SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1
Jurusan Pendidikan Akuntansi
NUZULIA RATNA HIDAYATI A 210 040 050
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PENGARUH PENGGUNAAN METODE EKSPOSITORI DAN METODE INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG
STUDI AKUNTANSI SMU N 1 CEPOGO BOYOLALI 2007-2008
Yang telah dipersiapkan dan disusun oleh :
NUZULIA RATNA HIDAYATI A 210 040 050
Disetujui untuk dipertahankan di hadapan
Dewan Penguji Skripsi Sarjana S-1
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
(Drs. Sabar Narimo, M. Pd) (Drs. Djalal Fuadi, MM)
Yang telah dipersiapkan dan disusun oleh :
NUZULIA RATNA HIDAYATI A 210 040 050
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal, 1 April 2008
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji :
1. Drs. Sabar Narimo, M. Pd ( )
2. Drs. Djalal Fuadi, MM ( )
3. Dr. Suyatmini ( )
Surakarta, 6 April 2008
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dekan,
Drs. Sofyan Anif, M.Si NIK. 547
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah dan di sebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila ternyata kelak di kemudian hari terbukti ada ketidakbenaran
dalam pernyataan saya di atas, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.
Surakarta, 6 April 2008
NUZULIA RATNA HIDAYATI A 210 040 050
(Solikhin Abu ‘Izzudin)
“Rasulullah Saw. Bersabda, setiap urusan yang tidak dimulai dengan
Bissmilahirrohmanirrohim, maka terputuslah berkahnya”
(Dari Tafsir Ibnu Katsir)
“Kesuksesan besar itu milik mereka yang menyandarkan kepada Yang Maha Besar”
(Solikhin Abu ‘Izzudin)
Wahai Ibu………..maafkan anakmu yang hanya bias mendoakanmu
Wahai Ayah………maafkan segala salah khilafku
Wahai Adikku………maafkan kakakmu ini dan jadilah kelak seorang wanita
yang sholehah
“Almamaterku”
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Allhamdulilah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah- Nya sehingga penyusunan skripsi ini
berjalan lancar dan terselesaikan dengan baik.
Skripsi ini disusun untuk melengkapi sebagian dari syarat guna
memperoleh gelar sarjana pendidikan S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhamadiyah Surakarta.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan
skripsi ini, namun berkat bantuan serta dorongan dari berbagai pihak akhirnya
kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Oleh karena itu pada kesempatan
ini ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tuaku yang selalu memberi dukungan, doa restu, kasih saying
serta jerih payahnya selama ini yang tak pernah henti ditelan waktu.
2. Drs. H. Sofyan Anif, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Pembimbing
Akademik selama menempuh studi.
3. Drs. Jalal Fuadi, MM, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta
4. Drs. Sabar Narimo, M.Pd. selaku Pembimbing I yang penuh kesabaran dan
keikhlasan membimbing, mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Dr. Suyatmini, selaku penguji yang memberikan masukan dan arahan.
7. Bapak dan Ibu Dosen jurusan Akuntansi Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhamadiyah Surakarta.
Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan pelajaran
serta pengalaman baru.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, 6 April 2008
NUZULIA RATNA HIDAYATI
HALAMAN JUDUL ………...
HALAMAN PERSETUJUAN………..
HALAMAN PENGESAHAN ………...
HALAMAN PERNYATAAN ………...
HALAMAN MOTTO ………...
HALAMAN PERSEMBAHAN ………...
KATA PENGANTAR…………...……….…..
DAFTAR ISI………...………..
DAFTAR TABEL……….
DAFTAR LAMPIRAN……….
ABSTRAK ...………
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...………...
B. Identifikasi Masalah ……...………...
C. Pembatasan Masalah…....…….………..
D. Perumusan Masalah…………..………..
E. Tujuan Penelitian ………..………...
F. Manfaat Penelitian………..
B. Kajian Teori………...
1. Prestasi Belajar………..………
2. Metode Mengajar………..
3. Metode Inkuiri………..
4. Metode Ekspositori………...
C. Kerangka Pemikiran ………
D. Hipotesis………..
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Pengertian dan Jenis Penelitian ……….. ………...
B. Tempat dan Waktu Penelitian………
C. Populasi, Sampel dan Sampling………
D. Teknik Pengumpulan Data ……..………...………..
E. Uji Coba Instrumen ………...
F. Uji Instrumen……….
G. Teknik Uji Prasyarat Analisis………
H. Metode Analisis Data……….
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Penyajian Data Hasil Uji Coba .……….
1. Uji Validitas……..……….………...
1. Uji Normalitas………..
2. Uji Matching……….
3. Uji Homogenitas………...
E. Analisis Kuantitatif Pengujian Hipotesis………
F. Analisis Kualitatif………...
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan ………
B. Implikasi……….
C. Saran ………..
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
51
52
53
54
54
59
59
60
60
1. Rangkuman Hasil Uji Validitas Soal…… ………...
2. Deskripsi Data Prestasi Belajar…..………
3. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data……….
4. Rangkuman Hasil Uji Keseimbangan Kemampuan Awal……….
5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Variance………...
6. Hasil Pengujian Hipotesis (Uji t)………... 46
50
51
52
52
53
1. Daftar Nama Siswa ...………. 64
2. Hasil Uji Coba... 66
3. Uji Validitas Soal ... ……… 68
4. Uji Reliabilitas Soal ..……….……...…. 70
5. Data Nilai Mid... ………. 72
6. Uji Normalitas Data Petes... 74
7. Uji Kesepadanan Kemampuan Awal ... 76
8. Uji Homogenitas Data Pretes ... 77
9. Skor Hasil Tes (Post Test) ... 78
10.Data Hasil Beljar ... 82
11.Uji Normalitas Data Post Test ... 83
12.Uji Hipotesis Perbedaan Hasil Belajar Metode Ekspositori dan Inkuiri.... 85
Nuzulia Ratna Hidayati, NIM : A 210 040 050,
Jurusan Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2008, 63 halaman
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan prestasi belajar akuntansi, siswa yang mendapat pengajaran akuntansi dengan metode inkuiri dengan siswa yang mendapatkan pengajaran akuntansi dengan metode ekspositori. Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dimana menggunakan 2 kelas. Kelas pertama merupakan kelas kontrol, sedangkan kelas yang kedua sebagai kelas eksperimen. Penelitian ini merupakan penelitian populasi karena seluruh siswa kelas 2 dijadikan sebagai subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMU N 1 Cepogo sebanyak 80 siswa, 40 siswa sebagai kelas kontrol dan 40 siswa sebagai kelas eksperimen, jadi penelitian ini tidak menggunakan sampel maupun sampling. Sebelum dikenai perlakuan kedua kelas tersebut dimatching dengan uji beda mean yang berdasarkan nilai raport kelas XI semester 1. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode tes, dokumentasi, dan observasi. Teknik analisa data yang digunakan adalah uji t (t-test) yang sebelumnya dilakukan uji normalitas dan homogemitas. Hasil perhitungan analisa data diperoleh t-hitung sebesar 2,802 dan t-tabel 2,021 pada taraf α 0,05. Karena t-hitung > t-tabel dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan prestasi belajar akuntansi siswa yang menggunakan metode inkuiri dengan metode ekspositori. Untuk mengetahui mana yang lebih baik dapat ditentukan dengan nilai rata-rata siswa yang menggunakan metode inkuiri sebesar 72,400 dan menggunakan metode ekspositori sebesar 66,600, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa hasil prestasi belajar siswa yang menggunakan metode inkuiri lebih baik daripada metode ekspositori.
