• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL QUANTUM WRITING BERBASIS MEDIA TAYANGAN FIKSI MUSIKAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL QUANTUM WRITING BERBASIS MEDIA TAYANGAN FIKSI MUSIKAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK."

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL QUANTUM WRITING BERBASIS MEDIA

TAYANGAN FIKSI MUSIKAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

CERITA PENDEK

(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 3 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh Nurul Lutfia

1100809

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENERAPAN MODEL QUANTUM WRITING BERBASIS MEDIA TAYANGAN FIKSI MUSIKAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

CERITA PENDEK

(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 3 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015)

LEMBAR HAK CIPTA

Oleh

NURUL LUTFIA

NIM 1100809

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

© Nurul Lutfia 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

NURUL LUTFIA

PENERAPAN MODEL QUANTUM WRITING BERBASIS MEDIA

TAYANGAN FIKSI MUSIKAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

CERPEN

(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3

Lembang

Tahun Ajaran 2014/2015)

disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I,

Dr. Hj. Yeti Mulyati, M.Pd.

NIP 196008091986012001

Pembimbing II,

Nenden Lilis Aisyah, M.Pd.

NIP 197109262003122001

diketahui

Ketua Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra

Universitas Pendidikan Indonesia,

Dr. Dadang S. Anshori, M.Si.

(4)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL QUANTUM WRITING BERBASIS MEDIA TAYANGAN FIKSI

MUSIKAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

Menulis dianggap sebagai keterampilan berbahasa yang paling sulit di antara keterampilan berbahasa lainnya. Keterampilan ini memerlukan proses latihan terus menerus. Akan tetapi, pembelajaran menulis di sekolah umumnya berfokus pada penguasaan teori menulis, bukan praktik. Oleh karena itu, peneliti menyoroti rendahnya kemampuan menulis, khususnya pada jenjang sekolah menengah pertama yang didapatkan dari survei lapangan dan beberapa studi literatur. Peneliti berfokus pada teks cerpen sebagai bidang kajian yang diamati. Menulis cerpen dianggap sulit karena pengajaran sastra di sekolah belum berjalan efektif. Padahal, menulis cerpen merupakan kegiatan ekspersi sastra yang perlu diajarkan di sekolah. Dalam hal ini, diperlukan model dan media pembelajaran yang tepat sehingga dapat menumbuhkan minat siswa dalam menulis (sastra). Berdasarkan hal tersebut, peneliti akan menguji keefektifan penerapan model quantum writing berbasis tayangan fiksi musikal dalam pembelajaran menulis cerpen. Model pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi alternatif untuk pembelajaran menulis cerpen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen kuasi dengan nonequivalent control group design. Pengumpulan data penelitian menggunakan teknik tes dengan format tes uraian bebas dan nontes dengan metode wawancara (interviu), dokumentasi, observasi, dan angket. Sampel penelitian ini berjumlah 60 orang terdiri dari dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan pembanding. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai rata-rata prates di kelas eksperimen sebesar 72,46 dengan kategori cukup dan pascates sebesar 85,04 dengan kategori sangat baik. Sedangkan nilai rata-rata prates kelas pembanding sebesar 71,63 dengan kategori cukup dan pascates kelas pembanding sebesar 78,03 dengan kategori baik. Uji hipotesis dengan taraf kepercayaan 95% dan derajat kebebasan (dk) = 58 maka diperoleh hasil ttabel sebesar 2,0021 dengan t0 sebesar 3,38 atau t0 (3,38) ≥ ttabel (2,0021). Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini menunjukkan model quantum writing berbasis media tayangan fiksi musikal dalam pembelajaran menulis cerpen terbukti efektif.

(5)

ABSTRACT

Writing is considered as the most difficult language skills among other language skills. This skill requires a process of continuous exercise. However, the teaching of writing in school generally focus on writing theory, not practice. Therefore, the researchers highlight the lack of writing skills, especially at secondary school level were obtained from field surveys and literature studies. Writing short stories is considered difficult because teaching of literature in schools has not been effective. In fact, writing a short story is expression literary activities that need to be in schools. In this case, models and media are appropriate to cultivate students' interest in writing (literature). Based on this, researchers will test the effectiveness of model quantum writing based musical fiction to short stories writing. The learning model is expected to be an alternative short stories learning. The method used in this study is a quasi experimental with nonequivalent control group. Research data collection using techniques test of description format and nontes by interview, documentation, observation, and questionnaires. The study sample consisted of 60 people from two classes, experimental and comparison. Based on the result of this research, the average pretest in experimental class is 72,46 (enough category) and posttest 84,05 (very good category). Meanwhile, the average pretest in control class is 71, 63 (enough category) and posttest 78,03 (good category). Hypothesis test with a level trusted of 95% and degress of freedom (dk) = 58 showed gains with the value ttabel = 2.0021 and t0 = 3,38. So that, t0 (3,38) ≥ ttabel (2,0021). Based on these data, conclusions is Ha accepted and Ho rejected. This shows the model of quantum writing based media musical fiction in short stories writing proved to be effective.

(6)

Nurul Lutfia, 2015

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Definisi Operasional ... 7

G. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II PERIHAL MODEL QUANTUM WRITING, MEDIA TAYANGAN FIKSI MUSIKAL, DAN PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN ... 9

A. Perihal Model Quantum Writing ... 9

1. Hakikat Model Quantum Writing ... 9

2. Prinsip Model Quantum Writing ... 9

3. Langkah-langkah Model Quantum Writing ... 12

4. Keunggulan dan Kelemahan Model Quantum Writing ... 13

B. Media Tayangan Fiksi Musikal ... 14

1. Konsep Dasar Media Pembelajaran ... 14

2. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ... 15

3. Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 17

4. Media Tayangan Fiksi Musikal ... 17

(7)

Nurul Lutfia, 2015

1. Menulis Cerpen ... 19

2. Tujuan dan Manfaat Menulis Cerpen ... 20

3. Karakteristik Cerpen ... 21

4. Unsur-Unsur Pembentuk Cerpen ... 22

a. Tema ... 23

b. Alur dan Pengaluran ... 23

c. Tokoh dan Penokohan ... 27

d. Latar (Setting) ... 28

e. Sudut Pandang (Point of View) ... 29

f. Gaya Bahasa (Style) ... 31

g. Amanat ... 31

5. Tahapan Menulis Cerpen ... 32

a. Tahap Persiapan ... 31

b. Tahap Inkubasi... 31

c. Tahap Inspirasi... 32

d. Tahap Penulisan ... 32

e. Tahap Revisi ... 33

6. Penilaian Menulis Cerpen ... 32

a. Kelengkapan Aspek Formal ... 33

b. Kelengkapan Unsur Intrinsik ... 34

c. Keterpaduan Unsur Intrinsik ... 34

d. Ketepatan Penggunaan Ejaan ... 35

D. Anggapan Dasar ... 36

E. Hipotesis Penelitian ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

A. Metode dan Desain Penelitian ... 37

B. Prosedur Penelitian ... 38

C. Tenik Pengumpulan Data ... 40

1. Teknik Tes ... 40

2. Teknik Nontes ... 41

a. Angket ... 41

(8)

Nurul Lutfia, 2015

c. Dokumentasi ... 41

d. Observasi ... 41

D. Instrumen Penelitian ... 41

1. Instrumen Perlakuan ... 42

a. Ancangan Model Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Model Quantum Writing Berbasis Media Tayangan Fiksi Musikal... 42

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 45

2. Instrumen Pengumpulan Data ... 52

a. Tes ... 52

b. Angket ... 56

c. Pedoman Interviu ... 58

d. Pedoman Dokumentasi ... 59

e. Lembar Observasi ... 61

f. Validasi Instrumen ... 64

E.Teknik Pengolahan Data ... 65

F. Populasi dan Sampel ... 69

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 70

A. Deskripsi Profil Pembelajaran Menulis Cerpen ... 73

B. Deskripsi Proses Implementasi Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Model Quantum Writing Berbasis Media Tayangan Fiksi Musikal ... 79

C. Analisis Perbedaan Kemampuan Menulis Cerpen Siswa ... 79

1. Profil Kemampuan Awal Siswa dalam Menulis Cerpen ... 80

2. Profil Kemampuan Akhir Siswa dalam Menulis Cerpen ... 124

3. Uji Prasyarat Analisis Data ... 170

4. Uji Hipotesis ... 177

5. Pembahasan Hasil Penerapan Model Quantum Writing Berbasis Media Tayangan Fiksi Musikal ... 185

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 186

A. Simpulan ... 186

(9)

