SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
Oleh
PRIMA SRI MULYANI 0808370
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
HUBUNGAN PEMBELAJARAN, MODAL USAHA, DAN
PENDAMPINGAN PERINTISAN USAHA DENGAN KEMANDIRIAN USAHA WARGA BELAJAR KUM
DI PKBM KINANTI KECAMATAN LEMBANG
Oleh
Prima Sri Mulyani
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Prima Sri Mulyani 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2012
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
HUBUNGAN PEMBELAJARAN, MODAL USAHA, DAN
PENDAMPINGAN PERINTISAN USAHA DENGAN KEMANDIRIAN USAHA WARGA BELAJAR KUM
DI PKBM KINANTI KECAMATAN LEMBANG
Disetujui dan Disahkan oleh: Pembimbing I,
Dr. H. Uyu Wahyudin, M.Pd. NIP. 19600926 198503 1 003
Pembimbing II
Drs. Nunu Heryanto, M.Si. NIP. 19560810 198101 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Prima Sri Mulayani, 2014
ABSTRAK
Hubungan Pembelajaran, Modal Usaha, dan Pendampingan Perintisan Usaha dengan Kemandirian Usaha Warga Belajar KUM di PKBM Kinanti Kecamatan Lembang.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan penulis terhadap kegiatan program keaksaraan usaha mandiri yang dilaksanakan PKBM Kinanti yang diterapkan dengan kegiatan pembelajaran, pemberian modal usaha, dan pendampingan perintisan usaha. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Adakah hubungan antara pembelajaran, modal usaha, dan pendampingan perintisan usaha dengan kemandirian usaha warga belajar KUM?. Tujuan penelitian ini yaitu 1) Untuk Mengetahui hubungan antara pembelajaran dengan kemandirian usaha warga belajar. 2) Untuk mengetahui hubungan antara modal usaha dengan kemandirian usaha warga belajar. 3) Untuk mengetahui hubungan antara pendampingan perintisan usaha dengan kemandirian usaha warga belajar. 4) Untuk mengetahui hubungan antara pembelajaran, modal usaha, dan pendampingan perintisan usaha dengan kemandirian usaha warga belajar.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Konsep Pembelajaran, Konsep Keaksaraan Fungsional, Konsep Modal, Konsep Pendampingan Sosial, Konsep Kewirausahaan, dan Konsep Kemandirian. Hipotesis penelitian ini adalah: 1) Terdapat hubungan antara pembelajaran dengan kemandirian usaha warga belajar, 2) Terdapat hubungan antara modal usaha dengan kemandirian usaha warga belajar, 3) Terdapat hubungan antara pendampingan perintisan usaha dengan kemandirian usaha warga belajar, dan 4) Terdapat hubungan antara pembelajaran, modal usaha, dan pendampingan perintisan usaha dengan kemandirian usaha warga belajar.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket. Populasi dalam penelitian ini adalah warga belajar program keaksaraan usaha mandiri sebanyak 80 orang. Sampel diambil sebanyak 65 orang dengan cara
simple random sampling. Pengujian hipotesis menggunakan Korelasi Product
Moment.
Hasil pengujian hipotesis penelitian menunjukkan temuan hasil penelitian yaitu 1) Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara X1 dengan Y, 2) Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara X2 dengan Y, 3) Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara X3 dengan Y, dan 4) Terdapat hubungan yang signifikan antara X1, X2, dan X3 secara bersama-sama dengan Y.
Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan program Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) yang dilaksanakan oleh PKBM Kinanti cukup berhasil dalam membantu warga belajar untuk melaksanakan kegiatan usahanya. Namun, untuk meningkatkan kemandirian usaha warga belajar, diperlukan peningkatan kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Kemudian pengembangan keterampilan warga belajar juga diperlukan agar warga belajar menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan produk usahanya.
Abstract
The Correlation of Learning, Business Capital and Mentoring Business Execution with Business Independent of Learners KUM in PKBM Kinanti Lembang.
The background of this research is because the interest of autour toward literacy program of independent business by PKBM Kinanti that is applicated with learning activity. Giving a business capital and mentoring business execution. Formulation of the problem in this research : are there correlation between business capital learning and mentoring business execution with the indepedent business of learners of KUM? The objectives are 1). To know the correlation between the learning activity with the independent business of learners. 2). To know correlation between business capital with the independent business of learners. 3). To know the correlation between mentoring business execution with the independent business of learners.4). To know the correlation between learning activity, business capital and mentoring business execution with the indepedent business of learners.
The theory that is used in this research is the concept of learning, the concept of functional literacy, the concept of capital, the concept of social mentoring, entrepreneur concept and independent concept. The hypothesis are 1) There are colerration between learning and independent business of learners. 2) There are correlation between business capital with independent business of learners. 3) There are correlation between mentoring business execution with independent business of learners. 4) There are correlation between learning, business capital, mentoring business execution with independent business of learners.
The methode is descriptive and quantitative approach. Data collection tecnique that is used is questionnaire. The population in this research is 80 learners in the literacy program of independent business. The samples are taken 65 learners randomly. Calibration of hypothesis use product-moment correlation.
The result of research hypothesis show some research findings : 1) There are not correlation significantly between X1 with Y, 2) There are not correlation significantly between X2 with Y, 3) There are not correlation significantly between X3 with Y and 4) There are correlation significantly between X1, X2 and X3 together with Y.
Based on result of research, the literacy program of independent business that is implemented by PKBM Kinanti is quite successfully to help the learners to implement their business activity. However, to improve the business independent of learners, needed enhancement skills like reading, writing and calculation skill. Then, to develope also the other skills of learners, so that they will be more creative and inovative.
