• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Sikap dan Penilaian Etika Konsumen (Studi Kasus: Wanita Masa Dewasa Dini).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Sikap dan Penilaian Etika Konsumen (Studi Kasus: Wanita Masa Dewasa Dini)."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

i

ABSTRACT

The purpose of this research is to test and analyze the connected assessment of consumer ethics (Actively Benefiting, Passively Benefiting, Deceptive Legal Practices dan No Harm/Indirect Harm) with consumer attitude. This research conduted at Maranatha Christian University Bandung, the individual characteristic which is use women at specialy at age Baby Busters (20 arrived 32 year). Analysis method use is statistical methods is pearson correlation method with SPSS version 12.5. This research instrument is adopted from Vitell & Muncy (1992). Based on the result, conclude that the nothing connected between Passively Benefiting, Deceptive Legal Practices and No Harm/Indirect Harm with attitude consumer.

Keywords : Attitude Consumer, Assessment of Consumer Ethics Actively Benefiting, Passively Benefiting, Deceptive Legal Practices and No Harm /

(2)

i

ABSTRAK

(3)

i

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR LAMPIRAN.... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian...1

1.2Identifikasi Masalah ... 10

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian... 11

1.4Kegunaan Penelitian... 12

1.5Rerangka Pemikiran ... 13

1.6Lingkup Penelitian ……….…….14

1.7Sistematika Penelitian……….……….15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dan PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Pemasaran ... 17

(4)

i

2.3 Perilaku Konsumen ... 21

2.3.1 Karakteristik Individu dari Sisi Demografi...24

2.4 Sikap...27

2.4.1 Classical Conditioning dan Operant Conditioning……….….…35

2.5 Penilaian Etika Konsumen...37

2.6 Pembangan Hipotesis...48

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... .50

3.2 Popolasi dan Sampel Penelitian ... .51

3.3 Metode Pengambilan Sampel dan Penentuan Jumlah Sampel...52

3.4 Metode Pengumpulan Data ... .53

3.5 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran...54

3.6 Uji Pendahuluan.. ... .61

3.6.1 Uji Validitas ... .61

3.6.2 Uji Reliabilitas ... .65

3.7 Metode Analisis Data………...…….68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profile Responden...70

4.1.1 Profile Responden Berdasarkan Usia...71

(5)

i

4.1.3 Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... .74

4.1.4 Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Per Bulan...75

4.2 Hasil Pengujian Hipotesis...77

4.2.1Hasil Pengujian Hipotesis 1...78

4.2.2Hasil Pengujian Hipotesis 2...78

4.2.3Hasil Pengujian Hipotesis 3...79

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian...….….…...80

4.4. Perbandingan Dengan Peneliti Terdahulu...90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... .91

5.2 Implikasi Manajerial ... .92

5.3 Batasan Penelitian ... .93

5.4 Saran... .93 DAFTAR PUSTAKA

(6)

i

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perbedaan Prinsip teleologi, utilitarianisme dan deontologi...40

Tabel 2.2 Perbedaan Etiket dan Etika...41

Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ………...55

Tabel 3.2 KMO And Bartlett’s Test……….……….…………...63

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas (Rotated Component Matrix)...…….………...64

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas...67

Tabel 4.1 Profil Responden Berdasrkan Usia ... 71

Tabel 4.2 Profil Responden Berdasarkan Pekerjaan ……….………...72

Tabel 4.3 Profile Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan …....…………....74

Tabel 4.4 Profile Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Per Bulan……...75

Tabel 4.5 Correlations... 77

(7)

i

DAFTAR GAMBAR

(8)

i

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Lampiran 2. Uji Validitas Lampiran 3. Uji Reliabilitas

Lampiran 4. Karakteristik Responden Lampiran 5. Hipotesis

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam beberapa tahun terakhir ini etika bisnis dan etika pemasaran merupakan dua isu atau pembicaraan yang semakin dibahas (Vitell & Muncy,1992). Istilah etika dipakai dalam berbagai hubungan seperti menjelaskan apakah kelakuan atau tindakan seseorang baik atau buruk, mengetahui norma-norma apakah yang digunakan oleh seseorang untuk tindakan atau perbuatannya atau mengatakan apakah keputusan seseorang benar atau tidak.