Nurul Lutfia, 2015

DAFTAR PUSTAKA ... 188

LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Penentuan Kriteria dengan Perhitungan Presentase untuk Skala Empat ... 35

Tabel 3.1. Desain Metode Penelitian Eksperimen Semu ... 37

Tabel 3.2. Instrumen Prates dan Pascates ... 45

Tabel 3.3. Kriteria Penilaian Tes Menulis Cerpen ... 45

Tabel 3.4. Format Penilaian Menulis Cerpen ... 47

Tabel 3.5 Lembar Pertanyaan Angket Sebelum Perlakuan ... 56

Tabel 3.6 Lembar Pertanyaan Angket Setelah Perlakuan ... 57

Tabel 3.7 Lembar Pedoman Wawancara ... 58

Tabel 3.8 Lembar Pedoman Dokumentsi ... 59

Tabel 3.9 Lembar Observasi Guru ... 61

Tabel 3.10 Lembar Aktivitas Siswa ... 63

Tabel 3.11 Rekapitulasi Hasil Uji Pakar Terhadap Instrumen Penelitian ... 64

Tabel 4.1. Nilai Prates Kelas Eksperimen ... 81

Tabel 4.2 Rekapitulasi Nilai Prates Kelas Eksperimen ... 82

Tabel 4.3. Nilai Prates Kelas Pembanding ... 102

Tabel 4.4. Rekapitulasi Prates Kelas Pembanding ... 104

Tabel 4.5. Nilai Pascates Kelas Eksperimen ... 125

Tabel 4.6. Rekapitulasi Pascates Kelas Eksperimen ... 126

Tabel 4.7. Nilai Pascates Kelas Pembanding ... 150

Tabel 4.8. Rekapitulasi Nilai Pascates Kelas Pembanding ... 151

Tabel 4.9 Tabel Guilford ... 171

(10)

Nurul Lutfia, 2015

Tabel 4.11 Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Prates Kelas

Pembanding ... 172 Tabel 4.12 Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Pasctaes Kelas

Eksperimen ... 173 Tabel 4.13 Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Pascates Kelas

Pembanding ... 174 Tabel 4.14 Uji Normalitas Prates dan Pascates Kelas Eksperimen ... 174 Tabel 4.15 Uji Normalitas Prates dan Pascates Kelas Pembanding ... 175 Tabel 4.16 Uji Homogenitas Prates Kelas Eksperimen dan

Pembanding ... 176 Tabel 4.17 Uji Homogenitas Prates Kelas Eksperimen dan

Pembanding ... 176 Tabel 4.18 Perbedaan Nilai Prates dan Pascates Kelas Eksperimen

(11)

Nurul Lutfia, 2015

DAFTAR GAMBAR

Diagram 3.1 Diagram Proses Pelaksanan Penelitian ... 39 Diagram 4.1 Diagram Nilai Rata-Rata Prates dan Pascates Kelas

(12)

Nurul Lutfia, 2015

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Prates dan Postes Kelas Eksperimen Lampiran 2. Hasil Prates dan Postes Kelas Pembanding Lampiran 3. Instrumen Penelitian

(13)

Nurul Lutfia, 2015

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Alwasilah (2007, hlm. 223) mengemukakan bahwa “keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling terbengkalai dalam pendidikan bahasa. Ini disebabkan terutama, karena praktik yang salah dalam pembelajaran menulis dari tingkat SD sampai PT.” Pembelajaran menulis lebih menekankan pada penguasaan teori menulis, bukan praktik. Banyak yang beranggapan bahwa penguasaan teori menulis akan membuat siswa mampu menulis. Padahal, tulisan lahir sebelum teori-teori menulis (Alwasilah, 2007, hlm. 210). Menulis merupakan keterampilan yang memerlukan praktik dan latihan terus-menerus. Selaras dengan pendapat Tarigan (1983, hlm. 4) bahwa keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Menulis dianggap sebagai keterampilan berbahasa yang paling sulit di antara keterampilan berbahasa lainnya. Alwasilah (2007, hlm. 43) mengungkapkan bahwa menulis tidak hanya menuangkan kata-kata atau ucapan belaka. Menulis pada dasarnya bukan hanya sekadar menuangkan bahasa ujaran ke dalam bahasa tulisan, tapi merupakan mekanisme curahan ide, gagasan, atau ilmu yang dituliskan dengan struktur yang benar, berkoherensi dengan baik antarparagraf dan bebas dari kesalahan-kesalahan mekanik seperti ejaan dan tanda baca.

(14)

tulisan tidak didapat dari menulis, melainkan membaca. Oleh karena itu, budaya literasi (membaca dan menulis) perlu ditingkatkan lagi, khususnya di sekolah-sekolah.

Selain itu, kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dipengaruhi juga oleh peran guru sebagai pengajar Bahasa Indonesia. Guru kurang inovatif dalam mengajar, terutama dalam pemilihan model pembelajaran yang sesuai. Selama ini pembelajaran menulis diberikan secara konvensional dengan menekankan pada hasil tulisan, bukan pada proses yang dilakukan. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan proses belajar siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan menumbuhkan minat siswa dalam menulis.

Siswa cenderung mengalami kesulitan dalam menemukan ide, menuangkannya dalam bentuk tulisan maupun pengembangan ide itu sendiri. Terlebih, tulisan yang dibuat dalam bentuk cerita pendek (cerpen). Menulis cerpen dianggap sulit karena pengajaran sastra di sekolah belum berjalan efektif. Menulis cerpen merupakan kegiatan ekspresi sastra yang perlu diajarkan kepada siswa. Alwasilah (2007, hlm. 215) mengungkapkan bahwa guru Bahasa Indonesia pada umumnya lebih menguasai tata bahasa daripada sastra. Siswa yang kurang gemar membaca sastra berakibat pada tumpulnya kemampuan menulis mereka. Padahal, tujuan mempelajari sastra adalah agar kita dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman sastra (Rusyana, dalam Sumiyadi, 2014, hlm.5). Siswa memerlukan pengalaman bersastra sehingga mampu berproses kreatif dalam menulis sastra, khususnya cerpen.

(15)

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu adanya model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan keterampilan menulis sehingga dirasa dapat menjadi solusi yang tepat bagi permasalahan menulis cerpen. Hal yang disoroti dalam penelitian ini yaitu penggunaan model quantum writing berbasis media tayangan fiksi musikal. Model quantum writing merupakan salah satu model pembelajaran khusus menulis. Hernowo (2003, hlm. 10) berpendapat quantum writing merupakan interaksi dalam proses belajar (menulis) niscaya mampu mengubah berbagai ide menjadi ledakan/gairah yang dapat ditularkan kepada orang lain. Langkah-langkah pembelajaran dalam quntum writing dengan Sistem PAK! adalah: (1) pusatkan pikiran; (2) atur; (3) karang; dan (4) hebat!.

Mengenai fiksi musikal, Djibran (2011) berpendapat bahwa perpaduan sastra-musik-visual dalam tayangan video berdurasi enam menit ini menjadi sebuah bentuk kreatif dalam memperkenalkan fiksi lintasmedia. Siswa akan diajak menikmati sebuah karya (sastra) melalui beragam indera. Penggunaan media yang menarik diharapkan mampu merangsang keinginan siswa untuk menulis. Dengan demikiran, proses kegiatan menulis diharapkan dapat menyenangkan dan penuh gairah, sehingga menghasilkan tulisan yang berkualitas.

Penelitian terkait model pembelajaran quantum writing cukup sering dilakukan. Misalnya, penelitian yang dilakukan oleh Cahyati (2012) yang menggunakan model quantum writing dalam pembelajaran menulis pengalaman dalam buku harian, cukup efektif untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa. Di samping itu, Wahidin (2011) menggunakan model quantum writing dalam pembelajaran menulis esai pada mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menulis esai mahasiswa kelas eksperimen yang menggunakan model quantum writing mendapatkan hasil yang lebih baik. Penelitian-penelitian tersebut menyatakan bahwa model quantum writing dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis.