Prima Sri Mulayani, 2014
DAFTAR ISI
Hal
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMAKASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Perumusan dan Pembatasan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
F. Sistematika Penulisan ... 8
BAB II Kajian Pustaka A. Konsep Pembelajaran ... 9
1. Definisi Pembelajaran ... 9
2. Ciri-ciri Pembelajran ... 11
3. Jenis-jenis Pembelajaran ... 12
4. Pendekatan, Metode, Teknik dan Strategi Pembelajaran ... 14
B. Konsep Keaksaraan Fungsional ... 15
1. Sejarah Singkat Buta Huruf ... 16
2. Beberapa Istilah dalam Pendidikan Keaksaraan ... 17
3. Pengertian Keaksaraan Fungsional ... 18
4. Tujuan Keaksaraan Fungsional ... 18
5. Prinsip-prinsip Pendidikan Keaksaraan Fungsional ... 18
6. Karakteristik Keaksaraan Fungsional ... 19
C. Konsep Program Keaksaraan Usaha Mandiri ... 21
1. Pengertian Keaksaraan Usaha Mandiri ... 21
2. Sasaran Keaksaraan Usaha Mandiri ... 21
3. Tujuan Keaksaraan Usaha Mandiri ... 21
4. Hasil yang diharapkan ... 22
5. Deskripsi Kegiatan ... 22
D. Konsep Modal Usaha ... 24
1. Kebutuhan Modal Usaha ... 25
2. Sumber Permodalan ... 27
3. Proses Pengelolaan Keuangan ... 28
4. Pelaporan Keuangan ... 30
E. Konsep Pendampingan Sosial ... 30
1. Pemungkinan atau Fasilitasi ... 32
2. Penguatan ... 33
3. Perlindungan ... 34
4. Pendukungan ... 34
F. Konsep Kewirausahaan ... 35
1. Pengertian Kewirausahaan ... 35
2. Ciri dan Sikap Kewirausahaan ... 36
G. Konsep Kemandirian ... 38
1. Komponen Kemadirian ... 39
2. Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian ... 40
3. Tingkat Kemandirian ... 41
H. Hipotesis ... 43
BAB III METODE PENELITIAN A.Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampel Penelitian ... 44
1. Lokasi Penelitian ... 44
2. Populasi ... 45
3. Sampel ... 45
B.Desain Penelitian ... 46
Prima Sri Mulayani, 2014
D.Definisi Operasional ... 48
E. Instrument Penelitian ... 51
1. Jenis Instrumen ... 51
2. Skala Pengukuran ... 51
3. Penyusunan Instrumen ... 53
F. Proses Pengembangan Instrumen ... 54
1. Uji Coba Instrumen ... 54
2. Uji Validitas Instrumen ... 54
3. Uji Reliabilitas Instrumen ... 57
G.Teknik Pengumpulan Data ... 59
1. Tahap Persiapan ... 59
2. Tahap Pelaksanaan ... 59
3. Tahap Pengumpulan Angket ... 60
H.Analisis Data ... 60
1. Pengelolaan Data ... 60
2. Kecederungan Umum Skor ... 61
3. Uji Normalitas Data ... 62
4. Regresi Liniear Sederhana ... 63
5. Analisis Varians (Anava) dalam Regresi ... 64
6. Alanisis Korelasi Product Moment ... 65
7. Korelasi Parsial ... 66
8. Korelasi Ganda ... 67
9. Analisis Koefisien Korelasi ... 68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 69
1. Persentase dan Kriteria Instrumen ... 69
a. Persentase dan Kriteria Item Instrumen Variabel X1, X2, dan X3 ... 69
b. Persentase dan Kriteria Item Instrumen Variabel Y ... 71
2. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor ... 73
b. Variabel X2 ... 73
c. Variabel X3 ... 74
d. Variabel Y ... 75
3. Uji Normalitas Data ... 75
4. Uji Hipotesis ... 76
a. Hipotesis Pertama ... 76
b. Hipotesis Kedua ... 80
c. Hipotesis Ketiga ... 84
d. Analisis Regresi Ganda dan Korelasi Ganda ... 88
B.Pembahasan Hasil Penelitian ... 90
1. Hubungan Antara Pembelajaran KUM dengan Kemandirian Usaha Warga Belajar ... 90
2. Hubungan Antara Modal Usaha dengan Kemandirian Usaha Warga Belajar ... 92
3. Hubungan Antara Pendampingan Perintisan Usaha dengan Kemandirian Usaha Warga Belajar ... 93
4. Hubungan Antara Pembelajaran KUM, Modaln Usaha, dan Pendampingan Perintisan Usaha dengan Kemandirian Usaha Warga Belajar ... 95
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 97
B. Rekomendasi ... 98
Prima Sri Mulayani, 2014
DAFTAR TABEL
No Judul Hal
Tabel 3.1 Variabel, Aspek, dan Indikator Penelitian ... 49
Tabel 3.2 Format Tebel Persentase dan Kategori Item Instrumen ... 52
Tabel 3.3 Kategori Penafsiran Skor Instrumen Penelitian ... 53
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Validitas Instrumen Variabel X1, X2, dan X3 .. 55
Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Validitas Instrumen Variabel Y ... 57
Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Reliabillitas ... 58
Tabel 3.7 Pembobotan Kuesioner ... 60
Tebel 3.8 Rekapitulasi Hasil Skoring Angket ... 61
Tabel 3.9 Nilai Proporsi Menurut J.P Guildford ... 62
Tabel 3.10 Analisis untuk Regresi Linier Sederhana ... 64
Tabel 3.11 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 65
Tabel 4.1 Persentase dan Kriteria Item Instrumen Variabel X1, X2, dan X3 .. 69
Tabel 4.2 Persentase dan Kriteria Item Instrumen Variabel Y ... 71
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kolmogorov – Smirnov ... 75
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Regresi Linier Sederhana Variabel X1 ke Y ... 77
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Analisis Varians Variabel X1 ke Y ... 77
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Korelasi Product Moment Variabel X1 ke Y .... 78
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Korelasi Parsial Variabel X1 ke Y ... 79
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Regresi Linier Sederhana Variabel X2 ke Y ... 81
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Analisis Varians Variabel X2 ke Y ... 81
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Korelasi Product Moment Variabel X2 ke Y .... 82
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Korelasi Parsial Variabel X2 ke Y ... 83
Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Regresi Linier Sederhana Variabel X3 ke Y ... 84
Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Analisis Varians Variabel X3 ke Y ... 85
Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Korelasi Product Moment Variabel X3 ke Y .... 86
Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Korelasi Parsial Variabel X3 ke Y ... 87
Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Regresi Ganda ... 88
Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Analisis Varians Ganda ... 89
DAFTAR GAMBAR
No Judul Hal
Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 47
Gambar 4.1 Persentase dan Kriteria Item Instrumen Variabel
X1, X2, dan X3 ... 71
Gambar 4.2 Persentase dan Kriteria Item Instrumen Variabel Y ... 72
Gambar 4.3 Diagram Hasil Perhitungan Kecenderungan
Umum Skor Variabel X1 ... 73
Gambar 4.4 Diagram Hasil Perhitungan Kecenderungan
Umum Skor Variabel X2 ... 74
Gambar 4.5 Diagram Hasil Perhitungan Kecenderungan
Umum Skor Varabel X3 ... 74
Gambar 4.6 Diagram Hasil Perhitungan Kecenderungan
Umum Skor Variabel Y ... 75
Gambar 4.7 Diagram Pencar Variabel Pembelajaran KUM
dengan Kemandirian Usaha ... 76
Gambar 4.8 Diagram Pencar Variabel Modal Usaha
dengan Kemandirian Usaha ... 80
Gambar 4.9 Diagram Pencar Variabel Pendampingan Perintisan Usaha
Prima Sri Mulayani, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Sasaran Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals) adalah
Deklarasi Millennium hasil kesepakatan yang ditandatangani oleh kepala negara
dan perwakilan dari 189 negara anggota Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada
saat Konferensi Tingkat Tinggi tahun 2000. Tujuan pembangunan masyarakat
terurai dalam deklarasi milenium yang ditargetkan tercapai pada tahun 2015. Isi
dari kesepakatan ini adalah delapan butir tujuan yang ingin dicapai oleh setiap
Negara, yakni menanggulangi kemiskinan, tercapai pendidikan dasar untuk
semua, mendukung kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan,
menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi
penyait menular, memastikan kelestarian lingkungan hidup dan mengembangkan
kemitraan global untuk pembangunan. Target ini merupakan tantangan utama
yang umum dalam pembangunan di seluruh dunia.
Salah satu tujuan MDGs adalah menanggulangi kemiskinan dan mencapai
pendidikan dasar untuk semua. Di Indonesia, nampaknya kemiskinan masih
menjadi permasalahan sosial yang besar. Karena kemiskinan banyak anak-anak
yang tidak bisa mengenyam pendidikan yang layak, banyak keluarga yang tidak
bisa membiayai kesehatannya, kurangnya akses lapangan pekerjaan, dan
kemiskinan membuat jutaan rakyat tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan
yang menimbulkan masalah baru yaitu kelaparan.
Tujuan dari pendidikan dasar untuk semua yaitu menjamin pada tahun 2015
semua anak dimanapun, laki-laki maupun perempuan dapat menyelesaikan
pendidikan dasar. Untuk mencapai tujuan itu, Indonesia berupaya menurunkan
angka buta aksara penduduk 15 tahun keatas menjadi 5% pada tahun 2015.
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
mengembangkan sumber daya manusia, dan merupakan hak bagi setiap warga
negara dalam rangka memenuhi kebutuhan dasarnya dan meningkatkan kualitas
No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 26 ayat (3),
berbunyi:
Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
Kondisi warga masyarakat penyandang buta aksara pada tataran Nasional
masih cukup banyak. Jumlah warga masyarakat penyandang buta aksara di
Indonesia masih cukup tinggi. Pada tahun 2011, menurut data BPS, jumlah buta
aksara usia 15-59 tahun berjumlah 7.546.344 orang. Dari jumlah tersebut sebagian
besar tinggal di pedesaan seperti petani kecil, buruh, nelayan dan masyarakat
kelompok miskin perkotaan yaitu buruh berpenghasilan rendah atau pengganggur.
