• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Skarifikasi Bagian-Bagian Benih Dan Konsentrasi Kalium Nitrat (KNO3) Terhadap Perkecambahan Benih Palem Botol(Mascarena lagenicaulis)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Skarifikasi Bagian-Bagian Benih Dan Konsentrasi Kalium Nitrat (KNO3) Terhadap Perkecambahan Benih Palem Botol(Mascarena lagenicaulis)"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SKARIFIKASI BAGIAN-BAGIAN BENIH

DAN KONSENTRASI KALIUM NITRAT (KNO3)

TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH

PALEM BOTOL(Mascarena lagenicaulis)

SKRIPSI

Oleh :

HERTA NOVALINA SIPAYUNG 050301040

BDP-AGRONOMI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(2)

PENGARUH SKARIFIKASI BAGIAN-BAGIAN BENIH

DAN KONSENTRASI KALIUM NITRAT (KNO3)

TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH

PALEM BOTOL (Mascarena lagenicaulis)

SKRIPSI

Oleh :

HERTA NOVALINA SIPAYUNG 050301040

BDP-AGRONOMI

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. J.A Napitupulu, M.Sc. Ir. Meiriani, MP Ketua Anggota

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(3)

ABSTRAK

HERTA NOVALINA SIPAYUNG: Pengaruh Skarifikasi Bagian-bagian Benih dan Konsentrasi Kalium Nitrat (KNO3) Terhadap Perkecambahan Benih Palem

Botol (Mascarena lagenicaulis),dibimbing oleh J.A. NAPITUPULU dan MEIRIANI.

Palem botol memiliki kulit biji keras sehingga memerlukan waktu yang lama untuk berkecambah,oleh sebab itu diperlukan adanya perlakuan sebelum penanaman yaitu dengan skarifikasi bagian-bagian benih dan pemberian Kalium Nitrat. Skarifikasi mampu mempercepat proses perkecambahan karena adanya penipisan kulit benih agar lebih mudah melakukan imbibisi,sementara KNO3

berperan untuk mengaktifkan metabolisme sel dan mempercepat perkecambahan. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh pengaruh skarifikasi bagian-bagian benih dan konsentrasi KNO3 terhadap perkecambahan benih palem botol. Penelitian ini

dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas Pertanian USU dari bulan Februari sampai Mei 2010 menggunakan rancangan acak kelompok faktorial 2 faktor. Faktor pertama adalah skarifikasi yang terdiri dari 3 taraf yaitu skarifikasi pangkal, perut,dan ujung benih. Sedangkan faktor kedua adalah dosis KNO3 yang

terdiri dari 4 taraf yaitu 0, 1.5, 3.0, dan 4. 5 g per liter air. Parameter yang diamati adalah daya berkecambah,kecepatan berkecambah kecambah normal,diameter bibit,panjang bibit,panjang akar, jumlah akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skarifikasi berpengaruh nyata terhadap daya berkecambah dan kecepatan berkecambah, sedangkan KNO3 dan interaksi tidak berpengaruh nyata terhadap

semua parameter.

Kata Kunci: Palem botol, Skarifikasi, KNO3,Perkecambahan.

ABSTRACT

HERTA NOVALINA SIPAYUNG: The Effect of Seed segments Scarification and Kalium Nitrate (KNO3) Concentration to Bottle Palm (Mascarena lagenicaulis)

Germination. Supervised by J.A NAPITUPULU AND MEIRIANI.

Bottle palm has hard seed coat and it needs a long time to germinate,to overcome this,it is suggested to scarify different segment of seed and apply KNO3.

By scarification the seed coat become thin and allowed faster imbibition,while application of KNO3 can activate the metabolism and therefore germination

would be faster. The aims of the research are to see the effects of seed segments scarification and KNO3 concentration to bottle palm germination. The research

had been conducted in Biology Laboratory of Agriculture Faculty USU about 25 m above sea level from March to May 2010, using factorial randomized block design with two factors. The first factor is seed segments scarification that consist of three kinds of scarification i.e at base,middle and tip the seed. While the second factor is KNO3 concentration that consist of 4 levels i.e 0,1.5,3.0,4.5 g per litre

water. Parameters observed were germination percentage, germination rate, normal germination percentage, seed diameter,seed length,root length and root number. The result showed that seed segments scarification only affected significantly on germination rate and germination percentage, while KNO3 and

(4)

RIWAYAT HIDUP

Herta Novalina Sipayung dilahirkan di Torgamba pada tanggal

02 Nopember 1986 dari ayah A. Sipayung dan ibu N. Hasibuan. Penulis

merupakan putri kedua dari lima bersaudara.

Tahun 2005 penulis lulus dari SMA Negeri 17 Medan dan pada tahun

yang sama masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui jalur Seleksi Penerimaan

Mahasiswa Baru. Penulis memilih program studi Agronomi Departemen

Budidaya Pertanian.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten mata kuliah

Biologi (TA 2007-2008), asisten mata kuliah Botani Tanaman (TA 2007-2010),

asisten mata kuliah Morfologi dan Taksonomi Tumbuhan (TA 2008-2010),

asisten mata kuliah Anatomi Tumbuhan (TA 2008-2010), asisten mata kuliah

Nutrisi Tanaman (TA 2008-2010), asisten mata kuliah Fisiologi Tumbuhan

(TA 2008-2010). Selain itu penulis juga aktif sebagai anggota Himpunan

Mahasiswa Budidaya Pertanian.

Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan di PT. PP. London Sumatera

Indonesia Tbk Pulau Rambong Estate di Kecamatan Salapian dan Bahorok

(5)

KATA

PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas

segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Adapun judul

penelitian yang dipilih adalah ”Pengaruh Skarifikasi Bagian-bagian Benih dan

Konsentrasi Kalium Nitrat (KNO3) Terhadap Perkecambahan Benih Palem Botol

(Mascarena lagenicaulis)”.

Terima kasih penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Ir. J.A.Napitupulu, M.Sc

dan Ir. Meiriani MP selaku pembimbing yang telah banyak membantu dan

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan juga kepada para dosen

yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan

serta seluruh pegawai Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang telah

memberikan jasa kepada penulis selama masa perkuliahan.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada kedua orang tua penulis,

A. Sipayung dan N. Hasibuan atas doa,cinta,dan kasih sayang serta nasehatnya.

Ungkapan senada juga disampaikan kepada Risda Dessy Novita Sipayung, Rizky

Trinadewi Sipayung, Rina Roito Audina Sipayung dan Rio Raffles Sipayung

selaku kakak dan adik kandung penulis serta seluruh keluarga atas segala doa dan

dukungannya.

Disamping itu, terima kasih penulis sampaikan kepada teman-teman

terbaik saya BDP 05,Gratia Edelweys Glory,adik-adik BDP 08,rekan-rekan di

Laboratorium Morfologi Taksonomi dan Anatomi Tumbuhan serta seluruh rekan

yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(6)

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN

Pelaksanaan penelitian ... 12

(7)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil ... 16

Pembahasan ... 23

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 27

Saran ... 27

DAFTAR PUSTAKA ... 28

(8)

DAFTAR TABEL

No. Hal.

