• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN PUSAT REHABILITASI SIBOLANGIT CENTER DALAM USAHA RESOSIALISASI NILAI SOSIAL BUDAYA PADA PENYEMBUHAN PENACNDU NARKOBA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN PUSAT REHABILITASI SIBOLANGIT CENTER DALAM USAHA RESOSIALISASI NILAI SOSIAL BUDAYA PADA PENYEMBUHAN PENACNDU NARKOBA."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

' i !

~

)

PERANAN PUSAT REH.I.UTASI

SIBO~

I

CENTER

D•l •M

U~HA

.. ·•.

RESOSI.tc._.--~·..

'

SOSIAL BUMYA PADA

PEN~.

"

~.

PECANDU NARKOBA

'

:

· .

i

Oleh:

ROHAN I

NIM : 025050113

Tesls Untuk Memperoleh Gelar Millll$ter Salns

Pr011ram

Studi

Antropo10111

Sosial

PROG~

·PASCASAR.JANA

U.NIVER ..

TAS

NEGIERI MEDAN

ME DAN

2007

'

)

(2)

PERANAN PUSAT REHABILITASI SIBOLAr;,

)

CENTER DALAM USAHA RESOSIALISASI N\

t

SOSIAL BUDAY A PADA PENYEMBl'JIA$

. . "'·

PECANDU NARKOBA

) :

NAMA :ROHANI

NIM : 025050113

TESIS

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Untuk Memperoleh Gelar

MAGISTER SAINS

Program Magister Sains Program Studi Antropologi Sosial

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERIMEDAN

ME DAN

2007

.b

.,

(3)

I .

'

TESIS

·

PERANAN PUSAT REHABILITASI SIBOL

SOSIAL BUD

;vA

PADA PENYEf· ."'UHANj,·.

_ ,

PECANDU NARKOBA

-Disusun dan Diajukan Oleh

:

Rohani

j

NIM :

025050113

Telah Dipertahankan di Depan Panitia Ujian Tesis

Pacta Tanggal 25 Januari 2007 dan Dinyatakan Telah Memenuhi

Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Magister Sains

;rogram Studi Antropologi Sosial

f

··-'

Medan, 25 Januari 2007

rof. Dr. Usman Pell Nip: 130 215 071

etua

Progra:

5

~:di

I

I

tropolo

iS~

Prof Dr.B.A.Simanjuntak Nip : 130 344 786

Meyetujui, Tim Pembimb-ing,

Prof Dr.B.A.Simanjuntak Nip : 130 344 786

(4)

.

T ESIS

PERANAN PUSAT REHABILITASI SIBOLA\NGIT

CENTER DALAM USAHA

RESOSIALISA~

--;

SOSIAL BUDAY A PADA PENYEMBUI

PECANDU NARKOBA

DISUSUN DAN DIAJUKAN:

NAMA NIM

Hari I Tanggal

ROHAN! 025050113 25 Januari 2007

.~ t

Telah dipertahankan didepan team penguji Tesis Program Pasca Sarjana Unimed, Program Studi Anropologi Sosial.

Team Peguji

Pembimbing II

@:-~,

: Prof.DR. usman Pelly ...

''~{-

F.:"~')Jt.

..

.... \>

v

~:

\),

xi

: Prof. DR. B.A. Simanjuntak

\h.:./ ....

>::.::.

.':'.':"~~t

.,. · · ·

Pembimbing I

Anggota Penguji

I .Prof.DR.Robert Sibarani

/]

'

.

//

fiJt;~

-

"//r'

It\( J

2.Prof.DR.Nur Ahmad Fadhil Lubis.M.Si ...

.i. ... ( ...

·:-.~

....

~:;-~:':

... ..

_,

/

~ { ' -- .

/ " \ i fl.,

~

y'

n

(5)

'

KATA PENGANTAR

Puji dan S)'l)kur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan

rahmat karuniaNYAlah tesis yang beljudul "PERANAN PUSAT REHABILITASI

SIBOLANGIT CENTER DALAM USAHA RESOS!ALISASI NILAI SOSJAL

BUDAY A PADA PENYEMBUHAN PECANDU NARKOBA

".ioj

Ielah penulis

selesaikan dalam penulisannya. Penulis menyadari bahwa

s~lesain)

..

(.~~ni

berkat

adanya bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak. Dengan

pe~.iJ~':r~

honnat penulis

menyampaik~n

rasa terima kasih kepada bapak Prof Dr. Usman 1.1 , . selaku

pembimbing I dan bapak Prof Dr. B.A. Simanjuntak selaku pembimbing I ng tak

.

.

henti-hentinya memberikan pengarahan dan bimbingan sejak penyusunan usul

penelitian hingga selesainya tcsis ini.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak

Direktur Pasca Sarja~a Universitas Negeri Medan. Prof Dr. Belferik Manullang dan

kepada ketua Program Studi Antropologi Sosial Prof. Dr. Bungaran A Simanjuntak

juga sekretaris Proeam Studi Dra. Trisni Andayani,Msi., beserta seluruh dosen-dosen

yang mengasuh penuiis selama duduk di bangku perku!iahan.

Selanjutnya penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Bapak

Htv1.Kamaluddin Lbs sebagai pendiri Sibolagit Center dan seluruh staf, pengurus di

Sibolangit Center juga kcpada rekan-rekan, adek-adek penghuni Rehabilitasi

Sibolangit Center yang tidak dapt disebutkan namanya satu persatu yang telah

membantu penulis mengumpulkan data-data yang di perlukan.

Begitu pula pe:nulis tidak lupa rnenyampaikan terima kasih kepada Bapak Drs.

Zulkamain NstMA dan semua stat: pegawai di PfMANS'U ( Pusat fnponnasi

Masyarakat Anti Natkoba Sumatera Utara ), yang tidak dapat penulis sebutkan

namanya satu persatu yang telah banyak membantu penulis memberikan informasi,

keterangan dan data-data yang pcnulis perlukan

VI

(6)

'

\

Akhirnya saya menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada suami tercinta Heriyanto yang begitu besar memberikan perhatian dan

pengertiannya, juga dorongan semangat sehingga tesis ini akhimya dapat penulis

selesaikan dan terima kasih kepada ananda tercinta Anugrah Riandani Pratomo dan

Muhammad Wahyu Riandani yang selalu memberikan perhatiannya dan memberikan

dukungan moril dan :semangat kepada penulis untuk menyetesaikan tesis ini.

Semoga bantuan yang diberikan oleh semua pihak yang telah disebutkan di

atas menjadi amal ibadah dan mendapat imbalan yang setimpal dari ALLAH swt.

