1 | P o l i c y B r i e f R U U K e b u d a y a a n – K o a l i s i S e n i I n d o n e s i a
POLICY BRIEF
Mengapa Kita Butuh RUU Pengembangan
Kesenian, bukan RUU Kebudayaan?
oleh: Koalisi Seni Indonesia
A.
BERBAGAI TEMUAN
Pelestarian Tanpa Strategi Pengembangan
Semangat yang terkandung dalam RUU Kebudayaan masih bersifat perlindungan dan pelestarian warisan budaya serta ketakutan atas pengaruh globalisasi terhadap kebudayaan lokal. Sementara yang sesungguhnya dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia saat ini adalah strategi pengembangan kebudayaan sebagai modal agar dapat bersaing di dunia global. Hal tersebut dapat dilihat dari masih banyaknya pasal-pasal yang bersifat preservasi dan bukan untuk pengembangan kebudayaan.
Pengendalian Kebudayaan?
Koalisi Seni Indonesia melihat adanya keinginan yang kuat untuk melakukan pengendalian terhadap kegiatan kebudayaan melalui pembentukan suatu badan khusus. Tugas dan kewenangan dari badan khusus tersebut meliputi:
1. Menetapkan kriteria kegiatan kebudayaan yang menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat.
2.
Menetapkan status kegiatan kebudayaan yang memimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat.Apabila materi dari RUU Kebudayaan tersebut hanya menitikberatkan kepada perlindungan dan pelestarian warisan budaya, maka Indonesia hanya akan terjebak pada entitas kebudayaan kita di masa lalu. Pemerintah hanya akan
mengurusi produk-produk budaya warisan nenek moyang saja, namun bukan untuk mengembangkan kebudayaan Indonesia yang ada hari ini, kebudayaan yang berasal dari perjalanan kultural masyarakat Indonesia. Sementara yang dibutuhkan oleh Indonesia saat ini adalah revitalisasi dan
pengembangan kebudayaan agar masyarakat dapat beradaptasi dan bersaing di dunia global. Koalisi Seni Indonesia adalah
organisasi berbadan hukum perkumpulan. Tujuan didirikannya KSI adalah mengembangkan kesenian Indonesia dengan mendorong terwujudnya
infrastruktur berkelanjutan yang berperan maksimal menjaga identitas keragaman untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia sebagai bagian yang penting dalam dinamika perkembangan masyarakat global.
Langkah yang ditempuh KSI guna mewujudkan kehidupan kesenian yang berkualitas, melalui:
Melakukan advokasi kebijakan publik dalam bidang kesenian;
Mendorong secara aktif
terwujudnya infrastruktur yang berkelanjutan;
Menggalang dan mengelola sumber daya dari berbagai pihak; dan
Membangun kesadaran dan dukungan publik untuk kesenian.
KSI menjunjung keberagaman, kesetaraan, kesukarelaan partisipasi aktif masyarakat dalam mendukung kegiatan yang transparan dan akuntabel melalui kesenian. Upaya-upaya yang sudah dilakukan sebelumnya termasuk: memetakan kebutuhan perkembangan dunia kesenian Indonesia, mendorong kebijakan Insentif Pajak sejak 2003 (bekerja sama dengan PSHK, PIRAC dan PwC), mengangkat pencapaian-pencapaian komunitas dan
2 | P o l i c y B r i e f R U U K e b u d a y a a n – K o a l i s i S e n i I n d o n e s i a
3. Meminta kepada pihak terkait untuk menindaklanjuti hasil penetapan status kegiatan kebudayaan yang menimbulkan dampak negatif tersebut. 4. Melakukan mitigasi untuk mengurangi dampak negatif kebudayaan.
Dengan adanya badan khusus tersebut maka nantinya akan ada seleksi yang akan dilakukan terhadap mana kebudayaan yang dianggap baik dan dianggap buruk terhadap kehidupan masyarakat. Lebih lanjut, hal tersebut juga dapat diartikan bahwa badan khusus tersebut memiliki kewenangan untuk melakukan sensor terhadap kebudayaan yang dinilai memiliki dampak negatif terhadap masyarakat.
Tugas Negara bukanlah mendefinisikan kebudayaan masyarakatnya, melainkan mengakomodasi kebudayaan yang ada sebagai sebuah bentuk pelayanan terhadap warga negara. Pengaturan yang demikian akan membelenggu ekspresi dan kreatifitas masyarakat sebagai landasan dinamika kebudayaan itu sendiri. Pembentukan badan khusus tersebut akan mengkhianati semangat demokrasi yang telah diperjuangkan selama ini.
Standarisasi Dan Sertifikasi Seniman
Dimana letak urgensi pelaku seni perlu diberi standar tertentu dan juga sertifikasi. Apakah akan diberlakukan praktek seniman bersertifikat dan
seniman tidak bersertifikat ? Apakah seniman bersertifikat adalah seniman yang
lebih kompeten dari seniman tidak bersertifikat? Apakah seniman yang tidak bersertifikat bukanlah orang yang diakui oleh negara sebagai seniman?
Apakah RUU Kebudayaan cukup responsif merangkul setiap orang yang telah mengabdikan dirinya untuk pengembangan kebudayaan. Misalnya pekerja seni yang ada di belakang layar seperti penata suara, penata cahaya, dan penata gaya dari sebuah pertunjukan? Apakah para pengajar seni bukan bagian dari SDM kebudayaan yang penting untuk diperhatikan oleh RUU Kebudayaan?
B.
USULAN
Melihat ketiga hal yang telah dipaparkan sebelumnya, Koalisi Seni Indonesia mendorong agar RUU Kebudayaan yang ada saat ini diperbaiki menjadi RUU Pengembangan Kesenian. Hal tersebut akan lebih jelas dan terarah tujuannya daripada sekedar melakukan konservasi kebudayaan seperti yang ada di dalam materi RUU Kebudayaan. Sebab yang dibutuhkan saat ini adalah dukungan Pemerintah baik dari segi kebijakan maupun infrastruktur agar terwujudnya ekosistem kesenian Indonesia yang lebih baik di masa depan.
Koalisi Seni Indonesia
Jl. Amil Raya No. 7A
Pejaten Barat, Pasar Minggu Jakarta 12510 – INDONESIA
Telpon & Fax : (62)21-79197428
Email : sekretariat@koalisiseni.or.id Twitter : @KoalisiSeni
Facebook : Koalisi Seni Indonesia Website : www.koalisiseni.or.id
K
oalisi Seni Indonesia memberikan beberapa tanggapan dan catatan kritis terkait materi RUUKebudayaan versi Desember 2015 atau sejumlah substansi yang diperkirakan masih akan muncul dalam naskah RUU Kebudayaan terbaru yang diharmonisasi oleh Badan Legislasi.