• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendampingan orang tua terhadap anak dalam mengikuti kegiatan Misdinar di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor, Wonosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pendampingan orang tua terhadap anak dalam mengikuti kegiatan Misdinar di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor, Wonosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta."

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi ini berjudul “PENDAMPINGAN ORANG TUA TERHADAP ANAK DALAM

MENGIKUTI KEGIATAN MISDINAR DI PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS

KELOR, WONOSARI, GUNUNGKIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA”. Skripsi

ini dipilih sebagai bentuk perhatian kepada orang tua dalam mendampingi anak mengikuti

kegiatan misdinar. Penulis melihat bahwa dukungan orang tua dalam mendampingi anak

mengikuti kegiatan misdinar masih kurang, padahal peran orang tua sangat dibutuhkan dalam

mengenalkan, mengarahkan, dan mendukung anak mengikuti kegiatan gerejani, khususnya

misdinar.

Pokok persoalan dalam skripsi ini adalah sejauh mana orang tua telah melibatkan diri

dalam mendukung anak mengikuti kegiatan misdinar. Untuk menjawab persoalan tersebut

penulis melakukan penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah penyebaran kuesioner.

Selain itu, penulis menggunakan wawancara kepada koordinator dan pendamping misdinar untuk

memperoleh gambaran awal pendampingan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar dari orang tua cukup memahami

arti pendampingan dan peranan misdinar dalam Gereja. Selain itu, orang tua juga sudah cukup

memberikan dukungan kepada anak dalam mengikuti kegiatan misdinar. Dalam hal ini, orang tua

cukup sadar dalam melaksanakan tugas pendampingan terhadap anak dalam mengikuti kegiatan

misdinar. Orang tua diharapkan lebih meningkatkan lagi kesadarannya dalam mendampingi

anak-anak supaya anak semakin terdukung dan dapat melaksanakan tugas pelayanan dengan

baik.

Pendampingan orang tua merupakan dasar perkembangan anak. Maka dari itu, orang tua

perlu memahami dengan baik arti pendampingan dan tugas pendampingan yang seharusnya

dilaksanakan. Selain itu, untuk memberikan dukungan yang baik kepada anak, orang tua perlu

memahami dengan jelas tentang pentingnya keberadaan misdinar dalam Gereja Katolik. Menjadi

misdinar harus memiliki pengetahuan yang luas tentang Gereja, dan orang tua perlu dilibatkan

untuk menjawab kebutuhan tersebut. Perhatian dan dukungan dari orang tua memotivasi anak

untuk semakin aktif dalam melaksanakan tugas pelayanan sebagai anggota misdinar.

(2)

The title of this thesis is “PARENTAL CARES TOWARDS CHILDREN JOINING

THE SILVESTER’S ACTIVITIES IN SAINT PETER AND PAUL PARISH, KELOR,

WONOSARI, GUNUNGKIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA”

. This title was

selected based on a concern of the parents in assisting the children joining the activities of the

altar boys/girls. The writers observe that the support of parents in assisting the children joining

the activities of the altar boys/girls is less, whereas the role of parents is needed in introducing,

directing, and supporting the children to join the ecclesial activity, particularly the altar

boys/girls.

The main problem of this thesis is to what extent the parents have been involved in

supporting the child join the activities of the altar boys/girls. To answer the problem, the writers

conducted a research. The method used was by distribute questionnaires. Other than that, the

writers used an interview to the coordinator and co-altar boys/girls to obtain preliminary data.

The results showed that most of the parents enough to understand the meaning of

assisting and role of the altar boys/girls in the Church. Moreover, parents also have been enough

to provide support to children in joining the activities. In this case, the parents are sufficiently

aware in carrying out the task of assisting the child in joining the activities of altar boys/girls.

Parents are expected to further enhance the awareness of the care of the children so that children

are increasingly supported and able to carry out the task well.

Parental assistance is the basic for the development of children. Therefore, parents need

to understand the meaning of assisting and the task of assisting that should be implemented.

Moreover, to provide good support to children, parents need a clear understanding of the

importance of altar boys/girls in the Church. Become an altar boys/girls must have extensive

knowledge about the Church, and parents need to be involved to address those needs. Attention

and support from the parents can motivate their children to be more active in carrying out duties

as a member altar boys/girls.

In the process of raising awareness to assist children, parents need faith assistance. The

writers propose a model form of catechesis, Christian Shared Praxis (SCP). Shared Christian

Praxis is a model that emphasizes the experience of life. Participants are invited to share life

experiences. With SCP, the experience of parents will be treated properly in accordance with the

theme and objectives that have been determined. The themes are selected based on the

expectations of the parents, the deepening of the role of the Christian family in the task of

assisting children. Therefore, the parents will be more aware and confirmed in accompanying

their children to become faithful servants of God .

(3)

DI PA G Progr   PENDAM DALA AROKI SAN GUNUNGK Di

ram Studi I

PR KEKHU FAKULT MPINGAN AM MENG NTO PETR KIDUL, DA iajukan untu Memperole lmu Pendid Pr ROGRAM USUSAN P JURUSA TAS KEGU UNIVERS Y i N ORANG T GIKUTI KE

RUS DAN AERAH IS   S K R I P

uk Memenu

eh Gelar Sa dikan Kekhu               Oleh iska Veria NIM: 1111 STUDI ILM ENDIDIKA AN ILMU P URUAN DA SITAS SAN YOGYAKA 2016 TUA TERH EGIATAN PAULUS K TIMEWA

P S I

uhi Salah Sa

(4)

SKRIPSI

PEI\TDAMPINGAIY

ORANG TUA TERIIADAP

ANAK

DALAM MENGIKUTI KEGIATAI{ MISDINAR

DI PAROKI

SATITO PETRUS

DAI\

PAULUS

KELOR, WONOSARI,

GUI\iUNGKIDT]L,

DAERAII ISTIMEWA YOGYAKARTA

Priska Veria Kusuma

..

NtrM

It:fI.2400{:,

Telah diseiujui oleh:

Pembimbing

/fr,-'

(5)
(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur skripsi ini kupersembahkan

kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria,

kepada kedua orang tuaku dan adikku,

(7)

v MOTTO

“Segala perkara dapat kutanggung dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”

(8)
(9)
(10)

viii ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “PENDAMPINGAN ORANG TUA TERHADAP ANAK DALAM MENGIKUTI KEGIATAN MISDINAR DI PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS KELOR, WONOSARI, GUNUNGKIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA”. Skripsi ini dipilih sebagai bentuk perhatian kepada orang tua dalam mendampingi anak mengikuti kegiatan misdinar. Penulis melihat bahwa dukungan orang tua dalam mendampingi anak mengikuti kegiatan misdinar masih kurang, padahal peran orang tua sangat dibutuhkan dalam mengenalkan, mengarahkan, dan mendukung anak mengikuti kegiatan gerejani, khususnya misdinar.

Pokok persoalan dalam skripsi ini adalah sejauh mana orang tua telah melibatkan diri dalam mendukung anak mengikuti kegiatan misdinar. Untuk menjawab persoalan tersebut penulis melakukan penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah penyebaran kuesioner. Selain itu, penulis menggunakan wawancara kepada koordinator dan pendamping misdinar untuk memperoleh gambaran awal pendampingan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar dari orang tua cukup memahami arti pendampingan dan peranan misdinar dalam Gereja. Selain itu, orang tua juga sudah cukup memberikan dukungan kepada anak dalam mengikuti kegiatan misdinar. Dalam hal ini, orang tua cukup sadar dalam melaksanakan tugas pendampingan terhadap anak dalam mengikuti kegiatan misdinar. Orang tua diharapkan lebih meningkatkan lagi kesadarannya dalam mendampingi anak-anak supaya anak semakin terdukung dan dapat melaksanakan tugas pelayanan dengan baik.

Pendampingan orang tua merupakan dasar perkembangan anak. Maka dari itu, orang tua perlu memahami dengan baik arti pendampingan dan tugas pendampingan yang seharusnya dilaksanakan. Selain itu, untuk memberikan dukungan yang baik kepada anak, orang tua perlu memahami dengan jelas tentang pentingnya keberadaan misdinar dalam Gereja Katolik. Menjadi misdinar harus memiliki pengetahuan yang luas tentang Gereja, dan orang tua perlu dilibatkan untuk menjawab kebutuhan tersebut. Perhatian dan dukungan dari orang tua memotivasi anak untuk semakin aktif dalam melaksanakan tugas pelayanan sebagai anggota misdinar.

(11)

ix

ABSTRACT

The title of this thesis is “PARENTAL CARES TOWARDS CHILDREN JOINING THE SILVESTER’S ACTIVITIES IN SAINT PETER AND PAUL PARISH, KELOR, WONOSARI, GUNUNGKIDUL, DAERAH

ISTIMEWA YOGYAKARTA”. This title was selected based on a concern of the

parents in assisting the children joining the activities of the altar boys/girls. The writers observe that the support of parents in assisting the children joining the activities of the altar boys/girls is less, whereas the role of parents is needed in introducing, directing, and supporting the children to join the ecclesial activity, particularly the altar boys/girls.