(7)

DAFTARISI

Halaman

ABSTRAK

···

iv

KA TA PENGANTAR .•.••.•••••••••..•...••....••.•••••...•••.•.••••.••••••••... vi

DAFTAR lSI ...•....•...•••••.••.•...•....•••..•... :... viii

DAFT AR LAMPIRAN •...•••.••...•..•••...•••••... xi

BABI :PENDAHULUAN

I. I Latar Belakang Masalah

1.2 Perumusan Masalah

1.3 Tujuan Penelitian

1.4 Manfaat Penelitian

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori

2.1.1 Kebudayaan

2.1.2 Proses R;esosialisasi

2.1.2.1 Peran Keluarga Dalam Resosialisasi

2.1.2.2 Peran Ternan Sebaya Dalam Proses Resosialisasi

2.1.2.3 Peran Sistem Pendidikan Dalam Proses

Resos-ialisasi

2. 1.2.4 Peran Media Massa Dalam Proses Resosialisasi

2.1.2.5 Peran Pusat Rehabilitasi Dalam Proses Resosialisasi 2.1.3 Prinsip-Prinsip Rehabilitasi Pecandu Narkoba

v Ill

(8)

>--2.1.4 Kegunaan Ramuan 19

2.1.5 Kegunaan Refleksi 21

2.1.6 Kegunaan Tenaga Dalam (Prana) 22

2.1. 7 Sehat Dalam Perspektif Phisiko1ogi 23

2.2 Kerangka Berfikir

24

BAB ill : METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian 27

3.2 Teknik Pengumpulan Data 27

3.3 Teknik Analisa Data

29

BAR IV: ANALISA DATA

4. 1 Paparan Data 30

4.1.1 Sarana dan Pemanfaatannya di Sibolangit Center 30

4.1.2 Struktur Organisasi Sosial di Sibolangit Center

43

4.1.3 Pranata Sosial di Sibolangit Center 48

BAR V : BUDA YA Dl SIBOLANGIT CENTER

5.1 Ragam T era pi 66

5.2 Proses Rehabilitasi

74

5_3 Respon.Pasien

75

5.3.1 Respon terhadap tcrapi air 76

5.3.2 Respon terhad_ap terapi wama 76

(9)

5.3.3 Resp<:m terhadap terapi jamu 77

5.3

.4

Respon terhadap terapi mandi uap 77

5.3.5 Respon terhadap terapi medis 77

5.3.6 Respon terhadap terapi rohani 77

5.3.7 Respon terhadap terapi fisik 78

5.3.8 Respon terhadap terapi Kebatinan 78

5.3. 9 Respon terhadap tempi Matahari

79

5.3.10 Respon terhadap terapi psikososial

79

5.3.11 Respon terhadap tcrapi pijat

79

5.4. Andis<j. Data

79

BAB VI: KESJMPULAN DAN SARAN

'

6.1 Kesimpulan

84-'

6.1.1 Kesimpulan Faktual

84

6.1.2 Kesimpulan Konseptual ... . 85

6.2 Saran 85

DAFTARPUSTAKA 87

(10)

"

.

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Penelitian Dari Unimed ... .

89

2. Surat telah setesai melaksanakan penelitian ··· 90

3. Fungsi dan Tugas ··· ··· 91

4. Peraturan Pasien entang Pemberian Sangsi .. ··· 92

5. Struktur Kelembagaan Rehabilitasi Sibolangit Center 94 6. Struktur Organisasi Pasien ··· 95

7. Dafatar Nama Pasien Yang Berada di Rehabilitasi

96

8. Jadwal Kegiatan Pasien 97 9. Dokumentasi

... ... 98

10.

Riwayat Hidup ... . ll7
(11)

.;

.

.

..

'•

- .

_;;-,_~-

!

-

.

-

--BABl

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masalah narkoba saat im sudah menjadi masalah nasional, karena masalah

narkoba sudah ada di mana-mana_ Perkembangan masalah narkoba dari hari ke hari

semakin meningkat dan sepertinya sulit untuk diberantas. Hingga tahun 1999 saja,

diperkirakan di Indonesia sudah ada ernpat juta pengguna narkoba (Republika,

22-5-200 I). Sementara data statistik dari Departemen Kesehatan, memperkirakan pada tahun

1999 terdata 2-4% (sekitar 4- 8 )Uta) jiwa dari seluruh penduduk Indonesia (±200 juta

jiwa) tcrlibat sebagai pemakai nerkoba (Majalah Gatra, Oktober 1999).

Persoalan narkoba di Indonesia bagairnanapun telah memasuki tahap yang sangat

menghawatirkan. Terlebih lagi dari sejumlah pengguna yang disebutkan di atas, ± 70%

di antaranya adalah

anak~anak

rnuda usia sekolah (rernaja). Sebagian besar di antara

mereka duduk di bangku SMP, SMA, dan Pergl!ruan Tinggi Pada tahun 1996 tcrdapat

1.759 anak di bawah urnur 14 tahun rneninggal, tahun 1997 ditemukan 1.563 anak dt

~awah

umur 14 tahun meninggal dan hingga tahun 1998 saja sudah 228.000 orang

meninggal akibat penggunaan narkoba (Majalah Gatra, Oktober 1999). Perkembangan

pengguna narkoba yang masih terus meningkat, hingga diperkirakan pengguna narkoba

di atas 9 juta orang.

Semakin tingginya jumlah pasien ketergantungan narkoba dibandingkan dengan

terbatasnya panti-panti rehabilitasi baik yang dikelola oleh pemer'ntah atau swasta

(12)

,.

l

··~·>""-

·.;>·

.

.

...

.._.;

'"

'

kenaikan jurnlah mereka yang memiliki ketergantungan narkoba, ada

bebera~~

~ang

merupakan keprihatinan bersama yaitu:

1. Tingginya tingkat kambuh dikalangan pemakai narkoba

2. Fenomena ganti-ganti adiksi dapat rnembawa pasien ke arab kambuh kembali.

3. Perbedaan tingkat pemakaian dikalangan pemakai (level habitual iusers, social

users. experimental users sampai dengan Hard Core Addict)yang mempersulit

penerapan program pemulihan yang cenderung menyamaratak:an tingkat recovery

4 Banyak pasien yang dalam proses mencari terapi yang tepat, berpindah dari satu

fasilitas ke fasilitas lain.

5. Perbedaan umur para pemakai antara remaja dan dewasa cenderung mempersulit

proses pemulihan

6. Makin tingginya jumlah kasus kriminal di dunia narkoba tidak sebanding dengan

daya tampung Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan .

7. Kelangkaan Program After Care bagi para mantan tahanan narkoba yang akan

kembali ke masyarakat.

8. Kebanyakan Panti Rehabilitasi yang dikelola pihak swasta tidak terjangkau oleh

mereka yang berasal dari masyarakat kelas menengah bawah.

Sepeni yang kita sadari, tidak ada satu bentuk pemulihan yang tepat dan dapat

d~pakai

untuk semua orang., Kita perlu merancang intervensi dan program pemulihan

y4ng sesuai dengan problem dan kebutuhan masing-masing individu. Karena pemulihan

dari ketergantungan narkoba adalah suatu proses yang panjang maka diper!ukan episode

pengobatan. Salah satu hal yang paling penting adalah membangun Program After Care

(13)

--·---·

\

.

/

~-

l..

.,_

' / -~

·~

-._,-/

Untuk mengatasi kekurangan sarana dan prasarana rumah sakit

khus1~.>"ff<rr1(oba

dan rumah rehabilitasi, pemerintah terns menambah rumah sak:it khusus narkoba, dan

mendorong keterlibatan swasta untuk turut serta dalam penyediaan lembaga rehabilitasi .

