PERSEPSI SISW A TENTANG KESULIT AN BELAJAR PADA MA TERI SISTEM
GERAK MANUSIA DI SMA SWASTA KECAMATAN MEDAN TEMBUNG
~ _.,./
Disusun dan diajukan oleh
RIKHA FADILA NASUTION
NIM : 809735014
Telah Dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis
pada Tanggal27 September 2011 dan Dinyatakan Telah Memenuhi
Salah satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Medan, 27 September 2011
Menyetujui
Tim Pembimbing
Dr. Fauzi ah arahap, M.Si.
NIP. 1966 7281991032002
Ketua Program Studi
Pendidikan Biologi
~
Dr. Hasruddin, M.Pd.
NIP. 196404241989031027
Pembimbing II
~
Dr. rer.nat. Binari Manurung, M.Si.
NIP. 196404041989031006
PERSETUJUAN DEW AN PENGUJI
UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI
NO. NAMA
1.
!>r: _
F~~~i!
-~~I'B.~J!p,_
~.Si.
)
NIP.l96607281991032002
(Pembimbing
I)
2.
Dr. rer.nat. Binari Manurung, M.Si.
~
I,__
~.i964o4o4i9s903ioo6
...
(Pembimbing II)
3.
Dr. Sumamo, M.Pd.
~.i963o32oi99io2iooi
(Penguji)
~
4.
~!"~-E~
~j~~,-~:-~d:
____
·----~
NIP.l96607241991032012
(Penguji)
5.
Dr. Hasruddin, M.Pd.
~
NtP.i964o424i9s903io27
...
ABSTRAK
Rikha Fadila Nasution. Persepsi Siswa Tentang Kesulitan Belajar Pada Materi Sistern Gerak Manusia Di SMA Swasta Kecamatan Medan Tembung. Program Pascasazjana Universitas Negeri Medan 20 II.
Penelitian ini bertujuan untuk. mengetahui persepsi siswa tentang kesulitan belajar pada materi sistem gerak manusia.Penelitian ini bersifat deskriptif, populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswa yang memiliki nilai tidak tuntas pada materi pokok sistem gerak manusia (nilai dibawah 65) pada materi pokok sistem gerak pada manusia yang tersebar di ernpat SMA Swasta Kecamatan Medan Tembung, antara lain SMA Swasta Al-Hidayah Medan, SMA Swasta Budisatrya Medan, SMA Swasta Pembinaan Graha Kirana Medan dan SMA Swasta Utama Medan. T
eknik
penarikan sampel yaitu digunakanteknik
sampel totalberdasarkan
ketidaktuntasan siswa pada materi pokok sistem gerak manusia. Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan instrumen angket. Data dianalisis dengan teknik persentase. Berdasarkan basil penelitian ini digambarkan bahwa kesulitan siswa pada sub materi sistem gerak manusia di keias XI SMA Swasta Kecamatan Medan Tembung memiliki rentang kesulitan dalam kategori sangat tinggi, tinggi dan rendah. Kategori kesulitan yang sangat tinggi yaitu pada sub materi mekanisme kontraksi otot sebanyak 96,78%, sumber energi kontraksi otot
sebanyak 95,71%, hubungan antartulang sebanyak 93,57%, osifikasi sebanyak
91,43%, sistem rangka sebanyak 84,28%, tulang dan sendi sebanyak 81,43%.
Kategori kesulitan tinggi yaitu pada sub materi otot sebanyak 80,35%. Kategori kesulitan rendah yaitu pada sub materi kelainanlpenyakit pada sistem gerak manusia sebanyak 63,57% dan perbedaan otot polos, lurik dan jantung sebanyak
ABSTRACT
Rikha FadOa Nasutfon. Perception's student of Learning Difficulties On System Human Motion In High Sehool Medan Tembung. Graduate Program, State University ofMedan in 2011.
This study aims to know perception's student of learning difficulties On System Human Motion. This research is descriptive, population in this study were students who
had
not completed the on the subject matter of human motion system (values below 65) on the subject matter in the human motion system across four private high schools Medan Tembung District, among other Al-Hidayah Private High School, Budisatrya Private High School, Pembinaan Gtaha Kirana Private High School and Utama Private High School. Sampling technique that is used a technique based on the total sample on the subject matter of human motion system. Data collection technique is to use a questionnaire instrument. Data were analyzed with a technique percentage. Based on the results of this study illustrated the difficulties the students on the material sub class system of human motion in the Private High School District XI Field Tembung have difficulty range in the eategory of very high, high and low. Category of difficulty is as high as the sub material mechanism of muscle contraction as much as 96,78%, the energy source of muscle contraction as much as 95,71%, the relationship between bones as much as 93,51%, 91,43% total ossification, the skeletal system as much as 84,28%, bones and joints as much as 81,43%. Category ofhigh difficulty ofthe material sub muscles as much as 80,35%. Category of low difficulty of the material sub abnormalities/diseases of the human motion system as much as63,57% and ctifferences in smooth muscle, striated and heart as much as 59,64%.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT atas segala nikmat,
anugerah dan karunia yang diberikanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tesis
ini
yang berjudul "Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Materi PokokSistem Gerak Pada Manusia Di Kelas XI SMA Swasta Kecamatan Medan
Tembung Tahun Pelajaran 2010!20ll". Namun, setelah sidang tesis, terjadi
perbaikan judul menjadi "Persepsi Siswa Tentang Kesulitan Belajar Pada Materi
Sistem Gerak Manusia Di SMA Swasta Kecamatan Medan Tembung". Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang
setulus-tulusnya atas segala bantuan yang diberikan, baik yang bersifat moril
maupun materil, terutama kepada:
1. Bapak: Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. selak:u Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak: Prof. Dr. Belferik Manullang selaku Direktur Pascasarjana Unimed.
3. Bapak: Dr. Hasruddin, M.Pd. selak:u Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
Unimed yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam
penyusunan tesis.
4. lbu Fauziyah Harahap, M.Si. sebagai pembimbing I yang penuh kesabaran
dalam membimbing dan memberi motivasi sehingga tesis ini dapat selesai.
