• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prasasti dan Budaya Sunda.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prasasti dan Budaya Sunda."

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

o

Sabtu

12 13

27 28

OSep

OOkt

Pikiran Rakyat

.

Sen;n

123

17 18 19

OJan OPeb

o

Sefasa

0

Rabu

0

Kam;s

0

Jumat

4

5

6

7

8

9

10

11

20

21

22

23

24

25

26

o

Mar OApr

OMe;

OJun

OJuf

0 Ags

o Mlnggu

14 15

~

29

30

31

8Nov

ODes

Prasasti

dan

~~ - - - = =-- ~

---Budava Sunda

Prasasti Geger Hanjuang Galunggung

Yang pertama kali membaca Prasasti Geger Hanjuang di Galunggung adalah Holle yang kemudian mendapat koreksi dari Pleyte. Prasasti tersebut ditemukan di bukit Geger Han-juang, Desa Linggawangi,

Leuwisari Kecamatan Singa-parna, Kabupaten Tasikmalaya. Prasasti ini kini disimpan di Museum Pusat Jakarta dengan nomor koleksi D-26, berukuran tinggi 80 em dan lebar 60 em. Isinya ditulis dalam aksarajhu-ruf dan bahasa Sunda buhun yaIlg cukup terang untuk diba-ca, dan terdiri atas tiga baris yang bacaannya sebagai berikut:

D

I era globalisasi saat ini ada kecenderungan bahwa masyarakat lebih menghargai budaya asing dibandingkan dengan budaya "pituin" kita sendiri. Globalisasi memang tidak bisa kita hindari, namun kita dituntut agar pandai memilih dan memilah budaya asing yang masuk, mana yang baik dan mana yang tidak baik untuk diterima.

Selayaknya juga kita lebih arif untuk sekadar "melirik" keari-fan lokal yang terpendam dalam ).<hazanahbudaya pen-inggalan nenek moyang melalui kearifan lokal yang an-tara lain tercermin dalam prasasti. Tanpa kita sadari, banyak manfaat serta informasi budaya hasil kreativitas dan warisan karuhun dalam prasasti yang bisa kita gali dan kita ungkapkan di masa kini.

Prasasti yang dalam bahasa asing disebut glory, laudation,

direction, atau guidance

meru-pakan pujian, sanjungan, kea-gungan, petunjuk, pedoman atau doa yang menyatakan su-atu permohonan (keinginan untuk kedamaian dalam kera-jaan, atau inskripsi dalam ba-hasa yang indab (berirama). Prasasti merupakan salah satu peninggalan nenek moyang masa lampau yang bisa di-jadikan sebagai ciri utama adanya perubahan dalam ke-hidupan budaya orang Sunda darikebudayaan prasejarah kepada kebudayaan sejarah'

Prasasti merupakan tulisan di atas.batu atau lembaran logam. Tulisannya terdiri atas rangkaian aksara, sedangkan aksara.itu sendiri merupakan

lambang suara, terutama suara Prasasti Batutulis

yang dikeluarkan atau yang di- Prasasti Batutulis ditemukan pakai

~

di~akan

?l~h

di DesaBatutulispada sekitar

~anusla. ~l prasasti bl~ bekas kabuyutan dekat lokasi disebut eplgraf, sedangkan il- keraton. Prasasti ini ditulis den-muny~ disebut epigrafi.. gan huruf dan bahasa Sunda

B~rikut be~rapa prasasti Buhun, terdiri atas delapan penmggalan di Jawa Barat dan baris, yang isinya memberi-~Banten. _ _ _ ~

..

takan tokoh Sri Baduga Ma-

..

:=;.a.__

Tra ba i gunna apuy

na-sta gomati sakakala

rumata-k disusu (rumata-k) rumata-ku batari hyang

o.:...~

pun.

"Pada hari ke-13 bulan Badra. tahun 1033 Saka Rumatak (se-lesai) disusuk 'digali' oleh Batari Hyang."

Di antara prasasti-prasasti yang terdapat di Jawa Barat, prasasti Geger Hanjuang dapat dikatakan "tidak pemah" dise-but-sebut dalam pembicaraan sejarah buhun (kuno) Jawa Barat. Penggarapannya masih sangat mentah, karena seba-gaimana disebutkan bahwa barn Holle yang mencoba membacanya dengan hasil (menurut Holle sendiri) ''ku-rang memuaskan". Dengan demikian, perlu diadakan penelitian dan penelaahan lebih lanjut serta berkesinambungan dari para ahli dan pemerintah.