Kata kunci : metode inkuiri, metode ekspositori, prestasi belajar
Pendidikan di Indonesia saat ini masih pada tahap berkembang
sehingga diperlukan peningkatan mutu pendidikan agar pendidikan di
Indonesia dapat meningkat. Peningkatan mutu pendidikan adalah cara dalam
upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Ahli-ahli pendidikan telah
menyadari bahwa mutu pendidikan sangat tergantung kepada kualitas guru
dalam praktek pembelajaran dan merupakan isi mendasar bagi peningkatan
mutu pendidikan secara nasional.
Pendidikan adalah suatu proses yaitu usaha manusia dengan penuh
tanggung jawab untuk membimbing anak didik menuju kedewasaan. Proses
pendidikan yang diselenggarakan secara formal disekolah dimulai dari
pendidikan formal yang paling dasar (SD) sampai perguruan tinggi (PT) dan
tidak lepas dari kegiatan belajar yang merupakan salah satu kegiatan pokok
dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Hal ini sependapat dengan
Slamet (1987:1) yang menyatakan bahwa dalam keseluruhan proses
pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling
pokok. Kegiatan belajar di sekolah diarahkan agar siswa mampu menerima
dan memahami pengetahuan yang diberikan oleh guru di dalam proses belajar
mengajar.
Menurut Suwarna (2006:105) mengajar merupakan kegiatan yang
dilakukan guru untuk menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan
terjadinya proses belajar bagi peserta didik. Dalam mengajar, guru tidak
hanya sekedar menerangkan dan menyampaikan sejumlah materi pelajaran
kepada peserta didik, namun guru hendaknya selalu memberikan rangsangan
dan dorongan agar pada diri siswa terjadi proses belajar. Oleh sebab itu,
setiap guru perlu menguasai berbagai metode mengajar dan dapat mengelola
kelas secara baik sehingga mampu menciptakan iklim yang kondusif.
Dalam setiap kegiatan mengajar, pada dasarnya meliputi tiga kegiatan,
yaitu kegiatan sebelum pembelajaran, kegiatan pelaksanaan pembelajaran,
dan kegiatan sesudah pembelajaran. Agar kegiatan mengajar dapat berjalan
efektif, maka guru harus mampu memilih metode mengajar yang paling
sesuai. Proses pembelajaran akan efektif jika berlangsung dalam situasi dan
kondisi yang kondusif, hangat, menarik, menyenangkan, dan wajar. Oleh
karena itu guru perlu memahami berbagai metode mengajar dengan berbagai
karakteristiknya, sehingga mampu memilih metode yang tepat dan mampu
menggunakan metode mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan maupun
kompetensi yang diharapkan.
Akuntansi merupakan salah satu diantara mata pelajaran yang di kelas
IPS yang lebih ditekankan dibandingkan mata pelajaran lain. Tetapi banyak
siswa yang merasa kurang mampu dalam mempelajari akuntansi.
Kenyataan yang banyak dijumpai di sekolah selama ini adalah
pembelajaran akuntansi berlangsung secara tradisional yang meletakkan guru
sebagai pusat belajar bagi siswa. Karena siswa memiliki kebutuhan belajar,
dan teknik pembelajaran, memahami materi atau bahan ajar yang cocok
dengan kebutuhan belajar, dan berperilaku membelajarkan siswa. Guru
dituntut untuk dapat memilih kegiatan mengajarnya sehingga siswa terhindar
dari kebosanan dan tercipta kondisi belajar yang interaktif, efektif dan efisien.
Guru berperan memotivasi, menunjukkan dan membimbing siswa supaya
siswa melakukan kegiatan belajar. Sedangkan siswa berperan untuk
mempelajari kembali, memecahkan masalah guna meningkatkan taraf hidup
dengan berfikir dan berbuat di dalam dan terhadap dunia kehidupan. Untuk
memecahkan masalah pembelajaran yang demikian, perlu dilakukan upaya
pengembangan pembelajaran. Pengembangan pembelajaran yang diperlukan
saat ini adalah pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan kreativitas
siswa, serta memberikan iklim yang kondusif dalam perkembangan daya
nalar siswa.
Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran, guru harus
membangun hubungan baik yaitu dengan menjalin rasa simpati dan saling
pengertian. Hubungan baik akan membuat jembatan menuju kesuksesan
puncak siswa dalam berbicara dengan bahasa hati siswa. Membina hubungan
baik bisa memudahkan guru melibatkan siswa, memudahkan pengelolaan
kelas dan memperpanjang waktu fokus.
Salah satu hambatan dalam pembelajran akuntansi adalah bahwa
siswa kurang tertarik pada akuntansi, karena banyak siswa mengalami
kesulitan bila menghadapi soal-soal akuntansi sehingga dapat mengakibatkan
lain. Oleh karena itu kreativitas seorang guru dalam mengajar akuntansi
menjadi faktor penting agar akuntansi menjadi pelajaran yang menyenangkan
dan menarik di dalam kelas. Kenyataan, banyak guru yang menerapkan
metode ekspositori. Sumber utama dalam metode ini adalah penjelasan guru,
siswa hanya pasif mendengarkan materi, menerima dan menelaah begitu saja
ilmu atau info dari guru.
Telah dikemukakan di atas bahwa akuntansi merupakan mata
pelajaran yang kurang diminati siswa. Maka guru harus berusaha
menumbuhkan minat atau ”rasa cinta” siswa pada akuntansi. Pikiran siswa
sebaiknya diarahkan untuk dapat terjun dalam akuntansi dengan cara
melibatkannya secara langsung dalam pembelajaran. Sebagai salah satu
pemecahan dalam masalah ini dipilih pendekatan pembelajaran dengan
metode inkuiri.
Strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan kegiatan belajar yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya denga penuh percaya diri. Guru tidak lagi
berperan sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi,
sekalipun hal itu sangat diperlukan. Disini guru berperan sebagai motivator,
fasilitator, penanya, administrator, pengarah, manajer, dan rewarder. Supaya
guru dapat melakukan perananya secara efektif maka pengenalan kemampuan
siswa sangat diperlukan, terutama cara berpikirnya, cara mereka menanggapi,
Melalui metode tersebut diharapkan dapat melibatkan siswa secara
aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih mudah memahami
materi yang diajarkan oleh guru. Selain itu dapat menambahkan rasa percaya
diri siswa bahwa belajar akuntansi itu menyenangkan dan siswa akan
menyukai akuntansi sehingga prestasi belajarnya dapat meningkat.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “ PENGARUH PENGGUNAAN
METODE EKSPOSITORI DAN METODE INKUIRI TERHADAP
PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI AKUNTANSI
SMU N 1 CEPOGO BOYOLALI 2007-2008”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan paparan diatas maka dapat diidentifikasikan masalahnya
sebagai berikut :
1. Peranan guru yang sangat dominan menyebabkan siswa kurang aktif
dalam proses belajar.
2. Kurang tepatnya seorang guru dalam memilih dan menggunakan metode
mengajar dalam menyampaikan pokok bahasan tertentu, memungkinkan
akan mempengaruhi proses belajar mengajar.
3. Ada kemungkinan perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mendapat
pengajaran akuntansi dengan metode ekspositori dengan siswa yang
4. Ada kemungkinan pengajaran akuntansi dengan metode inkuiri
merupakan salah satu upaya peningkatan kualitas belajar.
C. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan yang dianalisa dapat terarah, maka permasalahan
tersebut dibatasi sebagai berikut :
1. Sesuai dengan judul yang diajukan, penelitian ini hanya berkaitan dengan
pengaruh metode ekspositori dan metode inkuiri terhadap prestasi siswa
pada bidang studi akuntansi kelas XI IPS SMU N 1 Cepogo Boyolali.
2. Pengamatan dan penelitian terbatas pada guru bidang studi akuntansi
kelas XI IPS SMU N 1 Cepogo Boyolali tahun ajaran 2007/2008.