The main problem of this thesis is to what extent the parents have been involved in supporting the child join the activities of the altar boys/girls. To answer the problem, the writers conducted a research. The method used was by distribute questionnaires. Other than that, the writers used an interview to the coordinator and co-altar boys/girls to obtain preliminary data.

The results showed that most of the parents enough to understand the meaning of assisting and role of the altar boys/girls in the Church. Moreover, parents also have been enough to provide support to children in joining the activities. In this case, the parents are sufficiently aware in carrying out the task of assisting the child in joining the activities of altar boys/girls. Parents are expected to further enhance the awareness of the care of the children so that children are increasingly supported and able to carry out the task well.

Parental assistance is the basic for the development of children. Therefore, parents need to understand the meaning of assisting and the task of assisting that should be implemented. Moreover, to provide good support to children, parents need a clear understanding of the importance of altar boys/girls in the Church. Become an altar boys/girls must have extensive knowledge about the Church, and parents need to be involved to address those needs. Attention and support from the parents can motivate their children to be more active in carrying out duties as a member altar boys/girls.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas segala rahmat dan cinta kasih yang telah Tuhan berikan

sehingga penulis telah berhasil menyelesaikan skripsi yang berjudul

“PENDAMPINGAN ORANG TUA TERHADAP ANAK DALAM

MENGIKUTI KEGIATAN MISDINAR DI PAROKI SANTO PETRUS DAN

PAULUS KELOR, WONOSARI, GUNUNGKIDUL, DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA”. Skripsi ini ditulis sebagai bentuk perhatian penulis kepada

orang tua dalam melibatkan diri mendampingi anak untuk mengikuti kegiatan

misdinar. Orang tua dianggap sebagai sosok yang berperan penting dan

bertanggung jawab untuk memperkembangkan kehidupan anak. Orang tua adalah

salah satu faktor pendukung anak untuk terlibat aktif dalam kegiatan misdinar.

Perhatian dan dukungan yang orang tua berikan memotivasi anak untuk semakin

aktif dalam melaksanakan tugas pelayanan sebagai anggota misdinar.

Skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat dukungan, bimbingan dan

kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh rasa syukur penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A., selaku dosen pembimbing utama, yang

telah memberikan kesempatan dan waktu luang, sabar dalam membimbing,

memberikan masukan dan kritikan sehingga penulis lebih termotivasi dalam

menuangkan gagasan dari awal hingga akhir penulisan skripsi.

2. Drs. L. Bambang Hendarto Y., M.Hum., selaku dosen pembimbing kedua dan

dosen pembimbing akademik, yang telah memberikan perhatian, semangat,

(13)

xi

3. Y.H. Bintang Nusantara, SFK., M.Hum., selaku dosen pembimbing ketiga,

yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini.

4. Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, S.J., M.Ed., selaku Kaprodi IPPAK

Universitas Sanata Dharma, yang telah memberikan izin kepada penulis

untuk menyusun skripsi dari awal hingga akhir proses penyusunan skripsi.

5. Constantius Padmaka Sigid, Pr., selaku pastor Paroki Santo Petrus dan Paulus

Kelor, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan

penelitian.

6. Segenap orang tua anggota misdinar Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor,

yang bersedia meluangkan waktu untuk membantu kelancaran penulisan

skripsi ini dengan mengisi kuesioner yang diberikan oleh penulis.

7. Segenap anggota misdinar Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor yang turut

membantu kelancaran penulisan dengan semangat pelayanan yang diberikan.

8. Segenap Romo, Bapak dan Ibu dosen dan seluruh staf karyawan Prodi IPPAK

Universitas Sanata Dharma, yang telah membantu kelancaran studi dengan

teladan dan ilmu yang diberikan.

9. Keluargaku: Bapak Valerianus Warsono, Ibu Veronika Sri Ismiyati, dan adik

Angelina Distya Karisa, yang dengan penuh kasih dan sayang selalu

mendoakan, mendorong, mengingatkan, dan menguatkan penulis dalam

menempuh studi hingga selesai.

10. Untuk yang terkasih Tri Adha Ismail Bima Putra dan para sahabat terbaikku:

Margaretha Desy Christikaratna, Kartika Putri Dinanti, Agnes Garlosi

(14)
(15)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR SINGKATAN ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penulisan ... 5

D. Manfaat Penulisan ... 5

E. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II. PENELITIAN PENDAMPINGAN ORANG TUA TERHADAP ANAK DALAM MENGIKUTI KEGIATAN MISDINAR DI PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS KELOR ... 8

A. Gambaran Umum Pendampingan Orangg Tua terhadap Anak di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor ... 8

1. Situasi Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor ... 9

2. Situasi Pendampingan Orang Tua terhadap Anak dalam Mengikuti Kegiatan Misdinar ... 11

B. Penelitian Pendampingan Orang Tua terhadap Anak dalam Kegiatan Misdinar ... 15

(16)

xiv

2. Permasalahan Penelitian ... 17

3. Tujuan Penelitian ... 17

4. Jenis Penelitian ... 17

5. Tempat dan Waktu Penelitian ... 18

6. Instrumen penelitian ... 18

7. Responden Penelitian ... 19

8. Variabel Penelitian ... 19

9. Laporan Hasil Penelitian ... 20

10. Pembahasan Hasil Penelitian ... 34

11. Kesimpulan Hasil Penelitian ... 44

BAB III. PENDAMPINGAN ORANG TUA MISDINAR ... 46

A. Pendampingan Orang Tua terhadap Anak ... 46

1. Pengertian Pendampingan ... 47

2. Pengertian Pendampingan Orang Tua ... 48

3. Tugas Pendampingan Orang Tua ... 51

B. Peranan Misdinar dalam Gereja ... 55

1. Pengertian Misdinar dalam Sejarah Gereja ... 55

2. Bentuk bentuk Kegiatan Misdinar ... 58

3. Spiritualitas Misdinar ... 60

4. Hal hal Pokok yang Perlu Diketahui Misdinar ... 62

C. Peran Orang Tua terhadap Kegiatan Misdinar ... 87

1. Peran Orang Tua dalam Kegiatan Misdinar di Bidang Liturgi (Leiturgia) ... 88

2. Peran Orang Tua dalam Kegiatan Misdinar di Bidang Persekutuan (Koinonia) ... 89

3. Peran Orang Tua dalam Kegiatan Misdinar di Bidang Pewartaan Injil (Kerygma) ... 90

4. Peran Orang Tua dalam Kegiatan Misdinar di Bidang Kesaksian (Martyria) ... 91

(17)

xv

BAB IV. USAHA MENINGKATKAN KESADARAN ORANG TUA MENDAMPNGI ANAK DALAM MENGIKUTI KEGIATAN MISDINAR DI PAROKI SANTO PETRUS DAN

PAULUS KELOR ... 93

A. Latar Belakang Pemilihan Program Katekese ... 93

B. Alasan Pemilihan Tema ... 95

C. Pejabaran Usulan Program Katekese ... 98

D. Petunjuk Pelaksanaan Program ... 100

E. Contoh Persiapan Katekese ... 100

BAB V PENUTUP ... 115

A. Kesimpulan ... 115

B. Saran ... 116

DAFTAR PUSTAKA ... 118

LAMPIRAN Lampiran 1 : Surat permohonan izin penelitian ... (1)

Lampiran 2 : Bukti telah dilaksanakan penelitian ... (2)

Lampiran 3 : Instrumen penelitian ... (3)

Lampiran 4 : Contoh instrument penelitian ... (6)

Lampiran 5 : Pedoman wawancara kepada koordinator misdinar tingkat Paroki ... (9)

Lampiran 6 : Pedoman wawancara kepada pendamping misdinar setiap Wilayah ... (10)

Lampiran 7 : Hasil wawancara kepada koordiantor misdinar tingkat Paroki ... (11)

Lampiran 8 : Hasil wawancara kepada pendamping misdinar setiap Wilayah ... (12)

Lampiran 9 : Perikop Teks Kitab Suci ... (15)

Lampiran 10 : Teks lagu ... (16)

(18)

xvi

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Teks Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Baru:

dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan kepada Umat Katolik

Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia

dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal.8.

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

FC : Familiaris Consortio, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II

tentang Peranan Keluarga Kristen dalam Dunia Modern, 22

November 1981.

KHK : Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici), diundangkan oleh

Paus Yohanes Paulus II, 25 Januari 1983.

SC : Sacrosanctum Concilium, Konstitusi Konsili Vatikan II tentang

Liturgi Suci, 4 Desember 1963.

