• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KANKER LEHER RAHIM DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI DENGAN METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI KELURAHAN KANDRI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNUNG PATI KOTA SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KANKER LEHER RAHIM DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI DENGAN METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI KELURAHAN KANDRI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNUNG PATI KOTA SEMARANG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KANKER LEHER RAHIM DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI DENGAN METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA)

DI KELURAHAN KANDRI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNUNG PATI KOTA SEMARANG

Etty Rohmatun Nikmah Imbarwati*)

*) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi :abdi_husada@yahoo.co.id

ABSTRAK

Kanker leher rahim merupakan penyebab kematian nomor satu perempuan Indonesia (Sukaca, 2009). Deteksi dengan IVA adalah salah satu metode yang dianjurkan oleh Departemen Kesehatan (Wijaya, 2010). Dari hasil studi pendahuluan di Kelurahan kandri terhadap 10 orang WUS yang sudah/pernah menikah. Didapatkan hasil yang berpengetahuan baik tentang kanker leher rahim 3 (30 %) orang, berpengetahuan kurang 7 (70%) orang.

Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim (Diananda, 2009). IVA adalah cara sederhana untuk mendekati pra kanker atau HPV tipe resiko rendah atau tinggi. Pengertian Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

Dalam peneletian ini rancangan yang digunakan “cross sectional”dengan pendekatan korelasi. Populasinya adalah WUS yang sudah/pernah menikah dengan usia 30-49 tahun dan sampel berjumlah 42 orang. Tehnik penganmbilan sampel adalahpurposive sampling

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 42 ibu yang tidak melakukan pemeriksaan IVA 31 responden (73.8%) yang terdiri dari berpengetahuan kurang 26 responden (100%) dan berpengetahuan cukup 5 responden (50%) lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang melakukan pemeriksaan IVA 11 responden (26.2%) yang terdiri dari berpengetahuan baik 6 responden (100%) dan berpengetahuan cukup 5 responden (50%).

Berdasarkan penelitian dan analisis diperoleh kesimpulan Ada hubungan pengetahuan wanita usia subur (WUS) tentang kanker leher rahim dengan pelaksanaan deteksi dini dengan metode inspeksi visual asam asetat (IVA) di kelurahan Kandri di wilayah kerja Puskesmas Gunung Pati Kota Semarang. Dengan nilaip value0,000, dimana nilaip value lebih kecil dari 0,05).

Saran yang dapat diberikan adalah bagi dinas kesehatan, masyarakat, Institusi pendidikan, tenaga kesehatan khususnya Bidan dalam memberikan informasi tentang kanker leher rahim dan IVA.

Kata kunci : pmeriksaan IVA , pengetahuan tentang kanker leher rahim PENDAHULUAN

Kanker leher rahim adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada leher rahim atau

serviks, sehingga jaringan terikat tidak dapat melaksanakan fungsi sebagai mestinya. keadaan

tersebut biasanya di sertai dengan adanya perdarahan dan pengeluaran cairan pervaginam

yang abnormal, penyakit ini dapat terjadi berulang ulang (Sukaca, 2009).

Faktor resiko penderita kanker leher rahim adalah wanita yang berusia lebih dari 35

tahun karena pada usia tersebut sistem reproduksi mulai berkurang. namun studi

(2)

seks sejak usia dini (<20 tahun), sering berganti ganti pasangan seks, atau yang berhubungan

seks dengan pria yang suka berganti ganti pasangan. (WHO, 2008).

Kanker leher rahim berkembang dalam waktu lama, dari displasia menjadi karsinoma

in-situ di perlukan waktu 1-7 tahun, sedangkan karsinoma in-situ menjadi karsinoma invasif

berkisar 3-20 tahun. Oleh sebab itu jika wanita usia subur (WUS) dapat mendeteksi dini

kanker leher rahim maka sel sel kanker yang abnormal dapat dicegah perkembangannya

(Sukaca, 2009).

IVA adalah pemerikasaan leher rahim dengan cara melihat langsung (dengan mata

telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5%.

