KONTRAKTOR PROYEK PADA LELANG PDAM KOTA
SURABAYA MENGGUNAKAN METODE AHP (Analytic
Hier ar chy Process) Dan MAUT (Multi Attr ibute Utility Theor y)
SKRIPSI
Oleh :
CANDRA PERDANA NPM : 0634010026
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2011
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
KATA PENGANTAR
Bismillahiiahmanniiahim,
Syukui alhamdullillahi iabil ‘alamin teiucap kehadiiat Allah SWT atas segala
limpahn kekuatan-Nya sehingga dengan segala keteibatasan waktu, tenaga,
pikiian dan kebeiuntungan yang di miliki penyusun, akhiinya penyusun dapat
menyelesaikan skiipsi yang beijudul “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
PEMILIHAN KONTRAKTOR PROYEK PADA LELANG PDAM KOTA
SURABAYA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITYC HIERARCHY
PROCESS) DAN M.A.U.T (MULTI ATTRIBUT UTILITY THEORY)” dengan
tepat waktu, shalawat dan salam dipeiuntukan kepada junjungan kita nabi besai
Muhammad SAW.
Dengan selesainya tugas akhii ini tidak teilepas daii bantuan banyak pihak yang
telah membeiikan masukan-masukan dan dukungannya. Untuk itu penulis
mengucapkan teiima kasih kepada :
1. Bapak Ii. Sutiyono M.T selaku dekan fakultas teknologi industii Univeisitas
Pembangunan Nasional “Veteian” Jawa Timui.
2. Bapak Basuki iahmat S.Si, M.T selaku Ketua Juiusan teknik Infoimatika
Univeisitas Pembangunan Nasional “Veteian” Jawa Timui.
3. Bapak Nuicahyo Wibowo, S.Kom, M.Kom selaku ketua Juiusan Sistem
Infoimasi Univeisitas Pembangunan Nasional “Veteian” Jawa Timui.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
4. Ibu Asti Iifianti, S.Kom, M.Kom Selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu
Syuifah Ayu Ithiiah, S.Kom Selaku dosen Pembimbing II yang telah
mengaiahkan dan membimbing penulis dalam melaksanakan Tugas Akhii ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Juiusan Teknik Infoimatika / Sistem Infoimasi yang
dengan tulus ikhlas membeiikan aiahan dan bantuanya.
Dan tak lupa dengan semua pihak yang telah memotivasi dan membantu penulis
dalam melaksanakan Tugas Akhii seita penyusunan lapoian ini. Semoga Allah
SWT senantiasa membeii limpahan HidayahNya kepada kita semua, amin.
Penulis menyadaii bahwa lapoian ini masih jauh daii kata sempuina, untuk itu
kiitik dan saian yang membangun penulis haiapkan daii pada pembaca untuk
pembenahan lapoian ini. Akhiinya penulis beihaiap agai hasil lapoian ini
beimanfaat bagi paia pembaca pada umumnya, dan bagi paia penulis khususnya,
seita mampu membeiikan sumbangsih bagi kemajuan keluaiga besai Teknik
Infoimatika Univeisitas Pembangunan Nasional “Veteian” Jawa Timui, Amin.
Suiabaya 16 Desembei 2011
Penulis
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
v
MENGGUNAKAN METODE AHP (Analytic Hier ar chy Pr ocess) dan
MAUT (Multi Attr ibute Utility Theor y)
Penyusun
: Candra Perdana
NPM
:
0634010026Pembimbing : 1. Asti Dwi Irfianti, S.Kom, M.Kom
2. Syurfah Ayu Itrhriah, S.Kom
ABSTRAK
Pemilihan kontraktor proyek pada lelang merupakan permasalahan yang sangat
penting bagi PDAM Kota Surabaya karena menyangkut kelanjutan dari perkembangan
perusahaan tersebut. Untuk pemilihan kontraktor, penilai harus mempertimbangkan
banyak faktor, dan pemilihannya harus dilakukan secara objektif, bukan subjektif.
Untuk dapat memberikan hasil penilaian yang objektif pada setiap
kontraktor dengan tetap mempertimbangkan semua kriteria penilaian, salah satu
metode yang dapat digunakan adalah dengan metode Analytical Hierarchy Process
(AHP) dan Multi Attribute Utility Theory (MAUT).
Dari hasil pengujian dengan menggunakan metode AHP dan MAUT untuk
sample data nilai yang dimasukkan dengan menggunakan sistem pendukung
keputusan pemilihan kontraktor, ternyata dapat memberikan rekomendasi kontraktor
terbaik. Sehingga dengan adanya sistem pendukung keputusan pemilihan kontraktor
dengan metode AHP dan MAUT ini dapat membantu dan memudahkan pimpinan
dalam memilih kontraktor terbaik.
Kata kunci: AHP, MAUT, Sistem Pendukung Keputusan, Pemilihan, Kontraktor.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
x
1.7 Sistematika Penulisan ……… 5
BAB II LANDASAN TEORI ………. 7
2.1 Sistem Pendukung Keputusan ...7
2.2 Komponen Sistem Pendukung Keputusan ………..8
2.3 Multiple Criteria Decision Making (MCDM) ... 13
2.4 Analytical Hierarchy Process (AHP) ...14
2.4.1 Karakteristik Analytical Hierarchy Process ………....14
2.4.2 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan ...15
2.4.3 Langkah dalam metode Analytical Hierarchy Process ……...17
2.5 Multi-Attribute Utility Theory (MAUT) ...21
BAB III PERANCANGAN SISTEM ...23
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
3.1 Analisa Kebutuhan ...23
3.2 Analisa Data ...23
3.3 Sistem Flow ... 25
3.4 Sistem Pendukung Keputusan Menggunakan Metode AHP dan MAUT ...26
3.5 Perancangan Sistem ... 30
3.5.1 Alur Proses Rancangan Penelitian ... 31
3.5.2. Diagram Berjenjang ………...32
3.5.3. Use Case ………...33
3.5.4. Sequance Diagram…..………...36
3.5.5. Class Diagram ….…..………...42
3.5.6. Entity Relationship Diagram ...43
3.6. Perancangan Tabel ...45
3.7. Perancangan Antar Muka ... 47
BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM ……….….56
4.1 Implementasi ……….56
4.2 Kebutuhan sistem ……….… 56
4.3 Instalasi Program dan Pengaturan Sistem ……….57
4.4 Implementasi Program ……….………… .57
4.4.1 Form Login ………57
4.4.2 Form Menu Utama ………58
4.4.3 Form Maintenance Data Admin ………59
4.4.4 Form Maintenance Data Kriteria ………..59
4.4.5 Form Maintenance Data Kontraktor ……….60
4.4.6 Form Data Seleksi ……….61
4.4.7 Form Penilaian Kriteria ……….61
4.4.8 Form Penilaian Alternatif ……….62
4.4.9 Form Pemilihan Alternatif ………62
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
BAB V UJICOBA DAN EVALUASI ………63
5.1 Ujicoba Aplikasi ………..63
5.2 Evaluasi Sistem ...66
BAB VI PENUTUP ... 79
6.1Kesimpulan ...79
6.2Saran ...79
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
DAFTAR GAMBAR
2.1 Gambar Komponen Sistem Pendukung Keputusan ……… 8
2.2 Gambar Subsistem Manajemen Basis Data ……… 10
2.3 Gambar Subsistem Manajemen Basis Model………. 11
2.4 Gambar Subsistem Penyelenggaraan Dialog ………. 12
3.1 Gambar Rancangan Utama Sistem Pendukung Keputusan……….. 26
3.2 Gambar Proses Sistem Pendukung Keputusan……… 27
3.3 Gambar Skematik DSS………. 28
3.4 Gambar Alur Proses Rancangan Penelitian………. 21
3.5 Gambar Diagram Kontek ………..32
3.6 Diagram Berjenjang ………..32
3.7 Gambar 3.7 Use Case Diagram Sistem Pemilihan Kontraktor …...33
3.8 Gambar 3.8 Use Case Diagram Master ……….34
3.9 Gambar 3.9Use Case Diagram Seleksi ………..35
3.10 Gambar Use Case Diagram Laporan ………..…….…….………….36
3.11 Gambar Sequence Diagram Kriteria … ………,....……37
3.12 Gambar Sequence Diagram Kontraktor . …..………….………38
3.13 Gambar Sequence Diagram Data Seleksi .….………39
3.14 Gambar Sequence Diagram Data Pembobotan..………….…………40
3.15 Gambar Sequence Diagram Penilaian ………41
3.16 Gambar Class Diagram Admin ……….……….42
3.17 Gambar Class Diagram Penilaian ……….……….43
