• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Hipnotik Ekstrak Pegagan (Centella asiatica (L.)Urban) Terhadap Mencit Yang Diinduksi Oleh Phenobarbital.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek Hipnotik Ekstrak Pegagan (Centella asiatica (L.)Urban) Terhadap Mencit Yang Diinduksi Oleh Phenobarbital."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

EFEK HIPNOTIK EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) TERHADAP MENCIT YANG DIINDUKSI OLEH PHENOBARBITAL

Ifsi Misilanti Dewi, 2004, Pembimbing Utama : Sugiarto Puradisastra,dr.

Latar Belakang : Tidur diperlukan dalam kehidupan. Kelainan tidur dapat mengganggu fisik dan mental seseorang. Gangguan paling sering yaitu insomnia. Mengatasi hal ini dapat dilakukan berbagai metode terapi sampai obat-obatan, tetapi obat tidur dapat menimbulkan efek samping. Maka diupayakan altematif lain seperti obat tradisional yang relatif lebih aman.

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pegagan (Centella

asiatica (L.) Urban) berefek hipnotik.

Metode : Penelitian ini menggunakan 30 mencit yang dibagi 6 kelompok dengan metode induksi oleh phenobarbital sebagai penginduksi tidur. Larutan Aquadest + Na-CMC 2% sebagai kontrol negatif, diazepam sebagai kontrol positif dan ekstrak pegagan 0.5 dosis mencit, 1 dosis mencit, 2 dosis mencit, 4 dosis mencit adalah bahan uji yang diberikan peroral (T=O) dilanjutkan phenobarbital secara intraperitoneal pada menit ke 45 (T=45). Data yang diukur adalah mula dan lama tidur mencit dalam menit menggunakan analisis statistik

ANOVA satu arah dengan uji beda rata-rata Tuk£y HSIf. _

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa mula tidur mencit dalam menit yang diberi ekstrak pegagan lebih cepat dibandingkan dengan pemberian kontrol negatif. Sedangkan lama tidur mencit dalam menit yang diberi ekstrak pegagan 0.5 DM yang lebih panjang dibandingkan dengan pemberian kontrol negatif.

Kesimpulan : Ekstrak pegagan 0.5 dosis mencit berefek hipnotik. Saran: Penelitian ini perlu dilanjutkan uji efektivitas dan toksisitasnya.

(2)

ABSTRACT

THE HYPNOTIC EFFECT OF GOTU KOLA (Centella asiatica (L.) Urban) WITH PHENOBARBITAL INDUCTION TO MICE

Ifsi Misilanti Dewi, 2004, Principal Tutor: Sugiarto Puradisastra,dr.

Background : Sleep is necessary in existense. Sleep anomaly would be able physically and mentally intrude. Insomnia is the most common disorder. Therapy

methods to medicines are some wtrys to prevent it, but medicine that are used to sleep can cause side effect. Then traditional drugs was effort as another choice which is more safety to used

Objectives : The purpose of this observation is to find out that Gotu kola (Centella asiatica (L.) Urban) has hypnotyc effect.

Methods: This observation used 30 mice which was divided into six groups with induction method by phenobarbital induction as a sleep's induction. Aquadest + Na-CMC 2% solution used as a negative control, diazepam used as a positive control and gotu kola extract 0.5 mice dosage, 1 mice dosage, 2 mice dosage, 4 mice dosage were the tested substance which were given orally (F=O) continued wth phenobarbital which was given intraperitoneal on 45th minutes. The sleep onset and duration of mice was observed in minutes used one wtry ANOVA method analyze proceeded Tukey HSIf method

Results: The results of observation showed that sleep onset of mice in minutes which was given gotu kola extract was longer than negative control's given. But the sleep duration of mice in minutes which was given gotu kola extract 0.5 mice dosage was longer than negative control's given.

Conclusions: Gotu kola extract 0.5 mice dosage have a hypnotic effect.

Recommendations : This observation is necessary to be continued with effectivity and toxicity test.

(3)

DAFT AR ISI

LEMBARPERSETUJUAN

II

SURAT PERNY ATAAN

iii

ABSTRAK

...

iv

ABSTRACT

v

PRAKA TA

vi

DAFTAR ISI VIII

DAFTAR GRAFIK XII

DAFTAR TABEL .. ...