1. Daya berkecambah benih palem botol (%) pada berbagai perlakuan skarifikasi benih dan konsentrasi KNO3 ... 17

2. Kecepatan berkecambah benih palem botol (hari) pada berbagai perlakuan skarifikasi benih dan konsentrasi KNO3 ... 18

3. Kecambah normal benih palem botol (%) pada berbagai perlakuan skarifikasi benih dan konsentrasi KNO3 ... 19

4. Diameter bibit palem botol (mm) umur 66 hari setelah semai (HSS) pada berbagai perlakuan skarifikasi benih dan konsentrasi KNO3 ... 20

5. Panjang bibit palem botol (cm) umur 66 hari setelah semai (HSS) pada berbagai perlakuan skarifikasi benih dan konsentrasi KNO3 ... 21

6. Panjang akar bibit palem botol (cm) umur 66 hari setelah semai (HSS) pada berbagai perlakuan skarifikasi benih dan konsentrasi KNO3 ... 22

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Hal.

1. Penampang buah/biji palem botol ... 5

2. Histogram daya berkecambah benih palem botol (%) pada

berbagai parlakuan skarifikasi benih ... 17

3. Histogram kecepatan berkecambah benih palem botol (hari) pada

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal.

1. Bagan penelitian ... 30

2. Data daya berkecambah benih palem botol (%) ... 31

3. Daftar sidik ragam daya berkecambah benih palem botol setelah

ditransformasi dengan arcsin √% ... 31

4. Data kecepatan berkecambah benih palem botol (hari) ... 32

5. Daftar sidik ragam kecepatan berkecambah benih palem botol

setelah ditransformasi dengan log Y ... 32

6. Data kecambah normal benih palem botol (%) ... 33

7. Daftar sidik ragam kecambah normal benih palem botol setelah

ditransformasi dengan arcsin √% ... 33

8. Data diameter bibit palem botol (mm) ... 34

9. Daftar sidik ragam diameter bibit palem botol setelah

ditransformasi dengan √X+0.5 ... 34

10.Data panjang bibit palem botol (cm) ... 35

11.Daftar sidik ragam panjang bibit palem botol setelah

ditransformasi dengan √X+0.5 ... 35

12.Data panjang akar bibit palem botol (cm) ... 36

13.Daftar sidik ragam panjang akar bibit palem botol setelah

ditransformasi dengan √X+0.5 ... 36

14.Data jumlah akar bibit palem botol ... 37

15.Daftar sidik ragam jumlah akar bibit palem botol setelah

ditransformasi dengan √X+0.5 ... 37

16.Rangkuman uji beda rataan parameter perkecambahan benih palem botol (Mascarena lagenicaulis) pada berbagai skarifikasi benih dan konsentrasi kalium nitrat (KNO3) ... 38

(11)

18.Grafik perkecambahan benih palem botol ... 40

19.Gambar pohon palem botol ... 41

20.Gambar letak embrio pada benih palem botol ... 41

21. Gambar skarifikasi pada bagian-bagian benih palem botol ... 41

22.Gambar benih palem botol yang melentis ... 42

23.Gambar radikula pada embrio benih palem botol ... 42

24.Gambar fase perkecambahan pada benih palem botol ... 42

25.Gambar kecambah benih palem botol dengan plumula yang belum terbuka pada 44 hari setelah semai (HSS) ... 43

26.Gambar contoh pertumbuhan bibit palem botol setiap ulangan pada umur 66 HSS sebelum bibit dicabut ... 43

(12)

ABSTRAK

HERTA NOVALINA SIPAYUNG: Pengaruh Skarifikasi Bagian-bagian Benih dan Konsentrasi Kalium Nitrat (KNO3) Terhadap Perkecambahan Benih Palem

Botol (Mascarena lagenicaulis),dibimbing oleh J.A. NAPITUPULU dan MEIRIANI.

Palem botol memiliki kulit biji keras sehingga memerlukan waktu yang lama untuk berkecambah,oleh sebab itu diperlukan adanya perlakuan sebelum penanaman yaitu dengan skarifikasi bagian-bagian benih dan pemberian Kalium Nitrat. Skarifikasi mampu mempercepat proses perkecambahan karena adanya penipisan kulit benih agar lebih mudah melakukan imbibisi,sementara KNO3

berperan untuk mengaktifkan metabolisme sel dan mempercepat perkecambahan. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh pengaruh skarifikasi bagian-bagian benih dan konsentrasi KNO3 terhadap perkecambahan benih palem botol. Penelitian ini

dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas Pertanian USU dari bulan Februari sampai Mei 2010 menggunakan rancangan acak kelompok faktorial 2 faktor. Faktor pertama adalah skarifikasi yang terdiri dari 3 taraf yaitu skarifikasi pangkal, perut,dan ujung benih. Sedangkan faktor kedua adalah dosis KNO3 yang

terdiri dari 4 taraf yaitu 0, 1.5, 3.0, dan 4. 5 g per liter air. Parameter yang diamati adalah daya berkecambah,kecepatan berkecambah kecambah normal,diameter bibit,panjang bibit,panjang akar, jumlah akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skarifikasi berpengaruh nyata terhadap daya berkecambah dan kecepatan berkecambah, sedangkan KNO3 dan interaksi tidak berpengaruh nyata terhadap

semua parameter.

Kata Kunci: Palem botol, Skarifikasi, KNO3,Perkecambahan.

ABSTRACT

HERTA NOVALINA SIPAYUNG: The Effect of Seed segments Scarification and Kalium Nitrate (KNO3) Concentration to Bottle Palm (Mascarena lagenicaulis)

Germination. Supervised by J.A NAPITUPULU AND MEIRIANI.

Bottle palm has hard seed coat and it needs a long time to germinate,to overcome this,it is suggested to scarify different segment of seed and apply KNO3.

By scarification the seed coat become thin and allowed faster imbibition,while application of KNO3 can activate the metabolism and therefore germination

would be faster. The aims of the research are to see the effects of seed segments scarification and KNO3 concentration to bottle palm germination. The research

had been conducted in Biology Laboratory of Agriculture Faculty USU about 25 m above sea level from March to May 2010, using factorial randomized block design with two factors. The first factor is seed segments scarification that consist of three kinds of scarification i.e at base,middle and tip the seed. While the second factor is KNO3 concentration that consist of 4 levels i.e 0,1.5,3.0,4.5 g per litre

water. Parameters observed were germination percentage, germination rate, normal germination percentage, seed diameter,seed length,root length and root number. The result showed that seed segments scarification only affected significantly on germination rate and germination percentage, while KNO3 and

(13)

PENDAHULUAN

Latar belakang

Palem botol merupakan jenis palem outdoor yang batang bawahnya

menggelembung dan batang atas menyempit sehingga mirip bentuk botol. Palem

ini pertumbuhannya lambat, tajuknya sempit sehingga tidak memerlukan tempat

yang luas. Karena tidak mempunyai rumpun (jarang membentuk anakan)

umumnya diperbanyak dengan biji. Cara ini memang relatif lebih lama dibanding

dengan vegetatif (Edy,dkk, 1995).

Menurut BAPPENAS (2009) biji palem botol berkecambah setelah 8-16

minggu. Ada beberapa hal yang menghambat proses perkecambahan tersebut

diantaranya adalah masa dormansi, kulit biji yang terlalu keras dan faktor lainnya.

Penyebab dormansi kemungkinan besar berasal dari kulit biji yang impermeabel

dan adanya inhibitor perkecambahan yang ada pada kulit biji dan endosperm biji.

Untuk itu perlu dilakukan tindakan perlakuan pada biji untuk mempersingkat

masa dormansi biji.

