• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anjuran Untuk Qiyamul Lail di Al-Qur’an dan Hadits

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Anjuran Untuk Qiyamul Lail di Al-Qur’an dan Hadits"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Nikmatnya Qiyamul Lail

(Ringkasan)

Judul Asli : ‘Alaikum Biqiyaamil Laili Fainnahu min Da’bish Shaalihiina Qablakum Penulis : Bassam Athiyah, MA

Penerbit : Darul Basyir, Amman Yordania, 1410 H (1990 M) Judul Indonesia : Nikmatnya Qiyamul Lail

Penerjemah : Fadhli Bahri, Lc Penerbit : An-Nadwah, Jakarta Timur, 2002

Ukuran : 100 hlm, 11,5 x 17,5 cm ISBN : 979-3180-00-5

Perangkum : http://pustaka-hanan.blogspot.com

Lisensi: General Public License

Diperbolehkan untuk memperbanyak dan menyebarluaskan e-book ringkasan ini dengan syarat tidak untuk tujuan komersil dan wajib mencantumkan pustaka-ebook.com sebagai

sumber

Kompilasi oleh:

(2)

Ketika membaca buku ini, saya tak henti-henti merasakan keindahan yang ada di dalamnya. Keindahan qiyamul lail, hingga rasa-rasanya ingin segera menamatkan buku ini lalu praktik langsung. Begitu mempesona. Buku yang sederhana memang, ditulis dengan gaya bahasa yang lugas dan langsung pada inti persoalan. Tidak bertele-tele dan bisa kita habiskan sekali baca dalam waktu tidak lama. Uniknya lagi, sang penulis bertutur seperti layaknya bertatap muka, hingga kita merasa seperti sedang berada pada sebuah acara pertemuan dengan beliau.

Para generasi jauh sebelum kita, generasi awal, memiliki kepribadian yang sungguh luar biasa. Mereka begitu khusyuk berdiri shalat di malam dan siang hari, lalu ibarat singa saat berjuang di jalan Allah, begitu mempesona. Karakter yang mereka contoh dari Rasulullah saw. Apa yang membuat mereka bisa seperti itu ? Selain pembinaan yang dilakukan Rasulullah saw, ternyata mereka juga membina diri mereka di sekolah malam, sekolah para pejuang. Qiyamul Lail, di mana pada saat itu adalah saat mereka berduaan dengan Rabbnya. Subhanallah. Anjuran saya memang, dengan membeli buku ini langsung, lebih enak membacanya karena nanti kita bisa membaca banyak do’a-do’a saat qiyamul lail. Tetapi tidak ada salahnya kita membedah sebagian buku ini, barangkali Mari kita telaah satu-persatu isi buku ini, walaupun tidak semua akan saya tuliskan.

Anjuran Untuk Qiyamul Lail di Al-Qur’an dan Hadits

Allah sering menganjurkan kaum Muslimin untuk qiyamul lail di banyak ayat dan menjelaskan sifat-sifat indah para pelakunya. Terkadang Allah menjelaskan bahwa ciri pelakunya ialah bertakwa dan berbuat baik.

“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam.” Adz-Dzariyaat : 15-17)

Terkadang Allah menjelaskan bahwa di antara ciri para pelaku Qiyamul Lail ialah takut kepada akhirat, selalu berharap kepada Tuhan mereka, bahkan Qiyamul lail menjadikan mereka sebagai orang-orang berilmu dan barangsiapa tidak mengerjakan perbuatan mereka maka ilmunya tidak sama dengan mereka.

(3)

Begitulah Allah menganjurkan qiyamul lail karena mempunyai dampak besar dan manfaat banyak. Maka tidak heran kalau imam para Rasul dan qudwah (teladan) seluruh umat manusia, Rasulullah, menyingsingkan lengan baju dan melakukan Qiyamul Lail, hingga kedua kaki beliau bengkak!

Dari ayat-ayat di atas, Allah berkehendak menyiapkan kaum mukminin untuk “memimpin” manusia dan merubah arah perjalanan sejarah. Perubahan arah perjalanan sejarah pun betul-betul terwujud, saat kaum mukminin yang dalam hal ini adalah para sahabat Rasulullah, melaksanakan perintah di atas. Maka tidak heran, kalau kejayaan, kebesaran, dan kepemimpinan atas dunia, yang dikehendaki Allah, terjadi pada mereka.