Kliping

Humas

Un pad

2009

har~ja yang telah beIjasa mem-bangun tanda peringatan, mengeraskanjalan dengan batu, dan membuat hutan, tela-ga Rena Mahawijaya. Beliau adalah penguaSa Pakuan Paja-jaran yang dinobatkan dengan

gelar Prabu guru Dewataprana. Prasasti Batutulis dibuat pa-da tahun 1455Saka (1533) oleh Surawisesa Jaya Prakosa putra Sri Baduga Maharaja sebagai tanda peringatan dalam up-acara srada. Nama Sri Baduga Maharaja (1482-1521)

terungkap dalam Prasasti Batu-tulis Bogor.Prasasti ditemukan dan berada di daerah Bogor sampai saat ini. Dikatakan bah-wa Sri Baduga Maharaja adalah seorang raja yang bertakhta dan berkuasa di Pakuan Pajajaran

(Ratu Haji di Pakuan Paja-jaran). Dia bergelar lebih dari

satu, bergantung kepada ke-dudukannya (diwastu), di an-taranya: Prebu Guru Dewat-aprana, Sri Baduga Maharaja, Sri Sang Ratu Dewata, dan sete-lah meninggal bergelar Prebu Ratu.

Pada masa Pajajaran, terdap-at dua macam prasasti, yaitu piteket dan sakakala. Piteket memuat pengumuman lang-sung dari raja yang memerin-tahkan membuat prasasti, sedangkan sakakala dibuat untuk mengabadikan perintah ataujasa seseorang (raja) yang telah wafat. Jika dilihat dari pembukaannya,jelaslah bahwa prasasti Batutulis adalah sakakala. Dari faktor ini saja su-dab jelas bahwa pada saat prasasti Batutulis dibuat, Sri Baduga sendiri telah wafat.

(2)

-~-menggali lombang (perta-hanan) di Pakuan (nyusuk na Pakwan), membuat tanda peringatan (keagamaan) berbentuk gugunungan, beru-pa gunung serta jalannya memakai batu (ngabalay), menetapkan hutan larangan

(samida), serta membuat telaga

suci yang bernama Rena Ma-hawijaya (nyieun sanghyang

talaga Rena Mahawijaya).

Disebutkan pula mengenai keturunannya, bahwa Sri Baduga Maharaja adalah putra Rahiyang Dewa Niskala yang dikubur di Gunatiga (Gunung Tilu), cucu Rahiyang Niskala Wastu Kancana yang

dikuburkan di Nusalarang (Pu-10yang berada di Situ panjalu saat ini, sebelah utara Ciamis). Prasasti Batutulis terbuat dari batu. Beraksara Jawa Kuno na-mun berbahasa Sunda Buhun, yang dibuat pada tahun 1455 ( i

saka panca pandawa emban bUml) atau 1533Masehi.

Prasasti tersebut dibuat oleh Prabu Surawisesa (1521-1535), putra Sri Baduga Maharaja yang meneruskan kedudukan-nya, ketika Beliau mengadakan upacara srada (upacara keaga-maan untuk memperingati 12 tahun meninggal ayahnya).

Sri Baduga Maharaja sebe-narnya lahir dan dibesarkan di Kawali, pusat kota kerajaan Galuh. Baik ayahnya (Dewa Niskala atau Ningrat Kancana,

1475-1482) atau kakeknya (Prabu Niskala Wastu Kan-cana, 1371-1475)bertakhta di Kawali, daerah kekuasaan kakeknya yang juga menguasai Kerajaan Sunda pada waktu itu. Ketika tahun 1382 sehari-harinya pemerintahan di Kera-jaan Sunda dijalankan oleh

Prabu Susuk Tunggal, putra Wastu Kancana dari istrinya yang berasal dari Lampung. De-wa Niskala adalah putra Wastu Kancana dari Mayangsari, putri Galuh, yang pertama kali memerintah menjadi ma-hamentri (menteri agung) di kerajaan Galuh. Setelah aya-handanya meninggal (1475) Be-liau diserahijabatan dan bertakhta di Galuh.