(16)

yang membuktikan keefektifan penggunaan model quantum writing saja tanpa alat bantu media yang sesuai. Penelitian ini berpusat pada model quantum writing dalam langkah-langkah pembelajarannya, berbasis media tayangan fiksi musikal sebagai alat bantu untuk memunculkan ide menulis cerpen. Melalui penelitian ini, akan dibuktikan keefektifan penggunaan model quantum writing berbasis media tayangan fiksi musikal dalam pembelajaran menulis cerpen.

Kemudian, cerpen dipilih sebagai bentuk karya yang akan dikembangkan karena cerpen merupakan bentuk tulisan yang cocok dalam pengembangan ide cerita menjadi sebuah kerangka dan cerpen utuh. Melalui cerpen, siswa dapat bercerita mengenai kehidupan sehari-hari dan mengembangkan imajinasinya dalam bentuk tulisan. Bentuk karya sastra ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi pikiran kreatifnya dalam menceritakan suatu hal. Selain itu, tahapan menulis cerpen dirasa cocok dengan langkah-langkah model quantum writing. Dengan menggunakan model quantum writing berbasis media tayangan fiksi musikal, diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan menulis cerita pendek. Atas dasar pemikiran di atas, peneliti memilih judul “Penerapan Model Quantum Writing Berbasis Media Tayangan Fiksi Musikal dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3

Lembang Tahun Ajaran 2014/2015)”.

B. Identifikasi Masalah

Ada beberapa hal yang dapat diidentifikasi dari latar belakang tersebut, yakni sebagai berikut.

1) Pembelajaran menulis, khususnya menulis cerpen dianggap sebagai pelajaran yang sulit bagi sebagian siswa.

2) Pembelajaran menulis cerpen lebih berfokus pada teori, hasil belajar siswa dalam menulis cerpen jarang ditindaklanjuti.

3) Metode atau model pembelajaran yang diterapkan guru belum memberikan solusi untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menulis cerpen.

(17)

C. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Bagaimana profil pembelajaran menulis cerpen di SMP Negeri 3 Lembang? 2) Bagaimana proses implementasi pembelajaran menulis cerpen dengan model

quantum writing berbasis media tayangan fiksi musikal pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Lembang?

3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis cerpen siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Lembang dengan menggunakan model quantum writing berbasis media tayangan fiksi musikal di kelas eksperimen dan model terlangsung di kelas pembanding?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

1. Tujuan Umum

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan alternatif solusi bagi permasalahan menulis cerita pendek, yaitu dengan menggunakan model quantum writing berbasis tayangan fiksi musikal.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal berikut:

a) profil pembelajaran menulis cerpen di SMP Negeri 3 Lembang.

b) proses implementasi pembelajaran menulis cerpen dengan model quantum writing berbasis media tayangan fiksi musikal pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Lembang.

(18)

media tayangan fiksi musikal di kelas eksperimen dan model terlangsung di kelas pembanding

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi siswa, guru, dan pembaca.

1) Manfaat bagi Siswa

Siswa mendapat pengajaran yang menyenangkan dalam pembelajaran menulis cerpen sehingga dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa, khususnya menulis cerpen.

2) Manfaat bagi Guru

Penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi guru dalam memberikan alternatif pembelajaran menulis cerpen agar dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menarik dan menyenangkan.

3) Manfaat bagi Pembaca

Penelitian ini bisa dijadikan acuan pembaca untuk melakukan penelitian selanjutnya.

F. Definisi Operasional

Peneliti menjelaskan beberapa istilah secara operasional untuk memudahkan pembaca dalam memahami penelitian ini, agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menafsirkannya. Beberapa istilahnya adalah sebagai berikut.

(19)

menyusun gugusan ide tersebut menjadi peta pikiran sesuai eksplorasi dan imajinasi masing-masing. Peta pikiran tersebut dikembangkan menjadi kerangka cerita dan cerpen utuh.

2. Pembelajaran menulis cerpen adalah proses menjadikan siswa dapat menulis cerpen sesuai dengan unsur-unsur pembangun cerpen (unsur intrinsik).

G. Struktur Organisasi

Skripsi ini terdiri atas lima buah bab yang disusun secara runtut sesuai dengan tahapan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

Bab I Pendahuluan. Bab ini membahas latar belakang masalah yang menjadi landasan peneliti melakukan penelitian ini. Kemudian, dibahas pula tentang identifikasi masalah dari latar belakang yang telah dijabarkan, rumusan masalah terkait hal-hal yang menjadi titik pusat penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

Bab II Perihal Model Quantum Writing, Media Tayangan Fiksi Musikal, dan Pembelajaran Menulis Cerpen. Bagian ini merupakan kajian pustaka pada skripsi. Bab ini membahas teori-teori yang digunakan dalam penelitian, yaitu teori perihal model quantum writing, meliputi hakikat model quantum writing; prinsip model quantum writing; langkah-langkah pembelajaran model quantum writing; media tayangan fiksi musikal, meliputi konsep dasar media pembelajaran; fungsi dan manfaat media pembelajaran; jenis-jenis media pembelajaran; media tayangan fiksi musikal sebagai media pembelajaran; pembelajaran menulis cerpen, meliputi menulis cerpen; tujuan dan manfaat menulis cerpen; karakteristik cerpen; tahapan menulis cerpen; penilaian menulis cerpen; anggapan dasar dan hipotesis.

(20)

Bab IV Analisis Data dan Pembahasan. Bagian ini memaparkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti. Bab ini berisi deskripsi profil pembelajaran menulis cerpen, deskripsi proses impelementasi model quantum writing berbasis media tayangan fiksi musikal, dan analisis perbedaan kemampuan menulis cerpen siswa, meliputi profil kemampuan awal siswa, profil kemampuan akhir siswa, dan pembahasan hasil penerapan model quantum writing berbasis media tayangan fiksi musikal.

(21)

Nurul Lutfia, 2015

E O1 X O2

K O3 O4

A. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu atau quasi experiment research. Dalam penelitian ini, peneliti mengujicobakan perlakuan khusus dalam sebuah pembelajaran untuk melihat pengaruh dari perlakuan tersebut terhadap hasil belajar siswa. Sumkadinata (2010, hlm. 194) bahwa metode penelitian eksperimen bertujuan untuk menguji secara langsung pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain, juga menguji hipotesis hubungan sebab-akibat.

Metode ini membagi penelitian menjadi dua, yaitu kelas eksperimen dan kelas pembanding. Dalam penelitian ini, peneliti hendak mengukur tingkat keberhasilan penggunaan model quantum writing berbasis media tayangan fiksi musikal dalam pembelajaran menulis cerpen. Penelitian eksperimen ini dilakukan untuk memperoleh jawaban atas hipotesis yang diajukan peneliti, yakni terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis cerpen di kelas eksperimen (dengan perlakuan khusus) dan kemampuan menulis cerpen di kelas pembanding (dengan pembelajaran terlangsung).

Desain penelitian ini menggunakan Nonequivalent Control Group Design. Desain ini hampir sama dengan pratest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok pembanding tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2013: 116). Dalam penelitian ini, adanya kelas eksperimen dan kelas pembanding. Desain ini hanya diberlakukan pada kelas yang akan dijadikan kelas eksperiman dan pembanding, bukan siswa yang dipilih secara acak.

Tabel 3.1

(22)

(Sugiyono, 2012: 79)

Keterangan

E : kelompok eksperimen K : kelompok pembanding O1 : tes awal kelas eksperimen O2 : tes akhir kelas eksperimen

X : perlakuan pada kelas eksperimen berupa pembelajaran dengan model quantum writing berbasis media tayangan fiksi musikal

O3 : tes awal kelas pembanding O4 : tes akhir kelas pembanding

Desain tersebut digunakan dalam perlakuan untuk melihat kemampuan menulis cerpen siswa melalui penggunaan model quantum writing berbasis media tayangan fiksi musikal. Dalam desain ini, kedua kelompok (E, K) diberi tes awal dengan tes yang sama (O1, O3). Kemudian, kelompok E, sebagai kelas eksperimen diberi perlakuan khusus, yaitu penerapan model quantum writing berbasis media tayangan fiksi musikal dalam pembelajaran menulis cerpen (X). Sementara itu, kelompok K, sebagai kelas pembanding, tidak diberi perlakuan khusus, tetapi pembelajaran dilakukan dengan model terlangsung sebagaimana pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Setelah itu, kedua kelompok diberi tes yang sama sebagai tes akhir (O2, O4). Hasil dari kedua kelas tersebut dibandingkan dan diuji perbedaannya. Perbedaan yang signifikan antara kedua hasil tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas pembanding menunjukkan pengaruh dari perlakuan yang diberikan.

