• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Interior Guitar Bamboo Workshop and Gallery dengan Konsep Explore to Learn.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Interior Guitar Bamboo Workshop and Gallery dengan Konsep Explore to Learn."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

Abstrak

Perancangan ini bertujuan untuk memperkenalkan gitar bambu kepada masyarakat di Indonesia khususnya di kota Bandung, melalui perancangan desain interior yang menarik agar minat masyarakat Indonesia khususnya Bandung lebih mengenal alat musik gitar bambu.

Workshop dan galeri gitar bambu merupakan workshop dan galeri gitar bambu yang menawarkan workshop pembuatan gitar bambu dari sebilah bambu hingga menjadi sebuah alat musik gitar bambu dan galeri gitar bambu yang terdapat macam - macam dari gitar bambu. Terletak di jalan Purnawarman Bandung, lokasi ini merupakan alih fungsi bangunan dari bangunan hotel menjadi workshop dan galeri bambu gitar. Pertimbangan pemilihan lokasi ini karena berada pada tempat yang strategis yaitu terletak di pusat kota Bandung. Permasalahan yang menonjol pada workshop dan galeri gitar bambu yaitu ruangan yang menarik dan dapat memberikan info kepada pengunjung yang datang tentang gitar bambu sehingga memerlukan penataan dan bahan khusus pada lantai, dinding dan plafon untuk dapat menarik minat pengujung untuk datang ke workshop dan galeri gitar bambu.

Dari hasil analisis maka disimpulkan bahwa desain interior workshop dan galeri bambu gitar memperhatikan bagaimana desain interior memberi info dan menarik perhatian pengujung agar datang ke workshop dan galeri gitar bambu. Menerapkan konsep "explore to learn" dengan perpaduan bentuk geometris menerapkan kombinasi warna laras sesuai dengan suasana ruang yang ditampilkan antara suasana hangat dan tenang, menggunakan pola bentuk dari not balok sebagai ide dasar desain yang akan dirancang.

(2)

viii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

This design aims to introduce the bamboo guitar to Indonesian society, especially in Bandung through an attractive interior design of the gallery and workshop. The attractive design is meant to draw people’s attention, especially in Bandung, to know more about the bamboo guitar.

The workshop of the bamboo guitar offers a workshop to make a bamboo guitar, while the gallery displays various kinds of bamboo guitars. Located in Jl. Purnawarman, Bandung, the space is originally a hotel and will be transformed into the workshop and gallery of bamboo guitar. The choice of location is strategic, as it is located in the center of Bandung city. A significance issue in the workshop and gallery of bamboo guitar is the room design that attracts people and provides them with information about bamboo guitar. Thus, the interior design will require a special arrangement, such as the use of special material for the flooring and attractive ceiling to draw visitors.

From the elaboration, it can be concluded that the interior design of the workshop and gallery of bamboo guitar has to focus on how it can be informative and attractive for the visitors. The application of “explore to learn” concept is used through a combination between geometrical shapes, colors, and block note patterns as the basic design idea that can generate warm and calm atmosphere.

(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN i

PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI ii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS iii

BIODATA PENULIS iv

KATA PENGANTAR v

ABSTRAK vii

ABSTRACT viii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR TABEL xi LAMPIRAN xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan ... 1

1.2 Ide Gagasan Perancangan ... 4

1.3 Identifikasi Masalah ... 5

1.4 Rumusan Masalah ... 5

1.5 Tujuan Perancangan ... 5

1.6 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II GUITAR BAMBOO WORKSHOP and GALLERY 2.1 Sejarah Instrument Gitar ... 7

2.1.1 The Lute (Al'ud) ... 7

2.1.2 Lira ... 8

(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

2.3.2 Perkembangan Fisik Gitar ...13

2.4 Jenis Gitar ... 14

2.7.3 Sifat Umum Bambu dan Karakteristiknya ... 20

(5)

ix Universitas Kristen Maranatha

2.10.6 Persyaratan Ruang Pamer Galeri ... 32

2.10.7 Kebutuhan Ruang Galeri ... 33

2.11 Standar Ergonomi ... 34

2.11.1 Standar Ergonomi Jarak Pandang Galeri ... 34

2.11.2 Standar Ergonomi Area Workshop ... 35

2.11.3 Standar Ergonomi Area Konter ... 35

2.12 Studi Banding ... 36

2.12.1 Saung Angklung Udjo ... 36

2.12.2 Indonesian Bamboo Society (IBS) ... 37

2.12.3 Sanggar Awi Wulung ... 41

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI 3.1 Deskripsi Guitar Bamboo Workshop and Gallery ... 43