Penyebab dormansi pada benih palem botol diduga adalah karena kulit

benih yang impermeabel terhadap air dan oksigen sehingga menghambat aktivitas

perkecambahan benih. Berbagai hasil penelitian juga melaporkan bahwa dormansi

benih palem dapat dipatahkan dengan perlakuan fisik dan perendaman dengan

bahan kimia. Perlakuan fisik yaitu dengan skarifikasi yang dapat dilakukan pada

bagian pangkal,tengah dan ujung bagian biji (Gambar Lampiran 21) sehingga

dapat diketahui skarifikasi pada bagian mana dari biji yang memberikan hasil

(14)

skarifikasi memungkinkan masuknya air ke dalam benih lebih mudah sehingga

imbibisi sebagai proses awal perkecambahan benih dapat terjadi. Sedangkan

pemberian bahan kimia adalah untuk mengaktifkan enzim-enzim agar

perombakan cadangan makanan berupa karbohidrat, protein dan lemak menjadi

senyawa-senyawa aktif.

Menurut Hartmann et al (2002) upaya pematahan dormansi untuk

mengatasi impermeabilitas kulit biji ini adalah melalui perendaman dengan bahan

kimia yaitu asam klorida, asam sulfat, KNO3, NaNO2, air panas dan skarifikasi.

Upaya untuk perkecambahan biji palem telah banyak dilakukan antara lain

dengan perlakuan perendaman dalam air dingin dan panas,skarifikasi mekanik,

kimia maupun penggunaan hormon tumbuhan (Thompson,1983;Copeland 1976

dalam Utami dan Siregar,2001). Menurut Hungary dalam Utami dan Siregar

(2001) perlakuan perendaman dalam larutan KNO3 dilaporkan juga dapat

mengaktifkan metabolisme sel dan mempercepat perkecambahan.

Perendaman biji dalam larutan kalium nitrat (KNO3) 0 %, 0,15%, 0.30%

dan 0.45% selama 2 jam adalah biji dianggap sudah menyerap konsentrasi larutan

tersebut dan untuk mengantisipasi biji agar tidak terjadi plasmolisis dan hal ini

didasari oleh Rinzani 1998 dalam Sujarwati dan Santosa (2004) yang melakukan

perendaman biji dalam larutan kalium nitrat (KNO3)0.2% pada Roystonia regia

(palem raja) selama 72 jam.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian

mengenai pengaruh skarifikasi pada bagian tertentu dari benih dan pemberian

berbagai konsentrasi kalium nitrat (KNO3) terhadap perkecambahan benih palem

(15)

Tujuan penelitan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh skarifikasi dan

konsentrasi kalium nitrat (KNO3) yang optimum terhadap perkecambahan benih

palem botol (Mascarena lagenicaulis) sehingga diketahui mana yang paling baik.

Hipotesis penelitian

Ada perbedaan pengaruh yang nyata oleh skarifikasi benih pada bagian

pangkal, tengah, ujung dan konsentrasi kalium nitrat (KNO3) serta interaksi

keduanya terhadap perkecambahan benih palem botol (Mascarena lagenicaulis).

Kegunaan penelitian

Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusunan skripsi sebagai

salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi

(16)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani tanaman

Klasifikasi botani tanaman palem botol adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Arecales

Famili : Arecaceae (Palmaceae)

Genus : Mascarena

Spesies : Mascarena lagenicaulis

(Siregar, 2005).

Palem memiliki akar serabut yang pendek dan tumbuh menyebar tidak

jauh dari tanaman. Meskipun pendek, akar palem ini mampu menyangga dengan

kuatnya batang yang tumbuh tegak (Nazaruddin dan Angkasa, 1997).

Berbatang tunggal dan keras berbentuk seperti botol. Tinggi batangnya

2-10 meter digolongkan sebagai palem yang ber pohon sedang, dengan batang

yang tumbuh tegak dan meninggi memiliki lingkaran bekas duduk daun pada

batang (Witono, et al, 2000).

Daun hijau terang menjuntai, dengan pelepah daunnya berupa seludang

yang saling menutup di ujung batangnya. Bunganya terangkai dalam malai dan

menggantung serta tersusun berpasang-pasangan. Satu bunga betina diapit oleh

(17)

dan jika sudah matang berwarna merah atau kuning kecokelatan (Edy, dkk.1995).

Penampang buah/biji palem botol dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Penampang buah/biji palem botol

Syarat tumbuh

Tanaman palem adalah tanaman tropis dan subtropis. Pada waktu

perkecambahan dan pembibitan sebaiknya jangan terkena sinar matahari yang

langsung. Suhu udara yang diperlukan adalah 25-330 C, dan masih tumbuh baik

di luar kisaran suhu udara tropis tersebut. Palem memerlukan curah hujan

2000-2500 mm/tahun dengan rata-rata hujan turun 120-140 hari dalam setahun

dan kelembaban relatif 80 % (BAPPENAS, 2009; Uhl dan Dransfield, 1987

dalam Siregar, 2005).

Palem dapat tumbuh dengan baik pada tipe tanah yang berpasir, tanah

gambut, tanah kapur, dan tanah berbatu. Palem juga dapat tumbuh pada berbagai

kemiringan dari tanah datar, tanah berbukit, dan berlereng terjal

(Witono,et al, 2000).

Pematahan dormansi benih

Dormansi adalah suatu keadaan dimana benih tidak dapat melakukan

(18)

disebabkan antara lain adanya impermeabilitas kulit biji terhadap air dan gas

(oksigen), embrio yang belum tumbuh secara sempurna, hambatan mekanis kulit

benih terhadap pertumbuhan embrio, belum terbentuknya zat pengatur tumbuh

atau karena ketidakseimbangan antara zat penghambat dengan zat pengatur

tumbuh di dalam embrio (Hartmann,et al, 2002; Villiers, 1972).

Kulit biji yang keras dan tebal mungkin tidak dapat ditembus oleh air, atau

udara yang dapat membatasi mekanisme kerja dari embrio biji. Perkecambahan

biji tidak hanya ditentukan pada kemampuannya dalam menyerap air, tetapi juga

kondisi selama imbibisi. Kelebihan air sering menyebabkan perkecambahan yang

tidak baik dan bisa juga mendorong perkembangan dari mikroorganisme disekitar

kulit biji, yang akan bersaing dengan embrio dalam mendapatkan oksigen

(Mayer and Poljakoff-Mayber, 1975).

Proses perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian kompleks dari

perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia. Proses perkecambahan

fisiologis secara biologis, terjadi beberapa proses berurutan selama

perkecambahan biji adalah tahap pertama perkecambahan benih dimulai dengan

proses penyerapan air yang berperan untuk melunakkan kulit benih dan hidrasi

dari protoplasma. Tahap kedua dimulai dengan kegiatan-kegiatan sel dan

enzim-enzim serta naiknya tingkat respirasi benih. Tahap ketiga merupakan tahap

dimana terjadi penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat, lemak, dan protein

menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan ditranslokasikan ke titik-titik tumbuh.

Tahap keempat adalah asimilasi dari bahan-bahan yang telah diuraikan tadi di

daerah meristematik untuk menghasilkan energi bagi kegiatan pembentukan

(19)

kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran dan pembagian sel-sel pada

titik-titik tumbuh dari akar, kemudian diikuti oleh ujung-ujung tumbuh tunas

(Bewley and Black, 1986; kamil, 1979; Sutopo,2002).