3.18 Gambar Class Diagram Pimpinan ……….43
3.19 Gambar Conseptual Data Model ………...44
3.20 Gambar Physical Data Model ………44
3.21 Gambar Desain Form Login……… ……… 48
3.22 Gambar Desain Form Menu……….. ……….. 48
3.23 Gambar Desain Form Data Admin………49
3.24 Gambar Desain Form Maintenance data Kriteria………..50
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
3.25 Gambar Desain Form Maintenance data Kontraktor……… 51
3.26 Gambar Desain Form Data Seleksi….……. ……… 52
3.27 Gambar Desain Form Penilaian Kriteria……. ……… 53
3.28 Gambar Desain Form Penilaian Kontraktor. ……… 54
3.29 Gambar Desain Form Pemilihan Kontraktor. ……… 55
4.1 Gambar Form Login ……….. 57
4.2 Gambar Form Menu ……….. 58
4.3 Gambar Form Maintenance Data Admin ……….. 59
4.4 Gambar Form Maintenance Data Kriteria ………. 60
4.5 Gambar Form Maintenance Data Kontraktor……… 60
4.6 Gambar Form Data Seleksi…….. ……… 61
4.7 Gambar Form Penilaian Kriteria…. ……… 61
4.8 Gambar Form Penilaian.. Alternatif ………... 62
4.9 Gambar Form Pemilihan Alternatif………..………… ….62
5.1 Gambar Form Data Kandidat………. 63
5.2 Gambar Form Pembobotan Kriteria……… 64
5.3 Gambar Form Penilaian Kontraktor………... 64
5.4 Gambar Form Out Put Metode AHP dan M.A.U.T……… 65
5.5 Gambar Matrik Berpasangan Dari Aplikasi……….. 76
5.6 Gambar Normalisasi Matrik Aplikasi………. 77
5.7 Gambar Tingkat Konsistensi Aplikasi……… 77
5.8 Gambar Penghitungan M.A.U.T dari Aplikasi………... 78 5.9 Gambar Pemilihan Alternatif menggunakan AHP dan M.A.U.T … 78
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
DAFTAR TABEL
2.1 Tabel Perbedaan antara MADM dan MODM ……….. 12
2.2 Tabel Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan………... 15
2.3 Tabel Random Indek Untuk Matrik Berukuran 1 sampai 15………… 20
3.1 Tabel Tingkat Kepentingan Kriteria……….……….. 23
3.2 Tabel Kecocokan Setiap Calon kepada Setiap Kriteria……… 23
3.3 Tabel Kriteria…….. ……… 47
3.4 Tabel Alternatif ……… 47
3.5 Tabel Admin ……….………. 47
3.6 Tabel Seleksi ……….…….……… 48
3.7 Tabel Detail Alternatif ………. 48
3.8 Tabel Detail Kriteria ……….…………. 48
3.9 Tabel Nilai Alternatif……….. 49
5.1 Tabel Drajat Keanggotaan Kriteria ……… 68
5.2 Tabel Data Awal Untuk Lamanya Waktu Pengerjaan……… 69
5.3 Tabel Drajat keanggotaan Untuk Lamanya Waktu Pengerjaan …….. 69
5.4 Tabel Data awal tiap kontraktor untuk nilai tarif……….. 69
5.5 Tabel Drajat Keanggotaan tiap kontraktor untuk nilai tarif………….. 70
5.6 Tabel Data Awal Kontraktor Untuk Kwalitas Pekerjaan……… 70
5.7 Tabel Drajat Keanggotaan Untuk Kwalitas Pekerjaan ……….. 70
5.8 Tabel Data Awal tiap Kontraktor Untuk Garansi Proyek………….. 71
5.9 Tabel Drajat Keanggotaan Untuk Garansi Proyek……….. 71
5.10 Tabel Tingkat Kepentingan ………..72
5.11 Tabel Matrik perbandingan Berpasangan………... 73
5.12 Tabel Normalisasi………... 73
5.13 Tabel Indek Random RI……….. 74
5.14 Tabel Indek Random RI ……….. 74
5.15 Tabel Tabulasi Jawaban terhadap Kontraktor……….. 75
5.16 Tabel Hasil Penilaian Kontraktor………..76
5.17 Tabel Matrik Berpasangan……….. 77
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
5.18 Tabel Normalisasi Matrik……….. 77
5.19 Tabel Rasio Konsistensi……….... 77
5.20 Tabel Penilaian Metode M.A.U.T………. 78
5.21 Tabel Hasil Penghitungan Oleh Metode M.A.U.T……… 78
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kegiatan Pemilihan Kontraktor untuk melaksanakan proyek merupakan
bagian yang selalu dilakukan dan bersifat kritis terhadap keseluruhan proses pengadaan suatu fasilitas fisik. Keputusan untuk memilih kontraktor pelaksana tersebut harus didukung oleh pertimbangan yang obyektif dan menguntungkan dalam pencapaian nilai (biaya, waktu dan mutu) yang ingin dicapai oleh PDAM KOTA SURABAYA tanpa mengabaikan kebutuhan akan pemberian imbalan jasa yang wajar bagi pelaksana proyeknya. Keppres 80/2003 memungkinkan proses pengadaan menggunakan sistem evaluasi nilai yang mempertimbangkan kualitas teknis sebanding dengan harga penawaran.
PDAM KOTA SURABAYA adalah perusahaan air pemerintah yang membangun infrastruktur guna meningkatkan kualitas produksi air bagi
masyarakat khususnya wilayah Surabaya dan sekitarnya. Proses pemilihan kontraktor yang dilakukan PDAM membutuhkan waktu yang lama. Selain itu, penyajian informasi mengenai pengadaan barang/jasa masih dilakukan secara konvensional, sehingga informasi yang kurang mengenai pengadaan barang dan jasa menyebabkan keikutsertaan para kontraktor (peserta rekanan) dalam mengikuti lelang yang diadakan oleh PDAM KOTA SURABAYA menjadi sedikit serta kurang proporsional, maka dari itu diperlukan suatu sistem pendukung keputusan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Pada proses pembangunan system pendukung keputusan untuk pemilihan kontraktor pada lelang PDAM KOTA SURABAYA menggunakan teknik analisis data dengan metode terstruktur itu menggunakan UML (Unified Modeling
Language) dalam menggambarkan model fungsional dan ERD (Entity
Relationship Diagram) untuk menggambarkan model data. Untuk standar
penilaian kriteria menggunakan metode AHP (Analytic Hierarchy Process) dan M.A.U.T (Multi Attribute Utility Theory) dengan tahapan prakualifikasi dan pascakualifikasi.
1.2 Per umusan Masalah
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa permasalahan yang timbul untuk proses seleksi tender PDAM KOTA SURABAYA, yaitu :
1. Bagaimana menentukan kontraktor yang layak lolos seleksi dengan hasil yang obyektif berdasarkan kriteria yang ada ?
2. Apa perlunya suatu sistem pendukung keputusan yang terkomputerisasi
sehingga dapat memberikan alternatif penyelesaian masalah dalam penentuan kelayakan seleksi di PDAM KOTA SURABAYA berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan ?
3. Bagaimana merancang suatu sistem untuk melakukan proses pemilihan kontraktor dengan menggunakan metode AHP dan M.A.U.T ?
4. Bagaimana menentukan kriteria-kriteria yang dibutuhkan dalam proses seleksi tender ?
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
1.3 Pembatasan masalah
Batasan masalah dari sistem yang dibahas adalah sebagai berikut :
1. Studi kasus dilakukan pada Perusahaan Daerah Air Minum Surabaya, sehingga data yang digunakan dan diolah adalah data peserta lelang yang ada pada Perusahaan Air Minum Daerah Kota Surabaya.
2. Pihak penilai adalah pihak-pihak Intern yang ditunjuk oleh Perusahaan Air Minum Daerah Kota Surabaya sebagai pihak dengan kriteria tertentu yang bersifat membantu proses pemilihan pemenang lelang.
3. Asumsi terbaik adalah yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan oleh Perusahaan Air Minum Daerah Kota Surabaya.
1.4 Tujuan
Maksud dari penyusunan tugas akhir ini adalah membuat suatu perangkat lunak system pendukung keputusan dengan menggunakan metode AHP dan M.A.U.T.
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penyusunan tugas akhir ini adalah untuk membantu PDAM KOTA SURABAYA melakukan pemilihan kontraktor dalam penngerjaan suatu proyek sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditentukan.