C. Singkatan Lain

Art : Artikel

bdk : Bandingkan

BKSN : Bulan Kitab Suci Nasional

(19)

xvii

DSA : Doa Syukur Agung

Dst : Dan seterusnya

Hal : Halaman

Kan : Kanon

KAS : Keuskupan Agung Semarang

KWI : Konferensi Waligereja Indonesia

OC : Oleum Catechumenorum

OCh : Oleum Chrismarum

OI : Oleum Infirmorum

PIA : Pendampingan Iman Anak

SCP : Shared Christian Praxis

SMA : Sekolah Menengah Atas

TPE : Tata Perayaan Ekaristi

WIB : Waktu Indonesia Barat

 

 

 

 

 

 

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam liturgi Gereja, ada berbagai macam pelayan khusus. Ada pelayan

tertahbis dan pelayan yang tak tertahbis. Pelayan tertahbis itu meliputi diakon,

imam, dan uskup. Sedangkan pelayan tak tertahbis meliputi petugas koor,

pembawa persembahan, lektor, misdinar, dll (Maryanto, 2004: 177). Pelayan tak

tertahbis mengemban tugas khusus berdasarkan imamat rajawi yang mereka

terima saat pembaptisan. Lewat pelayan tak tertahbis, umat Katolik dapat

mempersembahkan dirinya melayani Gereja, khususnya dengan menjadi misdinar.

Sebagai pelayan tak tertahbis, misdinar memiliki peranan penting dalam

perayaan Ekaristi. Misdinar bertugas untuk melayani Imam ketika di altar.

Keberadaan misdinar dalam setiap perayaan Ekaristi merupakan suatu

‘keharusan’. Imam akan merasa kewalahan apabila dalam memimpin perayaan

Ekaristi tidak dibantu misdinar. Oleh karena itu, Gereja membutuhkan partisipasi

dari anak untuk menjadi anggota misdinar dan memberikan diri untuk terlibat

secara aktif dalam setiap kegiatan misdinar yang diadakan. Dalam Rm 12:1

dikatakan bahwa “karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku

menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai

persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah

ibadahmu yang sejati”. Mempersembahkan tubuh berarti memberikan diri untuk

(21)

Faktanya, tidak semua anak memiliki ketertarikan yang sama untuk

mengikuti kegiatan gerejani, khususnya kegiatan misdinar. Ada anak yang

memang sejak awal tertarik untuk bergabung karena kemauan sendiri. Ada pula

anak yang mengikuti kegiatan karena orang tua yang mengarahkan [Lampiran 7:

(11)-(12)]. Dalam hal ini, salah satu faktor pendorong yang dapat membantu anak

untuk terlibat aktif dalam kegiatan adalah orang tua.

Bagi anak yang sejak awal tertarik karena kemauan sendiri, tentu saja

mereka masih membutuhkan dukungan dari orang tua dalam melaksanakan tugas

pelayanannya. Sedangkan bagi anak yang awalnya tidak memiliki ketertarikan

dalam kegiatan misdinar, membutuhkan pendampingan orang tua yang lebih.

Dalam Familiaris Consortio art.17 dikatakan bahwa salah satu tugas orang tua

dalam keluarga adalah berperan serta dalam kehidupan dan misi Gereja. Orang tua

bertanggung jawab untuk mengenalkan dan mendukung anak-anak untuk terlibat

aktif dalam kegiatan di gereja, khususnya kegiatan misdinar.

Ditambah lagi, jika melihat situasi dewasa ini, dunia tengah dihadapkan

pada keadaan yang perlahan merusak moral dan nilai-nilai iman Kristiani seperti

pengaruh media, pola hidup konsumtif, dan ‘mental tidak mau repot’. Situasi

tersebut dapat membawa pengaruh yang negatif bagi anak misdinar apabila tidak

mendapat pendampingan yang ekstra dari orang tua. Mengingat mereka masih

tergolong usia yang masih dalam proses mencari jati diri lewat kegiatan-kegiatan

yang mereka ikuti (Martasudjita, 2008: 16), maka pendampingan orang tua sangat

dibutuhkan. Akan sungguh disayangkan apabila anak yang tadinya rajin bertugas

misdinar menjadi tidak rajin dan lebih memilih bermain game online karena

(22)

Kegiatan misdinar di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor berlangsung di

masing-masing Wilayah. Setiap Wilayah memiliki dinamikanya sendiri. Jumlah

misdinar yang ada di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor ± 100 anak. Sampai

saat ini, masih jarang kegiatan misdinar yang melibatkan seluruh anggota

misdinar untuk berkumpul bersama. Kebanyakan kegiatan misdinar dikoordinir

oleh masing-masing Wilayah. Kegiatan bersama yang pernah dilaksanakan adalah

mengadakan kunjungan ke Seminari Mertoyudan, camping rohani, outbond, dan

rekoleksi bersama [Lampiran 7: (11)-(12)].

Pendampingan yang dilaksanakan oleh orang tua di Paroki Santo Petrus

dan Paulus Kelor selama ini masih terbatas pada pengarahan kepada anak untuk

bergabung menjadi anggota misdinar. Pendampingan itu nampak ketika orang tua

memberikan izin kepada anak untuk mengikuti setiap kegiatan yang diadakan,

mengantar jemput anak ketika ada pertemuan atau latihan misdinar, menegur

ketika misdinar tidak melaksanakan tugas pelayanan dengan baik.

Keterlibatan anak dalam hidup menggereja, khususnya dalam kegiatan

misdinar, tentu sangat diharapkan oleh Gereja. Berdasarkan pengalaman penulis

ketika bertemu berbincang dengan orang-orang yang memiliki jabatan khusus dan

aktif kegiatan di Gereja seperti anggota dewan harian, prodiakon, ketua

lingkungan, mereka juga aktif mengikuti kegiatan misdinar. Selain itu,

orang-orang yang terpanggil menjadi imam dan biarawan/biarawati juga aktif dalam

kegiatan misdinar. Dalam hal ini, kegiatan misdinar membawa pengaruh yang

positif bagi perkembangan Gereja sendiri. Namun, semua itu tidak akan berjalan

dengan baik tanpa adanya dukungan dan pendampingan dari orang tua. Dari pihak

(23)

lebar. Ditambah lagi, ada ketentuan dari paroki bahwa setiap anak yang hendak

menerima Krisma diwajibkan untuk menjadi seorang misdinar ketika sudah

menerima komuni pertama. Maka, satu-satunya faktor yang dapat mempengaruhi

keterlibatan anak dalam kegiatan Gereja, khususnya kegiatan misdinar adalah

orang tua.

Oleh karena pentingnya keberadaan misdinar bagi Gereja, maka orang tua

perlu dilibatkan. Orang tua dilibatkan dalam mengenalkan, mengarahkan, dan

mendukung anaknya untuk mempersembahkan diri kepada Gereja. Maka dari itu,

penulis merasa tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai pendampingan

orang tua terhadap anak dalam mengikuti kegiatan misdinar. Sudah sejauh

manakah orang tua melibatkan diri dalam melaksanakan tugas pendampingan

kepada anak khususnya dalam mengikuti kegiatan misdinar? Bertitik tolak dari

hal tersebut, maka penulis akan membahas lebih lanjut dalam skripsi yang

berjudul “PENDAMPINGAN ORANG TUA TERHADAP ANAK DALAM

MENGIKUTI KEGIATAN MISDINAR DI PAROKI SANTO PETRUS DAN

PAULUS KELOR, WONOSARI, GUNUNGKIDUL, DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka masalah penelitian

dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah orang tua di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor memahami arti

(24)

2. Apakah yang dimaksud dengan pendampingan orang tua dan apakah peranan

misdinar dalam Gereja?

3. Program katekese seperti apa yang baik untuk meningkatkan kesadaran orang

tua dalam mendampingi anak misdinar di Paroki Santo Petrus dan Paulus

Kelor?

C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan dari rumusan masalah di atas adalah:

1. Untuk memberikan gambaran yang nyata tentang pemahaman orang tua di

Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor mengenai arti pendampingan dan

peranan misdinar dalam Gereja.

2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pendampingan orang tua dan

peranan misdinar dalam Gereja.

3. Untuk mendiskripsikan program ketekese yang sesuai untuk meningkatkan

kesadaran orang tua dalam mendampingi anak misdinar di Paroki Santo

Petrus dan Paulus Kelor.

D. MANFAAT PENULISAN

Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi calon katekis tentang

pendampingan orang tua dan peranan misdinar dalam Gereja.

2. Membantu orang tua untuk lebih meningkatkan kesadaran dalam

mendampingi anak sehingga orang tua semakin terlibat dalam mendampingi

(25)

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Bab I adalah pendahuluan yang berisi tentang pertimbangan dalam

memilih judul, yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,

manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.

Bab II memaparkan tentang kenyataan pendampingan orang tua yang

ada di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor yang meliputi gambaran umum dan

situasi pendampingan yang selama ini telah dilaksanakan. Pendampingan yang

orang tua berikan selama ini masih terbatas pada pengarahan kepada anak untuk

ikut terlibat aktif dalam kegiatan misdinar. Selain itu, akan dipaparkan penelitian

yang mengungkapkan secara konkret pendampingan orang tua terhadap anak

dalam mengikuti kegiatan misdinar. Penelitian mengungkapkan bahwa orang tua

sudah melaksanakan pendampingan dengan cukupbaik namun belum maksimal.