D. Perumusan Masalah
Dalam suatu penelitian untuk menentukan ataupun menemukan suatu
kebenaran, akan dihadapkan pada suatu permasalahan yang di dalamnya
mengandung masalah-masalah yang harus dipecahkan oleh penulis.
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka permasalahan
yang berkaitan dengan penelitian ini adalah :
” Apakah ada pengaruh perbedaan penggunaan metode ekspositori
dan metode inkuiri dalam proses pembelajaran akuntansi terhadap prestasi
E. Tujuan Penelitian
Dalam suatu penelitian tujuan merupakan salah satu alat kontrol yang
dapat dijadikan petunjuk supaya penelitian ini dapat berjalan sesuai dengan
yang diinginkan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh perbedaan penggunaan metode ekspositori dan metode inkuiri
dalam proses pembelajaran akuntansi terhadap prestasi belajar akuntansi
siswa.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
a. Untuk menambah pengetahuan serta lebih mendukung teori-teori yang
ada sehubungan dengan masalah yang diteliti.
b. Sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar
siswa.
c. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian lebih lanjut bagi peneliti
lain.
2. Manfaat praktis
a. Sebagai dorongan untuk lebih meningkatkan prestasi belajar bagi para
siswa.
b. Sebagai bahan masukan bagi para guru tentang penerapan metode
G. Sistematika Skripsi
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi
masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi teori yang relevan tentang metode inkuiri,
metode ekspositori, prestasi siswa, kerangka pemikiran, dan
hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan tentang jenis penelitian, waktu dan tempat
penelitian, populasi, sampel, sampling, definisi operasional
variable, metode pengumpulan data, uji coba instrumen dan teknik
analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan tentang penggunaan metode inkuiri dan
metode ekspositori, penyajian data, analisis data, dan pengujian
hipotesis.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan uraian yang sistematis tentang hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu dan hubungannya
dengan penelitian yang akan dilakukan.
Hasil penelitian Anita Dwi Afriyani (2007) menyatakan ada perbedaan
prestasi belajar siswa yang signifikan anatra penggunaan metode receptive
dan metode inkuiri dalam proses pembelajaran baik melibatkan variabel
penyerta atau tidak. Hasil uji coba rerata skor menunjukkan prestasi belajar
siswa dengan menggunakan metode inkuiri lebih baik daripada metode
receptive.
Menurut hasil penelitian Harsasi (2000), siswa yang memiliki prestasi
belajar tinggi dalam pembelajaran dengan menggunakan metode discovery
inkuiri berinteraksi lebih positif dibandingkan dengan menggunakan metode
ceramah bervariasi dengan siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dalam
pembelajaran wawasan ketokohan sejarah nasional Indonesia.
Dari penelitian-penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan
metode inkuiri dan ekspositori berpengaruh terhadap proses belajar akuntansi.
Karena untuk meraih prestasi yang maksimal dipengaruhi oleh metode
pengajaran yang efektif.
B. Kajian Teori
1. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar akan membawa perubahan pada individu yang belajar.
Perubahan tersebut meliputi pengetahuan, sikap, kecakapan, dan
lain-lain. Seseorang yang telah mengalami proses belajar tidak sama
keadaannya bila dibandingkan dengan keadaan pada saat belum belajar.
Individu akan lebih sanggup menghadapi kesulitan, memecahkan
masalah atau menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang
dihadapinya.
Sardiman (2001:20) berpendapat bahwa ”belajar merupakan
perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan
misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain
sebagainya”.
Witherington (dalam Nana Syaodih Sukmadinata, 2003:155)
”belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang
dimanifestasikan sebagai pola respon yang baru yang berbentuk
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal
1) Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri
antara lain :
a. Kelemahan mental, kecerdasan, intelegensi/kecakapan dan
bakat khusus.
b. Kelemahan fisik, panca indra, syaraf, cacat/karena sakit.
c. Gangguan yang bersifat emosional
d. Sikap dan kebiasaan yang salah dalam belajar
2) Faktor eksternal yaitu faktor yang datang dari luar yang
menyebabkan timbulnya kesulitan belajar antara lain :
a. Situasi belajar mengajar yang tidak merangsang siswa untuk
aktif
b. Kurikulum yang kurang fleksibel / terlalu kaku
c. Beban studi yang terlalu berat
d. Metode mengajar yang monoton/membosankan
e. Situasi rumah yang tidak memotivasi anak untuk melakukan
belajar.
Uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah
proses perubahan yang ada dalam diri individu sehingga mengarah pada
sikap yang diperoleh, disimpan dan dilaksanakan sehingga
menimbulkan tingkah laku yang adaptif dan progresif.
b. Prestasi Belajar Akuntansi
Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatic yang
kemudian dalam bahasa Indonesia berarti hasil usaha.
Prestasi belajar siswa dinyatakan dengan nilai dalam raport,
menurut Sumadi Suryadibrata (1993:26), nilai raport merupakan
rumusan terakhir dari guru mengenai kemajuan atau hasil belajar siswa
dalam masa tertentu yaitu 4 ataupun 6 bulan.
Prestasi belajar merupakan suatu masalah dalam sejarah
kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia
selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan
masing-masing. Dalam kamus besar bahasa Indonesia prestasi belajar
didefinisikan sebagai hasil penelitian yang diperoleh dari kegiatan
prasekolahan yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui
pengukuran dan penilaian.
Prestasi belajar siswa secara nyata dapat dilihat dalam bentuk
kuantitas yaitu angka. Dalam penelitian ini prestasi belajar yang
dimaksud adalah nilai akuntansi pada waktu ujian akhir semester.
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata ( 2003 : 102 )”prestasi belajar
merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan
Poerwodarminto (1991:96) :
”Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai setelah siswa mendapat pengajaran dalam waktu tertentu”. Hasil pengajaran dapat dikatakan berhasil apabila pengajaran itu mencapai tujuan yang ingin diraih yaitu tujuan belajar.
Menurut Zaenal Arifin (1998:30), prestasi belajar mempunyai fungsi :
1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.
2. Prestasi sebagai penguasaan hasrat ingin tahu.
3. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu
institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi
belajar dapat dijadikan indikator eksternal dalam arti bahwa tinggi
rendahnya prestasi belajar dijadikan indikator tingkat kesuksesan
anak didik dalam masyarakat.
Berdasarkan pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa
proses belajar mengajar akuntansi adalah hasil yang dicapai siswa
setelah melalui proses belajar mengajar akuntansi yang dapat dilihat
dari nilai yang tertera dalam raport yang menunjukkan kecakapan siswa
dalam menguasai pelajaran akuntansi.
Keberhasilan belajar yang berwujud prestasi dapat dilihat dari
interaksi antara guru dengan siswa saja tetapi meliputi semua proses
yang disengaja untuk mengubah tingkah laku siswa dengan tujuan
pengajaran yang telah dirumuskan.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi
Belajar merupakan suatu proses di mana siswa berada di
dalamnya. Keberhasilan siswa dalam belajar disamping dipengaruhi
oleh dirinya sendiri (internal) maupun dari luar (eksternal) individu.
Pengenalan terhadap factor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai
prestasi belajar dengan sebaik-baiknya. Hal ini sesuai dengan pendapat
Abu Ahmadi (2004:138) bahwa factor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar meliputi :
1) Faktor internal
a) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun
yang diperoleh, yang termasuk factor ini misalnya penglihatan,
pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.
b) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh terdiri atas :
1. Faktor intelektif yang meliputi :
a. Faktor potensial yaitu kecepatan dan bakat.
b. Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah
2. Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu
seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi,
penyesuaian diri.
c) Faktor kematangan fisik maupun psikis
2) Faktor eksternal
a) Faktor lingkungan sosial yang terdiri dari :
1. Lingkungan keluarga
2. Lingkungan sosial
3. Lingkungan masyarakat
4. Lingkungan kelompok
b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan,
teknologi dan kesenian.
c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar
dan iklim.