5. Dr. rer.nat. Binari Manurung, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing ll yang selalu
memberikan bimbingan dan araban kepada penulis sehingga tesis ini dapat
selesai.
6. Dr. Sumamo, M.Pd. yang telah menguji dan memberikan masukan terhadap
penyusunan tesis ini.
7. Dr. Ely Djulia, M.Pd. yang telah menguji
dan
memberikan masukan terhadappenyusunan tesis ini.
8. Dr. Hasruddin, M.Pd. yang telah menguji dan memberikan masukan terhadap
penyusunan tesis ini.
9. Terima kasih yang mendalam kepada ayahanda dan ibunda tercinta yaitu
Musalwir Nasution dan Banaiyah Harahap yang selalu memberikan untaian
doa-doa yang tufus, kasih sayangnya dan motivasi yang Iuar biasa sehlngga
tesis ini dapat selesai.
10. Terima kasih kepada adik-adik tersayang, yaitu Reza Rafi Nasution (saudara
kembar), Rahmayati Nasution, A.Md. dan Muhammad Arikhwan Nasution
yang selalu memberikan kasih sayang dan motivasi yang bermanfaat dalam
penyelesaian tesis ini.
11. Terima kasih kepada sahabat, ternan-ternan Pendidikan Biologi Pascasmjana
Kelas A Tahun 2009, siswa/i SMP Al-Hidayah yang telah mendoakan ibu
gurunya ini dan orang spesial yang selalu mendukung penulis serta semua
pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan tesis ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima
saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan tesis ini. Akhlrnya
semoga tesis ini dapat bermanfaat menambah khaza:nah ilmu pengetahuan dan
referensi bagi pihak yang membutuhkannya.
Medan, September 20 I I Penulis
Abstrak Abstract DAFfARISI Kata Pengantar Daftar lsi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran BABI BABII BABill BABIV PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1.2. ldentifikasi Masalah 1.3. Batasan Masalah 1.4. Rumusan Masalah 1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Belajar
2.1.2. Ciri-Ciri Belajar 2.1.3. Tujuan Belajar
2.1.4. Unsur-Unsur Dinamis Belajar
2.1.5. Kesulitan Belajar
2.1.6. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar 2.1.7. Karakteristik Pembel!Uaran Biologi 2.1.8. Sistem Gerak Pada Manusia 2.2. Kerangka Berpikir
METODE PENELmAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Populasi dan Sampel 3.3. Jenis Penelitian
3.4. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 3.5. Defenisi Operasional Variabel 3.6. Teknik Pengumpulan Data 3.7. Teknik Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Analisis Persepsi Siswa Tentang Kesulitan Belajar
4.1.3 Analisis Perbandingan Kesulitan Siswa
Per Sub Materi Sistem Gerak Manusia 57 4.1.4. Analisis Persentase Faktor-Faktor Penyebab
Kesulitan Siswa Pada Sistem Gerak Manusia 59 4.1.5. Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Sub
Materi. Pokok. Sistem Getak Manusia Per Sekolah SMA Swasta Kecamatan Medan
Tembung 60
4.1.6. Analisis Persentase Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Sistem Gerak Pada Manusia
Di SMA Swasta Kecamatan Medan Tembung 110 4.1.7. Analisis Persentase Faktor-Faktor Penyebab
Kesulitan Belajar Siswa Di SMA Swasta
Kecamatan Medan Tembung 115
4.2. Pembahasan 154
BABV SIMPULAN, IMPILIKASI DAN SARAN 166
5.1. Simpulan 166
5.2. Implikasi 168
5.3. Saran 169
DAITAR TABEL
Tabel 3.1. Distribusi Kisi-Kisi Angket Kesulitan Belajar Siswa
Pada Materi Sistem Gerak Manusia 30 Tabel3.2. Kategori Kesulitan Belajar Siswa 32 Tabel 4.1. Kesulitan Belajar Pada Sub Materi Sistem Gerak Manusia 33 Tabel4.2. Aspek Kesulitan Belajar Pada Sub Materi Tulang 36 Tabel4.3. Aspek Kesulitan Belajar Pada Sub Materi Osifikasi 38 TabeJ 4.4. Aspek Kesulitan Belajar Pada Sub Materi Hubungan
Antartulang 39
Tabel 4.5. Aspek Kesulitan Belajar Pada Sub Materi Sistem Rangka 40 Tabe14.6. Aspek Kesulitan Be1ajar Pada Sub Materi Sendi 41 Tabel4.7. Aspek Kesulitan Belajar Pada Sub Materi Otot 42 Tabel4.8. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Mekanisme
Kontraksi Otot 43
Tabe14.9. Aspek Kesulitan Be1ajar Pada Sub Materi Somber Energi Untuk Kontraksi Otot 44 Tabe1 4.1 0. Aspek Kesulitan Be1ajar Pada Sub Materi Otot Polos, Lurik
Dan Jantung 45
Tabel 4.11. Aspek Kesulitan Belajar Pada Sub Materi Kelainan!Penyakit Pada Sistem Gerak Manusia 46 Tabel 4.12. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Tulang Di SMA
Swasta Al-Hidayah Medan 60 Tabel4.13. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Tulang Di SMA
Swasta Budisatrya Medan 62 Tabe14.14. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Tulang Di SMA
Swasta Pembinaan Graha Kirana Medan 63 Tabel4.15. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Tulang Di SMA
Swasta Utama Medan 65 Tabel 4.16. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Osifikasi Di SMA
Swasta Al-Hidayah Medan 66 Tabel 4.17. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Osifikasi Di SMA
Swasta Budisatrya Medan 67 Tabel4.18. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Osifikasi Di SMA
Swasta Pembinaan Graha Kirana Medan 69 Tabel4.19. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Osifikasi Di SMA
Swasta Utama Medan 70 Tabel4.20. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Hubungan
Antar Tulang Di SMA Swasta Al-Hidayah Medan 71 Tabel4.21. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Hubungan
Antar Tulang Di SMA Swasta Budisatrya Medan 73 Tabel 4.22. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Hubungan
Antar Tulang Di SMA Swasta Pembinaan Graha Kirana
Medan 74
Tabel 4.23. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Hubungan
Antar Tulang Di SMA Swasta Utama Medan 75 Tabel4.24. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Sistem
Rangka Di SMA Swasta AI-Hidayah Medan 77 Tabel4.25. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Sistem
Rangk.a Di SMA Swasta Budisatrya Medan 78
Tabel4.26. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Sistem
Rangka Di SMA Swasta Pembinaan Graha Kirana Medan 80
Tabel 4.27. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Sistem
Rangka Di SMA Swasta Utama Medan 81 Tabel 4.28. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Sendi
Di SMA Swasta AI-Hidayah Medan 83
Tabel4.29. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Sendi
Di SMA Swasta Budisatrya Medan 84