...

XIII

DAFTAR GAMBAR

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

...

...

xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1

1.2. Identifikasi Masalah

2

1.3. Maksud dan Tujuan

2

1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah

3

1.4.1. Akademis

3

1.4.2. Praktis

3

1.5. Kerangka Pemikiran

3

1.6. Metode Penelitian

4

1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian

4

BAB II TINJAUAN PUST AKA

2.1. Tidur

5

2.1.1. Fisiologi Tidur

5

2.1.2. Stadium Tidur

5

(4)

IX

2.1.2.1. Tidur Non-REM atau Tidur Tenang (Slow Wave

Sleep)

6

2.1.2.2. Tidur REM atau Tidur Paradoksal (Rapid Eye

Movement)

8

2.1.3. Substansi Neurohormonal pada Siklus Tidur

10

2.2. Gangguan Tidur

11

2.2.1. Insomnia

11

2.2.2. Narkolepsi

13

2.2.3. Sleep Apnoe

13

2.2.4. Somnabulisme

14

2.3. Hipnotik Sedatif

14

2.4. Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban)

15

2.4.1. Deskripsi Tanaman

16

2.4.2. Taksonomi

17

2.4.3. Kandungan Kimiawi

17

2.4.3.1. Terpenoid

19

2.4.4. Efek Farmakologi

19

2.5. Kontrol Positif

20

2.5.1.

2.5.2.

2.5.3.

2.5.4.

2.5.5.

2.5.6.

Benzodiazepin '" 20

Struktur Kimia Benzodiazepin

21

Mekanisme KeIja Benzodiazepin

21

KlasifIkasi Benzodiazepin

22

Farmakokinetik Benzodiazepin

22

Farmakodinamik Benzodiazepin

23

2.5.6.1. Farmakodinamik Benzodiazepin Terhadap

Susunan Saraf Pusat

23

2.5.6.2. Farmakodinamik Benzodiazepin Terhadap

(5)

x

2.5.6.3. Farmakodinamik Benzodiazepin Terhadap

Sistim Kardiovaskular

24

2.5.6.4. Farmakodinamik Benzodiazepin Terhadap

Saluran Cerna...

..24

2.5.7. Efek Samping Benzodiazepin

24

2.6. Barbiturat

25

2.6.1. Struktur Kimia Barbiturat

25

2.6.2. Klasifikasi Barbiturat

26

2.6.3. Mekanisme Kerja Barbiturat

26

2.6.4. Farmakokinetik Barbiturat

28

2.6.5. Farmakodinamik Barbiturat

28

2.6.5.1. Farmakodinamik Barbiturat Terhadap

Susunan Saraf Pusat

28

2.6.5.1. Farmakodinamik Barbiturat Terhadap

Susunan Saraf Perifer

.29

2.6.5.3. Farmakodinamik Barbiturat Terhadap

Pernapasan

29

2.6.5.4. Farmakodinamik Barbiturat Terhadap

Sistim Kardiovaskular

29

2.6.5.5. Farmakodinamik Barbiturat Terhadap

Saluran Cerna

30

2.6.5.6. Farmakodinamik Barbiturat Terhadap Hati

30

2.6.5.7. Farmakodinamik Barbiturat Terhadap Ginjal

30

2.6.6. Efek Samping Barbiturat

30

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan

32

(6)

Xl

3.3. Pembuatan Ekstrak Pegagan

33

3.4. Metode Penelitian

33

3.4.1. Desain Penelitian

33

3.4.2. Variabel Penelitian

34

3.4.3. Metode Penarikan Sampel

35

3.4.4. Prosedur KeIja

35

3.4.5. Metode Analisis

37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil dan Pembahasan

38

4.2. Uji Hipotesis

42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

44

5.2. Saran

44

DAFTAR PUSTAKA

45

LAMPIRAN

48

(7)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.1. EEG Tidur dengan Stadium REM dan Non-REM 9 Grafik 4.1. Perbandingan Mula Tidur Mencit pada Berbagai Kelompok

41

Perlakuan ...

