• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pembebasan Fiskal Luar Negeri terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pembebasan Fiskal Luar Negeri terhadap Kepatuhan Wajib Pajak."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

viii

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Fiscal Exemption for Foreign Affairs that came into effect from 1 January 2009 is a facility granted to any taxpayer who has a Taxpayer Identification Number. Overseas Fiscal actually came into force in 1980 to minimize the Indonesian people who travel abroad to spend foreign exchange. With this release, any taxpayer who will carry out foreign travel does not need to pay.

State is enforcing these rules in order to increase the Taxpayer Compliance, both obey the register to obtain Tax File, reported SPT, and pay taxes owed. Expect the existence of the State Fiscal Foreign Acquisition, any taxpayer who has had NPWP can calculate and report the SPT correctly, and pay taxes, so an increase in state income from taxation.

The author uses descriptive analytical method survey approach. The definition is descriptive analytical method to collect data in accordance with the actual situation, present and analyze it so as to provide information in decision making. In this study researchers used survey data via questionnaires.

Through this research can be seen that there is influence of Foreign Affairs Fiscal Liberation of Taxpayer Compliance. The amount of influence of State Fiscal Liberation Against the Taxpayer Compliance is for 0542, which has a strong correlation keeraratan.

(2)

ix

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Pembebasan Fiskal Luar Negeri yang mulai diberlakukan mulai tanggal 1 januari 2009 merupakan suatu fasilitas yang diberikan kepada setiap Wajib Pajak yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak. Fiskal Luar Negeri sebenarnya mulai diberlakukan pada tahun 1980 untuk meminimalkan orang-orang Indonesia yang melakukan perjalanan luar negeri untuk menghabiskan devisa negara. Dengan adanya pembebasan ini, setiap Wajib Pajak yang akan melaksanakan perjalanan luar negeri tidak perlu membayar

Negara memberlakukan peraturan ini ialah dalam rangka untuk meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak, baik patuh dalam mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak, melaporkan SPT, dan membayar pajak terutang. Negara mengharapkan dengan adanya Pembebasan Fiskal Luar Negeri, setiap Wajib Pajak yang telah memiliki NPWP dapat menghitung dan melaporkan SPT dengan benar, serta membayar pajak terutang, agar terjadi peningkatan pendapatan negara dari bidang perpajakan.

Penulis menggunakan metode deskriptif analitis dengan pendekatan survey. Pengertian deskriptif analitis adalah metode yang berusaha mengumpulkan data yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, menyajikan dan menganalisisnya sehingga dapat memberikan informasi dalam pengambilan keputusan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data survey melaui kuesioner.

Melalui penelitian ini dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh Pembebasan Fiskal Luar Negeri terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Besarnya pengaruh Pembebasan Fiskal Luar Negeri Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak adalah sebesar 0.542, yaitu memiliki keeraratan korelasi yang kuat.

(3)

x

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………...………i

HALAMAN PENGESAHAN………ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI………...iii

KATA PENGANTAR………...iv

ABSTRACT………...………...…..…….viii

ABSTRAK……….……….ix

DAFTAR ISI………...……..…..x

DAFTAR TABEL……….………...…...xv

DAFTAR GAMBAR………...……….………...…..xvi

DAFTAR LAMPIRAN……….…………...xvii

BAB I. PENDAHULUAN………..………..……...…....1

1.1. Latar Belakang Penelitian...1

1.2. Identifikasi Masalah...5

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian...6

1.4. Kegunaan Hasil Penelitian...6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS………...……….…….7

2.1. Kajian Pustaka………...7

(4)

xi

2.1.1.7 Teori Yang Mendukung Pemungutan Pajak...16

2.1.1.8. Jenis Pajak...18

2.1.2.3. Subjek Pajak Dalam Negeri dan Subjek Pajak Luar Negeri.….29 2.1.2.4. Objek Pajak Penghasilan...30

2.1.2.5. Pajak Penghasilan Pasal 25...31

2.1.3. PPH Pasal 25 Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Bepergian Ke Luar Negeri...32

2.1.3.1. Pihak Yang Membayar Pajak...32

2.1.3.2. Besarnya PPh Pasal 25 (Fiskal Luar Negeri) Bagi Orang Pribadi Yang Bepergian Ke Luar Negeri...32

(5)

xii

Universitas Kristen Maranatha 2.1.3.4. Pengecualian Pembayaran Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak

Orang Pribadi Dalam Negeri Yang Akan Bertolak Ke Luar Negeri Melalui Pembebasan Langsung dan Pembebasan Dengan

Penerbitan Surat Keterangan Bebas Fiskal Luar Negeri...34

2.1.3.5.Pengecualian dari Pembayaran Fiskal Luar Negeri Dengan Menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak…………...38

2.2. Rerangka Pemikiran………..……...39

2.3. Pengembangan Hipotesis………...………..……...41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………...43

3.1. Objek Penelitian………43

3.2. Sejarah KPP Bojonagara………43

3.3. Jenis Penelitian...45

3.4. Definisi Operasional variabel………..………46

3.5. Populasi dan Sampel………...48

3.5.1. Populasi...48

3.5.2. Sampel...48

3.6. Pengumpulan Data………...………..49

3.6.1. Teknik Pengumpulan Data...49

3.6.2. Teknik Pengolahan Data...50

3.7. Metode Analisis Data………...……..………52

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……….57

(6)

xiii

Universitas Kristen Maranatha

4.1.1. Cara Pemerintah Melakukan Pembebasan Fiskal Luar Negeri...…57

4.1.1.1. Pembebasan Secara Langsung……….………..……...58

4.1.1.1.1. Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Berhak Mendapatkan Pembebasan Fiskal Luar Negeri Secara Langsung………..59

4.1.1.2. Pembebasan Dengan Penerbitan Surat Keterangan Bebas Fiskal Luar Negeri...62

4.1.1.2.1. Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Berhak Mendapatkan Pembebasan Fiskal Luar Negeri Dengan Penerbitan Surat Keterangan Bebas Fiskal Luar Negeri...63

4.1.1.3. Pembebasan Fiskal Luar Negeri Dengan Menggunakan NPWP…66 4.1.1.3.1. Tujuan Pembebasan Fiskal Luar Negeri...69

4.1.1.4. Tata Cara Pembayaran Fiskal Luar Negeri Bagi Wajib Pajak Yang Akan Melakukan Perjalanan Luar Negeri...70

4.1.2. Pengaruh Pembebasan Fiskal Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak……...71

4.1.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas………..73

4.1.2.1.1. Uji Validitas……….73

4.1.2.1.2. Uji Reliabilitas……….79

4.1.2.2. Pengujian Regresi Sederhana………..82

4.1.2.3. Pengujian Korelasi………..84

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan……….86

(7)

xiv

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA………...………88

LAMPIRAN………..89

(8)

xv

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel X………..47

Tabel 3.2. Operasinalisai Variabel Y……….…………47

Tabel 3.3. Pemberian Kode/Kategori untuk Jawaban Pertanyaan Positif Tertutup..51

Tabel 4.1. Jumlah Penerimaan Fiskal Luar Negeri KPP Bojonegara……….………69

Tabel 4.2. Hasil Tabulasi Kuesioner……….………..71

Tabel 4.3. KMO and Bartlett's Test………..………..74

Tabel 4.4. Anti-image Matrices………..………75

Tabel 4.5. Rotated Component Matrixa ……….………77

Tabel 4.6. Rotated Component Matrixa……….……….78

Tabel 4.7. Case Processing Summary……….79

Tabel 4.8. Reliability Statistics………..……….79

Tabel 4.9. Item-Total Statistics………..………….80

Tabel 4.10. Case Processing Summary………...…80

Tabel 4.11. Reliability Statistics……….80

Tabel 4.12. Item-Total Statistics……….………81

Tabel 4.13. Descriptive Statistics………82

Tabel 4.14. Correlations……….……….82

Tabel 4.15. Variables Entered/Removedb……….………..83

Tabel 4.16. Model Summaryb……….……83

Tabel 4.17. ANOVAb………..………83

Tabel 4.18. Coefficientsa……….…………83

(9)

xvi

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(10)

xvii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Salah satu

ciri dari negara yang sedang berkembang adalah adanya pengeluaran dari kas negara

yang besar untuk membiayai pembangunan, pemerintahan dan kesejahteraan rakyat.