Deteksi dengan IVA adalah salah satu metode yang dianjurkan oleh Departemen Kesehatan.

Hal ini di karenakan metode IVA cukup sederhana, biaya cukup murah, cepat, hasil segera

diketahui, dan pelatihan kepada tenaga kesehatan lebih mudah dilakukan (Wijaya, 2010).

Data dari dinas kesehatan kota semarang tahun 2012 terdapat 3 puskesmas dengan

kasus kanker leher rahim terbanyak yaitu Puskesmas Gunung Pati dengan 9 pasien,

Puskesmas Kedungmundu 9 pasien dan Puskesmas Bangetayu 8 pasien (Dinas Kesehatan

Kota Semarang, 2012).

Dari hasil studi pendahuluan di wilayah kerja Puskesmas Gunung Pati yaitu di

Kelurahan kandri terhadap 10 orang WUS yang sudah/pernah menikah. Didapatkan hasil

yang berpengetahuan baik tentang kanker leher rahim 3 (30 %) orang, berpengetahuan

kurang 7 (70%) orang dan yang melakukan pemeriksaan IVA 2 (20%) dan yang belum

pernah melakukan pemeriksaan IVA 8 (80%)

Dari latar belakang diatas, tujuan penelitian ini untuk mengetahui “Hubungan

(3)

deteksi dini dengan metode inspeksi visual asam asetat (IVA) di Kelurahan Kandri, wilayah

kerja Puskesmas Gunung Pati Kota Semarang”.

METODE PENELITIAN

Peneltian ini merupakan penelitian korelasi dengan rancangan cross sectional.

Metode yang dipakai adalah survey dimana penelitian tidak di lakukan terhadap seluruh

objek yang di teliti atau populasi, tetapi hanya mengambil sebagian dari populasi

tersebut(sampel) dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengukur pokok.

(Notoatmodjo, 2005)

Populasi dalam penelitian ini adalah wanita yang sudah menikah dengan usia 30

-49 tahun yang sudah dan belum melakukan pemeriksaan IVA dan masih menstruasi,

jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 542 orang. Jumlah sampel dalam peneltian

ini dihitung menggunakan rumus (Notoatmodjo, 2005) sebesar 42 responden. Tehnik

sampling yang di gunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tehnik Purposive

Sampling yaitu didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti

sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. (

Notoatmodjo, 2005). Dengan kriteria inklusi Ibu yang berumur 30-49 tahun yang pernah

menikah (janda) maupun yang masih bersuami, Ibu yang sudah memilki 2 anak/lebih, Ibu

yang bersedia menjadi responden. Sedangkan kriteria eksklusi Ibu yang berumur 30-49

yang sedang sakit, Wanita yang berumur 30-49 yang belum pernah menikah, Ibu yang

(4)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum

Penelitian ini di lakukan pada bulan Maret 2013 di Kelurahan Kandri di wilayah kerja

Puskesmas Gunung Pati dengan jumlah populasi sebanyak 542 orang yaitu wanita yang

sudah/pernah menikah dengan usia 30 – 49 tahun, sedang responden yang di gunakan

sebanyak 42 orang, Umur 40 - 44 tahun sebanyak 16 orang, berpendidikan SD sebanyak 17

orang dan yang tidak bekerja sebanyak 24 orang.

2. Analisa Univariat

a. Pengetahuan WUS tentang kanker leher rahim

Tabel 1 pengetahuan WUS tentang kanker leher rahim

Pengetahuan frekuensi %

Baik 6 14.3

Cukup 10 23.8

Kurang 26 61.9

Total 42 100

Berdasarkan hasil penelitian di peroleh data responden dengan pengetahuan yang paling

terbanyak adalah kategori pengetahuan kurang sebanyak 26 orang ( 61.9%)

b. Pelaksanaan deteksi dini dengan metode IVA

Tabel. 2 deteksi dini dengan metode visual asam asetat (IVA)