Grafik 4.2. Perbandingan Lama Tidur Mencit pada Berbagai Kelompok 42 Perlakuan ...

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.]. Mula dan Lama Tidur Mencit pada Berbagai Kelompok

Perlakuan ...

38

Tabel 4.2. Statistik ANOVA Mula dan Lama Tidur Mencit pada Berbagai

Kelompok Perlakuan 39

Tabel 4.3. Uji Beda Rata-rata Tulrey HSIY'Mula Tidur Mencit 40 Tabel 4.4. Uji Beda Rata-rata Tulrey HSIY' Lama Tidur Mencit 41

(9)

DAFfAR GAMBAR

Gambar 2.1. Pembagian Gelombang EEG Berdasarkan Rentang

Frekuensi

...

7

Gambar 2.2. Rekaman EEG Seseorang (A) Mulai Stadium Sadar sampai Tidur Dalam (Stadium 4) dan(B) Selama Tidur Paradoksal

(REM) ... 9

Gambar 2.3. Struktur Batang Otak yang Terlibat Pada Stadium Sadar,

Tidur Paradoksal, dan TidurTenang 11

Gambar 2.4. Pegagan 16

Gambar 2.5. Centella asiatica (L.) Urban 17

Gambar 2.6. Struktur Kimia Asiaticoside 18

Gambar 2.7. Asam Asiatic 18

Gambar 2.8. Asam Madeccasic 18

Gambar 2.9. Struktur Umum Benzodiazepin 21

Gambar 2.10. Mekanisme Kerja Benzodiazepin 22

Gambar 2.11. Sintesis Asam Barbiturat 25

Gambar 2.12. Struktur Kimia Barbiturat 26

Gambar 2.13. Mekanisme Kerja Barbiturat 27

Gambar 3.1. Pemberian Perlakuan Peroral 36

Gambar 3.2. Hilangnya Refleks Pemulihan Posisi Tubuh Mencit 36

(10)

Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8

DAFTAR LAMPIRAN

Perhitungan Dosis Obat 48

Perhitungan Statistik ANOVA Mula Tidur 49 Uji Beda Rata-rata Tukey HSDo Mula Tidur 50 Uji Beda Rata-rata Tukey HSd Mula Tidur 51 Perhitungan Statistik ANOVA Lama Tidur 52 Uji Beda Rata-rata Tukey HSDo Lama Tidur 53 Uji Beda Rata-rata Tukey HSd Lama Tidur 54 Hasil Percobaan Berbagai Kelompok Perlakuan 55

(11)

BABI

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap hari manusia mengalami perubahan baik fisik dan mentalnya yang mana terjadi perubahan pada tubuh dan otak antara keadaan aktif dan istirahat. Siklus ini tidak terjadi secara pasif, tetapi merupakan proses adaptasi terhadap lingkungan yang digerakkan oleh jam biologis di dalam tubuh (Hastings, 2002).

Tidur adalah suatu fenomena dasar kehidupan dan suatu fase yang sangat diperlukan dalam setiap kehidupan manusia (Adams & Victor, 1993). Ini merupakan fase aktif yang penting untuk memperbarui kesehatan fisik dan mental (National Sleep Foundation., 2004).

Kebutuhan tidur setiap orang sangat bervariasi. Rata-rata orang dewasa membutuhkan tidur sekitar tujuh sampai delapan jam, tetapi beberapa orang membutuhkan tidur lebih sedikit dan beberapa membutuhkan lebih banyak (U.S.

Department of Health and Human Services., 2002). Banyak orang yang tidur

melebihi waktu yang dibutuhkan, tetapi dirasakan kurang. Biasanya hal ini tidak menjadi masalah, tetapi jika hal terse but mengganggu kemampuan seseorang untuk bekerja dengan baik, ini dapat menunjukkan adanya suatu gangguan

(McKinley Health Centre, 2003).

Gangguan tidur dapat berupa kesulitan untuk memulai dan mempertahankan tidur, siklus tidur yang tidak teratur, tidur berjalan, ngompol, mimpi buruk, dan masalah lainnya. Sekitar 70 juta orang Amerika menderita gangguan tidur insomnia, kira-kira 40 juta menderita gangguan tidur kronis dan 20 juta sampai 30 juta lainnya mengalami gangguan hubungan tidur yang sering terputus atau akut (National Sleep Foundation., 2004). Insomnia cenderung meningkat seiring bertambahnya usia dan menyerang sekitar 40% wanita dan 30% pria (U.s.