B. Prosedur Penelitian

(23)

Diagram 3.1

Proses Pelaksanaan Penelitian

Berdasarkan bagan di atas, pelaksanaan penelitian melalui beberapa tahapan. Berikut tahapan pelaksanaan penelitian secara terperinci.

1) Peneliti melakukan persiapan penelitian meliputi penyusunan instrumen, validasi instrumen dan persiapan bahan ajar yang akan digunakan selama proses penelitian.

2) Peneliti memberikan tes awal kepada kelas eksperimen dan kelas pembanding. Siswa diminta menulis sebuah cerpen dengan tema bebas sesuai dengan kemampuan mereka, tanpa diberi materi atau perlakuan. Hasil dari pelaksanaan prates ini digunakan untuk mengukur kemampuan awal siswa dalam menulis cerpen. Setelah itu, kelas eksperimen dan kelas pembanding diberi perlakuan yang berbeda. Perlakuan yang diberikan yaitu sebagai berikut.

a) Kelas eksperimen diberikan perlakuan berupa model quantum writing berbasis media tayangan fiksi musikal dalam pembelajaran menulis cerpen, dengan menerapkan sistem PAK! dengan langkah sebagai berikut.

PERSIAPAN (Instrumen, Bahan ajar)

PELAKSANAAN

Prates atau tes awal

Treatment dengan model quantum writing Pascates atau tes akhir

ANALISIS DATA

(24)

Sistem PAK! Strategi PAK!

Pusatkan pikiran Gugus Tulis cepat

Atur Peta pikiran Kerangka

Karang Target Draf

Hebat! Hebat kreatif Hebat kritik.

(diadaptasi dari Wahidin, 2011, hlm. 65)

b) Kelas pembanding tidak diberikan perlakuan khusus. Pembelajaran dilakukan dengan model terlangsung.

3) Peneliti melaksanakan pascates pada kelas eksperimen dan kelas pembanding pada tanggal yang akan ditetapkan. Pada pascates ini siswa kembali diminta untuk menulis cerpen dengan tema bebas. Hasil cerpen siswa pada tahap ini dijadikan sebagai tes akhir untuk mengukur kemampuan menulis cerpen siswa setelah diberikan beberapa perlakuan.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik tes

Pengumpulan data penelitian menggunakan teknik tes. Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis dengan format tes uraian bebas. Tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu tes awal (prates) dan tes akhir (pascates). Prates dilakukan pada awal proses pembelajaran dengan tanpa diberi materi dan perlakuan yang khusus. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis cerpen para siswa sebelum diberi perlakuan. Pascates dilakukan setelah para siswa diberikan materi dan perlakuan model quantum writing. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis cerpen setelah diberi perlakuan. Perbandingan antara prates dan pascates akan menunjukkan kesimpulan keefektifan model yang diterapkan dalam proses pembelajaran.

(25)

menggunakan model quantum writing berbasis tayangan fiksi musikal pada kelas eksperimen.

2. Teknik Nontes

Teknik pengumpulan data nontes digunakan untuk mengumpulkan informasi tambahan yang mendukung hasil penelitian. Adapun teknik nontes yang peneliti gunakan yaitu sebagai berikut.

a. Angket/Kuisioner

Teknik pengumpulan data nontes yang peneliti gunakan yakni dengan angket/kuisioner kepada seluruh responden sampel penelitian. Tujuannya untuk memperoleh informasi berkaitan dengan profil pembelajaran menulis cerpen, baik sebelum menggunakan model quantum writing berbasis media tayangan fiksi musikal maupun setelah menggunakan model.

b. Wawancara (Interviu)

Pengumpulan data melalui wawancara (interviu) guru bertujuan sebagai studi pendahuluan untuk mengetahui profil pembelajaran menulis cerpen dan kemungkinan permasalahan yang harus diteliti. Oleh karena itu, hasil wawancara guru dapat dijadikan data atau informasi yang bisa menguatkan kesimpulan akhir penelitian.

c. Dokumentasi

Dokumentasi RPP guru bertujuan untuk mengkorelasikan antara hasil inteviu guru dan implementasi pembelajaran yang sesungguhnya. Peneliti mengamati langkah-langkah pembelajaran menulis cerpen yang diterapkan guru. Hasil pengumpulan data triangulasi (angket, interviu, dan dokumentasi) akan digunakan untuk mendeskripsikan profil pembelajaran menulis cerpen.

d. Observasi

(26)

mencatat kualitas model quantum writing berbasis media tayangan fiksi musikal dalam pembelajaran menulis cerpen. Hasil observasi akan digunakan untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan perlakuan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatannya tersebut menjadi sistematis dan dipermudah (Arikunto, 2000: 134). Instrumen dalam penelitian ini meliputi instrumen perlakuan dan dan instrumen pengumpulan data.

1. Instrumen Perlakuan

Instrumen perlakuan adalah alat yang digunakan untuk memberikan perlakuan dalam penelitian. Instrumen perlakuan dalam penelitian ini berupa ancangan model pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan model quantum writing berbasis media tayangan fiksi musikal. Ancangan model ini terpapar dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai acuan pembelajaran.

a. Ancangan Model Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Model Quantum

Writing Berbasis Media Tayangan Fiksi Musikal

Ancangan model ini dibuat sebagai acuan peneliti dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menulis cerpen dengan menggunakan model quantum writing berbasis media tayangan fiksi musikal di kelas eksperimen.

1) Rasional

Model quantum writing berbasis media tayangan fiksi musikal merupakan model pembelajaran yang diduga dapat merangsang potensi menulis siswa dengan bantuan tayangan fiksi musikal sebagai stimulus dalam memunculkan ide cerita. 2) Tujuan

Adapun tujuan ancangan model pembelajaran menulis cerpen dengan model quantum writing berbasis media tayangan fiksi musikal adalah sebagai berikut.

(27)

c) Penelitian ini bertujuan untuk melatih siswa berpikir kritis dan kreatif melalui penggunaan model quantum writing berbasis media tayangan fiksi musikal dalam pembelajaran menulis cerpen.

3) Prinsip Dasar

Prinsi dasar model quantum writing disarikan dari sistem PAK! yaitu (a) pusatkan pikiran, (b) atur, (c) karang, dan (d) hebat!

Sistem PAK! Strategi PAK!

Pusatkan pikiran Gugus Tulis cepat

Atur Peta pikiran Kerangka

Karang Target Draf

Hebat! Hebat kreatif Hebat kritik.

(diadaptasi dari Wahidin, 2011, hlm. 65)

Adapun pemilihan media tayangan fiksi musikal oleh peneliti didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.

a) Tema/topik: kontekstual b) Gaya sajian:

 Memuat rangkaian cerita (fiksi) yang memiliki alur cerita yang mampu menggugah emosi

c) Keterkaitan model dengan media:

Adanya kesesuaian antara langkah-langkah model quantum writing dengan tayangan fiksi musikal;

Tayangan fiksi musikal digunakan sebagai stimulus; model quantum writing digunakan sebagai strategi pembelajaran menulis.

4) Sintak Pembelajaran

(28)

a) Siswa diberi penjelasan mengenai tujuan pembelajaran menggunakan model quantum writing berbasis media tayangan fiksi musikal;

b) Siswa diberi gambaran sekilas materi yang akan disampaikan;

c) Guru menyampaikan langkah-langkah model quantum writing yang harus diikuti siswa; sistem PAK!

d) Guru menyiapkan alat-alat yang diperlukan seperti laptop, infokus, dan speaker; e) Guru memperlihatkan tayangan fiksi musikal kepada siswa;

f) Guru menumbuhkan sikap kritis pada siswa sehingga terjadi tanya jawab dan diskusi mengenai cerita yang diangkat dalam tayangan fiksi musikal;

g) Guru mengarahkan siswa memusatkan pikirannya untuk membuat gugus cerita dengan strategi fast-writing; Siswa menuangkan ide, perasaan maupun kata-kata yang terlintas setelah melihat tayangan fiksi musikal (langkah sistem PAK! 1 pusatkan pikiran; model quantum writing);

h) Siswa menelaah gugus yang telah dibuat dan memilih secara kreatif gugus yang dianggap sesuai untuk dikembangkan menjadi kerangka cerita; Pada tahap ini siswa mengembangkan gugus yang telah dipilih sebelumnya, kemudian merangkainya menjadi peta pikiran. Setelah itu, peta konsep tersebut dikembangkan menjadi kerangka cerita, berupa paragraf yang menjelaskan tiap alur cerita (langkah 2 atur; model quantum writing);

i) Siswa memfokuskan tulisan pada masalah atau ide utama cerita, kemudian menuliskan draft cerita pendek sesuai kerangka cerita yang telah dibuat sebelumnya (langkah 3 karang; model quantum writing);

j) Setelah membuat draf tulisan secara utuh, siswa memeriksa kembali hasil tulisannya. Siswa menyunting sendiri ejaan, tata bahasa maupun tata kalimat dalam tulisannya (langkah 4 hebat!; model quantum writing).