(10)

2

Dengan demikian, masalah etika khususnya etika konsumen menjadi bagian penting dalam menunjang kelangsungan hidup perusahaan. Definisi etika lebih sebagai inquiry into the nature and grounds of morality where the term morality is taken to mean moral judgments, standards and rules of conduct (Taylor,1975 dalam Hofstedeet et al, 1990) menjelaskan bahwa nilai etika merupakan komponen penting budaya yang mana keputusan orang-orang tentang apa yang benar dan apa yang salah. Kamus besar bahasa indonesia merumuskan pengertian etika sebagai ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk tentang hak dan kewajiban moral, kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak dan nilai mengenai benar dan salah yang dianut masyarakat. Selain itu, etika adalah sikap jujur dan adil terhadap bisnis, pemerintah, konsumen, wiraniaga dan pesaing (Vitell & Muncy, 1992).

(11)

3

Pilihan-pilihan etis harus berdasarkan kaidah norma atau nilai yang menjadi prinsip utama tindakan etis. Prinsip-prinsip etis adalah dasar dalam setiap pilihan tindakan yang etis yang bisa diperlihatkan adalah aturan nilai tengah Aristoteles dalam ”Aristotle Golden Mean” yang mempunyai makna bahwa tindakan etis yang baik adalah prinsip tindakan di antara nilai-nilai yang berlawanan.

Sementara prinsip imperatif kategoris yang dinyatakan oleh Immanuel Kant bahwa manusia harus bertindak berdasarkan prinsip nilai yang universal dengan prinsip kebaikan dan kejujuran. Prinsip situasional adalah prinsip bahwa tindakan manusia selalu bersifat relatif didasarkan pada situasi tertentu dan prinsip pragmatis yang menyatakan bahwa tindakan yang baik adalah tindakan yang bisa dilakukan atau bisa diaplikasikan(Wuryanta ,2007).

(12)

4

disini lebih berfokus bagaimana hubungan konsumen dengan perusahaan dalam perkembangan era globalisasi saat ini (Wuryanta ,2007)

Dalam pengertian sehari-hari etika mengacu kepada pengkajian teoritis sebagai ilmu yang berhubungan dengan penilaian etis (ethical judgements) atau penilaian moral (moral judgements) yang terlibat dalam keputusan etis (ethical decisions) atau keputusan moral (moral decisions). Selain itu, etika mengkaji hal-hal yang berkenaan dengan apa yang secara etis ’benar’ atau ’salah’ dan ’baik’ atau ’buruk’, apabila sesuatu dinilai secara etis sebagai benar atau salah dan baik atau buruk, standar yang dipakai untuk tumpuan penilaian adalah standar etis yang meliputi norma etis maupun prinsip etis. Norma etis adalah standar tingkah laku yang mengharuskan, melarang atau mengizinkan jenis tingkah laku tertentu, larangan terhadap berdusta, mencuri, melukai dan sebagainya. Sedangkan prinsip etis adalah standar umum yang digunakan untuk mengevaluasi perilaku atau tingkah laku seseorang sebagai individu dalam masyarakat (Wuryanta ,2007).