Department of Health and Human Services., 2002).

(12)

2

keduanya (National Sleep Foundation., 2004). Penggunaan obat tidur dalam jangka panjang dapat menyebabkan efek samping berupa toleransi, adiksi dan habituasi (U.S. Department o/Health and Human Services., 2002).

Secara tradisional banyak tumbuhan obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan tidur (insomnia), salah satunya adalah pegagan (Cente//a asiatica (L.) Urban) yang dipercaya mempunyai efek hipnotik.

Penelitian efek hipnotik pegagan sudah pemah dj]akukan dengan

menggunakan bahan uji infus pegagan terhadap hewan

coba

mencit dengan

metode observasi tidur. HasH yang diperoleh mula tidur 1 DM lebih cepat dibandingkan diazepam dan lama tidur sebanding dengan diazepam (Luke, 2002). Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa infus pegagan berefek hipnotik, oleh karena itu kami akan melakukan penelitian dengan menggunakan bahan uji ekstrak etanol pegagan dengan metode refleks pemulihan posisi tubuh.

1.2. Identifikasi Masalab

Apakah ekstrak pegagan (Cente//a asiatica (L.) Urban) berefek hipnotik.

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud :

Meneliti ekstrak pegagan (Centel/a asiatica (L.) Urban) sebagai obat altematif gangguan tidur (insomnia).

Tujuan :

(13)

3

1.4. Manfaat Karya TuUs IImiah

1.4.1. Akademis

Diharapkan dapat memperluas wawasan pengetahuan bidang Farmakologi terutama mengenai obat tradisional Indonesia khususnya pegagan (Centella

asiatica (L.) Urban) sebagai hipnotik.

1.4.2. Praktis

Tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai obat alternatif untuk mengatasi gangguan tidur.

1.5. Kerangka Pemikiran

Tidur merupakan penghambatan aktif dari pusat-pusat tidur yaitu nukJeus rafe, nukleus traktus solitarius dan diensefalon terhadap RAS yang menyebabkan stimulasi terhambat sehingga terjadi tidur (Guyton & Hall, 2000).

Pada waktu tidur terjadi peningkatan aktivitas kortikal, dirangsang oleh area tertentu di bulbomesencephalic formatio retikularis dan diencephalon (Houssay,

1955).

Obat hipnotik sedatif berikatan dengan reseptor GABA sehingga aktivitas reseptor GABA meningkat, laJu saluran klorida terbuka, klorida masuk ke dalam sel, menyebabkan hiperpoJarisasi dan menurunkan eksitasi (Jacob, 1999).

Pegagan mengandung a-pinene, p-pinene, myrcene, y-terpinene, bornyl asetat, a-copaene, p-elemene, P-sitosterin, P-caryophyllene, trans-p-farnesene,

(14)

Triterpenoid bekerja dengan berikatan pada reseptor GABA (Aoshima & Hamamoto, 1999), sehingga aktivitas reseptor GABA meningkat, saluran klorida terbuka, klorida masuk ke dalam sel menyebabkan hiperpolarisasi dan menurunkan eksitasi (Jacob, ] 999). Secara teoritis, campuran glikosida brahminosid dan brahmosid dari tumbuhan akan meningkatkan waktu tidur yang diinduksi hexobarbital (Pioneer Enterprise, 2000).

Pegagan selain mengandung triterpenoid juga mengandung brahminosid dan brahmosid, sehingga memperkuat dugaan pegagan dapat berefek hipnotik.

Hipotesis penelitian : Pegagan berefek hipnotik

1.6. Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental sungguhan, komparatif, memakai Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data yang diukur adalah mula tidur dan lama tidur mencit dalam menit. Analisis data menggunakan statistik ANOVA satu arah dengan uji beda rata-rata Tukey HS[f dengan <1=0,05.

1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian

(15)

BABV

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Ekstrak pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) berefek hipnotik.