Bab III adalah uraian tentang pendampingan orang tua terhadap misdinar

meliputi pengertian pendampingan, pengertian pendampingan orang tua, tugas

orang tua, tugas pendampingan orang tua, pengertian misdinar, bentuk-bentuk

kegiatan misdinar, spiritualitas misdinar, hal-hal pokok yang perlu diketahui

misdinar, dan peran orang tua dalam kegiatan misdinar dalam kaitannya dengan

lima tugas Gereja, yaitu Leiturgia, Koinonia, Kerygma, Martirya, dan Diakonia.

Orang tua bertanggung jawab penuh atas perkembangan hidup anak. Tugas

pendampingan tidak dapat dialihkan kepada orang lain.

Bab IV adalah usulan program katekese yang dibuat oleh penulis untuk

orang tua di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor dengan model Shared Christian

Praxis (SCP), yang meliputi latar belakang pemilihan program, alasan pemilihan

(26)

katekese model SCP. Program Katekese dengan model SCP dirasa cocok karena

lebih menekankan pengalaman hidup dan dialog partisipasif.

Bab V adalah penutup yang mencakup kesimpulan dari keseluruhan

skripsi dan saran yang mendukung bagi pendampingan orang tua di Paroki Santo

(27)

BAB II

PENELITIAN PENDAMPINGAN ORANG TUA TERHADAP ANAK

DALAM MENGIKUTI KEGIATAN MISDINAR DI PAROKI SANTO

PETRUS DAN PAULUS KELOR, WONOSARI, GUNUNGKIDUL,

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Misdinar atau putra altar memiliki peranan penting dalam Gereja Katolik.

Misdinar atau putra altar adalah seorang pelayan, yakni pelayan Misa Kudus atau

pelayan perayaan Ekaristi. Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor lebih sering

memakai istilah misdinar. Keberadaan misdinar memberikan warna tersendiri

dalam kehidupan menggereja. Kegiatan misdinar menjadi wadah bagi anak-anak

yang ingin mencintai dan melayani Tuhan. Kelompok misdinar di Paroki Santo

Petrus dan Paulus Kelor berjalan cukup aktif di masing-masing Wilayah. Setiap

Wilayah memiliki dinamika sendiri. Semua itu tak lepas dari peran orang tua.

Orang tua hendaknya melibatkan diri untuk mendampingi anak dalam setiap

kegiatan yang diikuti, khususnya kegiatan misdinar. Gambaran umum

pendampingan diperoleh dengan wawancara sedangkan untuk mendapatkan data

penelitian digunakan kuesioner.

A. Gambaran Umum Pendampingan Orang Tua terhadap Anak di Paroki

Santo Petrus dan Paulus Kelor

Dalam Gereja peran anak untuk terlibat aktif dalam kegiatan menggereja

cukup mendapat perhatian. Gereja menyediakan berbagai wadah bagi anak untuk

(28)

membutuhkan orang tua untuk mengenal Gereja dengan segala dinamikanya.

Dalam hal ini orang tua mendapat peran yang besar dalam mendampingi anak,

karena lingkungan terdekat anak adalah orang tua sendiri.

1. Situasi Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor

Dinamika kehidupan umat di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor

sangat diwarnai oleh alam pedesaan. Ciri khas yang paling menonjol dari warga di

pedesaan khsusunya di Paroki Kelor adalah nilai gotongroyong serta budaya jawa

yang masih kental. Semangat gotongroyong itu membuat umat di Paroki Kelor

sangat menjunjung tinggi kebersamaan. Mereka dapat menghargai dan

menghormati satu sama lain serta saling membantu. Selain itu semangat dari

kedua rasul, yang menjadi pelindung Paroki, sedikit banyak mewarnai kehidupan

umat di Paroki, terlebih semangat kerasulan dan keteguhan iman (Tim Penyusun

Buku Lustrum I, 2011: 22).

a. Situasi geografis Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor

Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor adalah salah satu Paroki di

Gunungkidul. Parokitersebut ditetapkan sebagai Paroki secara definitif pada 2

Agustus 2006. Paroki Kelor terletak di Desa Kelor, Kecamatan Karangmojo,

Kabupaten Gunungkidul. Letak geografis pusat Paroki Kelor sangat strategis

karena berada di jalur ramai yang menghubungkan dengan berbagai kecamatan

bahkan kota.

Pusat Paroki sendiri berada di Desa Kelor. Jarak dari pusat Paroki ke

(29)

harus dilalui. Jarak tempuh yang paling jauh dari pusat Parokiadalah 30 km

dengan medan berbatu-batu. Meskipun begitu, untuk menjangkau setiap Wilayah

tidak begitu sulit karena segala macam transportasi dapat digunakan (Tim

Penyusun Buku Lustrum I, 2011: 23).

b. Situasi umat di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor

Umat di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor tersebar di 4 (empat)

Kecamatan, yaitu Kecamatan Karangmojo, Ponjong, Ngawen, dan Semin. Jumlah

umat menurut data statistik sampai dengan akhir tahun 2009 sebanyak 2.714 jiwa,

yang tersebar di 8 (delapan) Wilayah. Kedelapan Wilayah tersebut adalah

Wilayah Kelor, Jaranmati, Ngawen, Sambeng, Semin, Wonosari Jurangjero,

Candirejo, dan Wiladeg. Setiap Wilayahterdiri dari 5-6 lingkungan. Wilayah

Wiladeg dan Candirejo tergolong sebagai Wilayahbaru hasil dari pemekaran

Wilayah Kelor dan Semin.

Umat di Paroki Kelor adalah umat di pedesaan dengan sebagian besar

dari mereka adalah petani tadah hujan. Sebagian lainberprofesi sebagai guru,

pegawai negeri, pengusaha, dan pedagang. Kebanyakan umat termasuk golongan

ekonomi menengah ke bawah. Sebagaimana pada umumnya orang hidup di

pedesaan maka umat di Paroki ini masih menjunjung tinggi nilai-nilai

gotongroyong dan kebersamaan. Selain itu, sebagian besar umat di Paroki Kelor

adalah orang-orang tua (usia 40-70: 50%) karena kaum muda kebanyakan pergi

merantau untuk bekerja di Jakarta, Bandung, Bogor, Surabaya, bahkan sampai ada

yang di Kalimantan. Selain bekerja, banyak juga anak muda yang melanjutkan

(30)

2. Situasi Pendampingan Orang Tua terhadap Anak dalam Mengikuti Kegiatan

Misdinar di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor

Di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor, perkembangan iman anak

cukup mendapat perhatian. Orang tua tentu mengharapkan anak-anak semakin

mencintai Gereja. Kegiatan misdinar dijadikan sebagai salah satu sarana untuk

meningkatkan kecintaan anak pada Gereja dan menumbuhkan semangat

pelayanan dalam diri anak. Dalam hal ini, orang tua memiliki peran penting untuk

mendampingi anak. Dinamika pendampingan yang dilakukan oleh orang tua

disesuaikan dengan kondisi Wilayah masing-masing.

a. Situasi kegiatan misdinar di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor

Di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor, kegiatan misdinar berlangsung

di masing-masing Wilayah. Setiap Wilayah mengkoordinir kegiatan misdinar

meskipun di tingkat Paroki sendiri juga ada koordinator untuk misdinar yang

termasuk dalam kepengurusan Dewan Paroki. Koordinator misdinar tingkat

Paroki adalah Hedwigis Oktivana Damasiwi, Fransiska Anida Dyan Kusuma, dan

Margarita Harvin.

Sampai saat ini, masih jarang kegiatan misdinar yang melibatkan seluruh

anggota misdinar untuk berkumpul bersama. Kebanyakan kegiatan misdinar

dikoordinir oleh masing-masing Wilayah. Oleh karena setiap Wilayah memiliki

kapel sendiri, maka anggota misdinar menjalankan tugas di Wilayah

masing-masing, kecuali kegiatan misdinar Wilayah Wiladeg bergabung dengan Wilayah

Kelor. Kegiatan bersama yang pernah dilaksanakan adalah mengadakan

(31)

Situasi kegiatan misdinar di masing-masing Wilayah berbeda satu sama lain. Hal

tersebut dikarenakan kondisi Wilayah yang juga berbeda-beda. Wilayah tersebut

antara lain, Wilayah Kelor dan Wiladeg, Jaranmati, Semin, Ngawen, Candirejo,

Sambeng, serta Jurangjero.

1) Wilayah Kelor dan Wiladeg

Jumlah anggota misdinar di Wilayah Kelor dan Wiladeg adalah 20 anak.

Pertemuan rutin diadakan setiap Minggu sore pukul 16.00 WIB. Kegiatan dalam

setiap pertemuan rutin meliputi pembagian jadwal atau tugas hari Minggu,

mengadakan beberapa gamesatau permainan, belajar tentang liturgi, berdoa

bersama, dan pendalaman Kitab Suci terlebih saat BKSN. Ketika misdinar

mendapat tugas untuk koor di gereja pusat, diadakan latihan koor secara rutin.

Selain pertemuan rutin, kegiatan misdinar yang sudah dilaksanakan

adalahcamping rohani dan outbond [Lampiran 8: (12)].