(13)

5

mempelajari masalah-masalah yang berimplikasi moral (Bertens,1997 dalam wuryanta, 2007). Sebagai contoh, saat pemerintah membuat kebijakan atau keputusan dalam hubungannya dengan orang banyak tentang hal-hal yang berimplikasi moral maka secara khusus perlu melibatkan etikawan. Misalnya pemerintah yang diwakili oleh badan sensor film dalam mengatur hal-hal yang berkaitan dengan pornografi. Peran penting etika dalam hal ini untuk membuat kebijakan atau keputusan yang membawa dampak positif bagi lingkungan dan bagaimana penerapan ilmu dalam etika dapat memberikan dampak bagi masyarakat secara khusus karna dalam perkembangan teknologi dalam masa sekarang ini banyak hal-hal yang bertentangan dengan etika dan kuatnya hasrat manusia khususnya konsumen disini dalam menghadapi beragam persoalan-persoalan kontroversial (Yacob,1993 dalam wuryanta, 2007).

(14)

6

Bagaimana etika mampu memberikan suatu kontribusi penting dan besar bagi perkembangan dan kesejahteraan masyarakat dapat dilihat etika mampu berimplikasi kepada masyarakat Indonesia yang mulai mengarah ke dalam kategori masyarakat krisis yang mencari informasi secara terus menerus dan kesadaran akan pnetingnya memakai barang-barang yang beretika (memakai barang-barang asli dan bukan bajakan) yang tidak bertentangan dengan penilaian dan batasan moral dalam pancasila (Yakob,1993 dalam wuryanta, 2007).

Maka dari itu, etika berbicara tentang bagaimana seharusnya hidup dan etika juga mengkaji berbagai pola moralitas yang ada dalam kebiasaan orang serta menganalisisnya dan menentukan yang mana yang harus diikuti dan bagaimana mengikutinya. Dalam kegiatan pemasaran etika penting karena perusahaan dapat melihat pelanggan mana yang benar-benar dapat memberikan kontribusi profit yang besar dan pelanggan mana yang tidak memberikan keuntungan apa-apa bagi perusahaan. Etika adalah Keyakinan mengenai tindakan yang benar dan yang salah, tindakan yang baik dan yang buruk yang mempengaruhi hal lainnya. Dalam buku An Honest Profit: What Businessmen say About Ethics, Raymond Baumhart mengungkapkan hasil terhadap seratus (100) orang yang diminta untuk menjawab pertanyaan: “

(15)

7

What my feeling tells me is right’, ada 25 % penjawab mengatakan ‘In accord with my religious belief’. Ada 18 % penjawab mengatakan ‘ What conforms to ‘ the golden rule’ dimana dalam tingginya tingkat persaingan dan perkembangan zaman maka adanya beberapa alasan yang dikemukan oleh Suseno (1985:15) mengapa etika diperlukan sebagai berikut: pertama, kita hidup dalam masyarakat yang semakin plurastik, juga dalam bidang moralitas dimana pandangan-pandangan tentang baik dan buruk semakin tidak jelas.

Kedua, hidup dalam masa transformasi masyarakat yang tanpa tanding dimana perubahan itu terjadi dibawah hantaman kekuatan yang mengenai semua segi kehidupan yaitu gelombang modernisasi. Ketiga, proses perubahan sosial budaya dan moral yang kita alami ini dipergunakan oleh berbagai pihak untuk memancing dalam air keruh. Keempat, etika diperlukan oleh kaum agama yang disatu pihak menemukan dasar kemantapan mereka dalam iman kepercayaan mereka, di lain pihak sekaligus mau berpatisipasi tanpa takut-takut dan dengan tidak menutup diri dalam semua dimensi kehidupan masyarakat yang sedang berubah itu.

(16)

8

perkembangan zaman dan perkembangan lainnya yang terjadi pada konsumen yang menyebabkan konsumen tersebut turut mempengaruhi perkembangan perekonomian.

Menurut (Wilkkes, 1986, dalam Vitell & Muncy, 1992) ada empat aspek tentang sikap konsumen yaitu: Pertama, bagaimana konsumen mengerti kesalahan di dalam menentukan kegiatan yang menipu. Kedua, bagaimana tingkat partisipasi konsumen dalam hal ini. Ketiga, bagaimana konsumen memandang kegiatan ini. Keempat, bagaimana pun juga bisnis yang berbeda dari bisnis yang berlawanan tentang ketiga isu-isu lainnya.

