• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS."

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas VII A SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh:

Lusi Agustina Kamil 1104152

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII A SMP Laboratorium Percontohan

UPI Bandung)

Lusi Agustina Kamil

NIM. 1104152

Sebuah skripsi yang digunakan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© LUSI AGUSTINA KAMIL, 2015

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

JUNI 2015

Hak cipta dilindungi Undang-Undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak

(3)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) Dalam Pembelajaran IPS

(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas VII A SMP Laboraturium Percontohan UPI Bandung)

Oleh

Lusi Agustina Kamil

NIM.1104152

Disetujui,

Pembimbing 1,

Dr. Nana Supriatna M. Ed. NIP. 19770602 200312 2 001

Pembimbing 2,

Dr. Ridwan Effendi, M. Ed. NIP. 196209261989041

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

(4)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

(5)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melalui Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) Dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Laboratorium

Percontohan UPI Bandung).” Peneitian ini memiliki tujuan utama yaitu untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Hal ini didasarkan pada hasil observasi awal peneliti yang melihat bahawa pembelajaran IPS belum mampu menumbuhkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa yang merupakan salah satu keterampilan yang dibutukan untuk hidup dalam masyarakat. Adapun kelas penelitian merupakan kelas yang memiliki kemampuan kognitif yang yang baik, tetapi memiliki kecenderungan pada sikap individualis. Sementara itu, metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) dengan desain yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Dalam desain penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart terdapat beberapa tahapan pada setiap siklusnya, yaitu tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpuan data yang digunakan yaitu observasi, catatan lapangan, dan pedoman wawancara. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini, penerapan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) telah berhasil meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa di kelas VII A SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Hal ini terlihat dari hasil pelaksanaan penelitian yang dilakukan selama tiga siklus yang menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan pada setiap siklusnya. Siswa sudah mampu berkomunikasi secara aktif dan mampu untuk bekerja sama dalam kelompok. Hasil penelitian ini dapat enjadi rekomendasi bagi pihak sekolah dan guru untuk dapat mengembangkan pembelajaran yang lebih bermakna.

(6)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

The tittle of this paper is “Improvement of Interpersonal Communication Ability through Team Assisted Individualization (TAI) in Social Studies Teaching and Learning (Classroom Action Research at Seventh Grade A of SMP

Laoratorium Percontohan UPI Bandung)”. The main purpose of this research is to

improve student’s interpersonal communication ability through Team Assisted

Individualization (TAI). This research conducted based on the results of the pre-observation which showed that social studies has not been able to improve the ability of interpersonal communication which one of the most important abilities for students to live in their social environment. This study took place in the class which has more superiority in cognitive aspect than the other classes but has a tendency to an individualist action. The type of this research is classroom action research (CAR) which is developed by Kemmis and Mc Taggart. This design contains four steps, which are plan, act, observe, and reflect. The technique which are used for collecting data are observation, interview, and documentary study. The instruments are observation sheets, field notes, and interview. Based on the result if this classroom research, that Team Assisted Individualization (TAI) has managed to improve interpersonal communication ability of students of Seventh Grade A SMP laboratorium Percontohan UPI Bandung. This fact are observed from the result of the research inolementation during three cycles indicates a signivicant increase in each cycle. Students are able to interact, communicate and working todether as a small group in class. The results could be a recommnedation for the schools and teachers to be able to develop more contextual and meaningful learning and teaching.

(7)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR BAGAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

1. Manfaat Teoritis ... 7

2. Manfaat Praktis ... 7

E. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Komunikasi ... 10

B. Komunikasi Interpersonal ... 13

C. Model Pembelajaran Kooperatif ... 19

D. Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) ... 22

E. Pembelajaran IPS ... 25

(8)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(TAI) ... 30

H. Penelitian yang Relevan ... 32

1. Tesis ... 32

2. Skripsi ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 35

1. Lokasi Penelitian ... 35

2. Subjek Penelitian ... 32

B. Metode Penelitian ... 35

1. Pendekatan Kualitatif ... 35

2. Penelitian Tindakan Kelas ... 35

3. Desain Penelitian ... 38

C. Definisi Operasional ... 41

D. Instrumen Penelitian ... 42

1. Penelti ... 42

2. Pedoman Observasi ... 42

3. Pedoman Wawancara ... 46

4. Catatan Lapangan ... 46

5. Triangulasi ... 43

E. Teknik Pengumpulan Data ... 43

1. Observasi ... 46

2. Wawancara ... 46

(9)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Data Kualitatif ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Deskripsi Data Penelitian ... 50

1. Deskripsi Sekolah ... 50

2. Deskripsi Kelas Penelitian ... 53

3. Deskripsi Kondisi Siswa dalam Pembelajaran ... 55

B. Deskripsi Kondisi Pra-Penlitian ... 56

C. Deskripsi Perencanaan Penerapan Model Pembeljaran Team Assisted Individualization (TAI) ... 57

D. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan ... 58

1. Siklus I ... 58

2. Siklus II ... 82

3. Siklus III ... 96

E. Deskripsi Hasil Wawancara ... 111

F. Pembahasan ... 126

1. Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas VII A SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung ... 126

2. Perencanaan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) ... 127

(10)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Assisted Individualization (TAI) ... 131

5. Kendala dan Solusi dalam Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) ... 135

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 135

A. Kesimpulan ... 137

1. Kesimpulan Umum ... 137

2. Kesimpulan Khusus ... 137

B. Saran ... 139

1. Bagi Sekolah ... 139

2. Bagi Siswa ... 139

3. Bagi Guru Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial ... 139

4. Bagi Peneliti Selanjutnya... . 139

DAFTAR PUSTAKA ... 140 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu A.Latar Belakang

Berdasarkan kegiatan observasi awal pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) dan diskusi kepada guru mata pelajaran IPS, kelas VII A

menunjukkan beberapa permasalahan diantaranya adalah rendahnya tingkat

kemampuan komunikasi siswa, keadaan kelas yang sangat individualis, serta

motivasi belajar siswa yang selalu berpusat pada perolehan nilai. Permasalahan

tersebut dijabarkan dalam beberapa keadaan sebagai berikut.

