• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMASI KEBUDAYAAN DI SUMEDANG DENGAN A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "OPTIMASI KEBUDAYAAN DI SUMEDANG DENGAN A"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMASI KEBUDAYAAN DI SUMEDANG DENGAN

APLIKASI BERBASIS WEB

Oleh :

Bayu L, Cucu S, Gugum M, Nur Fauzan, M.Fariz, Pandu A

Mahasiswa Teknik Informatika

STMIK Sumedang

Jln. Angkrek Situ No.19 http://www.stmik-sumedang.ac.id

ABSTRAK

Kebudayaan merupakan ciri khas bagi suatu bangsa. Di negara Indonesia ini terdapat beragam suku bangsa termasuk juga kebudayaannya. Di era teknologi ini, masyarakat perlahan mulai tidak peduli dengan kebudayaan yang diwariskan oleh pendahulunya. Khususnya generasi milenial sekarang mulai banyak yang tidak tahu bahkan sampai tidak mengetahui warisan budaya tanah kelahirannya.Bukan hanya di setiap daerah di Indonesia, termasuk di kota Sumedang, belum banyak generasi yang mengetahui ada berapa banyak peninggalan kebudayaannya. Oleh karena itu kami merasa terangkat untuk membahas kebudayaan yang berada di Sumedang. Mungkin dengan kurangnya promosi kebudayaan yang ada di Sumedang masih belum optimal. Menjadikan Budaya sebagai Pondasi dan potensi bangsa. Sumedang harus punya budaya, Sumedang punya seni, Sumedang harus menjadi pusat Budaya Sunda dan Budaya Jawa Barat. Sumedang adalah pabrik Seni dan Budaya, itulah yang dibanggakan dan yang menjadi daya jual.. Tujuan penelitian ini adalah untuk memudahkan masyarakat khususnya dalam mengenali kebudayaan daerah asalnya. Dengan menggunakan aplikasi ini diharapkan semua masyarakat dapat terbantu dalam mengakses informasi mengenai kebudayaan yang ada di Sumedang . Dengan menggunakan aplikasi berbasis web dan tools lain seperti Map dan budaya setiap daerah di setiap kecamatan Sumedang bisa lebih optimal. Aplikasi ini bisa disesuaikan dengan algoritma yang ada di mesin pencari menggunakan SEO ( Search Engine Optimizer ) dalam fitur pencarian kontennya. Aplikasi berbasis web ini bisa dipakai pada perangkat desktop ataupun mobile dengan tampilan user friendly. Diharapkan aplikasi berbasis web ini dapat menjadi salah satu alat atau media untuk kebutuhan informasi mobile yang lebih interaktif.

(2)

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Dengan berkembangnya teknologi informasi, kebutuhan akan informasi menjadi semakin menjadi massive. Dengan didukung oleh perkembangan telekomunikasi internet yang menjadi pengaruh sangat besar saat ini dalam kecepatan mengakses informasi. Tak ketinggalan juga perangkat mobile yang menjadi media dalam mengakses informasi semakin canggih dan juga semakin mudah dalam mengaksesnya.

Kebutuhan informasi saat ini sangatlah dibutuhkan dalam pencarian berbagai informasi penting mengenai kebudayaan, terutama profil budaya indonesia saat ini masuk dalam kurikulum pada dunia pendidikan contohnya dalam mata pelajaran Geografi dan Seni, Oleh karena itu aplikasi kebudayaan indonesia berbasis android dapat memberikan wawasan tentang Indonesia serta pengetahuan kebudayaan dan diharapkan dapat memajukan Indonesia yang kaya akan kebudayaan dimata dunia agar tidak ada negara yang mengakui kebudayaan negara Indonesia.