5.2. Saran

Penelitian mengenai efek hipnotik ekstrak pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) perlu dilanjutkan uji efektivitas dan uji toksisitasnya. Dalam pemakaiannya dapat dijadikan alternatif pilihan untuk mengatasi gangguan tidur yang sulit untuk memulai tidur, sehingga dapat mempersingkat onset tidur. Untuk penggunaannya perlu dilakukan penelitian dosis efektif dan sediaan yang cocok.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Adams R.D., Victor M. 1993. Sleep and its abnormalities In Principle of neurology. New York: McGraw-Hill, Inc. p. 331 - 337.

Anonymous. http://plants.usda.gov/cgibin/plantprofile.cgi?svmbol=CEAS., 20 Desember 2004

Aoshima H., Hamamoto K. 1999. Terpenoid and steroid.

http://www.soc.nii.ac.ip/isbbalbbb6304e.html.. 15 September 2004.

Berne R.M., Levy M.N., Koeppen B.M., Stanton B.A. 1998. Higher function of

the nervous system In : Physiology. Missouri: Mosby Inc. p. 256 - 257.

BestHealth. 2004. Gotu kola. http://www.besthealth.com/Integrated+Medicine/

ConsHerbs/GotuKolach.htm., 15 September 2004.

. 2004. Insomnia. http://www.besthealth.com/Integrated+Medicine/ ConsConditions/Insomniacc/, 15 September 2004)

Buysse DJ. 2004. Insomnia. http://www.sleepfoundation.orglfeatures/ insomnia.Cfin., 15 September 2004

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Centella asiatica (L.) Urban Dalam : Materia medika indonesia. Jakarta: Depkes. h. 34.

Guyton and Hall. 1997. Aktivitas otak -tjdur; gelombang otak; epilepsi; psikosis Dalam : Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC. h. 945 - 948.

Hastings M. 1998. The brain, circardian rhythms, and clock genes.

http://bmi.bmiiournal.com., 16 Maret 2004.

Houssay B.A. 1995. Sleep In: Humanphysiology. 2nded. London: McGraw-Hill Book Company Inc. p. 1113 - 1114.

Jacob L.S. 1996. National medical series for pharmacology. 4th ed. Philadelphia: A Waferly Company. p. 50 - 53.

Kelompok Kerja Ilmjah Phyto Medjca. 1993. Antistress Dalam : Penapisan

farmakologi, pengujian fitokimia dan pengujian klinik. Jakarta : Phyto Medika. h. 57 - 58.

Komor C.R. 2004. Gotu kola (Centella asiatica L.). http://www. mindbodvconsult.com/protocols/gotu.htmI., 15 September 2004.

(17)

46

Luke Lampoliu. 2002. Perbandingan mula kerja dan lama kerja diazepam dengan pegagan (Centella asiatica) sebagai hipnotik sedatif pada mendt.

Bandung : FK UKM.

McKinley Health Centre. 2003. Insomnia and other related sleep problems. http://www.mckinley.iuic.edu/health+Dinfo/dis+Dcord/misc/insomnia.html..

15 September 2004.

Martine F. 2001. Conciousness In: Fundamental of anatomy and ahysiology. 2nd ed. New Jersey: Pretice Hall Inc. p. 491 - 492.

Metta Sinta Sari Wiria, Tony Handoko. 200 I. Hipnotik sedatif dan alkohol Dalam : Sulistia G. Ganiswara, Rianto Setiabudhi, Frans D. Suyatna, Purwantiastuti, Nafiialdi, editors: Farmakologi dan terapi. Edisi 4. Jakarta : Bagian Farmakologi FK VI. h. 124 -147.

Moore C.A., Karacan I., Williams R.L. 1989. Basic science of sleep In : Kaplan H.I., Sadock BJ., editors: Comprehensive textbook of phychiatry. 5thed (I).

VSA : Williams & Wilkins. p. 86, 90.

National Sleep Foundation. 1997. Sleep. htto://www.sleepfoundation.org., 10 Februari 2004

Pioneer Enterprise. 2000. Centella asiatica.

htto://www.pioneerherbs.com/centellaasiatica.htm.. 10 September 2004.

Schmidt R.F., Thews G. 1983. Human physiology. Springer-Verlag. p. 155 -157.