1. Banyak siswa yang tidak mau mengambil inisiatif untuk memulai

pembicaraan dalam suatu diskusi yang diterapkan oleh guru.

2. Sebagian besar siswa malas untuk menjadi juru bicara dalam kegiatan

presentasi.

3. Siswa masih terbata-bata dalam menyampaikan maksud dan tujuan dari

pembicaraan mereka.

4. Banyak siswa yang berbicara pada saat ada orang lain yang berbicara di

depan dan seringnya siswa menertawakan teman yang mengalami hal yang

memalukan.

5. Siswa tidak pernah memberikan apresiasi sederhana kepada teman seperti

bertepuk tangan setelah mendengarkan presentasi teman-temannya.

6. Hampir seluruh siswa memilih teman kelompok berdasarkan jenis kelamin

dan “geng” bermain mereka sehari-hari.

Dari pemaparan keadaan kelas tersebut dapat disimpulkan bahwa sebenarnya

beberapa permasalahan tersebut mempengaruhi dan berpusat pada satu penyebab,

yaitu rendahnya kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Rendahnya

kemampuan komunikasi interpersonal siswa membuat masing-masing siswa sulit

bergaul dengan teman diluar “zona pertemanan” mereka, dan akhirnya

menyebabkan keadaan kelas yang individualis dan sulit untuk bekerja sama.

Ditambah lagi dengan gaya belajar siswa yang selalu berpusat pada perolehan

(12)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menimbulkan tekanan yang bisa menjadi pemicu frustrasi. Karena sebagai remaja

yang masih berada dalam masa peralihan, motivasi dan tingkat emosi siswa sangat

fluktuatif dan sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal yang beragam. Oleh karena

itu penting bagi guru untuk memfasilitasi siswa dengan suatu proses pembelajaran

IPS yang selain meningkatkan kemampuan kognitif siswa, tetapi juga tidak

mengesampingkan aspek penanaman pengalaman dan kompetensi sosial siswa

sebagai bekal untuk memasuki lingkungan sosial yang lebih kompleks. Karena

sejatinya pembelajaran IPS bukan semata diartikan sebagai proses penyampaian

materi yang kemudian diukur degan angka semata, tetapi lebih menekankan pada

proses penempaan karakter sosial dan pengalaman siswa.

Sebagai mata pelajaran yang wajib ditempuh oleh siswa Sekolah Menengah

Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), IPS memiliki tugas utama

mempersiapkan kemampuan peserta didik untuk mendapatkan pengetahuan,

keterampilan, dan nilai agar siswa mampu berpatisipasi aktif dalam kehidupan

sosial dan masyarakat. IPS menjadi solusi bagi pengembangan aspek kognitif

sekaligus keterampilan sosial siswa. Namun hal tersebut juga membuktikan

bahwa pembelajaran IPS di kelas VII A belum optimal.

Salah satu kompetensi sosial yang dibutuhkan siswa dalam lingkungan

sosialnya adalah kemampuan komunikasi interpersonal. Arni Muhammad (2005,

hlm. 159) menjelaskan bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi suatu

bentuk komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan interaksi

secara tatap muka ataupun bermedia dan balikannya dapat diketahui secara

langsung

Komunikasi interpersonal yang efektif sangat penting dalam kehidupan

sehari-hari, khususnya bagi siswa di sekolah. Suranto (2011, hlm. 93) menjelaskan

bahwa komunikasi interpersonal bisa mengarahkan siswa kepada hal positif dan

negatif. Komunikasi interpersonal yang positif akan mengarahkan pada perilaku

prososial dan kooperatif yang ditandai dengan munculnya sikap penghargaan

(13)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam hal ini IPS memegang peranan penting bagi peningkatan kemampuan

komunikasi interpersonal siswa. Karena komunikasi interpersonal tercantum

dalam tujuan pembelajaran IPS yang tertuang dalam Standar Kompetensi (SK)

dan Kompetensi Dasar (KD) sebagai berikut.

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan

lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,

inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3. Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan berkompetensi

dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Sebagaimana tercantum dalam SK dan KD Pembelajaran IPS di atas,

pembelajaran IPS diaharapkan mampu membentuk pribadi siswa yang selain

mampu memahami konsep-konsep intelektual, peka terhadap keadaan lingkungan

mereka, mampu berkontribusi dalam pemecahan masalah sehari-hari, juga

memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dalam berbagai tingkat masyarakat.

Kemampuan berkomunikasi dalam masyarakat sangat erat kaitannya dengan

pembentukan karakter siswa. Siswa dengan kemampuan komunikasi yang tinggi

akan mudah bersosialisasi. Kemampuan inilah yang kemudian akan membantu

siswa dalam memenuhi tugas perkembangannya.

Menurut Elizabeth B. Hurlock (2006, hlm. 10) salah satu tugas perkembangan

remaja adalah mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya mereka

serta mencapai kemandirian dalam berperilaku dalam lingkungan sosial. Dalam

mencapai tujuan perkembangan tersebut, selain dukungan dari agen sosialisasi

yang optimal juga dibutuhkan kemampuan komunikasi yang baik. Apabila kedua

aspek ini tidak saling mendukung maka dikhawatirkan akan munculnya masalah

pada tahapan perkembangan siswa selanjutnya Dengan demikian sekolah sebagai

agen sosialiasasi sekaligus tempat dimana siswa menghabiskan sebagian besar

(14)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam rangka mengatasi permasalahan komunikasi interpersonal yang

dikhawatirkan menghambat tugas perkembangan siswa, serta sebagai upaya

optimalisasi pembelajaran IPS, perlu adanya suatu variasi dalam pembelajaran

IPS. Variasi tersebut dapat diterapkan dalam model, metode dan strategi

pembelajaran. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional

bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,

dan kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis

peserta didik.

Salah satu variasi dalam proses pembelajaran yang sekaligus mengatasi

permasalahan dalam kelas adalah metode pembelajaran Kooperatif (Pembelajaran

Kooperatif) tipe Team Assisted Individulaization (TAI). Slavin dalam Isjoni (2009,

hlm. 15) pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa

belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang

anggotanya 5 orang dengan struktur kelompok heterogen. Pembelajaran

kooperatifjuga menekankan pada saling ketergantungan positif antar individu

siswa, adanya tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi intensif

antar siswa, dan evaluasi proses kelompok (Arif Rohman, 2009, hlm. 186).