Skarifikasi

Pematahan dormansi dapat dilakukan dengan skarifikasi atau penggoresan

yang mencakup cara-cara mekanik seperti mengikir atau menggosok kulit biji

dengan kertas empelas, melubangi kulit biji dengan pisau, pembakaran dengan

bantuan pisau, jarum, kikir, pembakar, kertas gosok atau perlakuan impaction

(goncangan) untuk benih-benih yang memiliki sumbat gabus. Dimana semuanya

bertujuan agar kulit biji lebih permeabel terhadap air dan gas oksigen (O2)

(Utomo, 2006; Jain, 2008; Kramer and Kozlowski,1960; Sutopo, 2002;

Devlin and Witham, 2002).

Skarifikasi pada biji palem tidak meningkatkan perkecambahan,tetapi

skarifikasi pada bagian pangkal biji dekat dengan embrio menyebabkan air lebih

mudah menembus kulit biji sehingga mempercepat perkecambahan dan skarifikasi

juga dapat dilakukan dengan penipisan kulit endokarp pada seluruh permukaan

biji sampai kelihatan endosperm biji yang menghalangi masuknya air ke dalam

benih. Skarifikasi pada bagian pangkal biji harus dilakukan dengan hati-hati

jangan sampai embrio rusak (Meerow, 2004).

Kalium nitrat (KNO3)

Perkembangan impermeable seed coats berpengaruh secara langsung

terhadap fase istirahat. Impermeable seed coats bagi biji yang sedang mengalami

dormansi, dapat mereduksi kandungan oksigen yang ada di dalam biji, sehingga

(20)

(growth inhibiting subtance). Fase akhir dari dormansi adalah fase berkecambah.

Setelah fase istirahat berakhir, maka aktivitas metabolisme meningkat dengan

disertai meningkatnnya aktivitas enzim dan respirasi (respiration rate).

(Abidin, 1983).

Dormansi dapat diatasi dengan penggunaan zat kimia dalam perangsangan

perkecambahan benih, dengan bahan kimia misalnya: KNO3 sebagai pengganti

fungsi cahaya dan suhu serta untuk mempercepat penerimaan benih akan O2,

melunakkan kulit biji (Jain, 2008). Salah satu cara dari beberapa perlakuan yang

biasa digunakan untuk mempercepat perkecambahan palem adalah dengan

perendaman biji dalam larutan kalium nitrat (KNO3) 0.2% seperti pada

Roystonia regia (palem raja) selama 72 jam (Rinzani 1998 dalam Sujarwati dan

Santosa,2004).

Kalium nitrat atau potassium nitrat merupakan salah satu perangsang

perkecambahan yang sering digunakan. KNO3 digunakan baik dalam

hubungannya untuk pengujian, dan dalam operasional perbanyakan tanaman

(Utomo, 2006; Jain,2008). Menurut Gardner et al (1991) perlakuan awal dengan

larutan KNO3 berperan merangsang perkecambahan pada hampir seluruh biji.

Perlakuan perendaman dalam larutan KNO3 dilaporkan juga dapat mengaktifkan

metabolisme sel dan mempercepat perkecambahan (Utami dan Siregar,2001).

Namun bagaimana mekanisme kerja dari KNO3 pada pemecah dormansi belumlah

(21)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara dengan ketinggian tempat + 25 m dpl, pada bulan

Maret sampai dengan Mei 2010.

Bahan dan alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih palem

botol yang masak panen sebagai bahan percobaan, KNO3 sebagai bahan

perlakuan untuk pematahan dormansi benih, alkohol sebagai bahan pencampur

KNO3, Dithane M 45 sebagai fungisida dan untuk mensterilisasi sekam padi, bak

perkecambahan sebagai tempat penanaman benih. Sekam padi dan pasir sebagai

media tanam.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain gelas beker sebagai

wadah untuk perendaman benih palem, batu asah untuk menggosok benih palem

botol, gembor, pisau, meteran, cangkul, alat tulis dan alat-alat lain yang

mendukung dalam pelaksanaan penelitian ini.

Metode penelitian

Metode percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan

Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor perlakuan:

Faktor I: Skarifikasi bagian-bagian benih (S) dengan 3 taraf yaitu:

S1 : Skarifikasi bagian pangkal benih

S2 : Skarifikasi bagian perut benih

(22)

Gambar skarifikasi pada bagian-bagian benih dapat dilihat pada Lampiran 21.

Faktor II: Konsentrasi kalium nitrat (KNO3) (K) dengan 4 taraf yaitu:

K0 : 0 % (0 g/l)

K1 : 0.15 % (1.5 g/l)

K2 : 0.30 % (3.0 g/l)

K3 : 0.45 % (4.5 g/l)

Sehingga diperoleh 12 kombinasi yaitu:

S1K0 S2K0 S3K0

S1K1 S2K1 S3K1

S1K2 S2K2 S3K2

S1K3 S2K3 S3K3

Jumlah ulangan = 3 ulangan

Jumlah kombinasi = 12 kombinasi

Jumlah plot penelitian = 36 plot

Jumlah tanaman/plot = 6 tanaman/plot

Jumlah tanaman sampel/plot = 6 tanaman

Jumlah tanaman seluruhnya = 216 tanaman

Jumlah sampel seluruhnya = 216 tanaman

Jarak antar blok = 10 cm

Lebar plot = 4 cm

Ukuran plot percobaan = 150 cm x 60 cm

(23)

Metode analisa data

Dari hasil percobaan dianalisis dengan sidik ragam berdasarkan model

sebagai berikut :

Yij = μ + ρi + αj + βk + (αβ) jk + εijk

dimana :

Yijk :Hasil pengamatan pada blok ke-i dengan skarifikasi bagian-bagian

benih (S) pada kategori ke-j dan konsentrasi kalium nitrat (KNO3) (K)

pada taraf ke-k.

μ :Nilai tengah

ρi :Efek blok ke-i

αj :Efek skarifikasi bagian-bagian benih (S) pada kategori ke-j

βk :Efek konsentrasi kalium nitrat (KNO3) (K) pada taraf ke-k

(αβ)jk :Interaksi skarifikasi bagian-bagian benih (S) pada kategori ke-j dan

konsentrasi kalium nitrat (K) pada taraf ke-k

εijk :Efek galat percobaan pada blok-i skarifikasi bagian-bagiab benih (S)

pada kategori ke-j konsentrasi kalium nitrat (KNO3) (K) pada taraf ke-k

Pengolahan sidik ragam untuk hasil pengamatan 0 (nol) dilakukan

transformasi √X+0.5,log Y atau arcsin √%. Untuk kecepatan berkecambah bagi

setiap perlakuan yang 0 (tidak ada yang berkecambah atau belum berkecambah)

didekati dengan mengambil hari penghentian pengamatan yaitu 66 hari.

Jika data yang dianalisis dengan sidik ragam berpengaruh nyata, maka

dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%

(24)

Pelaksanaan penelitian

Pembuatan bak perkecambahan

Bak perkecambahan yang digunakan adalah kotak yang terbuat dari kayu

lat sebagai dinding dengan ketinggian 3 inchi dan triplek dengan ketebalan 4 mm

sebagai dasar bak. Panjang dan lebar bak adalah 150 cm x 60 cm.