Khususnya di kota Sumedang belum adanya promosi yang optimal mengenai kebudayaan yang ada di Sumedang. Karena banyak sekali warisan budaya yang telah diturunkan dari generasi ke generasi. Oleh karena itu dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi diharapkan bisa membantu dalam mengoptimalkan potensi budayayang ada di kota Sumedang khususnya.

b. Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka ruang lingkup penelitian ini adalah bagaimana merancanag, membangun sebuah aplikasi yang mampu menyediakan informasi sehingga dapat menjangkau dan mudah diakses oleh masyarakat terkait dengan kata kunci ( keyword ) khusus.

c. Tujuan

(3)

d. Manfaat

Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah terciptanya sebuah aplikasi tentang kebudayaan di Sumedang dan membantu mengenalkan kembali kepada masyarakat yang ada di Sumedang khususnya dan juga di Indonesia secara luas sebagai sarana edukasi untuk masyarakat umum. Dan sebagai pembelajaran ilmu seni dan budaya khususnya di Sumedang.

e. Metodologi Penelitian

Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu memberi gambaran mengenai ciri-ciri sifat-sifat dari data yang terkumpul tersebut (Djajasudarma, 1993). Teknik yang digunakan penelitian ini adalah teknik catat dan untuk mempermudah proses pengumpulan data serta penganalisisan data, maka penulis melakukan langkah studi pustaka, yaitu mencari dan mengumpulkan sumber pustaka acuan, kemudian data tersebut dikumpulkan dan diklasifikasikan sesuai dengan kebutuhan penelitian yaitu mengenai makna dan bentuk. Setelah itu, data dianalisis dan tahap terakhir dibuat kesimpulan dari hasil yang diperoleh pada penganalisisan data.

Penelitian ini juga mengacu pada keilmuan Rekayasa Perangkat Lunak ( Software Engineering ). Adapun tahapan dalam mengembangkan aplikasi ini kedepannya yaitu menggunakanpendekatan model Prototype yang digunakan dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu: 1. Analisis

Pada tahap ini peneliti melakukan analisis yang dimulai dari mengumpulkan referensi dan observasi terhadap kebutuhan Aplikasi Kebudayaan Sumedang untuk mendapatkan data

sebagai bahan masukan ( input ) dan keluaran ( output ) aplikasi berbasis web ini. 2. Desain

Pada tahap ini peneliti melakukan perancangan Aplikasi Kebudayaan Sumedang, dimulai dari rancangan data, rancangan masukan, rancangan proses, dan rancangan keluaran dari Aplikasi

Kebudayaan Sumedang. 3. Kode & Testing

(4)

4. Implementasi

Tahap ini merupakan tahap akhir dalam pengembangan Aplikasi Kebudayaan Sumedang, yaitu menerapkan aplikasi yang sudah berjalan dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.

PEMBAHASAN

a. Analisis

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

Menurut Koentjaraningrat sebagaimana dikutip Budiono K, menegaskan bahwa , “ menurut antropologi, kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan , serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar”. Pewarisan budaya-budaya leluhur melalui proses pendidikan.

Sedangkan menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Kebudayaan diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi, masing-masing daerah di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri. Selain budaya yang beraneka ragam negara ini juga dikenal sebagai negara dengan lingkungan sosial budaya yang ditandai dengan nilai-nilai kehidupan yang ramah, orang-orang yang memegang sopan santun, dna juga masyarakat yang damai.

(5)