Team Assisted Individualization (TAI) memiliki dasar pemikiran bahwa siswa sebagai individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam kemampuan

maupun pencapaian prestasi. Agar tujuan pembelajaran mampu diselesaikan oleh

setiap siswa, guru memerlukan suatu model pembelajaran yang mampu

mengakomodasi diversitas kemampuan siswa tersebut, oleh karena itulah Team

Assisted Individualization (TAI) diterapkan.

Dalam pelaksanaannya, Team Assisted Individualization (TAI) memiliki 8

tahapan yang membedakannya dengan tipe pembelajaran kooperatif lainnya, yaitu

1) placement test, yaitu untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan sebagai

(15)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

student creative, yaitu sebelum siswa bekerja dalam kelompoknya, terlebih dulu masing-masing berusaha memahami serta mencoba mengerjakan tugas secara

individu, 5) team study, yaitu siswa mengerjakan dan membahas tugas dalam

kelompok, 6) wholeclass unit, yaitu anggota kelompok mempresentasikan hasil

kerja kelompoknya, 7) fact test; guru memberikan tes yang digunakan untuk

mengukur kemampuan siswa, 8) team score and team recognition, yaitu guru

menghitung skor kelompok di setiap akhir pembelajaran untuk menentukan

penghargaan kelompok. Dalam prose diskusi, team study dan whole-class unit,

siswa dituntut untuk memiliki keterampilan dalam berinteraksi dalam kelompok,

sehingga secara tidak langsung siswa bisa mengasah dan mengembangkan

keterampilan komunikasi interpersonal mereka.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Melalui Model Pembelajaran Team Assisted Individualization” (Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas VII A Sekolah Menengah Pertama

Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung).

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah : Bagaimana

meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VII A Sekolah

Menengah Pertama Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia

dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Team

Assisted Individualization (TAI)?

Adapun lebih khusus dirumuskan sebagai berikut:

1. Mengapa kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VII A SMP

Laboratorium Percontohan UPI Bandung rendah?

2. Bagaimana guru mendesain model pembelajaran Team Assisted

(16)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

interpersonal siswa di Kelas VII A SMP Laboratorium Percontohan UPI?

4. Bagaimana kendala dan upaya guru dalam menghadapi kendala saat

menerapkan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)

dalam meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa di Kelas

VII A SMP Laboratorium Percontohan UPI?

5. Bagaimana efektivitaskemampuan komunikasi interpersonal siswa setelah

pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Team Assisted

Individualization (TAI)?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan pada penelitian ini maka tujuan

yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran aksi

dan interaksi siswa serta perkembangan kemampuan komunikasi interpersonal

siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan Model Pembelajaran Team

Assisted Individualization. Perubahan sikap yang diharapkan dari tujuan yang

dimaksud adalah:

1. Mengetahui faktor yang mempengaruhi rendahnya kemampuan komunikasi

interpersonal siswa kelas VII A SMP Laboratorium Percontohan UPI

Bandung.

2. Mendesain model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)

dalam meningkatkan interaksi interpersonal siswa kelas VII A SMP

Laboratorium Percontohan UPI Bandung.

3. Melaksanakan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)

dalam meningkatkan interaksi interpersonal siswa kelas VII A SMP

Laboratorium Percontohan UPI Bandung.

4. Mengkaji kendala dan upaya guru saat menerapkan model pembelajaran

Team Assisted Individualization (TAI) dalam meningkatkan interaksi interpersonal siswa kelas VII A SMP Laboratorium Percontohan UPI

Bandung.

5. Mengetahui perubahan karkter siswa setelah penerapan Model Pembelajaran

(17)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D.Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan sarana

informasi bagi dunia pendidikan dalam upaya meningkatkan pembelajaran di

sekolah.

2. Manfaat Praktis.

a. Bagi siswa, untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal

siswa dalam pembelajaran.

b. Bagi penulis, penelitian ini sebagai sarana dalam memperluas wawasan

keilmuan mengenai model pembelajaran yang lebih bervariatif.

c. Bagi guru, penelitian ini diharapkan menjadi alternatif perbaikan

pembelajaran IPS dan meningkatkan kemampuan guru dalam kegiatan

pengembangan profesinya.

d. Bagi sekolah, menjadi gambaran bagi sekolah bahwa untuk

meningkatkan mutu pendidikan dalam sekolah salah satunya adalah

dengan meningkatkan kualitas pembelajaran.

E.Definisi Operasional

Supaya tidak terjadi perbedaan persepsi mengenai istilah-istilah dalam rumusan

masalah dalam penelitian ini, maka perlu dikemukakan definisi operasional

sebagai berikut.

1. Kemampuan komunikasi interpersonal diartikan sebagai kemampuan untuk

melakukan komunikasi secara efektif yang meliputi kemampuan untuk

memulai suatu hubungan interpersonal, kemampuan membuka diri,

kemampuan untuk memberikan bersikap asertif, empati serta kemampuan

mengelola dan mengatasi konflik dengan orang lain.

2. Model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)merupakan

model pembelajaran dimana siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok

kecil (4 sampai 5 siswa) yang heterogen dan selanjutnya diikuti dengan

(18)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

fact test, team scores and team recognition. Keterlaksanaan model pembelajaran diukur menggunakan lembar observasi keterlaksaan model

pembelajaran.

3. Mata Pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari

mata pelajaran sejarah, geografi, dan ekonomi serta pelajaran ilmu sosial

lainnya.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi yang berisi rincian tentang urutan penulisan.

Sistematika penulisan penelitian ini meliputi lima bab, BAB I yaitu pendahuluan.

Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan.

Pada BAB II yaitu Kajian Pustaka yang berisi uraian mengenai Komunikasi

Interpersonal, Metode Pembelajaran Team Assisted Individulaization, dan

Pembelajaran IPS

Pada BAB III membahas mengenai Metodologi Penelitian. Pada bab ini

penulis menjelaskan pendekatan dan metode penelitian, teknik pengumpulan,

subjek penelitian, teknik pengolahan dan analisis data dan tahap-tahap data

penelitian.