Karena itu para dai sekarang harus kembali menghidupkan “sekolah malam”. Mereka mesti mentarbiyah (membina) diri sendiri dan mutarabbi (binaan) mereka di sekolah malam, sebagaimana generasi pertama umat ini tertarbiyah di dalamnya. Ini harus dilakukan jika mereka serius ingin merubah arah perjalanan sejarah, karena generasi terakhir umat ini tidak menjadi baik kecuali dengan sesuatu yang membuat generasi pertama umat ini menjadi baik.

Anjuran Rasulullah Untuk Qiyamul Lail

Diriwayatkan Abu Umamah ra bahwa Rasulullah bersabda,

“Hendaklah kalian mengerjakan Qiaymul Lail, karena Qiyamul Lail adalah kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian, sebab Qiyamul Lail mendekatkan diri kepada Allah, mencegah dari dosa, menghapus kesalahan-kesalahan, dan mengusir penyakit dari tubuh” (diriwayatkan At-Tirmidzi dan Al-Hakim. Kata Al-Hakim, hadits ini sesuai dengan syarat Al-Bukhari. Hal ini diakui Adz-Dzahabi dan Al-Baihaqi, Jam’ul Fawaid, jilid I, hal 311 dan Al-Faidhu, hal IV, hal 351)

Ketika ditanya tentang amal perbuatan yang paling utama, beliau bersabda,

“Shalat paling utama setelah shalat wajib ialah Qiyamul Lail” (diriwayatkan Muslim)

Abu Hurairah ra meriwayatkan dari Rasulullah bahwa beliau bersabda,

“Semoga Allah merahmati suami yang bangun di malam hari, lalu Qiyamul Lail dan membangunkan istrinya. Jika istrinya menolak bangun, ia memercikkan air di wajahnya. Semoga Allah merahmati istri yang bangun di malam hari, lalu Qiyamul Lail dan membangunkan suaminya untuk Qiyamul Lail. Jika suaminya menolak bangun, ia memercikkan air di wajahnya.” (diriwayatkan Abu Dawud)

(4)

Setan dan Qiyamul Lail

Jika manusia tidur, setan berkeinginan kuat agar mereka tidak bisa bangun untuk bermunajat kepada Allah dan berduaan dengan-Nya. Ini karena setan tahu bahwa Qiyamul Lail adalah saat ikhlas, doa dikabulkan, dan Allah mengamati hamba-hambaNya. Karena itu, setan berjuang mati-matian agar manusia tidak bisa bangun malam.

Rasulullah bersabda,

“Setan mengikat tengkuk leher salah seorang dari kalian jika ia tidur, dengan tiga ikatan. Setan menepuk setiap ikatan dengan berkata (kepada orang yang bersangkutan), ‘engkau masih punya malam panjang, karena itu tidurlah’.” (Diriwayatkan Al-Bukhari, Muslim, An-Nasai, Ibnu Majah, dan Imam Ahmad. Jam’ul Fawaid, jilid I hal 312-313, hadits no 2244)

Agar usahanya lebih maksimal, setan kencing di telinga seseorang agar ia tidak bisa bangun tidur sama sekali. Di salah satu hadits, disebutkan bahwa seseorang dilaporkan kepada Rasulullah dan dikatakan lebih lanjut bahwa orang tersebut tidur sampai tiga hari, hingga tidak shalat, lalu Rasulullah bersabda,

“Setan kencing di telinga orang tersebut” (Diriwayatkan Al-Bukhari, Muslim, dan An-Nasai”

Hai orang-orang yang menyeru tegaknya daulah Islam dan kembalinya kejayaan Islam, jadilah kalian orang-orang besar seperti para sahabat, kerjakan secara konsisten apa yang dulu mereka kerjakan dengan konsisten, dan berjalanlah di atas jalan mereka, kalian pasti beruntung dengan izin Allah.

Orang yang Tidak Qiyamul Lail

Terkadang Rasulullah berhenti memuji sahabat yang beliau ketahui tidak Qiyamul Lail, untuk mendorongnya dan para sahabat lainnya, berqiyamul Lail lagi.