:Hal ini sesuai dengan Pasal 34 ayat 1 UU No.9/1976 tentang narkotika, yang

inenyebutkan: ''Pengobatan dan perawatan pecandu narkotika serta rehabilitasi bekas

pecandu narkotika dilakukan pada lembaga rebabilitasi".

Selanjutnya banyaklah bertumbuhan lembaga rehabilitasi dengan menerapkan

f!lerbagai pendekatan dan rnetode penyembuhan. Ada juga tempat-tempat rehabilitasi

Yang menyediakan penginapan seperti asrama, dengan fasilitas yang lengkap, udara

segar, dan pemandangan alam bagus. Tempat-tempat itu bisa berbeda antara yang satu

diengan yang lain tergantung metode dan tujuan dari tempat tersebut, dan pasien yang

d~rawat.

Adapula pusat rehabilitasi yang berdasarkan agama sehingga memasukkan

ajaran-ajaran agama di dalam program mereka (Kompas, 10 Oktober 2004). Hanya saja,

lembaga rehabilitasi yang memandang pasien seperti halnya dengan penderita penyakit

fi~ik

lainnya dengan ditangani hanya secara medis untuk memutus ketergantungan tidak

akan memberikan hasil yang memuaskan. Begitu pula yang memandang akar

Mrsoafannya hanya dari sudut spiritual juga bel urn memberikan hasil yang memuaskan

k~rena

setelah penanganan tersebut klien hidup di masyarakat daii kembali kecanduan

masalahnya, pada diri klien bclwn terbentuk pertahanan diri untuk melawan godaan dari

kelompok lamanya (Willis,.2001: 76). Selanjutnya Willis (2001: 77) menyebutkan bahwa

pertahanan diti bisa terbentuk melalui kesadaran klien terhadap bahaya narkoba bagi

ditiinya dan gencrasi muda lainnya. Indikator lain adalah tumbuh kemampuan dengan rasa

(14)

khususnya generasi mudanya. Sehingga Willis (200 I: 99)

----~--~~,

,~-·

.

..-~

I

.·.

menyarankan :-"'-~ltng

terpadu yang merupakan pengintegrasian penanganan melalui konseling individu,

keagamaan, kelornpok, pendidikan, kunjungan hingga partisipasi sosial. Dengan

pendekatan seperti itu, maka itu memungkinkan hasil-hasil sebagai berikut: "Tumbuh

pada diri klien perasaan percaya diri, tidak menyalahkan pihak luar, mengambil tanggung

jawab atas perbuatan sendiri dengan sadar atas resikonya, mendapat penghargaan dari

lingkungan sehingga tumbuh motivasi untuk hidup baik, merasa sebagai anggota

masyarakat yang beragama, dan akhimya tumbuh sifat kepemimpinan terhadap diri,

keluarga, dan masyarakat dengan rnoral-religius yang baik (Willis, 2001: 99).

Antropologi kesesehatan dipandang oleh dokter sebagai disiplin biobudaya yang

memberikan perhatian kepada aspek-aspek biologi dan sosial budaya dari tingkah laku

manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya disepanjang sejarah

kehidupan manusia yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit (Foster.1986.3). Dalam

rangka antropologi kesehatan dipandang perlu diadakan penetitian di Pusat Rehabilitasi

Sibolangit Center.

Salah satu pusat rehabilitasi yang melakukan penanganan pasien pecandu narkoba

secara terpadu tersebut adalah Sibolangit Center yang didirikan tanggal 5 Februari 2001 oleh HM Kamaluddin Lubis, SH, di Desa Suka Makmur. Kecamatan Sibolanbrit,

Kabupaten Deli Serdang. Di ternpat ini, pecandu narkoba selain diberikan penanganan

secara medis, spiritual, tradisional, psikologis, dan terapi fisik, juga

~emiliki

fungsi sebaga1 wadah proses resosialisasi nilai-nilai baru atau setidaknya penanaman kembah

nilai budaya yang menjadi bckalnya ketika kembali ke lingkungan sosial yang lebih luas

(15)

,

---.

Sebagaimana para ahli antropologi yang memandang rumah sak

>·~agai

masyarakat kecil (Foster dan Anderson, 200 I: 98), maka dalam penelitian ini pusat

rehabilitasi Pondok Wisata Pendidikan Anti Narkoba juga dilihat sebagai masyarakat

kecil. Sebab secara struktur dan fungsi, pusat rehabilitasi tidak berbeda dengan rumah

sakit bahkan dalam hal proses sosialisasi nilai, pusat rehabilitasi lebih berperan dibanding

dengan rumah sakit umum. dimana interaksi sosial di antara pasien dan pihak rumah sakit

teijadi dalam waktu yang relatif lebih singkat.

1.2 Perumusan Masalah

Adapun

pennasala~an

yang akan dikaji di dalam penelitian ini adalah:

1. Bagairnana proses resosialisasi di Pondok Wisata Masyarakat Anti Narkoba

sebagai masyarakat :kecil dengan ciri kebudayaannya yang khusus?

2. Bagaimana pasien pecandu narkoba merespcn perlakuan secara medis dan sosial

dari pihak pengelola di dalam struktur sosial lembaga rehabilitasi?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk·

I. mengetahui bagaimana proses resosialisasi di Pondok Wisata Masyarakat Anti

Narkoba sebagai masyarakat kecil dengan ciri kcbudayaannya yang khusus_

2. mengetahui bagaimana .pasien pecandu narkoba merespon perlakuan secara medis

(16)

r

...

1.4 Manfaat Penelitian

Temuan dalam penelitian ini akan bennanfaat bagi berbagai pihak, di antaranya:

1. Para pengguna narkoba, temuan penelitian ini dapat menjadi masukan bagi mereka tcntang proses penyembuhan pasien narkoba serta proses resosialisasi

sehingga para pasien dapat kembali ke masyarakatnya dengan baik.

2. Para anggota keluarga pengguna narkoba, temuan penehtian m1 dapat

memberikan inforrnasi

bagi

mereka tentang proses penyembuhan dan resosialisasi

yang dijalani oleh pengguna narkoba, sehing1,ra dengan mengetahui proses

tersebut, diharapkan para anggota keluarga dapat turut serta dalam proses

penyembuhan dan resosialisasi anggota keluarganya yang menjadi pengguna

narkoba.

3. Masyarakat luas, temuan dalam penelitian ini dapat menambah wawasan bagi

mereka sehingga mereka juga dapat berperan aktif dalam penanggulangan

peredaran r.arkoba serta dalam proses resosial isai anggota masyarakatnya yang

(17)

66

BAB V

BUDA YA Dl SIBOLANGIT CENTER

5.1 Ragam Terapi

Di Sibolangit Center terdapat sebelas jenis terapi, kesebdas terapi terscbut yaitu

terapi air, wama, jamu, mandi uap, medis, rohani, fisik, kebatinan, matahari, warna,

psikososial dan pijat (Anto Sofyan)

i • Terapi Air

Terapi air seperti yang telah dipaparkan sebelumnya meliputi terapi

rr..endengarkan air yang rnengalir di parit sa luran air. T~rapi ini bersifat membenahi

kondisi psiko!ogis pasien dimana pasien duduk dan mendengarkan air mengalir

sambil merenungi jalan hidup pasien selama ini dan rencana pas1en kc depan

setelah sembuh.