~

masih hidup dan bezjaya, Sri Baduga Maharaja digelari Jayadewata atau Pamanah Rasa

Karena Prabu Niskala Wastu

Kancana pernah ngarempak larangan (melanggar aturan) hampir saja Kerajaan Sunda memerangi Kerajaan Galuh. Akhirnya Sri Baduga menjadi "tumbal" damainya kembali ke-dua kerajaan tersebut. Awalnya Sri Baduga ditugasi memimpin Kerajaan Galuh, mengganti1.<an ayahnya (1482). Namun karena Sri Baduga menikah dengan putri raja Sunda, putra Prabu Susuktunggal, sebagai tanda mempererat hubungan kedua kerajaan tersebut, akhirnya Be-liau dijadikan raja Sunda meng-gantikan mertuanya. ltulah se-babnya, dalam Prasasti Batu-tulis disebutkan bahwa Sri Baduga dilantik (diistrenan) dua kali serta mempunyai gelar duajuga. Yang pertama, yakni Guru Dewataprana, ketika di-lantik menjadi raja Galuh. Ked-ua, Sri Baduga Maharaja, ketika dilantik menjadi raja Sunda. Oleh sebab itu, daerah

kekuasaannya meliputi dua ker-ajaan. Meskipun demikian, tetap saja disebut Kerajaan Sunda. Namun, karena Sri Baduga memutuskan untuk tinggal di Pakuan Pajajaran, maka beliau bersama keluar-ganya pindah dari Kawali ke Pakuan Pajajaran.

Raja Sri Baduga Maharaja atau dikenal dengan sebutan Sang Ratu Jayadewata memer-intah dan berkuasa selama 39 tahun (1482-1521).Beliau meninggal dan dikubur di Ran-cmnaya, di sebelah timur-ke arah selatan kota Bogor sekarang. Sayang sekali saat ini kita tidak bisa menyaksikan bekas kerajaan Pakuan Paja~ jaran tersebut, karena tempat itu saat ini sudah menjadi kom-pleks perumahan mewah. Na-mun masih ada secercah hara-pan agar peninggalan wa.risan karuhun zaman dahulu terse-but masih terpendam di dalam-nya.

Prasasti Kawali

Orang yang pertama kali membaca Prasasti-prasasti Kawali adalah Friederich pada tahun 1853-1855. Hasil bacaan-nya tersebut kemudian dilan-jutkan Holle disertai koreksi

dan pembahasan secara lebih luas, bertalian dengan salah satu upaya untuk menjelaskan perihal bahasa yang terdapat pada prasasti-prasasti Kawali

dan prasastiBatutulis Bogor. Bahkan, terbersit berita bah-wa perhatian terhadap prasasti di kedua prasasti itu mula-mula dari Friederich. Demikian besar minatnya terhadap pemecahan isi prasasti, sampai-sampai ia membuat prasasti sendiri yang diletakkan di Kebun Raya Bo-gor. Prasasti-prasasti tersebut terletak di kompleks pemaka-man Astana Gede Kecmnatan Kawali, Kabupaten Ciamis.

Ada enam batu di sana, satu di antaranya tidak berisi tulisan yang oleh juru kunci biasa dina-makan Batu Pangradinan (tempat bersolek) Pangagung Baheula. Satu batu lagi berisi guratan berbentuk kotak-kotak bezjumlah 45 buah, dan di luar guratan tersebut terdapat sepa-sang bekas telapak kaki dan telapak tangan kiri. Batu ini di-anggap sebagai kalender abadi yang merupakan sistem penanggalan tradisional bagi masyarakat Sunda dari abad ke-8 Masehi, yang telah berkembang seabad sebelum kerajaan Mataram Kuno.

Dua di antara empat prasasti lainnya berisi tulisan: Sang hyang Linggahyang dan Sangbyang Linggabingba yang mungkin dipancangkan sebagai tanda pengbormatan terhadap kedua nama tokoh tersebut. Se-mentara dua prasasti lainnya berisi wangsit Prabu Raja Wastu bagi para penerusnya. Kedua prasasti tersebut oleh para pakaz:diberi nomor I dan II. Prasasti Kawali I terdiri atas sepuluh baris, dan jika diteliti lebih lanjut, sebenarnya pada bagian punggungnya pun masih terdapat tulisan. Prasasti Kawali II terdiri atas tujuh baris. Berikut ini transliterasi kedua prasasti tersebut disa-jikan berdasarkan bacaan Holle.

