• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN METODE EKSPOSITORI DAN METODE INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI AKUNTANSI SMU N 1 CEPOGO BOYOLALI 2007-2008.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN METODE EKSPOSITORI DAN METODE INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI AKUNTANSI SMU N 1 CEPOGO BOYOLALI 2007-2008."

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1

Jurusan Pendidikan Akuntansi

NUZULIA RATNA HIDAYATI A 210 040 050

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE EKSPOSITORI DAN METODE INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG

STUDI AKUNTANSI SMU N 1 CEPOGO BOYOLALI 2007-2008

Yang telah dipersiapkan dan disusun oleh :

NUZULIA RATNA HIDAYATI A 210 040 050

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan

Dewan Penguji Skripsi Sarjana S-1

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

(Drs. Sabar Narimo, M. Pd) (Drs. Djalal Fuadi, MM)

(3)

Yang telah dipersiapkan dan disusun oleh :

NUZULIA RATNA HIDAYATI A 210 040 050

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada tanggal, 1 April 2008

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji :

1. Drs. Sabar Narimo, M. Pd ( )

2. Drs. Djalal Fuadi, MM ( )

3. Dr. Suyatmini ( )

Surakarta, 6 April 2008

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dekan,

Drs. Sofyan Anif, M.Si NIK. 547

(4)

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan

Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah dan di sebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata kelak di kemudian hari terbukti ada ketidakbenaran

dalam pernyataan saya di atas, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Surakarta, 6 April 2008

NUZULIA RATNA HIDAYATI A 210 040 050

(5)

(Solikhin Abu ‘Izzudin)

“Rasulullah Saw. Bersabda, setiap urusan yang tidak dimulai dengan

Bissmilahirrohmanirrohim, maka terputuslah berkahnya”

(Dari Tafsir Ibnu Katsir)

“Kesuksesan besar itu milik mereka yang menyandarkan kepada Yang Maha Besar”

(Solikhin Abu ‘Izzudin)

(6)

Wahai Ibu………..maafkan anakmu yang hanya bias mendoakanmu

Wahai Ayah………maafkan segala salah khilafku

Wahai Adikku………maafkan kakakmu ini dan jadilah kelak seorang wanita

yang sholehah

“Almamaterku”

(7)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Allhamdulilah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah- Nya sehingga penyusunan skripsi ini

berjalan lancar dan terselesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk melengkapi sebagian dari syarat guna

memperoleh gelar sarjana pendidikan S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan

skripsi ini, namun berkat bantuan serta dorongan dari berbagai pihak akhirnya

kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Oleh karena itu pada kesempatan

ini ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tuaku yang selalu memberi dukungan, doa restu, kasih saying

serta jerih payahnya selama ini yang tak pernah henti ditelan waktu.

2. Drs. H. Sofyan Anif, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Pembimbing

Akademik selama menempuh studi.

3. Drs. Jalal Fuadi, MM, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

4. Drs. Sabar Narimo, M.Pd. selaku Pembimbing I yang penuh kesabaran dan

keikhlasan membimbing, mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.

(8)

6. Dr. Suyatmini, selaku penguji yang memberikan masukan dan arahan.

7. Bapak dan Ibu Dosen jurusan Akuntansi Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan pelajaran

serta pengalaman baru.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, 6 April 2008

NUZULIA RATNA HIDAYATI

(9)

HALAMAN JUDUL ………...

HALAMAN PERSETUJUAN………..

HALAMAN PENGESAHAN ………...

HALAMAN PERNYATAAN ………...

HALAMAN MOTTO ………...

HALAMAN PERSEMBAHAN ………...

KATA PENGANTAR…………...……….…..

DAFTAR ISI………...………..

DAFTAR TABEL……….

DAFTAR LAMPIRAN……….

ABSTRAK ...………

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...………...

B. Identifikasi Masalah ……...………...

C. Pembatasan Masalah…....…….………..

D. Perumusan Masalah…………..………..

E. Tujuan Penelitian ………..………...

F. Manfaat Penelitian………..

(10)

B. Kajian Teori………...

1. Prestasi Belajar………..………

2. Metode Mengajar………..

3. Metode Inkuiri………..

4. Metode Ekspositori………...

C. Kerangka Pemikiran ………

D. Hipotesis………..

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Pengertian dan Jenis Penelitian ……….. ………...

B. Tempat dan Waktu Penelitian………

C. Populasi, Sampel dan Sampling………

D. Teknik Pengumpulan Data ……..………...………..

E. Uji Coba Instrumen ………...

F. Uji Instrumen……….

G. Teknik Uji Prasyarat Analisis………

H. Metode Analisis Data……….

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Data Hasil Uji Coba .……….

1. Uji Validitas……..……….………...

(11)

1. Uji Normalitas………..

2. Uji Matching……….

3. Uji Homogenitas………...

E. Analisis Kuantitatif Pengujian Hipotesis………

F. Analisis Kualitatif………...

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan ………

B. Implikasi……….

C. Saran ………..

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

51

52

53

54

54

59

59

60

60

(12)

1. Rangkuman Hasil Uji Validitas Soal…… ………...

2. Deskripsi Data Prestasi Belajar…..………

3. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data……….

4. Rangkuman Hasil Uji Keseimbangan Kemampuan Awal……….

5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Variance………...

6. Hasil Pengujian Hipotesis (Uji t)………... 46

50

51

52

52

53

(13)

1. Daftar Nama Siswa ...………. 64

2. Hasil Uji Coba... 66

3. Uji Validitas Soal ... ……… 68

4. Uji Reliabilitas Soal ..……….……...…. 70

5. Data Nilai Mid... ………. 72

6. Uji Normalitas Data Petes... 74

7. Uji Kesepadanan Kemampuan Awal ... 76

8. Uji Homogenitas Data Pretes ... 77

9. Skor Hasil Tes (Post Test) ... 78

10.Data Hasil Beljar ... 82

11.Uji Normalitas Data Post Test ... 83

12.Uji Hipotesis Perbedaan Hasil Belajar Metode Ekspositori dan Inkuiri.... 85

(14)

Nuzulia Ratna Hidayati, NIM : A 210 040 050,

Jurusan Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2008, 63 halaman

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan prestasi belajar akuntansi, siswa yang mendapat pengajaran akuntansi dengan metode inkuiri dengan siswa yang mendapatkan pengajaran akuntansi dengan metode ekspositori. Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dimana menggunakan 2 kelas. Kelas pertama merupakan kelas kontrol, sedangkan kelas yang kedua sebagai kelas eksperimen. Penelitian ini merupakan penelitian populasi karena seluruh siswa kelas 2 dijadikan sebagai subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMU N 1 Cepogo sebanyak 80 siswa, 40 siswa sebagai kelas kontrol dan 40 siswa sebagai kelas eksperimen, jadi penelitian ini tidak menggunakan sampel maupun sampling. Sebelum dikenai perlakuan kedua kelas tersebut dimatching dengan uji beda mean yang berdasarkan nilai raport kelas XI semester 1. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode tes, dokumentasi, dan observasi. Teknik analisa data yang digunakan adalah uji t (t-test) yang sebelumnya dilakukan uji normalitas dan homogemitas. Hasil perhitungan analisa data diperoleh t-hitung sebesar 2,802 dan t-tabel 2,021 pada taraf α 0,05. Karena t-hitung > t-tabel dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan prestasi belajar akuntansi siswa yang menggunakan metode inkuiri dengan metode ekspositori. Untuk mengetahui mana yang lebih baik dapat ditentukan dengan nilai rata-rata siswa yang menggunakan metode inkuiri sebesar 72,400 dan menggunakan metode ekspositori sebesar 66,600, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa hasil prestasi belajar siswa yang menggunakan metode inkuiri lebih baik daripada metode ekspositori.