2) Wilayah Jaranmati

Anggota misdinar di Wilayah Jaranmati berjumlah 10 anak. Pertemuan

rutin diadakan setiap Minggu I dan III dalam setiap bulan. Pertemuan diadakan

setiap sore hari. Pertemuan rutin misdinar di Wilayah ini masih terbatas pada

pembagian tugas dan latihan misdinar. Misdinar juga sering mengadakan latihan

koor apabila mendapat tugas koor di gereja pusat. Selain pertemuan rutin,

kegiatan misdinar yang sudah dilaksanakan adalahcamping rohani [Lampiran 8:

(32)

3) Wilayah Semin

Jumlah anggota misdinar di Wilayah Semin adalah 18 anak. Pertemuan

rutin belum diadakan. Pertemuan diadakan apabila terjadi suatu kegiatan yang

berlangsung di gereja. Pendamping memberikan pengarahan kepada anggota

misdinar sehubungan dengan tugas yang harus dijalankan. Selain itu, pertemuan

diadakan untuk anggota baru mengenai pelatihan dan pengenalan liturgi Gereja

[Lampiran 8: (13)].

4) Wilayah Ngawen

Jumlah anggota misdinar di Wilayah Ngawen adalah 10 anak. Pertemuan

rutin diadakan setiap Minggu. Kegiatan saat pertemuan rutin meliputi pembagian

tugas, latihan misdinar, dan belajar tentang liturgi Gereja. Kegiatan di luar tugas

dan latihan misdinar belum ada [Lampiran 8: (13].

5) Wilayah Candirejo

Anggota misdinar di Wilayah Candirejo berjumlah 12 anak. Di Wilayah

Candirejo belum ada pertemuan rutin. Kegiatan misdinar dilaksanakan terbatas

pada tugas utama yaitu melayani saat misa dan latihan misdinar ketika mendekati

hari-hari besar. Pembagian tugas diadakan secara mendadak, sebelum misa

dimulai [Lampiran 8: (12)].

6) Wilayah Sambeng

Jumlah anggota misdinar di Wilayah Sambeng adalah 20 anak.

(33)

dan IV.Kegiatan yang dilakukan saat pertemuan meliputi belajar tentang liturgi

Gereja, latihan misdinar, dan berdoa bersama.Kegiatan misdinar yang sudah

dilaksanakan adalah outbond[Lampiran 8: (13)].

7) Wilayah Wonosari Jurangjero

Anggota misdinar di Wilayah Wonosari Jurangjero adalah 10 anak.

Pertemuan rutin di Wilayah Jurangjero tidak ada. Misdinar hanya bertugas ketika

ada misa di Wilayah, yaitu setiap minggu I dan III. Pembagian tugas dilaksanakan

secara mendadak, sebelum misa [Lampiran 8: (12)].

b. Tugas pendampingan orang tua terhadap kegiatan misdinar di Paroki Santo

Petrus dan Paulus Kelor

Sampai saat ini, pendampingan yang dilaksanakan orang tua terhadap

kegiatan misdinar di Paroki lebih kepada pengarahan untuk terlibat aktif dalam

kegiatan. Anak diarahkan (‘disuruh’) untuk ikut ambil bagian dalam setiap

kegiatan yang dilaksanakan baik dalam lingkup Wilayah maupun Paroki. Orang

tua sendiri cukup senang apabila anak-anak dapat secara aktif terlibat dalam

kegiatan misdinar. Mereka menganggap bahwa kelompok misdinar memilliki

peranan yang penting dalam menumbuhkan keterlibatan anak melayani Tuhan

ketika perayaan Ekaristi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pendamping misdinar,

mereka mengatakan bahwa orang tua cukup mendukung bila kelompok misdinar

dapat hidup. Hidup dalam arti aktif, sering mengadakan kegiatan yang dapat

(34)

selama ini orang tua berikan meliputi mengizinkan anak-anak mengikuti kegiatan

yang diadakan dan mau mengantar jemput anaknya untuk ikut pertemuan rutin

atau latihan. Selain itu, ada orang tua yang memberikan nasihat saat semangat

para misdinar sudah mulai kendor.Beberapa orang tua juga menegur saat misdinar

tidak melaksanakan tugasnya dengan baik. Dalam hal ini perhatian orang tua

terhadap kelompok misdinar cukup besar [Lampiran 8: (14)].

B. Penelitian Pendampingan Orang Tua terhadap Anak dalam Kegiatan

Misdinar

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana pendampingan

orang tua terhadap anak dalam mengikuti kegiatan misdinar di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor. Hasil penelitian akan dianalisis untuk mendapatkan

gambaran yang nyata tentang pendampingan orang tua terhadap anak dalam mengikuti kegiatan misdinar.

1. Latar Belakang Penelitian

Dalam melaksanakan tugas pelayanan dalam Ekaristi, seorang imam

masih membutuhkan bantuan. Salah satu petugas yang membantu imam dalam memimpin Ekaristi adalah misdinar. Boleh dikatakan bahwa misdinar adalah

salah satu petugas liturgi yang memiliki peranan sangat penting. Misdinar melayani imam saat mempersembahkan Ekaristi di altar. Dalam suratnya yang

ditujukan kepada para misdinar di seluruh dunia, sebagaimana dikutip oleh Waskito (1984: 7), Paus Yohanes Paulus II menegaskan bahwa tugas yang dilaksanakan oleh para misdinar di altar menambah keagungan misteri Ekaristi.

(35)

Gereja membutuhkan keterlibatan dan partisipasi dari anak. Namun,

tidak semua anak memiliki ketertarikan yang sama dalam mengikuti kegiatan,

khususnya kegiatan dalam Gereja. Ada anak yang memang sejak awal tertarik

untuk bergabung karena kemauan sendiri, ada pula anak yang mengikuti kegiatan

karena orang tua yang mengarahkan. Dalam hal ini salah satu faktor pendorong

yang dapat membantu anak untuk terlibat aktif dalam kegiatan adalah orang tua.

Sudah menjadi kewajiban orang tua untuk mengenalkan Gereja dengan seluruh

dinamikanya kepada anak. Dalam keluarga, anak didampingi supaya kelak dapat

menjadi anak yang berguna bagi Gereja dan masyarakat.

Dari pihak Gereja, wadah untuk anak supaya terlibat aktif dalam kegiatan

sangat terbuka lebar. Ditambah lagi, ada ketentuan dari Paroki bahwa setiap anak

yang hendak menerima Krisma diwajibkan untuk menjadi seorang misdinar ketika

sudah menerima komuni pertama. Maka, satu-satunya faktor yang dapat

mempengaruhi keterlibatan anak dalam kegiatan Gereja, khususnya kegiatan

misdinar adalah orang tua sendiri.

Oleh karena pentingnya keberadaan misdinar bagi Gereja, maka orang

tua perlu dilibatkan. Orang tua dilibatkan dalam mengenalkan, mengarahkan, dan

mendukung anaknya untuk mempersembahkan diri kepada Gereja. Selain itu,

orang tua juga dilibatkan dalam mendidik dan mengajari anaknya dalam hal

berdoa, membaca Kitab Suci, menghafal doa-doa harian, berbuat baik kepada

teman-teman, peka dan peduli terhadap sesamanya, serta bertindak sesuai dengan

ajaran Yesus Kristus. Orang tua perlu dilibatkan sehingga pengajaran tidak

sepenuhnya diserahkan kepada pendamping misdinar. Orang tua adalah pendidik

(36)

perkembangan anak. Oleh sebab itu, penelitian ini dilaksanakan dengan harapan

dapat mengetahui sejauh manakah orang tua melibatkan diri dalam melaksanakan

tugas pendampingan kepada anak khususnya dalam mengikuti kegiatan misdinar.

2. Permasalahan Penelitian

a. Bagaimana orang tua memahami tentang pendampingan dan peranan

misdinar dalam Gereja?

b. Apa tugas pedampingan dan dukungan orang tua terhadap anak dalam

mengikuti kegiatan misdinar?

c. Manakah peran pendampingan orang tua bagi kegiatan misdinar?

3. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pemahaman orang tua tentang pendampingan dan

peranan misdinar dalam Gereja.

b. Untuk mengetahui tugas pendampingan dan dukungan orang tua terhadap

anak dalam mengikuti kegiatan misdinar.

c. Untuk mengetahui peran pendampingan orang tua bagi kegiatan misdinar.

4. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah ex post facto. Penelitian ini

meneliti peristiwa yang sudah terjadi atau terlaksana kemudian dilihat

pengaruhnya. Penelitian ini juga termasuk dalam penelitian kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

(37)

tindakan, dll dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa secara

alamiah (Moleong, 2007:6).

5. Tempat dan Waktu Penelitian

Penyebaran kuesioner untuk Wilayah Kelor, Wiladeg, Jaranmati

dilaksanakan pada 4 Oktober 2015 dan diambil pada 6 Oktober 2015 sedangkan

untuk Wilayah Sambeng, Semin, Candirejo, dan Ngawen, kuesioner disebar pada

6 Oktober 2015 dan diambil pada 11 Okotber 2015. Pengisian kuesioner

dilaksanakan dirumah masing-masing dengan harapan orang tua dapat

menyediakan waktu cukup untuk mengisi kuesioner dan dilakukan dengan

sungguh-sungguh. Wawancara kepada para pendamping misdinar dilaksanakan

pada tanggal 1 Agustus 2015 bertempat di gereja Santo Petrus dan Paulus Kelor.

6. Instrumen Penelitian

Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesiner. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab

(Sugiyono, 2014: 230). Kuesioner diberikan kepada orang tua anggota misdinar di

masing-masing Wilayah. Untuk melengkapi data penelitian, peneliti melakukan

wawancara. Wawancara dilaksanakan kepada pendamping misdinar di setiap

Wilayah. Wawancara adalah proses memperoleh keterangan dengan cara tanya

jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden menggunakan

(38)

7. Responden Penelitian

Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah orang tua dari

anggota misdinar di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor. Populasi dalam

penelitian ini berjumlah 100 orang. Menurut Sugiyono (2014: 148), populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

kemudian ditarik kesimpulannya. Bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi disebut sampel. Peneliti menggunakan teknik probability

sampling dimana teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang

sama bagi setiap unsur (anggota) untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dari 70

kuesioner yang disebar ke setiap Wilayah, 52 kuesioner kembali. Kuesioner yang

kembali akan dijadikan sampel dan kemudian diteliti.

8. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2014: 96), variabel penelitan diartikan sebagai suatu

atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, organisasi, atau kegiatan yang

mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini, terdapat 3 (tiga) variabel

[image:38.612.152.517.613.713.2]

yang akan diteliti yang terungkap dalam tabel 1.

Tabel 1. Variabel Penelitian

No Variabel yang diungkap No. Pernyataan Jumlah Item

(1) (2) (3) (4)

1 Pemahaman tentang pendampingan

dan peranan misdinar

1,2,3,4,5,6,7,8,9 10

10

2 Tugas pendampingan dan dukungan orang tua terhadap kegiatan misdinar

11,12,13,14,15,16 17,18,19,20,21,22 23,24,25

(39)

(1) (2) (3) (4)

3 Peran pendampingan orang tua bagi

kegiatan misdinar

26,27,28,29,30,31 32,33,34,35,36,37 38,39,40

15

Total pernyataan 40

9. Laporan Hasil Penelitian

Untuk mendapatkan prosentase kuesioner rumus yang digunakan adalah

dengan membagi jumlah responden yang memilih dengan jumlah total, kemudian

dikali 100% .

P = f/N x 100%

P = presentase

f = jumlah responden yang memilih

N = jumlah total

a. Pemahaman orang tua tentang pendampingan dan arti misdinar

Pada bagian ini memaparkan sejauh mana orang tua memahami tentang

pendampingan dan peranan misdinar. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel

[image:39.612.100.513.116.513.2]

berikut ini.

Tabel 2. Pemahaman orang tua tentang pendampingan dan peranan misdinar

(N=52)

No Soal

Pernyataan Alternatif Jawaban

Jumlah Persen %

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Mendampingi misdinar berarti

mengarahkan (‘menyuruh’) anak untuk terlibat aktif dalam kegiatan

Sangat Setuju Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

18 34 0 0

(40)

(1) (2) (3) (4) (5)

2 Saya menyadari bahwa anak

membutuhkan dukungan orang tua dalam mengikuti kegiatan dalam gereja khususnya kegiatan misdinar Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 25 27 0 0 48,08 51,92 00,00 00,00

3 Orang tua perlu dilibatkan dalam mengenalkan dan mengarahkan anak untuk mempersembahkan diri dengan menjadi anggota misdinar

Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 19 33 0 0 36,54 63,46 00,00 00,00

4 Orang tua perlu mengetahui

dan paham akan segala kegiatan misdinar yang diikuti oleh anak Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 11 40 1 0 21,16 76,92 01,92 00,00

5 Orang tua harus paham akan

pengetauan tentang misdinar dan liturgi dalam gereja supaya dapat membantu mengajarkan kepada anak Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 9 41 2 0 17,31 78,84 03,85 00,00

6 Misdinar merupakan salah satu

petugas liturgi yang penting dalam perayaan Ekaristi

Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 32 20 0 0 61,53 38,47 00,00 00,00

7 Keberadaan misdinar menjadi

warna tersendiri bagi Gereja dan menambah keagungan dalam perayaaan Ekaristi

Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 26 25 1 0 50,00 48,08 01,92 00,00 8 Kegiatan misdinar dapat

membawa pengaruh yang baik bagi perkembangan anak

Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 25 27 0 0 48,07 51,93 00,00 00,00 9 Kegiatan misdinar memiliki

peranan yang penting dalam menumbuhkan keterlibatan anak melayani Tuhan

Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 22 30 0 0 42,31 57,69 00,00 00,00 10 Kegiatan misdinar menjadi

wadah anak untuk semakin mencintai Gereja dan Tuhan

Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 22 30 0 0 42,31 57,69 00,00 00,00

Berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner didapat keterangan bahwa

(41)

yaitu sebanyak 18 (34,62%) sangat setuju apabila pendampingan diartikan dengan

mengarahkan ‘menyuruh’ anak untuk terlibat aktif dalam kegiatan. Sedangkan

kurang dari separuh total responden, yaitu 34 (65,38%) menyatakan setuju.

Masih pada pokok pemahaman pendampingan, kurang dari separuh responden menyatakan sangat setuju yaitu 27 (51,92%) bahwa orang tua

menyadari apabila anak membutuhkan dukungan dalam mengikuti kegiatan dalam gereja khususnya misdinar. Sedangkan lebih dari separuh total responden memilih setuju yaitu 25 (48,08%).

Pernyataan pada pemahaman akan pendampingan menunjukkan bahwa kurang dari separuh responden yaitu 19 (36,54%) menyatakan sangat setuju

apabila orang tua perlu dilibatkan dalam mengenalkan dan mengarahkan anak untuk mempersembahkan diri dengan menjadi anggota misdinar. Sedangan lebih

dari separuh total responden memilih setuju yaitu 33 (63,46%).

Masih pada pemahaman akan pendampingan menunjukkan bahwa kurang dari separuh total responden yaitu 11 (21,16%) memilih sangat setuju

dengan pernyataan bahwa orang tua perlu mengetahui dan paham akan segala kegiatan misdinar yang diikuti oleh anak. Sedangkan lebih dari total responden

menyatakan setuju yaitu 40 (76,92%) dan1 (0,192%) responden memilih tidak setuju.

Pada pernyataan terakhir mengenai pemahaman pendampingan menunjukkan bahwa sedikit dari responden yaitu 9 (17,31%) menyatakan sangat setuju apabila orang tua harus paham akan pengetahuan tentang misdinar dan

liturgi dalam gereja supaya dapat membantu mengajarkan kepada anak. Banyak dari responden menyatakan setuju yaitu 41 (78,84%) dan beberapa responden

(42)

Pada pernyataan mengenai pemahaman akan misdinar menunjukkan

bahwa separuh lebih dari total responden yaitu 32 (61,53%) menyatakan sangat

setuju bahwa misdinar merupakan salah satu petugas liturgi yang penting dalam

perayaan Ekaristi. Sedangkan kurang dari separuh responden menyatakan setuju

yaitu 20 (38,47%).

Masih mengenai pemahaman akan misdinar menunjukkan bahwa separuh

dari total responden yaitu 26 (50%) menyatakan sangat setuju bahwa keberadaan

misdinar menjadi warna tersendiri bagi Gereja dan menambah keagungan dalam

perayaan Ekaristi. Kurang dari separuh responden menyatakan setuju yaitu 25

(48,07%) dan satu responden menyatakan kurang setuju.

Pada pernyataan mengenai kegiatan misdinar menunjukkan bahwa

kurang dari separuh responden menyatakan sangat setuju yaitu 25 (48,07%)

apabila kegiatan misdinar dapat membawa pengaruh yang baik bagi

perkembangan anak. Lebih dari separuh responden menyatakan setuju yaitu 27

(51,93%). Tidak ada alternatif jawaban yang lain.

Masih pada pokok kegiatan misdinar, kurang dari separuh responden

yaitu 22 (42,31%) menyatakan sangat setuju bahwa kegiatan misdinar memiliki

peranan yang penting dalam menumbuhkan keterlibatan anak melayani Tuhan.

Sedangkan lebih dari separuh respoden menyatakan setuju yaitu 30 (57,69%).

Pada pernyataan terakhir mengenai pemahaman akan misdinar

menunjukkan bahwa kurang dari separuh responden yaitu 22 (42,31%).

menyatakan sangat setuju apabila kegiatan misdinar menjadi wadah anak untuk

semakin mencintai Gereja dan Tuhan. Lebih dari separuh responden menyatakan

(43)

b. Tugas pendampingan dan dukungan orang tua terhadap kegiatan misdinar

Pada bagian ini akan memaparkan sejauh manakah orang tua

melaksanakan tugas pendampingan dan dukungan terhadap kegiatan misdinar

[image:43.612.103.512.230.713.2]

yang terungkap dalam tabel 3.