Terapi air bcrikutnya adalah dengan direndam di air kolam yang dingin pada

tengah malam bag] pasien pemula. Terapi ini ditujukan untuk mengeluarkan

berbagai jenis racun yang ada dalam tubuh pasien. Saat pasien mulai menggigil

kedinginan karena Perendam, kemudian mercka diangkat dan disuruh berlari·lari

mcngelilingi lapangan hingga mengeluarkan keringat dan selanjutnya mcreka

disuruh masuk kembali berendam di air. Saat pasicn berendam mcrcka disuruh

meneriakkan ungkaPan·ungkapan yang menolak pcnggunaan narkoba lagi.

Selanjutnya terapi air dengan berendam dalam air panas di si debuk-debuk

(18)

67

dikeluarkan, karena dengan air panas yang mengandung belera .,g dapat

mengeluarkan berbag~i jenis racun yang ada dalam tubuh pasien. Mefeka mandi

dan bcrendam di air beilerang ini 2 kali dalam sebulan .

Terapi air lain yf!ng dilakukan adalah dengan rnenyiramkan air hangat yang

mengandung garam di kepala pasien. Terapi ini dilakukan sc\vaktu pasien mandi air

panas yang menganduhg belerang di Si Debuk-debuk.

~ Terapi Jamu Tradisional

Terapi jamu scbagaimana yang diungkapkan scbelumnya adalah dengan

membcrikan berbagai .jenis ramuan yang diolah menjadi jamu dan dikonsumsi oleh

pasien. Ramuan-ramuan terscbut diambil dari tradisi rnasyarakat Tanah Karo.

Dalam proses pCmbcrian ramu-ramuan tersebut, dilakukan secara empat tahap

yang harus dikonsurrtsi oleh pasicn. Yaitu tahap I untuk melemaskan urat, kedua

untuk menghancurkan racun narkoba, ketiga untuk stamina, dan keempat untuk

syaraf (ayah).

Dari empat tah;:tp terscbut harus dijalani masing~masing oleh pasien karena

setiap tahapnya merripunya tujuan tertentu yaitu, tahap pertama untuk melemaskan

urat-urat syaraf tubuh pasien, tahap kedua untuk menghancurkan berbagai racun

akibat narkoba yang ·ada di tubuh, ketiga untuk meningkatkan stamina pasien, dan

yang tcrakhir untuk memperbaiki syaraf~syaraf otak pasicn

Pada tahap pcrtama yang bcrtuJuan untuk me\emaskan Urat-urat pasicn,

(19)

..

68

Jadi pasien yang baru masuk ke Siboiangit Center akan mendapat (rr )minum)

jamu yang berfungsi untuk melemaskan urat·urat dan ini diminum selai'na 18 hari

pagi dan sore hari

Bahan ramuan yang diberikan adalah :

1. Untuk pemberian di pagi hari yang diramu dalam bentuk minurnan terdiri atas:

• Tomat

• Wartel

• Nenas

• Mengkudu

2. Untuk pemberian di sore hari yang diramu dalam bentuk minuman terdiri atas:

• Air kelapa: muda

• Gula batu

• Jintan putih

Pada tahap kcdua_ tujuan pemberian ramuan adalah untuk rncnghancurkan

racun narkoba yang te1iinggal di tubu!1 pasien. Pemberian jamu pada tahap ini

dilakuk:an selama 21 h3ri sebagai berikut:

Dalam 21 hari setelah tahap pertama pasien harus mmum jamu di sore hari

dengan ramuan berdasarkan resep sebagai berikut:

• Asam_jeruk'nipis

• Tc!ur ayam kampung 1 butir setiap pasicn

• Kapur sirih cair

(20)

69

Pada tahap ketiga, pasien diberi ramuan jamu yang diberikan selan t 6() hari

berikutnya :

Ramuan pada. tahap ini berfungsi untuk menambah stamina pasien. Ramuan

yang diberikan dengan resep adalah sebagai berikut:

• Temu Jawak

• Temu pauh

• Temu bunglai

• lnduk kunyit

• Kencur

• Jahe

• Lengkuas pudar

Tahap bcrikutnya adalah tahap keernpat pemberian ramuan diberikan selama

90 hari berikutnya. B.amuan yang diberikan dengan resep adalah sebagai bcrikut:

Akarpinang

Akar kelapa

Akar arcn

Akar durian

Akar jambu air

Akar mangga

Akar lalang

'Temu lawak
(21)

70

Daun kunyit

Daun kencur

Daun jeruk nipis

Kumis kucing

Sambiloto

Temu pauh

Kunyit nolai

Kencur

Lengkuas udang

Asamjawa

Rum put Al~negri

Arang kayU .

Ramuan tersebut diberikan dalam bentuk minuman dari hasil rebusan

bahan-•

bahan tcrsebut dan di1ninum pasien 3 kali sehari yaitu pagi, siang dan malam saat

mau tidur.

'

el Terapi Mandi Uap

Terapi mandi uap seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bcrfungsi untuk

mengeluarkan berbagai racun yang bersarang di tubuh pasien. Terapi ini dilakukan

dengan rnerebus bcr~Ugai jenis ramuan yang uapnya disalurkan ke kamar Oukur

dan pasicn masuk ke kamar tersebut selama lebih kurang 15 memt

(22)

71

Terapi Medis

Terapi medis merupakan terapi pengobatan medis yang diberikan Oleh dokter

dan perawat yang ada di Sibolangit Center terhadap pasiennya. Seperti yang telah

dipaparkan sebelumnya, terapi ini berfungsi untuk menghancurkan racun dan

melepaskan kctergantungan pasicn terhadap narkoba.

Terapi Relijius

Terapi ini diberikan dengan melalui program keagamaan yang berdasarkan

pada agama p~.sien masing-masing_ Khusus untuk pasien yang bcragama Islam, terapi ini dilakukan di masjid berdasarkan hasil catatan Jadwal dan pengamatan

dengan cara sebagai bcrikut·

• Pelaksanaan shalat \vaji!:> 5 waktu yang dilakukan secara hcrjama'ah di Masjid. • Pelaksanaan shalat sunat yang terdiri atas shalat sunat sebelum dan sesudah

shalat wajib, shalat witir, shalat taubat dan shalat dhuha yang dilakukan di

rnasjid

• Pcngajian dengan mernhcrikan pcndalaman materi-matcri hukum agama

(syari'at Islam) yang dilakukan di rnasjid.

• Cerarnah agama yang membahas tentang kehidupan beragama secara fslami

yang dilakukan di Masjid

• Ziktr baik sebelunnnaupun sctelah shalat

• Bcbjar mcmbaca AI-Qur'an bagi pas1en muslim yang belum mampu

(23)

..

72

• Menghafal ayat-ayat Al-Qur'an yang diawali dengan menghafal yat-ayat

pendek (zuz 'Amma)

Kesemua kegiatt:m rohani bagi umat Islam tersebut dilakukan secara

terprogram dan terus dipantau dan dibimbing oleh konselor dan ustad.