Meningkatkan kesejahteraan rakyat merupakan tujuan utama dari negara kita seperti

yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia 1945 alinea keempat, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

untuk mensejahterakan rakyat Indonesia secara adil dan makmur.

Pengeluaran-pengeluaran yang ada merupakan pengeluaran yang bersifat

menerus, jadi negara kita harus mendapatkan sumber penerimaan yang dapat

terus-menerus membiayai seluruh pengeluaran yang ada. Dengan demikian, pembangunan

yang ada di Indonesia dapat semakin ditingkatkan, sehingga dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat luas. Hal itu bukan merupakan tanggung jawab pemerintah

saja, tetapi kita sebagai warga negara harus ikut serta dalam meningkatkan

penerimaan negara, yaitu melalui pajak.

Pajak ialah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang- undang (yang

dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung

dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum

(Rochmat Soemitro, dikutip oleh Mardiasmo, Perpajakan, 2006:1). Melihat dari

(12)

2 Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha penagihannya berdasarkan undang- undang, tanpa mendapatkan jasa timbal atau

kontraprestasi secara langsung, dan dapat digunakan untuk kesejahteraan seluruh

rakyat Indonesia.

Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling besar yang dapat

digunakan salah satunya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan hal itu tidak

terlepas dengan sistem pemungutan pajak yang digunakan. Sistem pemungutan pajak

terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

a. Official Assessment System

Sistem pemungutan pajak yang memberi kewenangan aparatur perpajakan

untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya

sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

Berhasil atau tidaknya pemungutan pajak ditentukan oleh peran aparatur

perpajakan dalam menentukan jumlah pajak terutang.

b. With Holding System

Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga

yang ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh

Wajib Pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan

yang berlaku. Berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak

banyak tergantung pada pihak ketiga yang ditunjuk.

c. Self Assessment System

Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang Wajib Pajak dalam

menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai

dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Dalam

(13)

3 Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha sepenuhnya berada di tangan Wajib Pajak. Oleh karena itu, Wajib Pajak

diberi kepercayaan dalam menghitung, memperhitungkan, membayar,

melaporkan, mempertanggungjawabkan sendiri jumlah pajak yang

terutang. Hal ini dapat memberikan kemudahan bagi setiap wajib pajak

untuk membayar hutang pajaknya, selain itu negara memberikan

kepercayaan kepada setiap rakyatnya untuk menghitung,

memperhitungkan, membayar, melapor dan mempertanggungjawabkan

sendiri jumlah pajak terutang, sehingga kesadaran setiap wajib pajak

dalam membayar hutang pajaknya menentukan besarnya jumlah

penerimaan negara.

Pajak yang diterima oleh negara itu dapat berasal dari orang pribadi atau

disebut wajib pajak orang pribadi, dan badan atau disebut wajib pajak badan. Hal ini

sesuai dengan isi Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan No. 28 tahun 2007

pasal 1 ayat 2, dimana wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi

pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan

kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan. Jadi, setiap wajib pajak dapat berfungsi sebagai pembayar, pemotong

dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang- undangan.

Setiap wajib pajak dapat menjalankan kewajiban dan menerima haknya apabila

telah mendaftarkan diri sebagai wajib pajak pribadi maupun badan pada kantor

(14)

4 Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya akan diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.

Hal ini sesuai dengan Undang-undang No. 28 Tahun 2007 pasal 2 ayat 1 yang berisi:

“Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.”