Tabel 4.30. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Sendi
Di SMA Swasta Pembinaan Graha Kirana Medan 85 Tabel 4.31. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Sendi
Di SMA Swasta Utama Medan 86
Tabel4.32. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Otot
Di SMA Swasta Al-Hidayah Medan 87
Tabel4.33. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Otot
Di SMA Swasta Budisatrya Medan 89 Tabel 4.34. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Otot
Di SMA Swasta Pembinaan Graha Kirana Medan 90 Tabel4.35. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Otot
Di SMA Swasta Utama Medan 92
Tabel 4.36. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Mekanisme
Kontraksi Otot Di SMA Swasta AI-Hidayah Medan 93 Tabel 4.37. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Mekanisme
Kontraksi Otot Di SMA Swasta Budisatrya Medan 94 Tabel4.38. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Mekanisme
Kontraksi Otot Di SMA Swasta Pembinaan Graha K.irana
Medan 95
Tabel4.39. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Mekanisme
Kontraksi Otot Di SMA Swasta Utama Medan 96 Tabel4.40. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Somber Energi
Untuk Kontraksi Otot Di SMA Swasta Al-Hidayah Medan 96 Tabel 4.41. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Somber Energi
Untuk Kontraksi Otot Di SMA Swasta Budisatrya Medan 97 Tabel 4.42. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Somber Energi
Untuk Kontraksi Otot Di SMA Swasta Pembinaan
Graha K.irana Medan 98 Tabel4.43. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Somber Energi
Untuk Kontraksi Otot Di SMA Swasta Utama Medan 99 Tabel 4.44. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Somber Otot Polos,
Tabel 4.45. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Sumber Otot Polos, Lurik dan Jantung Di SMA Swasta Budisatrya Medan 101 Tabel 4.46. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Sumber Otot Polos,
Lurik dan Jantung Di SMA Swasta Pembinaan Graha Kirana
Medan 102
Tabel4.47. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Sumber Otot Polos, Lurik dan Jantung Di SMA Swasta Utama Medan 103 Tabel 4.48. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Kelainan/Penyakit
Pada Sistem Gerak Manusia Di SMA Swasta Al-Hidayah
Medan 104
Tabel4.49. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Kelainan/Penyakit Pada Sistem Gerak Manusia Di SMA Swasta Budisatrya
Medan 105
Tabel4.50. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Kelainan/Penyakit Pada Sistem Gerak Manusia Di SMA Swasta Pembinaan
Graha Kirana Medan 106
Tabel4.51. Aspek Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Kelainan/Penyakit Pada Sistem Gerak Manusia Di SMA Swasta Utama
Medan 107
TabeJ 4.52 Perbandingan Tingkat Kesu1itan Belajar Siswa
SMA Swasta Kecamatan Medan Tembung l 09
DAFfARGAMBAR
Gambar4.1. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Siswa Pada
Sub Materi Tulang 48 Gambar4.2. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Siswa Pada
Sub Materi Osifikasi 49 Gambar4.3. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Siswa Pada
Sub Materi Hubungan Antartulang 50 Gambar4.4. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Siswa Pada
Sub Materi Sistem Rangka 51 Gambar4.5. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Siswa Pada
Sub Materi Sendi 52
Gambar4.6. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Siswa Pada
Sub Materi Otot 53
Gambar4.7. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Pada
Sub Materi Mekanisme Kontraksi Otot 54 Gambar4.8. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Siswa Pada
Sub Materi Sumber Energi Untuk Kontraksi Otot 55 Gambar4.9. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Siswa Pada
Sub Materi Otot Polos, Lurik dan Jantung 56 Gambar4.10. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Siswa Pada
Sub Materi Kelainan/Penyakit Pada Sistem
~
Gambar 4.11. Analisis Perbandingan Kesulitan Siswa Per Sub Materi Gerak Manusia 57 Sistem Gerak Manusia 58 Gambar 4.12. Analisis Persentase Faktor-Faktor Penyebab KesulitanSiswa Pada Sistem Gerak Manusia 59 Gambar 4.13. Persentase Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Tulang llO Gambar 4.14. Persentase Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Osiftkasi
llO
Gambar 4.15. Persentase Kesulitan Siswa Pada Sub MateriHubungan Antartulang Ill Gambar 4.16. Persentase Kesulitan Siswa Pada Sub Materi
Sistem Rangka lll
Gambar 4.17. Persentase Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Sendi ll2 Gambar 4.18. Persentase Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Otot 112 Gambar 4.19. Persentase Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Mekanisme
Kontraksi Otot 113
Gambar 4.20. Persentase Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Energi
Untuk Kontraksi Otot 113 Gambar 4.21. Persentase Kesulitan Siswa Pada Sub Materi Otot Polos,
Lurik Dan Jantung 114 Gambar 4.22. Persentase Kesulitan Siswa Pada Sub Materi
KelainaniPenyakit Pada Sistem Gerak Manusia 114 Gambar 4.23. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Siswa Pada Sub Materi Tulang Di SMA Swasta
Gambar 4.24. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Sub Materi Tulang Di SMA Swasta
Budisatrya Medan 116
Gambar 4.25. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Sub Materi Tulang
Di
SMA SwastaPembinaan Graha Kirana Medan 117
Gambar 4.26. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Sub Materi Tulang Di SMA Swasta
Utama Medan 118
Gambar 4.27. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Sub Materi Osifikasi Di SMA Swasta
Al-Hidayah Medan 119
Gambar 4.28. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Sub Materi Osifikasi Di SMA Swasta
Budisatrya Medan 120
Gambar 4.29. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Sub Materi Osifikasi Di SMA Swasta
Pembinaan Graha Kirana Medan 121
Gambar 4.30. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Sub Materi Osifikasi Di SMA Swasta
UtamaMedan 122
Gam bar 4.31. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Sub Materi Hubungan Antartulang Di
SMA Swasta Al-Hidayah Medan 123