Terapi rohani ini bertujuan untuk menyadarkan kembali pasten akan

kesa\ahan-kesalahan mereka se\ama ini serta mendekatkan mereka kepada Sang

Penciptanya af,rar mcreka dapat memperoleh ketenangan batin dalam hid up.

Tcrapi Fisik

Tcrapi fisik berdasarkan hasil pengamatan dan catatan jadwal kegiatan pasien

dilakukan dengan rnelalui kegiatan senarn dan olah raga. Terapi ini bertujuan untuk

mengolah tubuh pasien agar pasien sehat sccara fisik.

" Terapi Kebatinan

Tcrapi kebatinart dilakukan dengan memberikan olah raga pernatasan yang

bcrfungsi untuk mengaktifkan Prana yang ada dalam setiap tubuh pasien.

Pasicn yang muslim memang ikut latihan pernafasan Mahatma namanya. Di latihan

im energi Prana masing-masing pasien dihidupkan dan dikembangkan. Karena

pengaktifan energi P~ana dapat menyembuhkan mcreka dari pcnyakit. Latihan tm

(24)

..

..

73

Terapi Matahari

Terapi matahari yang dilakukan sebagaimana yang telah dipaparkan

sebelumnya ialah dengan bekerja di kebun dan peternakan yang ada di kompleks

Sibolangit Center ini pada pagi hari. Hal ini dikarenakan pada pagi hari, sinar

matahari bennanfaat untuk membakar racun-racun yang ada di tubuh pasien.

• Terapi Warna

Terapi warna lni menurut hasil pengamatan diberikan dalam bentuk

pengecatan kompleks Sibolangit Center dengan berbagai warna yang cerah dan

beragam jenis warna. Wama ini bisa dicatkan di dinding kamar, bangunan, dan

dinding pagar

Pengecatan yang berwama warni dilakukan dengan tujuan tertentu yaitu

Pasien bcgitu masuk ke Sibolangit Center pada umumnya seperti anak-anak .

Apalagi yang pccandu sabu-sabu. Mereka mcngalarni kemunduran mental artinya

mental rnereka seperti anak-anak, yaitu seperti cat sekolah TK yang berwama

warm, tujuannya untuk merangsang otak mercka agar berfungsi kembali (Anto

Sofyan)

Khusus di tembok pagar berdasarkan pengamatan ada gambar-gambar yang

ben.varna-\vami yang ·dibuat oleh pasien. Pasien diberi kebebasan untuk melukis

apa saja yang mereka (nginkan. Mereka bebas mcngeluarkan pikiran mereka dalam

bcntuk lukisan tembok,

Tu_1uannya adalah agar masalah dan apa yang membcbani pikiran pasien dapat

(25)

,.

74

Dengan melukis, pasien akan dapat rnengekspresikan pikiran rnereka,

mengel uarkan une~uneg mereka sehingga be ban mereka akan berkurang' .

• Terapi Pijat

Terapi pijat seperti yang diuraikan sebelumnya dilakukan di ruangan pijat

tradisional. Di sini pasien di pijat tubuhnya dengan tujuan untuk melancarkan

peredaran darah di tubuh mereka.

• Terapi psikososial

Terapi psikos~sial yang dilakukan se.perti yang diuraikan sebelumnya adalah

dengan menerapkan program 12 langkah, yang dimodifikasi dan disesuaikan

dengan kondisi pasien. Mereka membuat pemyataan d1 selembar kertas dengan

menggunakan 12 langkah seperti yang sudah diuraikan sebelumnya

5. 2. Proses RehabilitaSi

Proses rehabilitasi yang ada di Sibolangit Center dilakukan dalam beberapa tahap

(proses). Proses rehabilitasi pengguna drugs di sini dilaki.Jkan dalam em pat tahap, yang di

kenai dengan istilah total recovery program, yaitu no drugs, no crime, healthy life, dan

productive

Mengenai lama masing-masing tahap tersebut tidak dapat ditentukan dengan

waktu yang pasti, pasien yang datang ke Sibolangit Center dalam kohdis1 yang tidak

parah maka proses rchabilitasi bisa memakan waktu sclama lebih kurang 3 tahun, itupun

(26)

75

Kalau masa\ah \illktu relatif, tergantung dari dua hal yang pertarna kon ·;si pasien

saat dibawa masuk ke Sibolangit Center, kalau pasien mengalami gangguan ffiental yang

..

pennanen seperti yang sering dialami oleh pecandu ganja, maka proses rehabilitasi bisa

bertahun-tahun, tapi kalau tidak pennanen umumnya dibutuhkan selama tiga tahun, yang

kcdua rnotivasi pasier1 itu sendiri, kalau motivasinya untuk sembuh bagus maka bisa

hanya beberapa bulan tapi kalau dia terpaksa bisa bertahun-tahun juga. Jadi semua

tergantung pada pasien itu sendiri.

Dari penjelasan diatas tersebut terdapat dua faktor penentu tentang lama atau

tidaknya pasicn harus mcnjalani proses rehabilitasi narkoba. Faktor tersebut adalah:

o .Kondisi gangguan mental pasicn

o Motivasi pasien untuk mengikuti proses rehabi!itasi.

Kedua faktor tersebut!ah yang mencntukan waktu y>mg dibutuhkan oleh pasien untuk

sembuh .

5.3. Respon Pasien

Rcspon pasicn te(hadap tcrapi yang mcreka terima selama tingga! di Sibolangit

Center beragam dari satu pasien d~ngan pasien yang lainnya. Namun dcmikian, respon

pasien tersebut dapat dikelompokkan ke dalam 2 kelompok besar, yaitu yang sukarela

dan yang terpaksa. Kedua kelompok ini tcrjadi karena pcrbedaan motivasi pasien untuk

mengikuti program rehabilitasi di Sibolangit Center im. Berhagai respon pasien tersebut

I • •

-dapat dipaparkan sebagm benkut berdasarkan pembcnan tcrap1 yang ada ·

(27)

..

'

76

5.3.1. Respon terhadap terapi air

Secara urn urn, pasien memiliki respon yang sama tentang mandi air"' panas dan

disiram dengan air garam di Si Debuk-debuk. Mereka suka terapi ini, karena kalau mandi

di Si Dcbuk-debuk, badannya menjadi segar, sambil jalan-jalan, jadi mereka bisa keluar

dari panti rehabilitasi ini dan tidak sumpek. (Hennan)

Dari respon tersebut dapat diedentitkasikan bahwa pasien suka dengan terapi air

panas ini, hal ini didasarkan karena tidak hanya badan menjadi segar namun mereka bisa

I

! keluar dari komplek SibOiangit Center, sehingga rnereka dapat melihat kcadaan diluar.

Respon berbcda dengan terapi air dingin, dimana pasein direndam di air dingin pada

tengah malam. Pasien yang mendukung terapi ini rela , kalau memang dcngan cara ini

mereka dapat sembuh dengan rela pasen akan mengikutinya.

Berbeda halnya dcngan pasien ~~ang tcrpaksa untuk ikut direhabilitasi akan merasa

tersiksa karena kedinginan dan kelelahan, karena disuruh berlari-lari sampai berkeringat.