Menurut Huxley dalam Rismawaty (2008:69), puncak tertinggi dalam hidup bukanlah pengetahuan melainkan tindakan, Itulah point utama dari masalah etika mana tindakan yang baik dan yang mana tindakan yang buruk.

(17)

9

Menurut Vitell & Muncy (1992), ada empat faktor penyelesaian

ethical belief pada Perbedaan sikap seperti: pertama, Actively Benefiting

adalah Perilaku langsung dari konsumen untuk melakukan suatu tindakan yang memberikan keuntungan bagi dirinya. Kedua, Passively Benefiting. adalah Tindakan secara tidak langsung yang dilakukan agar mendatangkan keuntungan bagi seorang konsumen. Ketiga, Deceptive “Legal” Practices

adalah Suatu perilaku yang bersifat menipu yang dinilai tidak sah yang secara senggaja maupun tidak. Keempat, No harm/Indirect Harm adalah Perilaku langsung dan tidak langsung yang dilakukan oleh konsumen yang memberi dampak negatif bagi orang lain.

Dengan adanya beberapa penelitian yang menjelaskan tentang sikap umum konsumen memberi dampak terhadap faktor-faktor yang mempangaruhi etika konsumen yang memberikan pengaruh postif sebaliknya sikap konsumen akan menjadi tolak ukur ethical decision making.

(18)

10

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya mengenai pentingnya perusahaan mempertimbangkan penilaian etika konsumen dalam pengambilan keputusan manajerial, maka penelitian ini mengambil judul: ”Hubungan Sikap dan Penilaian Etika Konsumen (Studi Kasus:Wanita Masa Dewasa Dini).”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis berusaha untuk mendekati pokok permasalahan dalam kaitannya dengan hubungan sikap dan penilaian etika konsumen.

Adapun beberapa cakupan permasalahan yang berhasil diidentifikasi diantaranya sebagai berikut :

1. Apakah terdapat hubungan antara Actively Benefiting dengan sikap konsumen?

2. Apakah terdapat hubungan antara Passively Benefiting dengan sikap konsumen?

3. Apakah terdapat hubungan antara Deceptive “Legal” Practices

dengan sikap konsumen?

(19)

11 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka penulis mencoba menguraikan maksud atau tujuan dari penelitian ini. Maksud dan tujuan penelitiannya adalah sebagai berikut :

Maksud dari penelitian ini, untuk memenuhi syarat kelulusan dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S1) di Universitas Kristen Maranatha (UKM), Mengumpulkan, mengolah, menganalisa, dan menginterpretasikan data yang telah diperoleh penulis tentang hubungan sikap dan penilaian etika konsumen.

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hubungan antara Actively Benefiting dengan sikap konsumen?

2. Untuk mengetahui hubungan antara Passively Benefiting dengan sikap konsumen?

3. Untuk mengetahui hubungan antara Deceptive “Legal” Practices

dengan sikap konsumen?

(20)

12 1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini antara lain agar dapat memberikan hasil yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait di antaranya:

1. Kegunaan Teoritis/Akademis

Sebagai dasar pengembangan keilmuan tentang ekonomi, khususnya manajemen, lebih spesifiknya lagi manajemen pemasaran, Untuk menambah pengetahuan dan wasasan mengenai pemahaman masalah

pada hubungan sikap dan penilaian etika konsumen,Untuk membandingkan pengetahuan yang didapat selama penulis mengikuti perkuliahan dengan kenyataan yang ada dan Untuk melatih kemampuan analisis dan berpikir sistematis

2. Kegunaan Praktis

Bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan informasi bagaimana manajemen di terapkan dalam hubungannya sikap dan penilaian etika konsumen dalam memperoleh masukan dan tambahan informasi

dimana informasi tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai saran untuk melakukan kegiatan – kegiatan perbaikan.

(21)

13

mengembangkan pengetahuan dalam ilmu manajemen khususnya manajemen pemasaran.

1.5Rerangka Pemikiran

Skema Hubungan sikap dan penilaian etika konsumen Bisnis

Pemasaran

Perilaku Konsumen

Faktor Penilaian Etika konsumen

Bisnis, Wiraniaga,

Pemerintah, Manusia dan

Tindakan Ilegal.

Sikap Konsumen

Actively Benefiting,

(22)

14 1.6 Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan sikap dan penilaian etika konsumen dengan 4 (empat) dimensi yaitu Actively Benefiting, Passively Benefiting, Deceptive“Legal” Practices, No harm/Indirect Harm.

(23)

15 1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, sistematika yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran dan sistematika penulisan.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Dan PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Bab ini menguraikan konsep dan teori yang relevan dengan topik penelitian serta bukti-bukti empiris dari penelitian-penelitian sebelumnya. Dalam bab ini juga mengembangkan hipotesis- hipotesis penelitian yang perlu dipecahkan sesuai dengan konsep dan teori.

BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini berisi penjelasan mengenai desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode pengambilan sampel dan penentuan jumlah

sampel, metode pengumpulan data, definisi operasional dan skala

(24)

16

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai data, karakteristik responden, hasil pengujian hipotesis, dan pembahasan.

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

(25)

91 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Tujuan dalam penelitian ini adalah menguji dan menganalisis hubungan sikap

dan penilaian Etika konsumen (Ethical Judgments), yang mana dimensi dari

penilaian etika konsumen terdiri dari: Actively Benefiting, Passively

Benefiting, Deceptive “Legal” Practices, No harm atau Indirect Harm.

Metode yang digunakan dengan metode deskriptif atau survei dengan cara

menyebarkan kuesioner sebnayak 450 responden di sekitar Universitas

Kristen Maranatha yang secara khususnya adalah wanita pada usia baby

Busters (usia 20 tahun samapi 32 tahun). Metode analisis data yang digunakan

adalah dengan menggunakan metode korelasi pearson.

Berdasarkan hasil penelitian melalui penyebaran kuesioner kepada

konsumen, menunjukkan Passively Benefiting, Deceptive “Legal” Practices,

No harm/ Indirect Harm tidak memiliki hubungan dengan sikap konsumen.

Jadi, sikap dan penilaian etika konsumen (ethical judgement) tidak memiliki

hubungan, maka orang-orang yang memiliki sikap baik belum tentu memiliki

etika yang baik sedangkan orang-orang yang memiliki etika yang baik belum

(26)

92

5.2 Implikasi Manajerial

Hasil penelitian ini dapat memberikan implikasi untuk berbagai macam

pihak-pihak yang berhubungan seperti Konsumen, Lingkungan dan masyarakat

secara luas.

Bagi konsumen secara individu maka dapat menguragi perilaku dan

tindakan yang sedikitnya di nilai kurang etis dan berpengaruh negatif dalam

kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh: jika kita melakukan tindakan ”

Meminum sekaleng minuman ringan di pasar swalayan tanpa membayar ”

maka sebagai konsumen seharusnya kita membayar apa yang sudah kita

lakukan sehingga tidak merugikan orang lain dan diri kita. Perilaku kita akan

mencerminkan bagaimana diri kita secara keseluruhannya.

Bagi lingkungan sekitar kita akan lebih seimbang bila kita sebagai

konsuemen melakukan apa yang seharusnya kita lakukan dalam berperilaku.

Menumbuhkan dan memperkuat etik, nilai dapat memperkuat kemampuan

dalam membedakan yang benar dan yang salah, anatara yang patut dan tidak

patut, antara yang benar dan tidak benar, anatara kepentingan sendiri dan

kepentingan masyarakat, antara yang layak dan tidak layak.