Tabel 3. Tugas pendampingan dan dukungan orang tua terhadap kegiatan misdinar

(N=52) No Soal Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Persen %

(1) (2) (3) (4) (5)

11 Saya mengetahui dan mengenal teman-teman misdinar anak saya

Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 8 40 4 0 15,38 76,92 07,70 00,00

12 Saya mengarahkan anak saya

untuk bergabung menjadi anggota misdinar Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 30 22 0 0 57,69 42,31 00,00 00,00

13 Saya selalu menyemangati

anak saya untuk rajin dalam bertugas Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 17 35 0 0 32,69 67,31 00,00 00,00 14 Saya bersedia mengantar

jemput anak saya ketika ada pertemuan misdinar Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 14 30 8 0 26,93 57,69 15,38 00,00 15 Saya ikut menunggui saat

anak saya sedang mengikuti kegiatan misdinar Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 1 20 30 1 01,92 38,47 57,69 01,92

16 Saya selalu mengizinkan anak

saya untuk mengikuti kegiatan misdinar seperti outbond, camping rohani, pertemuan rutin. Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 19 33 0 0 36,53 63,47 00,00 00,00

(44)

(1) (2) (3) (4) (5)

18 Saya membelikan buku-buku

yang berkaitan dengan misdinar untuk menambah pengetahuan anak saya

Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 2 34 16 0 03,85 65,38 30,77 00,00

19 Saya selalu mengajarkan anak

saya supaya selalu memperhatikan saat kakak pendamping memberikan materi tentang misdinar

Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 12 39 1 0 23,08 75,00 01,92 00,00

20 Saya berusaha menjawab semampu saya saatanak saya bertanya tentang misdinar

Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 9 42 1 0 17,31 80,77 01,92 00,00

21 Saya memberikan

pengetahuan tentang misdinar beserta dinamikanya kepada anak saya Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 2 42 8 0 03,85 80,77 15,38 00,00

22 Saya meneguranak saya ketika

ia tidak bersedia tugas misdinar

Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 22 27 3 0 42,31 51,92 05,77 00,00

23 Saya memarahi anak saya bila

anak saya lebih mementingkan bermain di luar bersama teman

dibandingkan berangkat kegiatan misdinar. Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 17 32 3 0 32,69 61,53 05,78 00,00

24 Saya menasehati anak saya

untuk selalu menjalankan tugas pelayanan di altar dengan baik

Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 21 31 0 0 40,38 59,62 00,00 00,00

25 Saya merasa senang dan

bangga apabila anak saya rajin tugas misdinar

Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 9 42 1 0 17,31 80,77 01,92 00,00

Pengolahan data pada variabel dua mengenai tugas pendampingan dan

dukungan orang tua terhadap kegiatan misdinar diperoleh keterangan bahwa pada

pernyataan orang tua mengetahui dan mengenal teman-teman misdinar dari anak

menunjukkan kurang dari separuh responden yaitu sebanyak 8 (15,38%)

(45)

(76,92%) memilih setuju, dan sisanya sebanyak 4 (7,70%) responden menyatakan

kurang setuju.

Pada pernyataan bahwa orang tua mengarahkan anak untuk bergabung

menjadi anggota misdinar menunjukkan lebih dari separuh responden memilih

sangat setuju yaitu sebanyak 30 (57,69%) sedangkan lebih dari separuh responden

yaitu 22 (42,31%) menyatakan setuju.

Masih pada pokok tugas pendampingan dan dukungan orangtua, pada

pernyataan bahwa orang tua selalu menyemangati anak untuk rajin dalam bertugas

menunjukkan kurang dari separuh responden yaitu 17 (32,69%) menyatakan

sangat setuju sedangkan lebih dari separuh responden memilih setuju yaitu

sebanyak 35 (67,31%).

Pada pernyataan bahwa orang tua bersedia mengantar jemput anak ketika

ada pertemuan misdinar menunjukkan bahwa kurang dari separuh responden

memilih sangat setuju yaitu sebanyak 14 (26,93%) sedangkan lebih dari separuh

respoden yaitu sebanyak 30 (57,69%) menyatakan setuju, dan ada beberapa

responden yaitu sebanyak 8 (15,38%) menyatakan kurang setuju.

Pada pernyataan bahwa orang tua ikut menunggui saat anak sedang

mengikuti kegiatan misdinar menunjukkan bahwa 1 (1,92%) responden memilih

sangat setuju. Kurang dari separuh responden yaitu sebanyak 20 (38,46%)

memilih setuju. Lebih dari separuh responden menyatakan setuju yaitu sebanyak

30 (57,69%) memilih kurang setuju dan sisanya 1 (1,92%) responden menyatakan

tidak setuju.

Pada pernyataan bahwa orang tua selalu mengizinkan anak untuk

(46)

menunjukkan kurang dari separuh responden memilih sangat setuju, yaitu

sebanyak 19 (36,53%) sedangkan lebih dari separuh responden menyatakan setuju

yaitu sebanyak 33 (63,47%).

Pada pernyataan mengenai orang tua menyediakan waktu khusus

bersama anak untuk berbincang seputar kegiatan misdinar yang telah diikuti

menunjukkan bahwa sedikit dari responden yaitu 7 (13,49%) memilih sangat

setuju.Lebih dari separuh responden memilih opsi setuju yaitu sebanyak 37

(69,23%) dan sisanya yaitu 8 (15,38%) menyatakan kurang setuju.

Pada pernyataan bahwa orang tua membelikan buku-buku yang berkaitan

dengan misdinar untuk menambah pengetahuan anak menunjukkan sedikit dari

responden yaitu 2 (3,84%) menyatakan sangat setuju. Lebih besar responden

menyatakan setuju yaitu sebanyak 34 (65,38%) dan sisanya 16 (30,78%)

menyatakan kurang setuju dengan pernyataan yang ada.

Pada pernyataan mengenai orang tua selalu mengajarkan anak supaya

memperhatikan saat kakak pendamping memberikan materi tentang misdinar

menunjukkan bahwa kurang dari separuh responden menyatakan sangat setuju

yaitu 12 (23,07%) sedangkan lebih dari separuh responden yaitu 39 (75%)

memilih opsi setuju dan sisanya ada 1 (1,92%) responden memilih kurang setuju.

Pada pernyataan mengenai orang tua berusaha menjawab semampunya

saat anak bertanya tentang misdinar menunjukkan bahwa sedikit dari responden

yaitu 9 (17,31%) memilih opsi sangat setuju sedangkan responden terbanyak yaitu

42 (80,77%) memilih opsi setuju dan sisanya 1 (1,92%) responden menyatakan

(47)

Masih pada pokok tugas pendampingan dan dukungan orang tua terhadap

kegiatan misdinar, pernyataan bahwa orang tua memberikan pengetahuan tentang

misdinar beserta dinamikanya kepada anak menunjukkan sedikit dari responden

menyatakan sangat setuju yaitu 2 (3,85%). Responden terbanyak memilih opsi

setuju yaitu 42 (80,77%) dan beberapa responden yaitu 8 (15,38%) menyatakan

kurang setuju.

Pada pernyataan mengenai orang tua menegur anak ketika tidak bersedia

tugas misdinar menunjukkan bahwa kurang dari separuh responden yaitu 22

(42,31%) menyatakan sangat setuju sedangkan lebih dari separuh responden yaitu

27 (51,92%) menyatakan setuju namun ada beberapa responden yaitu 3 (5,77%)

menyatakan kurang setuju dengan pernyataan yang ada.

Pada pernyataan mengenai orang tua memarahi anak apabila anak lebih

mementingkan bermain di luar bersama teman dibandingkan berangkat kegiatan

misdinar menunjukkan bahwa kurang dari separuh respoden yaitu 17 (32,69%)

menyatakan sangat setuju sedangkan lebih dari separuh responden menyatakan

setuju yaitu sebanyak 32 (61,53%). Beberapa responden yaitu 3 (5,78%)

menyatakan kurang setuju.

Pada pernyataan bahwa orang tua menasehati anak untuk selalu

menjalankan tugas pelayanan di altar dengan baik menunjukkan kurang dari

separuh responden yaitu 21 (40,38%) memilih opsi sangat setuju sedangkan lebih

dari separuh responden yaitu sebanyak 31 (59,62%) memilih setuju dengan

pernyataan yang ada.

Peryataan terakhir pada tugas pendampingan dan dukungan orang tua

(48)

(17,31%) menyatakan sangat setuju apabila orang tua merasa senang dan bangga

anaknya rajin tugas misdinar. Sedangkan lebih dari separuh responden yaitu 42

(80,77%) menyatakan setuju dan 1 (1,92%) responden menyatakan kurang setuju

dengan pernyataan yang ada.

c. Peran pendampingan orang tua bagi kegiatan misdinar

Pada bagian ini memaparkan sejauh mana orang tua dalam keseharian

[image:48.612.103.509.187.708.2]

melaksanakan peran pendampingan bagi kegiatan misdinar yang terungkap pada

tabel 4.