3.2 Fungsi Guitar Bamboo Workshop and Gallery ... 43

3.3 Fasilitas Penunjang Guitar Bamboo Workshop and Gallery ... 44

3.3.1 Cafe and Lounge ... 44

3.3.2 Music Class ... 44

3.3.3 Library ... 44

3.3.4 Workshop Room ... 44

3.3.5 Ruang Pertunjukan Musik ...45

3.4 Ide Implementasi Konsep Pada Objek Studi ... 45

3.4.1 Penjelasan Konsep dan Tema ... 45

3.4.2 Mind Mapping ... 46

(6)

ix Universitas Kristen Maranatha

3.5 Analisa Fungsional ...49

3.5.1 Pengunjung ... 49

3.5.2 Staff ... 49

3.6 Aktivitas User ... 50

3.6.1 Flow Activity ... 50

3.7 Kebutuhan Ruang ...52

3.8 Analisa Site ... 54

3.8.1 Tinjauan Makro ... 54

3.8.2 Tinjauan Mikro ... 57

3.9 Pembagian Sifat Ruang ... 58

3.9.1 Zoning and Blocking ... 59

BAB IV PERANCANGAN INTERIOR GUITAR BAMBOO WORKSHOP AND GALLERY 4.1 Perancangan Secara Umum (General) ... 62

4.2 Denah Khusus ... 68

4.2.1 Workshop ... 68

4.2.2 Gallery ... 70

4.2.3 Restaurant ... 71

4.3 Detail Furniture ... 72

4.3.1 Display Unit Pada Area Lobby ... 73

4.3.2 Meja Information Center Pada Area Lobby ... 74

4.3.3 Bangku Pada Area Lounge ... 75

4.4 Detail Interior ... 75

4.4.1 Treatment Pada Dinding Lobby Galeri ... 76

4.4.2 Drop Ceiling ... 77

(7)

ix Universitas Kristen Maranatha BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan ... 79 5.2 Saran ... 80

(8)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

BAB II

Gambar 2.1 The Lute (Al'ud) ... 8

Gambar 2.2 Lira ... 8

Gambar 2.3 Lira Ratu Shub-Ad dari Ur ... 9

Gambar 2.4 Tanbur ... 10

Gambar 2.5 Lukisan dinding Thebes ... 10

Gambar 2.6 Tanbur-Har Mose ... 11

Gambar 2.7 Pahatan Gitar Hittite... 12

Gambar 2.8 Tar, Dotar & Setar, Tambur, Sitar, Oud, Lute, Vihuela ... 13

Gambar 2.9 Guitar by Antonio Torres Jurado... 14

Gambar 2.10 Gitar Reinassance dan Baroque... 14

Gambar 2.11 Gitar Archtop ... 15

Gambar 2.12 Gitar Dobro ...16

Gambar 2.13 Gitar Mexicano Guitarron ... 16

Gambar 2.14 Bambu direbus air ... 21

Gambar 2.15 Bambu dimasukan ke dalam mesin oven ... 22

Gambar 2.16 Standar jarak pandang ... 34

Gambar 2.17 Meja Workshop ... 35

Gambar 2.18 Meja Workshop ... 35

Gambar 2.19 Saung Angklung Udjo ... 36

Gambar 2.20 Ruang Penyimpanan Bambu dan Ruang Persiapan Bambu Saung Angklung Udjo ... 37

Gambar 2.21 Toko Souvenir Saung Angklung Udjo... 37

Gambar 2.22 Ruang Informasi Museum Bambu dan Galeri 16 Bandung ... 38

(9)

x Universitas Kristen Maranatha

Gambar 2.24 Ruang Pamer Alat Musik Museum Bambu dan Galeri ... 39

Gambar 2.25 Ruang Galeri dan Pameran Temporer Museum Bambu dan Galeri . 39 Gambar 2.26 Ruang Perpustakaan Museum Bambu dan Galeri ... 40