Deteksi dini dengan IVA Frekuensi %

Melakukan IVA 11 26.2

Tidak melakukan IVA 31 73.8

Total 42 100

Berdasarkan hasil penelitian di peroleh data, responden yang tidak melakukan

(5)

3. Analisa Bivariat

Tabel. 3

Hubungan pengetahuan wanita usia subur (WUS) tentang kanker leher rahim terhadap

pelaksanaan deteksi dini dengan metode inspeksi visual asama asetat (IVA) di Kelurahaaan

Kandri wilayah kerja Puskesmas Gunung Pati Kota Semarang

Pengetahuan

Pemeriksaan IVA

Total Tidak melakukan

IVA Melakukan IVA

n % n % n %

Baik 0 0 6 100 6 100

Cukup 5 50 5 50 10 100

Kurang 26 100 0 0 26 100

Jumlah 31 73.8 11 26.2 42 100

Responden yang melakukan pemeriksaan IVA dengan pengetahuan baik sebanyak 6

orang (100%). Responden yang tidak melakukan pemeriksaan IVA dengan pengetahuan

cukup sebanyak 5 orang (50%). Responden yang melakukan IVA dengan pengetahuan

cukup sebanyak 5 orang (50%). Responden yang tidak melakukan pemeriksaan IVA

dengan pengetahuan kurang sebanyak 26 orang (100%).

Dalam penelitian ini dianalisa dari Uji statistik Chi square, karena terdapat

expected value> 20% yaitu sebesar 50%, maka uji statistikchi square ditolak, sehingga

penelitian ini menggunakan Uji statistik Fisher Exact yang memenuhi syarat untuk

digunakan dalam menganalisis hubungan. Karena nilai p value lebih kecil dari 0,05

(0,000 < 0,05), maka Ha diterima dan H0ditolak berarti ada hubungan pengetahuan WUS

tentang kanker leher rahim dengan pelaksanaan deteksi dini dengan metode IVA di

(6)

Pembahasan

1. Pengetahuan WUS tentang kanker leher rahim

Hasil penelitian ini memberi gambaran bahwa sebagian besar wanita yang sudah/pernah

menikah di Kelurahan Kandri memiliki pengetahuan yang kurang, hal ini di sebabkan karena

sebagian besar wanita usia subur di Kelurahan Kandri berpendidikan rendah. Keadaaan ini

sesuai dengan teori (Notoatmodjo, 2003) yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan

mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang

maka semakin tinggi pengetahuannya begitu pula sebaliknya.

Menurut Notoatmodjo, 2003 dalam (Wawan dan Dewi, 2010) yang menyatakan

bahwa pengetahuan dapat di peroleh dengan beberapa cara, yaitu pendidikan formal maupun

informal, dari pengalaman, kesadaran, informasi yang didapat dari orang lain.

2. Pelaksanaan deteksi dini dengan metode IVA

Hasil penelitian menunjukan bahwa masih banyak wanita yang tidak melakukan deteksi

dini dengan metode IVA, hal ini menjadi gambaran seberapa mampu wanita dapat

menentukan yang terbaik bagi dirinya dan berperan aktif dalam program kesehatan. Selain

itu para wanita usia subur yang berada di Kelurahan Kandri kurang mendapatkan informasi

yang lengkap tentang pemeriksaan IVA utamanya dari petugas kesehatan dan juga banyak

faktor yang dapat mempengaruhi hal tersebut yaitu pendidikan yang rendah, rasa malu,

kurangnya hidup bersosialisasi dalam bermasyarakat dan keadaan ekonomi.

3. Hubungan Pengetahuan WUS tentang kanker leher rahim dengan pelaksanaan deteksi dini

dengan metode IVA

Hasil penelitian menunjukan ada hubungan pengetahuan wanita usia subur

(7)

inspeksi visual asam asetat (IVA) di Kelurahan Kandri wilayah kerja Puskesmas Gunung

Pati Kota semarang. Hal ini menunjukan bahwa ibu yang mempunyai pengetahuan yang

kurang cenderung tidak melakukan pemeriksaan IVA di bandingkan dengan ibu yang

yang memiliki pengetahuan cukup. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori

(Notoatmodjo, 2003) yaitu pengetahuan yang rendah mengakibatkan seseorang tidak

perduli terhadap program kesehatan yang ada, sehingga mereka tidak mengenal bahaya

yang mungkin terjadi.