Prasasti Kawali I

**Nihan tapa

kawa-Ii nu siya mukawa-Iia tapa bha-gya parebu raja

WQS-tu mangadeg di kuta

kawa-Ii nu mahayu na kadatuan surawisesa nu marigi sa-kuliIi (ng) dayeuh najur sagala

desa aya ma nu paCn)deuri pakena

gawe rahayu pakeunja-ya dina buana.*

(3)

DOK.rPR'

PRASASTI Ciaruteun di Bogar selatan peninggalan Raja Pumawarman, salah satu benda cagar budaya yang berhasil diselamatkan pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Prasasti ~ersebut ki-ni ditempatkan di Museum Batutulis, Kel. Batutulis, Bogar. *

~

-

---yang bertahta di kota Kawali, yang memperindah keraton Surawisesa yang membuat parit (pertahanan) sekeliling ibukota, yang menyejahterakan seluruh negeri. Semoga ada yang kemu-dian membiasakan diri berbuat kebajikan agar lama beIjaya di d

uma .

."

Prasasti Kawali I merupakan Prasasti yang pertama kali dit-ulis dengan menggunakan ak-sara Sunda Kaganga dan ba-hasa Sunda Buhun "kuno". Dalam prasasti tersebut dise-but-sebut nama Prabu Wastu yang bertakhta ill'Kota Kawali di Keraton Surawisesa. Berdasarkan prasasti tersebut, kita tahu bahwa di Tatar Sunda pernah ada seorang raja yang bernama Prabu Wastu. Raja Wastu bertempat tinggal di ker-aton yang bernama Surawisesa, di pusat kota kerajaan yang bernama Kawali. Prasasti terse-but sebagaimana dijelaskan tadi ditemukan di Kompleks Astana Gede yang terletak di Keca-matan Kawali, Kabupaten Cianiis sekarang.

jika kita amati dengan sek-sama, isi Prasasti Kawali men-guraikan wasiat Prabu Niskala Wastu Kancana terhadap anak-anaknya serta keturunannya agar kerajaan Sunda beIjaya se-lama-Iamanya. Tampak sekali ada pertalian bathin dari diri dan pribadi Prabu Niskala Wastu Kancana sebagai seo-rang raja serta ahli bertapa yang sudah menemukan sum-ber hakikat kehidupan untuk kesejahteraan negara.

Prasasti Kawali IB dan 2, menguraikan amanat Prabu Niskala Wastu Kancana yang bunyi teksnya sebagai berikut:

keadaan senang hati" karena melihat negaranya dalam keadaan sejahtera, sambil melakukan brata siya puja tan

palum (tirakat dan beribadah).

Piagam Kebantenan Piagam Kebantenan yang di-maksud terdiri atas lima lem-peng tembaga yang ditulis den-gan aksara dan bahasa Sunda Buhun. Piagam ini diperki-rakan sezaman dengan prasasti Batutulis Bogor, yang dibuat atas perintah Sri Baduga Ma-haraja. Secara garis besar, pi-agam ini berisi tentang peneta-pan batas dan pengukuhan sta7 tus wilayah tertentu di wilayah Pakuan Pajajaran, serta keputu-san pembebakeputu-san pajak bagi penduduk di daerah yang dikukuhkan tersebut. Sebagai bukti, teIjemahan dari lempen-gan piagam m/N, tampak berikut ini:

"Semoga selamat. lni tanda peringatan Rahiyang Wastu Kancana, turun kepada Rahiyang Ningrat Kancana, lalu diamanatkan kepada Susuhu-nan sekarang di Pakuan Paja-jaran. Menitipkan dayeuh di Jayagiri dan di Sunda Sem-bawa. Semoga ada yang meng-urusnya. Jangan membe-baninya dehgan dasa, calagara, kapas timbang, dan pare dong-dang. Maka dlperintahkan kepada para petugas muara agar jangan memungut pajak (kepada penduduknya) karena mereka itulah yang berbakti dan mengabadikan dirinya kepada ajaran agama. Merekalah yang teguh melak-sanakan hukum-hukum dewa."

Dalam Prasasti Kebantenan II disebut-sebut nama Sri

"i Baduga Maharaja beserta

gelarnya yang lain, yakni Sri

~

RatuDewat~g

berkai-.

Hayua diponah-ponah, Hayua dicawuh-cawuh. Inya neker inya ager inya ninycak inya rempag.

"Jangan dihalangi, jangan diganggu,

yang berusaha memotong nis-cayaakanjatuh tersungkur,

yang berusaha menginjak nis-caya akan roboh."