Kata kunci : metode inkuiri, metode ekspositori, prestasi belajar

(15)

Pendidikan di Indonesia saat ini masih pada tahap berkembang

sehingga diperlukan peningkatan mutu pendidikan agar pendidikan di

Indonesia dapat meningkat. Peningkatan mutu pendidikan adalah cara dalam

upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Ahli-ahli pendidikan telah

menyadari bahwa mutu pendidikan sangat tergantung kepada kualitas guru

dalam praktek pembelajaran dan merupakan isi mendasar bagi peningkatan

mutu pendidikan secara nasional.

Pendidikan adalah suatu proses yaitu usaha manusia dengan penuh

tanggung jawab untuk membimbing anak didik menuju kedewasaan. Proses

pendidikan yang diselenggarakan secara formal disekolah dimulai dari

pendidikan formal yang paling dasar (SD) sampai perguruan tinggi (PT) dan

tidak lepas dari kegiatan belajar yang merupakan salah satu kegiatan pokok

dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Hal ini sependapat dengan

Slamet (1987:1) yang menyatakan bahwa dalam keseluruhan proses

pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling

pokok. Kegiatan belajar di sekolah diarahkan agar siswa mampu menerima

dan memahami pengetahuan yang diberikan oleh guru di dalam proses belajar

mengajar.

Menurut Suwarna (2006:105) mengajar merupakan kegiatan yang

dilakukan guru untuk menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan

(16)

terjadinya proses belajar bagi peserta didik. Dalam mengajar, guru tidak

hanya sekedar menerangkan dan menyampaikan sejumlah materi pelajaran

kepada peserta didik, namun guru hendaknya selalu memberikan rangsangan

dan dorongan agar pada diri siswa terjadi proses belajar. Oleh sebab itu,

setiap guru perlu menguasai berbagai metode mengajar dan dapat mengelola

kelas secara baik sehingga mampu menciptakan iklim yang kondusif.

Dalam setiap kegiatan mengajar, pada dasarnya meliputi tiga kegiatan,

yaitu kegiatan sebelum pembelajaran, kegiatan pelaksanaan pembelajaran,

dan kegiatan sesudah pembelajaran. Agar kegiatan mengajar dapat berjalan

efektif, maka guru harus mampu memilih metode mengajar yang paling

sesuai. Proses pembelajaran akan efektif jika berlangsung dalam situasi dan

kondisi yang kondusif, hangat, menarik, menyenangkan, dan wajar. Oleh

karena itu guru perlu memahami berbagai metode mengajar dengan berbagai

karakteristiknya, sehingga mampu memilih metode yang tepat dan mampu

menggunakan metode mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan maupun

kompetensi yang diharapkan.

Akuntansi merupakan salah satu diantara mata pelajaran yang di kelas

IPS yang lebih ditekankan dibandingkan mata pelajaran lain. Tetapi banyak

siswa yang merasa kurang mampu dalam mempelajari akuntansi.

Kenyataan yang banyak dijumpai di sekolah selama ini adalah

pembelajaran akuntansi berlangsung secara tradisional yang meletakkan guru

sebagai pusat belajar bagi siswa. Karena siswa memiliki kebutuhan belajar,

(17)

dan teknik pembelajaran, memahami materi atau bahan ajar yang cocok

dengan kebutuhan belajar, dan berperilaku membelajarkan siswa. Guru

dituntut untuk dapat memilih kegiatan mengajarnya sehingga siswa terhindar

dari kebosanan dan tercipta kondisi belajar yang interaktif, efektif dan efisien.

Guru berperan memotivasi, menunjukkan dan membimbing siswa supaya

siswa melakukan kegiatan belajar. Sedangkan siswa berperan untuk

mempelajari kembali, memecahkan masalah guna meningkatkan taraf hidup

dengan berfikir dan berbuat di dalam dan terhadap dunia kehidupan. Untuk

memecahkan masalah pembelajaran yang demikian, perlu dilakukan upaya

pengembangan pembelajaran. Pengembangan pembelajaran yang diperlukan

saat ini adalah pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan kreativitas

siswa, serta memberikan iklim yang kondusif dalam perkembangan daya

nalar siswa.

Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran, guru harus

membangun hubungan baik yaitu dengan menjalin rasa simpati dan saling

pengertian. Hubungan baik akan membuat jembatan menuju kesuksesan

puncak siswa dalam berbicara dengan bahasa hati siswa. Membina hubungan

baik bisa memudahkan guru melibatkan siswa, memudahkan pengelolaan

kelas dan memperpanjang waktu fokus.

Salah satu hambatan dalam pembelajran akuntansi adalah bahwa

siswa kurang tertarik pada akuntansi, karena banyak siswa mengalami

kesulitan bila menghadapi soal-soal akuntansi sehingga dapat mengakibatkan

(18)

lain. Oleh karena itu kreativitas seorang guru dalam mengajar akuntansi

menjadi faktor penting agar akuntansi menjadi pelajaran yang menyenangkan

dan menarik di dalam kelas. Kenyataan, banyak guru yang menerapkan

metode ekspositori. Sumber utama dalam metode ini adalah penjelasan guru,

siswa hanya pasif mendengarkan materi, menerima dan menelaah begitu saja

ilmu atau info dari guru.

Telah dikemukakan di atas bahwa akuntansi merupakan mata

pelajaran yang kurang diminati siswa. Maka guru harus berusaha

menumbuhkan minat atau ”rasa cinta” siswa pada akuntansi. Pikiran siswa

sebaiknya diarahkan untuk dapat terjun dalam akuntansi dengan cara

melibatkannya secara langsung dalam pembelajaran. Sebagai salah satu

pemecahan dalam masalah ini dipilih pendekatan pembelajaran dengan

metode inkuiri.

Strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan kegiatan belajar yang

melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan

menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat

merumuskan sendiri penemuannya denga penuh percaya diri. Guru tidak lagi

berperan sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi,

sekalipun hal itu sangat diperlukan. Disini guru berperan sebagai motivator,

fasilitator, penanya, administrator, pengarah, manajer, dan rewarder. Supaya

guru dapat melakukan perananya secara efektif maka pengenalan kemampuan

siswa sangat diperlukan, terutama cara berpikirnya, cara mereka menanggapi,

(19)

Melalui metode tersebut diharapkan dapat melibatkan siswa secara

aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih mudah memahami

materi yang diajarkan oleh guru. Selain itu dapat menambahkan rasa percaya

diri siswa bahwa belajar akuntansi itu menyenangkan dan siswa akan

menyukai akuntansi sehingga prestasi belajarnya dapat meningkat.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “ PENGARUH PENGGUNAAN

METODE EKSPOSITORI DAN METODE INKUIRI TERHADAP

PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI AKUNTANSI

SMU N 1 CEPOGO BOYOLALI 2007-2008”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan paparan diatas maka dapat diidentifikasikan masalahnya

sebagai berikut :

1. Peranan guru yang sangat dominan menyebabkan siswa kurang aktif

dalam proses belajar.

2. Kurang tepatnya seorang guru dalam memilih dan menggunakan metode

mengajar dalam menyampaikan pokok bahasan tertentu, memungkinkan

akan mempengaruhi proses belajar mengajar.

3. Ada kemungkinan perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mendapat

pengajaran akuntansi dengan metode ekspositori dengan siswa yang

(20)

4. Ada kemungkinan pengajaran akuntansi dengan metode inkuiri

merupakan salah satu upaya peningkatan kualitas belajar.

C. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan yang dianalisa dapat terarah, maka permasalahan

tersebut dibatasi sebagai berikut :

1. Sesuai dengan judul yang diajukan, penelitian ini hanya berkaitan dengan

pengaruh metode ekspositori dan metode inkuiri terhadap prestasi siswa

pada bidang studi akuntansi kelas XI IPS SMU N 1 Cepogo Boyolali.

2. Pengamatan dan penelitian terbatas pada guru bidang studi akuntansi

kelas XI IPS SMU N 1 Cepogo Boyolali tahun ajaran 2007/2008.

D. Perumusan Masalah

Dalam suatu penelitian untuk menentukan ataupun menemukan suatu

kebenaran, akan dihadapkan pada suatu permasalahan yang di dalamnya

mengandung masalah-masalah yang harus dipecahkan oleh penulis.