Persiapan media tanam

Media tanam terdiri dari sekam padi dan pasir yang terlebih dahulu

disterilisasi. Sekam padi disterilisasi dengan cara direndam pada larutan Dithane

M 45 dengan dosis 1 g/l air selama 30 menit,sedangkan pasir disterilisasi dengan

cara digongseng. Media dibuat berlapis dan sebelum media diletakkan,bak

terlebih dahulu dilapisi oleh plastik kemudian dimasukkan sekam padi setebal

2 cm di sebelah bawah dan di sebelah atas media pasir setebal 5 cm.

Seleksi benih

Benih diambil dari pohon yang memenuhi syarat sebagai pohon induk,

kemudian dipilih buah yang telah masak panen (kuning kecoklatan) dan bebas

dari hama penyakit. Benih dicampur kemudian dikelompokkan berdasarkan

ukuran benih,dan yang berukuran sama ditempatkan dalam satu ulangan.

Persiapan benih

Kulit buah palem botol terlebih dahulu dikupas dengan menggunakan

(25)

Skarifikasi benih

Skarifikasi benih dilakukan setelah persiapan benih yaitu dengan

menggosok kulit benih pada bagian pangkal, tengah ,ujung dengan menggunakan

kertas pasir hingga tampak bagian isi dari benih dan besarnya skarifikasi

± 0.8 cm.

Perlakuan KNO3

Perendaman benih dilakukan setelah skarifikasi yaitu benih direndam

dalam larutan kalium nitrat (KNO3) sesuai konsentrasi perlakuan selama 2 jam.

Setelah dikering anginkan benih ditanam dalam bak perkecambahan.

Penanaman

Penanaman dilakukan setelah benih mendapat perlakuan skarifikasi dan

perendaman KNO3 dengan cara memasukkan 1 benih perlubang pada kedalaman

± 1 cm dari permukaan media tanam kemudian lubang tanam ditutup kembali.

Pemeliharaan

Penyiraman

Penyiraman dengan air bersih dilakukan setiap hari yaitu pagi dan sore

hari secara merata pada seluruh media tanaman dengan menggunakan handsprayer

dan disesuaikan dengan kondisi dilapangan (tidak kering dan tergenang).

Penyiangan

Penyiangan dilakukan bila ditemukan gulma pada media bak

perkecambahan. Penyiangan dilakukan secara manual, yaitu dengan mencabut

(26)

Pengamatan parameter

Pengamatan dilakukan setiap hari dengan kriteria adanya tonjolan pada

benih dianggap sudah berkecambah. Setiap hari benih dibongkar dengan

hati-hati,diamati kemudian ditanam kembali. Berdasarkan grafik perkecambahan

benih palem botol pada Lampiran 18 penghentian pengamatan dilakukan sampai

66 hari setelah semai.

Daya berkecambah (%)

Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah benih yang tumbuh

normal dari keseluruhan jumlah benih yang ditanam hingga 66 hari.

Persentase perkecambahan = Jumlah benih yang tumbuh normal

Jumlah benih yang ditanam

x 100%

Kecepatan berkecambah (hari)

Menurut Sutopo (2002) kecepatan berkecambah benih dapat dinyatakan

dengan laju perkecambahan.

Laju perkecambahan = N1T1+N2T2+N3T3...+NnTn

Jumlah total benih yang berkecambah

Dimana: N= jumlah benih yang berkecambah pada satuan waktu tertentu.

T= menunjukan jumlah waktu antara awal pengujian sampai dengan

akhir dari interval tertentu suatu pengamatan.

Kecambah normal (%)

Pengamatan dihitung selama batas periode perkecambahan, yaitu dengan

menentukan kecambah normal dengan kriteria:

(27)

2. Akar kecambah tidak berbentuk spiral; dan yang keluar merupakan akar

utama dan bukan akar samping.

Diameter bibit (mm)

Pengamatan dilakukan pada akhir penelitian yaitu dengan mengukur

diameter bibit dengan menggunakan skalifer. Pengukuran dilakukan pada bagian

atas pangkal bibit.

Panjang bibit (cm)

Pengamatan dilakukan pada hari terakhir penelitian yaitu menghitung

panjang bibit mulai dari pangkal batang bibit sampai ujung daun pada tanaman

sampel dengan menggunakan penggaris.

Panjang akar (cm)

Pengamatan ini dilakuan pada akhir penelitian yaitu dengan mengukur

semua panjang akar pada setiap tanaman kemudian dicari rata-ratanya.

Jumlah akar

Penghitungan jumlah akar dilakukan pada akhir penelitian yaitu dengan

(28)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Penelitian ini diakhiri setelah 66 hari dikecambahkan berdasarkan

pemantauan perkecambahan (Lampiran 18). Hasil pengamatan secara statistik

menunjukkan bahwa hasil daya tumbuh yang diperoleh lemah atau rendah,dan

bahkan ada dalam satu ulangan yang tidak ada yang berkecambah misalnya pada

perlakuan S3K0, S3K1, S3K3 dan S1K2 pada parameter daya berkecambah

(Lampiran 2), ini mungkin disebabkan oleh ketidakseragaman pada kematangan

biji. Hal ini karena sulitnya memperoleh jumlah biji pertandan/pertanaman yang

banyak (cukup). Perlakuan skarifikasi berpengaruh nyata terhadap parameter daya

berkecambah dan kecepatan berkecambah, akan tetapi tidak berpengaruh nyata

terhadap parameter kecambah normal, diameter bibit, panjang bibit, panjang akar

dan jumlah akar.

Perlakuan KNO3 dan interaksi antar kedua perlakuan tidak berpengaruh

nyata terhadap seluruh parameter yang diamati.

Daya berkecambah (%)

Hasil pengamatan daya berkecambah dan daftar sidik ragamnya dapat

dilihat pada Lampiran 2 dan 3 yang menunjukkan perlakuan skarifikasi benih

berpengaruh nyata terhadap daya berkecambah sedangkan perlakuan konsentrasi

KNO3 dan interaksi keduanya tidak nyata.

Data daya berkecambah benih palem botol pada berbagai perlakuan

(29)

Tabel 1. Daya berkecambah benih palem botol (%) pada berbagai perlakuan skarifikasi benih dan konsentrasi KNO3

KNO3 (g/l air)

Skarifikasi

Rataan S1 (pangkal) S2 (perut) S3 (ujung)

K0= 0 53.33 38.77 5.55 32.55

K1=1.5 44.44 22.22 5.55 24.07

K2=3.0 33.33 22.22 37.78 31.11

K3=4.5 35.55 27.77 20.00 27.78

Rataan 41.66 a 27.75 b 17.22 c

Keterangan : Angka pada setiap baris atau kolom yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata dengan uji jarak berganda duncan (DMRT) α = 0,05 (atau 5 %)

Tabel 1 menunjukkan daya berkecambah tertinggi diperoleh pada

perlakuan skarifikasi pangkal (S1) yaitu 41,66% yang nyata lebih tinggi dari S2

dan S3. Terendah pada S3 (17.22%) yang berbeda nyata dengan S2.

Tabel 1 juga menunjukkan daya berkecambah tertinggi cenderung

diperoleh pada perlakuan tanpa pemberian KNO3 yang berbeda tidak nyata

dengan perlakuan lainnya. Histogram daya berkecambah benih palem botol (%)

pada berbagai perlakuan skarifikasi benih dapat dilihat pada Gambar 2.