Gambar 4.32. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Sub Materi Hubungan Antartulang Di
SMA Swasta Budisatrya Medan 123
Gambar 4.33. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Sub Materi Hubungan Antartulang Di
SMA Swasta Pembinaan Graha Kirana Medan 124 Gambar 4.34. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Siswa Pada Sub Materi Hubungan Antartulang Di
SMA Swasta Utama Medan 125
Gambar 4.35. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Sub Materi Sistem Rangka Di SMA Swasta
Al-Hidayah Medan 126
Gambar 4.36. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Sub Materi Sistem Rangka Di SMA Swasta
Budisatrya Medan 127
Gambar 4.37. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Sub Materi Sistem Rangka Di SMA Swasta Pembinaan Graha
Kirana
Medan 128 Gambar 4.38. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan BelajarSiswa Pada Sub Materi Sistem Rangka Di SMA Swasta
Utama Medan 129
Gambar 4.39. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Sub Materi Sendi Di SMA Swasta
Al-Hidayah Medan 130 Gambar 4.40. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Siswa Pada Sub Materi Sendi Di SMA Swasta
Budisatrya Medan 131
Gambar 4.41. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Sub Materi Sendi Di SMA Swasta
Pembinaan Graha Kirana Medan 132
Gambar 4.42. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Sub Materi Sendi Di SMA Swasta
Utama Medan 133
Gambar 4.43. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Sub Materi Otot Di SMA Swasta
Al-Hidayah Medan 134
Gambar 4.44. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Sub Materi Otot Di SMA Swasta
Budisatrya Medan 135
Gambar 4.45. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Sub Materi Otot Di SMA Swasta
Pembinaan Graha Kirana Medan 136
Gambar 4.46. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Sub Materi Otot Di SMA Swasta
Utama Medan 137
Gambar 4.47. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Sub Materi Mekanisme Kontraksi Otot
Di SMA Swasta Al-Hidayah Medan 138
Gambar 4.48. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Sub Materi Mekanisme Kontraksi Otot
Di SMA Swasta Budisatrya Medan 139
Gambar 4.49. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Sub Materi Mekanisme Kontraksi Otot
Di SMA Swasta Pembinaan Graha Kirana Medan 140
Gambar 4.50. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Sub Materi Mekanisme Kontraksi Otot
Di SMA Swasta Utama Medan 141
Gambar 4.51. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Sub Materi Sumber Energi Untuk Kontraksi Otot Di SMA Swasta Al-Hidayah Medan 142
Gambar 4.52. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Sub Materi Sumber Energi Untuk Kontraksi Otot Di SMA Swasta Budisatrya Medan 143
Gambar 4.53. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Siswa Pada Sub Materi Sumber Energi Untuk Kontraksi
Otot Di SMA Swasta Pembinaan Graha Kirana Medan 144
Gambar 4.54. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Sub Materi Sumber Energi Untuk Kontraksi Otot Di SMA Swasta Utama Medan 145
Gambar 4.55. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Sub Materi Sumber Otot Polos, Lurik
Dan Jantung Di SMA Swasta Al-Hidayah Medan 146
Gambar 4.56. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Sub Materi Sumber Otot Polos, Lurik
Dan Jantung Di
SMA
SwastaBurusatrya Medan
147Gambar 4.57. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Sub Materi Sumber Otot Polos, Lurik Dan Jantung Di SMA Swasta Pembinaan Graha
Kirana Medan 148
Gambar 4.58. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Sub Materi Sumber Otot Polos, Lurik
Dan Jantung Di SMA Swasta Utama Medan 149
Gambar 4.59. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Sub Materi Sumber Kelainan/Penyakit Pada Sistem Gerak Manusia Di SMA Swasta
Al-Hidayah Medan 150
Gambar 4.60. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Sub Materi Sumber Kelainan/Penyakit Pada Sistem Gerak Manusia Di SMA Swasta
Burusatrya Medan 151
Gambar 4.60. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Siswa Pada Sub Materi Sumber Kelainan/Penyakit Pada Sistem Gerak Manusia Di SMA Swasta
Pembinaan Graha Kirana Medan 152 Gambar 4.59. Persentase Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Siswa Pada Sub Materi Sumber Kelainan/Penyakit Pada Sistem Gerak Manusia Di SMA Swasta
Utama Medan 153
DAFT AR
LAMPIRAN
Lampiran I. Materi Sistem
GerakPada Manusia
Lampiran 2. Soai Materi Sistem
GerakPada Manusia
Lampiran 3.
Kunci Jawaban
Lampiran 4. Angket Kesulitan Belajar Siswa
174
196
202
1.1. Latar Belakang Masalah
BABI
PENDAHULUAN
Pendidikan pada dasamya adalah usaha sadar untuk
menumbuhkembangkan potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi
kegiatan bellijar mereka. Pendidikan sebagai suatu bentuk kegiatan siswa dalam
proses belajar yang menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang ingin dicapai.
Secara detail, dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (I), pendidikan didefinisikan sebagai usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar
siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pemikiran ini jelas merefleksikan bahwa dalam suatu proses pendidikan perlu
adanya pendekatan holistik. Pendekatan holistik dicirikan dalam konsep
keterkaitan, keutuhan dan proses menjadi sehingga dapat meningkatkan kualitas
belajar siswa.
Pendidikan yang berkualitas dilihat dari proses belajar yang
mempengaruhi perkembangan siswa. Suatu proses belajar ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seorang siswa. Perubahan sebagai basil dari proses belajar
dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuan,
pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterarnpilan, kecakapan dan kemampuannya
yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk dan manifestasinya
mutlak diperlukan oleh para guru. Pengertian belajar secara kualitatif (tinjauan
mutu) adalah proses memperoleh arti, pemahaman dan cara menafsirkan
lingkungan di sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian
ini
difokuskan padatercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan
masalah-masalah yang akan dihadapi siswa (Syah, 2009).