Semakin banyak wanita yang memiliki pengetahuan kurang tentang kanker leher

rahim dikarenakan pendidikan yang rendah dan informasi yang di dapat sedikit, maka

akan lebih banyak wanita yang tidak melakukan pemeriksaan IVA.

KESIMPULAN

1. Sebagian besar wanita usia subur yang sudah/pernah menikah yang memiliki

pengetahuan kurang tentang kanker leher rahim di kelurahan Kandri sebanyak 26

responden (61.9%).

2. Sebagian besar wanita usia subur yang sudah/pernah menikah yang tidak melakukan

pemeriksaan IVA sebanyak 31 responden (73.8%).

3. Ada hubungan antara pengetahuan wanita usia subur (WUS) tentang kanker leher

rahim dengan pelaksanaan deteksi dini dengan metode inspeksi visual asam asetat

(IVA) di Kelurahan Kandri di wilayah kerja Puskesmas Gunung Pati Kota semarang.

Dengan nilaip value0.000, dimana nilaip valuelebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05).

KEPUSTAKAAN

Amalia, Lena. 2009.Mengobati Kanker Serviks dan 32 Jenis Kanker Lainnya.Landscape, Jogjakarta.

(8)

Diananda. 2009.Mengenal Seluk Beluk Kanker. Katahati, Yogyakarta.

Emilia, Ova, dkk. 2010.Bebas Ancaman Kanker Serviks. MeddPrees, Jogjakarta.

Faizah, 2010.Waspada Kanker Serviks. Kaukaba, Jogjakarta.

Hidayat, A. 2010.Tehnik Analisis Data. Salemba Bineka, Jakarta.

Notoatmodjo, S.2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta, Jakarta.

, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka Cipta, Jakarta. , S. 2010.Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.

, S. 2005.Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika, Jakarta.

Suciati, 2010.Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Kanker Serviks dengan Minat Ibu Melakukan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat di Wilayah Kerja Puskesmas Sekaran. KTI AKBID ABDI HUSADA SEMARANG.

Sukaca, Bertani E. 2009. Cara Cerdas Menghadapi Kanker Serviks. Genius Printika, Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenarnya untuk diketahui oleh seluruh calon peserta Lelang Rehabilitasi Asrama Go.Kandaow, Tahun

Dalam rangka pelaksanaan pelelangan paket pekerjaan pada Pokja Pengadaan Barang dan Jasa Deputi IGT Badan Informasi Geospasial Tahun Anggaran 2016 , dengan ini kami

Dalam rangka pelaksanaan pelelangan paket pekerjaan pada Pokja Pengadaan Barang dan Jasa Deputi IGT Badan Informasi Geospasial Tahun Anggaran 2016 , dengan ini kami

Dalam rangka pelaksanaan pelelangan paket pekerjaan pada Pokja Pengadaan Barang dan Jasa Deputi IGT Badan Informasi Geospasial Tahun Anggaran 2016 , dengan ini kami

Berdasarkan hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa kedua instrumen penelitian reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian tentang ”Pengaruh Komitmen Organisasi

Berdasarkan penjelasan dari hasil penelitian di atas dibuktikan bahwa baru 56,25% guru yang sangat berperan, artinya masih ada 43,75% yang peranannya belum

Ibnu Affan Saving Co-Operative Ltd adalah koperasi syariah yang telah berdiri selama 7 tahun dengan mengharapkan bisaterhindar umat Islam dari kemungkinan terjerumusnya

Pada siklus I penelitian belum berhasil karena angka keberhasilan belum mencapai 75% yakni baru 73%.Kemudian dilanjutkan pada siklus II kemampuan motorik halus