Rasulullah bersabda,

“Orang terbaik ialah Abdullah (bin Umar) jika ia Qiyamul Lail”

Perawi hadits di atas berkata bahwa Abdullah bin Umar jarang Qiyamul Lail (Diriwayatkan Al-Bukhari).

Rasulullah juga pernah bersabda,

“Hai Abdullah, engkau jangan seperti si Fulan, tadinya, ia Qiyamul Lail, lalu tidak Qiyamul Lail lagi” (Diriwayatkan Al-Bukhari)

Tahukah anda apa reaksi Abdullah bin Umar terhadap sabda Rasulullah? Sungguh, Abdullah bin Umar memberikan reaksi positif dan dicatat dalam sejarah. Setelah mendengar sabda Rasulullah, Abdullah jadi rajin Qiyamul Lail dan tidak meninggalkannya, apa pun kondisinya, hingga ia menghadap Allah.

(5)

makruh, namun mereka langsung ebrhenti hanya dengan sekedar larangan. Bagaimana dengan sikap kita terhadap perintah dan larangan Rasulullah?

Sungguh menyedihkan hati dan melukainya, banyak umat Islam meninggalkan rukun Islam bahkan rukun iman. Di antara mereka ada yang menganut prinsip-prinsip kekafiran seperti isme-isme yang ada, ada pula yang berani lancang mencela Dzat Ilahiyah, agama, nabi dan sebagainya. Lebih dari itu, di antara orang-orang kuat agamanya ada yang jika anda berkata kepadanya bahwa Rasulullah mewajibkan sesuatu, maka ia mencari orang lain yang berkata bahwa sesuatu itu tidak wajib, namun sekadar sunnah. Jika ada orang yang berkata itu sunnah, maka ia girang hati dan tidak mengerjakannya. Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un.

Mengawali Qiyamul Lail Dengan Al-Qur’an dan Doa

1. Muslim meriwayatkan di shahihnya dari Ibnu Abbas ra, yang berkata,

“Rasulullah tidur hingga pertengahan malam, atau beberapa saat sebelum pertengahan malam, atau beberapa saat sesudah pertengahan malam. Rasulullah bangun, lalu mengusap kantuk dari wajah beliau dengan tangan, lalu membaca sepuluh ayat terakhir surat Ali Imran.” (Diriwayatkan Muslim)

2. Ketika sedang Qiyamul Lail, seorang muslim disunnahkan membaca doa berikut, “Ya Allah, beri aku sinar di hatiku, sinar di lidahku, sinar di telingaku, sinar di mataku, sinar di atasku, sinar di bawahku, sinar di sebelah kananku, sinar di sebelah kiriku, sinar di depanku, sinar di belakangku, beri aku sinar di jiwaku, dan perbesar sinar untukku.” (Diriwayatkan Muslim)

Masih banyak lagi hadits yang meriwayatkan tentang doa-doa apa saja yang disunnahkan untuk dibaca ketika qaiyamul lail.

Bersiwak

Penggunaan siwak adalah sunnah yang sering dianjurkan Rasulullah saw dan beliau sendiri tidak pernah meninggalkannya.

“Kalaulah tidak khawatir memberatkan umatku, aku perintahkan mereka bersiwak di setiap shalat.” (Diriwayatkan al-Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, Abu Dawud, dan Imam Ahmad). Jam’ul Fawaid, hadits no. 579, 580, dan 901.

Waktu Qiyamul Lail

1. Sepertiga malam terakhir

(6)

yang berdoa kepada-Ku, lalu Aku kabulkan doanya, siapa yang minta kepada-Ku, lalu Aku berikan permintaannya, Siapa yang minta ampunan kepada-Ku, lalu Aku ampuni dia’” (Diriwayatkan Muslim)

2. Tidur di Separuh malam, qiyamul lail di sepertiga malam, dan tidur lagi di seperenam malam.

Rasulullah saw bersabda,

“Shalat yang paling dicintai Allah ialah shalat Nabi Daud as dan puasa paling baik ialah puasa nabi Daud. Beliau tidur di separuh malam, qiyam (shalat malam) di sepertiganya, dan tidur lagi di seperenamnya.” (Diriwayatkan Al-Bukhari)