Gambar 2.27 Ruang Kepala Museum Bambu dan Galeri... 40

Gambar 2.28 Ruang Kurator Museum Bambu dan Galeri 16 Bandung ... 41

Gambar 2.29 Ruang Workshop Museum Bambu dan Galeri 16 Bandung ... 41

Gambar 2.30 Ruang Gudang Penyimpanan Bambu Sanggar Awi Wulung ... 42

Gambar 2.31 Toko Sanggar Awi Wulung ......42

BAB III Gambar 3.1 Studi Image konsep ruang ... 46

Gambar 3.2 Studi Image konsep material ... 47

Gambar 3.3 Studi Image konsep material ... 47

Gambar 3.4 Studi Image konsep bentuk ... 47

Gambar 3.5 Spotlight, Downlight, Hidden lamp ... 48

Gambar 3.6 AC central ... 49

Gambar 3.7 Zoning dan Blocking Lantai 1 ... 59

Gambar 3.8 Zoning dan Blocking Lantai 2... 59

Gambar 3.9 Zoning dan Blocking Lantai 3... 60

Gambar 3.10 Zoning dan Blocking Lantai 4 ... 60

Gambar 3.11 Zoning dan Blocking Lantai 5 ... 61

BAB IV Gambar 4.1 General Layout Ground Floor ... 62

Gambar 4.2 General Layout Second Floor... 63

Gambar 4.3 General Layout Third Floor... 64

Gambar 4.4 General Layout Fourth Floor... 64

(10)

x Universitas Kristen Maranatha

Gambar 4.6 General Section B ... 66

Gambar 4.7 General Section A ... 66

Gambar 4.8 Skema warna ... 67

Gambar 4.9 Skema warna ... ... 67

Gambar 4.10 Specific Workshop Layout ... 68

Gambar 4.11 Specific Workshop Section A ... 69

Gambar 4.12 Ruangan workshop pada area workshop ... 69

Gambar 4.13 Ruangan workshop pada area workshop ... 69

Gambar 4.14 Specific Gallery Layout ... 70

Gambar 4.15 Specific Gallery Section... 70

Gambar 4.16 Interior Galeri ... 71

Gambar 4.17 Interior Galeri ... 71

Gambar 4.18 Interior restoran ... 72

Gambar 4.19 Interior restoran ... 72

Gambar 4.20 Display unit pada area lobby... 73

Gambar 4.21 Detail display unit pada area lobby ... 73

Gambar 4.22 Meja receptionist pada area lobby ... 74

Gambar 4.23 Detail meja receptionist ... 74

Gambar 4.24 Kursi pada area lounge ... 75

Gambar 4.25 Detail bangku pada area lounge ... 75

Gambar 4.26 Treatment pada dinding Lobby Galeri... 76

Gambar 4.27 Detail Treatment pada dinding Lobby Galeri ... 76

Gambar 4.28 Drop Ceiling ... 77

Gambar 4.29 Detail Drop Ceiling ... 77

Gambar 4.30 Kolom pada ruang galeri ... 78

(11)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

BAB II

Tabel 2.1 Perbedaan Bodi Gitar ... 23 Tabel 2.2 Tinggi Rata-rata Manusia ... 28 Tabel 2.3 Tabel Kebutuhan Ruang Galeri ... 33

BAB III

(12)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PERANCANGAN

Seiring dengan kemajuan zaman, tradisi dan kebudayaan daerah yang pada awalnya dipegang teguh, di pelihara dan dijaga keberadaannya oleh setiap suku, kini sudah hampir punah. Pada umumnya masyarakat merasa gengsi dan malu apabila masih mempertahankan dan menggunakan budaya lokal atau budaya daerah. Kebanyakan masyarakat memilih untuk menampilkan dan menggunakan kesenian dan budaya modern daripada budaya yang berasal dari daerahnya sendiri yang sesungguhnya justru budaya daerah atau budaya lokallah yang sangat sesuai dengan kepribadian bangsanya. Mereka lebih memilih dan berpindah ke budaya asing yang belum tentu sesuai dengan keperibadian bangsa bahkan masyarakat lebih merasa bangga terhadap budaya asing daripada budaya yang berasal dari daerahnya sendiri.

(13)

2 Universitas Kristen Maranatha lain. Bila hal tersebut dikaji lebih jauh, akan mengandung ajaran dan gambaran

dari suku atau masyarakatnya sendiri yang memiliki karakter khasnya masing - masing.

Dalam laporan ini lebih menitikberatkan ke arah kesenian dimana bambu merupakan salah satu ciri dari kebudayaan Suku Sunda baik dari bangungan rumah tinggalnya maupun alat musik tradisional, yang dimana Bandung sendiri merupakan salah satu penghasil bambu terbesar di Indonesia.

Bandung juga dikenal dengan banyak sekali melahirkan para seniman seni musik yang cukup berprestasi baik di dalam maupun di luar negeri, dari para seniman itulah muncul ide-ide kreatif untuk mengembangkan alat musik modern yang dibuat dari bambu, dan akhirnya muncul alat musik gitar berbahan dasar dari bambu, biasa disebut gitar bambu yang merupakan hasil kreatifitas dari para seniman di Kota Bandung dalam melestarikan alat musik bambu.

Indonesia adalah negara yang besar, negara yang kaya akan nilai budaya, tradisi, dan sumber daya alamnya yang melimpah dan Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah salah satunya adalah bambu. Bambu merupakan salah satu sumber daya alam di Indonesia yang kurang dimamfaatkan kurang maksimal oleh masyarakat Indonesia, di negara Eropa bambu memiliki nilai jual yang sangat tinggi, tetapi di Jawa barat bambu digunakan tidak hanya sebagai bahan dasar untuk membuat alat parabot rumah tangga tetapi juga digunakan oleh masyarakatnya sebagai bahan dasar pembuatan alat musik tradisional di daerahnya. Suku Sunda yang merupakan suku terbesar yang ada di Jawa Barat yang juga memiliki alat musik tradisional seperti gambang, celempung, karinding, angklung dan suling. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin banyaknya anak muda di Jawa Barat yang mencintai alat musik dari bambu mereka menciptakan alat musik seperti gitar, trumpet dan violin dengan bahan dasar bambu.

(14)

3 Universitas Kristen Maranatha Salah satu perubahan dari generasi muda penerus bangsa ini dapat dilihat

dari berkurangnya perhatian, kesadaran, minat, serta ketertarikan generasi muda ataupun masyarakat pada umumnya terhadap kesenian dan kebudayaan tradisional. Bila ditinjau dan dibandingkan dengan kesenian dan kebudayaan yang sifatnya modern khususnya alat musik tradisional yang berbahan dasar dari bambu, generasi muda lebih tertarik terhadap kesenian dan kebudayaan alat musik modern tersebut. Karena kesenian dan kebudayaan alat musik modern bersifat lebih mudah dimainkan , lebih baru, dan lebih menarik dengan desain yang menarik. Hal tersebut sangatlah beralasan, karena waktu yang terus bergulir, dan manusia pun terus berkembang, sehingga kekhawatiran akan timbulnya berbagai masalah serta isu dan tanda – tanda kepunahan kesenian musik tradisional pun semakin jelas, khususnya alat musik tradisional yang berbahan dasar dari bambu.

Musik tradisional Sunda yang hampir semua alat musiknya berbahan dasar bambu dan kayu merupakan akar budaya kita sebagai masyarakatSunda. Namun kenyataannya sekarang ini musik tradisional sunda sudahmulai terkikis keberadaannya, terlebih di daerah perkotaan. Untuk mengantisipasi dan melestarikan bambu lewat kreatifitas seniman seni musik di Bandung seperti gitar bambu, dan perlu dibuat sebuah wadah yang sifatnya melestarikan kebudayaan seni musik tradisional Sunda tersebut untuk semua kalangan masyarakat, karenabudaya tidak mengenal usia tua ataupun muda, tetapi budaya merupakan pondasi darikehidupan manusia. Pada saat ini, hanya memiliki satu wadah pelestarian yang menyediakan fasilitas-fasilitas untuk komunitas musik tradisional Sunda yaitu hanya ada tempat seperti Saung Angklung Udjo yang bisa dibilang salah satu tempat untuk memperkenalkan alat musik tradisional secara global.