Tabel 4. Peran pendampingan orang tua bagi kegiatan misdinar (N=52)

No Soal Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Persen %

(1) (2) (3) (4) (5)

26 Saya selalu mengajari dan mengajak anak saya berdoa karena seorang misdinar harus bisa memimpin doa

Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 9 42 1 0 17,31 80,77 01,92 00,00

27 Saya mengajari anak saya

doa-doa harian karena seorang misdinar harus hafal doa-doa harian Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 13 36 3 0 25,00 69,23 05,77 00,00 28 Saya mengajari anak saya

untuk menjalin relasi yang baik dengan teman-teman misdinar

Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 15 37 0 0 28,84 71,16 00,00 00,00 29 Saya mendidik anak saya

untuk mau bergaul dan terbuka dengan teman misdinar

Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 25 27 0 0 48,07 51,93 00,00 00,00

30 Saya membiasakan anak saya

untuk membaca Kitab Sucikarena menjadi seorang misdinar juga harus tahu dan paham tentang Kitab Suci

(49)

(1) (2) (3) (4) (5)

31 Saya selalu mengajak anak

saya mengikuti pendalaman Kitab Suci supaya ia terbiasa dan paham akan Kitab Suci karena dalam kegiatan misdinar, pendalaman Kitab Suci juga sering dilaksanakan

Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 7 42 3 0 13,46 80,76 05,78 00,00

32 Saya selalu menasehati anak

saya untuk berkata dan berperilaku baik sesuai dengan ajaran Yesus Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 27 25 0 0 51,92 48,08 00,00 00,00 33 Saya mengajarkan kepada

anak saya supaya bangga menjadi orang katolik karena seorang misdinar tidak boleh malu mengakui imannya

Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 28 24 0 0 53,84 46,16 00,00 00,00 34 Saya mendidik anak saya

untukmenjadi orang yang peka dan peduli kepada teman yang membutuhkan bantuan Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 17 35 0 0 32,69 67,31 00,00 00,00 35 Saya mengajari anak saya

untuk mau berbagi dengan sesamanya misdinar harus memiliki rasa belas kasih

Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 16 36 0 0 30,76 69,24 00,00 00,00

36 Saya setuju dengan

diadakannya rekoleksi untuk orang tua dari anggota misdinar Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 17 34 1 0 32,70 65,38 01,92 00,00

37 Saya mengharapkan

pendampingan orang tua diadakan dalam 3 kali dalam setahun Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 8 38 6 0 15,38 73,07 11,55 00,00

38 Saya berharap rekoleksi dapat

memberikan ruang yang cukup untuk sharing dan berbagi pengalaman dalam hidup berkeluarga Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 8 43 0 0 15,38 84,62 00,00 00,00

39 Saya mengharapkan

pendampingan untuk mendalami peran keluarga

kristiani dalam hidup menggereja Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 16 36 0 0 30,76 69,24 00,00 00,00

40 Saya berharap dengan diadakannya pendampingan orang tua, saya dapat lebih mengenal anak saya lebih dalam sebagai anugrah Tuhan yang dipanggil untuk terlibat dalam hidup menggereja

(50)

Pengolahan data variabel peran pendampingan orang tua bagi kegiatan

misdinar diperoleh keterangan bahwa pada pernyataan mengenai orang tua selalu

mengajak anak berdoa karena seorang misdinar harus bisa memimpin doa

menunjukkan sedikit dari responden yaitu 9 (17,31%) menyatakan sangat setuju.

Lebih banyak responden memilih opsi setuju yaitu sebanyak 42 (80,77%) dan

sisanya 1 (1,92%) responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan yang

ada.

Pada pernyataan mengenai orang tua mengajari anak doa-doa harian

karena seorang misdinar harus hafal doa-doa harian menunjukkan bahwa kurang

dari separuh responden yaitu 13 (25%) menyatakan sangat setuju sedangkan lebih

dari separuh responden yaitu 36 (69,23%) menyatakan setuju dan beberapa

responden menyatakan kurang setuju yaitu 3 (5,77%).

Pada pernyataan bahwa orang tua mengajari anak untuk menjalin relasi

yang baik dengan teman-teman misdinar menunjukkan kurang dari separuh

responden yaitu 15 (28,84%) memilih opsi sangat setuju sedangkan lebih dari

separuh responden yaitu 37 (71,16%) memilih opsi setuju.

Pada pernyataan mengenai orang tua mendidik anak untuk mau bergaul

dan terbuka dengan teman misdinar menunjukkan bahwa kurang dari separuh

responden yaitu 25 (48,07%) menyatakan sangat setuju sedangkan lebih dari

separuh responden yaitu 27 (51,93%) menyatakan setuju.

Masih pada pokok peran pendampingan orang tua terhadap kegiatan

misdinar, pernyataan mengenai orang tua membiasakan anak untuk membaca

Kitab Suci karena menjadi seorang misdinar juga harus tahu dan paham tentang

(51)

menyatakan sangat setuju sedangkan banyak dari responden yang memilih opsi

setuju yaitu 39 (75%) dan sisanya yaitu 5 (9,62%) menyatakan kurang setuju.

Pada pernyataan mengenai orang tua selalu mengajak anak mengikuti

kegiatan pendalaman Kitab Suci supaya anak terbiasa dan paham akan Kitab Suci

karena dalam kegiatan misdinar pendalaman Kitab Suci jua sering dilaksanakan

menunjukkan bahwa sedikit dari responden yaitu 7 (13,46%) menyatakan sangat

setuju sedangkan banyak dari responden yaitu 42 ( 80,76%) menyatakan setuju

dan sisanya 3 (5,78%) menyatakan kurang setuju dengan pernyataan yang ada.

Pada pernyataan bahwa orang tua selalu menasehati anak untuk berkata

dan berperilaku baik sesuai dengan ajaram Yesus menunjukkan lebih dari separuh

responden memilih opsi setuju yaitu sebanyak 27 (51,92%) sedangkan kurang dari

separuh responden yaitu 25 (48,08%) menyatakan setuju.

Pada pernyataan mengenai orang tua mengajarkan kepada anak supaya

bangga menjadi orang katolik karena seorang misdinar tidak boleh malu

mengakui imannya menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden yaitu 28

(53,84%) menyatakan santat setuju sedangkan kurang dari separuh responden

yaitu 24 (46,16%) menyatakan setuju.

Pada pernyataan mengenai orang tua mendidik anak untuk menjadi orang

yang peka dan peduli kepada teman yang membutuhkan bantuan menunjukkan

bahwa sedikit dari responden yaitu 17 (32,69%) menyatakan sangat setuju

sedangkan banyak dari responden yaitu 35 (67,31%) menyatakan setuju.

Pada pernyataan mengenai orang tua mengajari anak untuk mau berbagi

dengan sesamanya karena misdinar harus memiliki rasa belas kasih menunjukkan

(52)

setuju sedangkan lebih dari separuh responden menyatakan setuju yaitu sebanyak

36 (69,24%).

Pada pernyataan bahwa orang tua setuju dengan diadakannya rekoleksi

untuk orang tua dari anggota misdinar menunjukkan sedikit dari responden yaitu

17 (32,70%) menyatakan sangat setuju sedangkan banyak dari responden memilih

opsi setuju yaitu 34 (65,38%) dan sisanya 1 (1,92%) menyatakan kurang setuju

dengan pernyataan yang tersedia.

Pada pernyataan bahwa orang tua mengharapkan pendampingan orang tua

diadakan tiga kali dalam setahun menunjukkan sedikit dari responden yang

menyatakan sangat setuju yaitu 8 (15,38%) sedangkan banyak dari responden

menyatakan setuju yaitu 38 (73,07%) dan beberapa responden yaitu 6 (11,55%)

menyatakan kurang setuju.

Pada pernyataan mengenai orang tua berharap rekoleksi dapat memberikan

ruang yang cukup untuk sharing dan berbagi pengalaman dalam hidup

berkeluarga menunjukkan bahwa sedikit dari responden yaitu 8 (15,38%) yang

menyatakan sangat setuju sedangkan sisanya sebanyak 43 (84,62%) responden

menyatakan setuju.

Pada pernyataan mengenai orang tua menaharapkan pendampingan untuk

mendalami peran keluarga kristiani dalam hidup menggereja menunjukkan bahwa

kurang dari separuh responden yaitu 16 (30,76%) menyatakan sangat setuju

sedangkan sisanya lebih dari separu responden yaitu 36 (69,24%) menyatakan

setuju.

Pernyataan terakhir pada variabel peran pendampingan orang tua terhadap

(53)

orang tua, orang tua dapat lebih mengenal anak lebih dalam sebagai anugrah

Tuhan yang dipanggil untuk terlibat dalam hidup menggereja menunjukkan

kurang dari separuh responden yaitu 24 (46,15%) menyatakan sangat setuju

sedangkan lebih dari separuh responden yaitu 28 (53,85%) menyatakan setuju.

10. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bagian ini merupakan pembahasan hasil penelitian mengenai

pendampingan orang tua terhadap anak dalam mengikuti kegiatan misdin

Gambar

Tabel 1. Variabel Penelitian
Tabel 2. Pemahaman orang tua  tentang pendampingan dan peranan misdinar
Tabel 3. Tugas pendampingan dan dukungan orang tua terhadap kegiatan misdinar
tabel 4. Tabel 4. Peran pendampingan orang tua bagi kegiatan misdinar (N=52)

Referensi

Dokumen terkait