8 BAB II KAJIAN TEORI
Di dalam bab ini akan dibahas beberapa teori yang menjadi landasan dari analisis yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Teori tersebut adalah Media Baru dan Komunikasi Kelompok dan Antropologi Budaya
2.1. Media Baru untuk Komunikasi Termediasi Internet(CMC)
Para pemikir second media age berpendapat bahwa pertumbuhan internet adalah reaksi terhadap kemungkinan-kemungkinan yang terbatasi dan tidak setara bagi broadcast (Holmes, 2012 : 94). Internet dapat diterapkan dalam artian lebih luas untuk melibatkan kisaran lingkungan yang terbentuk secara teknis dimana individu-individu mengalami suatu lokasi yang tak bisa direduksi pada sekedar ruang fisik (Ostwald, 1997:95).
Dengan 2 pernyataan diatas berarti arah pertumbuhan komunikasi dan pola medianya mulai bergeser. Dari penggunaan media yang broadcast (penyebaran yang dalam hal ini satu arah) menuju ke internet yang lebih bisa menutup kebutuhan komunikasi di era sekarang ini. Sisi praktis menggunakan internet sebagai media komunikasi adalah dapat dijangkau dimanapun, meski tanpa bertatap muka atau bisa diterjemahkan dalam bahasa Inggris Computer Mediated Communication (CMC) dimana hal ini didukung oleh ungkapan Shel Holtz pada 1999 dalam bukunya “Public Relation on the Net” yaitu “berbicara atas nama perusahaan, telah mempertimbangkan penggunaan internet sebagai salah satu strategi komunikasi public relation karena sifat Internet sebagai media sosial adalah wadah komunikasi yang memungkinkan informasi cepat sampai ke publik, siapapun dapat mengakses internet, dan tidak terbatas ruang dan waktu”. (Holtz,1999:3)
9
mana terkait dengan istilah berbagi, partisipasi, perkumpulan, persekutuan, dan memiliki kepercayaan bersama, dengan tujuan kepuasan bersama dan bergantung pada persaman emosi (James Carey, 1975). Bahkan tanpa bertatap muka, komunikasi yang termediasi internet dapat tetap berlangsung.
“Social Media is a group of internet based applications that build on the ideological and technological foundation of web, and that allow the creation and
exchange. Web is a platform whereby content and applications are no longer
created and published by individuals, but instead are continuously modified by all
users in a participatory and collaborative fashion. User generated content can be
seen as the sum of all the ways in which people make use of Social Media.
(Kaplan & Heinlein, 2012). Kaplan dan Heinlein berpikir lebih jauh tentang sosial media yaitu untuk membawa perubahan. Penciptaan dan pertukaran dalam
CMC mampu menciptakan perubahan dalam penggunaannya sebagai ‘peranan’
tanpa perlu bertatap muka.
2.2 Jaringan Komunikasi
François Cooren dalam Encyclopedia of communication theory menulis pandangan yang unik tentang networking, khususnya dari sudut pandang ilmu komunikasi. “Several key concepts have been developed over the years to account for the constitution of the hybrid and plural world we live in. One of the most
important is spokesperson, or macroactor, in that it shows how a given (human or
nonhuman) actor can become a network (and vice versa); hence the expression
actor–network. Acting and/ or speaking in the name of, on behalf of, and/or in the
stead of something or someone else, that is, macroacting, is indeed the main way
by which collectives or networks are constituted. Once an agent is recognized and
acknowledged as acting or speaking in the name of others, whether they are a
collection of individuals (a we) or a collective (an it), these others can be said not
only to have an identity—they start to exist as a we or as an entity, an it—but also
10
Dengan pisau teori ini melalui point-pointnya yaitu agent, speaking in the name of others, whether they are a collection of individuals (a we) or a collective
(an it), these others can be said not only to have an identity—they start to exist as
a we or as an entity, an it—but also to act from a distance, that is, to tele-act or
telecommunicate, akan membantu menjelaskan hubungan dari peran-peran yang dijalankan oleh group facebook HIMPPAR sebagai suatu jaringan komunikasi dimana ada aktor dibelakangnya, sehingga mampu menciptakan ataupun merubah sesuatu bagi anggotanya.
2.3 Komunikasi Kelompok dan Group Facebook
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok kecil seperti dalam rapat, pertemuan, konferensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang tau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Dalam pengertian komunikasi kelompok menurut para ahli diatas, terdapat beberapa point penting, yaitu: dilalui menurut tatap muka, memiliki partisipan lebih dari 3 orang, bekerja dibawah arahan seorang pemimpin, membagi tujuan atau sasaran bersama, anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain.
11
brainstorming ide produk atau pemasaran, misalnya. Sangat memungkinankan untuk mengumpulkan kelompok dengan topic tertentu.
Dilihat dari fungsinya, group dalam facebook memenuhi poin-poin dari komunikasi kelompok menurut para ahli kecuali poin pertama, yaitu dilalui menurut tatap muka. Namun, seperti disebutkan diatas, bahwa komunikasi yang termediasi semacam ini bukan berarti melepaskan diri dari komunikasi tatap muka (Holmes, David 2012:33). Komunikasi kelompok melalui internet tetap mampu melakukan kegiatan berbagi, partisipasi, perkumpulan, persekutuan, dan memiliki kepercayaan bersama, dengan tujuan kepuasan bersama dan bergantung pada persaman emosi layaknya group dengan komunikasi yang konvensional.