1.5 Manfaat
Manfaat membangun sistem pendukung keputusan pemilihan kontraktor proyek pada lelang PDAM KOTA SURABAYA, antara lain :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
a. Menganalisis, merancang, mengimplementasikan serta menguji
sistem pendukung keputusan pemilihan kontraktor pada PDAM KOTA SURABAYA, yang memiliki fitur penilaian kontraktor yang cepat dan akurat dengan menggunakan metode AHP dan M.A.U.T.
b. Penggunaan media penyimpanan data secara elektronik yang tersistematis.
c. Memberikan informasi alternatif keputusan untuk pemilihan kontraktor yang sesuai dengan cepat, serta memberikan informasi dan interaksi mengenai lelang di PDAM KOTA SURABAYA. d.
1.6 Metodologi
Untuk dapat mengimplementasikan sistem diatas, maka secara garis besar digunakan beberapa metode sebagai berikut :
1. Studi Literatur
Menggunakan buku–buku, internet, atau sumber–sumber lain yang berhubungan dengan materi penulisan skripsi.
2. Pengamatan (Observasi)
Dari pengamatan terhadap jalannya sistem baik secara manual dan data-data yang terkumpul selanjutnya akan diolah secara lebih lanjut.
3. Analisa Permasalahan
Melakukan analisa awal tentang sistem yang akan dibuat untuk kemudian menentukan cara yang paling efektif untuk menyelesaikan masalah.
4. Perancangan dan Desain Sistem
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Melakukan perancangan sistem untuk kemudian membuat sistem berdasarkan rancangan sistem yang telah dibuat sesuai dengan data yang ada.
5. Implementasi sistem
Pembuatan program aplikasi yang telah dirancang sekaligus menganalisa kekurangan aplikasi.
6. Pembuatan Laporan
Pada tahap terakhir ini disusun buku sebagai dokumentasi pelaksanaan Skripsi.
1.7 Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang deskripsi umum isi skripsi yang meliputi
judul skripsi, latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penyusunan skripsi, metodologi, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Berisi teori-teori yang terkait tentang penyelesaian masalah sesuai dengan judul skripsi yang dibuat
BAB III PERANCANGAN SISTEM
Berisi pembahasan mengenai perancangan sistem yang akan dibangun serta desain sistem yang akan dihasilkan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan suatu kumpulan prosedur
pemrosesan data dan informasi yang berorientasi pada penggunaan model untuk menghasilkan berbagai jawaban yang dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan dimana SPK harus sederhana, mudah dan adaptif. Adapun ciri utama dalam SPK ini yang sekaligus sebagai keunggulannya adalah kemampuan SPK untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tidak terstruktur. Menurut Sudirman dan Widjajani (1996) mengemukakan bahwa ciri-ciri SPK yang dirumuskan oleh Alters Keen adalah :
1. SPK ditujukan untuk membantu keputusan-keputusan yang kurang terstruktur dan umumnya dihadapi oleh para manajer yang berada di tingkat puncak. 2. SPK merupakan gabungan antara kumpulan model kualitatif dan kumpulan
data.
3. SPK memiliki fasilitas interaktif yang dapat mempermudah hubungan antara manusia dengan komputer.
4. SPK bersifat luwes dan dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
2.2 Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Terdiri dari 3 subsistem yaitu subsistem manajemen basis data, subsistem manajemen basis model, dan subsistem perangkat lunak penyelenggara dialog. Hubungan dari subsistem-subsistem tersebut digambarkan seperti terlihat pada gambar 2.1. (Ralph And Hugh, 1989:24).
Tugas Lingkungan
Gambar 2.1 Komponen SPK
a. Subsistem Manajemen Basis Data
Subsistem data yang tercakup dalam sistem manajemen basis data dapat terlihat pada gambar 2.2. Merupakan bagian-bagian yang menyediakan data yang dibutuhkan oleh sistem. Data ini di organisasikan dalam suatu database
yang disebut Database manajement System (DBMS). Ada beberapa perbedaan database untuk SPK dan non-SPK. Pertama sumber data untuk
Basis Data Basis Model
Manajemen Basis Data
Manajemen Basis Model Manajemen
Penyelenggara Dialog
SPK lebih kaya daripada non-SPK. Perbedaan lain adalah proses pengambilan dan ekstraksi dari sumber data yang sangat besar. SPK membutuhkan proses ekstraksi dan DBMS yang dalam pengelolaannya harus cukup flexible untuk memungkinkan penambahan dan pengurangan secara cepat. Adapun subsistem data yang tercakup dalam DataBase Management Subsystem
(DBMS) dapat dilihat pada gambar 2.2 dibawah ini (Ralph And Hugh, 1989:25). Kemampuan yang dibutuhkan dari manajemen database sebagai berikut :
1. Mengkombinasikan berbagai variasi data melalui pengambilan dan ekstraksi data.
2. Menambahkan sumber data dengan cepat dan mudah.
3. Menggambarkan struktur data logikal sesuai dengan pengertian pemakai sehingga pemakai mengetahui apa yang tersedia dan dapat menentukan kebutuhan penambahan dan pengurangan.
4. Menangani data secara personil sehingga pemakai dapat mencoba berbagai alternatif pertimbangan personil.
Sumber Data Internal Lainnya
Fungsi Manajemen Basis Data: 1. Menggambarkan struktur data.
2.Update
3. Pengurangan dan Penambahan data
Manajemen Basis Model
Manajemen Penyelenggara Dialog
Gambar 2.2 Subsistem Manajemen Basis Data
b. Subsistem Manajemen Basis Model
Sementara model cenderung tidak mencukupi adanya kesulitan dalam mengembangkan model yang teritegrasi untuk menangani sekumpulan keputusan yang saling bergantungan. Untuk menangani masalah ini dengan menggunakan koleksi berbagai model yang terpisah, dimana setiap model digunakan untuk menangani bagian yang berbeda dari masalah yang dihadapi. Gambar 2.3 (Ralph And Hugh, 1989:26) menggambarkan komponen-komponen dari subsistem model. Kemampuan yang dimiliki subsistem basis model meliputi:
1. Menciptakan model baru secara cepat dan mudah.
2. Mengakses dan mengintegrasikan model-model keputusan.
3. Mengelola basis model dengan fungsi manajemen yang analog dan manajemen database.
Manajemen Basis Data
Fungsi manajemen Basis Model: 1. Menciptakan model. 2. Memelihara – update. 3. Manipulasi – use. Manajemen Penyelenggara Dialog
c. Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog
Subsistem dialog adalah fleksibilitas dan kekuatan karakteristik SPK yang timbul dari kemampuan interaksi antara sistem dan pemakai. Menurut Bennet, komponen sistem dialog adalah pemakai, terminal, dan sistem perangkat lunak, bisa melihat pada gambar 2.4. (Ralph And Hugh, 1989:27).
Bahasa Aksi
User SPK Bahasa Tampilan
Gambar 2.4 Subsistem Penyelenggaraan Dialog
Selain itu kemampuan yang harus dimiliki oleh SPK untuk mendukung dialog pemakai/sistem meliputi:
1. Menangani berbagai variasi gaya dialog.
2.3 Multiple Cr iter ia Decision Making (MCDM)
Multiple Criteria Decision Making (MCDM) adalah suatu metode
pengambilan keputusan untuk menetapkan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria biasanya berupa ukuran-ukuran, aturan-aturan atau standar yang digunakan dalam pengambilan keputusan
(Kusumadewi dkk, 2006:69). Berdasarkan tujuannya, MCDM dapat dibagi menjadi 2 model yaitu Multi Attribute Decision Making (MADM) dan Multi
Objective Decision Making (MODM). Seringkali MCDM dan MADM digunakan
untuk menerangkan kelas atau kategori yang sama. MADM biasanya digunakan untuk melakukan penilaian atau seleksi terhadap beberapa alternatif dalam jumlah terbatas. Sedangkan MODM digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah pada ruang bersambung (seperti permasalahan pada pemrograman matematis). Secara umum dapat dikatakan bahwa, MADM menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif, sedangkan MODM merancang alternatif terbaik. Perbedaan mendasar terlihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Perbedaan antara MADM dan MODM
MADM MODM
Kriteria (didefinisikan oleh)
Atribut Tujuan
Tujuan Implisit Eksplisit
Atribut Eksplisit Implisit
Alternatif Diskret, dalam jumlah terbatas
Kontinu, dalam jumlah tak terbatas
Kegunaan Seleksi Desain
a. Alternatif, alternatif adalah obyek-obyek yang berbeda dan memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih oleh pengambil keputusan.
b. Atribut, atribut sering juga disebut sebagai karakteristik, komponen, atau kriteria keputusan. Meskipun pada kebanyakan kriteria bersifat satu level, namun tidak menutup kemungkinan adanya sub kriteria yang berhubungan dengan kriteria yang telah diberikan.
c. Konflik antar kriteria, beberapa kriteria biasanya mempunyai konflik antara satu dengan yang lainnya, misalnya kriteria keuntungan akan mengalami konflik dengan kriteria biaya.
d. Bobot keputusan, bobot keputusan menunjukkan kepentingan relatif dari setiap kriteria, W = (w1,w2,...,wn). Pada MCDM akan dicari bobot kepentingan
setiap kriteria.
e. Matriks keputusan, suatu matriks keputusan X yang berukuran m x n, berisi elemen-elemen xij, yang merepresentasikan rating dari alternatif Ai(i=1,2,...,m)
terhadap kriteria Cj(j=1,2,...,n).