Pada BAB IV membahas mengenai Hasil dan Pembahasan Penelitian. Pada

bab ini peneliti menjelaskan mengenai hasil penelitian dan pembahasan mengenai

gambaran umum peningkatan kemampuan komunikasi interpesonal siswa melalui

metode pembelajaran Team Assisted Individulaization.

Pada BAB V membahas mengenai Kesimpulan dan Saran. Pada bagian ini

penulis berusaha mencoba memberikan kesimpulan dan saran sebagai penutup

dari hasil penelitian dan permasalahan yang telah diidentifikasi dan dikaji dalam

skripsi.

Di bagian akhir penulisan, penulis melampirkan daftar pustaka dan

lampiran-lampiran lain yang mendukung selama penelitian berlangsung, disertai pula

(19)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi

Penelitian di lakukan di SMP Laboratorium Percontohan Universitas

Pendidikan Indonesia di Jln. Senjayaguru Kampus Universitas Pendidikan

Indonesia, Bandung. SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan

Indonesia dipilih sebagai tempat penelitian karena merupakan sekolah dimana

peneliti melakukan praktek mengajar dan memiliki nilai rata-rata yang baik

dalam bidang pendidikan. Selain itu, penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization belum pernah diterapkan

disekolah ini. Sehingga peneliti memilih menerapkan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization di SMP Laboratorium

Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Subjek

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Kelas VII A SMP

Laboratorium Percontohan UPI Bandung, yang terletak di kompleks

Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian ini memfokuskan pada penerapan

model pembelajaran koopeeratif tipe Team Assisted Individualization untuk

mengembangkan komunikasi interpersonal siswa dalam pembelajran IPS.

Dalam hal ini peneliti berkolaborasi dengan guru sebagai mitra peneliti.

B.Metode Penelitian 1. Pedekatan Kualitatif

Dalam melaksanakan suatu penelitan yang baik, diperlukan pendekatan dan

metode yang sesuai. Pada penelitian peningkatan komunikasi interpersonal

melalui penerapan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)

ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.

(20)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandasakan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi.

Selain itu, Denzin dan Lincoln (dalam Satori dan Komariah, 2010,

hlm.23-24) juga memberikan pandangan, bahwa pendekatan kualitatif adalah:

Penelitian yang menggunakan latar ilmiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Dengan berbagai karakteristik khas yang dimiliki, penelitian kualitatif memiliki keunikan tersendiri sehingga berbeda dengan penelitian kualitatif.

Pendapat lain yang mengemukakan pendekatan kualitatif diungkapkan oleh

Mulyana (dalam Satori dan Komariah, 2010, hlm.23) yang mengatakan bahwa:

Pendekatan kualitatif cenderung mengarah pada penelitian yang bersifat naturalistic fenomenologis dan penelitian etnografi. Karenanya seringkali penelitian kualitatif dipertukarkan dengan penelitian naturalistik atau naturalistic inquiry dan etnografi dalam antropologi kognitif.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pendekatan kualitatif merupakan suatu pendekatan yang bersifat alamiah dan

lebih menekankan kepada fakta-fakta yang ditemukan di lapangan.

Penelitian kualitatif memiliki karakteristik yang membedakannya dengan

pendekatan kuantitatif. Adapun karakteristik penelitian kualitatif menurut

Sugiyono (2012, hlm. 13) adalah sebagai berikut.

1. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci

2. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka

3. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome

4. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif

(21)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah menentukan pendekatan, untuk mencapai tujuan penelitian peneliti

menentukan metode yang sesuai. Sukmadinata (2012, hlm. 52) menjelaskan

bawa metode penelitian merupakan serangaian kegiatan pelaksanaan penelitian

yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan

ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi”. Adapun metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

2. Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau yang lebih dikenal dengan Classroom

Action Research merupakan suatu metode penelitian yang pertma kali dikembangkan oleh Kurt Lewin dan kemudian dikembangkan oleh beberapa

ahli lainnya seperti Kemmis dan Mc Taggart dan Dave Butt.

Hopkins dalam Wiriaatmadja (2012, hlm. 11) mendefinisikan PTK sebagai

berikut:

Penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Selain itu, Rapoport (dalam Wiriaatmadja, 2005, hlm.11) menjelaskan

definisi PTK sebagai berikut:

Penelitian tindakan kelas untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu social dengan kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati bersama.

Sedangkan pendapat lain mengenai penelitian tindakan juga dikemukakan

oleh Ebutt (dalam Wiriaatmadja, 2005, hlm.12) yang mengatakan bahwa:

(22)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa PTK

merupakan suatu penelitian yang dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk

meningkatkan kemampuannya, maupun memperbaiki dan menyempurnakan

kegiatan pembelajaran dalam kelas. PTK mengacu pada asumsi bahwa guru

merupakan instrumen kunci yang paling mengetahui berbagai permasalahan di

dalam kelas. Sehingga diharapkan dengan PTK dapat turut meningkatkan

kepekaan tenaga pendidik terhadap keadaan pembelajaran. PTK juga

memberikan pembeda bahwa penelitian tidak seharusnya selalu didasarkan

pada teori, tetapi bisa juga berdasarkan pada keadaan lapangan.

3. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk

siklus yang mengacu pada model spiral dari Kemmis dan Mc Taggart, yang

terdiri dari tahap perencanaan (plan), pelaksanaan (act), pengamatan

(observe),dan refleksi (reflect) yang kemudian membentuk suatu siklus (Wiriatmadja, 2005, hlm. 66)

Gambar 3.1

Model Siklus Spiral PTK oleh Kemmis dan Mc Taggart

(dalam Wiriatmadja, 2005, hlm. 66)

Langkah-langkah siklus pelakasanaan penelitian yang dilakukan peneliti

secara rinci dijelaskan sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan (Plan)

Pada tahap ini peneliti melakukan rencana awal dengan mencari semua

informasi dari hasil diskusi dengan guru yang bersangkutan (selaku mitra

peneliti), guru Bimbingan dan Konseling, serta siswa (sebagai sasaran

(23)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

identifikasi masalah hingga ditentukan rumusan masalah. Selanjutnya,

bekerja sama dengan guru yang bersangkutan, peneliti membuat rencana

pelaksanaan tindakan seperti membuat rencana pelaksanaan pengajaran

yang memuat langkah-langkah model pembelajaran Team Assisted

Individualization (TAI)hingga menyusun evaluasi pembelajaran dan juga menyusun instrument penelitian yang diperlukan. Adapun secara rinci akan

dijelaskan sebagai berikut:

1) Menghubungi pihak sekolah tempat penelitian akan

dilaksanakanuntuk meminta kesediaannya diadakan penelitian.