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka permasalahan

yang berkaitan dengan penelitian ini adalah :

” Apakah ada pengaruh perbedaan penggunaan metode ekspositori

dan metode inkuiri dalam proses pembelajaran akuntansi terhadap prestasi

(21)

E. Tujuan Penelitian

Dalam suatu penelitian tujuan merupakan salah satu alat kontrol yang

dapat dijadikan petunjuk supaya penelitian ini dapat berjalan sesuai dengan

yang diinginkan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh perbedaan penggunaan metode ekspositori dan metode inkuiri

dalam proses pembelajaran akuntansi terhadap prestasi belajar akuntansi

siswa.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

a. Untuk menambah pengetahuan serta lebih mendukung teori-teori yang

ada sehubungan dengan masalah yang diteliti.

b. Sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar

siswa.

c. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian lebih lanjut bagi peneliti

lain.

2. Manfaat praktis

a. Sebagai dorongan untuk lebih meningkatkan prestasi belajar bagi para

siswa.

b. Sebagai bahan masukan bagi para guru tentang penerapan metode

(22)

G. Sistematika Skripsi

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi

masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi teori yang relevan tentang metode inkuiri,

metode ekspositori, prestasi siswa, kerangka pemikiran, dan

hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan tentang jenis penelitian, waktu dan tempat

penelitian, populasi, sampel, sampling, definisi operasional

variable, metode pengumpulan data, uji coba instrumen dan teknik

analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan tentang penggunaan metode inkuiri dan

metode ekspositori, penyajian data, analisis data, dan pengujian

hipotesis.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(23)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan uraian yang sistematis tentang hasil

penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu dan hubungannya

dengan penelitian yang akan dilakukan.

Hasil penelitian Anita Dwi Afriyani (2007) menyatakan ada perbedaan

prestasi belajar siswa yang signifikan anatra penggunaan metode receptive

dan metode inkuiri dalam proses pembelajaran baik melibatkan variabel

penyerta atau tidak. Hasil uji coba rerata skor menunjukkan prestasi belajar

siswa dengan menggunakan metode inkuiri lebih baik daripada metode

receptive.

Menurut hasil penelitian Harsasi (2000), siswa yang memiliki prestasi

belajar tinggi dalam pembelajaran dengan menggunakan metode discovery

inkuiri berinteraksi lebih positif dibandingkan dengan menggunakan metode

ceramah bervariasi dengan siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dalam

pembelajaran wawasan ketokohan sejarah nasional Indonesia.

Dari penelitian-penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan

metode inkuiri dan ekspositori berpengaruh terhadap proses belajar akuntansi.

(24)

Karena untuk meraih prestasi yang maksimal dipengaruhi oleh metode

pengajaran yang efektif.

B. Kajian Teori

1. Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar akan membawa perubahan pada individu yang belajar.

Perubahan tersebut meliputi pengetahuan, sikap, kecakapan, dan

lain-lain. Seseorang yang telah mengalami proses belajar tidak sama

keadaannya bila dibandingkan dengan keadaan pada saat belum belajar.

Individu akan lebih sanggup menghadapi kesulitan, memecahkan

masalah atau menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang

dihadapinya.

Sardiman (2001:20) berpendapat bahwa ”belajar merupakan

perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan

misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain

sebagainya”.

Witherington (dalam Nana Syaodih Sukmadinata, 2003:155)

”belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang

dimanifestasikan sebagai pola respon yang baru yang berbentuk

(25)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar dapat

dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal

1) Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri

antara lain :

a. Kelemahan mental, kecerdasan, intelegensi/kecakapan dan

bakat khusus.

b. Kelemahan fisik, panca indra, syaraf, cacat/karena sakit.

c. Gangguan yang bersifat emosional

d. Sikap dan kebiasaan yang salah dalam belajar

2) Faktor eksternal yaitu faktor yang datang dari luar yang

menyebabkan timbulnya kesulitan belajar antara lain :

a. Situasi belajar mengajar yang tidak merangsang siswa untuk

aktif

b. Kurikulum yang kurang fleksibel / terlalu kaku

c. Beban studi yang terlalu berat

d. Metode mengajar yang monoton/membosankan

e. Situasi rumah yang tidak memotivasi anak untuk melakukan

belajar.

Uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah

proses perubahan yang ada dalam diri individu sehingga mengarah pada

(26)

sikap yang diperoleh, disimpan dan dilaksanakan sehingga

menimbulkan tingkah laku yang adaptif dan progresif.

b. Prestasi Belajar Akuntansi

Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatic yang

kemudian dalam bahasa Indonesia berarti hasil usaha.

Prestasi belajar siswa dinyatakan dengan nilai dalam raport,

menurut Sumadi Suryadibrata (1993:26), nilai raport merupakan

rumusan terakhir dari guru mengenai kemajuan atau hasil belajar siswa

dalam masa tertentu yaitu 4 ataupun 6 bulan.

Prestasi belajar merupakan suatu masalah dalam sejarah

kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia

selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan

masing-masing. Dalam kamus besar bahasa Indonesia prestasi belajar

didefinisikan sebagai hasil penelitian yang diperoleh dari kegiatan

prasekolahan yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui

pengukuran dan penilaian.

Prestasi belajar siswa secara nyata dapat dilihat dalam bentuk

kuantitas yaitu angka. Dalam penelitian ini prestasi belajar yang

dimaksud adalah nilai akuntansi pada waktu ujian akhir semester.

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata ( 2003 : 102 )”prestasi belajar

merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan

(27)

Poerwodarminto (1991:96) :

”Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai setelah siswa mendapat pengajaran dalam waktu tertentu”. Hasil pengajaran dapat dikatakan berhasil apabila pengajaran itu mencapai tujuan yang ingin diraih yaitu tujuan belajar.

Menurut Zaenal Arifin (1998:30), prestasi belajar mempunyai fungsi :

1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas

pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

2. Prestasi sebagai penguasaan hasrat ingin tahu.

3. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu

institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi

belajar dapat dijadikan indikator eksternal dalam arti bahwa tinggi

rendahnya prestasi belajar dijadikan indikator tingkat kesuksesan

anak didik dalam masyarakat.

Berdasarkan pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa

proses belajar mengajar akuntansi adalah hasil yang dicapai siswa

setelah melalui proses belajar mengajar akuntansi yang dapat dilihat

dari nilai yang tertera dalam raport yang menunjukkan kecakapan siswa

dalam menguasai pelajaran akuntansi.

Keberhasilan belajar yang berwujud prestasi dapat dilihat dari

(28)

interaksi antara guru dengan siswa saja tetapi meliputi semua proses

yang disengaja untuk mengubah tingkah laku siswa dengan tujuan

pengajaran yang telah dirumuskan.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi

Belajar merupakan suatu proses di mana siswa berada di

dalamnya. Keberhasilan siswa dalam belajar disamping dipengaruhi

oleh dirinya sendiri (internal) maupun dari luar (eksternal) individu.

Pengenalan terhadap factor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai

prestasi belajar dengan sebaik-baiknya. Hal ini sesuai dengan pendapat

Abu Ahmadi (2004:138) bahwa factor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar meliputi :

1) Faktor internal

a) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun

yang diperoleh, yang termasuk factor ini misalnya penglihatan,

pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.

b) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh terdiri atas :

1. Faktor intelektif yang meliputi :

a. Faktor potensial yaitu kecepatan dan bakat.

b. Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah

(29)

2. Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu

seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi,

penyesuaian diri.

c) Faktor kematangan fisik maupun psikis

2) Faktor eksternal

a) Faktor lingkungan sosial yang terdiri dari :

1. Lingkungan keluarga

2. Lingkungan sosial

3. Lingkungan masyarakat

4. Lingkungan kelompok

b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan,

teknologi dan kesenian.

c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar

dan iklim.

3) Faktor lingkungan spiritual dan keamanan.