3) Faktor lingkungan spiritual dan keamanan.
2. Metode Mengajar
a. Pengertian Metode
Menurut Muhibbin Syah (2004:201)
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode
adalah kegiatan atau cara untuk melakukan sesuatu dengan
menggunakan fakta dan konsep-konsep yang tersusun secara sistematis
dalam mencapai tujuan tertentu.
b. Pengertian Mengajar
Arifin dalam Adrian, (2004:7) mendefinisikan bahwa mengajar
adalah "suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada
murid agar dapat menerima, menanggapi, menguasai dan
mengembangkan bahan pelajaran itu".
Nasution dalam Adrian, (2004:7) berpendapat bahwa mengajar
adalah "suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan
sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi
proses belajar".
Tardif dalam Adrian, (2004:7) :
“Mengajar adalah “any action performed by an individual (the teacher)
with the intention of facilitating learning in another individual (the learner), yang berarti mengajar adalah perbuatan yang dilakukan
seseorang (dalam hal ini pendidik) dengan tujuan membantu atau memudahkan orang lain (dalam hal ini peserta didik) melakukan kegiatan belajar”.
Berdasarkan uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa
mengajar merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan
seseorang untuk mengorganisasi, mengatur dan menyampaikan bahan
dan mengembangkan bahan-bahan pelajaran sehingga terjadi proses
belajar dengan tujuan membantu atau memudahkan melakukan kegiatan
belajar.
c. Metode Mengajar
Menurut Tardif dalam Muhibbin Syah (2004:201) “metode
mengajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan
kegiatan pendidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran
kepada siswa”.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode
mengajar adalah cara dalam melakukan suatu kegiatan yang berisi
prosedur baku untuk menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa agar
memudahkan peserta didik melakukan kegiatan belajar.
Namun, berbeda dari strategi mengajar (teaching strategy),
metode mengajar tidak langsung berhubungan dengan hasil belajar yang
dikehendaki. Artinya, dibandingkan dengan strategi, metode pada
umumnya kurang berorientasi pada tujuan (less goal-oriented) karena
metode dianggap konsep yang lebih luas daripada strategi. Gagasan ini
tidak berarti mengurangi signifikansi metode mengajar, lantaran strategi
mengajar itu ada dan berlaku dalam kerangka metode mengajar. Dalam
menggunakan metode ceramah misalnya, strategi guru untuk
lucu atau kisah sedih yang sekaligus merupakan contoh yang berfungsi
sebagai pelengkap uraian topic yang sedang ia sajikan.
3. Metode Inkuiri
Metode mengajar yang diterapkan dalam suatu pengajaran
dikatakan efektif jika menghasilkan sesuatu sesuai yang diharapkan atau
dengan kata lain tujuan tercapai.
Metode mengajar dikatakan efisien jika penerapannya dalam
menghasilkan sesuatu yang diharapkan itu relative menggunakan tenaga,
usaha pengeluaran biaya, dan waktu minimum atau semakin kecil tenaga,
usaha biaya dan waktu yang dikeluarkan semakin efisien.
Menurut Uzer Usman (1993:124) mendefinisskan metode inkuiri
adalah “suatu cara menyampaikan pelajaran dengan penelaahan sesuatu
yang bersifat mencari secara kritis, analisis, dan argumentative (ilmiah)
dengan menggunakan langkah-langkah tertentu menuju kesimpulan”.
Metode inkuiri memberikan perhatian dalam mendorong diri siswa
mengembangkan masalah. Sudyna (1986:21) mengemukakan bahwa
“inkuiri adalah metode mengajar yang meletakkan dan mengembangkan
cara berfikir ilmiah”.
Menurut Sri Anita W (2001:1-4) mendefinisikan “metode inkuiri
merupakan metode discovery artinya suatu proses mental yang lebih
tingkatannya”. Upaya mengembangkan disiplin intelektual dan
ketrampilan yang dibutuhkan siswa untuk membantu memecahkan
jawaban atas dasar rasa ingin tahu merupakan bagian proses inkuiri.
Keterlibatan aktif secara mental dalam kegiatan belajar yang sebenarnya.
Inkuiri secara kooperatif memperkaya cara berpikir siswa dan mendorong
mereka hakekat timbulnya pengetahuan tentative dan berusaha menghargai
penjelasan.
Menurut Sura (Oemar Hamalik, 2001:219) “inkuiri atau penemuan
adalah proses mental dimana siswa mengasimilasi suatu konsep atau
prinsip, misalnya mengamati, menggolongkan, membuat dugaan,
menjelaskan, mengukur, dan membuat kesimpulan dan sebagainya”.
Penemuan yang dilakukan tentu saja bukan penemuan yang sesungguhnya,
sebab apa yang ditemukan itu sebenarnya sudah ditemukan orang lain. Jadi
penemuan disins adalah penemuan pura-pura atau penemuan siswa yang
bersangkutan saja.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa metode inkuiri adalah suatu cara menyampaikan pelajaran yang
meletakkan dan mengembangkan cara berfikir ilmiah dimana siswa
mengasimilasi suatu konsep atau prinsip, misalnya mengamati,
menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan membuat
kesimpulan dan sebagainya.
Pendekatan ini bertolak dari pandangan bahwa siswa sebagai obyek
dan subyek dalam pembelajaran, mempunyai kemampuan dasar untuk
berkembang secara optimal sesuai kemampuan yang dimiliki. Proses
siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Peranan guru lebih banyak
menetapkan diri sebagai pembimbing atau pemimpin belajat dan fasilitator
belajar. Dengan demikian, siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri
atau dalam bentuk kelompok memecahkan permasalahan dengan
bimbingan guru.
Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan mengajar yang berusaha
meletakkan dasar dan mengembangkan cara berpikir ilmiah, pendekatan
ini menempatkan lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan
kekreatifan dalam menyelesaikan masalah. Siswa betul-betul ditempatkan
sebagai subyek yang belajar. Peranan guru dalam pendekatan inkuiri
adalah pembimbing belajar dan fasilitator belajar. Tugas utama guru
adalah memilih masalah yang perlu dilontarkan kepada kelas untuk
dipecahkan oleh siswa sendiri.
Tugas berikutnya dari guru menyediakan sumber belajar bagi siswa
dalam rangka pemecahan masalah. Sudah barang tentu bimbingan dan
pengawasan guru masih tetap diperlukan, namun campur tangan atau
intervensi terhadap siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi.
Pendekatan inkuiri dalam mengajar termasuk pendekatan modern, yang
sangat didambakan untuk dilaksanakan disetiap sekolah. Adanya tuduhan
bahwa sekolah menciptakan kultur bisu, tidak akan terjadi apabila
pendekatan ini dilakukan.
Kegiatan ini dilaksanakn pada saat tatap muka atau pada saat
komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai peran aksi. Studi dan
penelitian terhadap pendekatan ini telah banyak dilakukan. Berbagai studi
tersebut antara lain menyimpulkan bahwa pendekatan ekspositori dan
inkuiri tidak berbeda efektif dalam mencapai hasil belajar yang bersifat
informasi, fakta dan konsep, tetapi berbeda secara signifikan dalam
mencapai ketrampilan berfikir, pendekatan inkuiri lebih efektif daripada
pendekatan ekspositori.