2.4 Analytical Hier ar chy Pr ocess (AHP)
2.4.1 Karakter istik Analytical Hier ar chy Pr ocess
kelompok dan kemudian kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki(Permadi, 1992:5).
Perbedaan mencolok antara metode AHP dengan metode pengambilan keputusan lainnya terletak pada jenis inputnya. Metode yang sudah ada umumnya memakai input yang kuantitatif. Otomatis metode tersebut hanya dapat mengolah hal kuantitatif pula. Metode AHP menggunakan persepsi manusia yang dianggap ‘expert’ sebagai input utamanya. Kriteria ‘expert’ di sini bukan berarti bahwa orang tersebut haruslah jenius, pintar, bergelar doktor dan sebagainya tetapi lebih mengacu pada orang yang mengerti benar permasalahan yang diajukan, merasakan akibat suatu masalah atau punya kepentingan terhadap masalah tersebut. Karena menggunakan input yang kualitatif (persepsi manusia) maka AHP dapat mengolah juga hal kuantitatif disamping hal yang kualitatif.
2.4.2 Skala Penilaian Per bandingan Ber pasangan
Secara naluri manusia dapat mengestimasi besaran sederhana melalui
Tabel 2.3 Skala Penilaian Perbandingan Pasangan
Intensitas Kepentingan
Keterangan Penjelasan
1 Kedua elemen sama pentingnya
Dua elemen penting daripada elemen yang lainnya daripada elemen yang lainnya
Pengalaman dan penilaian sangat kuat menyokong satu elemen dibandingkan elemen yang lainnya
7
Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen yang lainnya
daripada elemen yang lainnya
Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memiliki tingkat
Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka dibanding dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya dibanding i
2.4.3 Langka h dalam metode Analytical Hier ar chy Pr ocess
Langkah yang harus dilakukan dalam menyelesaikan persoalan dengan AHP (Mulyono, 1996:108) yaitu:
a. Decomposition
Decomposition adalah proses menganalisa permasalahan riil dalam struktur
b. Comperative judgment
Comperative judgment adalah berarti membuat suatu penilaian tentang
kepentingan relatif antara dua elemen pada suatu tingkat tertentu yang disajikan dalam bentuk matriks dengan menggunakan skala prioritas seperti pada Tabel 2.2 di atas. Jika terdapat n elemen, maka akan diperoleh matriks
pairwise comparison (matriks perbandingan) berukuran n x n dan banyaknya penilaian yang diperlukan adalah n(n-1)/2. Ciri utama dari matriks perbandingan yang dipakai dalam metode AHP adalah elemen diagonalnya dari kiri atas ke kanan bawah adalah satu karena elemen yang dibandingkan adalah dua elemen yang sama. Selain itu, sesuai dengan sistimatika berpikir otak manusia, matriks perbandingan yang terbentuk akan bersifat matriks resiprokal dimana apabila elemen A lebih disukai dengan skala 3 dibandingkan elemen B, maka dengan sendirinya elemen B lebih disukai dengan skala 1/3 dibanding elemen A.
Dengan dasar kondisi – kondisi di atas dan skala standar input AHP dari 1
sampai 9, maka dalam matriks perbandingan tersebut angka terendah yang mungkin terjadi adalah 1/9, sedangkan angka tertinggi yang mungkin terjadi adalah 9/1. Angka 0 tidak dimungkinkan dalam matriks ini, sedangkan pemakaian skala dalam bentuk desimal dimungkinkan sejauh si expert
memang menginginkan bentuk tersebut untuk persepsi yang lebih akurat.
c. Synthesis of priority
bilangan desimal di bawah satu (misalnya 0.01 sampai 0.99) dengan total prioritas untuk elemen – elemen dalam satu kelompok sama dengan satu. Bobot prioritas dari masing – masing matriks dapat menentukan prioritas lokal dan dengan melakukan sintesa di antara prioritas lokal, maka akan didapat prioritas global.
Usaha untuk memasukkan kaitan antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam menghitung bobot prioritas secara sederhana dapat dilakukan dengan cara berikut:
1. Jumlahkan elemen pada kolom yang sama pada matriks perbandingan yang terbentuk. Lakukan hal yang sama untuk setiap kolom.
2. Bagilah setiap elemen pada setiap kolom dengan jumlah elemen kolom tersebut (hasil dari langkah 1). Lakukan hal yang sama untuk setiap kolom sehingga akan terbentuk matrik yang baru yang elemen – elemennya berasal dari hasil pembagian tersebut.
3. Jumlahkan elemen matrik yang baru tersebut menurut barisnya.
4. Bagilah hasil penjumlahan baris (hasil dari langkah 3) dengan total alternatif agar didapatkan prioritas terakhir setiap elemen dengan total bobot prioritas sama dengan satu.
Proses yang dilakukan untuk membuat total bobot prioritas sama dengan satu biasa disebut proses normalisasi.
d. Logical consistency
AHP yang memakai persepsi manusia sebagai inputannya maka ketidakkonsistenan itu mungkin terjadi karena manusia mempunyai keterbatasan dalam menyatakan persepsinya secara konsisten terutama kalau membandingkan banyak elemen. Berdasarkan konsisi ini maka manusia dapat menyatakan persepsinya dengan bebas tanpa harus berpikir apakah persepsinya tersebut akan konsisten nantinya atau tidak. Persepsi yang 100 % konsisten belum tentu memberikan hasil yang optimal atau benar dan sebaliknya persepsi yang tidak konsisten penuh mungkin memberikan gambaran keadaan yang sebenarnya atau yang terbaik.
Penentuan nilai preferansi antar elemen harus secara konsisten logis, yang dapat diukur dengan menghitung Consistency Index (CI) seperti pada rumus (2.1) dan Consistency Ratio (CR) seperti pada rumus (2.2).
1
dimana A= matriks perbandingan berpasangan, wT= prioritas lokal
Tabel 2.4 Random index untuk matrik berukuran 1 sampai 15
N 1,2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
RI 0.00 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49 1.51 1.54 1.56 1.57 1.59
Untuk metode AHP, tingkat inkonsistensi yang masih bisa diterima adalah sebesar 10% ke bawah. Jadi apabila nilai CR <= 0.1 maka hasil preferensi cukup baik dan sebaliknya jika CR > 0.1 hasil proses AHP tidak valid sehingga harus diadakan revisi penilaian karena tingkat inkonsistensi yang terlalu besar dapat menjurus pada suatu kesalahan.
e. Penentuan prioritas global
Tahap terakhir dalam AHP adalah proses perhitungan prioritas global untuk menentukan urutan prioritas dengan cara melakukan operasi perkalian matrik prioritas lokal yang dimulai dengan mengalikan matrik gabungan prioritas dari
level terbawah dengan level di atasnya sampai pada level hirarki teratas.
2.5 Multi-Attr ibute Utility Theor y (M.A.U.T)
Dimana v (x) merupakan nilai evaluasi dari sebuah objek ke i dan wi merupakan bobot yang menentukan nilai dari seberapa penting elemen ke i
terhadap elemen lainnya. Dan n merupakan jumlah elemen. Total dari bobot adalah 1.
BAB III
PERANCANGAN SISTEM
3 .1 An a lisa Keb u tu h a n
Penilaian pada setiap kontraktor didasarkan pada kriteria masing-masing kontraktor, oleh karena itu setiap kontraktor memiliki nilai yang berbeda bagi pihak PDAM Kota Surabaya tergantung pada bobot kriteria yang dihasilkan oleh masing-masing kontraktor tersebut. Bagi instansi, bukanlah hal yang mudah tentunya untuk melakukan penilaian setiap kontraktor dan menentukan kontraktor terbaik yang akan dipilihnya agar sesuai dengan kriteria yang dimilikinya. Salah satu kendala yang harus dihadapi adalah komponen penilaian atau kriteria penilaian dan metode yang jelas dalam memberikan penilaian terhadap setiap kontraktor. Sehingga dapat membantu instansi dalam melakukan pemilihan kontraktor terbaik berdasarkan kriteria yang dimilikinya.