Setiap wajib pajak yang telah mendaftarkan diri dan mendapatkan Nomor Pokok

Wajib Pajak dapat memperoleh beberapa manfaat, yaitu akan mendapatkan

pemotongan pajak dengan tarif normal yang besarnya lebih rendah jika dibandingkan

dengan orang yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, dan akan dibebaskan

dari pengenaan Fiskal Luar Negeri, jika Wajib Pajak melakukan perjalanan ke luar

negeri.

Fiskal luar negeri termasuk pajak penghasilan pasal 25. Fiskal Luar Negeri

dikenakan pada setiap wajib pajak yang melakukan perjalanan luar negeri (kecuali

yang dikecualikan oleh Undang-undang). Lahirnya Fiskal Luar Negeri menurut

Abdul Rauf (seorang Senior Partner Kantor Konsultan Pajak) itu terjadi pada

tahun1980-an, hal ini disebabkan oleh banyaknya orang Indonesia yang melakukan

perjalan luar negeri untuk berbelanja dan hal itu menghabiskan devisa negara, lalu

pemerintah membuat suatu barrier untuk mengurangi orang pergi ke luar negeri

untuk menghabiskan devisa negara. Perilaku konsumtif masyarakat Indonesia itu

tidak memberikan dampak yang baik bagi perekonomian Indonesia, tetapi cenderung

menguntungkan negara lain.

Dalam kenyataannya perilaku konsumtif tersebut tidak sejalan dengan

banyaknya Wajib Pajak yang sadar akan kewajibannya untuk mendaftarkan diri,

(15)

5 Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha tidak diterima sesuai dengan yang seharusnya diterima. Hal ini dapat membuat

negara mengalami kesulitan dalam membiayai seluruh pengeluaran yang ada,

sehingga diperlukan suatu tindakan atau kebijakan yang dapat menarik wajib pajak

untuk meningkatkan kepatuhan dalam mendaftarkan diri, melaporkan pajak terutang

dan memenuhi hutang pajaknya.

Pembebasan Fiskal Luar Negeri yang dilaksanakan mulai tanggal 1 Januari

2009 bagi pemilik NPWP dan keluarga pemilik NPWP, diharapkan menjadi suatu

daya tarik yang dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan pajak

terutang dan memenuhi hutang pajaknya untuk membantu negara dalam membangun

Indonesia.

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka penulis tertarik untuk

mengambil judul:

“PENGARUH PEMBEBASAN FISKAL LUAR NEGERI TERHADAP

KEPATUHAN WAJIB PAJAK”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah- masalah yang akan diteliti

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana caranya Pemerintah memberikan pembebasan Fiskal Luar Negeri.

2. Sejauh mana pengaruh pembebasan Fiskal Luar Negeri terhadap kepatuhan

(16)

6 Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian adalah untuk mendapatkan informasi atau data-data yang

akan dijadikan bahan penelitian skripsi.

Tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana caranya Pemerintah memberikan pembebasan

Fiskal Luar Negeri.

2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pembebasan Fiskal Luar Negeri

terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

1.4. Kegunaan Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:

1. Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu dan wawasan penulis

dalam masalah perpajakan, khususnya mengenai pengaruh pembebasan fiskal

luar negeri terhadap kepatuhan wajib pajak.

2. Kantor Pelayanan Pajak

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Kantor

Pelayanan Pajak dalam hal pengaruh pembebasan Fiskal Luar Negeri

terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

3. Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan menambah

wawasan pembaca dalam masalah perpajakan, khususnya pengaruh

(17)

86

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Pemerintah memberikan Pembebasan Fiskal Luar Negeri kepada setiap

Wajib Pajak melalui 3 cara, yaitu:

a. Pembebasan secara langsung.

b. Pembebasan dengan penerbitan Surat Keterangan Bebas Fiskal Luar

Negeri.

c. Pembebasan dengan menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak.

Pembebasan Fiskal dengan menggunakan NPWP merupakan salah satu

cara yang digunakan oleh Pemerintah untuk meningkatkan kepatuhan

Wajib Pajak.

2. Pembebasan Fiskal Luar Negeri berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak sebesar 0,542 dan memiliki keeratan korelasi yang kuat.