2. Metode Mengajar

a. Pengertian Metode

Menurut Muhibbin Syah (2004:201)

(30)

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode

adalah kegiatan atau cara untuk melakukan sesuatu dengan

menggunakan fakta dan konsep-konsep yang tersusun secara sistematis

dalam mencapai tujuan tertentu.

b. Pengertian Mengajar

Arifin dalam Adrian, (2004:7) mendefinisikan bahwa mengajar

adalah "suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada

murid agar dapat menerima, menanggapi, menguasai dan

mengembangkan bahan pelajaran itu".

Nasution dalam Adrian, (2004:7) berpendapat bahwa mengajar

adalah "suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan

sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi

proses belajar".

Tardif dalam Adrian, (2004:7) :

“Mengajar adalah “any action performed by an individual (the teacher)

with the intention of facilitating learning in another individual (the learner), yang berarti mengajar adalah perbuatan yang dilakukan

seseorang (dalam hal ini pendidik) dengan tujuan membantu atau memudahkan orang lain (dalam hal ini peserta didik) melakukan kegiatan belajar”.

Berdasarkan uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

mengajar merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan

seseorang untuk mengorganisasi, mengatur dan menyampaikan bahan

(31)

dan mengembangkan bahan-bahan pelajaran sehingga terjadi proses

belajar dengan tujuan membantu atau memudahkan melakukan kegiatan

belajar.

c. Metode Mengajar

Menurut Tardif dalam Muhibbin Syah (2004:201) “metode

mengajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan

kegiatan pendidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran

kepada siswa”.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode

mengajar adalah cara dalam melakukan suatu kegiatan yang berisi

prosedur baku untuk menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa agar

memudahkan peserta didik melakukan kegiatan belajar.

Namun, berbeda dari strategi mengajar (teaching strategy),

metode mengajar tidak langsung berhubungan dengan hasil belajar yang

dikehendaki. Artinya, dibandingkan dengan strategi, metode pada

umumnya kurang berorientasi pada tujuan (less goal-oriented) karena

metode dianggap konsep yang lebih luas daripada strategi. Gagasan ini

tidak berarti mengurangi signifikansi metode mengajar, lantaran strategi

mengajar itu ada dan berlaku dalam kerangka metode mengajar. Dalam

menggunakan metode ceramah misalnya, strategi guru untuk

(32)

lucu atau kisah sedih yang sekaligus merupakan contoh yang berfungsi

sebagai pelengkap uraian topic yang sedang ia sajikan.

3. Metode Inkuiri

Metode mengajar yang diterapkan dalam suatu pengajaran

dikatakan efektif jika menghasilkan sesuatu sesuai yang diharapkan atau

dengan kata lain tujuan tercapai.

Metode mengajar dikatakan efisien jika penerapannya dalam

menghasilkan sesuatu yang diharapkan itu relative menggunakan tenaga,

usaha pengeluaran biaya, dan waktu minimum atau semakin kecil tenaga,

usaha biaya dan waktu yang dikeluarkan semakin efisien.

Menurut Uzer Usman (1993:124) mendefinisskan metode inkuiri

adalah “suatu cara menyampaikan pelajaran dengan penelaahan sesuatu

yang bersifat mencari secara kritis, analisis, dan argumentative (ilmiah)

dengan menggunakan langkah-langkah tertentu menuju kesimpulan”.

Metode inkuiri memberikan perhatian dalam mendorong diri siswa

mengembangkan masalah. Sudyna (1986:21) mengemukakan bahwa

“inkuiri adalah metode mengajar yang meletakkan dan mengembangkan

cara berfikir ilmiah”.

Menurut Sri Anita W (2001:1-4) mendefinisikan “metode inkuiri

merupakan metode discovery artinya suatu proses mental yang lebih

tingkatannya”. Upaya mengembangkan disiplin intelektual dan

ketrampilan yang dibutuhkan siswa untuk membantu memecahkan

(33)

jawaban atas dasar rasa ingin tahu merupakan bagian proses inkuiri.

Keterlibatan aktif secara mental dalam kegiatan belajar yang sebenarnya.

Inkuiri secara kooperatif memperkaya cara berpikir siswa dan mendorong

mereka hakekat timbulnya pengetahuan tentative dan berusaha menghargai

penjelasan.

Menurut Sura (Oemar Hamalik, 2001:219) “inkuiri atau penemuan

adalah proses mental dimana siswa mengasimilasi suatu konsep atau

prinsip, misalnya mengamati, menggolongkan, membuat dugaan,

menjelaskan, mengukur, dan membuat kesimpulan dan sebagainya”.

Penemuan yang dilakukan tentu saja bukan penemuan yang sesungguhnya,

sebab apa yang ditemukan itu sebenarnya sudah ditemukan orang lain. Jadi

penemuan disins adalah penemuan pura-pura atau penemuan siswa yang

bersangkutan saja.

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa metode inkuiri adalah suatu cara menyampaikan pelajaran yang

meletakkan dan mengembangkan cara berfikir ilmiah dimana siswa

mengasimilasi suatu konsep atau prinsip, misalnya mengamati,

menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan membuat

kesimpulan dan sebagainya.

Pendekatan ini bertolak dari pandangan bahwa siswa sebagai obyek

dan subyek dalam pembelajaran, mempunyai kemampuan dasar untuk

berkembang secara optimal sesuai kemampuan yang dimiliki. Proses

(34)

siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Peranan guru lebih banyak

menetapkan diri sebagai pembimbing atau pemimpin belajat dan fasilitator

belajar. Dengan demikian, siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri

atau dalam bentuk kelompok memecahkan permasalahan dengan

bimbingan guru.

Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan mengajar yang berusaha

meletakkan dasar dan mengembangkan cara berpikir ilmiah, pendekatan

ini menempatkan lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan

kekreatifan dalam menyelesaikan masalah. Siswa betul-betul ditempatkan

sebagai subyek yang belajar. Peranan guru dalam pendekatan inkuiri

adalah pembimbing belajar dan fasilitator belajar. Tugas utama guru

adalah memilih masalah yang perlu dilontarkan kepada kelas untuk

dipecahkan oleh siswa sendiri.

Tugas berikutnya dari guru menyediakan sumber belajar bagi siswa

dalam rangka pemecahan masalah. Sudah barang tentu bimbingan dan

pengawasan guru masih tetap diperlukan, namun campur tangan atau

intervensi terhadap siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi.

Pendekatan inkuiri dalam mengajar termasuk pendekatan modern, yang

sangat didambakan untuk dilaksanakan disetiap sekolah. Adanya tuduhan

bahwa sekolah menciptakan kultur bisu, tidak akan terjadi apabila

pendekatan ini dilakukan.

Kegiatan ini dilaksanakn pada saat tatap muka atau pada saat

(35)

komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai peran aksi. Studi dan

penelitian terhadap pendekatan ini telah banyak dilakukan. Berbagai studi

tersebut antara lain menyimpulkan bahwa pendekatan ekspositori dan

inkuiri tidak berbeda efektif dalam mencapai hasil belajar yang bersifat

informasi, fakta dan konsep, tetapi berbeda secara signifikan dalam

mencapai ketrampilan berfikir, pendekatan inkuiri lebih efektif daripada

pendekatan ekspositori.

Pendekatan inkuiri dalam pembelajaran dapat lebih membiasakan

kepada anak untuk membuktikan sesuatu mengenai materi pelajaran yang

sudah dipelajari. Dengan menggunakan pendekatan inkuiri ini

perkembangan kognitif siswa lebih terarah dan dalam kehidupan

sehari-hari dapat diaplikasikan secara motorik.

Anonim (2007), strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan

kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan

siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,

analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan

penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan mengajar pada strategi ini

ialah:

a. Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar.

Kegiatan belajar di sini adalah kegiatan mental intelektual dan social

emosional.

b. Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan

(36)

c. Mengembangkan sikap percaya pada diri sendiri (selfbelief) pada diri

siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.