(15)

4 Universitas Kristen Maranatha

1.2 IDE GAGASAN PERANCANGAN

Tema yang akan diambil dalam perancangan “GuitarBamboo Workshop and Gallery” yang terinspirasi dari alat seni musik bambu yang didaerah asal tempat lahirnya alat musik tersebut kurang diminati oleh penduduk sekitar, tetapi di luar negeri menjadi suatu yang sangat benilai baik dari segi materi maupun seni nya. dan memberi pengetahuan kepada masyarakat Indonesia akan bambu yang memiliki nilai tinggi baik dalam segi materi dan seninya, sehingga penerapan tema “Explore to Learn” pada perancangan “Guitar Bamboo Workshop and Gallery”.

Ide gagasan perancang dalam merancang“Guitar Bamboo Workshop and Gallery” ini adalah:

1. Menciptakan suatu Workshop dan Gallery yang menekankan pada memperkenalkan gitar bambu kepada masyarakat Indonesia dan Bandung khususnya.

2. Dengan menggunakan tema “Explore to Learn”, perancang memiliki pertimbangan supaya setiap pengunjung dapat aktif dalam setiap kegiatan untuk menambah pengalaman dalam pengetahuan bambu itu sendiri.

3. Adanya fasilitas pendukung Music Class dan Audiotorium untuk memberikan pengetahuan pendukung dalam pengenalan alat musik gitar bambu.

(16)

5 Universitas Kristen Maranatha

1.3 IDENTIFIKASI MASALAH

Identifikasi masalah pada perancangan“GuitarBamboo Workshop and Gallery” ini adalah:

1. Kurangnya pengenalan alat musik bambu khususnya gitar bambu kepada masyarakat Jawa Barat, khususnya di kota Bandung.

2. Salah satu faktor masyarakat kurang meminati alat musik bambu karena tergeser oleh alat musik yang lebih modern

3. Kurangnya media pembelajaran atau informasi tentang cara memainkan Alat Musik berbahan dasar bambu.

4. Kurang adanya tempat yang memfasilitasi komunitas pecinta alat musik bambu untuk melestarikan alat musik gitar bambu hasil kreativitas anak bangsa khususnya di bandung.

I.4 RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah pada perancangan“GuitarBamboo Workshop and Gallery” ini adalah :

1. Bagaimana merancang interior "Bamboo Guitar Workshop and Gallery" dengan tema urban dengan konsep explore to learn ?

2. Bagaimana merancang "Bamboo Guitar Workshop and Gallery" yang dapat menunjang setiap kegiatan bagi para komunitas pecinta bambu dan non-komunitas pecinta bambu sesuai fungsi dan kebutuhannya ?

1.5 TUJUAN PERANCANGAN

(17)

6 Universitas Kristen Maranatha pengunjungnya. Membuat interior yang memiliki kesan mewah terhadap

penggunaan material alam pada interior ruangan.

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN

Pada BAB I menjelaskan latar belakang dari perancangan, ide gagasan proyek, identifikasi masalah, tujuan perancangan, dan sistematika penulisan dari laporan tugas akhir yang berjudul “GuitarBamboo Workshop and Gallery”

Pada BAB II berisi tudi-studi literatur yang mendukung perancangan “Guitar Bamboo Workshop and Gallery” dan standar-standar ergonomi pada Workshop dan Gallery.

Pada BAB III berisi mengenai deskripsi proyek, tinjauan lokasi, tinjauan user, kebutuhan ruang, pembagian sifat ruang, keyword, dan konsep yang akan digunakan pada perancangan“GuitarBamboo Workshop and Gallery”

Pada BAB IV berisi mengenai perancangan “Guitar Bamboo Workshop and Gallery” yang menjelaskan perancangan secara umum (general), denah khusus, detail furniture, dan detail interior.

(18)

79 Universitas Kristen Maranatha BAB V

PENUTUP

5.1 SIMPULAN

Berikut beberapa kesimpulan dari perancangan “Bamboo Guitar Workshop and Gallery”.

1. Perancangan program ruang dan sirkulasi yang baik pada perancangan “Bamboo Guitar Workshop and Gallery” dapat diwujudkan dengan terstruktur dan terorganisir sesuai dengan tema “Explore to Learn”. Perancangan program ruang dan sirkulasi dapat mendukung kinerja para petugas yang bekerja dan pengunjung di “Bamboo Guitar Workshop and Gallery”.