Prasasti Kawali II Aya ma...

nu ngeusi bha-gya kaWali ba-rlpakena kere

ta bener

pakeun na(n)jeur

najurltan

"Semoga ada yang kemudian mengisi (negeri) Kawali ini den-gan kebahagiaan sambil mem-biasakan diri berbuat kese-jahteraan sejati agar unggul dalam perang".

Amanat dari Prabu Niskala Wastu Kancana dalam Prasasti Kawali tersebut berupa larangan serta doa. Jangan berbuat keburukan atau hal-hal yang tidak baik. Niscaya yang melanggar larangan tersebut akan bertemu dengan kesuSa-han atau akan celaka. Dia berharap agar daerah Kawali terus ada dan ditempati, Diaju-ga berupaya aDiaju-gar masyarakat yang berada di tempat itu pun diharapkan bahagia, makmur, dan adil. Dengan cara

demikian, selamanya akan ung-gul dalam peperangan. Tatkala di Kerajaan Majapahit ada Perang Paregreg (perang saudara) sekitar tahun 1453-1456 yang mengakibatkan mundurnya kerajaan tersebut, Prabu Niskala Wastu Kancana saat itu sedang "bertapa dalam

'''--

~ .. .

tan dengan kejadian"ketika Be-liau membuat keputusan bah-wa Sunda Sembabah-wa akan dibu-at daerah suci keagamaan (kabuyutan, dewasasana). Prasasti Kebantenan I pun dibuat oleh Sri Baduga Mahara-ja sendiri, untuk memperingati

(Sakakala) kakeknya, yakni Rahyang Niskala Wastu Kan-cana yang memberi amanat kepada putranya, Hyang Ningrat Kancana, yang dia-manatkan lagi kepada Beliau. Dalam amanatnya, Niskala Wastu Kancana menitipkan

.

daerahnya (dayeuhan kabuyu-tan) Jayagiri dan Sunda Sem-bawa agar tetap dipelihara serta dijaga dari gangguan bangsa lain. Pakuan Pajajaran meru-pakan pusat kota Kerajaan Sun-da yang terletak di Kota Bogor sekarang. Ketika membu~t Prasasti Kebantenan, Sri Baduga Maharaja sudah bertakhta di Kerajaan Sunda serta menempati dan tinggal di Pakuan Pajajaran, mendiami keraton Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati.

Selain itu, sebagai informasi saja ada prasasti yang bernama Prasasti Pasir Muara (Cibubu-lang) berkaitan dengan kera-jaan Sunda, yang menurut Bosch, bunyinya sebagai berikut:

ini sabdakalandajuru panga -mbat i kawihaji panyca pasagi m~l1"Sa

ndeca barpapulihkan haji sun-da.

'1ni tanda ucapan Rakryan Juru Pangambat dalam (tahun Saka) 458 bahwa pemerintahan daerah dipulihkan kepada raja Sunda". CElisSuryani

Referensi

Dokumen terkait

Pada tugas akhir ini telah berhasil diimplementasikan sebuah sistem yang terdiri dari sebuah aplikasi client berupa aplikasi mobile berbasis Android yang dapat

Bahan kemasan yang umumnya digunakan untuk ikan, paha kodok dan udang, cocok digunakan untuk iradiasi produk tersebut pada dosis sebagaimana diuraikan dalam

Tujuannya pada pemerhatian ana agar pelajar sempat mengulang hafalan dan tidak memberatkan mereka dengan menghafal semata- mata.mereka akan mempunyai masa yang

______________ (2003), Bacaan al-Quran Menurut Qiraat Nafi': Kajian di Maahad Tahfiz al-Quran, Pulai Chondong, Kelantan, Jabatan al-Quran dan al-Hadith, Bahagian Pengajian

’Food’, Formula Balita, dan Pakan Ternak (2008-2016) Beserta Toksisitasnya”.Penyusunan Laporan Internship ini merupakan salah satu syarat akademikuntuk menyelesaikan

Karyawan maupun operator telah menggunakan pakaian secara rapi, hal tersebut menunjukkan bahwa karyawan patuh terhadap peraturan yang dibuat oleh Badan Usaha, tetapi

disimpulkan bahwa nilai lokal yang ditunjukkan dari fenomena gerak ruang di Kawasan Keraton Kasepuhan adalah:. Gerak ruang substansi yang ditunjukkan dalam

Berdasarkan kesimpulan diatas , hal yang dapt diharapkan kedepannya yaitu agar metode weight product ini dapat dikembangkan untuk penelitian yang akan datang ,