Peranan utama guru dalam menciptakan kondisi inkuiri adalah

sebagai berikut.

a. Motivator, yang memberi rangsangan supaya siswa aktif dan gairah

berpikir

b. Fasilisator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam

proses berpikir siswa

c. Penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka

perbuat dan memberi keyakinan pada diri sendiri.

d. Administrator, yang bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan di

dalam kelas.

e. Pengarah, yang memimpin arus kegiatan berpikir siswa pada tujuan

yang diharapkan

f. Manajer, yang mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas

g. Rewarder, yang memberi penhargaan pada prestasi yang dicapai dalam

rangka peningkatan semangat heuristik pada siswa

Supaya guru dapat melakukan perananya secara efektif maka

pengenalan kemampuan siswa sangat diperlukan, terutama cara

berpikirnya, cara mereka menanggapi, dan sebagainya.

Peserta didik menemukan sendiri pola-pola dan struktur melalui

sederetan pengalaman belajar. Keterangan-keterangan yang harus

(37)

diwajibkan melakukan aktivitas mental sebelum keterangan yang

dipelajari itu dimengerti. Fungsi pengajaran disini untuk mengarahkan

peserta didik mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.

Metode ini berpusat pada peserta didik, namun guru tetap

memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar

sebagai pembimbing dan sebagai sumber informasi data diperlukan siswa.

a. Perencanaan penggunaan metode inkuiri

Ada beberapa perencanaan untuk menggunakan metode inkuiri.

Perencanaan itu menurut Amin Suyitno, dkk (2001:31) sebagai berikut :

1) Aktivitas siswa untuk belajar mandiri perlu dibangkitkan.

2) Hasil akhir harus ditemukan sendiri oleh siswa.

3) Materi prasyarat harus dimiliki siswa.

4) Guru sebagai pembimbing.

b. Langkah-langkah dalam proses inkuiri

Menurut Syaiful Sagala (2003:97) langkah-langkah dalam proses

inkuiri adalah :

1) Menyadarkan peserta didik bahwa mereka memiliki keingintahuan

terhadap sesuatu.

2) Perumusan masalah yang harus dipecahkan peserta didik.

3) Menetapkan jawaban sementara atau hipotesis.

4) Mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab

permasalahan atau hipotesis.

(38)

6) Mengaplikasikan kesimpulan atau generalisasi dari situasi baru.

c. Strategi pelaksanaan metode inkuiri

Menurut E. mulyasa (2006:235) strategi pelaksanaan metode inkuiri

adalah sebagai berikut :

1) Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap

materi yang akan diajarkan. Sebelum memulai pelajaran guru guru

harus memahami sejauh mana peserta didik memiliki persepsi

terhadap materi tersebut. Kemudian guru dan peserta didik

bersama-sama membandingkan persepsi dengan berbagai pendapat

atau teori yang sudah ada.

2) Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk membaca atau

menjawab pertanyaan serta pekerjaan rumah.

3) Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan yang mungkin

membingungkan peserta didik.

4) Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah mereka pelajari

agar dapat dipahami.

5) Guru memberikan penjelasan informasi sebagai pelengkap dan

ilustrasi terhadap data yang telah disajikan.

6) Mendiskusikan aplikasi dan melakukan sesuai dengan informasi

tersebut.

7) Merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat

(39)

d. Kelebihan dan kelemahan metode inkuiri

Kelebihan metode inkuiri sebagai berikut :

1) Siswa aktif dalam kegiatan belajar.

2) Membangkitkan motivasi belajar siswa.

3) Siswa memahami benar bahan pelajaran.

4) Menimbulkan rasa puas bagi siswa dan menambah kepercayaan

pada diri sendiri menjadi penemu.

5) Siswa akan dapat mentransfer pengetahuannya dalam berbagai

konteks.

6) Melatih siswa belajar mandiri.

Kelemahan metode inkuiri sebagai berikut :

1) Menyita waktu banyak.

2) Cara belajar ini diperlukan adanya kesiapan mental.

3) Tidak semua siswa dapat melakukan penemuan.

4) Tidak berlaku untuk semua topic.

5) Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas yang besar,

karena sangat merepotkan guru.

Dari beberapa pendapat dan uraian di atas menunjukkan bahwa

inkuiri merupakan bentuk belajar yang fundamental, karena siswa tidak

hanya menerima informasi dari guru, tetapi lebih banyak mencari dan

(40)

4. Metode Ekspositori

Metode pembelajaran ekspositori merupakan metode pembelajaran

yang digunakan dengan memberikan keterangan lebih dahulu, definisi,

prinsip dan konsep materi pembelajaran serta memberikan contoh-contoh

latihan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, penugasan dan tanya

jawab sedangkan siswa mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara

cermat. Penggunaan metode ekspositori merupakan metode pembelajaran

mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa secara

langsung. Metode ekspositori sering disamakan dengan metode ceramah,

karena sifatnya sama-sama memberikan informasi.

Soemantri (2001:45) membedakan metode ekspositori dan metode

ceramah, mengingat dominasi guru dalam metode ekspositori banyak

dikurangi. Guru tidak terus bicara, informasi diberikan pada saat atau

bagian-bagian yang diperlukan, seperti awal pelajaran. Menjelaskan

konsep dan prinsip baru pada saat memberikan contoh kasus di lapangan.

Menurut Herman Hudoyo (1979:133) “menyatakan bahwa

ekspositori adalah suatu cara untuk menyampaikan gagasan atau ide dalam

memberikan info dengan lisan atau tulisan”. Selanjutnya Dimyati dan

Mujiono (1999:172) “menyatakan bahwa metode ekspositori adalah

memindahkan pengetahuan, keterangan dan nilai kepada siswa”.

Berdasarkan uraian-uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

metode ekspositori adalah suatu cara untuk menyampaikan gagasan atau

(41)

konsep materi pembelajaran dengan tujuan untuk memindahkan

pengetahuan, keterangan dan nilai kepada siswa.

Menurut Wahyudin (2004), dalam pembelajaran dengan strategi

ekspositori guru cenderung menggunakan kontrol proses pembelajaran

dengan aktif, sementara siswa relatif pasif menerima dan mengikuti apa

yang disajikan oleh guru. Strategi pembelajaran ekspositori ini merupakan

proses pembelajaran yang lebih berpusat pada guru ("teacher centered"),

guru menjadi sumber dan pemberi informasi utama. Meskipun dalam

strategi ekspositori digunakan metode selain ceramah dan dilengkapi atau

didukung dengan penggunaan media, penekanannya tetap pada proses

penerimaan pengetahuan (materi pelajaran) bukan pada proses pencarian

dan konstruksi pengetahuan.

Metode ekspositori memberikan kesempatan secara luas kepada

guru untuk merancang program pembelajaran dan siswa tinggal menerima

rancangan guru. Jika dilihat peranan guru dan siswa tersebut metode

ekspositori sangat efektif untuk siswa yang mamiliki tingkat kecerdasan

rendah.

Tujuan utama metode ekspositori adalah jelas, memindahkan

pengetahuan, ketrampilan nilai-nilai kepada siswa. Apabila dianggap

penting untuk menjelaskan informasi khusus yang berhubungan dengan

akuntansi semua itu dapat dikerjakan dengan efektif dan efisien melelui

metode ekspositori. Metode ekspositori itu sendiri memperhatikan

(42)

sederhana yaitu menjelaskan kepada siswa sesuatu yang telah

dipersyaratkan di dalam kurikulum.

Peranan guru dalam metode ekspositori merupakan pembimbing

program pelajaran karena merupakan programmer. Guru harus melihat

program pelajaran yang telah ditetapkan untuk dijelaskan dan siswa harus

dapat menguasainya. Guru merupakan sumber data yang penting dan

merupakan komponen pemindah antara sumber pengajaran dengan siswa.

Peranan guru ialah membimbing siswa untuk mendapatkan informasi yang

benar, yang merupakan bagian dari kurikulum yang dipersyaratkan.