Disini pasien yang mcmitiki motivasi untuk ikut program rehabilitasi ini akan

merasa senang, sedangkan· bagi pasien yang tidak memiliki motivasi akan me rasa tersiksa

!dari akibat pcrlakuan yangditerimnya_

' I

!5.2. Rcspon terhadap ~era pi \Varna.

Respon pasicn lerhadap tcrapi ini pada umumnya sama ,baik pada warna yang

2da di bangunan dimana mereka tinggal atau tembok yang mereka buat_ Mereka pada

!umumnya tida menJadi beban dengan warna yang ada Malah mcreka Jnerasa nyaman

I

~engan warna-warni cat yang sehari-harinya mcreka lihat dm; mer•:ka mcmberikan

'

(28)

..

i I

~.3.3.

Respon terhadap terapi jamu

77

i

Res(X>n yang sama pada umumnya juga diungkapkan oleh pasien dalam

tenanggapi berbagai ramUan jamu yang harus mereka minum setiap harinya., pasien

~eresponnya

dengan positif Hal ini dikarenakan dampak dari minum jamu yang girasakan langsung oleh tubuh pasien ( dedie ).

!

S.J.4.

Respon terhadap terapi mandi uap

'

Demikian halnya dengan terapi mandi uap, pasien menyambutnya dengan respon

y~ng

positif. Dengan alasan yang sama yaitu dampak setelah mandi uap yang dirasakan

'

14ngsung oleh pasien sehingga pasien setelah mandi akan terasa nyaman dan segar

'

b~dannya

dan oleh karena itujuga pasien menyambut positifterapi oukup ini (Hennan).

'

sjJ.s.

Respon terhadap terapi medis

I

Pasien secara urnum juga mcrasa tidak berkeberatan dengan terapi medis yaitu

d~ngan

pemberian obat-obatan medis, pasien menyambut positif terapi rnedis yang niereka terima. Hal ini dem1·kcsehatan mereka.

5.~.6

Rcspon terhadap tcr3pi rohani

Rcspon yang bcragam dari pasicn muncul pada terapi rohani Ada yang

m~n:yambut positif dan juga ada yang negatif Pasicn yang menyambut positifmen:yadari

'

aJ.l.an dosa-dosa mcreka sclama ini dan mercka berharap dapat diterima tobat mcreka .

(29)

78

mereka berharap Allah dapat mengabulkan tobat mereka. 0\eh karena itu :rapi mt

mereka lakukan dengan sepenuh hati tanpa ada merasa dipaksa sedikitpun.

Berbeda halnya dengan beberapa pasien lainnya, mereka memberi respon yang

ncgatif terhadap terapi rohani yang rnereka jalankan. Mereka merasa terpaksa untuk ke

masjid melaksanakan terapi ini. Alasan utama mereka adalah bahwa urusan ibadah itu

urusan hati masing-rnasing tanpa harus dipaksa. Walaupun mereka mengikuti namun itu

semua karcna untuk menghindari hukuman dari konselor.

5.3. 7. Respon terhadap :terapi fisik

Respon positif j~ga dibcrikan oleh pasien terhadap terapi fisik yang mereka

terima. Terapi ini da!am bentuk olah raga. Pada umumnya mereka senang karena dengan

berolah raga mereka dapat menyalurkan hobi mereka disamping mereka juga akan lebih

segar karcna gerakan olah raga dapat melemaskan otot-otot mereka .

5.3.8. Respon terhadap 'terapi Keb<~.tinan

Respon tcrhadap !terapi ini beragam, ada yang memberi respon positif dan ada

pula yang negatif_ Yang mernbcri rcspon posftif beralasan bahwa dengan terapi ini

mereka rnerasakan badan~ya dari hari kc hari scmakin terasa sehat.

Mahatma merupakan nama lain dari terapi kebatinan yang pasien terima di

Sib<)\angit Center ini Sebagian pasien mcndukung terapi ini dan mcngikutinya dengan

baik

Akan tetap1 ada ·hebcrapa pasien yang rnerasa tcrpaksa ikut terapi ini dengan

(30)

79

5.,.9. Respon terhadap terapi Matahari

Pada umumnya pasien memberi respon yang ncgatif terhadap

teraPi

rnatahari

y~ng

mereka dapatkan. Hanya 2 orang yang memberikan respon positif Pasien yang

!

niemberikan respon yang positif beralasan bekerja di bawah terik panas matahari dapat

' '

n}enyehatkan mercka. Sementara yang memberi respon negatifberalasan bahwa terap1 ini

djaiam bentuk bekerja di kebun sebagai kcrja paksa, karena mereka memang terpaksa

'

~arus berkerja untuk menghindari hukuman.

~.3.10.

Respon terhadap terapi psikososial

Terapi psikososial banyak disambut dengan positif di sam ping ada juga beberapa

'

yang negatif Pasien yang menyambut dengan positif, ada dua alasan utama mengapa

ipasien menyambut pcsitif terapi psikososial im. Yang pertama pasien mcrasa beban

!mental yang selama ini mcreka alami berkurang sedikit demi scdikit dan yang kedua

mereka mcrasa lebih dihargai dan diperhatikan. Namun bagi pasicn yang memberi respon

! negatifberalasan bahwa mereka merasa malu untuk mengungkapkan dosa-dosa mereka

5.3.11. 1 Respon terhadap terapi pijat

Semua pasicn yang mcnyambut dengan positif terapi pijat ini dengan satu alasan

yaitu dipijat menjadikan badan terasa nyaman sctelah dipijat

4.2 Analisa Data

Dari paparan data. terse but di atas tcrhhat dengan jelas bahwa proses resosialisasi

(31)

'

80

dilaksanakan secara terprogram dan terencana dalam bentuk jadwal kegiatz _ Jadwal

tersebut setiap pasien hams ikut serta kecuali pasien-pasien yang masih da18.m kondisi

rnengalami gangguan mental.

Dengan terapi-terapi tersebut pasien melalui bebcrapa tahap yang meliputi tahap

penyembuhan, pendidikan dan pelatihan. Tahap-tahap tersebut pasien lewati dalam 3

tahun. Dalam tahap penyembuhan terapi yang dilakukan terfokus pada menghilangkan

ketergantungan pasien terhadap narkoba yang selama ini mereka konsumsi. Pada tahap

berikutnya pasien dididik untuk dapat bersosial isasi dengan baik melalui semngkaian

; terapi rohani dan psikososial. Pada tahap terakhir, pasien dilengkapi dengan berbagai

i keterampilan baik itu komputer, menjuhit dan sablon.

Terapi-terapi yang diberikan meliputi sebelas jenis terapi yang dilakukan secara

!herkelanjutan hingga pasien benar-benar pulih dan dapat bersosialis<t5i kembali dengan

:masyarakatnya. Terapi-terapi tersebut adalah sebagai berikut

'

Terapi warna

Terapi air

Terapi medis

T era pi kebatinan

Terapi psikososial

Terapi fisik

Terapi pijat

Terapi jamu

Terapi rnatahari

Terapi uap

Terapi rohani

Kcscbelas bentuk tcrapt tcrsebut harus dijalani olch pasicn dalam bentuk program

(32)

81

mendapatkan sanksi atau hukuman. Dengan demlkian hukuman dapat dijadik ) sebagai

! pendorong manakala pasien tidak memiliki kesadaran yang baik untuk ... mengikuti

: berbagai program terapi yang diberlakukan .