Bagi masyarakat secara luas yang terdiri dari keluarga,

lembaga-lembaga pendidikan dan lainnya, agar nilai etik tidak ahnya dilakukan apda

sesama manusia tetapi terhadap siapapun juga yang hidup bersama dengan

kita Sehinggga masyarakat dapat memberikan kontribusi secara lebih positif

(27)

93

5.3 Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini masih banyak terdapat batasan-batasan yang perlu

diperbaiki lagi, antara lain :

1.Responden yang digunakan dalam penelitian ini hanya wanita dengan

kriteria baby buster (usia antara 20 tahun sampai 32 tahun).

2. Peneliti tidak meneliti perilaku konsumen (behavior).

3. Dalam penelitian yang diadopsi dari penelitian Vitell&Muncy (1992)

dan hanya dilakukan pada masyarakat Indonesia.

4. Responden yang dituju dalam penelitian ini adalah sebaiknya orang-

orang yang benar-benar memahami etika.

5.4 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada simpulan yang telah

diuraikan sebelumnya maka ada beberapa saran yang diberikan sebagai

masukan untuk bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan

diharapkan dapat bermanfaat dalam hubungannya sikap konsumen dan

penilaian etika konsumen yaitu sebagai berikut:

o Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya responden yang digunakan lebih

bervariasi lagi bukan hanya wanita dengan kriteria baby buster (usia

antara 20 tahun sampai 32 tahun) agar bisa mengetahui bagaimana sikap

(28)

94

o Sebaiknya untuk penelitian berikutnya lebih menjelaskan lagi perbedaan

sikap dan perilaku konsumen karna masih banyaknya orang yang

berpendapat sikap dan perilaku konsumen sama namun Sikap adalah dasar

untuk memprediksikan perilaku (behavior).

o Sebaiknya untuk penelitian berikutnya lebih spesifik dan fokus lagi baik

dari penentuan responden, jumlah sampel dan lainnya sehingga lingkup

penelitian tidak terlalu luas dan menjadi lebih akurat lagi sehingga tidak

hanya berfokus pada orang-orang tertentu.

o Sebaiknya untuk penelitian berikutnya bukan hanya berfokus pada

responden secara luas dan umum saja namun lebih berfokus dan tertuju

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Assael, H. (2000). Consumer Behavior, 6thedition. Cincinotti,OH: South Western

Collage Publising.

Azwar, S. (1995). Sikap Manusia, Edisi kedua. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Basu, Swastha & Irawan. (2005). Manajemen Pemasaran Modern. Liberty,

Yogyakarta.

Chaplin, J.P. (2005). Dictionary of Psycology. PT. Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

Djaslim Saladin. (2002). Intisari Pemasaran dan Unsur-unsur Pemasaran.

Linda Karya. Bandung.

Engel, James, F, Roger, D. Blackwell & Paul, W. Miniard. (1995). Perilaku

Konsumen, Edisi Keenam. Binarupa Aksara, Jakarta.

Fuad, M., H.,Christine, Nurlela, Sugiarto, dan Y.E.F, Paulus. (2003). Pengantar

Bisnis, Edisi Ketiga. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Homburg, C. dan Giering, A. (2001). Personal Characteristics as Moderators of

the Relationship Between Customer Satisfaction and Loyalty-an

Empirical Analysis. Psychology & Marketing, Vol 18 (1), Hal 43-66.

Hurlock, B.E. (1980). Psikologi perkembangan, Edisi Kelima. Erlangga,

Jakarta.

Kotler, Armstrong. (2001). Prinsip – Prinsip Pemasaran, Edisi Kedelapan,

Erlangga, Jakarta.

Kotler, Philip & Lane, Kevin. (2007). Manajemen Pemasaran, Edisi

(30)

Lubis, Mochtar. (2008). Manusia Indonesia, Edisi Kedua. Yayasan Obor, Jakarta.