2. Pada perancangan “Bamboo Guitar Workshop and Gallery” berdasarkan hasil studi perbandingan maka dirancang fasilitas pendukung berupa: Cafe and Lounge, Music theater, Music class room, dan Library yang terorganisir.

(19)

80 Universitas Kristen Maranatha Kelebihan utama dari tema ini adalah keteraturan dan terorganisir. Pengaturan

sirkulasi yang baik, pencahayaan, serta suasana interior yang dicancang pada perancangan “Bamboo Guitar Workshop and Gallery” mendukung user disini adalah pengunjung dalam mencari tahu tentang bagaimana pembuatan gitar bambu, menimba ilmu pengetahuan gitar bambu, mempelajari alat musik gitar bambu dan kenyamanan pada saat di cafe, dimana pengunjung dapat berinteraksi saling share pengalaman dengan para komunitas pecinta bambu.

5.2 SARAN

Dalam perancangan ““Bamboo Guitar Workshop and Gallery” yang mengggunakan perbandingan antara Saung Angklung Udjo dan Galeri 16 yang ada di Cimahi. Ditemukan banyak kekurangan dan kelebihan yang menjadi dasar dalam merancang fasilitas yang dapat menarik minat masyarakat akan gitar bambu. Beberapa diterapkan pada perancangan ini seperti: workshop, gallery, merupakan fasilitas yang diambil dari galeri 16 , Cimahi. Dirancang juga music class room dan library yang diharapkan dapat sangat membantu para pengunjung dalam mendapatkan informasi yang cukup.

(20)

81 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Burden,E. (2002). Ilustrated Dictionary of Architecture, McGraw-Hill Profesional Illustration: N. Language: ENG

D.K. Ching, Francis. (199), Arsitektur:Bentuk, Ruang, dan Susunannya.Cetakan ke-7. Jakarta: Erlangga

Hunt, G.M dan G.A Garrat. 1994. Pengawetan Kayu (Terjemahan) Edisi Pertama. Akademika Pressindo, Jakarta

Liese, W. 1980. Preservation of Bamboo. In Lessard, G & Chouinard, A (eds). Bamboo Research in Asia. IDRC Canada.

Morisco, 2006, Pemberdayaan Bambu untuk Kesejahteraan Rakyat dan Kelestarian Lingkungan. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta.

Neufert, Ernest dan Sjamsu Amril. (1996), Data Arsitek, Jilid 2 Edisi kedua, Jakarta: Erlangga

Panero, Julius. 2003. Human dimension & interior space. Jakarta: Erlangga.

Tarumingkeng, R.C. 2002. Status Pengawetan Kayu Di Indonesia, (Online), (http://tumoutou.net/702_05123/rudi.htm, diakses 3 Maret 2009).

Tim Penyusun. 1986. Ensiklopedia Naional Indonesia, Jakarta: Cipta Adi Pusaka Wojowasito, Prof Drs S., W.Wasito, Drs.Tito.(1980). Kamus Lengkap Inggeris-

Indonesia, Indonesia-Inggeris. Hasta, Bandung.

Website :

www.bamboeindonesia.wordpress.com www.KBBI-online.com

Referensi

Dokumen terkait

Implementasi pembelajaran metode discovery learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah 3 Penatarsewu Tanggulangin

[r]

Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk ketentuan moral yang disebut Darma adalah alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti luhur; upaya

mungkin sekali disebabkan adanya kekhawatiran yang kuat bahwa ketidak utuhan teks hadis dapat membawa bahaya yang besar, yakni terbukanya peluang yang lebih besar

Uraian di atas memiliki arti bahwa mengembangkan karakter peserta didik bukan hanya menjadi tugas guru Bimbingan dan Konseling saja, tetapi juga kepala sekolah,

Berarti semakin tinggi perolehan retribusi daerah maka semakin tinggi pula pendapatan asli daerah (PAD) nya (3) Variabel retribusi daerah memiliki pengaruh lebih besar

Mann-whitney test digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan antara bank devisa dan bank non devisa yang diukur dari CAR, ROA,

para pengawas kecamatan dan setiap kepala sekolah; (b) Pemerintah Kabupaten Jember hendaknya melibatkan para guru (baik PNS dan GTT) melalui Citizen‟s Charter (kontrak layanan)