2) Diskusi dengan guru mata pelajaran IPS, guru Bimbingan da

Konseling serta siswa guna mengetahui berbagai permasalahan yang

terjadi selama proses pembelajaran untuk kemudian mengusulkan

solusi, dan meminta kesediaan beliau untuk menjadi mitra dalam

penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

3) Studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan tersebut

4) Menyusun proposal penelitian dan mengajukannya ke tim skripsi.

5) Seminar proposal penelitian.

6) Menyusun Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Skenario Pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran Team

Assisted Individualization (TAI).

7) Membuat dan menyusun indikator keterlaksanaan model pembelajaran

Team Assisted Individualization (TAI)dan indikator ketercapaian kemampuan komunikasi interpersonal.

8) Melakukan observasi awal untuk mengetahui kondisi awal sekolah

dan kelas.

b. Pelaksanaan Tindakan (Act)

Setelah melakukan persiapan, selanjutnya peneliti mulai melakukan

tindakan kelas dengan mengacu pada perencanaan yang telah disusun. Yaitu

dengan menerapkan metode inkuiri sosial untuk menumbuhkan

(24)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tindakan yaitu guru IPS yang bersangkutan. Adapun secara rinci dijelaskan

sebagai berikut:

1) Menerapkan model pembelajaran Team Assisted Individualization

(TAI)dalam pembelajaran sesuai dengan yang terrencana dalam RPP

yang telah disusun.

2) Menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan sebagai

acuan pengamatan keterlaksaan model pembelajaran Team Assisted

Individualization (TAI)dan ketercapaian kemampuan komunikasi

interpersonal siswa selama penerapan model.

3) Melakukan diskusi dengan mitra penelitian terhadap hasil observasi

untuk kemudian menjadi bahan acuan perbaikan di tindakan

selanjutnya.

4) Perencanaan perbaikan tindakan brdasarkan hasil diskusi dengan mitra

penelitian.

5) Menganalisis dan mengolah data yang telah didapatkan dari oenerapan

tindakan yang telah dilaksanakan,

c. Observasi (Observe)

Tahap ini bertujuan untuk mendapatkan data secara langsung. Peneliti

bersama mitra melakukan pengamatan berdasarkan lembar observasi yang

sudah dipersiapkan sebelumnya dan mencatat berbagai aktivitas siswa

selama pembelajaran. Observasi dilakukan oleh peneliti dengan melihat tiga

aspek yaitu

1) Kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran Team Assisted

Individualization (TAI) pada pembelajaran IPS;

2) Aktivitas siswa terhadap pembelajaran IPS ketika diterapkan model

pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI); dan

3) Cara siswa dalam menerima materi pembelajaran dengan model

(25)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Refleksi Tindakan (Reflection)

Refleksi ini dilakukan setelah pelaksanaan tindakan telah selesai

dilakukan. Refleksi ini dimaksudkan untuk mengkaji hasil data yang

diperoleh saat observasi dilakukan oleh peneliti. Hal ini dilakukan untuk

dijadikan bahan pertimbangan selanjutnya dalam pembuatan rencana

tindakan pada tahap siklus selanjutnya. Peneliti melakukan refleksi dengan

cara sebagai berikut:

1) Mengecek kelengkapan untuk proses kegiatan pembelajaran dan

instrument penelitian

2) Mendiskusikan serta menganalisis hasil data yang telah diperoleh saat

melakukan observasi

3) Menyusun kembali rencana pelaksanaan tindakan untuk siklus

tindakan selanjutnya dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada

siklus tindakan pertama

C.DEFINISI OPERASIONAL

Supayatidakterjadiperbedaanpersepsimengenaidefinisioperasionalvariabelpenel

itian yang digunakandalampenelitianini, definisi operasional variabel penelitian

yang dimaksud dijelaskan sebagai berikut:

1. Kemampuan komunikasi interpersonal diartikan sebagai kemampuan untuk

melakukan komunikasi secara efektif yang meliputi kemampuan untuk

memulai suatu hubungan interpersonal, kemampuan membuka diri,

kemampuan untuk memberikan bersikap asertif, empati serta kemampuan

mengelola dan mengatasi konflik dengan orang lain.

2. Model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) ini

dikembangkan oleh Robert E. Slavin dalam karyanya Cooperatine

Learning: Theory, Research and Practice. Ciri khas pada model

pembelajaran ini adalah: setiap siswa secara individual belajar model

pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual

(26)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas

keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.

D.INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen Penelitian diperlukan dalam tahap pengumpulan data. Untuk

memperoleh data ini dibutuhkan instrumen yang menunjang. Dalam penelitian

kualitatif, instrumen kunci adalah peneliti atau guru itu sendiri (human

instrument) dan terjun langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan (Sugiyono, 2012, hlm. 222). Karena dalam penelitian

kualitatif, peneliti harus melakukan pengamatan secara mendalam sehingga

informasi dan data yang diperlukan lebih valid.

Alat yang menjadi penunjang alat pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah:

1. Peneliti

Dalam penelitian kualitatif peneliti memegang kunci yang sangat penting

dalam pelaksanaan penelitian (Kunandar, 2010, hlm. 135). Hal ini dikarenakan

peneliti sebagai guru, yang melaksanakan, mengumpulkan data, menganalisis,

menafsirkan, serta menjadi pelapor terhadap hasil penelitian yang telah

dilakukan.

2. Pedoman Observasi

Nazir (2011, hlm. 175) menjelaskan bahwa pengumpulan data dengan

observasi langsung adalah proses pengumpulan data tanpa menggunakan atau

membutuhkan pertolongan lainnya. Adapun kriteria observasi adalah sebagai

berikut:

a. Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.

b. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang tekah direncanakan.

c. Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proporsi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.