3. Qiyamul lail sesuai dengan kondisi tubuh

Diriwayatkan dari Ummu Salamah ra yang berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam shalat malam, lalu tidur lagi selama waktu yang beliau pakai shalat malam, lalu shalat malam lagi selama waktu yang beliau pakai untuk tidur, lalu tidur lagi selama waktu yang beliau pakai untuk shalat malam hingga shalat subuh.” (Diriwayatkan seluruh penulis sunan. At-Tirmidzi berkata, hadits ini hasan shahih)

Shalat Malam Itu Berapa-Berapa Rakaat ?

1. Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda setelah ditanya tentang tata cara shalat malam, “Shalat malam itu dua-dua (HR. Bukhari dan Muslim)

Maksudnya shalat dua rakaat, lalu salam. Lalu shalat lagi dua rakaat lalu salam, dst 2. Diriwayatkan dari Aisyah Ra, yang berkata, “Jika bangun malam, Rasulullah saw

mengawali shalatnya dengan dua rakaat ringan.” (HR. Muslim)

3. Juga diriwayatkan bahwa Rasulullah saw shalat empat- empat rakaat di bulan Ramadhan dan selain bulan Ramadhan.

Diriwayatkan dari Aisyah Ra, yang berkata,

“Rasulullah saw shalat empat rakaat dan engkau tidak usah bertanya tentang baik dan lamanya keempat rakaat tersebut, lalu beliau shalat empat rakaat lagi dan engkau tidak perlu bertanya tentang baik dan lamanya keempat rakaat tersebut, lalu beliau shalat tiga rakaat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Jumlah Total Rakaat Qiyamul Lail

1. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra yang berkata, “(jumlah rakaat) shalat malam Rasulullah saw ialah tiga belas rakaat (HR. Al-Bukhari)

(7)

Shalat Witr

Shalat witir mempunyai beberapa al-ternatif : 1. Satu rakaat

Rasulullah saw bersabda, “Shalat malam itu dua-dua. Jika engkau khawatir shalat subuh tiba, shalat witirlah satu rakaat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Tiga rakaat

Aisyah ra berkata, “Lalu rasulullah saw shalat tiga rakaat.” (HR. Bukhari) 3. Lima rakaat

Diriwayatkan dari Rasulullah saw beliau shalat witr sebanyak lima rakaat dan beliau hanya duduk di rakaat terakhir (maksudnya sekali salam)

4. Tujuh Rakaat

Rasulullah saw juga shalat witir sebanyak tujuh rakaat. Beliau duduk di rakaat keenam untuk tasyahud pertama dan duduk lagi di rakaat ketujuh untuk tasyahud akhir, lalu salam.

5. Sembilan rakaat

Juga diriwayatkan dari Rasulullah saw bahwa beliau shalat witir sebanyak sembilan rakaat. Beliau duduk di rakaat kedelapan untuk tasyahud pertama, dan duduk lagi di rakaat kesembilan untuk tasyahud kedua, lalu salam dan suara salam beliau didengar keluarga beliau.

Kerjasama antar suami istri dan sanak kerabat untuk qiyamul lail dan permintaan izin seorang istri

Islam amat peduli dengan rumah tangga orang muslim. Rasulullah saw menganjurkan suami istri untuk bekerja sama dalam qiyamul lail dengan bersabda :

“Barangsiapa bangun pada malam hari, lalu membangunkan istrinya, lalu keduanya shalat dua rakaat secara berjama’ah, maka keduanya dicatat sebagai orang laki dan orang perempuan yang banyak dzikir kepada Allah. (Diriwayatkan abu dawud dan an-Nasai dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id Al-Khudri dengan sanad shahih)

Rasulullah saw juga bersabda,

“Semoga Allah merahmati suami yang bangun di malam hari lalu qiyamul lail dan membangunkan istrinya. Jika istrinya menolak bangun, ia memercikkan air di wajahnya. Semoga Allah merahmati istri yang bangun di malam hari lalu qiyamul lail dan membangunkan suaminya untuk qiyamul lail. Jika suaminya menolak bangun, ia memercikkan air di wajahnya.” (HR. Abu Dawud)

Istri disunnahkan minta izin kepada suaminya jika hendak qiyamul lail. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra dari Rasulullah saw, yang bersabda,

(8)

Itulah etika agung yang diajarkan Islam, agar istri tahu apakah suaminya membutuhkan dirinya atau tidak.