Kondisi ini tentunya akan memberikan kontribusi terhadap rendahnya Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia di Negara kita, jika hal ini tidak
ditangani secara serius.
Sebenarnya, upaya untuk mengangkat manusia sebagai tujuan utama
pembangunan telah muncul dengan lahirnya “basic needs development” dimana,
untuk mengukur keberhasilan pembangunan dengan Indeks Mutu Hidup (Physical
Quality of Life) yang memiliki tiga parameter yaitu : Angka Kematian Bayi
(AKB), Angka Harapan Hidup (AHH) dan Tingkat Melek Huruf (AMH).
Pembangunan Masyarakat (PM) adalah salah satu metode pekerjaan sosial
yang tujuan utamanya untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui
pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada mereka serta menekankan pada
prinsip partisipasi sosial. Suharto (2010:58) menyatakan bahwa:
Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok
rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam (a)
memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan (freedom),
dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari
kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan; (b) menjangkau
sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan
3
Prima Sri Mulayani, 2014
perlukan; dan (c) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan
keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa upaya
pengentasan penduduk buta aksara sangat penting dalam pembangunan manusia.
Prioritas pemberantasan buta aksara dalam pembangunan pendidikan, didasari
oleh pertimbangan : (1) satu-satunya cara meningkatkan HDI yang paling murah
dan cepat adalah dengan cara menurunkan jumlah buta aksara secara signifikan;
(2) tingkat keaksaraan penduduk suatu negara sangat mempengaruhi tingkat
kesehatan, gizi, kematian ibu dan anak, kesejahteraan dan angka harapan hidup;
(3) pendidikan merupakan hak asasi setiap warga negara, oleh sebab itu penduduk
yang masih buta aksara wajib dan prioritas memperoleh layanan pendidikan; (4)
penyandang buta aksara erat kaitan dengan kebodohan, keterbelakangan,
pengangguran, dan ketidakberdayaan menjadi miskin yang bermuara pada
rendahnya produktivitas penduduk. (Suryadi, 2007)
Penuntasan angka buta huruf terutama untuk kelompok produktif
dibutuhkan sistem dan model pembelajaran masal, mustari, menarik dan mumpuni
yang mampu memberdayakan warga belajar sehingga out put pendidikan
keaksaraan tidak saja mampu mencapai standar kompetensi keaksaraan tingkat
dasar dalam kemampuan calistung saja, melainkan sistem dan model
pembelajaran tersebut harus memberdayakan warga belajar untuk dapat
mengembangkan kompetensi dasar tersebut secara berkelanjutan kearah
kemampuan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri.
Namun, kondisi di lapangan menunjukkan bahwa setelah mengikuti
pendidikan keaksaraan dasar pada umumnya masih merasa sulit keluar dari jerat
kebodohan, kemiskinan dan ketidakberdayaan. Hal ini disebabkan karena setalah
selesai mengikuti pendidikan keaksaraan, mereka belum memiliki kesempatan
untuk memelihara dan mengembangkan kemampuan keaksaraan fungsional bagi
peningkatan kualitas diri dan kehidupannya. Oleh karena itu, warga belajar yang
telah melek aksara perlu dikembangkan lagi kompetensi keaksaraannya melalui
mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya sehingga mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya secara mandiri.
Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) merupakan salah satu program yang
dikembangkan. Tujuan utama dari program KUM ini adalah untuk meningkatkan
keberdayaan penduduk buta aksara usia 15-59 tahun melalui peningkatan
pengetahuan, sikap, keterampilan agar mampu berusaha secara mandiri.
Salah satu lembaga yang sudah melaksanakan program Keaksaraan Usaha
Mandiri dan telah meluluskan 80 warga belajar adalah PKBM Kinanti yang
berlokasi di Kampung Babakan Ampera Desa Jayagiri Lembang Kabupaten
Bandung Barat. Warga belajar di PKBM Kinanti, mayoritas tergolong usia
dewasa yang produktif yakni berusia 25 tahun keatas dengan indikator: a)
berpendidikan rendah b) buta aksara c) pengangguran d) ekonomi lemah dan e)
tidak memiliki keterampilan. Sehingga diperlukan berbagai upaya yang dilakukan
oleh warga belajar dan berbagai lembaga yang pendidikan nonformal dalam
memenuhi ke lima indikator tersebut.
Maka dari itu, PKBM Kinanti mencoba mengupayakan berbagai cara, agar
warga belajar KUM tidak hanya sekedar melek aksara saja, tetapi diupayakan agar
dapat berdaya yang nantinya akan mengarah pada pemberdayaan secara
pengetahuan, keterampilan, dan ekonomi. Diantara dengan memberikan bantuan
modal, pembelajaran KUM yang didalamnya melatih kembali keberaksaraan dan
pelatihan-pelatihan keterampilan, dan pendampingan dalam merintis usaha.
Hasil dari upaya yang dilakukan PKBM Kinanti dalam memberikan
motivasi warga belajar untuk mengikuti program ini, dapat ditinjau dari minat
atau keinginan warga belajar yang berorientasi pada pemecahan masalah. Selain
itu, warga belajar juga sangat antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran,
adanya warga belajar yang sudah mulai menjalankan usaha baik secara individu
maupun kelompok, dan adanya komunikasi antara warga belajar dengan tutor atau
pengelola PKBM.
Merujuk pada paparan di atas, upaya yang dilakukan oleh PKBM Kinanti di
Kampung Babakan Ampera sudah tepat, karena berdasarkan kebutuhan bagi
5
Prima Sri Mulayani, 2014
perlu diketahui melalui penelitian. Dalam penelitian ini penulis mencoba mencari
jawaban mengenai Hubungan Pembelajaran KUM, Modal Usaha, dan
Pendampingan Perintisan Usaha dengan Kemandirian Usaha Warga Belajar KUM
di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Kinanti Lembang.
B. Identifikasi Masalah
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan pengamatan terlebih
dahulu. Berikut adalah identifikasi masalah yang peneliti temukan :
1. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Kinanti berada di lingkungan
masyarakat yang mayoritas berpendidikan rendah, buta aksara, pengangguran,
ekonomi rendah, dan tidak memiliki keterampilan.
2. Adanya perubahan pola pikir warga belajar terhadap pentingnya pendidikan
dan kewirausahaan setelah mengikuti pembelajaran KUM.
3. Modal usaha yang dimiliki warga belajar sudah bisa digunakan sebagai modal
awal untuk mendirikan usaha. Namun, warga belajar belum sepenuhnya
mampu untuk mengelola modalnya.
4. Terdapat motivasi positif yang diterima oleh para warga balajar melalui
proses pendampingan perintisan usaha untuk memulai suatu usaha yang
dilakukan secara mandiri maupun usaha secara berkelompok.
5. Pendampingan perintisan usaha mengarahkan warga belajar untuk mendirikan
usaha yang sesuai dengan modal dan kemampuannya.
6. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Kinanti juga memiliki beberapa
unit usaha yang melibatkan warga belajar sebagai karyawan.
C. Perumusan dan Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah
dikemukakan di atas, menunjukkan faktor-faktor yang memengaruhi kemandirian
dalam usaha, bisa jadi diantaranya merupakan faktor intrinsik yaitu (tingkat
pendidikan, pengetahuan, keterampilan dan motivasi) dan faktor ekstrinsik
(kompensasi, fasilitas, dan hubungan sosial). Namun menyadari keterbatasan
waktu dan kemampuan, penulis memandang perlu memberikan batasan masalah
memiliki hubungan dengan kemandirian usaha adalah pembelajaran, modal usaha,
dan pendampingan perintisan usaha.
Berdasarkan pembatasan masalah, maka yang menjadi rumusan dalam
penelitian ini adalah: Adakah hubungan antara pembelajaran, modal usaha, dan
pendampingan perintisan usaha dengan kemandirian usaha warga belajar KUM?.
Berikut ini dikemukakan beberapa pertanyaan penelitian yang diharapkan
dapat dijawab oleh penelitian yang dilaksanakan. Pertanyaan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Adakah hubungan antara pembelajaran dengan kemandirian usaha warga
belajar KUM di PKBM Kinanti?