3.2 Analisa Data
Dalam perancangan sistem Pendukung keputusan ini diperlukan data-data agar sistem dapat berjalan, antara lain :
a. Kontraktor b. Kriteria c. Bobot kriteria
Tabel 3.1 Tingkat Kepentingan Kriteria
Intensitas
Kepentingan Keterangan Penjelasan
1 Kedua elemen sama pentingnya
Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan
3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya
Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibandingkan elemen lainnya
5 Elemen yang satu lebih penting daripada elemen yang lainnya
Pengalaman dan penilaian sangat kuat menyokong satu elemen dibandingkan elemen yang lainnya
7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen yang lainnya
Satu elemen yang kuat disokong dan dominan terlihat dalam praktek
9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen yang lainnya
Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan
Kebalikan Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka dibanding dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya dibanding i
Kemudian juga dilakukan pencocokan setiap calon kandidat terhadap kriteria, berdasarkan format preferensi linguistic terms dengan skala 5 point. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.2 Kecocokan Setiap Calon Pada Setiap Kriteria
Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif Sangat Tidak Layak 1
Tidak Layak 2
Cukup 3
Layak 4
Sehingga apabila dilakukan kecocokan kandidat pada setiap kriteria dalam bentuk kualitatif.
3.3 Sistem Flow
Gambar 3.1. Rancangan Utama Sistem Pendukung Keputusan
3.4 Sistem Pendukung Keputusan Menggunakan Metode AHP dan MAUT
Dalam pembuatan aplikasi ini digunakan metode AHP yang akan memproses penghitungan perbandingan kriteria dan metode MAUT yang akan memproses penghitungan perbandingan alternatif. Namun sistem akan
Proses yang akan dijalankan selanjutnya adalah memberikan bobot nilai awal dari masing – masing kriteria yang telah ditentukan. Kemudian dilakukan juga pembobotan nilai dari masing – masing kriteria tiap kontraktor. Secara garis besar tahapan Sistem pendukung keputusan menggunakan metode AHP dan MAUT dapat dilihat seperti gambar 3.2
Gambar 3.2. Proses Sistem Pendukung Keputusan
Alur proses pada gambar diatas tampak terdapat masukan berupa data kontraktor dan kriteria. Masukan tersebut untuk selanjutnya dijadikan sebagai acuan dalam melakukan penilaian pada masing-masing kontraktor. Setelah penilaian terhadap kontraktor seluruh data diproses dengan menggunakan metode AHP dan MAUT.
Gambar 3.3 Skematik DSS
Aplikasi DSS dapat terdiri dari subsistem seperti ditunjukkan pada Gambar 3.3 diatas.
• Subsistem manajemen data.
Dalam subsistem manajemen data ini akan menyimpan beberapa data dalam proses pemilihan kontraktor pada PDAM Kota Surabaya. Data-data tersebut yang akan disimpan dan dikelola oleh DBMS diantaranya yaitu :
1. Data admin
Data admin ini berisi nama user dan hak aksesnya dalam mengakses aplikasi tersebut.
2. Data kriteria
Data kriteria menyimpan semua kriteria yang akan dipergunakan untuk memilih kontraktor terbaik dalam lelang yang diadakan oleh PDAM Kota Surabaya.
3. Data seleksi
Data seleksi disini menyimpan nama seleksi dan waktu seleksi tersebut dilakukan.
4. Data detalternatif
Data detalternatif menyimpan nama kontraktor dan hasil penilaian berdasarkan semua kriteria yang ada
5. Data detkriteria
Data detkriteria menyimpan nama kriteria dan bobot penilaian. 6. Data nilaialt
Data nilaialt menyimpan skor atas hasil penilaian terhadap kontraktor 7. Data alternatif
Data alternatif menyimpan semua data-data tentang kontraktor yang mengikuti lelang pada PDAM Kota Surabaya.
• Subsistem manajemen model
Merupakan paket perangkat lunak yang memasukkan model keuangan, statistik, ilmu manajemen, atau model kuantitatif lainnya yang memberikan kapabilitas analitik dan manajemen perangkat lunak yang tepat. Bahasa-bahasa pemodelan untuk membangun model-model kustom juga dimasukkan. Perangkat lunak ini sering disebut sistem manajemen basis model (MBMS). Komponen ini dapat dikoneksikan ke penyimpanan korporat atau eksternal yang ada pada model.
Pengguna berkomunikasi dengan dan memerintahkan DSS melalui subsistem ini. Pengguna adalah bagian yang dipertimbangkan dari sistem. Para peneliti menegaskan bahwa beberapa kontribusi unik dari DSS berasal dari interaksi yang intensif antara komputer dan pembuat keputusan. Dalam sistem aplikasi ini subsistem antarmuka pengguna dapat digambarkan pada penjelasan sub bab perancangan antar muka pada bab ini juga.
• Subsistem manajemen berbasis-pengetahuan
Dalam pembuatan aplikasi ini yang termasuk dalam subsitem manajemen berbasis pengetahuan yaitu AHP (Analytical Hierarchy Process) dan MAUT (Multi Attribute Utility Theory), persyaratan dan ketentuan dari PDAM Kota Surabaya dalam pemilihan kontraktor.
• Subsistem manajer (pengguna)
Pengguna dalam aplikasi ini yaitu Pimpinan, Admin dan tim penilai.
3.5 Perancangan Sistem
Dalam tahap ini adalah persiapan untuk rancang bangun hingga implementasi dari sistem informasi. Untuk menggambarkan algoritma diagram
3 .5.1 Alur Pr o se s Ran can ga n Pen e litia n
1 − − =
n n t CI RI
CI CR=
Gambar 3.4 Alur Proses Rancangan Penelitian
3.5.2 Diagr am Ber jenjang
Gambar 3.6 Diagram Berjenjang
Diagram berjenjang merupakan gambaran dari hirarki proses yang terdapat dalam sistem. Dalam sistem pendukung keputusan pemilihan kontraktor dengan menggunakan metode AHP dan MAUT ini meliputi
a. Maintenance Data
Maintenance terdiri atas sub proses maintenance data admin, maintenance data kontraktor, dan maintenance data kriteria.
b. Penilaian
Proses ini terdiri atas sub data seleksi, pembobotan kriteria, pembobotan alternatif, dan pemilihan alternatif.
c. Laporan
3.5.3 UML (Unified Modeling Language)
Gambar 3.7 Use Case Diagram Sistem Pemilihan Kontraktor
Keterangan :
1. Administrasi melakukan pendataan data-data master.
2. Administrasi melakukan pendataan data-data yang akan digunakan untuk proses seleksi.
3. Data master yang telah di inputkan oleh administrasi juga akan masuk kedalam proses seleksi.
4. Penilai melakukan penilaian kandidat.
5. Hasil proses seleksi yang dilakukan oleh admin akan masuk dalam proses laporan
6. Pimpinan memilih seleksi yang diinginkan.
Gambar 3.8 Use Case Diagram Data Master
Keterangan :
1. Admin melakukan maintenance data kontraktor 2. Admin melihat data kontraktor.
3. Admin melakukan maintenance data kriteria. 4. Admin melihat data kriteria.
Gambar 3.9 Use Case Diagram Seleksi
Keterangan :
1. Admin menginputkan data seleksi.
2. Data seleksi digunakan untuk pengisian bobot kriteria. 3. Admin memasukkan bobot kriteria.
4. Data seleksi digunakan untuk pengisian nilai kandidat. 5. Penilai memasukkan nilai kandidat.
6. Admin melakukan penyeleksian kandidat.
Gambar 3.10 Use Case Diagram Laporan
Keterangan :
1. Pimpinan memilih data seleksi.
2. Pimpinan mendapatkan laporan hasil seleksi.
3.5.4 Sequence Diagr am
Gambar 3.11 Sequence diagram kriteria
Pada gambar diatas menjelaskan bahwa admin pertama kali membuka form login,kemudian login tersebut divalidasi dari data admin, bila login tersebut valid maka langsung membuka form utama, setelah itu admin membuka form kriteria, lalu disini admin dapat melakukan insert data kriteria, update data kriteria, delete data kriteria. Terakhir admin dapat melihat data kriteria.
