidak pernah melakukan pengadaan sarana dan prasarana PJOK dengan sistem tukar menukar barang yang dimiliki dengan barang lain yang dimiliki sekolah. Pengadaan sarana dan prasarana PJOK dengan sistem lainnya, yaitu bantuan perorangan dari wali siswa pernah terjadi di SD Negeri Jatisari.

Inventarisasi sarana dan prasarana PJOK di SDN Gugus Dwija Harapan belum dilakukan secara sistematis, terutama dalam hal pencatatan dan pelaporan. Seluruh sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan menyatakan belum mencatat sarana prasarana PJOK dalam buku penerimaan barang, buku pembelian barang, buku induk inventaris, buku golongan inventaris, buku bukan inventaris, buku stok barang. Hanya sebagian sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan yang membuat kode khusus untuk sarana prasarana PJOK yang tergolong barang inventaris. Pelaporan mutasi belum dilakukan secara rutin.

(27)

pengawasan untuk menjaga atau memelihara, dan memanfaatkan sarana dan prasarana PJOK dengan sebaik mungkin. Semua sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan telah melakukan pemeliharaan yang bersifat pengecekan, pencegahan, perbaikan ringan, dan perbaikan berat. Semua sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan melakukan pemeliharaan sehari-hari (membersihkan ruang dan perlengkapannya), dan pemeliharaan berkala seperti pengecatan dinding, pemeriksaan bangku, genteng, dan perabot lainnya.

Tiga dari empat sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan pernah melakukan penghapusan terhadap sarana dan prasarana PJOK. Dua dari tiga sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan yang pernah melakukan penghapusan terhadap sarana dan prasarana PJOK, menyatakan bahwa penghapusan tersebut belum sepenuhnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Alasan penghapusan yang dikemukan oleh tiga sekolah yang pernah melakukan penghapusan barang yaitu karena barang sudah tidak dapat diperbaiki, rusak berat, tidak bisa digunakan dan hilang.

(28)

Dwija Harapan yang dibinanya belum mencukupi dalam segi kuantitas dan kualitas untuk mendukung pembelajaran PJOK yang efektif. Meski sulit mencapai tujuan pembelajaran PJOK secara efektif karena keterbatasan sarana dan prasarana, guru-guru PJOK di SD Negeri Gugus Dwija Harapan tetap melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Konsep pengelolaan atau manajemen sarana dan prasarana merupakan suatu kegiatan untuk mengatur dan mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara efisien dan efektif dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Sebagaiman dinyatakan oleh Barnawi dan M. Arifin (2014: 48), diartikan sebagai segenap proses pengadaan dan pendayagunaan komponen-komponen yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Proses-proses yang dilakukan dalam upaya pengadaan dan pendayagunaan, meliputi perencanaan, pengadaan, pengaturan, penggunaan dan penghapusan.

(29)

kontribusi yang optimal dan professional (yang berkaitan dengan sarana dan prasarana) terhadap proses pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan, terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan agar tujuan bisa tercapai dengan maksimal harus sesuai dengan prinsip : (1) pencapaian tujuan, (2) efisiensi, (3) administratif, (4) kejelasan tanggung jawab, (5) kekohesifan.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas bahwa pengelolaan sarana prasarana PJOK bukanlah pada tahapan perencanaan pengadaan alat, atau pada pembelian bahkan mungkin pada perawatan, pemeliharaan sampai pada kegiatan penghapusan. Tetapi lebih pada bagaimana

memanage atau mengelola sarana prasara PJOK itu

(30)

barter, disini bukanlah barter sebagaimana kajian ekonomi, melainkan pendekatan, yaitu dengan saling tukar pinjam sarana yang ada ketika sekolah satu tidak punya alat atau srapras PJOK bisa pinjam ke sekolah lain dan sebaliknya atau menurut penulis dengan sistem “Joint”.

(31)

dialiansikan. Jadi, apapun bentuk serta lingkup kegiatan yang dilakukan, semua pihak menghendaki suatu keuntungan serta manfaat bersama yang diciptakan melalui interaksi terpadu.

Sarana dan prasarana PJOK yang dimiliki oleh masing-masing SD Negeri di Gugus Dwija Harapan jika diakumulasikan dan dikelola secara terpadu, maka merupakan asset yang sangat berharga dan melimpah dalam menunjang pembelajaran PJOK. Dengan begitu, setiap SD dapat meraup keuntungan bersama, yakni dalam penyediaan sarana dan prasarana PJOK yang dapat digunakan dalam pembelajaran secara efektif. Dengan begitu tujuan pembelajaran PJOK, peningkatan prestasi siswa dalam PJOK, dapat dicapai.

(32)

Pengelolaan sarana dan prasarana PJOK dengan sistem “Joint” di SD Negeri Gugus Dwija Usaha, dilakukan dengan langkah-langkah: (1) perencanaan, (2) pengorganisasian, (3) pengadaan, (4) pelaksanaan dan (5) pengawasan. Berikut ini uraian langkah-langkah tersebut:

1. Perencanaan

Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Menurut Usman (2014: 77) perencanaan adalah kegiatan yang akan dilakukan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan. Perencanaan terdiri dari dua elemen penting, yaitu sasaran (goals) dan rencana itu sendiri (plan).