Termasuk sunnah ialah seseorang yang membangunkan sanak keluarganya, atau ikhwahnya yang ada di rumahnya untuk qiyamul lail.

Rasulullah saw melakukan qiyamul lail dan ketika itu Ibnu Abbas ada di rumah beliau, lalu beliau membangunkannya untuk qiyamul lail. Ibnu Abbas ra berkata, “Rasulullah saw menggerak-gerakkanku, lalu aku bangun dari tidurku.” (HR. Muslim)

Pada suatu malam, rasulullah saw mengetuk pintu rumah Ali bin Abu Thalib dan fathimah, lalu bersabda, “Apakah engkau berdua sudah shalat malam?” Ali bin Abu Thalib berkata, “Wahai Rasulullah, jiwa kita ada di Tangan Allah. Jika Dia berkehendak membangunkan kita, maka kita akan bangun.” Rasulullah saw langsung pergi ketika Aki bin Abu Thalib berkata seperti itu, tanpa menyahut sepatah kata pun. Setelah itu, saat beliau pergi, aku (Ali bin Abu Thalib) dengar beliau menepuk paha beliau sambil membaca ayat, “Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah.” (Al-Kahfi : 54)

Tidak salahnya upaya membangunkan orang itu dilakukan lebih dari sekali pada satu malam, karena disebutkan di riwayat Hakim bahwa,

“Pada suatu malam, Rasulullah saw masuk ke rumahku (Ali bin Abu Thalib) dan fathimah, lalu membangunkan kami untuk shalat malam. Setelah itu, Rasulullah saw pulang ke rumah, lalu shalat di sebagian malam. Karena tidak mendengar suara apa-apa dari kami, maka beliau pergi kepada kami dan membangunkan kami.”

Qiyamul Lail itu membentengi diri dari maksiat

Rasulullah saw menjelaskan bahwa qiyamul lail adalah sarana terbaik untuk meninggalkan dosa-dosa dan kemaksiatan. Abu Hurairah ra berkata,

“Seseorang datang kepada Nabi saw lalu berkata, ‘Si Fulan qiyamul lail, tapi pagi harinya mencuri.’ Nabi saw bersabda, ‘Ia akan dicegah dari mencuri oleh apa yang ia katakan’.” (Diriwayatkan Imam Ahmad dan Al-Bazzar)

Qiyamul lail ditinjau dari aspek kesehatan

Disebutkan di hadits dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda,

(9)

maka ikatan terakhir terlepas, lalu pada pagi harinya, orang tersebut berada dalam kondisi fit dan berjiwa baik. Jika ia tidak melakukan itu semua (tidak dzikir, wudhu, dan shalat), maka pada pagi hari, ia berjiwa buruk dan malas.” (Diriwayatkan Al-Bukhari, Muslim, An-Nasai, Ibnu Majah, dan Imam Ahmad)

Di hadits lain, disebutkan bahwa rasulullah saw bersabda,

“Hendaklah kalian mengerjakan qiyamul lail, karena qiyamul lail adalah kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian, sebab qiyamul lail mendekatkan diri kepada Allah, mencegah dari dosa, menghapus kesalahan-kesalahan, dan mengusir penyakit dari tubuh.” (Diriwayatkan At-Tirmidzi dan Al-Hakim. Kata Al-Hakim, hadits ini sesuai dengan syarat Al-Bukhari. Hal ini diakui adz-Dzahabi dan Al-Baihaqi).