5) Evaluasi

(29)

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini dibuat oleh peneliti sebagai panduan dalam melaksanakan proses belajar mengajar di kelas. Adapun langkah pembelajarannya sesuai dengan sintak yang telah dipaparkan sebelumnya.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

A. Identitas

Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Lembang Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : IX/2

Alokasi Waktu : 6 x 45 menit (3x pertemuan) Standar Kompetensi : Menulis

8. Mengungkapkan kembali pikiran, perasaan, dan pengalaman dalam cerpen. Kompetensi Dasar :

8.2 Menulis cerita pendek bertolak pada peristiwa yang pernah dialami

B. Tujuan Pembelajaran

Setelah pembelajaran ini, siswa dapat menulis cerita pendek dengan memperhatikan unsur-unsur intrinsik cerpen.

C. Materi Ajar

1. Pengertian cerpen

Cerita pendek adalah jenis karya sastra yang memaparkan kisah atau cerita tentang manusia dan seluk beluknya melalui tulisan pendek (Soebachman, 2014, hlm. 68) 2. Unsur-usur intrinsik cerpen

a. Alur

Plot (alur) adalah jalan cerita yang berupa peristiwa-peristiwa yang disusun satu persatu dan saling berkaitan sampai akhir cerita.

(30)

Latar merujuk pada pengertian tempat, waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Nurgiyantoro, 1995: 216). c. Tema

Tema adalah ide sebuah cerita yang disampaikan oleh pengarang. Dialog dan tindakan tokoh utama biasanya mendasari ide pokok cerita.

d. Tokoh dan penokohan

Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh cerita (Sudjiman, 1991: 23). Tokoh sendiri artinya individu rekaan yang mengalami peristiwa dalam cerita. Dalam sebuah cerpen, terdapat satu tokoh yang berkedudukan sebagai tokoh utama yang memiliki keterlibatan dalam peristiwa paling besar dan berhubungan dengan tokoh-tokoh lain.

e. Gaya bahasa

Stile (style gaya bahasa) adalah cara pengucapan bahasa dalam proses, atau bagaimana seorang pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan dikemukakan (Abrams, 1981: 190-1).

f. Amanat

Amanat adalah pesan, moral atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.

g. Sudut Pandang

Sudut pandang (point of view) dalam bercerita.

3. Langkah-langkah menulis cerpen berdasarkan model quantum writing, dengan sistem PAK!

- Menentukan tema atau ide cerita (P) - Membuat kerangka cerpen (A)

- Mengembangkan kerangka menjadi draf cerpen (K) - Menyunting draf cerpen yang telah dibuat (!)

D. Pendekatan dan Model Pembelajaran

(31)

.

E. Bahan Ajar

1) Buku Paket Bahasa Indonesia SMP Kelas IX 2) Menulis Cerpen karangan Jakob Sumardjo

3) Kiat Menulis Cerita Pendek karangan Harris Effendi

F. Alat

Infokus, laptop, dan pengeras suara.

G.Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan Uraian Kegiatan Waktu Model

Perlakuan 1 Kegiatan Awal

 Siswa menjawab salam guru di awal pembelajaran

Guru memberikan apersepsi  Guru menggali pengetahuan awal

siswa mengenai cerpen

 Guru menyampaikan tujuan dan alur kegiatan pembelajaran

Kegiatan Inti

 Siswa diperlihatkan contoh cerpen ―Celengan Ayam‖ yang ada di buku pelajaran Bahasa Indonesia.

 Siswa mendengarkan guru membacakan cerpen ―Celengan Ayam‖ tersebut.

 Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jawab mengenai isi cerpen yang dibacakan serta memaparkan unsur-unsur intrinsiknya.  Secara berkelompok, siswa diarahkan untuk

mengamati cerpen tersebut dari segi kelengkapan aspek formal berupa judul, nama

10’

60’

Ceramah

(32)

pengarang, dialog, dan narasi; kelengkapan unsur intrinsik; dan tata bahasa serta ejaan.  Perwakilan kelompok menyampaikan hasil

analisis cerpen berdasarlam aspek yang diamati.

 Guru dan siswa menyimpulkan karakteristik cerpen.

 Siswa diberi informasi mengenai kegiatan menulis cerpen yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya.

 Siswa diberi penjelasan mengenai langkah-langkah menulis cerpen berdasarkan model quantum writing.

 Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai cerpen dan hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran

Kegiatan Akhir

 Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah berlangsung.

 Guru memberi tahu materi ajar yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.

 Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.

10’

Quantum writing

Ceramah

Perlakuan 2 Kegiatan Awal

 Siswa menjawab pertanyaan guru di awal pembelajaran.

 Guru mengondisikan siswa agar siap dan semangat menerima pelajaran.

 Guru memberi kaitan antara materi yang akan

(33)

dipelajari dengan materi sebelumnya.

 Guru menyampaikan alur kegiatan pembelajaran dan tujuan kegiatan menulis cerpen dengan menggunakan media tayangan fiksi musikal.

Kegiatan Inti

 Siswa diarahkan untuk mengikuti langkah-langkah menulis cerpen berdasarkan model quantum writing.

 Siswa diarahkan berkonsentrasi menggunakan imaji visual dalam pembelajaran.

 Siswa melihat tayangan fiksi musikal ―Apologia Sebuah Nama‖ sebagai stimulus dalama pembelajaran.

 Siswa diarahkan berkonsentrasi memusatkan pikiran, mereka ulang tayangan fiksi musikal dalam pikirannya, kemudian menuliskan gugusan ide/kata-kata kunci/perasaan yang muncul setelah melihat tayangan fiksi musikal tersebut dengan strategi menulis cepat (langkah sistem PAK! 1 pusatkan pikiran; model quantum writing).

 Siswa menggali ide berdasarkan tayangan fiksi musikal tersebut.

 Siswa menelaah gugusan ide yang telah dibuat dan memilih ide cerita yang cocok untuk dikembangkan menjadi cerpen

60’ Quantum

(34)

(langkah 2 atur; model quantum writing).  Siswa membuat peta pikiran berdasarkan

gugusan ide yang telah dipilih kemudian mengembangkan peta konsep tersebut menjadi kerangka cerita. (langkah 2 atur; model quantum writing).

Kegiatan Akhir

 Siswa menyampaikan kesan selama pembelajaran.

 Bersama dengan guru, siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

 Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan kesulitan pada pembelajaran yang telah dilaksanakan.

 Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.

10’ Tanya

jawab

Perlakuan 3 Kegiatan Awal

 Siswa menjawab pertanyaan guru di awal pembelajaran.

 Guru mengondisikan siswa agar siap dan semangat menerima pelajaran.

 Guru memberi kaitan antara materi yang akan dipelajari dengan materi sebelumnya.

 Guru menyampaikan alur kegiatan pembelajaran dan tujuan pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan model quantum writing.

(35)

Kegiatan Inti

 Siswa dibimbing guru untuk mengembangkan kerangka cerita yang telah dibuat pada pertemuan selanjutnya menjadi draf cerita pendek (langkah 3 karang; model quantum writing).

 Setelah siswa dapat menyelesaikan draf tulisannya, kemudian siswa menyunting draf cerpennya baik ejaan, tata bahasa maupun tata kalimatnya (langkah 4 hebat!; model quantum writing).

 Siswa mengumpulkan hasil tulisannya.

Kegiatan Akhir

 Siswa menyampaikan kesan selama pembelajaran.

 Bersama dengan guru, siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

 Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan kesulitan pada pembelajaran yang telah dilaksanakan.

 Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.