(27)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lembar observasi digunakan dalam proses pengamatan selama

pelaksanaan tindakan. Saat pelaksanaan tindakan, peneliti memberikan

tugas yang harus dikerjakan oleh siswa baik secara individu maupun

kelompok. Lembar observasi mengukur kemampuan siswa dalam mencapai

indikator-indikator kemampuan komunikasi interpersonal. Lembar

observasi juga bertujuan untuk mengamati performance siswa dalam

(28)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1

Lembar Observasi Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

No. Indikator Aspek yang Diamati Aspek Penilaian

B C K

1. Keterbukaan

 Siswa bersedia

mengungkapkan pendapatnya

sendiri secara spontan.

 Siswa memulai pembicaraan

dengan orang.

2. Empati

 Siswa mengucapkan pujian

kepada kelompok lain yang

lebih baik.

 Siswa mengucapkan terima

kasih setelah menerima

bantuan dari orang lain.

3. Sikap

Mendukung

 Siswa tidak memotong

pembicaraan orang lain.

 Siswa mau mendukung

pendapat orang lain yang

dianggap benar.

 Siswa bersedia berpihak pendapat lain yang lebih benar

jika diperlukan.

4. Sikap Positif

 Siswa berani mengungkapkan

rasa setuju dan tidak setuju

dengan sopan.

5. Kesetaraan

 Siswa secara aktif bertukar pendapat dengan teman

(29)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2

Lembar Observasi Keterlaksaan Model PembelajaranTeam Assisted Individualization (TAI)

No. Tahap Deskripsi Kegiatan

Keterlaksanaan

Keterangan Ya Tidak

1. Tahap 1

Placement test Guru meminta siswa untuk duduk bersama kelompoknya dan

berhadap-hadapan dengan kelompok lain.

2. Tahap 2

Teams

3. Tahap 3

Teaching group

Guru membagikan format skor Ular

Tangga dan menjelaskan aturan

permainan.

4. Tahap 4

Student creative

Siswa membuat pertanyaan dan

jawaban untuk permainan Ular

Tangga. Pertanyaan ini harus berisi

materi Interaksi dan Sosialisasi.

5.

Tahap 5

Team study

Siswa bersama kelompoknya

mempelajari materi Interaksi dan

(30)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Tahap 6

Whole class unit

Siswa bersama kelompoknya bermain

Ular Tangga

7. Tahap 7

Fact test

Guru memberikan posttest kepada

siswa mengenai materi Interaksi dan

Sosialisasi

8.

Tahap 8

Team scores and team recognition

Guru memberikan pernghargaan

kepada kelompok super dan

memberikan motivasi kelompok yang

lain.

(31)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan untuk memperoleh data berupa gambaran

yang tidak bisa diamati dengan lebar observasi. Pedoman wawancara

berbentuk daftar pertanyaan yang diajuka baik kepada siswa, guru maupun

pihak-pihak terkait mengenai pelaksanaan pembelajaran, pengetahuan serta

pengalaman yang diperoleh oleh siswa maupun guru selama pelaksanaan

tindakan dengan menggunakan model pembelajaran Team Assisted

Individualization (TAI). 4. Catatan Lapangan

Catatan lapangan dibuat oleh peneliti berdasarkan pada hal-hal yang terjadi

selama penerapan model pembelajaran Team Asissisted Individualization (TAI).

Perbedaan catatan lapangan dengan lembar observasi adalah pada catatan

lapangan, peneliti menuliskan seluruh aspek mulai dari proses pembelajaran di

kelas, cara guru mengelola kelas, hingga hubungna interaksi yang tejadi antara

siswa maupun guru secara keseluruhan.

E.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi dilakukan selama proses pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI). Observasi

dilakukan dengan cara mengamati kegiatan pembelajaran dan berpedoman

pada lembar observasi yang telah disusun oleh peneliti dan guru mitra sebagai

observer.

2. Wawancara

Wawancara bertujuan untuk memperoleh data yang tidak bisa diamati

secara langsung oleh peneliti, baik sebelum, selama, maupun setelah penerapan

model pembelajaran. Selain itu, wawancara juga dapat membantu peneliti

untuk mengetahui pendapat siswa maupun respon guru terhadap pembelajaran

IPS dengan menggunakan model pembelajaran Team Assisted

(32)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk mencari penguatan terhadap data-data yang

telah diperoleh selama proses pembelajaran. Selain itu, dokumentasi juga

membantu mengungkap fakta yang terjadi selama prose pembelajaran, yang

luput dari pengamatan peneliti maupun observer.

F. Analisis Data

Setelah data terkumpul, tahap selanjutnya adalah menganalisis data tersebut

dianalisis. Sugiyono (2010, hlm.244) mendefinisikan analisis data sebagai berikut:

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan

lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,

menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang kurang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang diceritakan kepada orang lain

Miles dan Huberman (dalam Baswori dan Suwandi, 2008, hlm.209)

menjelaskan bahwa ada 3 kegiatan yang dilakukan dalam analisis data yaitu

sebagai berikut:

1) Reduksi data, merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian,

pengabstrakan dan penginformasian data dari lapangan yang masih dalam bentuk data kasar

2) Display data, sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan

untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan

3) Pengambilan kesimpulan (verivikasi), langkah terakhir dari kegiatan adalah kesimpulan yang dilakukan oleh peneliti dengan maksud untuk mencari makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data yang dikumpulkan dengan mencari hal-hal yang penting

Adapun langkah-lagkah pengolahan data dijelaskan sebagai berikut:

1. Data Kuantitatif.

Pengolahan data untuk mengukur kemampuan komunikasi interpersonal

siswa dilakukan secara kuantitatif yaitu penskoran. Rumus yang digunakan

adalah:

Persentase =Jumlah siswa yang terlibatJumlah seluruh siswa × %

Dari perhitungan rata-rata tersebut nilai keberhasilan terjadi ketika nilai

(33)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3

Rata-rata (Persentase)