: Admin
: Admin : Form Data Kriteria : Form Data Kriteria : Control Form Data Kriteria : Control Form Data
Kriteria
: Entity Form Data Kriteria : Entity Form Data Kriteria Set Form Data Kriteria
Get Form Data Kriteria()
Create Form Data Kriteria()
Get Form Data Kriteria()
Show Form Data Kriteria()
Set Input Data Kriteria
Get Input Data Kriteria()
Check Input Data Kriteria()
Get Info Data Kriteria()
Show Info Data Kriteria()
Gambar 3.12 Sequence diagram kontraktor
Pada gambar diatas menjelaskan bahwa admin pertama kali membuka form login,kemudian login tersebut divalidasi dari data admin, bila login tersebut valid maka langsung membuka form utama, setelah itu admin membuka form kontraktor, lalu disini admin dapat melakukan insert data kontraktor, update data kontraktor, delete data kontraktor. Terakhir admin dapat melihat data kontraktor.
: Admin
: Admin : Form Data Kontraktor : Form Data Kontraktor : Control Form Data Kontraktor : Control Form Data
Kontraktor
: Entity Data Kontraktor : Entity Data Kontraktor
Set Form Data Kontraktor
Get Fprm Data Kontraktor()
Create Form Data Kontraktor()
Get Form Data Kontraktor()
Show Form Data Kontraktor()
Set Input Data Kontraktor
Get Input Data Kontraktor()
Check Input Data Kontraktor()
Get Info Data Kontraktor()
Show Info Data Kontraktor()
Gambar 3.13 Sequence diagram data seleksi
Gambar 3.14 Sequence diagram pembobotan
Gambar 3.15 Sequence diagram penilaian
Pada gambar diatas menjelaskan bahwa penilai pertama kali membuka form login,kemudian login tersebut divalidasi dari data admin, bila login tersebut valid maka langsung membuka form utama, setelah itu penilai membuka form penilaian, lalu disini penilai dapat melakukan insert nilai dari semua kandidat yang mengikuti seleksi.
: Admin
: Admin : Form Data Kontraktor : Form Data Kontraktor : Control Form Data Kontraktor : Control Form Data
Kontraktor
: Entity Data Kontraktor : Entity Data Kontraktor
Set Form Data Kontraktor
Get Fprm Data Kontraktor()
Create Form Data Kontraktor()
Get Form Data Kontraktor()
Show Form Data Kontraktor()
Set Input Data Kontraktor
Get Input Data Kontraktor()
Check Input Data Kontraktor()
Get Info Data Kontraktor()
Show Info Data Kontraktor()
3.5.5 Class Digr am
Berikut ini adalah penggambaran sistem pemilihan kontraktor dari class diagramnya :
Gambar 3.16 Class Diagram Admin
Gambar 3.17 Class Diagram Penilai
Class Diagram penilai pada gambar diatas terdiri dari login dan pendataan penilaian.
Gambar 3.18 Class Diagram Pimpinan
Class Diagram pimpinan pada gambar diatas terdiri dari login dan laporan hasil seleksi.
3.5.6. Entity Relationship Diagram
Entity Relationship Diagram merupakan suatu desain sistem yang digunakan untuk merepresentasikan, menentukan dan mendokumentasikan kebutuhan-kebutuhan sistem dalam pemrosesan database. ERD juga menunjukkan hubungan (relasi) antar tabel. ERD terdiri atas Conceptual Data
A. Conceptual Data Model (CDM)
Gambar 319 Conceptual Data Model (CDM)
B. Physical Data Model (PDM)
Gambar 3.20 Physical Data Model (PDM)
3.6. Per ancangan Tabel
Tabel-tabel yang digunakan dalam aplikasi ini adalah: 1. Struktur database Kriteria
Struktur database kriteria ini dapat dilihat pada tabel 3.3 dengan penjelasan sebagai berikut :
Tabel 3.3. Kriteria
No Nama kolom Tipe data Panjang Ket
1 KodeKrt Text 7 PK
2 NamaKrt Text 20
2. Struktur database Alternatif
Struktur database alternatif ini dapat dilihat pada tabel 3.4 dengan penjelasan sebagai berikut :
Tabel 3.4. Alternatif
No Nama kolom Tipe data Panjang Ket
1 KodeAlt Text 7 PK
2 NamaAlt Text 20
3 AlamatAlt Text 50
4 TelpAlt Text 15
3. Struktur database Admin
4. Struktur database Seleksi
Struktur database seleksi ini dapat dilihat pada tabel 3.6 dengan penjelasan sebagai berikut :
5. Struktur database DetAlternatif
Struktur database DetAlternatif ini dapat dilihat pada tabel 3.7 dengan penjelasan sebagai berikut :
Tabel 3.7. DetAlternatif
No Nama kolom Tipe data Panjang Ket
1 KodeDetAlt Text 7 PK
2 KodeAlt Text 7 FK
3 KodeSel Text Text 7 FK
4 SkorAlt Number
6. Struktur database DetKriteria
Struktur database DetKriteria ini dapat dilihat pada tabel 3.8 dengan penjelasan sebagai berikut :
7. Struktur database NilaiAlt
Struktur database NilaiAlt ini dapat dilihat pada tabel 3.9 dengan penjelasan sebagai berikut :
Tabel 3.9. NilaiAlt
No Nama kolom Tipe data Panjang Ket
1 KodeAdm Text 7 FK
2 KodeDetAlt Text 7 FK
3 KodeDetKrt Text 7 FK
4 BobotAlt Text 15
5 SkalaAlt Number
3.7. Per ancangan Antar Muka
Untuk menjalankan Aplikasi pemilihan kontraktor terbaik dengan menggunakan metode AHP dan MAUT ini dibutuhkan beberapa desain form input dan output yang digunakan sebagai sarana untuk melakukan proses yaitu:
A. Desain Form Login
For m Login
For m Login
Nama Password
OK Cancel
Gambar 3.25 Desain Form Login
B. Desain For m Menu Utama
Form menu utama dari sistem ini terbagi ke dalam empat sub menu utama, yaitu user, master data, penilaian dan laporan. Setiap sub menu utama memiliki sejumlah menu yang lebih spesifik. Untuk mengetahui hirarki menu yang terdapat pada sistem ini, dapat dilihat pada gambar dibawah ini yang merupakan desain hirarki menu utama.
Pada gambar diatas menjelaskan rancang form menu utama untuk sistem ini. Menu master data memiliki beberapa sub menu lagi yang mencakup menu kriteria dan menu kontraktor. Menu Penilaian memiliki beberapa sub menu lagi yang mencakup menu Data Seleksi, Menu Pembobotan Kriteria, menu Penilaian Kontraktor, dan menu Pemilihan Kontraktor. Sedangkan pada menu laporan mencakup laporan Hasil Seleksi.
C. Desain For m Maintenance Data Admin
Form maintenance data admin digunakan untuk mengolah dan menginputkan data admin. Tampilan desain form maintenance data admin terlihat pada Gambar dibawah ini.
Mast er Pengguna
Mast er Pengguna
Kode Nama Pin Hak
Save Delete Clear Close
D. Desain For m Maintenance Data Kr iter ia
Form maintenance data kriteria digunakan untuk mengolah dan menginputkan data kriteria. Tampilan desain form maintenance data kriteria
terlihat pada Gambar dibawah ini
E. Desain For m Maintenance Data Kontr aktor
Form maintenance data kontraktor digunakan untuk mengolah dan menginputkan data kontraktor. Tampilan desain form maintenance data kontraktor terlihat pada Gambar dibawah ini.
F. Desain For m Data Seleksi
Form data seleksi digunakan untuk mengolah dan menginputkan data seleksi. Tampilan desain form data seleksi terlihat pada Gambar dibawah ini.
For m Dat a Seleksi
For m Dat a Seleksi
Kode Seleksi
Nama Seleksi
Save Delete Clear Close
Tahun Seleksi
Kriteria Kontraktor
G. Desain For m Penilaian Kr iter ia
Form penilaian kriteria digunakan untuk mengolah dan menginputkan data kriteria yang akan digunakan untuk seleksi. Tampilan desain form penilaian kriteria terlihat pada Gambar dibawah ini.
H. Desain For m Penilaian Kontr aktor
Form penilaian kontraktor digunakan untuk mengolah dan menginputkan data kontraktor yang akan digunakan pada seleksi. Tampilan desain form penilaian kontraktor terlihat pada Gambar dibawah ini.
I. Desain For m Pemilihan Kontr aktor
Form pemilihan kontraktor digunakan untuk melakukan proses pemilihan kontraktor terbaik dengan menggunakan metode MAUT. Tampilan desain form pemilihan kontraktor terlihat pada Gambar dibawah ini.