Sumedang Sebagai pusat kebudayaan Sunda

Menjadikan Budaya sebagai pondasi dan potensi bangsa. Sumedang harus punya budaya, Sumedang punya seni, Sumedang harus menjadi pusat Budaya Sunda dan Budaya Jawa Barat. Sumedangadalah Pabrik Senidan Budaya, itulah yang dibanggakan dan yang menjadi daya jual. Jangan dilupakan pula catatan sejarah yang menunjukkan bahwa di Sumedang pernah berdiri suatu kerajaan bernama SumedangLarang. Kerajaan Sumedang Larang adalah salah satu Kerajaan Islamyang diperkirakan berdiri sejak abad ke-15 Masehi di Jawa Barat, Indonesia. Situs Dayeuh Luhurmerupakan bagian dari ratusan cagar budayayang tersebar di wilayah Kabupaten Sumedang. Data Dinas Pariwisatadan Kebudayaan Kabupaten Sumedang menyebutkan, setidaknya terdapat 152 benda cagar budaya yang terbagi dalam kategori makam atau bangunan dari zaman Kerajaan Sumedang Larang hingga Zaman Bupati. Lebih jelas untuk lebih tahu mengenai peninggalan Budaya Sumedangbisa berkunjung ke “Museum Prabu Geusan Ulun” yang beralamat di ; Jalan Prabu Geusan Ulun Nomor 40, Kelurahan Regol Wetan, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Indonesia.

Disana banyak di jumpai peninggalan-peninggalan kerajaan terdahulu, diantaranya ; Pedang Ki Mastak, Keris Ki Dukun, Keris Nagasasra, Kujang, Tombak, Trisula, Tempat Sirih, Kitab Cariosan Prabu Siliwangi, Gamelan Sari Oneng Parakan Salak, Kereta Kencana Nagapaksi , dan masih banyak yang lainnya.

Beberapa peninggalan/situs yang bisa dijumpai juga diantaranya ; Cadas Pangeran, Makam Coet Nyak Dhien, Gunung Kunci, Dayeuh Luhur, Marongge, Situs Tembok Agung, Gunung Tampomas.

Adapun beberapa hasil dari warisan peninggalan lainnya di Sumedang :

• Sumedang Larang

Kerajaan Sumedang Larang adalah salah satu kerajaan Islam yang diperkirakan berdiri sejak abad ke-15 Masehi di Jawa Barat,

Indonesia. Kerajaan Sumedang Larang berasal dari pecahan kerajaan

• Sumedang

(6)

• Gunung

Tampomas

Gunung Tampomas terletak di antara Kecamatan Buah Dua dan Cibeureum, ketinggiannya mencapai 1.684 Meter di atas permukaan laut. Taman Wisata Alam Gunung .

• Kesenian Sumedang

Banyak Kesenian Sumedang yang cukup terkenal, diantaranya adalah seni Kuda Renggong, Tarawangsa, Rengkong, Seni Koromong, Beluk, Bang-reng, Pencak Silat, dan Reog. Seni-seni tradisional tersebut sempat mendunia. • Makanan Khas Sumedang

Di Sumedang banyak sekali makanan khas mulai dari mulai buah-buahan, makanan, minuman dan banyak lainnya kekayaan kuliner dari kota Sumedang.

• Kesenian Sumedang

Banyak Kesenian Sumedang yang cukup terkenal, diantaranya adalah seni Kuda Renggong, Tarawangsa, Rengkong, Seni Koromong, Beluk, Bang-reng, Pencak Silat, dan Reog. Seni-seni tradisional tersebut sempat

• Makanan Khas Sumedang

Di Sumedang banyak sekali makanan khas dari mulai buah-buahan, makanan, minuman dan banyak lainnya kekayaan jenis makanan khas ini masih belum di eksplorasi baik itu yang tardisional maupun kuliner modern.

Adapun berbagai macam kesenian di Daerah Sumedang

Sumedang merupakan salah satu kota yang ada di Jawa Barat, yang memiliki slogan

“Sume

d

ang Tandang Nyandang Kahayang” yang menjadi kota puseur budaya, Sumedang

memiliki berbagai hal yang dapat diperlihatkan dalam budayanya. Salah satu alasan yang

tepat dikatakan Sumedang sebagai puseur budaya yaitu karena Sumedang merupakan

daerah yang memiliki seni dan budaya yang beraneka ragam. Diantara sekian banyak

kesenian dan kebudayaan daerah yang dimiliki oleh Kabupaten Sumedang adalah sebagai