Siswa diharapkan dapat memenuhi persyaratan oleh guru. Peranan

siswa dalam metode eksposiitori sering digambarkan secara kurang tepat,

siswqa dianggap pasif. Sebenarnya peranan siswa dapat aktif dalam proses

pembelajaran ekspositori seperti membaca materi, mengerjakan tugas,

mencari jawaban yang benar, mendiskusikan masalah yang diberikan oleh

guru. Namun mereka diarahkan untuk memenuhi persyaratan yang

ditetapkan oleh guru.

C. Kerangka Pemikiran

Pembelajaran yang menerapkan metode inkuiri memberikan manfaat

pada siswa yang sangat besar dalam pembelajaran. Metode inkuiri berusaha

merangsang siswa untuk bersifat aktif dan kreatif, memberikan suasana yang

kondusif dan terbuka memungkinkan siswa untuk belajar aktif baik secara

(43)

dengan pemikirannya sendiri, menjadikan komponen banyak arah dalam

proses pembelajaran, kondisi demikian akan menggairahkan semangat belajar

siswa yang akhirnya meningkatkan belajar siswa.

Dalam pembelajaran menggunakan metode ekspositori pada

kenyataannya kegiatan pembelajaran banyak didominasi oleh guru, peserta

didik kurang aktif dalam pencarian konsep, prinsip atau pengertian materi

yang dipelajari. Dalam proses pembelajaran siswa menerima bahan

pembelajran yang telah disusun oleh guru, media dan sumber belajar yang

telah ditentukan oleh guru. Pengamatan pmateri pembelajaran akuntansi yang

ditentukan dari guru sehingga informasi yang diperoleh kurang kuat

tersimpan dalam ingatan, siswa lebih mengandalkan pada ingatan, sehingga

kemampuan mentalnya untuk berproses secara analitis sangat minim.

Bertolak dari kerangka pemikiran diatas diduga bahwa ada pengaruh

proses belajar akuntansi dengan menggunakan metode ekspositori dan

metode inkuiri.

Dibandingkan Metode Ekspositori

(X1)

Prestasi

(Y1)

Prestasi

(Y2)

Metode Inkuiri

(X2)

(44)

D. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2003:52), “Hipotesis merupakan suatu jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian”. Oleh karena itu rumusan

masalah disusun dalam bentuk pertanyaan. Pada penelitian ini dikemukakan

hoipotesis sebagai berikut : “Ada pengaruh perbedaan penggunaan metode

ekspositori dan penggunaan metode inkuiri dalam proses pembelajaran

(45)

A.Pengertian dan Jenis Metode Peneltian

1. Pengertian metode penelitian

Pembahasan metode penelitian ini lebih cenderung dapat dilakukan

sebagai pertanggungjawaban mengenai metode-metode yang dipergunakan

selama penelitian berlangsung dari awal sampai akhir. Tentu saja ketetapan

dan kejelasan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian

merupakan salah satu bagian yang ikut menentukan tingkat kesohihan atau

kebenaran hasil penelitian. Oleh karena itu, penjelasan mengenai metode

penelitian sebagai pertanggungjawaban metode yang dipergunakan sangat

diperlukan. Cara mencari kebenaran yang dianggap atau dipandang ilmiah

adalah melalui metode penelitian.

Menurut Winarno (1990:220) :

“Metode penelitian adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari cara atau jalan untuk memecahkan atau menyelidiki suatu masalah yang dihadapi seseorang secara tepat dan benar sehingga mencapai hasil yang baik dan menimbulkan perasaan yang puas, aman, dan bangga bagi seseorang yang melakukan penelitian”.

Menurut Hadari Nawawi (1992:4) “metode adalah cara utama yang

dipergunakan untuk mencapai tujuan.”

Berdasarkan definisi di atas dapat diketahui bahwa metode adalah

cara atau tekhnik yangn digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.

(46)

Suharsimi Arikunto (2002:136) “metode penelitian adalah cara yang

dapat digunakan oleh seorang peneliti dalam mengumpulkan data

penelitian.”

Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan

bahwa metode penelitian adalah suatu ilmu yang membicarakan cara-cara

penyelidikan ilmiah yang mempunyai tujuan untuk menemukan,

mengembangkan, dan menguji kebenara suatu pengetahuan dengan

menggunakan metode dan tehnik-tehnik serta alat-alat tertentu. Penelitian

adalah suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan, serta menguji

kebenaran dari suatu pengetahuan , apabila suatu usaha tersebut dilakukan

dengan menggunakan car-cara atau metode ilmiah untuk penelitian disebut

metode penelitian.

2. Jenis metode penelitian

Menurut M. Nazir (1999:47) dalam melakukan penelitian dapat

digunakan salah satu dari metode-metode yang ada. Sedangkan menurut

Winarno Surachman (1990:13) metode penelitian dibagi menjadi 3 macam

yaitu metode historis, metode deskriptif dan metode eksperimen.

a. Metode historis

Metode penelitian yang meliputi pengumpulan data dan peristiwa atau

gagasan yang timbul di masa lampau dalam usaha memahami situasi

atau keadaan sekarang serta memprediksikan perkembangan yang akan

(47)

b. Metode deskriptif

Metode ini bertujuan untuk menentukan, menganalisis dan

mengklasifikasi dengan survey, angket, studi kasus atau dengan

observasi sehingga bemanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan

serta dapat diterapkan pada berbagai macam masalah.

c. Metode eksperimen

Metode eksperimen adalah cara penelitian dengan membuat kondisi

buatan dengan mengadakan manipulasi terhadap obyek yang akan

diteliti, setidaknya satu variable independent dengan maksud

mengetahui pengaruhnya terhadap variabek dependen, dengan cara

membandingkan dua kelompok yang diteliti.

Berdasarkan metode penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa

penelitian ini menggunakan metode eksperimen, karena penelitian ini

dilaksanakan dengan melakukuan eksperimen sesuai dengan metode

pembelajaran ekspositori dan metode inkuiri yang mana sampelnya terdiri

dari dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

dalam keadaan seimbang.

Menurut Sugiyono (2003:14) terdapat beberapa jenis penelitian

antara lain :a) penelitian kuantitatif dan b) penelitian kualitatif.

a. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan maksut memperoleh data

(48)

kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang

diangkakan (scoring).

b. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang datanya berbentuk kata,

kalimat, skema dan gambar.

Berdasarkan teori tersebut diatas maka dapat diambil pengertian

bahwa penelitian kuantitatif dan kualitatif dilakukan untun mendapatkan

data yang sesuai dengan metode yang rasional.

Jenis penelitian ini adalah penelitian yang menggabungkan antara

penelitian kualitatif dan kuantitatif, dimana data kualitatif berupa hasil

pengamatan secara langsung yang dilakukan peneliti tentang aktifitas guru

dan siswa selama eksperimen berlangsung, sedangkan data kuantitatif

diperoleh dari perhitungan data secara statistik mengenai pengaruh

penggunaan metode ekspositori dan metode inkuiri terhadap prestasi

belajar.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMU N I Cepogo Boyolali. Sekolah ini terletak

(49)

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran

2007-2008 yang akan dilakukan pada bulan Januari samapai selesai.

C.Populasi, Sampel dan Sampling

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2003:90) “Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas subyek atau obyek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan”. Pada penelitian ini yang menjadi populasi

adalah seluruh siswa kelas XI SMU N I Cepogo Boyolali yang berjumlah

80 siswa.

2. Sampel

Suharsimi Arikunto (2006:131) mengemukakan “sampel adalah

sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel

apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian

sampel”.

Menurut Gey, sebagaimana dikutip oleh Sumanto (1990:28),

menyatakan bahwa jumlah sampel terkecil dapat diterima tergantung jenis

(50)

a. Riset deskriptif : 10% dari populasi atau subyek

b. Riset korelasi : 30% dari populasi atau subyek

c. Riset kausal komparatif : 30% dari populasi atau subyek

d. Riset eksperimen : 50% dari populasi atau subyek

Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka dalam penelitian ini

penulis mengambil sampel sebanyak 80 orang siswa dari 80 orang siswa

yang dibagi menjadi dua kelompok masimg-masing terdiri 40 siswa

sebagai sample untuk kelompok ekspositori dan 40 siswa sebagai sampel

inkuiri.