2. Adakah hubungan antara modal usaha dengan kemandirian usaha warga
belajar KUM di PKBM Kinanti?
3. Adakah hubungan antara pendampingan perintisan usaha dengan kemandirian
usaha warga belajar KUM di PKBM Kinanti?
4. Adakah hubungan antara pembelajaran KUM, pemberian modal usaha, dan
pendampingan perintisan usaha dengan kemandirian usaha warga belajar
KUM di PKBM Kinanti?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan dan batasan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hubungan antara pembelajaran dengan kemandirian usaha
warga belajar
2. Untuk mengetahui hubungan antara modal usaha dengan kemandirian usaha
warga belajar.
3. Untuk mengetahui hubungan antara pendampingan perintisan usaha dengan
kemandirian usaha warga belajar.
4. Untuk mengetahui hubungan antara pembelajaran, modal usaha, dan
7
Prima Sri Mulayani, 2014 E. Manfaat Penelitan
1. Dari segi teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pendidikan dan
memperkaya hasil penelitian yang telah ada dan member gambaran mengenai
hubungan antara pembelajaran KUM, modal usaha, dan pendampingan perintisan
usaha dengan kemandirian usaha warga belajar dalam pelaksanaan program
Keaksaraan Usaha Mandiri.
2. Dari segi kebijakan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan masukan bagi
pengambil kebijakan agar upaya pemberantasan keaksaraan, pengangguran dan
kemiskinan dapat di implementasikan di lembaga-lembaga pendidikan non formal
seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Sanggar Kegiatan Belajar
(SKB) dan lembaga-lembaga pendidikan non formal lainnya secara merata.
3. Dari segi praktis
Penelitian ini dapat menjadi masukan dan rujukan bagi tutor dan pengelola
PKBM Kinanti agar lebih memperhatikan baik itu teknik dan metode
pembelajaran maupun teknik dan metode pendampingan. Sehingga, warga belajar
program Keaksaraan Usaha Mandiri khususnya mampu memanfaatkan
keberaksaraannya agar mampu berusaha secara mandiri dan masyarakat kampung
babakan ampera umumnya menjadi masyarakat yang berpendidikan tinggi,
memiliki usaha/pekerjaan, melek aksara, memiliki penghasilan dan memiliki
keterampilan yang beragam.
4. Dari segi isu serta aksi sosial
Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi awal untuk mengurangi
isu-isu mengenai pengangguran dan kemiskinan yang berkembang saat ini karena
tingkat keberaksaraan yang masih rendah dapat menjadi penghambat bagi
individu untuk mengakses berbagai informasi yang ada agar mampu bangkit dari
kemiskinan dan keterpurukan dalam kehidupannya. Setiap warga masyarakat
perlu memiliki keberaksaraan termasuk kecakapan keberaksaraan yang
didalamnya termasuk juga kecakapan ekonomi untuk berusaha mandiri. Oleh
pembelajaran keterampilan kewirausahaan untuk meningkatkan penghasilan dan
produktiviasnya.
F. Sistematika Penulisan `
Untuk memperdalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka
penulis memberikan gambaran umum tentang isi dan materi yang akan dibahas,
yakni:
Bab I Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah,
perumusan dan pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penelitian.
Bab II Kajian pustaka yang berisi tentang kajian mengenai konsep
pembelajaran, konsep keaksaraan fungsional, konsep program Keaksaraan Usaha
Mandiri, konsep modal, konsep pendampingan, konsep kemandirian, konsep
kewirausahaan, dan hipotesis.
Bab III Metode penelitian yang membahas tentang, lokasi dan subjek,
populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, variabel
penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik
pengumpulan data dan analisis data.
Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan membahas tentang bagaimana
hasil penelitian di lapangan dan membahasnya.
Prima Sri Mulayani, 2014
Hubungan Pembelajaran, Modal Usaha, dan Pendampingan Perintisan Usaha dengan
BAB III
METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PKBM Kinanti yang berlokasi di Jalan Jayagiri
RW 16 Kampung Babakan Ampera Desa Jayagiri, Lembang Kabupaten Bandung
Barat. Pusat kegiatan belajar (PKBM ) Kinanti terletak dikawasan lembah, di
lembah ini dihuni oleh penduduk sebanyak 1576 orang, dari jumlah ini hampir
80% penduduk miskin perkotaan, karena Desa Jayagiri merupakan desa transisi
perkotaan. Sebagian besar warga kampung ini bekerja secara serabutan dan
sebagian lagi menjadi buruh tani, buruh pabrik dan mengambil kayu bakar ke
hutan, dan pekerja serabutan. Akibat kesulitan ekonomi, tidak sedikit anak-anak di
kampung ini terpaksa putus sekolah dan bahkan tidak bisa bersekolah. Bukan
cuma itu banyak warga yang masih belum melek aksara, berdasarkan monografi
desa tahun 2008 masih tercatan usia 15 ke atas sebanyak 576 orang. Kondisi yang
memprihatinkan ini diperparah oleh ulah para rentenir yang menjerat warga
dengan utang. (Kinanti, 2010: 2).
Kinanti (2010: 2) menjelaskan bahwa dengan melihat kondisi yang
memprihatinkan itu, beberapa warga peduli, berinisiatif untuk membantu
mendirikan PKBM sebagai wadah pemberdayaan masyarakat. PKBM Kinanti
didirikan pada tanggal pada tanggal 5 Agustus 2008. Alamat kantor di Jalan kayu
Ambon dalam no. 25 Komplek Sukawangi Rt. 02/14 Desa/Kecamatan Lembang,
dan kantor cabang : Jl. Jayagiri Kp. Babakan Ampera Rw. 16 Desa
Jayagiri-Lembang Kabupaten Bandung Barat- Jawa Barat.
PKBM Kinanti merupakan sebuah lembaga masyarakat yang bergerak
dalam bidang pendidikan nonformal. Tujuan didirikannya PKBM Kinanti untuk
membantu pemerintah dalam melayani masyarakat yang selama ini belum
terlayani dalam rangka menciptakan perubahan pada aspek kognitif, apektif dan
psikomotornya yang berbasis pada nilai-nilai budaya yang positif di masyarakat,
globalisasi dalam aktivitas kehidupan bermasyarakat Indonesia saat ini. (Kinanti,
2010: 3)
PKBM Kinanti hadir, dengan harapan dapat menjadi sebuah lembaga yang
mampu berkontribusi untuk menciptakan sumber daya manusia yang mandiri,
mampu memecahkan persoalan hidup dan mampu berpartisipasi aktif dalam
pembangunan bangsa. Kehadiran PKBM diharapkan dapat menjadi sebuah
lembaga yang mampu berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang mandiri,
mampu memecahkan persoalan hidup. Untuk mewujudkan harapan itu PKBM
Kinanti berupaya menyelenggarakan program-program Pendidikan Non Formal
yang berkualitas dan disesuaikan dengan karakteristik serta kebutuhan belajar
warga masyarakat. Hal ini penting agar masyarakat tertarik untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran sesuai dengan program yang diminiati. (Kinanti, 2010: 3)
2. Populasi
Sugiyono (2012: 117) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.
Arikunto (2010:173) menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh warga belajar
Keaksaraan Usaha Mandiri di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Kinanti yang
berjumlah 80 orang.
3. Sampel
Sugiyono (2012: 118) menjelaskan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan menurut
Arikunto sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Widaningsih (2012: 74) menjelaskan bahwa hasil dari sampel yang diteliti
dapat digeneralisasikan kepada populasi yang menjadi subjek penelitian.