(30)

Kecepatan berkecambah (hari)

Hasil pengamatan kecepatan berkecambah dan daftar sidik ragamnya

dapat dilihat pada Lampiran 4 dan 5 yang menunjukkan perlakuan skarifikasi

benih berpengaruh nyata terhadap kecepatan berkecambah sedangkan perlakuan

konsentrasi KNO3 dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata.

Data kecepatan berkecambah benih palem botol pada berbagai perlakuan

skarifikasi benih dan konsentrasi KNO3 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kecepatan berkecambah benih palem botol (hari) pada berbagai perlakuan skarifikasi benih dan konsentrasi KNO3

KNO3 (g/l air)

Keterangan : Angka pada setiap baris atau kolom yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata dengan uji jarak berganda duncan (DMRT) α = 0,05 (atau 5 %)

Tabel 2 menunjukkan kecepatan berkecambah tercepat diperoleh pada

perlakuan S1 yaitu 13.03 hari yang berbeda nyata dengan S2 dan S3, yang paling

lama terdapat pada perlakuan S3 (35.39 hari).

Tabel 2 juga menunjukkan benih berkecambah tercepat cenderung

diperoleh pada perlakuan K3, yang diikuti K0, K2 dan K1. Histogram kecepatan

berkecambah benih palem botol (hari) pada berbagai perlakuan skarifikasi benih

(31)

Gambar 3. Histogram kecepatan berkecambah benih palem botol (hari) pada berbagai perlakuan skarifikasi benih

Kecambah normal (%)

Hasil pengamatan kecambah normal dan daftar sidik ragamnya dapat

dilihat pada Lampiran 6 dan 7 yang menunjukkan perlakuan berbagai skarifikasi

benih dan konsentrasi KNO3 serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata.

Data kecambah normal palem botol pada berbagai perlakuan skarifikasi

benih dan konsentrasi KNO3 dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Kecambah normal palem botol (%) pada berbagai perlakuan skarifikasi benih dan konsentrasi KNO3

KNO3 (g/l air)

Skarifikasi

Rataan S1 (pangkal) S2 (perut) S3 (ujung)

K0=0 47.78 38.88 5.55 30.74

K1=1.5 31.11 16.67 5.55 17.78

K2=3.0 33.33 19.44 37.78 30.18

K3=4.5 26.67 27.77 20.00 24.81

Rataan 34.72 25.69 17.22

Tabel 3 menunjukkan kecambah normal terbanyak cenderung diperoleh

(32)

nyata satu dengan lainnya. Begitu juga Tabel 3 menunjukkan kecambah normal

terbanyak cenderung diperoleh pada perlakuan tanpa pemberian KNO3 dan

berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

Diameter bibit (mm)

Hasil pengamatan diameter kecambah dan daftar sidik ragamnya dapat

dilihat pada Lampiran 8 dan 9 yang menunjukkan perlakuan berbagai skarifikasi

benih dan konsentrasi KNO3 serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata.

Data diameter bibit kecambah palem botol umur 66 hari setelah semai

(HSS) pada berbagai perlakuan skarifikasi benih dan konsentrasi KNO3 dapat

dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 menunjukkan bahwa diameter bibit terbesar cenderung diperoleh

pada perlakuan skarifikasi benih di pangkal (S1) diikuti S2 dan S3 yang berbeda

tidak nyata satu dengan lainnya. Tabel 4 juga menunjukkan diameter bibit terbesar

cenderung diperoleh pada perlakuan tanpa pemberian KNO3 yang berbeda tidak

nyata dengan perlakuan lainnya.

Panjang bibit (cm)

Hasil pengamatan panjang kecambah dan daftar sidik ragamnya dapat

(33)

skarifikasi benih dan konsentrasi KNO3 serta interaksi keduanya berpengaruh

tidak nyata.

Data panjang bibit palem botol umur 66 hari setelah semai (HSS) pada

berbagai perlakuan skarifikasi benih dan konsentrasi KNO3 dapat dilihat pada

Tabel 5.

Tabel 5. Panjang bibit palem botol (cm) umur 66 hari setelah semai (HSS) pada berbagai perlakuan skarifikasi benih dan konsentrasi KNO3

KNO3 (g/l air)

Tabel 5 menunjukkan bahwa panjang bibit terpanjang cenderung diperoleh

pada perlakuan skarifikasi benih di pangkal (S1) diikuti S2 dan S3 yang berbeda

tidak nyata satu dengan lainnya. Tabel 5 juga menunjukkan panjang bibit

terpanjang cenderung diperoleh pada perlakuan tanpa pemberian KNO3 yang

berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

Panjang akar (cm)

Hasil pengamatan panjang akar dan daftar sidik ragamnya dapat dilihat

pada Lampiran 12 dan 13 yang menunjukkan perlakuan berbagai skarifikasi benih

dan konsentrasi KNO3 serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata.

Data panjang akar bibit palem botol umur 66 hari setelah semai (HSS)

pada berbagai perlakuan skarifikasi benih dan konsentrasi KNO3 dapat dilihat

(34)

Tabel 6. Panjang akar bibit palem botol (cm) umur 66 hari setelah semai (HSS) pada berbagai perlakuan skarifikasi benih dan konsentrasi KNO3

KNO3 (g/l air)

Tabel 6 menunjukkan bahwa panjang akar terpanjang cenderung diperoleh

pada perlakuan skarifikasi di pangkal (S1) diikuti S2 dan S3 yang berbeda tidak

nyata satu dengan lainnya. Tabel 6 juga menunjukkan panjang akar terpanjang

cenderung diperoleh pada perlakuan tanpa pemberian KNO3 yang berbeda tidak

nyata dengan perlakuan lainnya.

Jumlah akar

Hasil pengamatan jumlah akar dan daftar sidik ragamnya dapat dilihat

pada Lampiran 14 dan 15 yang menunjukkan perlakuan berbagai skarifikasi benih

dan konsentrasi KNO3 serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata.

Data jumlah akar bibit palem botol botol umur 66 hari setelah semai (HSS)

pada berbagai perlakuan skarifikasi benih dan konsentrasi KNO3 dapat dilihat

pada Tabel 7.

Tabel 7. Jumlah akar bibit palem botol botol umur 66 hari setelah semai (HSS) pada berbagai perlakuan skarifikasi benih dan konsentrasi KNO3

(35)

Tabel 7 menunjukkan bahwa jumlah akar terbanyak cenderung diperoleh

pada perlakuan skarifikasi di pangkal (S1) diikuti S2 dan S3 yang berbeda tidak

nyata satu dengan lainnya. Tabel 7 juga menunjukkan bahwa jumlah akar

terbanyak cenderung diperoleh pada perlakuan tanpa pemberian KNO3 yang

berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

Pembahasan

Pengaruh berbagai skarifikasi benih terhadap perkecambahan benih palem botol

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan skarifikasi biji bagian

pangkal (S1) mampu mempersingkat masa dormansi biji dibanding dengan

skarifikasi bagian perut (tengah) biji (S2) dan skarifikasi bagian ujung biji (S3),hal

ini dapat dilihat dari seluruh parameter bahwa S1 menunjukkan hasil yang lebih

tinggi kemudian diikuti oleh skarifikasi bagian perut (S2) dan bagian ujung (S3).