BAB IV
IMPLEMENTASI SISTEM
4.1 Implementasi
Dalam tahap ini dijelaskan mengenai implementasi perangkat lunak.
Perangkat lunak yang dibangun dikembangkan dengan menggunakan bahasa pemrograman visual basic Net 2005 dan untuk database menggunakan Microsoft Access.
4.2 Kebutuhan sistem
Aplikasi Sistem Pemilihan Kontraktor Terbaik Dengan Menggunakan Metode AHP Dan MAUT ini memerlukan perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware), agar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Adapun perangkat lunak yang digunakan yaitu :
a. Sistem operasi Windows 98/Me/2000/XP
b. Aplikasi bahasa pemrograman adalah Visual Basic Net 2005
c. Database untuk mengolah data adalah Microsoft Access
Perangkat keras yang digunakan yaitu : a. Prosessor Pentium IV atau lebih.
b. Memory 512 Mb
c. Harddisk 120 Gb
d. VGA 64 Mb.
4.3 Instalasi Pr ogr am dan Pengaturan Sistem
Pengembangan Aplikasi Sistem Pemilihan Kontraktor Terbaik Dengan Menggunakan Metode AHP Dan MAUT ini membutuhkan perangkat lunak yang sudah terinstalasi, adapun tahapan–tahapan instalasi dan pengaturan (setting) sistem yaitu :
1. Install sistem operasi Windows 98/Me/2000/XP/7
2. Install aplikasi program Visual Basic Net 2005
3. Install aplikasi database Microsoft Access
4.4 Implementasi Pr ogr am
Untuk menjalankan Aplikasi Sistem Pemilihan Kontraktor Terbaik Dengan Menggunakan Metode AHP Dan MAUT ini dibutuhkan beberapa form input dan hasil akhir yang digunakan sebagai sarana untuk melakukan proses yaitu:
4.4.1 For m Login
Gambar 4.1 Form Login
dan Password yang berupa password text. User diharuskan menginputkan User
dan memasukan kata kunci disertai menekan tombol OK. Apabila proses verifikasi dan autentifikasi berhasil, akan muncul Main Form yang merupakan kumpulan dari semua menu yang ada. Bila gagal, user akan diberi peringatan kegagalan. Dan apabila tidak jadi melakukan login maka menekan tombol Cancel. 4.4.2 For m Menu Utama
Gambar 4.2 Form Menu
Form menu utama dari sistem ini terbagi ke dalam empat sub menu utama, yaitu user, master data, penilaian dan laporan. Setiap sub menu utama memiliki sejumlah menu yang lebih spesifik. Untuk mengetahui hirarki menu yang terdapat pada sistem ini, dapat dilihat pada gambar diatas yang merupakan hirarki menu utama.
Kontraktor, dan menu Pemilihan Kontraktor. Sedangkan pada menu laporan mencakup laporan Hasil Seleksi.
4.4.3 For m Maintenance Data Admin
Gambar 4.3 Form Maintenance Data Admin
Form maintenance data admin digunakan untuk mengolah dan
menginputkan data admin. Tampilan form maintenance data admin terlihat pada Gambar diatas.
4.4.4 For m Maintenance Data Kr iter ia
Form maintenance data kriteria digunakan untuk mengolah dan
Gambar 4.4 Form Maintenance Data Kriteria
4.4.5 For m Maintenance Data Kontr aktor
Form maintenance data kontraktor digunakan untuk mengolah dan
menginputkan data kontraktor. Tampilan form maintenance data kontraktor terlihat pada Gambar di bawah ini.
4.4.6 For m Data Seleksi
Form data seleksi digunakan untuk mengolah dan menginputkan data seleksi. Tampilan form data seleksi terlihat pada Gambar dibawah ini.
Gambar 4.6 FormData Seleksi
4.4.7 For m Penilaian Kr iter ia
Form penilaian kriteria digunakan untuk mengolah dan menginputkan data kriteria yang akan digunakan untuk seleksi. Tampilan form penilaian kriteria terlihat pada Gambar dibawah ini.
4.4.8For m Penilaian Alter natif
Gambar 4.8 FormPenilaian Alternatif
Form penilaian Alternatif digunakan untuk mengolah dan menginputkan data kandidat yang akan digunakan pada seleksi. Tampilan form penilaian alternatif terlihat pada Gambar 4.8
4.4.9 For m Pemilihan Alter natif
Form pemilihan alternatif digunakan untuk melakukan proses pemilihan kontraktor terbaik dengan menggunakan metode AHP dan MAUT. Tampilan form
pemilihan alternatif terlihat pada Gambar dibawah ini.
BAB V
UJ ICOBA DAN EVALUASI
5.1 Ujicoba Aplikasi
Untuk menjalankan Aplikasi Sistem Pemilihan Kontraktor Terbaik
Dengan Menggunakan Metode AHP dan MAUT ini diperlukan beberapa form input dan hasil akhir yang digunakan sebagai sarana melakukan proses untuk membuka aplikasi yaitu :
A. Ujicoba 1
• Input
- Data Kontraktor ( kandidat )
-Gambar 5.1 Form data kandidat
Pada form kandidat di fungsikan untuk mencantumkan calon pesrta yang hendak Mengikuti tender, pengambilan data peserta di dapat dari master
kontraktor yang ada pada database kontraktor dan menginputkannya pada form
- Bobot masing-masing kriteria
Gambar 5.2 Form pembobotan kriteria
Form pembobotan kriteria di gunakan untuk menghitung nilai bobot pada masing-masing kriteria dengan nilai yang sudah ditentukan pada perbandingan antar kriteria. Penghitungan bobot kriteria menggunakan menggunakan metode AHP (Analytic Hierarchy Process).
- Nilai kriteria masing-masing kontraktor
Form Penilaian kontraktor di fungsikan untuk memberikan penilaian langsung pada setiap kontraktor yang mengikuti sebuah tender yang diadakan, penilaian langsung ini diidikan inputan angka antara 0 sampai 1 meliputi 0.25 ; 0.5 ; 0.75 dan setiap angka yang di inputkan memiliki derajat keanggotaan masing-masing dimana 0 memiliki derajat keanggitaan sangat tidak layak, 0.25 mewakili tidak layak, 0.5 mewakili cukup layak, 0.75 mewakili layak, dan 1 mewakili sangat layak. Penginputan nilai di atas menggunakan aturan dari metode M.A.U.T (Multi Attribute Utility Theory)
• Hasil akhir
Gambar 5.4 Form Output Metode AHP dan Metode MAUT
5.2 Evaluasi Sistem
Tahapan evaluasi ini berguna untuk mengetahui apakah sistem berjalan sesuai dengan tujuan dari dibuatnya sistem ini yaitu mampu membantu pihak PDAM Kota Surabaya dalam proses proses pemilihan kontraktor terbaik. Evaluasi dilakukan untuk membuktikan bahwa aplikasi yang telah dibuat sudah sesuai dengan tujuan.
A. Evaluasi 1
Untuk lebih jelasnya diberikan contoh kasus pemilihan kontraktor dimana kontraktor yang diajukan adalah kontraktor satu(A1) hingga kontraktor empat(A4),
dimana kategori penilaian berdasarkan kriteria satu(C1) hingga kriteria empat(C4).