(33)

keterangan mengenai kondisi kelayakannya. Setelah itu, masing-masing guru PJOK mendata rencana kebutuhan sarana dan prasarana PJOK setiap sekolah.

(34)

dibayang-bayangi oleh keterbatasan sarana dan prasarana PJOK. Manajemen sarana dan prasarana “Joint” adalah ikhtiar bersama untuk mewujudkan hal itu.

Jika komitmen dan kesepahaman sudah terwujud, maka dapat dilakukan perencanaan yang lebih strategis dan teknis. Rencana strategis menyangkut sasaran yang akan dilakukan, sementara rencana teknis berkaitan dengan pengaturan pemanfaatan sarana dan prasarana PJOK dengan menggunakan sistem “Joint”. Sistem ini bertujuan untuk memfasilitasi sekolah-sekolah di SDN Gugus Dwija Harapan yang memiliki keterbatasan sarana dan prasarana PJOK dengan meminimalisasi pengeluaran anggaran untuk pengadaannya.

Sasaran yang akan dilakukan dalam mengimplementasikan manajemen sarana dan prasarana PJOK dengan sistem “Joint” meliputi: (1) menyusun dan memilih pengelola beserta job

description-nya masing-masing, (2) menyusun

(35)

menyusun mekanisme pelaksanaan peminjaman, penggunaan dan pengembalian sarana dan prasarana PJOK, dan (4) menyusun mekanisme pengawasannya.

Rencana teknis yang dilakukan dalam mengimplementasikan manajemen sarana dan prasarana PJOK dengan sistem “Joint” meliputi: (1) membuat blangko peminjaman sarana PJOK, (2) membuat blangko pengembalian sarana PJOK, (3) membuat blangko pemanfaatan prasarana PJOK, (4) blangko rekapitulasi sarana dan prasarana PJOK, (5) blangko rekapitulasi penggunaan sarana dan prasarana PJOK, dan blangko-blangko lainnya.

2. Pengorganisasian

(36)

Ketua

Seksi Pengawasan

(Suyati, S.Pd.) (Aris Supramono)Seksi Permainan Sekretaris

(Yamtini, A.Ma.Pd.)

bahwa pengorganisasian dapat diartikan sebagai pengaturan mengenai sumber daya yang mengelola beserta uraian tugas dan tanggungjawab (job description

diemban. Pengorganisasian yang dilakukan dalam manajemen “Joint” sarana dan prasarana PJOK di SDN Gugus Dwija Harapan menggunakan struktur fungsional. Berikut ini disajikan struktur organisasinya:

Gambar 4.1 Struktur Organisasi “Joint” Aras Gugus Dwija Harapan

Dalam melaksanakan manajemen “Joint” sarana dan prasarana PJOK di SDN Gugus Dwija Harapan, ketua bertindak sebagai pemimpin yang bertugas untuk mengkoordinasikan pembelajaran PJOK, mengkoordinasikan pembuatan jadwal

Ketua(Tri Martadi, S.Pd.)

Seksi Atletik

(Pambuko, S.Pd.) (Bukhori, S.Pd.)Seksi Senam (Suyati, S.Pd.)Seksi Renang Sekretaris

(Yamtini, A.Ma.Pd.)

bahwa pengorganisasian dapat diartikan sebagai ran mengenai sumber daya yang mengelola beserta uraian tugas dan

job description) yang harus

diemban. Pengorganisasian yang dilakukan dalam manajemen “Joint” sarana dan prasarana PJOK di SDN Gugus Dwija Harapan menggunakan l. Berikut ini disajikan struktur

Gambar 4.1 Struktur Organisasi “Joint” Aras Gugus Dwija Harapan

Gambar

Gambar 4.1 Struktur Organisasi “Joint” Aras Gambar 4.1 Struktur Organisasi “Joint” Aras Gugus Dwija HarapanGugus Dwija Harapan

Referensi

Dokumen terkait

Dari latar belakang tersebut di peroleh rumusan masalah (1) karakter sosial budaya apa saja yang menetap dan mempengaruhi corak belajarnya?, (2) model

Dari keempat subyek tersebut, dapat dilihat bahwa faktor yang paling dominan terhadap pemicu timbulnya perilaku kekerasan pada anak yang dilakukan oleh Ibu

[r]

Faktor pendampingan kunjungan menunjuk- kan bahwa terdapat pengaruh positif dan bermakna antara pendampingan kunjungan dengan komunikasi antara dokter gigi dan

Mampu memahami proses kreatif pembuatan Iklan Radio dengan benar dan lengkap serta tepat. Mampu memahami proses kreatif pembuatan Iklan Radio dengan benar

Empat studi kasus sebagai contoh materi ajar yang mengeksploitasi peran analogi yang akan dibahas dalam artikel ini antara lain: (1) analogi antara gaya gravitasi dengan

Computer (internet on line)/Bahasa dan multi media (1 siswa 1 unit computer).

Gandusari dari lingkup Kegiatan Pembangunan Jalan Dan Jembatan Perdesaan (UPT Wlingi), maka dengan ini diumumkan calon Pelaksana Pekerjaan adalah sebagai berikut:.. Nama Perusahaan :