Hal ini membuktikan bahwa skarifikasi bagian pangkal (S1) dapat lebih cepat atau

singkat untuk mematahkan dormansi sehingga mempercepat perkecambahan.

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan skarifikasi

berpengaruh nyata terhadap daya kecambah (Tabel 1 dan Lampiran 3) dan

kecepatan berkecambah (Tabel 2 dan Lampiran 5) terutama skarifikasi pada

pangkal biji (S1) kemudian diikuti oleh skarifikasi perut (S2) dan skarifikasi ujung

(S3). Hal ini menunjukkan bahwa masa dormansi dapat dipersingkat menjadi

hanya 13-35 hari,sedangkan menurut BAPPENAS (2009) biji palem botol

berkecambah adalah 8-16 minggu. Singkatnya masa dormansi skarifikasi pada

bagian pangkal biji (S1) dibanding bagian tengah (S2) dan ujung biji (S3), karena

letaknya bagian yang ditipiskan lebih dekat dengan embrio,sehingga metabolisme

(36)

masuknya air ke embrio semakin cepat air tersedia di embrio dan semakin cepat

pula metabolismenya. Hal ini sesuai dengan literatur Bewley and Black (1986);

Kamil (1979); Utomo (2006); Jain (2008); Kramer and Kozlowski (1960); Sutopo

(2002); Devlin and Witham (2002); Meerow (2004) yang menyatakan skarifikasi

atau penggoresan kulit biji bertujuan agar kulit biji lebih permeabel terhadap air

dan gas.

Skarifikasi berpengaruh nyata menipiskan kulit biji sehingga lebih mudah

ditembus oleh air dan O2 dan tahap awal perkecambahan benih dapat dimulai.

Daya berkecambah lebih tinggi pada pangkal karena embrio lebih mudah

menembus kulit keras dan energi yang dipakai lebih sedikit sehingga lebih cepat

keluar kecambah dan menghasilkan kecambah normal, diameter bibit, panjang

bibit, panjang akar, jumlah akar yang baik pula pada S1 karena energi yang

tersedia digunakan untuk pertumbuhan. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Sutopo (2002); Bewley and Black (1986); Devlin and Witham (2002); Mayer and

Poljakoff-Mayber (1975) dimana tahap pertama suatu perkecambahan benih

dimulai dengan proses penyerapan air, melunaknya kulit benih dan hidrasi dari

protoplasma sehingga mendorong biji untuk memiliki daya berkecambah yang

akan menghasilkan vigor yang bagus pula.

Skarifikasi ujung menunjukkan hasil lebih rendah pada seluruh parameter

mungkin karena letak skarifikasi jauh dari posisi embrio sehingga air dan oksigen

lebih lama masuk yang mengakibatkan daya berkecambah lemah dan lamanya

plumula keluar karena lebih banyak membutuhkan energi sehingga energi yang

(37)

kecambah normal, diameter bibit, panjang bibit, panjang akar, jumlah akar yang

dihasilkan rendah.

Pengaruh konsentrasi KNO3 terhadap perkecambahan benih palem botol

Data dari hasil analisis secara statistik menunjukkan bahwa perlakuan

KNO3 berpengaruh tidak nyata terhadap seluruh parameter perkecambahan palem

botol. Walaupun demikian pada seluruh parameter kecuali kecepatan

berkecambah (Tabel 2) tanpa diberi KNO3 (K0) lebih tinggi dari yang diberi

KNO3 3.0 g/l (K2) diikuti oleh 4.5 g/l (K3) dan terendah terdapat pada 1.5 g/l (K1).

Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya penambahan KNO3 menunjukkan

pengaruh yang negatif (penurunan) pada daya berkecambah,kecambah

normal,diameter bibit,panjang bibit, panjang akar dan jumlah akar. Hasil ini patut

dipertanyakan walau senada dengan pendapat Bewley and Black (1986) bahwa

mekanisme kerja dari KNO3 ini sendiri belum diketahui jelas fungsinya dalam

pematahan dormansi. Hal ini berbeda dengan pendapat Utami dan Siregar (2001)

yang menyatakan perlakuan perendaman dalam larutan KNO3 dilaporkan dapat

mengaktifkan metabolisme sel dan mempercepat perkecambahan.

Jain (2008) melaporkan KNO3 berperan sebagai pengganti fungsi cahaya

dan suhu, melunakkan kulit biji serta untuk mempercepat penerimaan benih akan

O2.Mungkin hal inilah yang menyebabkan fungsi dan kerja KNO3 belum begitu

jelas karena adanya perlakuan skarifikasi sehingga fungsi KNO3 untuk

melunakkan kulit biji tidak kelihatan dan terlihat perlakuan K0 yang lebih baik,

tetapi dapat dilihat selain pada konsentrasi 3.0 g/l (K2), KNO3 dapat meningkatkan

perkecambahan kembali setelah terjadi penurunan pada 1.5 g/l (K1). Peranan

(38)

pada biji-biji tertentu, tergantung pada sifat kulit biji dan bentuk cadangan

makanannya.

Interaksi berbagai skarifikasi benih dan konsentrasi KNO3 terhadap perkecambahan benih palem botol

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa interaksi skarifikasi biji dan

konsentrasi KNO3 terhadap seluruh parameter berpengaruh tidak nyata.

Kombinasi perlakuan terbaik pada parameter daya berkecambah

(Tabel 1),kecepatan berkecambah (Tabel 2),kecambah normal (Tabel 3),diameter

kecambah (Tabel 4),panjang kecambah (Tabel 5), panjang akar (Tabel 6) dan

jumlah akar (Tabel 7) terdapat pada perlakuan skarifikasi bagian pangkal dan

tanpa KNO3 (S1K0) dan skarifikasi perut dengan tanpa KNO3 (S2K0) dan terendah

pada perlakuan skarifikasi ujung dengan konsentrasi 1.5 g/l (S3K1) dan skarifikasi

ujung dengan tanpa KNO3 (S3K0), ini mengindikasikan bahwa dengan adanya

daya kecambah yang baik maka diikuti oleh kecambah normal, diameter bibit,

panjang akar yang baik pula serta diikuti dengan perkembangan panjang bibit dan

jumlah akar yang baik juga sehingga menghasilkan tanaman yang vigor.

Skarifikasi dan konsentrasi KNO3 tidak memberikan interaksi yang nyata

pada seluruh parameter ini menunjukkan bahwa kerja skarifikasi dan konsentrasi

KNO3 tidak terkait satu sama lain. Skarifikasi membantu cepatnya/mudahnya air

dan O2 masuk kedalam biji, sedangkan mekanisme kerja KNO3 dalam

memecahkan dormansi benih tidak jelas diketahui dan hal ini juga didukung oleh

Bewley and Black (1986) yang melaporkan bahwa mekanisme kerja dari KNO3

(39)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Skarifikasi pada bagian pangkal benih palem botol lebih cepat

berkecambah dan daya kecambah benih lebih tinggi dibanding skarifikasi

pada bagian perut.

2. Pemberian KNO3 tidak berpengaruh nyata terhadap seluruh parameter

perkecambahan benih palem botol dan ada tendensi berpengaruh negatif.

3. Tidak ada interaksi perlakuan skarifikasi dan KNO3 yang nyata terhadap

seluruh parameter perkecambahan benih palem botol.