60’

10’

Quantum writing

Ceramah

H.Penilaian Jenis Tagihan

 Tugas individu : menggunakan lembar kerja siswa.  Lembar tes

(36)

Adapun proses pembelajaran di kelas pembanding menggunakan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terlangsung, yakni RPP yang biasa dipakai oleh guru di sekolah yang bersangkutan. Secara keseluruhan, langkah-langkah pembelajaran pada kegiatan awal dan kegiatan akhir sama dengan langkah-langkah pembelajaran di kelas eksperimen, perbedaan hanya terdapat pada kegiatan inti. Kegiatan inti pada kelas pembanding adalah sebagai berikut.

1) Siswa diperlihatkan contoh cerpen ―Celengan Ayam‖ yang ada di buku pelajaran Bahasa Indonesia.

2) Salah satu siswa membacakan cerpen tersebut, siswa lainnya menyimak isi cerpen tersebut.

3) Siswa bertanya jawab mengenai isi cerpen dan unsur-unsur intrinsiknya.

4) Secara berkelompok, siswa mengamati cerpen yang diberikan oleh guru dan mengidentifikasi unsur intrinstiknya disertai bukti kutipan cerpen.

5) Perwakilan kelompok, memaparkan hasil identifikasinya.

6) Setelah siswa mengetahui ihwal cerpen, siswa diarahkan untuk membuat kerangka cerpen sesuai dengan pengalaman yang pernah dialaminya.

7) Siswa menulis cerita pendek dengan memperhatikan unsur-unsur intrinsiknya.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Tes

(37)
[image:37.612.146.521.96.273.2]

Tabel 3.2

Instrumen prates dan pascates

Beberapa aspek yang dinilai dalam tes menulis cerpen antara lain (1) kelengkapan aspek formal cerpen; (2) kelengkapan unsur instrinsik cerpen; (3) keterpaduan unsur atau struktur cerpen; (4) ketepatan penggunaan ejaan.

[image:37.612.138.527.421.691.2]

Hasil kerja siswa berupa tes menulis cerpen akan dinilai berdasarkan aspek penilaian tes keterampilan menulis cerpen dengan format sebagai berikut.

Tabel 3.3

Kriteria Penilaian Tes Menulis Cerpen

Aspek Kriteria dan Skor

25 20 15 10

Kelengkapan aspek formal cerpen Memuat 1) judul 2) nama pengarang 3) dialog 4) narasi Hanya memuat tiga subaspek (misalnya, hanya memuat judul, nama pengarang, dan dialog) Hanya memuat dua subaspek (misalnya, siswa tidak mencantumk an judul dan nama pengarang) Hanya memuat satu subaspek (misalnya, hanya memuat salah satu aspek, hanya Buatlah sebuah cerita pendek dengan memperhatikan hal-hal berikut ini.

- Kelengkapan aspek formal (judul, nama pengarang, dialog, narasi);

- Kelengkapan unsur intrinsik (tema, alur, latar, tokoh, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat);

(38)
(39)

(tempat, waktu dan sosial) 4) sudut pandang 5) gaya bahasa 6) tema dengan tema, gaya bahasa dan sudut pandang) Ketepatan Penggunaan EYD

80-100% tepat 50-70% tepat

30-40% tepat

10-20% tepat

[image:39.612.142.525.84.274.2]

(sumber: dimodifikasi dari Sumiyadi, 2010)

Tabel 3.4

Format Penilaian Menulis Cerpen

No Nama

Siswa Judul Cerpen Kelengkapan Aspek Formal Kelengkapan Unsur Intrinsik Kepaduan Unsur Intrinsik Ketepatan Penggunaan EYD Skor 1. 2. dst

b. Angket atau kuisioner

(40)
[image:40.612.132.527.120.657.2]

Tabel 3.5

Lembar Pertanyaan Angket Sebelum Perlakuan

Nama :

Kelas :

Angket ini untuk keperluan penelitian. Isilah dengan jujur dan terbuka karena tidak akan mempengaruhi penilaian. Terima kasih.

No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah kamu suka membaca cerpen? (Jika ya, tuliskan jumlah cerpen yang pernah kamu baca selama satu tahun)

2. Jenis cerpen apa yang pernah kamu baca? (tuliskan juga dari mana kamu memperoleh cerpen tersebut)

3. Apa kamu suka menulis cerpen?

(Jika ya, kamu termasuk kategori yang mana: belum bisa/masih belajar/pernah dipublikasi) 4. Apakah kamu pernah menulis cerpen? (Jika

ya, tuliskan jumlah cerpen yang pernah kamu tulis)

5. Menurut kamu, menulis cerpen itu? (mudah/sedang/sulit)

6. Apa saja kesulitan yang kamu alami dalam menulis cerpen?

7. Cara seperti apa yang diterapkan gurumu dalam pembelajaran menulis cerpen?

(41)
[image:41.612.127.549.132.693.2]

Tabel 3.6

Lembar Pertanyaan Angket Setelah Perlakuan

Nama :

Kelas :

Angket ini untuk keperluan penelitian. Isilah dengan jujur dan terbuka karena tidak akan mempengaruhi penilaian. Terima kasih.

No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah sekarang kamu lebih menyukai kegiatan menulis cerpen dibandingkan sebelumnya?

2. Apa kamu menyukai media tayangan fiksi musikal dalam pembelajaran menulis cerpen?

3. Unsur manakah yang kamu sukai dalam media tayangan fiksi musikal tersebut? 4. Apakah media tayangan fiksi musikal

memudahkanmu mendapatkan ide menulis?

5. Apakah media tayangan fiksi musikal membantumu berimajinasi dan menuangkannya dalam bentuk cerpen? 6. Apakah model quantum writing

memudahkanmu menulis cerpen?

(42)

8. Bagaimana tanggapanmu mengenai pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan model quantum writing berbasis media tayangan fiksi musikal?

c. Pedoman Wawancara (Interviu)

Pedoman wawancara ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut gambaran umum proses pembelajaran menulis cerpen. Wawancara guru bertujuan untuk mengetahui profil pembelajaran menulis cerpen sehingga data-data atau informasi yang diperoleh dapat menguatkan hasil akhir penelitian.

[image:42.612.114.548.85.201.2]

Pedoman wawancara ini dilakukan peneliti ketika mewawancarai guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP 3 Lembang, yaitu Erna Herlina, S.Pd. Berikut pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara.

Tabel 3.7

Lembar Pedoman Wawancara

No Pertanyaan Jawaban

1. Selama guru mengajar, bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran menulis?

2. Dalam pembelajaran menulis, menulis apa yang paling diminati siswa?

3. Bagaimana antusiasme siswa saat diberi materi maupun tugas menulis cerpen?

4. Bagaimana karakteristik belajar siswa dalam menulis cerpen?

5. Apa saja kesulitan siswa dalam menulis cerpen?

6. Bagaimana guru mengatasi kesulitan siswa dalam menulis cerpen?

[image:42.612.111.536.369.704.2]
(43)

8. Apakah guru menggunakan metode pembelajaran yang berbeda pada setiap pembelajaran?

9. Metode pembelajaran apa yang guru sering gunakan dalam pembelajaran?

10. Media penunjang apa yang guru gunakan dalam pembelajaran menulis cerpen?

d. Pedoman Dokumentasi

[image:43.612.109.556.413.706.2]

Peneliti menggunakan pedoman dokumentasi (RPP) guru untuk mengamati langkah-langkah pembelajaran menulis cerpen yang diterapkan guru. Selain itu, lembar pedoman dokumentasi ini bertujuan untuk melihat keselarasan antara hasil wawancara guru, implementasi pembelajaran, dan pendapat siswa dalam angket terkait dengan model atau media pembelajaran yang digunakan. Berikut format lembar pedoman dokumentasi.

Tabel 3.8

Lembar Pedoman Dokumentasi

No Komponen RPP

Penilaian Ket.