(7)

1. Kuda renggong

Kuda renggong merupakan salah satu pertunjukan rakyat yang berasal dari

Sumedang. Menurut tuturan beberapa seniman, kuda renggong muncul pertama kali dari

Desa Cikurubuk, Kecamatan Buah Dua, Kabupaten Sumedang. Kata renggong di dalam

kesenian ini merupakan metatesis dari kata ronggeng yaitu kamonesan ( bahasa sunda

untuk “keterampilan”) cara berjalan kuda yang telah dilatih untuk menari mengikuti irama

musik terutama kendang yang biasanya dipakai sebagai media tunggangan dalam

arak-arakan anak sunat.

Kuda renggong merupakan seni pertunjukan tradisional yang sangat populer di

kabupaten Sumedang. Atraksi ini berupa pertunjukan dimana seekor kuda yang terlatih

melakukan gerakan menari dan berjalan mengikuti hentakan musik tradisional sunda yang

disebut kendang pencak. Seekor kuda dilatih dengan baik untuk membuat gerakan seperti

menari atau kadang juga melakukan gerakan seperti berkelahi melawan pelatihnya dengan

gaya pencak silat. Oleh sebab itulah pertunjukan ini juga sering disebut dengan pertunjukan

kuda pencak.

Di dalam perkembangannya kuda renggong mengalami perkembangan yang cukup

baik, sehingga tersebar ke berbagai desa di beberapa kecamatan di luar Kecamatan Buah

Dua dan yang akhirnya dewasa ini, kuda renggong menyebar ke luar kabupaten sumedang.

Sebagai seni pertunjukan rakyat yang berbentuk seni heleran (pawai, karnaval), kuda

renggong telah berkembang dilihat dari pilihan bentuk kudanya yang tegap dan kuat,

asesoris kuda dan perlengkapan musik pengiring, para penari, serta para nayaganya (pemain

(8)

Dalam pertunjukannya, kuda renggong memiliki dua kategori bentuk pertunjukan,

antara lain meliputi pertunjukan kuda renggong di esa dan pada festival. Karena kesenian

kuda renggong menjadi semarak dan mendapat simpati dari masyarakat baik masyarakat

Sumedang, akhirnya kesenian kuda renggong menjadi seni pertunjukan khas Kabupaten

Sumedang.

2. Kesenian Reog Sunda

Reog merupakan kesenian tradisional sunda yang disebut dog-dog oleh masyarakat

Sumedang. Alat musiknya terdiri atas dog-dog, calung, angklung dan kendang pencak.

Kesenian dog-dog biasanya dipentaskan saat hiburan merayakan hari kemerdekaan Republik

Indonesia.

Reog sunda merupakan perpaduan antara musik, tari dan kritik. Kritik yang dimaksud

disini adalah kritikan yang bersifat sosial yang dikemas dalam bentuk banyol (heureuy

sunda) dengan maksud menghibur sekaligus menyampaikan kritikan terhadap pemerintah

ataupun masyarakat setempat. Ada pula isi atau makna yang ingin disampaikan dalam

kesenian dog-dog menyangkut bidang agama, pendidikan, pembangunan daerah setempat,

dan lain-lain. Dengan diiringi tabuhan dog-dog dan tarian yang lucu dan lawakan yang kocak.

Kesenian reog dimainkan oleh empat orang, satu dalang satu wakil dan dua

pembantu. Dalang berperan mengendalikan permainan. Wakil sebagai penengah dan dua

orang pembantu berperan melawak dengan tingkah atau nyayian yang mengundang gelak

(9)

kecil dimainkan oleh dalang berdiameter 20 cm yang disebut dog-dog tilingtingtit , dog-dog

berukuran sedang berdiameter 25 cm dimainkan oleh wakil atau penengah yang disebut

panempas, dog-dog yang berukuran diameter 30-35 cm dimainkan oleh pembantu yang

satu bernama bangbrang dan dog-dog yang berukuran paling besar diameter sekitar 45 cm

dimainkan oeh pembantu yang satunya lagi yang dinamakan badugblag.