Saran

Sebaiknya untuk perkecambahan benih palem botol digunakan benih yang

memiliki kematangan fisiologisnya seragam dan untuk mempercepat

perkecambahan atau mempersingkat masa dormansi sebaiknya benih diskarifikasi

(40)

DAFTARPUSTAKA

Abidin, Z., 1983. Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh. Angkasa. Bandung. hal:53-54.

BAPPENAS., 2009. Tentang Budidaya Pertanian Palem (Palem Putri,

Botol,Merah dan Raja

Diakses tanggal 20 November 2009.pp 1-2.

Bewley, D.J and Black, M., 1986. Seeds Physiology of Development and Germination. Second Printing. Plenum Press. New York. pp 136-139.

Devlin,R.M. and Witham,F.H.,2002. Plant Physiology Fourth Edition.CBS Publisher & Distributors New Delhi.pp 483-487.

Edy, Y; Farida; dan J. Harefa. 1995. Palem. Cetakan ketujuh Penebar Swadaya. Jakarta. hal:6,7,38.

Gardner,F,P; Pearce, R.B and Mitchell, R.L., 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press. Jakarta. hal:308.

Hartmann, H.T., D.E. Kester, F.T. Davies, and R. L. Geneve., 2002. Plant propagation principles and practices. 6th ed. Prentice Hall, Englewood

cliffs, New Jersey.pp 198-199.

Jain,V.K.,2008. Fundamentals of Plant Physiology (For Degree,Post Graduate and Various Competitive Examinations) Tenth Edition.S.Chand & Company LTD.New Delhi.pp 474-478.

Kamil, J., 1979., Teknologi Benih 1. Cetakan kesepuluh. Angkasa Raya Padang. hal:87,90,134,142.

Kramer,P.J and Kozlowski,T.T.,1960.Physiology of Trees.Mc Graw Hill Book Company.London.pp 400;418-421.

Mayer, A.M and A. Poljakoff-Mayber., 1975. The Germination of Seeds. Second Edition. Volume 5. Pergamon Press Ltd. USA. pp:48-50.

Meerow, A.L., 2004., Palm Seed Germination. University of Florida IFAS

Extension. I

(41)

Siregar, E.B.M., 2005. Inventarisasi Jenis Palem (Arecaceae) pada Kawasan Hutan Dataran Rendah di Stasiun Penelitian Sikundur (Kawasan Ekosistem Leuser) Kab. Langkat. Fakultas Pertanian. e-USU Repository. Dalam Palem Indonesia. Lembaga Biologi Nasional-LIPI. Proyek Sumberdaya Ekonomi. Bogor.hal 1-3.

Steel,R.G.D. dan J.H. Torrie., 1995. Prinsip dan Prosedur Statistika. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta. hal:210.

Sujarwati dan Santosa.,2004. Perkecambahan dan Pertumbuhan Palem Jepang (Actinophloeus macarthurii Becc.) akibat Perendaman Biji dalam Lumpur. Jurnal Natur Indonesia 6(2):99-103.

Sutopo, L., 2002. Teknologi Benih. Edisi Revisi Fakultas Pertanian UNBRAW. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. hal:25,26,27,53,54.85.

Utami, M.W dan Siregar, H.M. 2001. Beberapa Cara untuk Menginduksi Perkecambahan Biji Palem Kuning (Chrysalidocarpus lutescens H.Wendland). Biota Vol. VI (2) : 57-64.

Utomo, B., 2006. Karya Ilmiah Ekologi Benih. Fakultas Pertanian. e-USU Repository.hal 23-31.

Villiers, T.A., 1972. Seed Dormancy.. Dalam Seed Biology. Ed. By T.T.

Kozlowski. Vol. IIAcademic Press. New York and London. pp 220 – 282.

(42)
(43)

Lampiran 2. Data daya berkecambah benih palem botol (%)

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

(44)

Lampiran 4. Data kecepatan berkecambah benih palem botol (hari)

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

(45)

Lampiran 6. Data kecambah normal benih palem botol (%)

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

(46)

Lampiran 8. Data diameter bibit palem botol (mm)

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

(47)

Lampiran 10. Data panjang bibit palem botol (cm)

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

(48)

Lampiran 12. Data panjang akar bibit palem botol (cm)

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

(49)

Lampiran 14. Data jumlah akar bibit palem botol

Perlakuan Blok Total Rataan

(50)

Lampiran 16. Rangkuman uji beda rataan parameter perkecambahan benih palem botol (Mascarena lagenicaulis) pada berbagai skarifikasi

Konsentrasi kalium nitrat (KNO3)

K0 32.55 21.86 30.74 1.34 4.56 1.34 1.88

Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kelompok perlakuan yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Lanjutan DMRT 5%.

Keterangan:

A : Daya berkecambah (%)

B : Kecepatan berkecambah (hari) C : Kecambah normal (%)

(51)

Lampiran 17. Rangkuman daftar sidik ragam setelah ditransformasi dengan √X+0.5, log Y atau arcsin √% parameter perkecambahan benih

B : Kecepatan berkecambah (hari) C : Kecambah normal (%)

(52)
(53)

Lampiran 19. Gambar pohon palem botol

Lampiran 20. Gambar letak embrio pada benih palem botol

a. Embrio di Pangkal b. Embrio di Perut/Tengah

Lampiran 21. Gambar skarifikasi pada bagian-bagian benih palem botol

(54)

Lampiran 22. Gambar benih palem botol yang melentis

Lampiran 23. Gambar radikula pada embrio benih palem botol

Lampiran 24. Gambar fase perkecambahan pada benih palem botol

(55)

Lampiran 26. Gambar contoh pertumbuhan bibit palem botol setiap ulangan pada umur 66 HSS sebelum bibit dicabut

(56)

Lampiran 27. Gambar contoh bibit palem botol pada setiap kombinasi perlakuan pada hari ke-66 (S1K0-S3K3)

Gambar

Gambar 2.  Histogram daya berkecambah benih palem botol (%) pada berbagai           perlakuan skarifikasi benih
Tabel 2.  Kecepatan berkecambah benih palem botol (hari) pada berbagai
Gambar 3. Histogram kecepatan berkecambah benih palem botol (hari) pada         berbagai perlakuan skarifikasi benih
Tabel 4.  Diameter bibit palem botol (mm) umur 66 hari setelah semai (HSS) pada                                     berbagai perlakuan skarifikasi benih dan konsentrasi KNO3  Skarifikasi
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat dipahami secara sempurna bahwa yang dimaksud teknologi pembelajaran dalam pendidikan Islam ialah usaha sistematis dalam merancang,

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala Kehendak dan kuasa-nya, sehingga penulisan skripsi yang berjudul Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Pada

Namun bukan berarti pintu untuk menjadi anggota tertutup untuk Turki, Turki telah menunjukkan keseriusannya untuk dapat bergabung dengan Uni Eropa, dari hasil penelitian

Perolehan Kumpulan (TO) Perolehan tidak lulus Syariah Keuntungan Sebelum Cukai Kumpulan (PBT) Keuntungan sblm cukai tidak lulus Syariah Syarikat Kajian (tersenarai)

Open Class Mapel Olah Raga SMPN Fujikawa... Video

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. Adanya harapan atau cita-cita masa depan. Adanya penghargaan dalam belajar. Adanya kegiatan

Pemberian Vitamin E diberikan sebelum menstruasi pada siklus kedua dapat mengurangi nyeri haid, melalui hambatan terhadap biosintesis prostaglandin di mana Vitamin E akan

Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan Langsung untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas. Kami akan