Pendekatan inkuiri dalam pembelajaran dapat lebih membiasakan
kepada anak untuk membuktikan sesuatu mengenai materi pelajaran yang
sudah dipelajari. Dengan menggunakan pendekatan inkuiri ini
perkembangan kognitif siswa lebih terarah dan dalam kehidupan
sehari-hari dapat diaplikasikan secara motorik.
Anonim (2007), strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan
kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan
siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,
analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan
penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan mengajar pada strategi ini
ialah:
a. Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar.
Kegiatan belajar di sini adalah kegiatan mental intelektual dan social
emosional.
b. Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan
c. Mengembangkan sikap percaya pada diri sendiri (selfbelief) pada diri
siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
Peranan utama guru dalam menciptakan kondisi inkuiri adalah
sebagai berikut.
a. Motivator, yang memberi rangsangan supaya siswa aktif dan gairah
berpikir
b. Fasilisator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam
proses berpikir siswa
c. Penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka
perbuat dan memberi keyakinan pada diri sendiri.
d. Administrator, yang bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan di
dalam kelas.
e. Pengarah, yang memimpin arus kegiatan berpikir siswa pada tujuan
yang diharapkan
f. Manajer, yang mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas
g. Rewarder, yang memberi penhargaan pada prestasi yang dicapai dalam
rangka peningkatan semangat heuristik pada siswa
Supaya guru dapat melakukan perananya secara efektif maka
pengenalan kemampuan siswa sangat diperlukan, terutama cara
berpikirnya, cara mereka menanggapi, dan sebagainya.
Peserta didik menemukan sendiri pola-pola dan struktur melalui
sederetan pengalaman belajar. Keterangan-keterangan yang harus
diwajibkan melakukan aktivitas mental sebelum keterangan yang
dipelajari itu dimengerti. Fungsi pengajaran disini untuk mengarahkan
peserta didik mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.
Metode ini berpusat pada peserta didik, namun guru tetap
memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar
sebagai pembimbing dan sebagai sumber informasi data diperlukan siswa.
a. Perencanaan penggunaan metode inkuiri
Ada beberapa perencanaan untuk menggunakan metode inkuiri.
Perencanaan itu menurut Amin Suyitno, dkk (2001:31) sebagai berikut :
1) Aktivitas siswa untuk belajar mandiri perlu dibangkitkan.
2) Hasil akhir harus ditemukan sendiri oleh siswa.
3) Materi prasyarat harus dimiliki siswa.
4) Guru sebagai pembimbing.
b. Langkah-langkah dalam proses inkuiri
Menurut Syaiful Sagala (2003:97) langkah-langkah dalam proses
inkuiri adalah :
1) Menyadarkan peserta didik bahwa mereka memiliki keingintahuan
terhadap sesuatu.
2) Perumusan masalah yang harus dipecahkan peserta didik.
3) Menetapkan jawaban sementara atau hipotesis.
4) Mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab
permasalahan atau hipotesis.
6) Mengaplikasikan kesimpulan atau generalisasi dari situasi baru.
c. Strategi pelaksanaan metode inkuiri
Menurut E. mulyasa (2006:235) strategi pelaksanaan metode inkuiri
adalah sebagai berikut :
1) Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap
materi yang akan diajarkan. Sebelum memulai pelajaran guru guru
harus memahami sejauh mana peserta didik memiliki persepsi
terhadap materi tersebut. Kemudian guru dan peserta didik
bersama-sama membandingkan persepsi dengan berbagai pendapat
atau teori yang sudah ada.
2) Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk membaca atau
menjawab pertanyaan serta pekerjaan rumah.
3) Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan yang mungkin
membingungkan peserta didik.
4) Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah mereka pelajari
agar dapat dipahami.
5) Guru memberikan penjelasan informasi sebagai pelengkap dan
ilustrasi terhadap data yang telah disajikan.
6) Mendiskusikan aplikasi dan melakukan sesuai dengan informasi
tersebut.
7) Merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat
d. Kelebihan dan kelemahan metode inkuiri
Kelebihan metode inkuiri sebagai berikut :
1) Siswa aktif dalam kegiatan belajar.
2) Membangkitkan motivasi belajar siswa.
3) Siswa memahami benar bahan pelajaran.
4) Menimbulkan rasa puas bagi siswa dan menambah kepercayaan
pada diri sendiri menjadi penemu.
5) Siswa akan dapat mentransfer pengetahuannya dalam berbagai
konteks.
6) Melatih siswa belajar mandiri.
Kelemahan metode inkuiri sebagai berikut :
1) Menyita waktu banyak.
2) Cara belajar ini diperlukan adanya kesiapan mental.
3) Tidak semua siswa dapat melakukan penemuan.
4) Tidak berlaku untuk semua topic.
5) Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas yang besar,
karena sangat merepotkan guru.
Dari beberapa pendapat dan uraian di atas menunjukkan bahwa
inkuiri merupakan bentuk belajar yang fundamental, karena siswa tidak
hanya menerima informasi dari guru, tetapi lebih banyak mencari dan
4. Metode Ekspositori
Metode pembelajaran ekspositori merupakan metode pembelajaran
yang digunakan dengan memberikan keterangan lebih dahulu, definisi,
prinsip dan konsep materi pembelajaran serta memberikan contoh-contoh
latihan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, penugasan dan tanya
jawab sedangkan siswa mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara
cermat. Penggunaan metode ekspositori merupakan metode pembelajaran
mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa secara
langsung. Metode ekspositori sering disamakan dengan metode ceramah,
karena sifatnya sama-sama memberikan informasi.
Soemantri (2001:45) membedakan metode ekspositori dan metode
ceramah, mengingat dominasi guru dalam metode ekspositori banyak
dikurangi. Guru tidak terus bicara, informasi diberikan pada saat atau
bagian-bagian yang diperlukan, seperti awal pelajaran. Menjelaskan
konsep dan prinsip baru pada saat memberikan contoh kasus di lapangan.
Menurut Herman Hudoyo (1979:133) “menyatakan bahwa
ekspositori adalah suatu cara untuk menyampaikan gagasan atau ide dalam
memberikan info dengan lisan atau tulisan”. Selanjutnya Dimyati dan
Mujiono (1999:172) “menyatakan bahwa metode ekspositori adalah
memindahkan pengetahuan, keterangan dan nilai kepada siswa”.
Berdasarkan uraian-uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
metode ekspositori adalah suatu cara untuk menyampaikan gagasan atau
konsep materi pembelajaran dengan tujuan untuk memindahkan
pengetahuan, keterangan dan nilai kepada siswa.
Menurut Wahyudin (2004), dalam pembelajaran dengan strategi
ekspositori guru cenderung menggunakan kontrol proses pembelajaran
dengan aktif, sementara siswa relatif pasif menerima dan mengikuti apa
yang disajikan oleh guru. Strategi pembelajaran ekspositori ini merupakan
proses pembelajaran yang lebih berpusat pada guru ("teacher centered"),
guru menjadi sumber dan pemberi informasi utama. Meskipun dalam
strategi ekspositori digunakan metode selain ceramah dan dilengkapi atau
didukung dengan penggunaan media, penekanannya tetap pada proses
penerimaan pengetahuan (materi pelajaran) bukan pada proses pencarian
dan konstruksi pengetahuan.
Metode ekspositori memberikan kesempatan secara luas kepada
guru untuk merancang program pembelajaran dan siswa tinggal menerima
rancangan guru. Jika dilihat peranan guru dan siswa tersebut metode
ekspositori sangat efektif untuk siswa yang mamiliki tingkat kecerdasan
rendah.
Tujuan utama metode ekspositori adalah jelas, memindahkan
pengetahuan, ketrampilan nilai-nilai kepada siswa. Apabila dianggap
penting untuk menjelaskan informasi khusus yang berhubungan dengan
akuntansi semua itu dapat dikerjakan dengan efektif dan efisien melelui
metode ekspositori. Metode ekspositori itu sendiri memperhatikan
sederhana yaitu menjelaskan kepada siswa sesuatu yang telah
dipersyaratkan di dalam kurikulum.