Biologi sebagai mata pelajaran memiliki karakteristik berbeda daripada
mata pelajaran lain yang diajarkan di sekolah. Kesalahan klasik yang selalu
muncul adalah anggapan bahwa materi pelajaran Biologi sebagai materi yang
harus dihafal sehingga siswa mengalami kesulitan untuk memahami materi
pelajaran yang diberikan. Kesulitan untuk memahami materi ini dapat
dideskripsikan dengan siswa yang mendapatkan nilai tidak tuntas pada materi
sistem gerak pada manusia Berdasarkan
basil
observasi di SMA SwastaKecamatan Medan Tembung, diperoleh data siswa yang tidak tuntas pada materi
sistem gerak pada manusia dengan persentase 25,45% terdapat di empat SMA
Swasta Kecamatan Medan Tembung kelas XI, semester I tahun pelajaran
2010/2011. Nilai yang seharusnya dicapai siswa sehingga
dikatakan
tuntas padamateri sistem gerak pada manusia di empat SMA Swasta Kecamatan Medan
Tembung adalah 65, tetapi 25,45% siswa di empat SMA Swasta Kecamatan
Medan Tembung hanya mendapatkan nilai 60. Hasil observasi awal menunjukkan
bahwa siswa kesulitan untuk memahami materi sistem gerak pada manusia karena
banyaknya bahasa latin dan kurangnya fasilitas sekolah yang mendukung
pemahaman pada materi tersebut. Sistem gerak pada manusia me~Yelaskan
mengenai susunan alat-alat gerak pada manusia yang meliputi tulang, osifikasi,
hubungan antartulang, sistem rangka, persendian, otot, mekanisme gerak otot,
sumber energi untuk kontraksi otot, perbedaan antara otot polos, lurik dan
jantung, serta kelainan/penyakit pada sistem gerak manusia Siswa tidak mampu
memahami dengan mudah materi yang disampaikan oleh guru karena menurut
siswa materi tersebut sulit untuk dipahami dengan mudah. Keadaan tersebut
didukung oleh penelitian yang dilakukan di Slovakia (Prokop, 2007) terhadap
sikap siswa Slovakia pada mata pelajaran Biologi, diperoleh rata-rata 20,5% siswa
Slovakia mengalami kesulitan belajar pada tingkat SMA.
Berdasarkan hasil observasi awal di atas, siswa yang memiliki nilai tidak
tuntas dengan materi sistem gerak pada manusia, menunjukkan kesulitan belajar
siswa. Siswa kesulitan memahami sub materi pokok pada sistem gerak manusia,
antara lain tulang, osifikasi, hubungan antartulang, sistem rangka, persendian,
otot, mekanisme gerak otot, sumber energi untuk kontraksi otot, perbedaan antara
otot polos, lurik dan jantung, serta kelainan/penyakit pada sistem gerak manusia
Kesulitan belajar mempengaruhi kualitas pencapaian basil belajar siswa sehingga
mempengaruhi keberhasilan proses belajar (Syah, 2009). Rendahnya basil belajar
siswa terhadap materi sistem gerak pada manusia akan menyebabkan kondisi
proses belajar menjadi tidak kondusif dan tidak efektif sehingga menghambat
siswa dalam memahami materi pelajaran secara aktif (Sardiman, 2009). lnteraksi
yang baik selama kegiatan belajar mengajar berlangsung menjadi acuan untuk
mengurangi kesulitan belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Hodijah
(2007), proses belajar akan berhasil bila terdapat komunikasi yang baik antara
guru dan siswa selama pembelajaran.
Sudono (2000) mengemukak:an bahwa untuk meningkatk.an kualitas
belajar siswa adalah dengan memenuhi kebutuhan belajar mereka dan membuat
mereka merasa berguna. Hal ini dapat terwujud jika guru mampu membina
hubungan yang baik melalui komunikasi yang intensif dan diwarnai suasana
santai dengan saling berbagi. Hubungan antara siswa dengan guru sebaiknya
memiliki kontribusi positif terbadap proses belajar. Hal
ini
sependapat denganpenelitian yang dilakukan Kek di Malaysia (2007) yang menjelaskan bahwa guru
mampu meningkatkan basil belajar siswa karena terdapat aktivitas belajar yang
bernilai positif antara guru dengan siswa sehingga mengembangkan kegiatan
belajar siswa Komunikasi yang baik dengan siswa diperlukan untuk memahami
materi pelajaran Biologi, khususnya sistem gerak pada manusia sehingga
kesulitan siswa memahami materi tersebut dapat diatasi.
Faktor yang mendukung pengembangan proses belajar siswa di sekolah
meliputi guru. ternan, fasilitas sekolah dan suasana belajar siswa Berdasarkan penelitian yang dilakukan Tsabari di Amerika Serikat (2010), diperoleh basil
penelitian yang menunjukkan bahwa guru berperan meningkatkan kualitas belajar
siswa. Setiap siswa saling berbagi dengan ternan di sekolah. Ternan yang
mendukung perkembangan belajar siswa adalah ternan yang tidak
mendiskriminasikan terhadap hal apapun yang menjadi perbedaan satu sama lain.
Hal ini sependapat dengan penelitian yang dilakukan Steven di
Amerika
Serikat(2006) yang menunjukkan bahwa perbedaan wama kulit di Amerika tidak menjadi
penghambat interaksi belajar antara siswa. Guru berperan dalam pendidikan
karena guru merupakan unsur manusiawi yang ada dalam kegiatan belajar siswa
Kehadiran guru mutlak diperlukan di dalam proses belajar. Hal ini sesuai dengan
1
penelitian yang dilakukan di Turki oleh Telli (2009) dan di Malaysia oleh Talib
(2009) bahwa guru memiliki nilai penting untuk meningkatkan basil belajar siswa.
Guru harus mampu memahami kesulitan siswa dalam menyerap materi sistem
gerak pada manusia. Selain guru, sarana dan prasarana di sekolah yang kurang
memadai juga sangat mempengaruhi kualitas belajar siswa.
Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dalam proses belajar yang
ditandai adanya hambatan-hambatan untuk mencapai basil yang diharapkan.
Sesuai dengan pendapat Hamalik (2009), bahwa kesulitan belajar adalah suatu
kondisi yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan tertentu dalam
pencapaian basil belajar atau suatu kondisi seorang siswa tidak dapat memenuhi
ukuran yang telah ditentukan. Untuk mengetahui kesulitan belajar pada siswa
maka diperlukan pemahaman terhadap kesulitan belajar siswa pada sub materi
pokok sistem gerak manusia sehingga dapat meningkatkan kualitas belajar siswa
(Slameto, 2003).
1.2. Identifakasi Masalab
Kesulitan belajar merupakan suatu gejala yang nampak dalam berbagai
pemyataan. Beberapa penyebab dan gejala yang menunjukkan adanya kesulitan
belajar pada materi sistem gerak pada manusia, antara lain:
1.
Hasil
belajar siswa pada materi sistem gerak pada manusia rendah, yaituterdapatnya persentase 25,45% siswa yang tidak mencapai nilai
standar
ketuntasan minimal 65.
2. Siswa kesulitan memahami beberapa sub materi sistem gerak pada manusia
yang ditunjukkan dengan jawaban siswa yang salah pada lembar jawaban. Sub
materi tersebut antara lain tulang, osiftkasi, hubungan antartulang, sistem
rangka, persendian, mekanisme gerak otot, sumber energi untuk kontraksi otot
dan perbedaan antara otot polos, lurik dan jantung serta kelainanlpenyakit pada
sistem gerak manusia.
3. Sumber belajar siswa kurang memadai karena siswa hanya menggunakan buku
LKS (Lembar Kerja Siswa) sebagai buku pegangan belajar sehingga siswa
kesulitan memahami beberapa topik sistem gerak pada manusia.
4. Penerapan metode pembelajaran yang dominan pada metode konvensional.
5. Persiapan materi yang belum memadai.
6. Kurangnya penguasaan guru terhadap materi yang disampaikan.
1.3. Batasao Masalah
Penelitian ini berorientasi pada persepsi siswa tentang kesulitan belajar
memahami beberapa sub materi sistem gerak pada manusia. yaitu:
I. Tulang, osiflkasi, hubungan antartulang, sistem rangka. persendian, struktur
otot, mekanisme kontraksi otot, sumber energi untuk kontraksi otot dan
perbedaan antara otot polos, Iurik dan jantung serta kelainanlpenyakit pada
sistem gerak manusia.
2. Penelitian dilakukan di empat SMA Swasta Kecamatan Medan Tembung kelas
XI IPA tahun pelajaran 2010/2011 yang terdiri dari SMA Swasta Al-Hidayah
Medan, SMA Swasta Budisatrya. SMA Swasta Pembinaan Graha Kirana dan
SMASwastaUtama.
1.4. Rumusau Masalah
MasaJah
yang
dibahas dalam peneJitianini Yaitu:
1.
Sub . . _manakah
pada , ; _ , genokmanusia
)'ling m e - i lcesulitan behyarpaling
tinggimen-
P<nepsi siswa di Sl\fA Swasta~
Medan tembung Tahun Pelajaran 201012011?
2. Fakto,-&kto, apa
sajakah
)'ling~
lcesulitan behya. sisw. memahami sub materi sistem gerak manusia di SMA Swasta KecamatanMedan tembung Tahun Peiajaran 20101201 I?
3.
llagai-akah
lcecend.runoan
tingkat kesulitan bel.ya. pada sub . . _ ,;_,...-.It-""'
sekolah di Sl\fA SwastaKecamatan
Medan
Tembuog TabunPelajaran 20 I 012011 ?
4.
BasaimanakaJ,
kecenderung.,-
fakto.--&kto,,....~
kesuJitan
behV~tt
siswa pada sub Jllaterisistem
genok - ""' sekolah di SMA Swasta Kecamatan Medan Tembung Tahun Pelajaran 201 0120I 1?1.5. Tujuau Penefitian
Penelitian ini bertujuan
untukmenganaJisis:
I. Sub.._ pada
sistem
genok-usia
)'lUig -lcesulitan bel.y.. palingtinggi
men- -
siswa di Sl\fA Swasta~
Medan
tembung Tahun Pelajaran 20101201 I.2. Fakfo.-&kto, yang ...,,..,_
ke.uUtan
bel.ya. s i s w a - subrnateri sistem genok - di Sl\fA Sw.sta
Kecamatan
Medan tembungTahun Pelajaran 201012011.
~
r
I
II
3. Kecenderungan tingkat kesulitan belajar pada sub materi sistem gerak manusia
per sekolah di SMA Swasta Kecamatan Medan Tembung Tahun Pelajaran 2010/2011.
4. Kecenderungan persentase faktor-faktor yang mempengaruhi kesuiitan belajar
siswa pada sub materi sistem gerak manusia per sekolah di SMA Swasta
Kecamatan Medan Tembung Tahun Pelajaran 201012011.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis yang
diharapkan
oleh penelitidari
pelaksanaan penelitianini
adalah:I. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi guru biologi mengenai masalah
kesulitan belajar siswa pada materi sistem gerak manusia.
2. Sebagai masukan bagi guru biologi untuk Iebih mengembangkan kegiatan
belajar mengajar yang bennakna pada materi sistem gerak manusia sehingga kesulitan belajar siswa dapat diatasi.
Sedangkan manfaat praktis penelitian ini adalah:
I. Sebagai sumbangan pemikiran bagi guru biologi, pengelola, pengembang dan
Iembaga pendidikan dalam memahami dinamika pemahaman siswa pada
materi sistem gerak pada manusia.
2. Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah untuk lebih meningkatkan kineJja
BABV
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan uraian dari basil penelitian dan pembahasan diperoleh
simpulan bahwa persepsi siswa tentang kesulitan belajar pada materi sistem gerak
manusia di kelas
XI
SMA SwastaKecamatan
Medan Tembung Tahun Pelajaran201012100, antara lain:
1. Sub materi pada sistem gerak manusia yang mengalami kesulitan belajar yang
paling tinggi menurut persepsi siswa di SMA Swasta
Kecamatan
MedanTembung Tahun Pelajaran 201012011 yaitu mekanisme kontraksi otot
sebanyak. %, 78%. Kemudian diik:uti dengan swnber energi kontraksi otot
sebanyak. 95,71%, hubungan antartuJang sebanyak. 93,57o/o, osifikasi sebanyak.