Dispensasi untuk orang lansia, orang sakit, orang kelelahan

Diriwayatkan dari Aisyah ra yang berkata,

“Aku tidak pernah melihat Rasulullah saw membaca sesuatu (Al-Quran) di shalat malam dengan duduk, kecuali saat beliau sudah tua. Saat sudah tua, beliau membaca (Al-Quran) dengan duduk. Jika surat yang beliau baca tersisa tiga puluh atau empat puluh ayat, maka beliau berdiri, membacanya, lalu ruku’.” (HR. Bukhari)

Dari sini orang yang kelelahan, lansia, dan sakit, boleh mengurangi kebiasaan shalat malamnya dengan duduk. Tahukah anda mengapa rasulullah saw begitu konsisten dengan shalat malam walau dalam keadaan lansia? Karena rahasia agung di dalamnya yaitu agar bisa berdekatan dengan Allah dan berduaan dengan-Nya.

Orang yang tertidur tanpa bisa mengerjakan hizbnya

Hizb di sini dimaksudkan adalah kebiasaan sehari-hari seseorang misalnya qiyamul lail, tilawah quran, dzikir, dsb.

Disebutkan di hadits bahwa Rasulullah saw bersabda,

“Jika seseorang terbiasa shalat malam, lalu tidur mengalahkannya (hingga ia tidak bisa mengerjakannya), maka pahala shalatnya ditulis untuknya dan tidurnya adalah sedekah untuknya.” (Diriwayatkan An-Nasai dan Ibnu Majah, dari Abu Ad-Darda’, dengan sanad shahih)

Disebutkan di hadits yang lain,

(10)

Hukum Qiyamul Lail

Pada awal kemunculan dakwah dan risalah, qiyamul lail adalah wajib bagi Rasulullah saw. Perintah wajib tersebut berjalan setahun, lalu diperingan dari wajib menjadi sunnah. Itulah pendapat jumhur ulama dan empat imam.

Aspek-Aspek yang membantuk qiyamul lail

1. Membaca ayat dan hadits tentang qiyamul lail dan mengetahui pahala di sisi Allah bagi yang mengerjakannya

2. Memikirkan akhirat, kedahsyatannya, jahannam, dan tingkatan-tingkatannya 3. Barangsiapa cinta Allah, ia pasti ingin bertemu dengan-Nya

4. Menjauhi dosa-dosa di siang hari

5. Tidak banyak makan dan minum karena itu membuat tidur 6. Tidak terlalu melelahkan diri di siang hari

7. Hati anda tidak lengket pada dunia dan perhiasannya

8. Membiasakan diri tidur siang karena tidur siang adalah sunnah dan membantu untuk bisa bangun malam

Manfaat qiyamul lail

1. Dekat dengan Allah

2. Orang mukmin bisa belajar sabar

3. Menjadikan shalat lebih khusyu’, sikap rendah diri dan hanya mengharap rahmat Allah saja

4. Menumbuhkan spirit ta’awun (kerjasama) amar ma’ruf dan nahi munkar 5. Melindungi diri dari kemaksiatan

6. Menguatkan tubuh

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan: “apakah ada perbedaan yang signifikan dari kemampuan memahami preposisi bahasa inggris dari siswa kelas V SDN

Solusi Kegiatan nyata untuk mengatasi hal tersebut dilakukan dengan membuka pusat- pusat layanan rehabilitasi korban, memberikan pelatihan khusus kepada pencari kerja tentang

Begitu pula kaitannya dengan persepsi karyawan dengan kompensasi yang diberikan perusahaan kepada karyawan dapat disimpulkan bahwa hubungan yang positif antara

Fokus penelitian adalah batasan masalah yang menjadi titik perhatian atau penelitian.Dalam penelitian ini, yang menjadi focus penelitian bagi penulis adalah penggunaan

jas lengkap melindungi terhadap bahan kimia, Flame retardant pakaian pelindung antistatis., Jenis peralatan pelindung harus dipilih sesuai dengan konsentrasi dan jumlah bahan

5) Pukul 03.20 WIB, Mualim II mencoba melakukan hubungan radio/VHF , namun tidak berhasil kemudian memerintahkan Juru Mudi Jaga untuk Cikar Kanan, kemudian Juru Mudi

Oleh karena itu di dalam sistem pengolahan air, senyawa mangan dan besi valensi dua tersebut dengan berbagai cara dioksidasi air, senyawa mangan dan besi valensi dua

Berdasarkan hasil analisis variasi kalimat berita-perintah-tanya pada teks terjemahan Alquran surat Albaqarah maka dapat disimpulkan, analisis pada terjemahan Alquran