Persentase Skor Persentase

P > 80% Sangat Tinggi

60% < P ≤ 80% Tinggi

40% < P ≤ 60% Sedang

20% < P ≤ 40% Rendah

P < 20% Sangat Rendah

Sumber: Diadaptasi dari Arikunto (1987, hlm. 68)

2. Data Kualitatif

Pengolahan data secara kualitatif dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Data-data yang sudah dikumpulkan dengan menggunakan berbagai

instrumen dipilah dan diberi kode menurut jenis dan sumbernya.

b. Peneliti melakukan intrepretasi pada keseluruhan data untuk

memudahkan dalam proses deskripsi temuan penelitian.

c. Pengolahan data sesuai dengan jenisnya.

d. Validasi data, Adapun cara lain menggambarkan reliabilitas dan validitas

menurut Patilima (2011, hlm.97-98) yaitu sebagai berikut :

1) Triangulasi data-data akan dikumpulkan melalui sumber majemuk untuk memasukan data pengamatan, wawancara, dan diskusi kelompok terfokus;

2) Pemerikasaan anggota informan akan berperan sebagai pemeriksa sepanjang proses analisis;

3) Pengamatan jangka panjang dan berulang di lokasi penelitian-pengamatan tetap berulang;

4) Klarifikasi prasangka peneliti

5) Mempertimbangkan masalah-masalah dari informan

6) Menyediakan alas an untuk keputusan mereka menyediakan

masukan atau tidak;

7) Menjelaskan bagaimana mereka mengetahui tentang masukan,

jenis masukan, dan mengapa;

(34)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 168-171)

menyatakan bahawa validasi data dapat dilakukan dengan beberapa kegiatan

berikut:

1) Member Check, yaitu memeriksa kembali keteragan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasuber, siapapun juga (Kepala Sekolah, Guru, Teman sejawat guru, siswa, pegewai administrasi sekolah, orang tua siswa dan lain-lain).

2) Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisis yang anda sendiri timbulkan dengan membandingkan hasil orang lain.

3) Saturasi, yakni situasi pada waktu data sudah jenuh.

4) Eksplanasi saingan, eksplanasi saingan bukanlah menyanggah atau mencari kesalahan peneliti saingan, melainkan mencari data yang mendukung.

5) Audit Trail, yaitu memeriksa catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau pengamat mitra peneliti lainnya.

6) Expert Opinion, yakni meminta pendapat kepada pakar atau pihak yang dianggap ahli dalam penelitian tindakan kelas. Pakar ini memriksa tahapan-tahapan kegiatan penelitian dan memberikan arahan.

Pada penelitian ini, teknik validasi data yang digunakan oleh peneliti adalah

Member Check, Triangulasi, Audit Trail, dan Expert Opinion. Dalam Member Check, peneliti memeriksa kembali data-data yang telah diperoleh dari narasumber penelitian, yaitu guru mata pelajaran IPS Kelas VII A SMP

Laboratorium Percontohan UPI Bandung selaku guru mitra, dan Guru

Bimbingan dan Konseling yang bertugas di Kelas VII A SMP Laboratorium

Percontohan UPI Bandung. Selanjutnya pada triangulasi, peneliti

menggunakan data triangulasi dari sudut pandang guru IPS, siswa kelas VII A

SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung dan peneliti sendiri.

Pada Audit Trail, peneliti menggunakan data dari catatan lapangan dan

dokumentasi selama penelitian. Dan terakhir pada Expert Opinion, peneliti

meminta saran dan bimbingan dari dosen pembimbing mengenai keseluruhan

(35)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan mendeskripsikan hasil penelitian yang telah

dilakukan di kelas VII A SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Secara

garis besar bab ini akan menjabarkan kegiatan-kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) sebagaimana yang sudah direncanakan didesain penelitian. Kegiatan

tersebut meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan

refleksi tindakan untuk mencapai peningkatan kemampuan komunikasi

interpersonal siswa melalui model pembelajaran Team Assisted Individualization

(TAI).

A.Deskripsi Data Penelitian 1. Deskripsi Sekolah

SMP Laboratorium Percontontohan UPI berlokasi pusat lingkungan kampus

Universitas Pendidikan Indonesia, tepatnya di di Jl. Senjayaguru No. 1 Kampus

UPI Bandung. Pendirian sekolah ini merupakan realisasi dari kebutuhan bagi

Universitas Pendidikan Indonesia yang notabene merupakan universitas

pendidikan untuk mengkaji, mengembangkan dan melakukan pengujian bagi

berbagai inovasi dalam bidang pendidikan.

a. Sarana dan Prasarana

Dari segi bangunan, gedung sekolah SMP Laboratorium Percontohan

UPI Bandung terletak di dalam kompleks sekolah mulai dari TK, SD,

SMP,dan SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Apabila

dibandingkan dengan gedung sekolah TK, SD, dan SMA gedung ini terlihat

lebih sederhana dengan dua lantai dan ruang kelas yang saling berhadapan.

Berbeda dengan sekolah lain dimana masing-masing kelas memiliki

ruangan sendiri, SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung menerapkan sistem “Moving Class” dimana ruang kelas dipergunakan berdasarkan mata pelajarannya. Misalnya, saat mata pelajaran Matematika, siswa akan

(36)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mata pelajaran selanjutnya adalah IPS, maka setelah pembelajaran

Matematika selesai, siswa akan berpindah ke ruang kelas IPS, dan

seterusnya.

Lokasi sekolah yang berada dekat dengan lingkungan mahasiswa UPI

dan siswa SMA membuat mereka terbiasa melihat pola interaksi mereka.

Kebiasaan ini kemudian terbawa dalam pergaulan mereka sehari-hari dalam

lingkungan sekolah, dimana komunikasi antara guru dengan siswa yang

umumnya bersifat kaku, menjadi lebih santai dan lebih intens. Pola ini

terlihat sangat jelas pada hubungan siswa dengan guru baru, guru praktikan,

maupun guru dengan usia yang lebih muda. Siswa khususnya siswa kelas

VII A jarang melakukan komunikasi secara intens dengan guru-guru yang

lebih senior.