91,43%, sistem rangka sebanyak. 84,28%, tulang dan
sendi
sebanyak. 81,43%,otot sebanyak. 80,35%, kelainan/penyak.it pada sistem gerak manusia sebanyak.
63,57% dan perbedaan otot polos, lurik danjantung sebanyak. 59,64%.
2. Fak.tor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa memahami sub
materi sistem gerak manusia di SMA Swasta Kecamatan Medan Tembung
Tahun Pelajaran 2010/2011, yaitu siswa kesulitan memahami materi yang
terdapat pada buku pegangan sekolah sebanyak. 25,43%, penjelasan guru
kurang dapat dipahami sebanyak. 24,290/o, kurangnya media pembelajaran
sebanyak. 23,14%, kurangnya buku swnber lain sebanyak. 16,71% dan terlalu
banyak. bahasa latin yang tidak. dapat dimengerti sebanyak. 10,43%.
3. Kecenderungan tingkat kesulitan belajar pada sub materi system gerak manusia
per sekolah di SMA Swasta Kecamatan Medan Tembung Tahun Pelajaran
2010/2011, antara lain pada sub materi
tulang,
siswa SMA Swasta PembinaanGraha Kirana Medan memiliki kesulitan yang paling
tinggi
sebanyak 87 ,5%.Pada sub materi osifikasi, siswa SMA Swasta Budisatrya Medan memiliki
kesulitan belajar yang paling tinggi sebanyak 1 000,4,. Pada sub materi hubungan
antartulang, siswa SMA Swasta Utama Medan memiliki kesulitan belajar yang
paling tinggi sebanyak 1 000/o. Pada sub materi sistem rangka, siswa SMA
Swasta Al-Hidayah Medan memiliki kesulitan belajar yang paling tinggi
sebanyak 95%. Pada sub materi sendi, siswa SMA Swasta Pembinaan Graha
Kirana Medan memiliki kesulitan belajar yang paling tinggi sebanyak 86,11%.
Pada sub materi mekanisme kontraksi otot, siswa SMA Swasta Al-Hidayah
Medan memiliki kesulitan belajar yang paling tinggi sebanyak 99%. Pada sub
materi somber energi untuk kontraksi otot, siswa SMA Swasta Budisatrya
Medan memiliki kesulitan bebgar yang paling tinggi sebanyak 100%. Pada sub
materi otot polos, lurik dan jantung. siswa SMA Swasta Budisatrya Medan
memiliki kesulitan belajar yang paling tinggi sebanyak 75%.
4. Kecenderungan persentase faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar
siswa pada sub materi sistem gerak manusia per sekolah di SMA Swasta
Kecamatan Medan Tembung Tahun Pelajaran 201012011, antara lain pada sub
materi tulang yang paling tinggi di SMA Swasta Al-Hidayah Medan yaitu
karena penjelasan guru kurang dapat dipahami sebanyak 40%; sub materi
osiflkasi yang paling tinggi di SMA Swasta Budisatrya Medan karena
antartulang yang paling tinggi di SMA Swasta Budisatrya Medan, SMA
Swasta Pembinaan Graha Kirana Medan dan siswa SMA Swasta Utama Medan
sebanyak 33,33% karena penjelasan guru kurang dapat dipahami dan
kurangnya media pembelajaran; sub materi sistem rangka manusia yang paling
tinggi di SMA Swasta Utama Medan sebanyak 400.4
karena
penjelasan gurukurang
dapat
dipahami; mengkategorikan sub materi sendi yang paling tinggidi SMA Swasta Utama Medan sebanyak 46,67% karena penjelasan guru
kurang dapat dipahami; sub materi otot yang paling tinggi di SMA Swasta
Budisatrya Medan sebanyak: 58,33% karena terlalu banyak bahasa latin yang
tidak:
dapat
dimengerti; sub materi mekanisme kontraksi otot yang paling tinggidi SMA Swasta Utama Medan sebanyak 53,33% karena penjelasan guru
kurang
dapat
dipahami; sub materi sumber energi untuk kontraksi otot yangpaling tinggi di SMA Swasta Budisatry sebanyak: 50% karena kurangnya buku
sumber laina; sub materi otot polos, lurik dan jantung yang paling tinggi di
SMA Swasta Utama Medan sebanyak: 46,67o/o
karena
penjelasan guru kurangdapat dipahami; sub
materi
kelainanlpenyakit pada sistem gerak manusia yangpaling tinggi di SMA Swasta Budisatrya Medan sebanyak: 41,66% karena
penjelasan guru kurang dapat dipahami.
5.2.
ImpHkasi
Hasil temuan analisis kesulitan belajar siswa pada materi sistem gerak
manusia di kelas XI SMA Swasta Kecamatan Medan Tembung menunjukkan
terdapat sepuluh sub materi sistem gerak manusia yang tidak: dapat dipahami
siswa denganjelas sebingga mempengaruhi pencapaian basil belajar. Guru kurang
mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar yang bermakna dan bervariasi agar
dapat meminimalisir kesulitan belajar siswa. Guru sebaiknya memberikan
pembelajaran yang
bervariatif,
menjadi fasilitator yang bijaksanauntuk
keaktifansiswa meningkatkan pengetahuan yang luas dan
dapat
memberikan media yangtepat sehingga proses belajar siswa menjadi bermakna. Sarana dan prasarana yang
kurang memadai di sekolah meyebabkan pembelajaran tidak sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai. Sumber belajar yang tidak lengkap memberikan
pengetahuan kepada siswa secara luas memberikan dampak
tidak
tercapainyatujuan belajar. Guru dapat membuat modul yang dapat memberikan pengetahuan
mengenai materi yang diajarkan sehingga siswa dapat menjadi lebih memahami
materi tersebut. Guru harus lebih
kreatif
dalam menentukan metode pada saaatmengajar serta menggunakan media pada saat pembelajaran sehingga suasana
didalam kelas menjadi lebih kondusif. Kesulitan memahami bahasa latin dapat
dilatih dengan membiasakan siswa memakai bahasa latin dalam proses belajar.