3. Sampling

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:124) menyatakan bahwa

“Sampling adalah suatu proses yang dilakukan untuk memilih dan

mengambil sampel secara benar dari suatu populasi”. Pada penelitian

ini tidak ada sampling karena semua anggota populasi dijadikan

sebagai sampel.

D.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan pada suatu

(51)

penelitian tersebut, sehingga memperoleh data yang diperlukan. Dalam

penelitian ini menggunakan teknik observasi, tes dan dokumentasi.

1. Observasi

Margono (1997:158) “Observasi dartikan sebagai pengamatan dan

pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek

penelitian”.

Berdasarkan pendapat di atas, maka observasi atau pengamatan secara

langsung yang dilakukan oleh peneliti tentang aktivitas guru dan siswa

selama eksperimen berlangsung.

2. Tes

Suharsimi Arikunto (2001:53), “menyatakan bahwa tes adalah alat

atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu

dengan cara-cara atau aturan-aturan yang telah ditentukan”.

Metode ini dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada

mata pelajaran akuntansi pada pokok bahasan akuntansi dagang. Hasil tes

akhir yang peneliti gunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa adalah

soal pilihan ganda (check point).

3. Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:135), “metode dokumentasi adalah

(52)

dengan melihat buku-buku atau arsip-arsip atau catatan-catatan yang

berhubungan dengan masalah yang diselidiki”.

Pada penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk

mengumpulkan data mengenai daftar nama siswa. Alasan penggunaan

metode dokumentasi yaitu :

a. Dokumentasi sekolah merupakan hal yang resmi dan formal

b. Mengingat keterbatasan waktu dan biaya

c. Dokumentasi mempunyai sifat obyektif

d. Dokumentasi mempunyai sifat keabadian.

E. Uji Coba Instrumen

1. Definisi Operasional Variabel

Menurut Suharsimi Arikunto (1998:99) variable penelitian

merupakan obyek penelitian yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

Variable dalam penelitian ini terdiri dari :

a. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah suatu variabel yang akan diteliti

pengaruhnya. Variabel bebas dalam hal ini terdapat dua yaitu :

(53)

2) Model pembelajaran ekspositori untuk kelompok kontrol.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dapat menimbulkan

hubungan fungsional dan dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam hal

ini yang menjadi variabel terikat adalah prestasi belajar akuntansi

khususnya pada pokok bahasan akuntansi dagang.

2. Kisi-kisi soal tes

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tes sebagai instrumen

untuk memperoleh data. Sedangkan soal tes yang dibuat sebanyak 15 soal.

Adapun langkah-langkah penyusunan soal tes adalah sebagai berikut :

a) Melihat GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran) akuntansi SMU

N 1 Cepogo tahun ajaran 2007-2008.

b) Penulis melakukan konsultasi dengan guru bidang studi akuntansi di

SMU N 1 Cepogo.

c) Penulis melakukan konsultasi dengan pembimbing skripsi.

d) Penulis melakukan penyusunan soal sebanyak 15 soal.

Soal-soal ini disesuaikan dengan sub-sub pokok bahasan mata

pelajaran akuntansi. Adapun kisi-kisi soal tes dapat dilihat pada tabel di

(54)

MATERI JUMLAH

1 Ciri – ciri perusahaan dagang 5

2 Akun-akun khusus yang ada pada perusahaan dagang 5

3 Metode pencatatan dalam perusahaan dagang 5

4 Syarat penyerahan dan pembayaran dalam pembelian

barang dagangan 5

5 Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum 5

F. Uji Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat

kevalidan atau keaslian suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau

yang sahih mempunyai validitas tinggi. Namun sebaliknya instrumen yang

kurang valid memiliki validitas rendah.

Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan, dan mampu mengungkapkan data dari variabel yang diteliti

sacara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh

mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang

variabel yang dimaksud.

Suharsimi Arikunto, (2002:241) Validitas di atas diuji dengan

rumus korelasi product moment, uji ini dilakukan dengan melihat korelasi

(55)

Adapun rumusnya adalah :

N : jumlah subyek keseluruhan item, dinyatakan valid

apabila rhitung > critical volume.

Korelasi Product Moment yang dilakukan dengan bantuan program

SPSS V. 10. Apabila koefisien Korelasi Product Moment hasil cetakan

komputer dari butir pertanyaan, dan pertanyaan yang diuji lebih besar dari

tabel koefisien Product Moment (rhitung > ttabel) maka berarti koefisien

korelasi tersebut signifikan dan butir pertanyaan yang digunakan valid.

Bagi butir pertanyaan yang tidak valid akan digugurkan dari daftar

pertanyaan.

2. Uji Reliabilitas

Husein Umar (2002:178) “reliabilitas adalah istilah untuk

menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila

(56)

untuk mengetahui ketetapan instrumen atau data yang diteliti, pengukuran

reliabilitas tersebut dengan menggunakan rumus :

r ll =

rll = realibilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

G.Tehnik Uji Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian data apakah data tersebut normal

atau tidak. Penelitian ini untuk uji normalitas menggunakan litosfer dengan

langkah-langkah:

a. Hipotesis

(57)

Hi : data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

b. Statistik Uji

L = maximum IF ( Z1 ) – S( Z1 ) dimana :

F (Z1) = P( Z < Z1 ) dengan Z – N(0,1)

F (Z1) = proporsi banyaknya Z < Z1 terhadap banyaknya Z1

S( Z1 ) = skor standar, Z1=

S X X

_ 1 −

S = deviasi standar

c. Tarif signifikan α = 0,05

d. Keputusan uji

Jika L < L tabel maka sebuah data bias dikatakan normal sebaliknya

jika L > L tabel maka hasilnya dikatakan tidak normal.

2. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas adalah pengujian data apakah data tersebut

honogen atau tidak. Dalam penelitian ini uji homogenitas dengan uji

Barlet, yaitu :

a. Hipotesis

(58)

Hi : data berasal dari populasi tidak homogen

b. Statistik uji

(

)

N : banyaknya seluruh nilai (ukuran)

nj : banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j

⎟⎟⎠

c. Keputusan uji

Jika X < X22 ; k – 1 maka dapat dikatakan hasilnya homogen sebaliknya

(59)

H.Metode Analisis Data

Menurut Budiyono (2000:149) untuk mengetahui perbedaan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi dengan menggunakan model

pembelajaran ekspositori dan model pembelajran inkuiri menggunakan uji – t,

yaitu sebagai berikut :

(60)

A. Penyajian Data Hasil Uji Coba (Try Out) Soal Tes

Sebelum soal tes diberikan kepada sampel penelitian, maka terlebih dulu

dilaksanakan try-out (uji coba). Uji coba diberikan kepada 40 orang siswa. Uji

coba soal tes ini dilakukan untuk mengetahui kesahihan (validitas) dan

keandalan (reliabilitas) soal tes untuk menjadi alat pengumpul data.

1. Uji Validitas

Item soal dinyatakan valid jika harga rxy lebih besar dari rtabel pada

taraf signifikansi (α) = 5% yaitu sebesar 0,312. Adapun rangkuman hasil uji

validitas soal dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini (Lampiran 3):

Tabel 4.1

Rangkuman Hasil Uji Validitas Soal

(61)

Hasil perhitungan uji validitas terhadap soal tes menunjukkan bahwa

dari 25 item soal semuanya valid, karena harga rxy seluruh item tersebut

lebih besar dari rtabel (N;α) : (40;0,05) sebesar = 0,312 (Lampiran 3).

2. Uji Reliabilitas Soal

Hasil uji reliabilitas menurut pendapat Suharsimi Arikunto

(1993:167), dapat dikonsultasikan dengan ketetapan reliabilitas sebagai

berikut:

Antara 0,800 – 1, 000 = sangat tinggi

Antara 0,600 – 0,800 = tinggi

Antara 0,400 – 0,600 = cukup

Antara 0,200 – 0,400 = rendah

Antara 0,001 – 0,200 = sangat rendah

Hasil uji reliabilitas terhadap soal tes memperoleh koefisien

reliabilitas (r11) sebesar 0,8311, dimana nilai tersebut berada pada ketetapan

reliabilitas sangat tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa soal tes ini

sangat reliabel (andal) dan mampu untuk menjadi alat pengumpul data.

