• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI BIDANG KOPERASI DI DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI BIDANG KOPERASI DI DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG."

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI BIDANG KOPERASI DI DINAS KOPERASI UKM DAN

PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Oleh:

Novianita Juwita D 0906363

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI BIDANG KOPERASI DI DINAS KOPERASI UKM DAN

PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG

Oleh

Novianita Juwita D

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

© Novianita Juwita D 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI BIDANG KOPERASI DI DINAS KOPERASI UKM DAN

PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I,

Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si. NIP. 195704151985031005

Pembimbing II,

Hady Siti Hadijah, S.Pd., M.Si. NIP. 197201272006042001

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran FPEB UPI,

(4)

ABSTRAK

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI BIDANG KOPERASI DI DINAS KOPERASI UKM DAN

PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG

Oleh:

Novianita Juwita D 0906363

Skripsi ini dibimbing oleh:

Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si. dan Hady Siti Hadijah, S.Pd., M.Si.

Penelitian ini dilakukan di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat motivasi, tingkat disiplin kerja, tingkat kinerja pegawai Bidang Koperasi, serta adakah pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung baik secara parsial maupun simultan.

Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode explanatory survey. Selanjutnya, teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara penyebaran angket (kuesioner) dengan model rating scale. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi ganda.

(5)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF MOTIVATION AND WORKING DISCIPLINE TO THE EMPLOYEE PERFORMANCE COOPERATIVES AT THE DEPARTMENT OF COOPERATIVE UKM AND INDUSTRY TRADE

BANDUNG

By:

Novianita Juwita D 0906363

This Script is guided by:

Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si. dan Hady Siti Hadijah, S.Pd., M.Si. The research was conducted at the Department of Cooperative UKM and industry trade Bandung. The purpose of this study was to determine the level of motivation, level of working discipline, the level of employees performance Cooperative, as well as motivation and discipline is there any influence on the employees performance Cooperative at the Department of Cooperative UKM and industry trade Bandung either partially or simultaneously.

The research method used is explanatory survey. Furthermore, data collection techniques used by distributing questionnaires rating scale model. The data analysis technique used is multiple regression analysis.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR TABEL ... 4 DAFTAR GAMBAR ... 6 BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined.

B. Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined.

C. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

D. Maksud dan Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

E. Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN TEORI ... Error! Bookmark not defined. A. Landasan Teori ... Error! Bookmark not defined.

1. Konsep Motivasi ... Error! Bookmark not defined.

2. Konsep Disiplin Kerja ... Error! Bookmark not defined.

3. Konsep Kinerja Pegawai ... Error! Bookmark not defined.

4. Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

B. Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.

C. Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB III DESAIN PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A. Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

B. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

C. Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined.

1. Operasional Variabel Motivasi .... Error! Bookmark not defined.

(7)

3. Operasional Variabel Kinerja PegawaiError! Bookmark not defined.

D. Populasi ... Error! Bookmark not defined.

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data PenelitianError! Bookmark not defined.

1. Wawancara ... Error! Bookmark not defined.

2. Observasi ... Error! Bookmark not defined.

3. Kuesioner ... Error! Bookmark not defined.

F. Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.

2. Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.

G. Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

1. Tabulasi Data ... Error! Bookmark not defined.

2. Teknik Analisis Data Deskriptif... Error! Bookmark not defined.

3. Teknik Analisis Data Inferensial .. Error! Bookmark not defined.

H. Pengujian Persyaratan Analisis Data Error! Bookmark not defined.

1. Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.

2. Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined.

I. Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

1. Merumuskan Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

2. Menyusun Persamaan Regresi ... Error! Bookmark not defined.

3. Uji Signifikansi ... Error! Bookmark not defined.

4. Menghitung Koefisien DeterminasiError! Bookmark not defined.

BAB IV PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. A. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Gambaran Karakteristik RespondenError! Bookmark not defined.

2. Hasil Uji Coba Instrumen PenelitianError! Bookmark not defined.

(8)

4. Pengujian Persyaratan Analisis DataError! Bookmark not defined.

5. Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

B. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.

1. Analisis Motivasi, Disiplin Kerja dan Kinerja Pegawai ... Error! Bookmark not defined.

2. Analisis Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai secara Parsial maupun SimultanError! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

B. Saran ... Error! Bookmark not defined.

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Rekapitulasi Kehadiran dan Ketidakhadiran Pegawai Tahun 2010-2012 ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 1. 2 Rekapitulasi Kehadiran dan Ketidakhadiran Pegawai dalam Kegiatan Apel Bulan Januari-April 2013 ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 1. 3 Data Perkembangan Koperasi Tahun 2010-2012 Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2. 1 Hasil Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 1 Operasional Variabel Motivasi... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 2 Operasional Variabel Disiplin Kerja ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 3 Operasional Variabel Kinerja PegawaiError! Bookmark not defined.

Tabel 3. 4 Populasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 5 Contoh Rekapitulasi Hasil Skoring AngketError! Bookmark not defined.

Tabel 3. 6 Kriteria Penafsiran Deskripsi ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 7 Model Tabel Uji Barlett ... Error! Bookmark not defined.

(10)

Tabel 4. 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 2 Karakteristik Responden Berdasarkan UsiaError! Bookmark not defined.

Tabel 4. 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa kerjaError! Bookmark not defined.

Tabel 4. 5 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi (X1)Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 6 Hasil Uji Validitas Variabel Disiplin Kerja (X2)Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 7 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Pegawai (Y)Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 8 Hasil Uji Reliabilitias Variabel X1, X2 dan Variabel Y ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 9 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Variabel Motivasi ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 10 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Dimensi Kebutuhan Pencapaian ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 11 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Dimensi Kebutuhan akan Afiliasi ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 12 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Dimensi Kebutuhan akan Kekuasaan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 13 Kecendurangan Jawaban responden terhadap Variabel Disiplin Kerja ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 14 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Kesadaran ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 15 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Kesediaan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 16 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Ketaatan ... Error! Bookmark not defined.

(11)

Tabel 4. 18 Kecendurangan Jawaban responden terhadap Variabel Kinerja Pegawai ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 19 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Kualitas ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 20 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Kuantitas ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 21 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Tanggung Jawab ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 22 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Inisiatif ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 23 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Model Kausalitas Variabel PenelitianError! Bookmark not defined.

Gambar 4. 1 Skor Rata-rata Tiap Dimensi Variabel MotivasiError! Bookmark not defined.

(12)

Gambar 4. 3 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Kebutuhan akan Afiliasi ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 4 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Kebutuhan akan Kekuasaan... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 5 Skor Rata-rata Tiap Indikator Variabel Disiplin Kerja ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 6 Tanggapan Responden terhadap Indikator Kesadaran ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 7 Tanggapan Responden terhadap Indikator Kesediaan ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 8 Tanggapan Responden terhadap Indikator Ketaatan ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 9 Tanggapan Responden terhadap Indikator Etika Kerja ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 10 Skor Rata-rata Tiap Indikator Kinerja PegawaiError! Bookmark not defined.

Gambar 4. 11 Tanggapan Responden terhadap Indikator Kualitas ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 12 Tanggapan Responden terhadap Indikator Kuantitas ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 13 Tanggapan Responden terhadap Indikator Tanggung Jawab . Error! Bookmark not defined.

(13)
(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka menunjang tercapainya tujuan pembangunan nasional,

pemerintah terus berupaya mengoptimalkan kinerja birokrasi dengan

meningkatkan kemampuan aparatur pemerintah baik di pusat maupun daerah agar

mampu melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan yang dibebankan

kepadanya dengan baik dan benar sesuai peraturan yang berlaku.

Aparatur pemerintah yang dimaksud adalah pegawai negeri. Dimana

pegawai negeri tersebut terdiri dari beberapa unsur, salah satu diantaranya adalah

pegawai negeri sipil. Sebagaimana dikemukakan dalam Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor

8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, Bab I Pasal 2 ayat (1),

menyebutkan bahwa Pegawai Negeri terdiri dari:

1. Pegawai Negeri Sipil;

2. Tentara Nasional Indonesia; dan

3. Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Fenomena yang muncul adalah banyak opini yang selalu bernada miring

berkembang di masyarakat dalam menilai Pegawai Negeri Sipil. Isu tersebut

antara lain etos kerja yang dianggap masih rendah, kurangnya disiplin, masih

kurang dalam memberikan pelayanan yang baik, dan lain sebagainya

(15)

Hal ini menimbulkan perlunya pembinaan dan pengarahan terhadap

Pegawai Negeri Sipil yang ada agar mampu berdaya guna, sadar akan tugas dan

tanggung jawabnya sebagai seorang pegawai yang dituntut untuk memberikan

pelayanan yang baik kepada masyarakat. Secara khusus, citra negatif muncul

terhadap rendahnya kualitas pelayanan yang diberikan oleh pegawai pemerintah

daerah yang diduga disebabkan oleh kurang optimalnya kinerja pegawai yang

bersangkutan. Oleh karenanya, salah satu masalah yang menarik untuk dikaji saat

ini adalah berkaitan dengan masih belum optimalnya kinerja Pegawai Negeri Sipil

khususnya di lingkungan pemerintah daerah (pemda).

Salah satu instansi pemerintah daerah khususnya di Kota Bandung yang

dituntut untuk memberikan pelayanan kepada publik adalah Dinas Koperasi

Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung yang

memiliki tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah di bidang Koperasi Usaha

Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan berdasarkan asas otonomi dan

pembantuan.

Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

memiliki urusan wajib dan pilihan dalam pencapaian targetnya, dimana urusan

wajib menekankan pada bidang koperasi dan usaha kecil menengah. Sedangkan

urusan pilihan ditekankan pada bidang perindustrian dan perdagangan.

Dalam penelitian ini penulis membatasi untuk meneliti pegawai di Bidang

Koperasi. Salah satu tujuan Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan

Kota Bandung di Bidang Koperasi adalah mewujudkan koperasi yang berkualitas

(16)

agar memiliki produktivitas dan kemandirian dalam rangka meningkatkan

perekonomian kota.

Untuk tercapainya tujuan tersebut, maka perlu didukung sumber daya

manusia yang memiliki kinerja tinggi dalam pelaksanaannya. Akan tetapi saat ini,

kinerja pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian

Perdagangan Kota Bandung belum dapat dikatakan optimal.

Hal ini sesuai dengan hasil pra penelitian penulis di lapangan. Berdasarkan

hasil wawancara dengan salah satu pegawai Bidang Koperasi, yang dilakukan

pada tanggal 2 Mei 2013, beliau menyatakan bahwa masih ada pegawai yang telat

masuk kerja, terlalu cepat pulang, dan masih ada keterlambatan dalam

menyelesaikan tugas yang diberikan. Hal inilah yang mengindikasikan kinerja

pegawai yang belum optimal. Secara lebih rinci, indikasi belum optimalnya

kinerja pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian

Perdagangan Kota Bandung diantaranya:

1. Pekerjaan yang masih belum dapat diselesaikan tepat waktu. Hal ini dapat

dilihat dari penyelesaian laporan-laporan yang masih belum dapat

diselesaikan dan diserahkan kepada Kepala Dinas sesuai dengan batas waktu

yang ditentukan paling lambat tanggal 10 setiap bulannya. Contohnya, di

Bidang Kelembagaan dan Pendaftaran yang melaporkan evaluasi keragaan

koperasi dimana isi laporannya mengenai pendataan baik penambahan

koperasi baru maupun berkurangnya jumlah koperasi setiap bulan. Selain itu,

ada juga laporan penilaian kesehatan koperasi yang diurusi oleh Bidang

(17)

2. Pegawai menunggu perintah mengerjakan pekerjaan jika telah disuruh oleh

atasan.

3. Masih ada pegawai yang terlambat masuk kerja. Setiap hari apel pagi

dilaksanakan pukul 07.45 WIB, namun masih ada yang datang lebih dari

waktu yang ditentukan.

4. Masih ada pegawai yang pulang sebelum pukul 16.00 WIB.

5. Fluktuatifnya tingkat kehadiran dan ketidakhadiran pegawai. Ini dapat dilihat

dari jumlah tidak masuk kerja dikarenakan sakit, alasan ijin, mengambil cuti,

dan juga tanpa keterangan.

Berikut rekapitulasi data yang menunjukkan tingkat kehadiran dan

ketidakhadiran pegawai Bidang Koperasi selama Tahun 2010-2012 yang penulis

peroleh dari Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, seperti terlihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1. 1

Rekapitulasi Kehadiran dan Ketidakhadiran Pegawai Tahun 2010-2012

Tahun Jumlah Pegawai

Hari

Efektif S I C TK Jumlah

Persentase Ketidakhadiran

Persentase Kehadiran 2010 30 241 25 13 11 99 148 2,05% 97,95% 2011 30 247 53 44 15 70 182 2,46% 97,54% 2012 30 249 46 31 17 40 134 1,79% 98,21%

Sumber: Sub Bagian Umum dan Kepegawaian (diolah)

Ket: S= Sakit C= Cuti

I= Ijin TK= Tanpa Keterangan

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat pada Tahun 2010, persentase

jumlah kehadiran pegawai sebanyak 97,95%. Di tahun 2011 mengalami

penurunan sebanyak 0,41% menjadi 97,54%. Sedangkan pada tahun 2012

mengalami peningkatan sebanyak 0,67% menjadi 98,21%. Hal ini menunjukkan

(18)

Persentase tingkat kehadiran dan ketidakhadiran pegawai menggambarkan tingkat

motivasi pegawai untuk hadir di tempat kerja pada setiap hari kerja.

Selain data mengenai tingkat kehadiran dan ketidakhadiran pegawai secara

umum, berikut rekapitulasi data terpisah mengenai kehadiran dan ketidakhadiran

pegawai dalam mengikuti kegiatan apel rutin yang mewajibkan seluruh pegawai

hadir tepat waktu pukul 07.45 WIB selama bulan Januari sampai bulan April 2013

pada Tabel 1.2 berikut.

Tabel 1. 2

Rekapitulasi Kehadiran dan Ketidakhadiran Pegawai dalam Kegiatan Apel Bulan Januari-April 2013

Bulan Jumlah Pegawai

Hari

Efektif S I C TK Jumlah

Persentase Ketidakhadiran

Persentase Kehadiran Januari 30 21 10 6 7 10 33 5,24% 94,76% Februari 30 20 11 1 4 5 21 3,50% 96,50%

Maret 30 19 7 1 4 11 23 4,04% 95,96%

April 30 22 7 3 2 9 21 3,18% 96,82%

Sumber: Sub Bagian Umum dan Kepegawaian (diolah)

Ket: S= Sakit C= Cuti

I= Ijin TK= Tanpa Keterangan

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa tingkat kehadiran dan

ketidakhadiran pegawai dalam kegiatan apel mengalami fluktuasi setiap bulannya.

Pada bulan Januari persentase ketidakhadiran mencapai 5,24%. Pada bulan

Februari mengalami penurunan sebanyak 1,74% menjadi 3,50%. Namun pada

bulan Maret, persentase ketidakhadiran mengalami kenaikan sebanyak 0,54%

menjadi 4,04%. Sedangkan pada bulan April, tingkat ketidakhadiran mengalami

penurunan sebanyak 0,86% menjadi 3,18%. Persentase tingkat kehadiran dan

ketidakhadiran pegawai dalam kegiatan apel menggambarkan tingkat kedisiplinan

(19)

Secara khusus, kinerja pegawai Bidang Koperasi dapat dilihat dari data

perkembangan koperasi Tahun 2010-2012 pada Tabel 1.3 berikut.

Tabel 1. 3

Data Perkembangan Koperasi Tahun 2010-2012

Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

Tahun Koperasi Aktif

Koperasi Tidak

Aktif

Jumlah Koperasi

(unit)

Koperasi Sehat

Anggota Koperasi

(orang)

RAT

2010 1.859 572 2.431 396 546.920 196 2011 1.964 572 2.536 446 549.020 244 2012 2.046 574 2.620 461 549.550 341 Sumber: Bidang Koperasi, Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa selama tahun 2010 sampai

dengan tahun 2012, jumlah koperasi baik itu jumlah koperasi aktif, koperasi tidak

aktif, koperasi sehat, anggota koperasi dan pelaksanaan RAT (Rapat Anggota

Tahunan) setiap tahunnya secara keseluruhan mengalami peningkatan. Namun,

dari seluruh jumlah koperasi yang berstatus aktif, pada Tahun 2012 yaitu

sebanyak 2.046 unit, hanya 461 unit yang mempunyai kategori sebagai koperasi

sehat atau meningkat 15% dari jumlah koperasi aktif yang ada

(http://m.inilah.com/read/detail/2004450/duh-85-koperasi-di-kota-bandung-sakit).

Jumlah unit koperasi setiap tahunnya bukan satu-satunya patokan yang

dapat mewakili kinerja Bidang Koperasi secara keseluruhan. Aktif tidaknya

koperasi, tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia koperasi yang ada di

dalamnya. Begitu pula penilaian sehat tidaknya suatu koperasi, tidak terlepas dari

kemampuan pengurus, pegawai koperasi maupun anggota koperasi yang

bersangkutan untuk mengelola koperasi sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi.

(20)

Anggota Tahunan (RAT) tepat waktu sebagai syarat dan pertanda bahwa

penyelenggaraan koperasi berjalan lancar, serta dengan RAT dapat diketahui

kondisi keuangan koperasi.

Oleh karena itu, kualitas suatu koperasi dapat dilihat dari kemampuan

sumber daya manusia yang mengelolanya secara optimal. Minimnya keterampilan

yang dimiliki serta kurangnya pembinaan dari pihak terkait sangat berpengaruh

terhadap perkembangan koperasi.

Mencermati masih belum optimalnya kinerja pegawai Bidang Koperasi di

Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung, dalam artian

belum sesuai dengan kriteria ideal 100%, sudah selayaknya dicari faktor-faktor

yang menyebabkan kinerja pegawai yang masih belum optimal, sehingga

masalah-masalah yang ada dapat dibenahi.

Pentingnya pembenahan terhadap kinerja pegawai Bidang Koperasi di

Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung, secara

efektif tidak terlepas dari kedudukan dan fungsinya sebagai mediator, fasilitator,

maupun sebagai koordinator yang berupaya memberikan pelayanan dan

memfasilitasi pemberdayaan peran serta masyarakat di bidang ekonomi dengan

usaha pengembangan koperasi serta meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi.

Pentingnya kelembagaan koperasi, sebagaimana kedudukannya sebagai

soko guru perekonomian nasional, yang berusaha menggerakkan dan

mengembangkan potensi sumber daya ekonomi demi memajukan kesejahteraan

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan

(21)

kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional, dalam mempercepat

pertumbuhan ekonomi, mengurangi pengangguran terbuka, menurunkan tingkat

kemiskinan, mendinamisasi sektor riil dan memperbaiki pemerataan pendapatan

masyarakat.

Perkembangan koperasi secara nasional menunjukkan peningkatan yang

signifikan namun masih lemah secara kualitas. Untuk itu diperlukan komitmen

yang kuat untuk membangun koperasi agar mampu bersaing dengan pelaku usaha

lainnya

(http://wmurtiyasni.blogspot.com/2012/05/peran-koperasi-bagi-perekonomian-di.html).

Memperhatikan seluruh uraian di atas, terlihat bahwa Dinas Koperasi

UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung, khususnya Bidang Koperasi

sedang dihadapkan pada permasalahan mengenai belum optimalnya kinerja

pegawai.

Oleh karena itu, kondisi ini memberikan peluang kepada ilmu administrasi

publik untuk melakukan studi mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

kinerja pegawai pemerintah daerah dalam rangka memberikan pelayanan untuk

kepentingan publik. Dengan demikian kinerja pelayanan merupakan salah satu

aspek kajian penting dalam ilmu administrasi.

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai, baik dari faktor

internal (dalam diri individu) maupun faktor eksternal (luar diri individu). Belum

optimalnya kinerja pegawai di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian

Perdagangan Kota Bandung, sebagaimana ditunjukkan oleh fenomena-fenomena

(22)

Penting bagi suatu organisasi memberikan perhatian lebih kepada para

pegawainya, dengan cara memberi motivasi. Dengan pemberian motivasi

diharapkan dapat menumbuhkan semangat kerja sehingga meningkatkan hasil

kerja. Hal ini sesuai dengan pendapat Hasibuan (2007:141), yang mengemukakan

bahwa “Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan,

menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan

antusias mencapai hasil yang optimal”.

Selain faktor motivasi yang mempengaruhi tingkat kinerja pegawai, dapat

pula disebabkan oleh berbagai faktor lainnya. Salah satu faktor yang menurunkan

tingkat kinerja pegawai adalah menurunnya tingkat disiplin kerja pegawai.

Berkaitan dengan hal tersebut, Liden (2001:63) menjelaskan bahwa:

Dengan ditegakkannya disiplin maka dapat mengatasi masalah kinerja yang buruk dan memperkuat pengaruh perilaku kerja pegawai dengan kelompok atau organisasi. Apabila disiplin dapat dilaksanakan dengan baik serta tidak menunda waktu maka masalah kinerja tidak dibiarkan menjadi parah, dan kemungkinan masalah yang terjadi dapat diatasi secara cepat dan mudah.

Dari uraian di atas, menjelaskan bahwa dengan adanya motivasi dan

disiplin kerja pegawai yang tinggi akan memberikan dampak yang baik terhadap

kinerja pegawai. Pegawai yang memiliki motivasi tinggi akan terdorong untuk

memberikan kontribusi yang maksimal terhadap pelaksanaan pekerjaan, begitu

pula dengan pegawai yang memiliki tingkat disiplin yang tinggi, akan

melaksanakan pekerjaan sesuai dengan aturan dan pedoman yang telah ditetapkan

sehingga mampu mendongkrak pencapaian kinerja secara optimal.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan

(23)

terhadap Kinerja Pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan

Perindustrian Perdagangan Kota Bandung”.

B. Identifikasi Masalah

Inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah belum optimalnya kinerja

pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian

Perdagangan Kota Bandung. Masalah belum optimalnya kinerja pegawai di dalam

suatu organisasi harus segera ditanggulangi, mengingat pentingnya peranan dari

kinerja pegawai yang akan berdampak pada kinerja organisasi. Oleh karena itu,

perlu adanya suatu pendekatan tertentu terhadap pegawai dalam rangka

mengembangkan kinerjanya.

Banyak faktor yang menyebabkan belum optimalnya kinerja pegawai,

diantaranya dapat dipengaruhi oleh budaya kerja, kepemimpinan, pengawasan

pimpinan, kompensasi yang diterima pegawai, dan yang tak kalah penting adalah

faktor internal dari dalam diri pegawai itu sendiri, seperti kompetensi pegawai,

motivasi dan disiplin kerja yang dimiliki pegawai.

Berdasarkan hasil kajian secara empirik terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan

Perindustrian Perdagangan Kota Bandung, diduga faktor motivasi dan disiplin

kerja menjadi faktor determinan yang paling berpengaruh.

Selain motivasi dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai, organisasi

perlu melakukan suatu upaya untuk meningkatkan disiplin kerja pegawainya. Hal

(24)

pegawai tersebut akan melaksanakan tugas dengan baik sehingga mutu pekerjaan

yang dihasilkan pun akan baik.

C. Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini secara spesifik dirumuskan dalam pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat motivasi, disiplin kerja dan kinerja pegawai Bidang

Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota

Bandung?

2. Adakah pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai

Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan

Kota Bandung baik secara parsial maupun simultan?

D. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari diadakannya penelitian ini yaitu untuk mencari data dan

informasi yang diperlukan untuk mendapatkan gambaran jelas mengenai pengaruh

motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Bidang Koperasi di Dinas

Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung. Sedangkan, tujuan

umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan dan melakukan

kajian secara ilmiah tentang motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai.

Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah

untuk mengetahui:

1. Tingkat motivasi, disiplin kerja, dan kinerja pegawai Bidang Koperasi di

(25)

2. Ada tidaknya pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai

Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan

Kota Bandung baik secara parsial maupun simultan.

E. Kegunaan Penelitian

Jika tujuan penelitian yang dikemukakan di atas dicapai, penelitian ini

akan memberikan dua macam kegunaan, yaitu kegunaan teoritis dan praktis.

Kegunaan teoritis dari hasil penelitian ini akan dapat dijadikan studi dan

tambahan informasi bagi penelitian selanjutnya yang relevan, untuk dapat

memperkaya temuan ilmiah yang lain bagi para calon peneliti lainnya.

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna: (1) sebagai

bahan informasi umumnya bagi Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian

Perdagangan Kota Bandung dan khususnya bagi atasan langsung di Bidang

Koperasi untuk dapat memahami sifat-sifat yang berkaitan dengan kinerja

pegawai, sehingga dapat dikembangkan model pendekatan yang efektif bagi

terjadinya kondisi kerja yang kondusif untuk mengembangkan kinerja pegawai;

(2) sebagai bahan masukan bagi para pengambil keputusan dalam memecahkan

masalah yang berkaitan dengan peningkatan mutu kinerja pegawai; (3) sebagai

sumbangan bagi para pegawai untuk meningkatkan mutu dan produktivitas kerja

sehingga tercapai tujuan organisasi; (4) untuk mengetahui pasti implikasi motivasi

dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai; dan (5) sebagai bahan bagi pembaca

atau pihak lain yang membutuhkan informasi dan data yang relevan dari hasil

penelitian, khusunya mengenai motivasi dan disiplin kerja yang menunjang

(26)

BAB III

DESAIN PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Objek penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu variabel motivasi,

variabel disiplin kerja, dan variabel kinerja pegawai. Dimana variabel motivasi

(X1) dan variabel disiplin kerja (X2) merupakan variabel bebas (independent

variabel), sedangkan variabel kinerja pegawai (Y) merupakan variabel terikat

(dependent variabel).

Penelitian ini dilakukan di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian

Perdagangan Kota Bandung yang beralamat di Jalan Kawaluyaan No. 2 Bandung.

B. Metode Penelitian

Dalam mengadakan suatu penelitian, peneliti terlebih dahulu harus

menentukan metode apa yang akan digunakan, karena hal ini merupakan pedoman

atau langkah-langkah yang harus dilakukan agar memperoleh gambaran

permasalahan, sehingga dapat menemukan pemecahan dari masalah yang diteliti.

Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Surakhmad

(1998:131), yang menyatakan bahwa:

Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknik serta alat tertentu. Cara itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajaran ditinjau dari penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.

Sugiyono (2006:160), menjelaskan bahwa “Metode penelitian adalah cara

(27)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

Survei Eksplanasi (Explanatory Survey), yaitu penelitian yang bertujuan

menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya.

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (1989:5), mengemukakan bahwa

”Metode explanatory survey yaitu metode untuk menjelaskan hubungan kausal

antara dua variabel atau lebih melalui pengajuan hipotesis”.

Objek telaah penelitian survei eksplanasi adalah untuk menguji hubungan

antar variabel yang dihipotesiskan. Pada jenis penelitian ini, jelas ada hipotesis

yang akan diuji kebenarannya. Dengan menggunakan metode survei eksplanasi,

penulis melakukan pengamatan untuk memperoleh gambaran antara tiga variabel,

yaitu variabel motivasi, variabel disiplin kerja dan variabel kinerja pegawai.

Apakah terdapat pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai

Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota

Bandung.

C. Operasional Variabel

Operasional variabel merupakan kegiatan menjabarkan konsep variabel

menjadi konsep yang lebih sederhana, yaitu indikator. Operasional variabel ini

dilakukan untuk membatasi pembahasan agar tidak terlalu meluas. Menurut

Sugiyono (2006:19), menyatakan bahwa “Variabel penelitian itu adalah suatu

atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun objek yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan”.

Penelitian ini mengkaji tiga variabel yaitu dua variabel bebas dan satu

(28)

variabel independent atau variabel bebas, dan variabel kinerja pegawai (Y)

sebagai variabel dependent atau variabel terikat.

1. Operasional Variabel Motivasi

Motivasi dalam penelitian ini merupakan kekuatan yang mendorong

seorang karyawan yang menimbulkan dan mengarahkan perilaku.

Merujuk pada teori motivasi berprestasi dari McClelland, maka motivasi

dalam penelitian ini meliputi dimensi: (1) Kebutuhan pencapaian (nAch-Need for

Achievement), (2) Kebutuhan akan afiliasi (nAff-Need for Affiliation), dan (3)

Kebutuhan akan kekuasaan (nPow-Need for Power). Secara lebih rinci,

operasional variabel motivasi akan dibahas pada tabel berikut ini:

Tabel 3. 1

Operasional Variabel Motivasi Konsep

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala

No. Item

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Motivasi (X1) merupakan kekuatan yang mendorong seorang karyawan yang menimbulkan dan mengarahkan perilaku. Gibson (1996:185) 1. Kebutuhan pencapaian (nAch-Need for Achievement)

1) Kreativitas a. Dorongan untuk berusaha

melakukan pekerjaan dengan cara-cara baru yang lebih kreatif b. Dorongan untuk

berinisiatif dalam bekerja

c. Dorongan mencari peluang untuk maju agar mendapatkan hasil yang memuaskan dalam bekerja Interval Interval Interval 1 2 3

2) Umpan balik a. Dorongan untuk mendapatkan umpan balik

(29)

yang segera dari hasil pekerjaan yang dicapai 3) Tanggung

jawab

a. Dorongan untuk bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan yang telah dilakukan

Interval 5

4) Tujuan a. Dorongan untuk menentukan tujuan pekerjaan secara realistis b. Dorongan untuk

mencapai tujuan pekerjaan yang lebih baik dari sebelumnya c. Dorongan untuk

berani menghadapi resiko

d. Dorongan untuk melakukan pekerjaan yang lebih menantang Interval Interval Interval Interval 6 7 8 9 2. Kebutuhan akan afiliasi (nAff-Need for Affiliation) 1) Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain (sense of belonging)

a. Dorongan untuk menciptakan hubungan yang erat dengan orang lain b. Dorongan untuk

mengembangkan hubungan yang erat dengan orang lain c. Dorongan untuk

bekerja sama dengan orang lain dalam melaksanakan pekerjaan Interval Interval Interval 10 11 12 2) Kebutuhan akan perasaan dihormati (sense of

a. Dorongan untuk mengakui prestasi yang diraih orang lain

(30)

importance) 3) Kebutuhan akan perasaan ikut serta (sense of participation)

a. Dorongan untuk membantu orang lain yang berada dalam kesulitan

Interval 14

3. Kebutuhan akan kekuasaan (nPow-Need for Power)

1) Persaingan a. Dorongan untuk bekerja secara kompetitif dengan orang lain

b. Dorongan untuk memperoleh prestasi yang lebih baik dari orang lain

Interval

Interval 15

16

2) Kedudukan a. Dorongan untuk mencapai posisi terbaik dalam organisasi b. Dorongan untuk

cepat tanggap terhadap

masalah-masalah yang dihadapi organisasi c. Dorongan untuk

aktif dalam menjalankan kebijakan dan kegiatan organisasi Interval Interval Interval 17 18 19

Sumber: Diadaptasi dari Teori Motivasi Berprestasi David McClelland, merujuk pada berbagai sumber

2. Operasional Variabel Disiplin Kerja

Disiplin kerja dalam penelitian ini merupakan kesadaran dan kesediaan

seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang

berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua

(31)

adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan

peraturan perusahaan, baik yang tertulis maupun tidak.

Disiplin kerja dalam penelitian ini, diukur melalui indikator: (1)

Kesadaran, (2) Kesediaan, (3) Ketaatan, dan (4) Etika Kerja. Secara lebih rinci,

[image:31.595.120.509.239.753.2]

operasional variabel disiplin kerja akan dibahas pada tabel berikut ini:

Tabel 3. 2

Operasional Variabel Disiplin Kerja

Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala No

Item

(1) (2) (4) (5) (6)

Disiplin Kerja/ kedisiplinan (X2) adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. (Hasibuan, 2007: 193)

1.Kesadaran a. Paham terhadap semua peraturan kerja yang berlaku b.Sadar akan tugas

dan tanggung jawab dalam bekerja Interval Interval 1 2

2.Kesediaan a. Mengikuti pedoman kerja yang berlaku dalam bekerja b.Mengikuti instruksi dari atasan dalam bekerja Interval Interval 3 4

3.Ketaatan a. Hadir tepat waktu b.Bekerja sesuai

dengan aturan jam kerja yang

ditentukan c. Patuh terhadap

aturan yang berlaku sesuai dengan ketentuan organisasi

(32)

e. Bekerja sesuai tugas dan fungsinya f. Ketaatan dalam

penggunaan alat dan fasilitas kerja

Interval

Interval 9

10

4.Etika kerja a. Memiliki sikap/perilaku yang baik dalam bekerja

Interval 11

b. Ramah tamah terhadap rekan kerja

Interval 12

Sumber: Diadaptasi dari pendapat Hasibuan (2007:193)

3. Operasional Variabel Kinerja Pegawai

Kinerja pegawai dalam penelitian ini merupakan hasil kerja secara kualitas

dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Dalam penelitian ini, kinerja pegawai meliputi indikator: (1) Kualitas, (2)

Kuantitas, (3) Tanggung jawab, dan (4) Inisiatif. Secara lebih rinci, operasional

[image:32.595.113.513.108.748.2]

variabel kinerja pegawai akan dibahas pada tabel berikut ini:

Tabel 3. 3

Operasional Variabel Kinerja Pegawai

Konsep Variabel Indikator Ukuran Pengukuran No Item

(1) (2) (4) (5) (6)

Kinerja Pegawai/ prestasi kerja (Y) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai

1. Kualitas a. Kesesuaian hasil pekerjaan

(33)

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. (Mangkunegara, 2005:67) ditetapkan c. Ketelitian dalam

melaksanakan pekerjaan d. Kerapihan dalam melaksanakan pekerjaan Interval Interval 3 4

2. Kuantitas a. Kesesuaian jumlah hasil kerja dengan target yang ditetapkan b. Banyaknya jumlah hasil kerja yang diselesaikan melebihi target c. Penggunaan waktu bekerja secara efektif dan efisien d. Pekerjaan selesai tepat waktu Interval Interval Interval Interval 5 6 7 8 3. Tanggung jawab

a. Kesadaran akan tanggung jawab dalam bekerja b. Kesungguhan dalam bekerja Interval Interval 9 10

4. Inisiatif a. Semangat melaksanakan tugas-tugas baru yang diberikan b. Semangat memperbesar tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan c. Tidak segan

mengajukan saran dan kritik d. Bertindak atas

(34)

sendiri tanpa menunggu perintah atasan Sumber: Diadaptasi dari pendapat Mangkunegara (2005:67)

Dalam penelitian yang dilakukan penulis, sumber data yang digunakan

terdiri dari data primer dan data sekunder. Sumber data primer adalah sumber data

yang dapat diperoleh secara langsung dari subjek yang berhubungan langsung

dengan penelitian. Sumber data diperoleh dari pegawai Bidang Koperasi di Dinas

Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.

Sumber data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh penulis tidak

berhubungan langsung dengan objek penelitian. Sumber data sekunder dalam

penelitian ini yaitu buku-buku literatur, hasil observasi maupun laporan-laporan

dan arsip-arsip Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian

Perdagangan Kota Bandung.

D. Populasi

Arikunto (2002:108), menyatakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono (2006:54), berpendapat bahwa

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu, yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa,

populasi merupakan penelitian yang dilakukan pada seluruh karakteristik subjek

(35)

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh pegawai

Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota

Bandung yang berjumlah 30 orang meliputi 2 bidang. Gambaran tentang jumlah

[image:35.595.111.516.226.579.2]

populasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.4 di bawah ini.

Tabel 3. 4 Populasi Penelitian

No Bidang Jumlah

Pegawai

1. Kelembagaan dan Pendaftaran 1

8 4 1. Seksi Bina Kelembagaan Koperasi

2. Seksi Pendaftaran

2. Pengembangan Usaha Koperasi Aneka Usaha dan Simpan Pinjam 1 5 5 6 1. Seksi Pengembangan Usaha Produksi dan Jasa

2. Seksi Pengembangan Usaha Konsumsi

3. Seksi Pengembangan Koperasi Simpan Pinjam

J u m l a h 30

Sumber: Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Keppen & Wickenns dan Howell dalam Sambas & Uep (2011:156)

mengungkapkan bahwa bagaimanapun bentuk distribusi data di populasinya,

semakin besar sampel semakin normal distribusi mean sampelnya. Dan distribusi

terlihat cukup normal ketika sampel berisi sekitar 30 orang.

Arikunto (2002:100) mengemukakan bahwa “untuk sekedar ancer-ancer

maka apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya sehingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya

besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”.

Merujuk pada keterangan di atas, maka mengingat populasi yang hanya

(36)

Berarti dalam penelitian ini tidak ada proses penarikan sampel atau prosedur

teknik penarikan sampel dan tidak ada penentuan ukuran sampel.

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Penelitian

1. Wawancara

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara

mengajukan pertanyaan langsung kepada pihak organisasi untuk memperoleh

data mengenai profil organisasi, gambaran motivasi, gambaran disiplin kerja dan

gambaran kinerja pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan

Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.

2. Observasi

Peneliti mengamati secara langsung kegiatan Bidang Koperasi di Dinas

Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung. Khususnya yang

berhubungan dengan keadaan motivasi pegawainya, disiplin kerjanya dan kinerja

pegawainya.

3. Kuesioner

Teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan selanjutnya adalah

kuesioner. Menurut Arikunto (2002:128), menyatakan bahwa “Kuesioner adalah

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.

Kuesioner berupa daftar pertanyaan yang telah disiapkan disampaikan kepada

responden. Responden dalam penelitian ini terbagi menjadi dua responden. Untuk

memperoleh informasi mengenai variabel X1 (motivasi), kuesioner disampaikan

[image:36.595.119.512.240.614.2]
(37)

Sedangkan untuk memperoleh informasi mengenai variabel X2 dan Y agar tidak

bias, disampaikan khusus kepada 7 orang atasan langsung untuk menilai disiplin

kerja dan kinerja para staf pelaksana tiap seksi. Sisanya untuk menilai 2 orang

kepala bidang diberikan kepada yang bersangkutan untuk menilai satu sama lain.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala rating

scale. Skala pengukuran rating scale menurut Sugiyono (2006:113), merupakan

“Skala pengukuran yang mengolah data mentah berupa angka, yang kemudian

ditafsirkan dalam pengertian kualitatif”. Kuesioner yang akan digunakan dalam

penelitian ini harus melalui tahap pengujian instrumen penelitian, yang terdiri dari

uji validitas dan uji reliabilitas.

F. Pengujian Instrumen Penelitian

Instrumen sebagai alat pengumpulan data, perlu diuji kelayakannya,

karena akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias. Instrumen yang

baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Instrumen

yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur)

itu valid.

Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan

beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang

sama. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam

pengumpulan data, maka diharapkan hasil dari penelitian pun akan menjadi valid

(38)

1. Uji Validitas

Sugiyono (2007:267), mengemukakan bahwa “Validitas merupakan

derajat ketepatan antar data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang

dapat dilaporkan oleh peneliti”. Dengan demikian data yang valid adalah data

yang dilaporkan oleh peneliti memiliki ketepatan dan tidak berbeda dengan data

sesungguhnya yang terjadi pada objek penelitian.

Sedangkan menurut Arikunto (1998:160), “Validitas dalam penelitian

dijelaskan sebagai suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen”.

Pengujian validitas instrumen adalah dengan menggunakan teknik korelasi

Product Moment dari Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut:

] ) ( ][ ) ( [ ) )( ( ) ( 2 2 2 2 i i i i i i i i xy Y Y N X X N Y X Y X N r          

 (Arikunto, 1998:162)

Keterangan:

xy

r = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

N = Jumlah responden

i

X = Nomor item ke i

i X

 = Jumlah skor item ke i 2

1

X = Kuadrat skor item ke i

2

i X

 = Jumlah dari kuadrat item ke i

Y

 = Total dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden

2

i

Y = Kuadrat dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden

2

i

Y

 = Total dari kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden

i iY

X

 = Jumlah hasil kali item angket ke i dengan jumlah skor yang diperoleh tiap respoden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas

(39)

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang

bukan responden sesungguhnya. Banyaknya responden untuk uji coba

intrumen, sejauh ini belum ada ketentuan yang mensyaratkannya, namun

disarankan sekitar 20-30 orang responden.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran

data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan

pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang

diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data

selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah

diisi pada tabel pembantu.

6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.

7. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item

angket dari skor-skor yang diperoleh.

8. Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan

dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat di tabel.

Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2,

dimana n adalah jumlah responden yang dilibatkan dalam uji validitas adalah

20 orang, sehingga diperoleh db = 20-2 = 18 dan = 5%.

[image:39.595.118.512.247.620.2]

9. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai

(40)

2. jika rxy hitung ≤ r tabel, maka tidak valid

Jika instrumen itu valid, maka item tersebut dapat dipergunakan pada

kuesioner penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Pengujian alat pengumpulan data kedua adalah pengujian realibilitas

instrumen. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian, bahwa suatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data,

karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006:178), menyatakan bahwa

“Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten

dan cermat akurat”. Jadi uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu

pengukuran dapat dipercaya.

Formula yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam

penelitian ini adalah Koefisien Alfa (α) dari Cronbach, yaitu sebagai berikut:

   

 

   

 2

2

11 1

1 t

i k

k r



Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya bulir soal ∑ = Jumlah varians

= Varians total

Rumus variansnya adalah sebagai berikut:

∑ [∑ ]

(41)

Keterangan:

= Varians ∑ = Jumlah skor N = Jumlah responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan, dalam rangka mengukur reliabilitas

instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menyebar instrumen yang akan diuji realibilitasnya, kepada responden yang

bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran

data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan

pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang

diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data

selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi

responden pada tabel pembantu.

6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.

7. Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing

responden.

8. Menghitung jumlah skor masing-masing item yang diperoleh.

9. Menghitung jumlah kuadrat skor masing-masing item yang diperoleh.

10.Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total.

(42)

12.Membandingkan nilai koefisien alfa dengan nilai koefisien korelasi yang

terdapat dalam tabel. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat

bebas (db) = n-2. dimana n adalah jumlah responden yang dilibatkan dalam uji

validitas adalah 20 orang, sehingga diperoleh db = 20-2 = 18 dan  = 5%.

[image:42.595.116.513.251.631.2]

13.Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai

tabel r. Kriterianya: 1. Jika r11 hitung > r tabel, maka reliabel,

2. Jika r11 hitung ≤ r tabel, maka tidak reliabel.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi informasi,

sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami

dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan

kegiatan penelitian.

Menurut Sambas dan Uep (2011:158) tujuan dilakukannya analisis data

antara lain untuk:

1. Mendeskripsikan data, biasanya dalam bentuk frekuensi, ukuran tendensi

sentral maupun ukuran disperse, sehingga dapat dipahami karakteristik

datanya. Dalam statistika, kegiatan mendeskripsikan data ini dibahas pada

statistika deskriptif.

2. Membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi,

atau karakteristik populasi berdasarkan data yang diperoleh dari sampel.

Kesimpulan yang diambil ini biasanya dibuat berdasarkan pendugaan dan

pengujian hipotesis. Kegiatan ini biasanya dibahas pada statistika

(43)

1. Tabulasi Data

Langkah-langkah pengolahan data disampaikan oleh Sugiyono adalah

sebagai berikut:

a. Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan data.

b. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian instrumen pengumpulan data.

c. Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut variabel variabel yang diteliti. Dalam tahap ini dilakukan pemberian kode atau skor untuk setiap pilihan dari setiap item berdasarkan ketentuan yang ada.

[image:43.595.115.518.196.612.2]

d. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data kedalam tabel induk penelitian. Dalam hal ini hasil koding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap variabel. Adapun tabel rekapitulasi tersebut sebagai berikut:

Tabel 3. 5

Contoh Rekapitulasi Hasil Skoring Angket

Responden Skor item Total

1 2 3 4 5 6 ... N

1 2 N

2. Teknik Analisis Data Deskriptif

Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya)

menggunakan teknik analisis deskriptif. Teknik analisis deskriptif adalah analisis

penelitian secara deskriptif yang dilakukan melalui statistik deskriptif, yaitu

statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskriptifkan

atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

(44)

anggota populasi dilibatkan dalam penelitian sehingga kesimpulan yang dibuat

adalah untuk populasi itu sendiri.

Analisis data ini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam rumusan

masalah. Untuk menjawab rumusan masalah no.1, maka teknik analisis data yang

digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu untuk mengetahui gambaran tingkat

motivasi, tingkat disiplin dan tingkat kinerja pegawai Bidang Koperasi di Dinas

Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung. Untuk

mendeskripsikan data dapat melalui tabel, grafik, diagram, presentase, frekuensi,

perhitungan mean, median atau modus.

Langkah kerja analisis data desriptif:

a. Melakukan editing data, yaitu memeriksa kelengkapan jawaban

responden, meneliti konsistensi jawaban, dan menyeleksi keutuhan

kuesioner sehingga data siap diproses.

b. Melakukan input data (tabulasi), berdasarkan data yang diperoleh

responden.

c. Menghitung frekuensi data yang diperoleh.

[image:44.595.114.515.242.637.2]

d. Menyajikan data yang sudah diperoleh, baik dalam bentuk tabel ataupun

grafik.

e. Melakukan analisis berdasarkan data yang sudah disajikan.

Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan varabel penelitian,

digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada rata-rata skor kategori angket yang

diperoleh dari responden. Untuk mengetahui jarak rentang pada interval pertama

(45)

Rentang = skor maksimal – skor minimal = 5 - 1 = 4

Lebar interval = rentang / banyak interval = 4/5 = 0,8

Jadi interval pertama memiliki batas bawah 1,00; interval kedua memiliki

batas bawah 1,8; interval ketiga memiliki batas bawah 2,6; interval keempat

memiliki batas bawah 3,4; dan interval kelima memiliki batas bawah 4,2.

[image:45.595.116.509.255.610.2]

Selanjutnya disajikan kriteria penafsiran seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 3. 6

Kriteria Penafsiran Deskripsi

Rentang Penafsiran

X1 (Motivasi) X2 (Disiplin Kerja) Y (Kinerja)

1,00 – 1,79 Sangat Rendah

1,80 – 2,59 Rendah

2,60 – 3,39 Sedang

3,40 – 4,19 Tinggi

4,20 – 5,00 Sangat Tinggi

3. Teknik Analisis Data Inferensial

Statistik inferensial meliputi statistik parametris yang digunakan untuk

data interval dan ratio serta statistik nonparametris yang digunakan untuk data

nominal dan ordinal. Dalam penelitian ini menggunakan analisis parametris

karena data yang digunakan adalah data interval. Analisis data ini dilakukan untuk

menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah no. 2 yaitu

untuk mengetahui adakah pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja

pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian

Perdagangan Kota Bandung baik secara parsial maupun simultan.

Adapun untuk menguji hipotesis yang datanya berbentuk interval, maka

(46)

perubahan nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dinaikkan atau

diturunkan nilainya (dimanipulasi).

Dalam penelitian ini, hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan

statistik parametris antara lain dengan menggunakan F-test terhadap koefisien

regresi.

H. Pengujian Persyaratan Analisis Data

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis data.

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu harus dilakukan

beberapa pengujian. Untuk penelitian populasi pengujian yang dilakukan yaitu Uji

Homogenitas dan Uji Linieritas.

1. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk kepentingan akurasi data dan

keterpercayaan terhadap hasil penelitian. Uji asumsi homogenitas merupakan uji

perbedaan dua kelompok, yaitu dengan melihat perbedaan antara varians

kelompoknya. Dengan demikian pengujian homogenitas varians ini

mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen.

Dalam penelitian ini, pengujian homogenitas menggunakan uji Barlett,

dengan kriteria yang digunakannya adalah apabila χ2 > nilai tabel χ2, maka H0

menyatakan varians skornya homogen ditolak, dalam hal lainnya diterima. Nilai

hitung χ2 (Sambas A. Muhidin, 2010:96) diperoleh dengan rumus:

χ2

=(ln 10)[B - (∑db.LogSi2)]

Dimana:

(47)

dbi = n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok

B = Nilai Barlett = (Log S2gab)(∑dbi)

S2gab = Varians gabungan = S2gab = ∑

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas

varians adalah:

a. Menentukan kelompok-kelompok data, dan menghitung varians untuk tiap

kelompok tersebut.

b. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan, dengan

[image:47.595.119.512.240.629.2]

model tabel sebagai berikut:

Tabel 3. 7

Model Tabel Uji Barlett

Sampel db= n-1 Si2 Log Si2 db.Log Si2 db. Si2

1 2 3

…. …. ∑

c. Menghitung varians gabungan.

d. Menghitung log dari varians gabungan.

e. Menghitung nilai Barlett.

f. Menghitung nilai χ2.

g. Menentukan nilai dan titik kritis.

(48)

2. Uji Linieritas

Uji linieritas, dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara

variabel terikat dengan masing-masing variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas

dilakukan dengan uji kelinieran regresi. Langkah-langkah yang dapat dilakukan

dalam pengujian linieritas regresi menurut Sambas A. Muhidin (2010:99) adalah:

a. Menyusun tabel kelompok data variabel x dan variabel y.

b. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK reg(a)) dengan rumus:

JK reg(a) = ∑

c. Menghitung jumlah kuadrat regresi b|a (JK reg(b/a)) dengan rumus:

∑ ∑ ∑

d. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus:

JKres = ΣY2– JKreg(b/a) – JKreg(a)

e. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a)) dengan rumus:

RJKreg(a) = JKreg(a)

f. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(b/a)) dengan rumus:

RJKreg(b/a) = JKreg(b/a)

g. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus:

h. Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:

(49)

Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil

sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya.

i. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus:

JKTC = JKres – JKE

j. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus:

k. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus:

l. Mencari nilai uji F dengan rumus:

m. Menentukan kriteria pengukuran: Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka

distribusi berpola linier.

n. Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikan 95% atau α = 5 % menggunakan

rumus: Ftabel = F(1-α)(db TC, db E) dimana db TC = k – 2 dan db E = n – k.

o. Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat

kesimpulan.

I. Pengujian Hipotesis

Hipotesis yaitu jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang

kebenarannya masih harus diuji secara empiris dan dengan pengujian tersebut

(50)

Sedangkan pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan

suatu keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis ini.

Alat yang digunakan untuk meramalkan nilai pengaruh dua variabel bebas

atau lebih terhadap satu variabel terikat (untuk membuktikan ada tidaknya

hubungan fungsional atau hubungan kausal antara dua atau lebih variabel bebas

terhadap suatu variabel terikat) pada penelitian ini, maka alat yang digunakan

ialah analisis regresi ganda.

Pengujian keberartian pada analisis regresi ganda dapat dilakukan dengan

mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Merumuskan Hipotesis

Menentukan rumusan hipotesis statistik (H0 dan H1) yang sesuai dengan

hipotesis penelitian yang diajukan, yaitu:

H0 : β = 0, artinya tidak terdapat pengaruh motivasi dan disiplin kerja

terhadap kinerja pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi

UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung baik

secara parsial maupun simultan.

H1: β ≠ 0, artinya terdapat pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap

kinerja pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan

Perindustrian Perdagangan Kota Bandung baik secara parsial

maupun simultan.

2. Menyusun Persamaan Regresi

Membuat persamaan regresi dengan rumus persamaan regresi linear

berganda sebagai berikut:

(51)

Keterangan:

Ŷ = variabel terikat

= variabel bebas

= nilai konstanta harga y jika x=0

b = nilai arah sebagai penentu nilai prediksi yang menunjukan nilai

peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel y. Dimana:

(∑ ) (∑ )

Sedangkan b dicari dengan menggunakan rumus:

(∑ ) ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑

(∑ ) ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑

3. Uji Signifikansi

Untuk mengetahui diterima atau ditolak hipotesis yang diajukan,

dilakukan uji signifikansi. Untuk pengujian hipotesis secara parsial digunakan uji

t sedangkan pengujian hipotesis secara simultan menggunakan uji F.

a. Pengujian Hipotesis secara Parsial

Uji hipotesis secara parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh dari

masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat menggunakan uji t.

Berikut ini adalah langkah-langkah dengan menggunakan uji t:

1) Merumuskan hipotesis:

H0: β=0 : artinya tidak terdapat pengaruh motivasi terhadap

(52)

H1: β≠0 : artinya terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja

pegawai.

H0: β=0 : artinya tidak terdapat pengaruh disiplin kerja terhadap

kinerja pegawai.

H1: β≠0 : artinya terdapat pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja

pegawai.

2) Menentukan uji statistika yang sesuai, yaitu:

Untuk menentukan nilai uji t di atas, sebelumnya dicari koefisien

korelasi parsial antara variabel X1 dengan variabel Y dan variabel X2

dengan variabel Y menggunakan rumus:

√( )( )

√( )( )

3) Menentukan nilai kritis (

Gambar

Tabel 4. 21 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Tanggung Jawab ..................................................
Gambar 4. 4 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Kebutuhan akan Kekuasaan......................................
Tabel 1. 1 Rekapitulasi Kehadiran dan Ketidakhadiran Pegawai Tahun 2010-2012
Tabel 1. 2 Rekapitulasi Kehadiran dan Ketidakhadiran Pegawai dalam Kegiatan Apel
+7

Referensi

Dokumen terkait

x Menerangkan langkah yang sesuai untuk menjaga keselamatan diri semasa berada di rumah, sekolah dan tempat permainan..

Alhamdulillah, puji syukur penulis haturkan kehadirat Alloh SWT atas limpahan karunia dan nikmat-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul

 Dari dalam negeri, pemerintah memberikan insentif beru- pa PPh final 0% atas dividen yang diperoleh subjek pajak luar negeri dan PPh final 0.1% atas keuntungan karena

[r]

The transactions recording system (purchases and sales) LPG at distributor level is generally better than at the level of sub-resellers (SP), as shown in Table

Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut BPD, adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan

Kajian ini khusus membahas kebijakan politik hukum, yang mengambil pengertian bahwa politik hukum adalah legal policy yang akan atau telah dilaksanakan secara nasional

Pendekatan yang di pakai dalam penelitian ini adalah Kualitatif , yaitu penelitian yang tidak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,.. penafsiran terhadap