Ada Tidak

1 Rumusan Tujuan Pembelajaran

a. Rumusan tujuan menggambarkan pencapaian kompetensi dasar dan indikator

b. Rumusan tujuan menggamabrkan pencapaian aspek kognitif, psikomotor, dan atau afektif c. Rumusan tujuan minimal menyertakan

komponen siswa, perilaku operasional, dan materi pelajaran

d. Rumusan tujuan memberi petunjuk terhadap pendekatan atau metode pembelajaran yang akan diterapkan

2 Penjabaran Indikator; pencapaian kompetensi

a. Indikator dijabarkan dari kompetensi dasar b. Indikator dirumuskan berdasarkan aspek

kompetensi (kognitif, psikomotor, afektif) c. Indikator dirumuskan menggunakan kata

(44)

d. Indikator mengandung kata kerja operasional dan materi ajar yang setara atau tidak melampaui kata kerja dan materi dalam kompetensi dasar

3 Materi Pembelajaran

Materi ajar disusun mengacu kepada tujuan/indikator/kompetensi dasar

a. Materi ajar disusun secara sistematis berdasarkan struktur ilmu

b. Materi ajar disusun dengan memperhatikan potensi peserta didik

c. Materi ajar dirancang berdasarkan kebutuhan peserta didik dan kondisi lingkungan

4 Langkah-langkah Pembelajaran (Skenario)

a. Skenario pembelajaran mendukung tujuan/indikator/kompetensi dasar yang akan dicapai

b. Skenario pembelajaran mencerminkan komunikasi berpusat pada siswa

c. Skenario pembelajaran relevan dengan pendekatan dan metode yang dipilih

d. Skenario pembelajaran disusun sesuai alokasi waktu

5 Media Pembelajaran

a. Media disesuaikan dengan tuntutan tujuan/infikator kompetensi dasar

b. Media yang dipilih memperjelas materi yang diajarkan

c. Media disesuaikan dengan kondisi kelas

d. Media yang dipilih akan memperkuat internalisasi konsep peserta didik

6 Evaluasi

a. Mencantumkan jenis, teknik, dan bentuk evaluasi

b. Butir soal relevan dengan tujuan/indikator/kompetensi dasar

c. Butir soal memperhatikan sebaran tingkat kesulitan

d. Butir soal sesuai alokasi waktu

(45)

e. Lembar Observasi

[image:45.612.108.549.297.697.2]

Lembar observasi meliputi lembar aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran. Aktivitas guru dan siswa meliputi pengamatan kegiatan pembelajaran yang dilakukan sejak awal hingga akhir pembelajaran. Observasi dilakukan untuk melihat gambaran proses implementasi model quantum writing berbasis media tayangan fiksi musikal dalam pembelajaran menulis cerpen. Adapun format lembar observasi pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut.

Tabel 3.9

Lembar Observasi Guru

Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Cerpen

No ASPEK

Penilaian Ket.

Ya Tidak

1 Kemampuan membuka pelajaran

a. Menarik perhatian siswa

b. Memotivasi siswa terkait materi pelajaran yang akan diajarkan

c. Memberi acuan materi ajar yang akan diajarkan

d. Mengadakan apersepsi

2 Mengarahkan siswa untuk

menerapkan model quantum writing dengan sistem dan strategi PAK! a. Mengarahkan siswa untuk

memusatkan pikian dengan menuliskan gugusan ide dalam pikirannya dengan strategi menulis cepat.

b. Mengarahkan siswa untuk mengatur hasil tulisan cepatnya ke dalam bentuk peta pikiran dan kerangka cerita

c. Membimbing siswa untuk mulai mengembangkan kerangka cerita dengan target menjadi draf cerpen d. Membimbing siswa untuk

(46)

memperhatikan ejaan, tata bahasa, dan pilihan kata yang sesuai.

3 Proses pembelajaran

a. Guru membagikan contoh cerpen b. Memonitor aktivitas siswa pada saat

identifikasi unsur intrinsik cerpen c. Memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya tentang hal yang belum jelas berkaitan dengan contoh cerpen

d. Guru menyampaikan materi tentang cerpen dan langkah-langkah penulisannya

e. Guru membimbing siswa menyusun kerangka cerita berdasarkan langkah-langkah model quantum writing f. Guru mengamati siswa ketika

mereka menyusun cerpen dengan langkah-langkah model quantum writing

g. Guru memandu tanya jawab jika ada kesulitan dalam proses pembelajaran.

4 Penggunaan media pembelajaran

a. Memperhatikan prinsip penggunaan jenis media

b. Tepat saat penggunaan

c. Terampil dalam mengoperasikan d. Membantu kelancaran proses

pembelajaran

5 Kemampuan menutup pembelajaran

a. Mengulas secara singkat materi yang baru dibahas

b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau berkomentar c. Memandu siswa melaksanakan

refleksi pembelajaran

d. Menginformasikan materi ajar berikutnya

(47)
[image:47.612.111.544.175.702.2]

Adapun format lembar observasi untuk aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sebagai berikut.

Tabel 3.10

Lembar Aktivitas Siswa

Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Cerpen

No ASPEK

Penilaian Ket.

Ya Tidak

1 Pendahuluan

a. Siswa terangsang untuk mengikuti proses pembelajaran

b. Siswa memiliki gambaran awal tentang pembelajaran yang akan dilakukan.

2 Tahapan penerapan model quantum

writing

a. Siswa dapat memusatkan pikiran dalam menuliskan gugusan ide dalam pikirannya dengan strategi menulis cepat.

b. Siswa mampu mengatur hasil tulisan cepatnya ke dalam bentuk peta pikiran dan kerangka cerita

c. Siswa mampu mulai

mengembangkan kerangka cerita dengan target menjadi draf cerpen d. Siswa mampu menganalisis draf

cerpen dengan mempertimbangkan kreativitas pikiran

e. Siswa mampu mengedit draf cerpen dengan memperhatikan ejaan dan pilihan kata yang sesuai

3 Proses pembelajaran

a. Siswa mengamati teks cerpen

b. Siswa mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen

c. Siswa melakukan tanya jawab

d. Siswa mampu menyusun kerangka cerita berdasarkan langkah-langkah model quantum writing

(48)

quantum writing

f. Siswa mengedit hasil tulisan cerpen g. Siswa melakukan tanya jawab dan

berkomentar mengenai pembelajaran

4 Penggunaan Media

a. Menggugah antusiasme siswa dalam pembelajaran

b. Membangkitkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa dalam menuliskan ide cerita

c. Membantu kelancaran proses pembelajaran dengan model quantum writing

5 Kegiatan Akhir

a. Menyimpulkan materi b. Melaksanakan refleksi

c. Mengerjakan tes/evaluasi

(sumber: dimodifikasi dari Wahidin, 2011, hlm. 84—85)

3. Validasi Instrumen

[image:48.612.109.548.83.331.2]

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan uji validitas berupa judgement experts, yakni penilaian dan pertimbangan dari tim penimbang yang berjumlah tiga orang ahli. Adapun surat keterangan uji pakar terlampir. Hasil rekapitulasi dari tiga penimbang adalah sebagai berikut.

Tabel 3.11

Rekapitulasi Hasil Uji Pakar

Terhadap Instrumen Penelitian

No. Nama Penimbang Bidang Keahlian Rekomendasi

1. Dr. Hj. Isah Cahyani, M.Pd. Pendidikan Bahasa Indonesia (Menulis)

 Perjelas petunjuk pengerjaan tes.

2. Halimah, M.Pd. Pendidikan Bahasa Indonesia (Cerpen)

(49)

kepaduan unsur intrinsik.

3. Yulianeta, M.Pd. Sastra Indonesia (Cerpen)

 Perbaiki redaksi pada lembar pedoman

wawancara.

 Pertimbangkan jenis angket yang akan diberikan kepada siswa.

 Perjelas pedoman penskoran tiap aspek.

E. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yaitu teknik yang digunakan untuk mengolah, menafsirkan, dan menganalisis data. Pengolahan data dilakukan setelah kegiatan pengumpulan data selesai. Data yang dimaksud adalah data yang terkumpul dari hasil menulis cerpen dengan menggunakan model quantum writing. Selanjutnya, data yang diperoleh akan dianalisis dan digunakan untuk menjawab pertanyaan yang terpapar dalam rumusan masalah. Pengolahan data bertujuan untuk mengolah data mentah menjadi data yang lebih spesifik. Data diolah melalui perhitungan statistik dan aplikasi SPSS 20.0. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah data penelitian adalah sebagai berikut.

1. Memberikan skor terhadap hasil menulis cerpen siswa, skor prates dan pascates yang telah dilaksanakan.

2. Menganalisis hasil prates dan pascates siswa kemudian diubah menjadi nilai sebagai berikut.

(50)

∑ skor total

3. Mendeksripsikan hasil tes awal dan tes akhir.

4. Menghitung nilai rata-rata yang diperoleh dengan rumus:

5. Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka langkah yang dilakukan selanjutnya adalah mengolah data dan pengujian hipotesis. Data yang diperoleh diolah menggunakan program perangkat lunak SPSS 20.0. pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji statistik terhadap hasil data tes awal dan tes akhir di kelas eksperimen. Adapun langkah pengolahan datanya adalah sebagai berikut.