Selkurt E.D. 1984. Properties of the cerebrum and higher sensory function In : Selkurt E.D., editors : Physiology. 5th ed. Indianapolis : Little, Brown and Company Boston/Toronto. p. 129 - 130.

Sheerwood L. 2001. Brain function In : Human physiology from cells to system. 4th ed. Sydney: Brooks/cole. p. 158 -161.

Silverthorn D.V. 2001. Brain function In : Human physiology: an integrated approach. 2nded. New Jersey: Prentice Hall. p. 269 - 270.

Sleep Disorder Treatment. 200 I. Sleep disorders vary in nature and degree. The three major sleep disorders are dyssomnias, hypersomnias and parasomnias. htto://www.sleep-disorders.org., 15 september 2004.

Sonavane G, Sarveika V, Kasture V, Kasture V.S. 2001. Behavioural actions of Myristica fragrans seeds In: Indian journal of pharmacology (33). p. 417

(18)

-'.

47

Tan Hoan Tjay, Kirana Rahardja. 1997. Sedatif dan hipnotika Dalam : Obat-obat

penting : khasiat, penggunaan dan efek-efek sampingnya. Jakarta : Depkes.

h. 357 - 368.

Tang W., Eisenbrand G. ] 992. Centella asiatica (L.) Vrb. In : Chinese drugs of

plant origin. Spinger-VerIag. p. 273 - 275.

Trujillo K.A., Chinn A.B. 1996. Sedative-hypnotics. http://www.csusm.edu/ DandB/Sedatives.html., 29 Desember 2004.

u.s.

Department

of

Health

and

Human

Services. 2002.

Insomnia.

http://wwwAwoman.gov/faQ/insomnia.pdf.,10 Februari 2004.

Vander A.J., Sherman J.H., Luciano D.S. ]990. Conciousness and behaviour In :

Human physiology : the mechanism of body function. 5th ed. New York : McGraw-Hill Publishing Company. p. 706 - 709.

Velthooven H.V. 1995. Centella asiatica (Gotu kola). http://www.amazing-nature.com/info/centellaasia.htm., 15 September 2004.

Watterson B. 1990. Somnabulism. http://cbest.web.weslevan.edu/calvinhobbies. htm, 15 September 2004.

W.P. Winarto, Maria Surbakti. 2003. Khasiat dan manfaat pegagan tanaman

penambah daya ingat. Jakarta: Agro Media Pustaka. h. 1 - 10.

Yati H. Istiantoro. 1987. Hipnotik sedatif Dalam : Sulistia G. Ganiswara, Rianto Setiabudhi, Frans D. Suyatna, editors: Farmakologi dan terapi. Edisi 3.

Referensi

Dokumen terkait

Kepercayaan pasien timbul dari kepuasan konsumen, oleh karena penyedia jasa telah memberikan kualitas pelayanan yang baik sehingga pasien sendiri akan puas terhadap pelayanan

mendendangkan lagu Madu Tiga/ mendapat applaus hampir lebih dari 1.000 orang yang memadati Restoran Pasific/ Rabu malam kemarin// Master Franchisee yang datang dari berbagai kota

Managing Director General Manager Assistant Control Manager QC &amp; Packing Manager Product Design Manager Production Manager Quality Assurance Manager Logistic/

Permasalahan ini telah menyebabkan para penyelidik melaksanakan kajian rintis untuk meninjau pandangan prasiswazah sesebuah universiti tentang persepsi mereka

Jika dilihat dari kejadian bencana yang terjadi di Kota Bandung dalam 10 tahun terakhir terdapat 27 kejadian bencana dimana kejadian bencana paling banyak

Akurasi fakta yang terdapat dalam buku teks dengan deskripsi BSNPP diperoleh dengan menganalisis materi yang ada dalam buku teks.Dari hasil yang diketahui bahwa

Kuartal II / Second Quarter Period of financial statements submissions Tanggal awal periode berjalan January 01, 2017 Current period start date Tanggal akhir periode berjalan June

Meskipun dalam kedua teks tersebut tidak ditemukan waktu penyalinannya, tetapi dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Roosiati (1983) disebutkan