Sistem “Moving Class” yang diterapkan oleh sekolah juga sedikit banyak mempengaruhi komunikasi interpersonal siswa. Siswa pada umumnya

sering menngunakan waktu pergantian pelajaran untuk mengobrol dan

bercanda dengan teman-temannya, tetapi dengan sistem “Moving Class”

waktu luang di antara pembelajaran tersebut harus mereka gunakan untuk

berpindah ke kelas selanjutnya.

Dari segi prasarana sekolah, SMP Laboratorium Percontohan UPI

Bandung termasuk ke dalam kategori baik sekali. Dalam setiap kelas,

sekolah sudah memberikan berbagai peralatan yang menunjang

pembelajaran, seperti Projector dan kabel nya, Peta dalam berbagai jenis

dan ukuran, kompas dan atlas sejarah maupun dunia, alat-alat kerajinan

tangan, dan mading kelas. Hal ini merupakan keharusan bagi sekolah untuk

menunjang keterlaksanaan berbagai inovasi dalam pembelajaran yang

dilakukan di SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung.

Ketersediaan sarana dan parasarana ini memudahkan guru maupun siswa

dalam melaksanakan proses pembelajaran, keadaan ini juga membuat setiap

setiap siswa memiliki kesempatan yang sama dalam berprestasi dalam

(37)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dimana siswa kelasnya merupakan anak-anak dengan kemampuan kognitif

dan bahasa inggris yang lebih baik membuat siswa kelas lain jarang

berinteraksi dengan siswa kelas VII A.

b. Kegiatan Intrakulikuler dan Ekstrakurikuler

SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung menggunakan kurikulum

nasional dan muatan lokal yang ditetapkan sekolah. Kurikulum yang

digunakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006.

Untuk memperkuat penguasaan bahan ajar intrakurikuler, diberikan jam

pelajaran tambahan berupa kegiatan ko-kurikuler pada beberapa mata

pelajaran, yaitu bahasa Inggris (Bilingual Teaching), bahasa Jepang,

Matematika, dan baca tulis Al-Quran.

Meskipun sekolah menggunakan kurikulum KTSP 2006 tetapi sekolah

juga menyisipkan komponen-komponen kurikulum 2013 dalam

pembelajaran, misalnya dengan anjuran kepada guru mata pelajaran untuk

menggunakan pendekatan saintifik dalam pelaksanaan pembelajaran dan

proses penilaian. Hal ini berpengaruh kepada interaksi guru dan siswa dalam

pembelajaran, dimana guru tidak selalu menyampaikan materi pembelajaran

tetapi juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi untuk

menyelesaikan suatu permasalahan secara mandiri. Namun dalam penilaian

pembelajaran, guru masih melihat kepada aspek kognitif dibandingkan

dengan aspek afektif dan psikomotorik siswa.

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik memfasilitasi

siswa dalam belajar secara mandiri dengan menggunakan 5W + 1H. Dengan

pendekatan ini siswa mampu mengembangkan kemampuan komunikasi

mereka seperti bertanya dan menyampaikan pendapat dalam pembelajaran.

Namun strategi pembelaaran yang bersifat individualis membuat

komunikasi yang terjalin hanya terjadi antara siswa dan guru, sedangkan

komunikasi antar siswa kurang terjalin dengan baik. Strategi pembelajaran

individualis mencipatakan suatu pembelajaran kompetetif yang berorientasi

(38)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya dalam aspek ekstrakurikuler, SMP Laboratorium

Percontohan UPI Bandung menyediakan berbagai jenis kegiatan yang

memfasilitasi minat dan bakat siswa, seperti English Conversation (English

Club&Bilingual Teaching), Bahasa Jepang (Japanese Club), Karya Ilmiah Remaja, Atletik, Basket Ball, Volley Ball, Futsal, Baca Tulis Al-Quran,

Kerohanian Islam, Seni Tradisional dan lain-lain.

Ekstrakurikuler ini selain menjadi ajang penyaluran minat dan bakat

siswa juga menjadi wadah bagi siswa dengan minat yang sama untuk saling

berinteraksi satu sama lainnya. Komunikasi yang terjalin atas dasar minat

yang sama biasanya membuka jalan bagi terbinanya hubungan

interperpersonal yang baik.

c. Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Dari segi tenaga pengajar SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung

menggunakan Tenaga pengajar adalah lulusan S1, S2 dan S3 dari

Universitas Pendidikan Indonesia dan Perguruan Tinggi lainnya, yang

berpengalaman dalam bidang ilmunya serta selalu mengembangkan

kemampuannya.

2. Deskripsi Kelas Penelitian a. Denah Kelas

Gambar 4.1 Denah Kelas

Meja Guru Papan Tulis

Siswa

Siswa Siswa Siswa

Siswa

Siswa Siswa Siswa

Siswa Siswa

Gambar

Gambar 3.1
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3 Rata-rata (Persentase)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pakan mengandung senyawa metabolit sekunder yang memiliki potensi sebagai antioksidan yang dapat mencegah reaksi oksidasi untuk menghambat radikal bebas

Sehubungan dengan pelelangan yang dilakukan oleh Pokja V Pengadaan Barang/Jasa Tahun Anggaran 2014 pada Kantor Layangan Pengadaan Kabupaten Musi Banyuasin untuk kegiatan :. APBD

ASMAH BT AHMAD SAKRIN

(disesuaikan dengan judul dan masalah yang dihadapi perusahaan/lembaga, serta alternatif yang diusulkan serta bagaimana seharusnya yang ideal berdasarkan kajian teori dan

MENURUT ORGANI SASI / BAGI AN ANGGARAN, UNI T ORGANI SASI , PUSAT,DAERAH DAN KEWENANGAN. KODE PROVINSI KANTOR PUSAT KANTOR DAERAH DEKONSEN

di atas, jelas bahwa struktur modal merupakan salah satu keputusan penting bagi. manajer keuangan dalam meningkatkan profitabilitas

MENURUT ORGANI SASI / BAGI AN ANGGARAN, UNI T ORGANI SASI , PUSAT,DAERAH DAN KEWENANGAN. KODE PROVINSI KANTOR PUSAT KANTOR

L'UTILISATION DE LA CHANSON POUR T’APPRENDRE À BIEN COMPTER POUR AUGMENTER LA.. COMPÉTENCE DE LA PRODUCTION