6. Menguji reliabilitas antarpenimbang.

Perhitungan reliabilitas antarpenimbang menggunakan bantuan aplikasi spss 20.0 berikut ini langkah-langkanya.

a. Masukan data nilai ke dalam kolom yang terdapat pada lembar kerja spss. b. Pilih analye scale explore.

c. Pilih plots lalu centang normally plots with tests. d. Pilih continue lalu Ok.

7. Melakukan uji normalitas nilai prates dan pascates.

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui sebaran nilai di kelas eksperimen dan kelas pembanding berdistribusi normal atau tidak. perumusan hipotesis untuk uji normalitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Ho: data tes awal atau tes akir kelas eksperimen atau kelas pembanding berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Ha: data prates atau pascates kelas eksperimen atau kelas kontrol berasal dari populasi yang tidak terdistribusi normal.

Uji normalitas prates menggunakan taraf signifikansi (a) sebesar 0,05.

Perhitungan normalitas prates dan pascates menggunakan bantuan aplikasi spss 20.0. berikut ini langkah-langkanya.

(51)

f.Pilih analye descriptive statistics explore.

g. Pada tab explore masukan data ke dalam dependent list. h. Pilih plots lalu centang normally plots with tests.

i.Pilih continue lalu Ok.

j. Setelah itu akan keluar data pengujian. Carilah tabel test of normality.

Untuk mengetahui data yang berasal dari skor prates dan pascates berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji normalitas. Uji homogenitas varian nilai prates dan pascates.

8. Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan pembanding berasal dari sampel yang memiliki variansi homogen atau tidak. Penghitungan dibantu dengan aplikasi spss 20.0. Langkah perhitungannya adalah sebagai berikut.

a. Masukan data nilai ke dalam kolom yang terdapat pada lembar kerja spss. b. Urutkan nilai siswa berdasarkan kelasnya masing-masing. Misalnya, sampel

kedua kelas adalah 31 siswa. Masukan data nilai kelas eksperimen pada kolom satu dari nomor satu hingga nomor 31. Data kelas kontrol pun dimasukan pada kolom pertama dari nomor 32 hingga 62. Pada kolom kedua, masukan data 1 untuk nilai eksperimen dan 2 untuk nilai pembanding. Pada kolom kedua, masukan data 1 untuk nilai eksperimen dan 2 untuk nilai pembanding.

c. Pilih variable view.

d. Pilih kolom value hingga muncul tab value labels.

e. Pada value isikan angka 1, pada label isikan eksperimen lalu pilih add. f.Setelah itu masukan angka 2 pada values, isikan pembanding pada labels, lalu

pilih add ok.

g. Pilih analye compare means one way Anova.

h. Pada tab One-way Anova, masukan data pada VAR001 ke dalam dependent list dan VAR002 ke dalam factor.

(52)

k. Setelah itu akan keluar data pengujian. Carilah tabel test of homogenity. l.Pada tabel tersebut akan ditunjukan angka signifikansinya.

9. Melakukan uji hipotesis. Setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas, maka dapat ditentukan uji hipotesis yang akan digunakan. Jika skor prates dan pascates berdistribusi normal dan homogen, maka untuk menguji hipotesis digunakan statistik parametrik uji-t. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut.

1) Mencari deviasi standar gabungan (dsg) Rumusnya:

Dsg =

Keterangan:

n1 = banyaknya data kelompok 1 n2 = banyaknya data kelompok 2 V1 = varians data kelompok 1 V2 = varians data kelompok 2 2) Menentukan t hitung

t =

Dengan:

�1 = rata-rata data kelompok 1 �2 = rata-rata data kelompok 2 3) Menentukan derajat kebebasan (dk)

Dengan rumus: db = n1 + n2 – 2 4) Menentukan ttabel

Untuk hipotesis satu pihak, ttabel =

Jika thitung< ttabel maka Ha ditolak atau Ho diterima, dan begitu pula sebaliknya apabila thitung> ttabel maka Ha diterima atau Ho ditolak.

(53)

F. Populasi dan Sampel

Penelitian ini menitikberatkan kepada penggunaan model quantum writing berbasis media tayangan fiksi musikal dalam pembelajaran menulis cerpen. Objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester 2 SMP Negeri 3 Lembang tahun ajaran 2014/2015, sebanyak dua kelas. Satu kelas untuk kelas eksperimen, dan satu kelas berikutnya untuk kelas kontrol sebagai pembanding.

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto, 2000: 115). Populasi yang dijadikan objek penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester 2 SMP Negeri 3 Lembang tahun ajaran 2014/2015. Adapun populasi data kelas VIII SMP Negeri 3 Lembang sebanyak 10 kelas, meliputi kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, VIII E, VIII F, VIII G, VIII H, dan VIII I.

2. Sampel

(54)

Nurul Lutfia, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM WRITING BERBASIS MEDIA TAYANGAN FIKSI MUSIKAL

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah, pembahasan, dan analisis data yang dilakukan peneliti pada bab sebelumnya, peneliti menyimpulkan hasil penelitian sebagai berikut.

1. Profil pembelajaran menulis cerpen di SMP Negeri 3 Lembang berlangsung cukup baik, tetapi minim inovasi. Pembelajaran menulis cerpen menggunakan pemodelan dengan media buku teks. Dalam hal penggunaan media pembelajaran, guru tidak menggunakan media pembelajaran yang variatif. Pembelajaran menulis cerpen yang berjalan kurang optimal mengakibatkan kemampuan menulis cerpen siswa kurang maksimal, terukur dalam nilai rata-rata hasil belajar siswa belum melampaui nilai Kriteria Kelulusan Minimal (KKM).

2. Proses implementasi model quantum writing berbasis media tayangan fiksi musikal dapat diterapkan sesuai dengan langkah-langkah model. Adapun kendala utama dalam proses implementasi adalah alokasi waktu yang kurang dikelola dengan baik. Namun, model quantum writing berbasis media tayangan fiksi musikal mendapatkan respon yang positif dari siswa. Siswa yang dapat mengikuti tiap langkah model quantum writing akan merasakan dampak penggunaan model ini. Melalui model quantum writing berbasis media tayangan fiksi musikal, pembelajaran menulis cerpen menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Siswa dapat menemukan ide tulisan dan bebas menuliskan apa-apa saja yang ada di pikirannya.

(55)

rata-rata Nilai rata-rata-rata-rata prates di kelas eksperimen sebesar 72,46 dengan kategori cukup dan pascates sebesar 85,04 dengan kategori sangat baik. Sedangkan nilai rata-rata prates kelas pembanding sebesar 71,63 dengan kategori cukup dan pascates kelas pembanding sebesar 78,03 dengan kategori baik. Selain itu, berdasarkan uji hipotesis dengan taraf kepercayaan 95% dan derajat kebebasan (dk) = 58 maka diperoleh hasil ttabel sebesar 2,0021 dengan t0 sebesar 3,38 atau t0 (3,38) ≥ ttabel (2,0021). Berdasarkan data tersebu

Gambar

Tabel 4.11 Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Prates Kelas
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oktafianus, 2006, Pengaruh Ketinggian Alat Ukur Elektroda Bola- Bola Di Atas Permukaan Tanah Terhadap Kesalahan Pengukuran , diunduh dari Resipository USU.ac.id.. Wilvian,

A: If your raw materials is flammable / explosive, control for this material is required the same GMP items, but location and storage conditions must be follow to the firefighting

[r]

masyarakat meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat, keadaan yang seperti ini yang dapat mempengaruhi hasil

Pada hari ini Rabu Tanggal Satu Bulan Mei Tahun Dua Ribu Tiga Belas , bertempat di Portal LPSE Bone Bolango Web Site : http://lpse.bonebolangokab.go.id/eproc/

Perbandingan saldo utang yang berkaitan dengan siklus jasa personel yang tercantum dalam neraca yang diaudit dengan saldo utang tersebut dalam neraca tahun sebelumnya1.

• Pilihlah jenis bahan obat tradisional yang memiliki khasiat untuk mengatasi masing-masing kelainan atau gejala tersebut. • Tentukan masing-masing

[r]