Berdasarkan penjelasan diatas maka yang menjadi sampel penelitian ini adalah
sebagian warga belajar KUM yang mewakili seluruh anggota KUM dengan
jumlah 65 orang. Perhitungan sampel dalam penelitian ini merujuk pada tabel
46
Prima Sri Mulayani, 2014
Hubungan Pembelajaran, Modal Usaha, dan Pendampingan Perintisan Usaha dengan
dari rumus penentuan sampel yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael
(Sugiono, 2012: 126). Sedangkan teknik sampling yang digunakan yaitu teknik
simple random sampling atau pengambilan sampel secara acak tanpa
memerhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara ini dilakukan jika anggota
populasi homogen. (Sugiyono, 2012: 120).
B. Desain Penelitian
Umar (2008: 6) menjelaskan bahwa desain penelitian adalah suatu rencana
kerja yang terstruktur dalam hal hubungan-hubungan antar variabel secara
komprehensif, sedemikian rupa agar hasil risetnya dapat memberikan jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan riset. Rencana tersebut mencakup hal-hal yang akan
dilakukan periset, mulai dari mebuat hipotesis dan implikasinya secara
operasional sampai pada analisis akhir.
Desain dalam penelitian ini yaitu dimulai karena adanya masalah
pengangguran, kemiskinan dan buta huruf yang terjadi tidak sesuai dengan
kondisi yang diharapkan. Dengan adanya permasalahan tersebut maka solusinya
yaitu melalui program Keaksaraan Usaha Mandiri. Pelaksanaan program
keaksaraan usaha mandiri yang dilakukan oleh PKBM kinanti, selain dengan
melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, PKBM Kinanti juga
menggunakan strategi lain untuk memberikan motivasi lebih kepada warga belajar
yaitu dengan memberikan pembelajaran, modal usaha dan pendampingan dalam
merintis sebuah usaha. Maka hasil yang dicapai setelah melaksanakan program
keaksaraan usaha mandiri yaitu diharapkan warga belajar 1) meningkatnya
partisipasi penduduk yang berkeaksaraan rendah dalam mengikuti kegiatan
keaksaraan usaha mandiri, 2) meningkatkan keberdayaan melalui pengetahuan,
keterampilan, sikap dan usaha secara mandiri, 3) berkembangnya kemampuan
berusaha sehingga mampu meningkatkan taraf hidupnya, 4) terpelihara
keberaksaraan warga belajar yang telah mengikuti/mencapai kompetensi aksara
dasar, dan 5) berkembangnya kemampuan dan minat warga belajar sehingga
mampu menjadi bagian dari masyarakat gemar membaca dan masyarakat belajar.
(Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal, 2012:
Setelah itu ditarik kesimpulan dan rekomendasi yang berguna bagi
permasalahan yang ada. Jika diilustrasikan dalam sebuah bagan, maka alur
penelitian ini menjadi seperti di bawah ini:
Gambar 3.1 Desain Penelitian Permasalahan
Buta aksara
Pengangguran
Kemiskinan
Kesimpulan Saran
Analisis Data
Regresi linier sederhana
Anava dalam regresi
Koefisien korelasi
Koefisien determinasi
Teori Pendukung
Konsep Pembelajaran
Konsep Keaksaraan Fungsional
Konsep Program Keaksaraan Usaha Mandiri
Konsep Modal
Konsep Pendampingan
Konsep Kewirausahaan
Konsep Kemandirian Usaha
Rumusan Masalah
Adakah hubungan antara X1 dengan Y ?
Adakah hubungan antara X2 dengan Y ?
Adakah hubungan antara X3 dan Y
Adakah hubungan antara X1, X2, dan X3 dengan Y ?
Pengumpulan Data
Uji validitas dan reliabilitas
Kecenderungan umum skor
48
Prima Sri Mulayani, 2014
Hubungan Pembelajaran, Modal Usaha, dan Pendampingan Perintisan Usaha dengan
C. Metode Penelitian
Sukmadinata (2011: 52) mengungkapkan bahwa metode penelitian
merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh
asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan
dan isu-isu yang dihadapi.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang
ditujukan umtuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang
berlangsung saat ini atau saat yang lampau. (Sukmadinata, 2011:54).
Alasan penulis memilih menggunakan metode ini adalah karena penulis
akan mencoba mengungkapkan fenomena lingkungan yang ada dalam setiap
lingkungan kehidupan manusia. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif karena metode penelitian deskriptif
penggambaran kondisinya bias individual, kelompok ataupun menggunakan
angka-angka (Sukmadinata, 2011:54).
D. Definisi Operasional
Untuk memperjelas beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini,
maka diuraikan beberapa definisi istilah sebagai berikut:
1. Pembelajaran
Pembelajaran dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan
ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sistem lingkungan dengan
berbagai metode sehingga peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar dan
memperoleh hasil optimal salah satunya adalah perubahan perilaku. Dalam
penelitian ini pembelajaran KUM bertujuan untuk meningkatkan keberdayaan
masyarakat buta aksara melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
agar mampu berusaha baik usaha yang dilakukan secara individu maupun
berkelompok.
2. Modal Usaha
Modal usaha merupakan asset yang dimiliki seseorang kemudian
diinvestasikan untuk menghasilkan barang/jasa dan bertujuan untuk mendapatkan
dalam bentuk dana kepada warga belajar yang telah mengikuti pembelajaran
KUM yang akan memulai kegiatan usahanya dengan keterampilan yang dimiliki.
3. Pendampingan perintisan usaha
Pendampingan merupakan proses mendampingi yang dilakukan untuk
membantu memecahkan masalah. Dalam penelitian ini warga belajar Keaksaraan
Usaha Mandiri di PKBM Kinanti dalam mendirikan usahanya diberikan
pendampingan dalam mencari dan menentukan usaha apa yang sesuai dengan
kemampuan dan kesediaan warga belajar.
4. Kemandirian dalam usaha
Kemandirian berarti hal atau keadaan dimana seseoranng dapat berdiri
sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Dalam penelitian ini, kemandirian
berarti tidak suka mengandalkan orang lain, namun justru mengoptimalkan segala
daya dan upaya yang dimilikinya sendiri. Hal ini berarti di dalam menjalankan
usaha, seorang wirausahawan harus pandai dalam memanfaatkan potensi diri
tanpa harus diatur oleh orang lain.
Berdasarkan definisi operasional diatas maka variabel, pengembangan aspek
dan pengembangan indikator penelitian yang dapat dirumuskan adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.1
Variabel, Aspek, dan Indikator Penelitian
Variabel Aspek Indikator
(1) (2) (3)
1. Pembelajaran (X1)
1.1 Ciri-ciri pembelajaran
1.1.1 Terdapat perubahan perilaku
1.1.2 Terjadi secara sadar 1.1.3 Proses berlaku seumur
hidup
1.1.4 Prosesnya sejalan dengan perkembangan kognitif
1.2 Prinsip
pembelajaran
1.2.1 Konteks lokal
1.2.2 Desain lokal
1.2.3 Proses partisipatif
1.2.4 Fungsional hasil belajar
1.3 Penilaian hasil pembelajaran
50
Prima Sri Mulayani, 2014
Hubungan Pembelajaran, Modal Usaha, dan Pendampingan Perintisan Usaha dengan
(1) (2) (3)
1.3.2 Penilaian perkembangan
pengetahuan dan keterampilan
2. Modal Usaha (X2)
2.1 Mengetahui kebutuhan modal usaha
2.1.1 Modal investasi awal 2.1.2 Modal kerja
2.1.3 Modal operasional 2.2 Mengetahui sumber
permodalan
2.2.1 Modal sendiri 2.2.2 Pinjaman Bank 2.2.3 Pegadaian 2.3 Proses pengelolaan
Keuangan
2.3.1 Memisahkan uang perusahaan dengan uang pribadi
2.3.2 Sistem pencatatan rapih dan teratur
2.3.3 Melakukan manajemen kas
2.3.4 Evaluasi secara berkala 2.4 Pelaporan
Keuangan
2.4.1 Neraca
2.4.2 Laporan laba – rugi 3. Pendampingan
Perintisan Usaha (X3)
3.1 Pemungkinan atau
Fasilitasi
3.1.1 Mediasi dan negosiasi 3.1.2 Membangun konsensus
bersama
3.1.3 Manajemen sumber
3.2Penguatan 3.2.1 Pendidikan
3.2.2 Pelatihan
3.3Perlindungan 3.3.1 Interaksi
3.3.2 Konsultasi
3.4Pendukungan 3.4.1 Aplikasi keterampilan
4. Kemandirian Usaha (Y) 4.1Komponen Kemandirian 4.1.1 Disiplin 4.1.2 Komitmen 4.2 Faktor-faktor yang
memengaruhi kemandirian
4.2.1 Tanggung jawab 4.2.2 Mandiri
4.2.3 Pengalaman Praktis dan Akal sehat yang Relevan
4.3 Ciri dan sikap wirausahawan
4.3.1 Percaya diri
4.3.2 Berorientasi pada hasil
dan tugas
4.3.3 Berani mengambil resiko
4.3.4 Kepemimpinan
4.3.5 Keorisinilan
E. Instrumen penelitian 1. Jenis Instrumen
Sugiyono (2011:92) menyebutkan bahwa instrumen penelitian digunakan
untuk mengukur nilai variabel yang di teliti. Dengan demikian jumlah instrumen
yang akan digunakan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Dalam
penelitian ini, intrumen yang digunakan adalah kuesioner (angket) untuk
mengetahui hubungan pembelajaran (X1), modal usaha (X2) dan pendampingan
perintisan usaha (X3) dengan kemandirian usaha (Y).