Selayaknya sebuah komunitas kecil yang ada aturan dan sanksi atas pelanggaran

aturan, maka di Sibolangit Center juga terdapat berbagai peraturan yang jumlahnya 7

buah yang mengatur siswa dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana sebuah peraturan,

setiap pc\anggaran terdapat ketentuan hukuman bagi pasien yang melanggamya.

: Hukuman-hukuman tersebut pada umumnya terbagi dalarn tiga bentuk hukuman, yaitu

i dirantai, dichair, dan jalan jongkok keliling lapangan.

Sarana atau t3silitas yang disediakan semuanya bertujuan untuk mendukung

; lancamya program yang diterapkan. Fasilitas-fasilitas yang dibangun meliputi berbagai

! rasilitas administrasi, kelengkapan pasien, dan asrama pasien serta tempat pelatihan bagi

: pasien .

Struktur organisasi sosia! di Sibolangit Center yang menjalankan program

rehabilitasi terdiri atas beberapa lapis secara vcrtikal. Struktur sosial tersebut mcliputi

direktur Sibolangit Center, manajcr operasional yang menjalankan roda program

sehari-hari yang dibantu olch beberapa kepala bagian yang mengelola bidang-bidang tertentu

seperti keamanan, medis, pcngobatan tradisional, rohani, logistik, maintenance dan

konselor_ Khusus konselor dibantu oleh beberapa asisten konselor dan staf internal.

Di bawah aststen konselor terdapat struktur organisasi pasien yang memiliki

tanggung Jawab dan fungst tugas masing-masmg. Organisasi pasien dibentuk untuk

(33)

82

pasien meliputi koordinator departemen, ketua departemen, dan para anggota j _lU crew.

Di samping itu juga dibentuk struktur fungsional yang bertugas untuk fuilgsi-fungsi

tertentu di samping secara struktural, rnisalnya single expeditor yaitu pasien yang

bertanggung jawab terhadap departemennya sendiri dan bertugas menstabilkan emosi

pasien dengan cara memberikan rangsangan untuk membangkitkan emosi setiap pasien,

misalnya mengganggu tanpa berteriak maupun membentak pasien lain yang sedang

bekerja.

Respon pasien terhadap proses rehabilitasi baik secara sosial maupun medis

beragam satu dengan yang lainnya. Hal ini dikarenakan pasien rnemihki motivasi yang

berbcda untuk masuk ke Sibolangit Center ini. Mengingat Jatar belakang mereka yang

: berbeda, ada pasien yang dipaksa keluarga untuk ikut rehabilitasi dan ada juga yang

: sukarela karcna ingin pulih kembali untuk hidup dengan normal

Pasien yang datang dengan sukarda dan memiliki motivasi yang baik untuk dapat

1 pulih kembali mcnyambut positif scmua program terapi yang diberikan. Mcreka

'

1

melaksanakan prof,rram dengan tidak terpaksa_ Pasien yang seperti inilah yang umumnya

! akan cepat pulih dan kembali ke masyarakatnya.

Namun pasien yang datang ke Sibolangit Center dengan terpaksa banyak memberi

; respon yang negatif terhadap berbagai terapi yang mereka terima. Walaupun mereka

; mcngikuti berbagai terapi tersebut, itu dilakukan karcna mereka menghindari hukuman.

1 Dengan demikian proses terapi yang diberikan dirasakan mereka sebagai suatu paksaan

! dan siksaan. Tcrapi-terap1 tersebut misalnya, terapi roham, terapi kcbatinan, terapi

(34)

83

Usaha resosialisasi nilai sosial budaya yang dilakukan di Sibolangit Ce ,er untuk

memulihkan para pecandu narkoba dilakukan dengan sebelas macam terai)i, namun

untuk pulih ada yang cepat dan ada yang larnbat, hal ini sangat tergantung pada respon

yang diberikan oleh pasien itu sendiri. Bagi pasien yang memberikan respon positif

akan lebih cepat pulih hila dibandingkan oleh pasien yang memberikan rcspon negtif

Pemberian respon ini sangat sangat tergantung pada motivasi pasien itu sendiri. Bagi

pasien yang telah pulih, akan memiliki budaya kebali, hal ini didasarkan pada kebiasaan

(35)

i'EN\l!IS SEDANG JlERl'ClSE Ill r>EPcl"i

PI_.\NCi EHRCll ANCTJT C'FNTEI{

--

---PINTU GERBAN(; MAS UK hE SlllOLANGIT C'I·:NI"ER

98

(36)

~'-•

SEORANG PASffiN SEDANG MELUKJS TEMilOK DfNDJNG PAGAR S!BOI .ANCHT CENTI<;R

--~

...

---GAMBAR LUKIS!\N DrNJlJN(i Y•\N<; lllil\ 'YJ' OLEH PARA Pi\SffiN

[image:36.595.49.430.49.757.2]
(37)

KOLAM UNTIJK MERENDAM PAS !EN DAN UNTUK MENGHUKUM

JUGA KELIHATAN JALAN YANG BERBA TU UNTUK REFLEKSI

TEMP AT UNTUK TERAPI AIR DAN TERAPI PIJAT

PENilOl'O lJNTUK PFKn:Ml CAl' BERDISKl TSJ

TFR !IPII'S!K( >SOSI AI.

(38)

'

PENllJ,IS SEDAN() BERPOSE DT R!IANG Al

rr

!\ SlflOJ c\NGJT CENTER SEBAGAI RUANG'PERTEM!.IAN

PFNUL!S SF DAN<; BERPO:>E llFRS,'\~'L\ l'i\SJEN DIIJALAM Rl! .. \N<TAN PEH.PT !ST:\J-.:A.·\N D.\\i PFNYI!\fP.'\NAJ\1 ,\I.AT

OL,,\1 I RMI;\ DAN SENT

(39)

'

PFJ\'lrT.!S SEJ)...\~'\J(fl'l·:l<.Jl(lSF J)J in·.\~Ji

PF.IliKSi\ I lClkiFI'

DOKTER MEMERIKSA PASJEN

TERAPI MEDIS

(40)

PASIEN PEC'ANDU NARKOBA SEDANO MANDl OUKLW (UAP)

TERAPI TRADISIONAL

103

(41)

PENUI .ls SE!liiNG !JERPOSI'. Ill DFP.IN

l'v[i\~.IID Al.-KAMAI IJNTUK lT!\·Illl\f

Ill SIBCJL;\NGIT C'ENTEH

I' !\ILl !',\SEN PEC .•IN Ill! SF!lii'CC; 1\ER !'USE Ill l.lFPA N 'IMS.JIIl KHl!SI JS PI·:NiiHl fNl REI L\lllf .IT !lSI

104

f

(42)

'

1"'\H' ;\T lW R \I'll I lll[ JK !INTUK SHOI ,\T

KFUII;\1 AN Jl'(i.\ HLAN llFEIJ;\Tl'

l!'J IT 'K I U~ AI' I H I·.FJ.EK Sl

P,\RA P,\SEN PEC\NDU SEDANG \0'1 •\KS\'iAk\'; SHOLAT71JHUR llERJA\IAA!I

J'I;RAI'I ROHANI(Sl'IR!Tl '.\1 )

(43)

,

P ARA.Jl AS!l·:N S!·_DANG BEHJvlA[:\; BOLA f..': Af(_l

TERJ\f'I ICJSJK ll·\N Ol.c\11 RAC;.~

--=0

PARA 'PASIEN SFDAN< i nFW\I,\1'-i JJ.·\ShFT TERAPI FISih ilA'i <![.\I! IUC; \

(44)

PARA PAS !EN SEDANG BERMAIN BADMINTON TERAPI FISIK DAN OLAH RAGA

(45)

'

P \k~' 1''\~;1! ·,, ~1-!J.\\Ii 1 -\i'!ILV< ,)'!·\' \-\!