Mowen, J. C., dan Minor, M. (2002). Perilaku Konsumen, edisi Kelima, Erlangga,

Jakarta.

Parasuraman. A, B. L & Zeithaml.V. (1985) A Conseptual Model of SQ and its

Implications for Future Research, Journal of Marketing, Vol 49,

Fall, pp: 41-50

Peter, P. J., dan Olson, C. J. (1999). Consumer Behavior: Perilaku Konsumen dan

Strategi Pemasaran, Edisi Keempat. Erlangga, Jakarta.

Robbins, P. S., dan Coulter, M. (2004). Manajemen. Edisi Ketujuh, Jilid Pertama.

P.T. Indeks Group Gramedia, Jakarta.

Rismawaty. (2008). Kepribadian & Etika Profesi, Edisi Pertama. Graha Ilmu,

Yogyakarta.

Santrock, J. W. (2002). Life-Spain Development: Perkembangan masa Hidup.

Edisi Kelima, Jilid Kedua. Erlangga.

Sarwono, Sarlito Wiriawan. (2002). Teori-Teori Psikologi Sosial. PT.

RajaGRafindo Persada, Jakarta.

Schiffman, L. G. & Kanuk, L. L. (2004), Consumer Behavior, International

Edition, New Jersey: Prentice Hall.

Sekaran, Uma. (2006). Research Method for Bussiness Metodologi Penelitian

Untuk Bisnis, Edisi Keempat.

Sinar Harapan. (2001). Mempertanyakan etika Saat Krisis. Edisi Cetak. 20

September

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV Alfabeta.

(31)

Suseno, F.M (1985). Etika Dasar: Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral. Kanisius, Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy; Chandra, Yanto; Diana, Anastacia. (2004). Marketing Scale.

ANDI, Yogyakarta.

Vitell,S.J., dan Muncy, J. (1992), ConsumerEthics: An Empirical Investigation

Of Factors Influencing Ethical Judgments Of The Final Consumer,

Journal Of Business Ethics, Vol. 11, Iss. 8; pg. 585, 13 pgs.

Wuryanta. (2007). Etika Media massa: Memahami Perkembangan Media Massa

Dalam Masyarakat.

Zeithmal dan Bitner. (2003). Service Marketing, McGraw – Hill International

Referensi

Dokumen terkait

Penentuan batas wilayah Desa Babalan Kidul dapat dilakukan secara kartometrik dengan partisipasi masyarakat dan perangkat desa serta operator dalam membantu

Penelitian ini bertujuan (a) memetakan lokasi sebaran halte, (b) mengkaji tingkat efektivitas lokasi halte berdasarkan kawasan bangkitan dan tarikan penumpang dengan kajian SIG,

1) Murabahah adalah akad jual beli antara lembaga keuangan dan nasabah atas suatu jenis barang tertentu dengan harga yang disepakati bersama. Lembaga keuangan akan

Oleh yang demikian, modul pembelajaran yang dihasilkan ini adalah untuk membantu pelajar menguasai arahan-arahan di dalam Lukisan Kejuruteraan Berbantukan Komputer.. Dinilai

Hal ini terlihat pada pengamatan yang dilakukan, setiap perlakuan menunjukkan nilai IGS yang berbeda beda sesuai dengan dosis yang diberikan, yaitu PMSG yang mempunyai daya

Gambar 4. Hasil pemotretan permukaan lapisan tipis enampang lintang lapisan tipis CdSe perbesaran 5000 kali. Spectroscopy) Komposisi kimia dari preparasi lapisan tipis CdSe

Hasil  Somatostatin dan octreotide dosis tinggi dapat mencegah pankreatitis akut pasca-ERCP  Efikasi somatostatin lebih bermakna bila diberikan pada injeksi duktus

Terkait dengan hal tersebut, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan antara lain; (1) guru menjadi teladan bagi peserta didik; (2) membantu peserta didik merumuskan missi