Untuk tiap kriteria memiliki derajat keanggotaan dengan acuan nilai point yang dimiliki oleh masing-masing kriteria berdasarkan Tabel 5.1, dimana C1 adalah
Lamanya Waktu Pengerjaan, C2 adalah Nilai Tarif, C3 adalah Kualitas Pekerjaan
dan C4 adalah Garansi Proyek, masing-masing dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 5.1 Derajat Keanggotaan kriteria
Nama Kriteria Point Nilai Derajat Keanggotaan
Sangat Tidak Layak 1 0
Tidak Layak 2 0,25
Cukup Layak 3 0,5
Layak 4 0,75
Tabel 5.2 Data Awal Tiap Kontraktor Untuk Lamanya Waktu Pengerjaan
Kontraktor Kriteria
A1 Tidak Layak
A2 Layak
A3 Cukup Layak
A4 Sangat Tidak Layak
Tabel 5.3 Derajat Keanggotaan Tiap Kontraktor Untuk Lamanya Waktu Pengerjaan
Kontraktor Kriteria
A1 0,25
A2 0,75
A3 0,5
A4 0
Tabel 5.4 Data Awal Tiap Kontraktor Untuk Nilai Tarif
Kontraktor Kriteria
A1 Tidak Layak
A2 Layak
A3 Sangat Tidak Layak
Tabel 5.5 Derajat Keanggotaan Tiap Kontraktor Untuk Nilai Tarif
Kontraktor Kriteria
A1 0,25
A2 0,75
A3 0
A4 0,75
Tabel 5.6 Data Awal Tiap Kontraktor Untuk Kualitas Pekerjaan
Kontraktor Kriteria
A1 Sangat Tidak Layak
A2 Sangat Layak
A3 Cukup Layak
A4 Layak
Tabel 5.7 Derajat Keanggotaan Tiap Kontraktor Untuk Kualitas Pekerjaan
Kontraktor Kriteria
A1 0
A2 1
A3 0,5
Tabel 5.8 Data Awal Tiap Kontraktor Untuk Garansi Proyek
Kontraktor Kriteria
A1 Tidak Layak
A2 Cukup Layak
A3 Sangat Layak
A4 Sangat Layak
Tabel 5.9 Derajat Keanggotaan Tiap Kontraktor Untuk Garansi Proyek
Kontraktor Kriteria
A1 0,25
A2 0,5
A3 1
A4 1
Langkah selanjutnya pengambil keputusan memberikan bobot awal (disebut juga dengan bobot preferensi atau vektor bobot) dengan membandingkan kepentingan tiap kriteria terhadap kriteria lainnya. Perbandingan tersebut menghasilkan prosentase ideal nilai tiap kriteria terhadap kriteria lainnya, dalam
kasus ini diberikan penilaian berdasarkan Tabel 5.11, dimana antara kriteria yang satu dengan yang lainnya (C1 hingga C4) pada perbandingan dalam Tabel 5.11
Tabel 5.10 Tingkat Kepentingan
Nilai Interpretasi
1 Ci dan Cj sama penting
3 Ci sedikit lebih penting daripada Cj
5 Ci kuat tingkat kepentingannya daripada Cj
7 Ci sangat kuat tingkat kepentingannya daripada Cj
9 Ci mutlak lebih penting daripada Cj
2,4,6,8 nilai-nilai intermediate
Apabila A adalah matriks perbandingan berpasangan yang tidak konsisten, maka vektor bobot yang berbentuk:
(A)(WT)=(n)(WT) (3.2) dapat didekati dengan cara:
1.Menormalkan setiap kolom j dalam matriks A, sedemikian hingga:
a 1
i
ij =
∑
(3.3)2.Untuk setiap baris i dalam A’, hitunglah nilai rata-ratanya:
=
∑
Dalam kasus ini diberikan contoh pengambil keputusan memberikan nilai sebagai berikut :
1. Nilai Tarif (C2) sedikit lebih penting daripada Lamanya Waktu Pengerjaan
(C1);
2. Kualitas Pekerjaan (C3) kuat tingkat kepentingannya daripada Waktu
3. Garansi Proyek (C4) mutlak lebih penting daripada Waktu Pengerjaan (C1);
4. Kualitas Pekerjaan (C3) sedikit lebih penting daripada Nilai Tarif (C2);
5. Garansi Proyek (C4) sangat kuat tingkat kepentingannya daripada Nilai Tarif
(C2);
6. Garansi Proyek (C4) kuat tingkat kepentingannya daripada Kualitas Pekerjaan
(C3); sehingga dapat disusun Tabel 5.11 didekati dengan persamaan 3.3 dan
disusun untuk dinormalisasikan pada Tabel 5.12 didekati dengan persamaan 3.4 sebagai berikut:
Tabel 5.11 Matriks Perbandingan berpasangan
Nama Kriteria C1 C2 C3 C4
C1 1 0,333 0,2 0,1111
C2 3 1 0,3333 0,1428
C3 5 3 1 0,2
C4 9 7 5 1
Jumlah 18 11,3333 6,5333 1,4539
Tabel 5.12 Normalisasi
Nama Kriteria C1 C2 C3 C4 Rata-rata
C1 0,0555 0,0294 0,0306 0,0764 0,048
C2 0,1667 0,0882 0,051 0,0982 0,1010
C3 0,2778 0,2647 0,1531 0,1376 0,2083
C4 0,5 0,6176 0,7653 0,6878 0.6427
Sehingga vektor bobot setiap kriteria (w) = [0,048; 0,1010; 0,2083; 0,6427]
Untuk matriks perbandingan berpasangan A dan w adalah vektor bobot, maka konsistensi dari vektor bobot w dapat diuji sebagai berikut:
1. Hitung: (A)(wT) (3.5)
3. Hitung indeks konsistensi:
1
> maka A sangat tidak konsisten.
Indeks random RIn adalah nilai rata-rata CI yang dipilih secara acak pada
A dan diberikan sebagai Tabel 5.13 berikut:
Tabel 5.13 Indeks Random RIn
N 1 2 3 4 5 6 7 8
RIn 0 0 0,52 0,89 1,11 1,25 1,35 1,40
Lanjutan Tabel 5.14 Indeks Random RIn
n 9 10 11 12 13 14 15
Pengujian terhadap konsistensi pada matriks A (dari hasil Tabel 5.12 Normalisasi) dilakukan sesuai dengan persamaan 3.5, persamaan 3.6 dan persamaan 3.7 sebagai berikut:
Untuk (jumlah kriteria) n = 4, diperoleh Indeks Random(RI4) =0,90;
Sehingga 0,0643 0,1;
= maka matriks A dikatakan cukup konsisten.
Setelah melakukan pengecekan konsistensi pada vektor bobot
menggunakan model saaty, maka buat tabulasi jawaban penilai terhadap kontraktor seperti terlihat pada tabel 5.15 dibawah ini.
Tabel 5.15 Tabulasi Jawaban Penilai Terhadap Kontraktor
Kontraktor C1 C2 C3 C4
A1 0.25 0.25 0 0.25
A2 0.75 0.75 1 0.5
A3 0.5 0 0.5 1
Selanjutnya hitung tabulasi jawaban yang ada pada tabel 5.15 dengan menggunakan persamaan 3.8 yang ada dibawah ini dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.16.
……… (3.8)
Tabel 5.16 Hasil Penilaian Kontraktor
Kontraktor C1 C2 C3 C4 Total
0.0480 0.1010 0.2083 0.6427
A1 0.0120 0.0253 0.0000 0.1607 0.1979 A2 0.0360 0.0758 0.2083 0.3213 0.6414
A3 0.0240 0.0000 0.1041 0.6427 0.7708
A4 0.0000 0.0758 0.1562 0.6427 0.8747
Dari hasil ranking yang terdapat pada tabel 5.16 diatas didapatkan bahwa A4 mempunyai skor yang tertinggi dan menjadi alternatif yang terpilih sebagai kontraktor terbaik.
B. Perbandingan Contoh manual menggunakan Microsoft excel dengan
penghitungan langsung dari Aplikasi.
• Penghitungan AHP
Tabel 5.17 Matrik Berpasangan
K1 K2 K3 K4
Tabel 5.18 Normalisasi Matrik
K1 K2 K3 K4
Tabel 5.18 Rasio konsistensi
Tabel 5.19 Penilaian Oleh Metode M.A.U.T
A1 0.25 0.25 0 0.25
A2 0.75 0.75 1 0.5
A3 0.5 0 0.5 1
A4 0 0.75 0.75 1
Tabel 5.20 Hasil Penghitungan Oleh Metode AHP dan M.A.U.T
Kontraktor C1 C2 C3 C4 Total
0.0480 0.1010 0.2083 0.6427
A1 0.0120 0.0253 0.0000 0.1607 0.1979 A2 0.0360 0.0758 0.2083 0.3213 0.6414 A3 0.0240 0.0000 0.1041 0.6427 0.7714
A4 0.0000 0.0758 0.1562 0.6427 0.8499 Terpilih
Sedangkan Penilaian menggunakan Aplikasi bisa dilihat dari gambar berikut:
Gambar 5.5 Matrik berpasangan dari penghitungan Aplikasi
Gambar 5.6 Normlisasi dari penghitungan Aplikasi
Menghitung Normaliasi matrik untuk memperoleh bobot prioritas yang selanjutnya akan digunakan untuk penghitungan rumus Metode M.A.U.T
Gambar 5.7 tingkat konsistensi dari penghitungan aplikasi
Penghitungan nilai rasio Konsistensi tiap bobot prioritas yang di dapat dari
Gambar 5.8 Penghitungan Metode M.A.U.T dari aplikasi
Penilaian kontraktor yang berdasar Metode M.A.U.T yang mempunyai derajat keanggotaan 0 sampai 1
Gambar 5.9 Hasil Pemilihan Alternatif kontraktor menggunakan penghitungan AHP dan M.A.U.T