(Lampiran 4).

B. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran dengan metode ekspositori dan inkuiri pada

Siswa Kelas XI SMU Negeri 1 Cepogo Boyolali Tahun Ajaran 2007/2008

dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Melakukan identifikasi siswa untuk menemukan siswa yang aktif dan pasif

(62)

yang dilakukan untuk mengidentifikasi siswa antara lain: wawancara dengan

guru bidang studi sebelum pelaksanaan tindakan kemudian melakukan

observasi langsung pada siswa

2. Merencanakan solusi masalah, solusi yang peneliti tawarkan untuk

mengatasi masalah peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan

pembelajaran dengan metode ekspositori dan inkuiri.

3. Pelaksanaan tindakan, pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti

melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode ekspositori di

kelas XI A dan metode inkuiri di kelas XI B dalam rangka variasi metode

pembelajaran.

Suatu perencanaan bersifat fleksibel dan siap dilakukan perubahan

sesuai apa yang terjadi dalam proses pelaksanaan di lapangan. Pada tahap ini

dalam melaksanakan pembelajaran di kelas lebih mengarah pada subtansi

yang menjadi permasalahan pokok untuk dapat meningkatkan ranah

kognitif, afektif dan psikomotor siswa yaitu penerapan metode ekspositori

dan inkuiri. Pada setiap akhir tindakan dilaksanakan tes untuk mengetahui

hasil belajar yang telah dicapai siswa.

4. Observasi dan monitoring. Pada tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan

dengan saat pelaksanaan pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang

berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahap

ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang

diperlukan dan terjadi selama tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini

dilakukan dengan menggunakan format observasi atau penilaian yang telah

(63)

waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses hasil belajar siswa. Data

yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, kuis dan

lain-lain) dan data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, antusias

siswa dan lain-lain. Berdasarkan data yang terkumpul tersebut kemudian

dilakukan analisis dan refleksi terhadap tindakan yang telah dilakukan.

5. Refleksi. Pada tahap ini dimaksudkan untuk menguasai secara menyeluruh

tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang terkumpul, kemudian

dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi ini

mencakup analisis, sintesis dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas

tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dan proses refleksi maka

dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi

kegiatan: perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang

sehingga permasalahan dapat teratasi.

6. Pelaksanaan evaluasi. Tes digunakan untuk mengumpulkan data kenaikan

hasil belajar yang dilaksanakan sebelum tindakan dan sesudah tindakan.

Kegiatan mi sebagai proses mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan

informasi sehingga bermanfaat untuk pengambilan keputusan tindakan.

Diantara dialog, perencanaan, pengambilan keputusan tindakan, melakukan

tindakan, pengamatan, refleksi, dan evaluasi merupakan proses yang terkait

secara logis, sistematis, dan berkesinambungan. Evaluasi khususnya

diarahkan pada penemuan bukti-bukti adanya peningkatan ranah kognitif

(64)

C. Penyajian Data Hasil Belajar

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui teknik

dokumentasi terhadap nilai pretes (nilai semester I) dan pelaksanaan evaluasi

pada akhir pembelajaran dengan metode ekspositori dan inkuiri (post test).

Setelah dilakukan perhitungan dengan statistik deskriptif, maka diperoleh

karakteristik data sebagai berikut:

Tabel 4.2.

Deskripsi Data Prestasi Belajar Akuntansi pada Siswa Kelas XI SMU Negeri 1 Cepogo Boyolali Tahun Pelajaran 2007/2008

Kelompok Nilai Rata-rata

Perlakuan Pre-test Post-test Selisih Metode Ekspositori 64,500 66,600 2,100 Metode Inkuiri 65,125 72,400 7,275

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebelum pelaksanaan eksperimen

pembelajaran (pre-tes), nilai rata-rata pre-tes siswa pada kelompok

pembelajaran metode ekspositori adalah sebesar 64,500 (lihat Lampiran 6) dan

kelompok pembelajaran metode inkuiri 65,125. Kemudian setelah dilaksanakan

pembelajaran terjadi peningkatan prestasi belajar, dimana pada pembelajaran

dengan metode ekspositori siswa memperoleh nilai rata-rata 66,600 (lihat

Lampiran 11), sedangkan rata-rata prestasi belajar dengan metode inkuiri

sebesar 72,400. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa pada pembelajaran

dengan metode ekspositori, prestasi belajar siswa hanya meningkat sebesar

2,100 poin, sedangkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran dengan metode

inkuiri meningkat sebesar 7,275. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa

dalam pembelajaran dengan metode inkuiri lebih meningkat dan lebih tinggi

(65)

D. Pengujian Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dalam

penelitian ini menggunakan uji Lilliefors. Untuk menerima atau menolak

hipotesis dengan cara membandingkan Lo maks dengan L kritis yang

diambil dari daftar nilai kritis uji Lilliefors pada taraf signifikansi (α) = 0,05.

Jika Lo maks < L tabel derajat bebas (db) = 40, maka hipotesis nol ditolak.

Tabel 4.3

Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data

Variabel Lo Maks L tabel

(0,05;40) Keputusan Pre-tes Kelompok Metode

Ekspositori 0,136 0,140 Normal Pre-tes Kelompok Metode

Inkuiri 0,118 0,140 Normal Prestasi Belajar Metode

Ekspositori 0,117 0,140 Normal Prestasi Belajar Metode Inkuiri 0,112 0,140 Normal

Hasil perhitungan uji normalitas memperoleh harga maksimal (Lo

maks) yang lebih kecil dari Ltabel Liliefors pada taraf signifikansi 5% yaitu

sebesar 0,140, sehingga dapat dinyatakan bahwa keempat data tersebut

memiliki distribusi atau sebaran yang normal. Hasil yang lebih lengkap

dapat dilihat pada perhitungan uji normalitas pada lampiran 6 dan 11.

2. Uji Keseimbangan Kemampuan Awal (Matching)

Uji kesepadanan atau uji keseimbangan kemampuan awal

dilaksanakan dengan uji t. Uji ini dilaksanakan untuk mengetahui apakah

Gambar

Gambar Kerangka Pemikiran
tabel koefisien Product Moment (rhitung > ttabel) maka berarti koefisien
Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Uji Validitas Soal
Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data
+3

Referensi

Dokumen terkait

Apabila terdapat keberatan atas penetapan penyedia barang/jasa tersebut diatas, kami memberi kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis selambat-lambatnya

Adapun hasil pengukuran aspek finansial untuk payback periode berada dalam kondisi tidak baik yang mana usaha ini tidak layak untuk dijalankan karena jangka

Untuk meningkatkan kemampuan membaca awal melalui metode permainan kartu gambar.. Sebagai masukan untuk menambah serta mempercaya pengetahuan cara membawa awal pada

(EMPAT BELAS TRILIUN EMPAT RATUS DELAPAN MILIAR SEMBILAN RATUS EMPAT JUTA TIGA RATUS EMPAT PULUH DELAPAN RIBU RUPIAH). 61

judul ” SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FORUM GROUP DISKUSI TEKNOLOGI FAKULTAS TEKNIK PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH BERBASIS WEB ” sebagai salah satu syarat kelulusan

Fenomena inilah yang akhirnya menjadi pemicu terjadinya pergeseran makna dari ritual ke pasar, para produsen, distributor dan penjual Saguer kini seakan-akan mulai berlomba

Tuntasnya, benarlah bahawa ibu bapa haruslah membentuk sahsiah anak-anak mereka untuk menjadi insan yang cemerlang dari segi fizikal mahupun rohani mereka

Fasilitas terbaru tersebut adalah fasilitas pengaksesan data Visual Basic versi 6.0 kemampuan akan pengolahan database lebih canggih karena adanya aplikasi yang terbaru seperti