_''_I .. P'\ \1'-\"; \>< 1r·.\· \(f_\ )) u .. \\f

wn ..

\'\i.\\

!l.l~:\!'l IT'-;IL .'lL\:.\\1 kl-.J:.-\JT\ \~<

.

P \R.\ P.\S!F}.: SL!l \"\'(; !~1-!-:.L" -\\:IT Dl Ull_.\\1 R!·:'< \~·(;

\'l'"R:\PI ·\ IP

(46)

'

'

.·-

..

PARA !'AS lEN SEDANG MaAKUKAN •_:ROOS CANTRY

KE SIDEBUK-DEIJUK (TERAPI FISIK 1

(47)

·-•

'

1'.-\.';!1-'< SJ·J).\.\.;<; ])JSJ!? \,\'1 -'\IR !JV":.\S 1~1·:/ J.:/{.\'\Ji

Y.-\!\'{i D! C' \\!Pf 'H

c;

-\J( \\I

l"FIC\l-'1 \W

p \F \ p, \ ~.;! j ·

'<

~;! · I ) ,

'<

i ; HI· R 1. i I \ I!\ IF \ c; I \ 111! I li I· J.> ',_ Y \

'<

Y!

\!1 .. \·l-\!:\1\. \' \1 ,., \l!''l[k

1 !·\{ \l>J J>S!f<\ d i \• -i•:

(48)

'

PF!'l1

l

IS 01':1)-\\!(; BFRPC)SE DTiJJ'·_il_.\\: l.:\BOIL\Tni~Il.l,\1 t(0\ITJl1TEE KH liLY!.-\:'\ JL;r; A (' :\'T <TFllUNCi YA:'<C! HFI~ \V.--\R!\.-\ \1 . \ R "-:!

TERAf>J WAI~N .-\

(49)

P.\l<.A P.\SJF~ SI~D.\NCT BEl~DTSKl :s1 '!VRt\Pl PSIKOLCXil SOSL\1

!12

I

(50)

'

H.HIIMUAN

OBU

PI

·:I'<

l : i ! S S I: f) \'' .'1 i HI I~ I 'I 1" I H 1-· P ~; \ ·\ ·1 \ \ Y \I I ! 1! I ) _\I :\\. ·l ! {I r. \:'K;

( HL\T I I< .\1 lJ<-;1( l\ -\1

·,·\\11':\k t--1·1 !I!\!\~. i\1:!~11 \11\1 !-'\\I! \'. ))) !l.\1 \\1

1--'!. \\,<fil[l \r-ilH \! \'< !'!~ \IJISi' l', \!

(51)

114

'

KFJ JLJ ,.,. ' ' I ·" :\t\' P·\SII""''l ..

HFRS . . AMAAYAH 11·1'·' •. ,,. . . ·" Sl· ll \ NC ~II'

o\·ll'llliVIJA~IL'TR

.

. •·\II ll(AilfSION.\1 .1.1\ll! .lll!SIU'i.\L

-

t

\

(52)

!'I'Nl 'I IS Sl·l l \\;(; \ IFI.Il-L•\T I 1.•\SII. T.•\\;A\ 1-\ '' CAB A! YANG

DIT.r<.\\:1 OUJI P·\!( \ PASIFN

'l!Y,\1'•\ \1\T \IL\1!)

p .\IL\ p. \S

II~'\

~i

I! l ) . \ \.'I ; \ II· \ I ]i I·.!<\ I! H: -\ \ Ill I);: 'J j \ ·, i \.\: \\ I' \ '; ( '. \1"1:\ I

TJ-:1{.'\P/ ~ 1.\ I ·\II \L~ l

(53)

,.t

..

KANilANO TEI{NAK BESERTA KAMBING PELll-IARAAN YANG Ill RAW AT OLEH PARA PAS!EN SE!JMiAT KETERAMPILAN llETERNAK

SEORAi'i(i

PA~IEN

SEDA'\Ci '·IEI.AKL:KAN KETERAMPILAN

~fFNYAH.!O'i

ll!Rl 'A'-!Ci S.'\fll.ON
(54)

'

"

117

RIWAYAT HIDUP

Rohani lahir di Langsa, 27 Desember l964, menamatkan sekoloh di SD Negeri

I Langsa ( 1977 ), SMP Negeri IV Langsa (1981), SMA Negen I LANGSA Jurusan

IPS (19d84), kemudian melanjutkan Studi ke FKIP jurusan Bimbingan Konseling di

Universitas Syiah Kuala Banda Aceh (1989) dan tahun 2003 melanjutkan pendidikan

Pas-casarjana di Universitas Negari Medan dan jurusan yang di ambil adalah Program

j Studi Antropologi dan

So~ial

Pekerjaan saat ini sebagai guru Bimbingan & Konseling pada SMA Negeri 2

! Lubuk Pakam dan guru Bimbingan & Konsehng di SMA Swasta Yayasan Pendidikan

i

Harapan Medan (sampai sekarang}.

Publikasi ilmiah yang penting Peranan Pusat Rehabilitasi Sibolangit Center

!Daiam Usaha Resosialisasi Nilai Sosial Budalam Dan Penyembuhan Pada Pecandu

;Narkoba. (2007).

'

Mcnikah dcngan Heriyanto pada tahun 1992, dan dikaruniai dua orang putra

}'aknl: Anugrah Riandani Pratomo dan Mhd. Wahyu Ria11dani.

Gambar

GAMBAR LUKIS!� DrNJlJN(i Y•�<; lllil\ 'YJ' OLEH PARA Pi\SffiN

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sarana berupa alat dan bahan yang digunakan dalam Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar, baik untuk kegiatan workshop tim pengembang, Pelatihan Narasumber

Breuning (2004) juga mengutarakan analisisnya terhadap masa depan kebijakan luar negeri. Yang pertama adalah bidang ini akan membalikkan perhatian kepada ranah yang lebih

(3) In Israilliyat history anyone has sanad confirming an interpretation of the verses of the al- Qur’an and others do not have sanad. When Israilliyat history does not

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1979.Farmakope Indonesia.Ed 3.Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.Jakarta.. Dewati,R.2008.Limbah Kulit Pisang Kepok sebagai

[r]

Tablet dengan Pengisi Pati Kulit Pisang.. Universitas

Kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kegiatan mengajar di tempat latihan yang dalam hal ini adalah lembaga pendidikan KB- TK Siti Sulaechah 04, kaitan dalam