2.3 Antropologi Budaya
Budaya merupakan hal yang krusial di era ini,seperti menurut Litvin (1977) bahwa dunia sedang menyusut dan kapasitas untuk memahami keanekaragaman budaya sangat diperlukan namun tetap pemahaman atas nilai-nilai budaya sendiri merupakan prasyarat untuk mengidentifikasi dan memahami nilai-nilai budaya lain. Dengan mengatasi hambatan-hambatan budaya untuk berhubungan dengan orang lain, kita memperoleh pemahaman dan penghargan bagi kebutuhan, aspirasi, perasaan dan masalah manusia.
Antropologi budaya mempelajari segi-segi kebudayaan manusia yang didalamnya mencakup sikap, tingkah laku manusia, cara berfikir, pandangan hidup, penilaian tentang baik dan buruk (depdikbud, 1981)
Tujuan dari komunikasi salah satunya adalah pengalaman dan memenuhi kebutuhan. Antropologi budaya atau pemahaman akan budaya dalam penelitian ini didasarkan dalam mempelajari peranan dari group facebook HIMPPAR di UKSW. Peranan yang secara empirik berupa rekam interaksi untuk memenuhi kebutuhan seorang atau kelompok serta hasil wawancara membawa dampak yaitu perubahan.
12
dalam sebuah kebudayaan). Secara Sikap (sebagai pemeran aktif dalam suatu kedudukan didalam masyarakatnya) dan secara Perilaku.1
2.4 Penelitian Sebelumnya
[image:5.595.100.514.211.737.2]Penelitian dengan topik serupa pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Maka peneliti juga diharuskan untuk mempelajari penelitian-penelitian terdahulu agar dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti dalam melakukan penelitian ini.
Tabel 2.4. Previous Studies
Researcher Title Methods Result
Srinivas R.Melkote & D.J. Liu (2000):
The role of the internet in forging a pluralistic integration
Critical discourc e
analysis
Chinese immigrants may integrate in terms of broad American behaviors but not American values and that they still attach great importance to native Chinese values by using Chinese ethnic internet (CEI)
Mohan J. Dutta-Bergman Purdue University,USA(200 5)
Access to the internet in the context of community participation and community satisfaction
Contain Analysis
individuals living in communities with access to the internet are more likely to be involved in their communities, and individuals that inhabit communities with internet access are also more likely to be satisfied by their communities than
individuals who live in communities that are deprived of internet access.
Joo-Young Jung University of Tokyo, Japan.
The influence of social
environment on
Contain Analysis
Among the internet-using adolescents, their internet connectedness patterns differ
13 Yong-Chan Kim University of Alabama, USA. Wan-Ying Lin University of Southern California, USA. Pauline Hope Cheong, State University of New York, USA.
internet connectedness of adolescents in Seoul,
Singapore and Taipei
by the nature of their social environments.
Dhavan V. Shah
Jaeho Cho
William P. Eveland, JR.
Nojin Kwak
Information and Expression in a Digital Age Modeling Internet Effects on Civic Participation Contain Analysis
Internet as a source of political information and a sphere for public expression. online media complement traditional media to foster political discussion and civic messaging. These two forms of political expression, in turn, influence civic participation. Other variable orderings are tested to compare the theorized model to alternative causal specifications the model produces the best fit, empirically and theoretically, with the influence of the Internet, rivaling the mobilizing power of traditional modes of information and expression.
Jay L . Lemke
CityUniversity Of New York Discourse and organizational dynamics:websit e communication and institutional change
semiotics Discourse analysis reveals a
complex system of
14
Barry Welman
Anabel Quan Haase
University of Toronto
James Witte
Clemson University
Keith Hampton
Massachusetts Institute of Technology Does the Internet Increase, Decrease,or Supplement Social Capital? Social Networks, Participation, and Community Commitment Critical discourc e analysis
The authors find that people’s interaction online supplements their face-to-face and telephone communication without increasing or decreasing it. Heavy Internet use is associated with increased participation in voluntary organizations and politics. Further support for this effect is the positive association between offline and online participation in voluntary organizations and
politics. The effects of the Internet are not only positive: The heaviest users of the Internet are the least committed to online community. Taken together, this evidence suggests
that the Internet is becoming normalized as it is incorporated into the routine practices of
everyday life.
Aldon Hynes The internet and the large group : technological possibilities in a new age
Critical discourc e analysis
15
Penelitian Peranan Group Facebook HIMPPAR (Studi Deskriptif Penggunaan Group Facebook Himpunan Mahasiswa Papua Barat di UKSW Salatiga) menjadi berbeda karena unit pengamatan yang unik, yaitu etnis yang memiliki stereotipe sangat berbeda di Indonesia sementara didalamnya terdapat pula keberagaman yang tinggi (tidak seperti orang tionghoa di US yang homogen) namun disatukan dalam group facebook HIMPPAR. Analisa akan peran group facebook HIMPPAR sebagai suatu jaringan komunikasi yang lalu akan menjawab teori media baru yang praktis dan membawa perubahan.
2.6 Kerangka Pikir
Model dari peranan penggunan Group Facebook etnis Papua di UKSW
Ket: Semua skema dalam kerangka pikir didalam kotak besar UKSW masuk dalam konsep suatu jaringan Komunikasi.
UKSW
Group Facebook Etnis Papua
Deskripsi Penggunaan ( aktifitas dalam kotak = CMC)
Anggota aktif setiap Group Facebook Etnis
a
b
c
d
Peranan bagi Adaptasi :
1. Nilai 2. Sikap 3. Perilaku