2. Skala Pengukuran
a. Penentuan Skor Data Tiap Variabel
Untuk mendapatkan data kuantitatif, maka instrumen yang digunakan untuk
mengukur variabel penelitian tentunya harus memiliki skala pengukuran.
Sugiyono (2012:133) menyatakan bahwa skala pengukuran adalah
kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya
interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan
dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert, Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap dan pendapat, persepsi seseorang atau
sekelompok tentang fenomena sosial. Dengan menggunakan skala likert, maka
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian
indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun instrumen item-item
instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Skala likert
menggunakan lima option kemungkinan jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju
(S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (ST) dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan
bobot 1,2,3,4,5 untuk pertanyaan negatif dan 5,4,3,2,1 untuk pertanyaan ppositif.
Bobot nilai untuk setiap responden dengan dijumlahkan sehingga perolehan skor
total. Sugiyono (2012:136)
Sugiyono (2012:134) menyatakan bahwa dalam penelitian sosial yang
instrumennya menggunakan skala Likert, Gulman, Semantic, Differential,
Thurstone, data yang dipilih adalah data interval”. Karena data interval adalah
52
Prima Sri Mulayani, 2014
Hubungan Pembelajaran, Modal Usaha, dan Pendampingan Perintisan Usaha dengan
b. Kriteria Penilaian Instrumen
Hermana (2012: 58) menjelaskan bahwa penentuan kriteria nilai dilakukan
untuk mengetahui makna skor yang dicapai responden dalam pendistribusian
respon terhadap instrumen. Penentuan skor disusun berdasarkan skor ideal
maupun skor total instrumen dengan menggunakan persentase. Dengan demikian
diharapkan dapat tergambar mengenai bagaimana persentase jawaban responden
terhadap item pernyataan instrumen penelitian. Adapun langkah-langkah yang
digunakan untuk menghitung persentase adalah sebagai berikut:
1) Membuat tabel penolong untuk menghitung persentase dan kategori item
instrumen dari tiap-tiap variabel dengan format sebagai berikut:
Tabel 3.2
Format Tabel Persentase dan Kategori Item Instrumen
No Item Skor Aktual Skor Ideal Persentase Kategori
2) Mencari frekuensi dengan jalan menjumlahkan tally setiap alternatif jawaban
3) Mencari frekuensi dari setiap alternatif jawaban
4) Mencari perhitungan persentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut
:
Keterangan :
P = besar persentase yang dicari
F = frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang menjadi pilihan responden atas
item yang diajukan
n = jumlah sampel penelitian
Untuk memudahlan analisis dan interpretasi dari hasil tersebut, maka
Tabel 3.3
Kategori Penafsiran Skor instrument Penelitian
Rentang Kategori
0,00-33,33 Rendah/buruk
33,34-66,66 Sedang/cukup
66,67-100 Tinggi/baik
3. Penyusunan Istrumen
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa tahap penyusunan instrumen yang
dilakukan oleh peneliti yaitu:
a. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen
Hermana (2012: 60) menjelaskan bahwa kisi-kisi penelitian disusun secara
sistematis sesuai dengan perumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis dan
variabel yang sudah diterapkan. Titik tolak dari penyusunan intrumen adalah
variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel
tersebut diberikan definisi operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan
indikator-indikator yang akan diukur. Dari indikator-indikator ini kemudian dijabarkan menjadi
butir-butir pertanyaan atau pernyataan.
Untuk memudahkan penyusunan intrumen, maka dibuat dalam bentuk
matriks. Sedangkan matriks atau kolom-kolom dalam instrumen berisi judul,
hipotesis, variabel, aspek, indikator, sumber data, alat pengumpul data dan nomor
item soal (terlampir).
b. Penyusunan Angket
Item pertanyaan dalam angket ini merupakan penjabaran dari
indikator-indikator yang akan dijadikan pertanyaan. Tahap penyusunan instrumen yang
dilakukan oleh peneliti yaitu:
1) Penyusunan kisi-kisi yang akan dijadikan pedoman dalam pembuatan angket.
2) Membuat daftar pertanyaan yang dibuat berdasarkan kisi-kisi angket
(terlampir), yang dibuat sesuai dengan tiga kriteria angket yang baik.
54
Prima Sri Mulayani, 2014
Hubungan Pembelajaran, Modal Usaha, dan Pendampingan Perintisan Usaha dengan
4) Membuat petunjuk pengisian angket untuk menghindari kesalahan dalam
pengisian angket.
F. Proses Pengembangan Instrumen 1. Uji Coba Instrumen
Sebelum melaksanakan penelitian yang sesungguhnya, penulis melakkukan
uji coba kepada dua puluh orang warga belajar Keaksaraan Fungsional di PKBM
Mitra Insani. Uji coba instrumen dilakukan untuk menguji validitas setiap
masing-masing item angket dan uji reliabilitas masing-masing-masing-masing angket.
2. Uji Validitas Instrumen
Arikunto (2006: 168) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.
Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi.
Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.
Sugiyono (2012:172), bahwa perlu dibedakan antara hasil penelitian yang
valid dan reliabel dengan instrumen yang valid dan reliabel. Hasil penelitian yang
valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen yang telah diuji cobakan,
maka disunakan teknik validitas item. Penggunaan teknik ini berdasarkan atas
pertimbangan bahwa terdapat kesesuaian antara bagian-bagian mendukung misi
instrumen keseluruhan yang mengungkap data dari variabel yang dimaksud.