5.2.Saran

1. Kantor Pelayanan Pajak

Kantor Pelayanan Pajak harus lebih sering untuk mengadakan pelatihan pajak

di Perusahaan, karena banyak sekali Wajib Pajak yang tidak mengetahui

(18)

87 BAB V Kesimpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha mengetahui bahwa jika Wajib Pajak yang memiliki Nomor Pokok Wajib

Pajak akan dibebaskan dari pembayaran Fiskal Luar. Selain itu, Kantor

Pelayanan Pajak harus sering mengingatkan Wajib Pajak di media cetak,

elekronik, selebaran, spanduk, baligho dan media komersial lainnya,

mengenai tata cara dalam menyampaikan SPT, tata cara untuk mendapatkan

Nomor Pokok Wajib Pajak dan Fasilitas yang akan diterima Wajib Pajak bila

memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, agar dapat meningkatkan Kepatuhan

Wajib Pajak.

2. Wajib Pajak

Wajib Pajak harus lebih meningkatkan kepatuhannya, karena dengan pajak

yang dibayarkan oleh Wajib Pajak kepada negara, maka negara dapat

menerima pendapatan negara yang besar yang digunakan untuk membiayai

(19)

88

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo. (2006). Perpajakan. Andi. Yogyakarta.

Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta. Bandung.

Wibisono, Dermawan. (2000). Riset Bisnis: Seri Komunikasi Profesional. Edisi Satu,

Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Indriantoro, Supomo., dan Bambang Supomo. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis:

Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Satu. Penerbit BPFE,Yogyakarta.

Resmi, Siti. (2006). Perpajakan: Teori dan Kasus. Edisi Empat. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Suandy, Erly. (2006). Perpajakan. Edisi Dua. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Suandy, Erly. (2008). Perencanaan Pajak. Edisi 4. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Illyas B., Wirawan dan Waluyo. (2002). Perpajakan Indonesia. Edisi Satu. Penerbit

Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono. (2004). Statistika Untuk Penelitian. Penerbit CV. Alfabeta, Bandung.

Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Administrasi. Penerbit CV. Alfabeta, Bandung.

Suandy, Erly. (2008). Hukum Pajak. Edisi 4. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sumsyar. (2004). Dasar-Dasar Hukum Pajak dan Perpajakan. Edisi 1. Penerbit

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan no 28 tahun 2007.

Referensi

Dokumen terkait

Tabungan Faedah BRI Syariah iB merupakan produk tabungan BRI Syariah berdasarkan prinsip titipan atau menggunakan akad wadi’ah yad dhamanah, dimana simpanan dan dana

Pelaksanaan metode pembinaan pengajian dan tahlil di Resos Argorejo sudah berjalan dengan baik dan lancer karena system pembinaan yang sudah terprogram dan didukung

Hasil penelitian menunjukkan bahwa skala perusahaan tidak berpengaruh terhadap Sustainability Reporting Level meskipun dalam penelitian sebelumnya skala perusahaan

tidak boleh atau haram untuk menggunakan kaedah ini dalam proses rawatan jika perawat mendakwa bahawa terdapat jin yang mendiami tubuh pesakit itu dengan jumlah

Semua virus memiliki asam nukleat, pembawa gen yang diperlukan untuk menghimpun salinan-salinan virus di dalam sel hidup.Pada virus T4 asam nukleatnya adalah DNA, tetapi pada

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan ternyata kinerja kepala sekolah SMP Kabupaten Pesisir Selatan belum sesuai dengan yang diharapkan, berdasarkan pengamatan

Bertolak dari konteks penelitian yang peneliti paparkan, maka fokus penelitian ini adalah peningkatan mutu pembelajaran pendidikan agama Islam dalam membentuk

269 Titik Triwulan Tutik, Hukum Perdata dalam Sistem Hukum Nasional , Jakarta: Kencana, cet.. kabul), dua orang saksi dan wali. 270 Jika suatu akad pernikahan tidak