Peranan guru dalam metode ekspositori merupakan pembimbing
program pelajaran karena merupakan programmer. Guru harus melihat
program pelajaran yang telah ditetapkan untuk dijelaskan dan siswa harus
dapat menguasainya. Guru merupakan sumber data yang penting dan
merupakan komponen pemindah antara sumber pengajaran dengan siswa.
Peranan guru ialah membimbing siswa untuk mendapatkan informasi yang
benar, yang merupakan bagian dari kurikulum yang dipersyaratkan.
Siswa diharapkan dapat memenuhi persyaratan oleh guru. Peranan
siswa dalam metode eksposiitori sering digambarkan secara kurang tepat,
siswqa dianggap pasif. Sebenarnya peranan siswa dapat aktif dalam proses
pembelajaran ekspositori seperti membaca materi, mengerjakan tugas,
mencari jawaban yang benar, mendiskusikan masalah yang diberikan oleh
guru. Namun mereka diarahkan untuk memenuhi persyaratan yang
ditetapkan oleh guru.
C. Kerangka Pemikiran
Pembelajaran yang menerapkan metode inkuiri memberikan manfaat
pada siswa yang sangat besar dalam pembelajaran. Metode inkuiri berusaha
merangsang siswa untuk bersifat aktif dan kreatif, memberikan suasana yang
kondusif dan terbuka memungkinkan siswa untuk belajar aktif baik secara
dengan pemikirannya sendiri, menjadikan komponen banyak arah dalam
proses pembelajaran, kondisi demikian akan menggairahkan semangat belajar
siswa yang akhirnya meningkatkan belajar siswa.
Dalam pembelajaran menggunakan metode ekspositori pada
kenyataannya kegiatan pembelajaran banyak didominasi oleh guru, peserta
didik kurang aktif dalam pencarian konsep, prinsip atau pengertian materi
yang dipelajari. Dalam proses pembelajaran siswa menerima bahan
pembelajran yang telah disusun oleh guru, media dan sumber belajar yang
telah ditentukan oleh guru. Pengamatan pmateri pembelajaran akuntansi yang
ditentukan dari guru sehingga informasi yang diperoleh kurang kuat
tersimpan dalam ingatan, siswa lebih mengandalkan pada ingatan, sehingga
kemampuan mentalnya untuk berproses secara analitis sangat minim.
Bertolak dari kerangka pemikiran diatas diduga bahwa ada pengaruh
proses belajar akuntansi dengan menggunakan metode ekspositori dan
metode inkuiri.
Dibandingkan Metode Ekspositori
(X1)
Prestasi
(Y1)
Prestasi
(Y2)
Metode Inkuiri
(X2)
D. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2003:52), “Hipotesis merupakan suatu jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian”. Oleh karena itu rumusan
masalah disusun dalam bentuk pertanyaan. Pada penelitian ini dikemukakan
hoipotesis sebagai berikut : “Ada pengaruh perbedaan penggunaan metode
ekspositori dan penggunaan metode inkuiri dalam proses pembelajaran
A.Pengertian dan Jenis Metode Peneltian
1. Pengertian metode penelitian
Pembahasan metode penelitian ini lebih cenderung dapat dilakukan
sebagai pertanggungjawaban mengenai metode-metode yang dipergunakan
selama penelitian berlangsung dari awal sampai akhir. Tentu saja ketetapan
dan kejelasan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian
merupakan salah satu bagian yang ikut menentukan tingkat kesohihan atau
kebenaran hasil penelitian. Oleh karena itu, penjelasan mengenai metode
penelitian sebagai pertanggungjawaban metode yang dipergunakan sangat
diperlukan. Cara mencari kebenaran yang dianggap atau dipandang ilmiah
adalah melalui metode penelitian.
Menurut Winarno (1990:220) :
“Metode penelitian adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari cara atau jalan untuk memecahkan atau menyelidiki suatu masalah yang dihadapi seseorang secara tepat dan benar sehingga mencapai hasil yang baik dan menimbulkan perasaan yang puas, aman, dan bangga bagi seseorang yang melakukan penelitian”.
Menurut Hadari Nawawi (1992:4) “metode adalah cara utama yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan.”
Berdasarkan definisi di atas dapat diketahui bahwa metode adalah
cara atau tekhnik yangn digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.
Suharsimi Arikunto (2002:136) “metode penelitian adalah cara yang
dapat digunakan oleh seorang peneliti dalam mengumpulkan data
penelitian.”
Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan
bahwa metode penelitian adalah suatu ilmu yang membicarakan cara-cara
penyelidikan ilmiah yang mempunyai tujuan untuk menemukan,
mengembangkan, dan menguji kebenara suatu pengetahuan dengan
menggunakan metode dan tehnik-tehnik serta alat-alat tertentu. Penelitian
adalah suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan, serta menguji
kebenaran dari suatu pengetahuan , apabila suatu usaha tersebut dilakukan
dengan menggunakan car-cara atau metode ilmiah untuk penelitian disebut
metode penelitian.
2. Jenis metode penelitian
Menurut M. Nazir (1999:47) dalam melakukan penelitian dapat
digunakan salah satu dari metode-metode yang ada. Sedangkan menurut
Winarno Surachman (1990:13) metode penelitian dibagi menjadi 3 macam
yaitu metode historis, metode deskriptif dan metode eksperimen.
a. Metode historis
Metode penelitian yang meliputi pengumpulan data dan peristiwa atau
gagasan yang timbul di masa lampau dalam usaha memahami situasi
atau keadaan sekarang serta memprediksikan perkembangan yang akan
b. Metode deskriptif
Metode ini bertujuan untuk menentukan, menganalisis dan
mengklasifikasi dengan survey, angket, studi kasus atau dengan
observasi sehingga bemanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
serta dapat diterapkan pada berbagai macam masalah.
c. Metode eksperimen
Metode eksperimen adalah cara penelitian dengan membuat kondisi
buatan dengan mengadakan manipulasi terhadap obyek yang akan
diteliti, setidaknya satu variable independent dengan maksud
mengetahui pengaruhnya terhadap variabek dependen, dengan cara
membandingkan dua kelompok yang diteliti.
Berdasarkan metode penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa
penelitian ini menggunakan metode eksperimen, karena penelitian ini
dilaksanakan dengan melakukuan eksperimen sesuai dengan metode
pembelajaran ekspositori dan metode inkuiri yang mana sampelnya terdiri
dari dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dalam keadaan seimbang.
Menurut Sugiyono (2003:14) terdapat beberapa jenis penelitian
antara lain :a) penelitian kuantitatif dan b) penelitian kualitatif.
a. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan maksut memperoleh data
kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang
diangkakan (scoring).
b. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang datanya berbentuk kata,
kalimat, skema dan gambar.
Berdasarkan teori tersebut diatas maka dapat diambil pengertian
bahwa penelitian kuantitatif dan kualitatif dilakukan untun mendapatkan
data yang sesuai dengan metode yang rasional.
Jenis penelitian ini adalah penelitian yang menggabungkan antara
penelitian kualitatif dan kuantitatif, dimana data kualitatif berupa hasil
pengamatan secara langsung yang dilakukan peneliti tentang aktifitas guru
dan siswa selama eksperimen berlangsung, sedangkan data kuantitatif
diperoleh dari perhitungan data secara statistik mengenai pengaruh
penggunaan metode ekspositori dan metode inkuiri terhadap prestasi
belajar.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMU N I Cepogo Boyolali. Sekolah ini terletak
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran
2007-2008 yang akan dilakukan pada bulan Januari samapai selesai.
