PEMBEBASAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI TERHADAP IMPOR BARANG MODAL UNTUK KEGIATAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI DI IDONESIA BERDASARKAN KONTRAK BAGI HASIL (PRODUCTION SHARING CONTRACT)
Dewi Chariesta 110110110165
ABSTRAK
Kegiatan hulu migas mempunyai resiko tinggi, teknologi yang canggih, dan padat akan modal sehingga Pemerintah belum mampu untuk melaksanakan sendiri kegiatan usaha hulu. Melalui kontrak kerjasama yaitu kontrak bagi hasil (production sharing contract), Pemerintah memberikan kesempatan kepada investor baik asing
maupun dalam negeri untuk ikut mengelola minyak dan gas bumi di Indonesia melalui prinsip bagi hasil.
Pemerintah dalam menjalani kegiatan usaha hulu migas memberikan insentif
pembebasan pajak terkait impor barang modal kegiatan usaha hulu kepada Kontraktor agar memudahkan Kontraktor dalam mencari kekayaan minyak dan gas bumi. Permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah perbedaan pengaturan perundang-undangan terhadap pembebasan pajak impor barang modal dan akibat hukum dari perbedaan peraturan tersebut dengan kontrak bagi hasil yang disepakati oleh Pemerintah dengan Kontraktor.
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah deskriptif analitis dengan pendekatan yuridis normatif. Teknik pengumpulan data sekunder serta penelitian lapangan melalui wawancara untuk mendukung data sekunder. Bahan hukum yang digunakan adalah buku-buku, peraturan perundang-undangan yang terkait dan artikel terkait permasalahan.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa Pemerintah telah
membuat kebijakan perpajakan terkait dengan importasi impor barang modal dalam kegiatan hulu migas di Indonesia, namun kebijakan tersebut berbenturan dengan Kontrak yang ditandatangani antara SKKMIGAS dengan Kontraktor sehingga
The exemption of Value Added Tax on Import Capital Commodity for Oil and Gas
Exploitation Phase in Indonesia under Production Sharing Contract
Dewi Chariesta Puspasari
110110110165
ABSTRACT
The upstream oil and gas activities are catogorized as high-risk, high-tech and capital intensive bussineses therefore Government of Indonesia has not been able to execute those activities by itself. Government of Indonesia administers a huge chance for foreign investors and domestic investors to manage oil and gas in Indoensia by applying the Production Sharing Contract. The Government’s support on upstream oil and gas activities is affording an incentive to exempt the value added tax on import capital commodity for contractors activities for boosting the performance of oil and gas. Some crucial issues in this essay are the difference application between several Acts regarding to the exemption of value added tax on import capital commodity and the legal consequences of those Acts comparing to the agreed of the Production Sharing Contract.
This essay is using a descriptive analytical method by the normative juridical approch. The data is collected by literature study and field research through interviews.
The result of this research shows there is still a huge gap application
between what governed in Tax Acts and what agreed on the Upstream Production Sharing Contract among Government of Indonesia and Contractors, therefore it
seems creating a legal uncertainty for Contracts whom already invested their huge capital to run the upstream oil and gas business.