Lama permainannya satu samapi setengah jam. Untuk lagu-lagunya ada pula

penabuh waditra dengan perlengkapan misalnya dengan dua buah saron, gendang, rebab,

goong, gambang, bonang panerus, kecrek dan lain-lain yang berfungsi sebagai pengiring

lagu-lagunya, sebagai selingan atau sebagai pelengkap. Diantara lagu-lagu yang serng

dipintonkan dalam kesenian reog ialah lagu kidung sebagai pembukaan, lagu senggot atau

klasikan, lagu jalan (sebelum memulai acara melawak), lagu adem ayem, bintang lima,

kacang asin, lagu gaya, cikeruh, langlayangan pegat, adu recak, dan lain-lain.

Adapun berbagai macam tradisi kebudayaan daerah Sumedang diantaranya :

1. Upacara seren taun/buku taun

Seren taun merupakan upacara adat sebagai bentuk rasa syukur masyarakat

terhadap hasil bumi yang melimpah ruah. Seren tahun adalah upacara adat panen padi yang

selalu diselenggarakan setiap tahun. Istilah seren taun berasal dari bahasa sunda seren yang

(10)

Jadi seren taun bermakna serah terima tahun yang lalu ke tahun yang akan datang

sebagai penggantinya. Seren taun merupakan wahana untuk bersyukur kepada Tuhan Yang

Maha Esa atas segala hasil pertanian yang dilaksanakan pada tahun ini, seraya berharap

hasil pertanian mereka akan meningkat pada tahun yang akan datang.

2. Ngaruwat jagat

Ngaruwat jagat merupakan istilah yang digunakan unntuk hajat selamatan kampung.

Setiap satu tahun sekali kampung diruwat atau diberkati agar masyarakat yang tinggal di

daerah sekitar kampung tersebut diberkati atau diberi keselamatan dan dijaukan dari segala

hal marabahaya dan musibah lainnya.

Ngaruwat jagat biasanya disatukan dengan acara buku taun atau seren taun. Adapun

alat yang digunakan untuk ngaruwat jagat ialah, duwegan (kelapa muda), daun kihanjuang,

pisang badot, dan seekor kambing untuk dikurbankan. Alat-alat tersebut merupakan

simbolik dan mengandung makna tersendiri. Misalnya duwegan, duwegan merupakan

kelapa muda yang didalamnya mengandung air bersih bening sebagai lembang air yang

paling suci. Maknanya adalah, bahwa kita hidup di alam dunia ini harus seperti duwegan,

bulat dan memiliki air yang jernih, yang artinya dalam hidup kita harus membulatkan tekad

dan menjernihkan pikiran. Kihanjuang mempunyai maksud “teundeun dina handeuleum

hieum, tunda dina hanjuang siang” yang artinya kehidupan tidak hanya untuk saat ini saja

tetapi perjalanan hidup masih panjang. Untuk sekarang kita harus bisa mencari atau

menyimpan bekal untuk dikemudian hari. Sementara pisang badot merupakan lambang

yang menjadi wedus atau jemaan ki semar. Selain itu ngaruwat jagat biasanya

mengharuskan membuat tumpeng (nasi kuning).

(11)

Nyadap merupaan kegiatan dalam proses pembuatan gula merah. Pada mulanya

nyadap merupakan kegiatan sehari-hari masyarakat Dusun Cidarma untuk mencari nafkah

keluarga. Berpuluh-puluh tahun lamanya, masyarakat Dusun Cidarma menggeluti nyadap

sebagai mata pencaharian. Akan tetapi, seiring bergesenya jaman, nyadap tak lagi menjadi

kebiasaan orang banyak, hanya beberapa saja. