FUNGSI DAN BENTUK TARI ZAPIN PECAH DUA BELAS
DI KECAMATAN KERINCI KABUPATEN PELALAWAN
RIAU
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pada Program Studi Pendidikan Sendratasik
Oleh :
NORA SARTIKA
208342036
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbit kan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, April 2014
Nora Sartika NIM :
208342036
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi ini diajukan oleh : Nora Sartika, NIM 208342036 Jurusan Sendratasik
Program Studi Pendidikan Seni Tari Strata Satu Fakultas Bahasa Dan Seni
Universitas Negeri Medan
Dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan
Panitia Ujian
Medan, April 2014 Panitia Ujian
Ketua,
Dr. Isda Pramuniati, M. Hum NIP.19641207 199103 2 002
Sekretaris,
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang mana beliau telah memberikan rahmat dan hidayahnya. Tidak lupa penulis haturkan shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan ini membahas tentang “Fungsi dan Bentuk Tari Zapin Pecah Dua Belas di Kecamatan Kerinci Kabupaten Pelalawan”.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) Program Studi Pendidikan Seni Tari Universitas Negeri Medan.
Proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Universitas Negeri Medan. 3. Dra. Tuti Rahayu, M.Si selaku ketua jurusan sendratasik Universitas
Negeri Medan.
4. Nurwani, S.S.T.,M.Hum selaku ketua Prodi Seni Tari dan dosen PA yang selalu memberikan masukan dalam skripsi ini.
5. Drs. Inggit Prasetyawan, M.Sn selaku pembimbing I yang telah bekerja keras memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
6. Dra. Dilinar Adlin, M.Pd selaku pembimbing II yang selalu memberikan masukan-masukan, motivasi dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
ii
8. Terima kasih yang teristimewa dan yang tersayang kepada kedua orang tua saya, Ayahanda H. Syahrir Bayumi dan Ibunda Hj. Kasmawaty yang selalu memberikan motivasi, nasehat serta dukungan moral dan materil sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
9. Untuk yang tersayang dan teristimewa Kakanda Sari Azanti, S.Pd dan H. Herman Maskar S.Pd, M.Si yang cerewet memberikan semangat, nasehat dan membantu saya dalam bentuk apapun tanpa pamrih dari segi moril maupun materil sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.
10.Terima kasih yang mendalam kepada Bapak Tengku Alfen Fair sebagai narasumber yang banyak memberikan informasi dan data kepada saya yang berkaitan dengan judul skripsi ini.
11.Kepada teman-teman tercinta dan seperjuangan Juli Elvina, Maulia Miranti, Mely, Elly, Chika,Selvi dan Bintang .
12.Dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan kita semua. Penulis menyadari skripsi ini belum suatu kesempurnaan. Oleh sebab itu, segala kritik dan saran penulis harapkan sehingga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Maret 2014 Penulis
ABSTRAK
Nora Sartika, Nim 208342036, Fungsi Dan Bentuk Tari Zapin Pecah Dua Belas Di Kecamatan Kerinci Kabupaten Pelalawan Riau, Skripsi. Medan : Fakultas Bahasa Dan Seni, Universitas Negeri Medan 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan fungsi dan bentuk tari Zapin Pecah Dua Belas di Kecamatan Kerinci Kabupaten Pelalawan Riau. Seluruh populasi diangkat menjadi sampel. Penelitian ini memakan waktu kurang lebih 3 bulan dengan rentang waktu pada bulan Desember tahun 2013 hingga bulan Februari tahun 2014.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, tari Zapin Pecah Dua Belas telah ada sejak berdirinya Kerajaan Pelalawan pada tahun 1811-1945. Dulunya tari ini dibawa oleh para saudagar dan pemuka agama yang berasal dari Johor, desa Pelalawan disamping mereka berdagang dan menyebarkan agama Islam, bahkan setelah kerajaan berakhir tahun 1946, tari ini masih sering ditampilkan pada acara-acara perkawinan, sunat rasul , memperingati hari besar Islam dan festival-festival tari yang diadakan oleh daerah setempat. Dinamakan tari Zapin Pecah Dua Belas dikarenakan adanya 12 ragam, dimana ragam pertama dipecah-pecah menjadi ragam kedua atau berhubungan dengan ragam kedua. Ragam kedua dipecah menjadi ragam ketiga atau berhubungan dengan ragam ketiga, begitu seterusnya sampai dengan ragam kedua belas yang ditutup dengan Tahtum atau Sembah.
Tari Zapin Pecah Dua Belas memiliki fungsi utama yaitu sebagai hiburan. Ini dapat dilihat dari seringnya tari Zapin Pecah Dua Belas dipersembahkan dan dipertunjukan pada acara perkawinan, sunat rasul, di rumah – rumah penduduk yang berhajat atau memperingati hari-hari besar Islam dan festival – festival tari yang diadakan oleh daerah setempat, serta dapat dilihat dari gerakan kakinya yang lincah, melangkah dengan sopan tanpa mengusik hamparan maupun melentur lantai yang dipijak tetapi juga cukup menarik dan menghibur hati dengan diiringi alat musik Gambus dan Marwas yang tidak terlalu kuat tetapi cukup sekedar memberikan kepuasaan kepada telinga yang mendengar dan iringan kepada pemain yang menari.
iii
BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Landasan Teoritis 1. Etnografi di Kecamatan Kerinci Kabupaten Pelalawan ... 20
iv
1.2.Kesenian dan Kebudayaan yang ada di Kecamatan Kerinci
Kabupaten Pelalawan ... 23
1.3.Mata Pencaharian ... 26
2. Bentuk Penyajian ... 27
2.1 Gerak ... 27
2.2 Tata Busana dan Tata Rias ... 49
2.3 Alat Musik Pengiring Tari ... 51
3. Fungsi Tari Zapin Pecah Dua Belas ... 54
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 55
B. Saran ... 58
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 : Sekretariat DKP ... 23
Gambar 4.2 : Lambang DKP ... 23
Gambar 4.3 : Salah Satu Sanggar Kesenian di Kabupaten Pelaalawan ... 26
Gambar 4.4 : Tata Busana dan Tata Rias Penari Wanita ... 51
Gambar 4.5 : Tata Busana dan Tata Rias Penari Pria ... 52
Gambar 4.6 : Alat Musik Gambus ... 54
vi
DAFTAR TABEL
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kecamatan Kerinci adalah sebuah kecamatan yang juga merupakan ibu kota Kabupaten Pelalawan yang terletak di Jalan Lintas Timur Sumatera sehingga Kecamatan Kerinci menjadi pusat kegiatan dari Kabupaten Pelalawan, yang memiliki luas wilayah 192,5 km2 ( Sumber Data : Kantor Camat Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan )
2
Pelalawan dan sampai sekarang masih sering ditampilkan . Dulunya tari ini dibawa oleh para saudagar dan pemuka agama yang berasal dari Johor desa Pelalawan, disamping mereka berdagang dan menyebarkan agama Islam. Ketika kerajaan Pelalawan masih berdiri tahun 1811-1945 ( Tenas Efendy, 2010 : 18 ), setidak-tidaknya setiap minggu ada persembahan tari Zapin di istana rajanya. Bahkan setelah kerajaan itu berakhir tahun 1946, tari ini masih ditampilkan walaupun tidak sesering masa sebelumnya sampai raja Pelalawan terakhir, Assyaidissyarif Tengku Said Harun Ibnu Sultan Hasyim, mangkat pada tahun 1959 ( Tenas Efendy, 2010 : 18 ). Selain di istana, Zapin ini ditarikan pula di rumah-rumah kediaman orang besar kerajaan atau di tempat- tempat adanya upacara seperti memperingati hari-hari besar Islam, helat perkawinan dan sebagainya. Tradisi ini sudah berlangsung lama. Setelah kerajaan Pelalawan berakhir dan rajanya mangkat, Zapin ini masih tetap ditarikan sampai sekarang oleh orang untuk memeriahkan acara perkawinan, sunat rasul, di rumah – rumah penduduk yang berhajat atau memperingati hari-hari besar Islam dan festival – festival tari yang diadakan oleh daerah setempat.
3
menggunakan pola lantai sebaris dan tidak menggunakan properti. Pada ragamnya banyak menggunakan gerakan kaki sehingga gerakan tangan akan mengikuti badan karena tumpuannya hanya pada kaki.
Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik dan ingin mengangkat tarian tersebut menjadi topik penelitian dengan judul “Fungsi dan
Bentuk Tari Zapin Pecah Dua Belas di Kecamatan Kerinci Kabupaten Pelalawan”.
B. Identifikasi Masalah
Dalam setiap penelitian sangat perlu diadakannya identifikasi masalah. Hal ini dilaksanakan, agar penulis yang dilakukan menjadi terarah serta cakupan masalah yang dibahas tidak terlalu luas. Adapun beberapa yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah Fungsi Tari Zapin Pecah Dua Belas di Kecamatan Kerinci Kabupaten Pelalawan ?
2. Bagaimanakah Bentuk Penyajian Tari Zapin Pecah Dua Belas di Kecamatan Kerinci Kabupaten Pelalawan ?
3. Bagaimanakah Busana Tari Zapin Pecah Dua Belas di Kecamatan Kerinci Kabupaten Pelalawan ?
4. Bagaimanakah Musik Pengiring Tari Zapin Pecah Dua Belas di Kecamatan Kerinci Kabupaten Pelalawan ?
4
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah diambil berdasarkan latar belakang dan juga identifikasi masalah yang sebelumnya sudah dibahas di atas. Pembatasan masalah digunakan untuk membatasi ruang pikir penulis dalam meneliti suatu penelitian. Adapun pembatasan masalah adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah Fungsi Tari Zapin Pecah Dua Belas di Kecamatan Kerinci Kabupaten Pelalawan ?
2. Bagaimanakah Bentuk Penyajian Tari Zapin Pecah Dua Belas di Kecamatan Kerinci Kabupaten Pelalawan ?
D. Perumusan Masalah
Seperti yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah, identifiksai masalah dan pembatasan masalah, maka diperlukan rumusan masalah dalam penelitian agar semakin terarah dalam pelaksanaanya. Kaelan (2012:69)
mengatakan, “Rumusan masalah ini memuat suatu pertanyaan singkat yang
harus dijawab dalam penelitian, dengan merinci aspek-aspek apa saja yang
akan dideskripsikan dalam suatu penelitian”.
Berdasarkan hal tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut : ”Bagaimanakah Fungsi dan Bentuk Tari Zapin
5
E. Tujuan Penelitian
Menurut Bruce Chadwick ( 1991:45 ) “Pengertian tujuan penelitian
yaitu menggambarkan bagaimana jawaban atau pertanyaan-pertanyaan penelitian yang
dikemukakan akan memberikan informasi yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan administratif, praktis atau teoritis yang sesuai dengan pertanyaan penelitian”.
Jadi jelas bahwa tujuan penelitian adalah sesuatu yang ingin dicapai agar arah penelitian dapat mencapai sasaran yang diharapkan dan mendapat gambaran yang jelas tentang hasil yang akan diperoleh. Sesuai dengan perumusan masalah, tujuan dari penelitian ini dikembangkan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan Fungsi Tari Zapin Pecah Dua Belas di Kecamatan Kerinci Kabupaten Pelalawan
2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan Bentuk Penyajian Tari Zapin Pecah Dua Belas di Kecamatan Kerinci Kabupaten Pelalawan
F. Manfaat Penelitian
6
1. Sebagai masukkan bagi penulis dalam menambah pengetahuan mengenai tari yang ada di Riau.
2. Diharapkan dapat menjadi acuan bagi orang yang ingin memperdalam wawasan secara tulisan dan menambah investasi kebudayaan daerah dalam tari.
3. Sebagai sumber informasi dan motivasi bagi setiap pembaca, khususnya di bidang Seni Tari.
4. Sebagai referensi bagi penulis lainnya.
5. Dapat menambah pengetahuan tentang tari yang ada di Riau khususnya Kecamatan Kerinci Kabupaten Pelalawan.
56
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang dan hasil penulisan yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Tari Zapin Pecah Dua Belas berfungsi sebagai hiburan bagi masyarakat Kecamatan Kerinci Kabupaten Pelalawan. Tarian yang bernafaskan Islam ini memiliki peran penting yang awalnya untuk menyebarluaskan nilai-nilai Islam dan tunjuk ajar Melayu pada zaman kerajaan. Setelah kerjaan berakhir, upacara-upacara adat di kerajaan tidak lagi berlangsung kecuali untuk memeriahkan acara pernikahan atau peringatan hari-hari besar Islam. Perannya sebagai menyebarluaskan nilai-nilai Islam dan tunjuk ajar Melayu luntur sehingga fungsi tari Zapin Pecah Dua Belas hanya untuk hiburan semata. Ini dapat dilihat dari seringnya tari Zapin Pecah Dua Belas dipersembahkan dan dipertunjukan pada acara perkawinan, sunat rasul, di rumah – rumah penduduk yang berhajat atau memperingati hari-hari besar Islam dan festival – festival tari yang diadakan oleh daerah setempat, serta dapat dilihat dari gerakan kakinya yang lincah, melangkah dengan sopan tanpa mengusik hamparan maupun melentur lantai yang dipijak tetapi juga cukup menarik dan menghibur hati dengan diiringi alat musik Gambus dan Marwas yang tidak terlalu kuat.
57
2. Bentuk penyajian tari Zapin Pecah Dua Belas menyajikan tari yang bersifat hiburan. Dulunya tarian ini ditarikan oleh penari laki-laki saja. Dengan perkembangan zaman saat ini, tari Zapin Pecah Dua Belas dapat ditarikan oleh penari wanita ataupun ditarikan berpasang-pasangan dengan pola lantai sederhana yang tidak menggunakan properti. Di dalam geraknya terdapat 12 ragam, dimana ragam pertama dipecah menjadi ragam kedua atau berhubungan dengan ragam kedua. Ragam kedua dipecah menjadi ragam ketiga atau berhubungan dengan ragam ketiga, begitu seterusnya sampai dengan ragam ke dua belas yang ditutup dengan Tahtum atau Sembah. Tari Zapin Pecah Dua Belas pada umumnya banyak menggunakan gerakan kaki, sedangkan gerakan tangan kurang ditonjolkan. Posisi tangan kiri membentuk siku-siku dan dirapatkan di sisi dada sebelah kiri serta jari tangan digenggam sejajar dengan dada. Posisi tangan kanan bergerak sesuai dengan gerak kaki yang dilangkahkan. Alat musik yang digunakan dalam tari Zapin Pecah Dua Belas adalah 1 buah Gambus dengan cara dipetik dan 4 buah Marwas dengan cara dipukul.
B. Saran
58
1. Diharapkan kepada pemerintah setempat semakin mempererat hubungannya dan saling kerjasama dengan Dewan Kesenian Pelalawan agar dapat melestarikan dan menyelamatkan kesenian-kesenian daerah Kabupaten Pelalawan khususnya.
2. Diharapkan bagi Dinas Pariwisata Kebudayaan dan Kesenian agar daapat memberikan perhatian dan perkenalan kepada forum yang lebih luas, sehingga dengan sendirinya kesenian tradisional tersebut selalu dapat dilestarikan.
3. Perlunya koordinasi yang baik dari pmerintahan Kabupaten Pelalawan dalam meningkatkan mutu seni budaya tari Zapin Pecah Dua Belas. 4. Untuk penulisan yang lebih lanjut perlu adanya peningkatan yang