C.Populasi, Sampel dan Sampling
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2003:90) “Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas subyek atau obyek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan”. Pada penelitian ini yang menjadi populasi
adalah seluruh siswa kelas XI SMU N I Cepogo Boyolali yang berjumlah
80 siswa.
2. Sampel
Suharsimi Arikunto (2006:131) mengemukakan “sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel
apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian
sampel”.
Menurut Gey, sebagaimana dikutip oleh Sumanto (1990:28),
menyatakan bahwa jumlah sampel terkecil dapat diterima tergantung jenis
a. Riset deskriptif : 10% dari populasi atau subyek
b. Riset korelasi : 30% dari populasi atau subyek
c. Riset kausal komparatif : 30% dari populasi atau subyek
d. Riset eksperimen : 50% dari populasi atau subyek
Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka dalam penelitian ini
penulis mengambil sampel sebanyak 80 orang siswa dari 80 orang siswa
yang dibagi menjadi dua kelompok masimg-masing terdiri 40 siswa
sebagai sample untuk kelompok ekspositori dan 40 siswa sebagai sampel
inkuiri.
3. Sampling
Menurut Suharsimi Arikunto (2002:124) menyatakan bahwa
“Sampling adalah suatu proses yang dilakukan untuk memilih dan
mengambil sampel secara benar dari suatu populasi”. Pada penelitian
ini tidak ada sampling karena semua anggota populasi dijadikan
sebagai sampel.
D.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan pada suatu
penelitian tersebut, sehingga memperoleh data yang diperlukan. Dalam
penelitian ini menggunakan teknik observasi, tes dan dokumentasi.
1. Observasi
Margono (1997:158) “Observasi dartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek
penelitian”.
Berdasarkan pendapat di atas, maka observasi atau pengamatan secara
langsung yang dilakukan oleh peneliti tentang aktivitas guru dan siswa
selama eksperimen berlangsung.
2. Tes
Suharsimi Arikunto (2001:53), “menyatakan bahwa tes adalah alat
atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu
dengan cara-cara atau aturan-aturan yang telah ditentukan”.
Metode ini dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran akuntansi pada pokok bahasan akuntansi dagang. Hasil tes
akhir yang peneliti gunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa adalah
soal pilihan ganda (check point).
3. Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2002:135), “metode dokumentasi adalah
dengan melihat buku-buku atau arsip-arsip atau catatan-catatan yang
berhubungan dengan masalah yang diselidiki”.
Pada penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai daftar nama siswa. Alasan penggunaan
metode dokumentasi yaitu :
a. Dokumentasi sekolah merupakan hal yang resmi dan formal
b. Mengingat keterbatasan waktu dan biaya
c. Dokumentasi mempunyai sifat obyektif
d. Dokumentasi mempunyai sifat keabadian.
E. Uji Coba Instrumen
1. Definisi Operasional Variabel
Menurut Suharsimi Arikunto (1998:99) variable penelitian
merupakan obyek penelitian yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Variable dalam penelitian ini terdiri dari :
a. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah suatu variabel yang akan diteliti
pengaruhnya. Variabel bebas dalam hal ini terdapat dua yaitu :
2) Model pembelajaran ekspositori untuk kelompok kontrol.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dapat menimbulkan
hubungan fungsional dan dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam hal
ini yang menjadi variabel terikat adalah prestasi belajar akuntansi
khususnya pada pokok bahasan akuntansi dagang.
2. Kisi-kisi soal tes
Dalam penelitian ini penulis menggunakan tes sebagai instrumen
untuk memperoleh data. Sedangkan soal tes yang dibuat sebanyak 15 soal.
Adapun langkah-langkah penyusunan soal tes adalah sebagai berikut :
a) Melihat GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran) akuntansi SMU
N 1 Cepogo tahun ajaran 2007-2008.
b) Penulis melakukan konsultasi dengan guru bidang studi akuntansi di
SMU N 1 Cepogo.
c) Penulis melakukan konsultasi dengan pembimbing skripsi.
d) Penulis melakukan penyusunan soal sebanyak 15 soal.
Soal-soal ini disesuaikan dengan sub-sub pokok bahasan mata
pelajaran akuntansi. Adapun kisi-kisi soal tes dapat dilihat pada tabel di
MATERI JUMLAH
1 Ciri – ciri perusahaan dagang 5
2 Akun-akun khusus yang ada pada perusahaan dagang 5
3 Metode pencatatan dalam perusahaan dagang 5
4 Syarat penyerahan dan pembayaran dalam pembelian
barang dagangan 5
5 Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum 5
F. Uji Instrumen
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat
kevalidan atau keaslian suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau
yang sahih mempunyai validitas tinggi. Namun sebaliknya instrumen yang
kurang valid memiliki validitas rendah.
Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan, dan mampu mengungkapkan data dari variabel yang diteliti
sacara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh
mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang
variabel yang dimaksud.
Suharsimi Arikunto, (2002:241) Validitas di atas diuji dengan
rumus korelasi product moment, uji ini dilakukan dengan melihat korelasi
Adapun rumusnya adalah :
N : jumlah subyek keseluruhan item, dinyatakan valid
apabila rhitung > critical volume.
Korelasi Product Moment yang dilakukan dengan bantuan program
SPSS V. 10. Apabila koefisien Korelasi Product Moment hasil cetakan
komputer dari butir pertanyaan, dan pertanyaan yang diuji lebih besar dari
tabel koefisien Product Moment (rhitung > ttabel) maka berarti koefisien
korelasi tersebut signifikan dan butir pertanyaan yang digunakan valid.
Bagi butir pertanyaan yang tidak valid akan digugurkan dari daftar
pertanyaan.
2. Uji Reliabilitas
Husein Umar (2002:178) “reliabilitas adalah istilah untuk
menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila
untuk mengetahui ketetapan instrumen atau data yang diteliti, pengukuran
reliabilitas tersebut dengan menggunakan rumus :
r ll =
rll = realibilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
G.Tehnik Uji Prasyarat Analisis
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian data apakah data tersebut normal
atau tidak. Penelitian ini untuk uji normalitas menggunakan litosfer dengan
langkah-langkah:
a. Hipotesis
Hi : data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
b. Statistik Uji
L = maximum IF ( Z1 ) – S( Z1 ) dimana :
F (Z1) = P( Z < Z1 ) dengan Z – N(0,1)
F (Z1) = proporsi banyaknya Z < Z1 terhadap banyaknya Z1
S( Z1 ) = skor standar, Z1=
S X X
_ 1 −
S = deviasi standar
c. Tarif signifikan α = 0,05
d. Keputusan uji
Jika L < L tabel maka sebuah data bias dikatakan normal sebaliknya
jika L > L tabel maka hasilnya dikatakan tidak normal.
2. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas adalah pengujian data apakah data tersebut
honogen atau tidak. Dalam penelitian ini uji homogenitas dengan uji
Barlet, yaitu :
a. Hipotesis
Hi : data berasal dari populasi tidak homogen
b. Statistik uji
(
−∑
)
N : banyaknya seluruh nilai (ukuran)
nj : banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j
⎟⎟⎠
c. Keputusan uji
Jika X < X22 ; k – 1 maka dapat dikatakan hasilnya homogen sebaliknya
H.Metode Analisis Data
Menurut Budiyono (2000:149) untuk mengetahui perbedaan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi dengan menggunakan model
pembelajaran ekspositori dan model pembelajran inkuiri menggunakan uji – t,
yaitu sebagai berikut :
A. Penyajian Data Hasil Uji Coba (Try Out) Soal Tes
Sebelum soal tes diberikan kepada sampel penelitian, maka terlebih dulu
dilaksanakan try-out (uji coba). Uji coba diberikan kepada 40 orang siswa. Uji
coba soal tes ini dilakukan untuk mengetahui kesahihan (validitas) dan
keandalan (reliabilitas) soal tes untuk menjadi alat pengumpul data.
1. Uji Validitas
Item soal dinyatakan valid jika harga rxy lebih besar dari rtabel pada
taraf signifikansi (α) = 5% yaitu sebesar 0,312. Adapun rangkuman hasil uji
validitas soal dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini (Lampiran 3):
Tabel 4.1
Rangkuman Hasil Uji Validitas Soal
Hasil perhitungan uji validitas terhadap soal tes menunjukkan bahwa
dari 25 item soal semuanya valid, karena harga rxy seluruh item tersebut
lebih besar dari rtabel (N;α) : (40;0,05) sebesar = 0,312 (Lampiran 3).
2. Uji Reliabilitas Soal
Hasil uji reliabilitas menurut pendapat Suharsimi Arikunto
(1993:167), dapat dikonsultasikan dengan ketetapan reliabilitas sebagai
berikut:
Antara 0,800 – 1, 000 = sangat tinggi
Antara 0,600 – 0,800 = tinggi
Antara 0,400 – 0,600 = cukup
Antara 0,200 – 0,400 = rendah
Antara 0,001 – 0,200 = sangat rendah
Hasil uji reliabilitas terhadap soal tes memperoleh koefisien
reliabilitas (r11) sebesar 0,8311, dimana nilai tersebut berada pada ketetapan
reliabilitas sangat tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa soal tes ini
sangat reliabel (andal) dan mampu untuk menjadi alat pengumpul data.
(Lampiran 4).
B. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran dengan metode ekspositori dan inkuiri pada
Siswa Kelas XI SMU Negeri 1 Cepogo Boyolali Tahun Ajaran 2007/2008
dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Melakukan identifikasi siswa untuk menemukan siswa yang aktif dan pasif
yang dilakukan untuk mengidentifikasi siswa antara lain: wawancara dengan
guru bidang studi sebelum pelaksanaan tindakan kemudian melakukan
observasi langsung pada siswa
2. Merencanakan solusi masalah, solusi yang peneliti tawarkan untuk
mengatasi masalah peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan
pembelajaran dengan metode ekspositori dan inkuiri.
3. Pelaksanaan tindakan, pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti
melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode ekspositori di
kelas XI A dan metode inkuiri di kelas XI B dalam rangka variasi metode
pembelajaran.
Suatu perencanaan bersifat fleksibel dan siap dilakukan perubahan
sesuai apa yang terjadi dalam proses pelaksanaan di lapangan. Pada tahap ini
dalam melaksanakan pembelajaran di kelas lebih mengarah pada subtansi
yang menjadi permasalahan pokok untuk dapat meningkatkan ranah
kognitif, afektif dan psikomotor siswa yaitu penerapan metode ekspositori
dan inkuiri. Pada setiap akhir tindakan dilaksanakan tes untuk mengetahui
hasil belajar yang telah dicapai siswa.
4. Observasi dan monitoring. Pada tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan
dengan saat pelaksanaan pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang
berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahap
ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang
diperlukan dan terjadi selama tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini
dilakukan dengan menggunakan format observasi atau penilaian yang telah
waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses hasil belajar siswa. Data
yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, kuis dan
lain-lain) dan data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, antusias
siswa dan lain-lain. Berdasarkan data yang terkumpul tersebut kemudian
dilakukan analisis dan refleksi terhadap tindakan yang telah dilakukan.
5. Refleksi. Pada tahap ini dimaksudkan untuk menguasai secara menyeluruh
tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang terkumpul, kemudian
dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi ini
mencakup analisis, sintesis dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas
tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dan proses refleksi maka
dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi
kegiatan: perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang
sehingga permasalahan dapat teratasi.
6. Pelaksanaan evaluasi. Tes digunakan untuk mengumpulkan data kenaikan
hasil belajar yang dilaksanakan sebelum tindakan dan sesudah tindakan.
Kegiatan mi sebagai proses mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan
informasi sehingga bermanfaat untuk pengambilan keputusan tindakan.
Diantara dialog, perencanaan, pengambilan keputusan tindakan, melakukan
tindakan, pengamatan, refleksi, dan evaluasi merupakan proses yang terkait
secara logis, sistematis, dan berkesinambungan. Evaluasi khususnya
diarahkan pada penemuan bukti-bukti adanya peningkatan ranah kognitif
C. Penyajian Data Hasil Belajar
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui teknik
dokumentasi terhadap nilai pretes (nilai semester I) dan pelaksanaan evaluasi
pada akhir pembelajaran dengan metode ekspositori dan inkuiri (post test).
Setelah dilakukan perhitungan dengan statistik deskriptif, maka diperoleh
karakteristik data sebagai berikut:
Tabel 4.2.
Deskripsi Data Prestasi Belajar Akuntansi pada Siswa Kelas XI SMU Negeri 1 Cepogo Boyolali Tahun Pelajaran 2007/2008
Kelompok Nilai Rata-rata
Perlakuan Pre-test Post-test Selisih Metode Ekspositori 64,500 66,600 2,100 Metode Inkuiri 65,125 72,400 7,275
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebelum pelaksanaan eksperimen
pembelajaran (pre-tes), nilai rata-rata pre-tes siswa pada kelompok
pembelajaran metode ekspositori adalah sebesar 64,500 (lihat Lampiran 6) dan
kelompok pembelajaran metode inkuiri 65,125. Kemudian setelah dilaksanakan
pembelajaran terjadi peningkatan prestasi belajar, dimana pada pembelajaran
dengan metode ekspositori siswa memperoleh nilai rata-rata 66,600 (lihat
Lampiran 11), sedangkan rata-rata prestasi belajar dengan metode inkuiri
sebesar 72,400. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa pada pembelajaran
dengan metode ekspositori, prestasi belajar siswa hanya meningkat sebesar
2,100 poin, sedangkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran dengan metode
inkuiri meningkat sebesar 7,275. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa
dalam pembelajaran dengan metode inkuiri lebih meningkat dan lebih tinggi
D. Pengujian Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari
populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dalam
penelitian ini menggunakan uji Lilliefors. Untuk menerima atau menolak
hipotesis dengan cara membandingkan Lo maks dengan L kritis yang
diambil dari daftar nilai kritis uji Lilliefors pada taraf signifikansi (α) = 0,05.
Jika Lo maks < L tabel derajat bebas (db) = 40, maka hipotesis nol ditolak.
Tabel 4.3
Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data
Variabel Lo Maks L tabel
(0,05;40) Keputusan Pre-tes Kelompok Metode
Ekspositori 0,136 0,140 Normal Pre-tes Kelompok Metode
Inkuiri 0,118 0,140 Normal Prestasi Belajar Metode
Ekspositori 0,117 0,140 Normal Prestasi Belajar Metode Inkuiri 0,112 0,140 Normal
Hasil perhitungan uji normalitas memperoleh harga maksimal (Lo
maks) yang lebih kecil dari Ltabel Liliefors pada taraf signifikansi 5% yaitu
sebesar 0,140, sehingga dapat dinyatakan bahwa keempat data tersebut
memiliki distribusi atau sebaran yang normal. Hasil yang lebih lengkap
dapat dilihat pada perhitungan uji normalitas pada lampiran 6 dan 11.
2. Uji Keseimbangan Kemampuan Awal (Matching)
Uji kesepadanan atau uji keseimbangan kemampuan awal
dilaksanakan dengan uji t. Uji ini dilaksanakan untuk mengetahui apakah