Untuk mengetahui validitas setiap item pada angket, maka digunakan rumus
korelasi pearson product moment yang dikemukakan oleh Karl Pearson sebagai
berikut :
√
(Sugiyono,2012:255)
Keterangan:
= Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
n = Banyaknya subjek (responden)
y = Skor total
Setelah nilai diperoleh, maka dilakukan pengujian signifikan
koefisien korelasi dengan uji-t, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
√ √
(Sugiyono, 2012:257)
Keterangan:
t = taraf signifikan
r = koefisien korelasi antara variabel X dan Y
n = banyak subjek (responden)
Berikut hasil perhitungan validitas instrument variabel X1, X2, dan X3
sebanyak 45 item terhadap 20 responden dengan bantuan Software microsoft
[image:31.595.130.500.422.750.2]office excel:
Tabel 3.4
Hasil Perhitungan Validitas Instrumen Variabel X1, X2, dan X3
Variabel No
Koefisien
Korelasi t hitung t tabel ket
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Pembelajaran (X1)
56
Prima Sri Mulayani, 2014
Hubungan Pembelajaran, Modal Usaha, dan Pendampingan Perintisan Usaha dengan 3 0.504987177 2.48223 1.734 Valid
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Modal Usaha (X2)
4 0.45778759 2.18458 1.734 Valid 5 0.417224133 1.94776 1.734 Valid 6 0.669695319 3.82593 1.734 Valid 7 0.403413814 1.8705 1.734 Valid 8 0.683053272 3.96779 1.734 Valid 9 0.414120799 1.93026 1.734 Valid 10 0.689675326 4.04084 1.734 Valid 11 0.568137814 2.92904 1.734 Valid 12 0.45778759 2.18458 1.734 Valid 13 0.669695319 3.82593 1.734 Valid 14 0.683053272 3.96779 1.734 Valid 15 0.689675326 4.04084 1.734 Valid
Pendampingan Perintisan Usaha
(X3)
1 0.519357059 2.57846 1.734 Valid 2 0.397938714 1.8403 1.734 Valid 3 0.556853527 2.84433 1.734 Valid 4 0.435022816 2.04976 1.734 Valid 5 0.417345902 1.94845 1.734 Valid 6 0.449798578 2.13668 1.734 Valid 7 0.430446647 2.02326 1.734 Valid 8 0.412886271 1.92332 1.734 Valid 9 0.483227987 2.34172 1.734 Valid 10 0.439853639 2.07795 1.734 Valid 11 0.605093524 3.22449 1.734 Valid 12 0.498202947 2.43777 1.734 Valid 13 0.39743553 1.83753 1.734 Valid 14 0.393604236 1.81655 1.734 Valid 15 0.543255198 2.74527 1.734 Valid Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 45 item pertanyaan yang
dibuat oleh peneliti berada pada kategori valid atau sahih sehingga instruen
tersebut dapat dipergunakan kepada sampel penelitian yang sesungguhnya untuk
mengukur data yang dibutuhkan. Selain instrument variabel X1, X2, dan X3,
instrument variabel Y juga perlu untuk diujikan kesahihannya. Berikut hasil
perhitungan uji validitas instrumen Y sebanyak 22 item terhadap 20 responden
Tabel 3.5
Hasil Perhitungan Validitas Variabel Y
Variabel No
Koefisien
Korelasi t hitung t tabel ket
Kemandirian
Usaha
Warga
Belajar
1 0.491289999 2.393084 1.734 Valid
2 0.654319977 3.670959 1.734 Valid
3 0.607365246 3.243654 1.734 Valid
4 0.526799471 2.629468 1.734 Valid
5 0.453756943 2.160333 1.734 Valid
6 0.466189477 2.235682 1.734 Valid
7 0.471471779 2.268203 1.734 Valid
8 0.609579066 3.262448 1.734 Valid
9 0.601979999 3.198433 1.734 Valid
10 0.435896642 2.054844 1.734 Valid
11 0.438498336 2.070017 1.734 Valid
12 0.510416862 2.518255 1.734 Valid
13 0.517422446 2.565339 1.734 Valid
14 0.453279346 2.157471 1.734 Valid
15 0.521529875 2.59327 1.734 Valid
16 0.511425232 2.524989 1.734 Valid
17 0.447392904 2.122384 1.734 Valid
18 0.39632936 1.831465 1.734 Valid
19 0.439824351 2.077776 1.734 Valid
20 0.440277622 2.080432 1.734 Valid
21 0.475904179 2.295733 1.734 Valid
22 0.518327539 2.571473 1.734 Valid
3. Uji Reliabilitas Instrumen
Sugiyono (2012:185), Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila
58
Prima Sri Mulayani, 2014
Hubungan Pembelajaran, Modal Usaha, dan Pendampingan Perintisan Usaha dengan
data yang sama”. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal
consistency dengan teknik belah dua (split half) yang dianalisis dengan rumus
Spearmen Brown, yaitu:
(Sugiyono, 2012: 185)
Keterangan:
= Reliabilitas seluruh instrumen
= Korelasi Product Moment antara belahan pertama dan kedua
Pengujian reliabilitas tersebut menurut Sugiyono (2012:185) dilaksanakan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok yaitu kelompok
instrumen genap dan instrumen ganjil.
b. Skor data dari tiap kelompok disusun sendiri dan kemudian skor total antara
kelompok ganjil dan genap dicari korelasinya.
Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika koefisien internal seluruh item dengan tingkat signifikan
5% maka item pertanyaan dikatakan reliabel
b. Jika koefisien internal seluruh item dengan tingkat signifikan
5% maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel
Berikut ini merupakan tabel dari hasil perhitungan uji reliabilitas yang peneliti
[image:34.595.119.508.604.743.2]lakukan dengan menggunakan bantuan Software Microsoft office excel:
Tabel 3.6
Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas
Variabel
Koefisien
Korelasi
Koefisien
Reliabilitas r tabel Keterangan
Pembelajaran KUM (X1) 0.659948372 0.79517 0.468 Reliabel
Modal Usaha (X2) 0.761507796 0.86461 0.468 Reliabel
Pendampingan
Perintisan Usaha (X3) 0.555926871 0.7146 0.468 Reliabel
Warga Belajar (Y)
G. Teknik Pengumpulan Data
Hermana (2012: 72) menjelaskan bahwa data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini adalah data kuantitatif berupa skor pembelajaran, skor modal usaha,
skor pendampingan perintisan usaha, dan skor kemandirian usaha. Dalam
penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan berupa kuesioner atau
angket.
Penyusunan angket dalam penelitian ini dibuat berdasarkan kisi-kisi yang
mencakup aspek dan indikator yang akan ditelitinya, kemudian dibuat dalam
bentuk pertanyaan. Bentuk pertanyaan yang digunakan dalam angket yang peneliti
buat merupakan angket tertutup, yaitu bentuk peryanyaan dengan jawaban yang
telah tersedia dengan memberikan tanda. Berikut tahapan pengumpulan data yang
dilakukan peneliti:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan peneliti memperoleh gambaran mengenai kegiatan
program Keaksaraan Usaha Mandiri yang dilaksanakan oleh PKBM Kinanti serta
memperoleh gambaran mengenai upaya pengembangan dan pemberdayaan warga
belajar KUM, yaitu dengan pembelajaran, modal usaha serta pendampingan dalam
merintis usaha. Kemudian disusun instrumen pengumpulan data yang
dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk mendapat persetujuan uji coba
instrumen. Hasil uji coba sekaligus dapat mengukur validitas dan reliabilitas
instrumen tersebut. Setelah hasil pengukkuran validitas dan reliabilitas diketahui
dan dinyatakan valid serta reliabel, maka peneliti memperbanyak angket sebanyak
130 eksemplar yang terdiri dari 65 eksemplar untuk mengukur variabel X
(pembelajaran, modal usaha, dan pendampingan perintisan usaha) dan 65
eksemplar untuk mengukur variabel Y (kemandirian usaha). Peneliti kemudian
melakukan pengurusan izin penyebaran angket kepada lembaga yang terkait.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan yaitu tahap penyebaran angket kepada 65 orang
60
Prima Sri Mulayani, 2014
Hubungan Pembelajaran, Modal Usaha, dan Pendampingan Perintisan Usaha dengan
Peneliti menjelaskan tata cara pengisian angket sebelum responden memulai
pengisian angket. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman serta
untuk mendapatkan hasil yang diharapkan oleh peneliti. Kemudian peneliti
menyebarkan angket kepada responden dan menunggu responden mengisi angket.
3. Tahap Pengumpulan Angket
Pada tahap pengumpulan, angket yang sudah diisi seluruhnya oleh
responden kemudian ditarik kembali oleh peneliti dari setiap responden. Hal ini
dilakukan untuk meyakini bahwa tidak ada item pertanyaan yang tidak diisi pleh
responden karena angket yang digunakan berupa angket anonim.