5.3. Saran
Berdasarkan
uraian di atas saran-saran yang dapat diberikandari basil
penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Guru diharapkan dapat menerapkan pembelajaran yang bermakna dan
bervariasi sehingga memudahkan siswa memahami materi sesuai dengan
kompetensi dan tujuan yang ingin dicapai.
2. Guru diharapkan menggunakan media pembelajaran
untuk
mendukung proses3. Guru diharapkan lebih mengoptimalkan fungsi forum MGMP untuk
bertukar
pikiran serta pengalaman tentang pelaksanaan, kesulitan dalam proses
pembelajaran biologi.
4. Guru diharapkan meningkatkan kemampuannya dengan berbagai kegiatan
pembelajaran.
5. Guru diharapkan dapat membiasakan siswa menggunakan bahasa latin dalam proses belajar sehingga menjadi terlatih.
6. Sekolah diharapkan dapat melengkapi sarana dan prasarana sehingga
pembelajaran dapat berjalan dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7. Pemerintah perlu memprogramkan pembangunan perpustakaan sekolah,
pembangunan ruang laboratorium sekolah. pengadaan media pembelajaran
biologi dan memfasilitasi pelatihan kepada guru-guru biologi.
DAFrAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulftan Be/ajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Ali, M. 1985. Penelltian Pendidikan, Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2000. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara.
Arsyad, A., (2009), Media Pembelajaran, Penerbit PT RajaGrafindo Persada,
Jakarta.
---:-:-· 2003a. "Kurikulum 2004". hltp-(/www.pusk:ur.or.id/datg/2004/Stant!ar %20KompetensifStandar%J(ompetensi2QSM4-MAI14.%20Biologi.pdf.
diakses 20 agustus 2011.
Boekaerts, M. 2002. Motivation to Learn. Chicago, IAE, University of Olnois.
Depdiknas. 2007. Model Penilaian Kelas Kuri/culum Berbasis Kompetensi SMA.
Jakarta: Depdiknas.
Djamarah & Aswan
Zain.
2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.Eric dan Jensen. 2009. Guru Super dan Super Teaching. Jakarta: Indeks.
Hadi,
S. 1991. Ana/isis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.Hamalik, 0. 2009. Proses Be/ajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hodijah. 2000. Hubungan antara lntensitas Komunikasi Orang Tua dan Anak dengan Motivasi Be/ajar Anak. Jakarta: Bumi Alcsara.
Kek, M.A.Y.C., Dannawan, I.G.N. dan Chen, Y.S. 2007. Family, Learning Environments, Learning Approaches and Student Outcomes in a Malaysian Private University. International Education Journal. 8 (2) :
318-336.
Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional. Jakarta: Bumi Alcsara.
Mulyono, A. 1999. Pendidilcan Be/ajar Anakyang Berkesulitan Be/ajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Parkay, Forrest W., dan Stanford, B.H. 2008. Menjadi Seorang Guru. Jakarta:
Prokop, P., Tuncer, G., dan Chuda.
J.
2007. Slovakian Students' Attitudes towardBiology. Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology
Education. 3 (4): 287-295.
Purwanto,
M.N. 2006.
Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.Rahman.
1996. Konsep Dan Ana/isis Statisti'k. Semarang: Semarang Press. Reid, G. 2007. Memotivasi Siswa di Kelas. Jakarta: lndeks.Sardiman, A.M. 2009. lnteraksi dan Motivasi Be/ajar Mengajar. Jakarta:
RajaOrafindo Persada.
Slameto. 2003. Be/ajar dan FaJrtor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Steven. N., dan Kritsonis, W .A. 2006. School Factors That Influence Closing the
Actli:kmic Achievement Gap for African American Students. Internalional
Journal for Publishing and Mentoring Doctoral Student Research. 3 (1):
1-7.
Sudjarwo. 1989. Beberapa A.spek Pengembangan Sumber Be/ajar. Jakarta:
Mediyatama
Sarana Perkasa.Sujana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Be/ajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sukmadinata, N.S. 2004. Landasan PsilroJ.ogi Proses Pendidikan. Bandwtg:
Renuga Rosdakarya.
Sudono. 2000. Keluarga Kunci Sukses Ana/c. Jakarta: Rineka Cipta.
Sulistiyawati, D. 2006. Ana/isis Hambatan Proses Pembelajaran Biologi dan
Cora Pemecahannya dalam Pelabanaan Kurtkulum Btologl Bagt Guru
Keloa X SMA Negel'i se-Kahupaten SemQI'Qitg.
Tesis. Semarang: UNNES.Suryabrata, S. 2008. Pslkologi Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Suryanto, A. 1999. Sikap Dan Pengetahuan MDsyarakat Jawa Tengah. Laporan Penelitian. Semarang: FMIP A Semarang.
Syah, M. 2009. Psikologi Be/ajar. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Talib, 0., Luan, W.S.,
Azbar,S.C.,
danAbdullah, N.
2009. UncoveringMalaysian Students' Motivation to Learning Science. Europ«~n Journal of
Social Sciences. 8 (2): 413..420.
Telli, S., Brol, P.O., Tekkaya, C.,
dan
Cakiroglu,
J. 2009.Turlcish Students'
Perceptions of Their Biology Learnlng Environments : The Effects of
Gender and Grade Level. Asian Journal of Educational Research and
Synergy.
1 (1): 110-124Tim Biologi. 2009. Biologi SMA Kelas XI. Jakarta: Bumi
AJcsara.
Tsabari. A.B.,
Sethi, RJ.,
Bry, L.,dan
Yarden, A. 2010.Identifying Students'
Interests in Biology Using a Decade of Self-Generated Questions. Eurasia
Journal of Mathematics, Science
&Technology Education.
6 (1) : 63-75Wardana. E. 2003.
"Menimbang Pendidilcan Berbasis Kompetensi". Artikel.