H. Analisis Data
Hermana (2012: 74) menjelaskan bahwa dalam penelitian kuantitatif, teknik
analisis data yang dilakukan yaitu menggunakan statistik inferensial. Statistik
inferensial digunakan karena peneliti bermaksud untuk membuat generalisasi
sehingga hasilnya dapat diberlakukan untuk populasi. Statistik ini disebut statistik
probabilitas, karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan
data sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probability). Suatu kesimpulan
dari data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang
kesalahan dan kebenaran (kepercayaan) yang dinyatakan dalam bentuk persentase.
Bila peluang kesalahan 5% maka taraf kepercayaannya adalah 95%. Berikut
penjabaran lebih lengkapnya mengenai pengolahan dan analisis data:
1. Pengolahan Data
Langkah-langkah pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Pengumpulan dan verifikasi data, yaitu mengecek jawaban responden.
b. Pemberian skor, yaitu memberikan skor pada setiap jawaban responden untuk
[image:36.595.167.455.690.736.2]setiap item.
Tabel 3.7
Pembobotan Kuesioner
No
Alternatif Jawaban Bobot
1 SS 5 1
2 S 4 2
3 R 3 3
4 TS 2 4
5 STS 1 5
c. Tabulasi data, yaitu mentabulasi data sesuai dengan responden dan item yang
[image:37.595.161.455.110.219.2]diisi.
Tabel 3.8
Rekapitulasi Hasil Skoring Angket
Responden Skor Item Total
1 2 3 4 5 6 ……. N
1
2
N
d. Menghitung ukuran statistik berdasarkan variabel penelitian seperti
kecenderungan umum skor, uji normalitas data, analisis regresi linier, analisis
korelasi sederhana, uji signifikandan uji koefisien determinasi.
e. Analisis data, yaitu menganalisis data yang telah dikelompokkan berdasarkan
variabel sesuai dengan masalah yang akan dibahas dan hipotesis yang
diajukan, sehingga mengarah pada pengambilan kesimpulan.
f. Penyajian data, yaitu mendeskripsikan data yang telah diolah dan dianalisis.
g. Pengujian hipotesis, yaitu menelaah kembali hipotesis yang akan diajukan
dan diuji menurut perhitungan statistik relevan.
h. Penafsiran hasil analisis dan pengujian hipotesis, yang menafsirkan data yang
telah diolah, dianalisis dan disajikan kemudian dikaitkan dengan hipotesis
yang disajikan.
2. Kecenderungan Umum Skor
Hermana (2012: 75) menjelaskan bahwa perhitungan kecenderungan umum
62
Prima Sri Mulayani, 2014
Hubungan Pembelajaran, Modal Usaha, dan Pendampingan Perintisan Usaha dengan
kecenderungan secara umum jawaban responden terhadap setiap variabel
penelitian, tujuannya adalah untuk mengetahui kesesuaian data yang dihitung
dengan skor idealnya yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
(Sugiyono, 2010:246)
Keterangan:
P = Proporsi skor rata-rata
X = Jumlah skor hasil penelitian
Xid = Skor ideal adah skor yang ditetapkan dengan asumsi bahwa setiap
responden pada setiap pertanyaan member jawaban dengan skor tertinggi.
Setelah diperoleh hasilnya maka dikonsultasikan ke dalam tabel nilai
[image:38.595.203.421.414.551.2]proporsi menurut J.P Guilford berikut:
Tabel 3.9
Nilai Proporsi Menurut J.P Guilford
Proporsi Keterangan
0,00-19,99 Sangat rendah
20,00-39,99 Rendah
40,00-69,99 Sedang
70,00-89,99 Tinggi
90,00-100 Sangat tinggi
3. Uji Normalitas Data
Hermana (2012: 76) menjelaskan bahwa uji normalitas data dimaksudkan
untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas
data, antara lain dengan kertas peluang normal, uji chi-kuadrat, uji Liliefors,
teknik Kolmogorov-Smirnov, dan SPSS. Oleh karena itu uji normalitas data yang
sesuai dengan penelitian ini adalah teknik Kolmogorov Smirnov karena uji
Kolmogorov Smirnov merupakan salah satu uji yang digunakan untuk menguji
apakah suatu data berasal dari populasi normal. Penerapan pada uji
perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak
normal. Namun jika signifikansinya diatas 0.05 berarti tidak terjadi perbedaan
yang signifikan, berarti data tersebut adalah normal.
Langkah-langkah uji normalitas kolmogorav sebagai berikut:
a. Mengurutkan data X dan Y
b. Mencari nilai Z dengan rumus Z =
Xi = data X dan Y
rata-rata = standar deviasi
c. Mencari nilai luas daerah Z
d. Mencari peluang harapan
e. Mencari selisih (luas kurva Z dengan peluang harapan) dengan harga mutlak
f. Mencari angka selisih yang terbesar (angka absolute) Kolmogorov hitung
g. Membandingkan harga X dan Y
4. Regresi Linear Sederhana
Hermana (2012: 78) menjelaskan bahwa analisis regresi sederhana
dilakukan untuk menetapkan apakah variabel yang akan diuji memiliki hubungan
fungsional atau tidak. Regresi linear sederhana didasarkan pada hubungan yang
fungsional dua variabel independen dengan satu variabel dependen. Adapun
persamaan umum regresi linear sederhana adalah sebagai berikut:
Ŷ = a + b X Keterangan:
Ŷ = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = Harga Y ketika X = 0 (harga konstan)
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan
ataupun penurunan variabel dependen yang berdasarkan pada variabel
independen. Bila b (+) arah garis naik, dan bila b(-) arah garis turun.
X = Subjek variabel independen yang mempunyai nilai tertentu
64
Prima Sri Mulayani, 2014
Hubungan Pembelajaran, Modal Usaha, dan Pendampingan Perintisan Usaha dengan
b = mencari persamaan regresi sederhana dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
5. Analisis Varians (Anava) dalam Regresi
Hermana (2012: 78) menjelaskan bahwa untuk menguji koefisien korelasi
selanjutnya digunakan analisis varians yang bertujuan untuk mengetahui tingkat
linearitas dan ketergantungan antar variabel penelitian dengan mengacu kepada
[image:40.595.108.517.393.588.2]tabel Anava. Adapun rumus umum anava adalah sebagai berikut:
Tabel 3.10
Analisis untuk Regresi Linier Sederhana
Sumber Variasi dk JK KT F
Total N ∑Y² ∑Y²
Koefisien (a)
Regresi (b│a)
Sisa
1
1
n-2
JK (a)
JK (b │a)
JK (S)
JK (a)
S²reg = JK (b│a) S²sis =
Tuna Cocok galat k-2
n-k
JK(TC)
JK(G)
S²TC =
S²G =
Langkah-langkah untuk mengisi kolom pada tabel analisis varians diatas
dengan cara mencari data secara statistic dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
JK(T) = ∑Y²
JK(a) = ²
JK(b│a) =
JK(G) = ∑ ( ∑Y²- ² ) JK(TC) = JK(S) – JK(G) Keterangan:
JK(T) = Jumlah Kuadrat Total
JK(a) = Jumlah Kuadrat Koefisien a
JK(b│a) = Jumlah Kuadrat Regresi
JK(S) = Jumlah Kuadrat Sisa
JK(TC) = Jumlah Kuadrat Tuna Cocok
JK(G) = Jumlah Kuadrat Galat
Kriteria perhitungan yaitu tolak H0 apabila harga Fhitung Ftabel pada tingkat
kepercayaan 95% variabel Y dependen terhadap variabel X atau variabel X
memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel Y.
6. Analisis Korelasi Product Moment
Hermana (2012: 80) menjelaskan bahwa analisis korelasi digunakan untuk
mengetahui derajat keeratan hubungan antar variabel penelitian. Adapun
rumus-rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
√
(Sugiyono, 2012:255)
Keterangan:
r = Koefisien korelasi ; n = Jumlah responden uji coba ; X = Skor tiap item ; Y =
Skor seluruh item
Penafsiran terhadap besarnya koefisien korelasi berpedoman pada
[image:41.595.134.476.669.735.2]penggolongan koefisien yang digunakan oleh Sugitono y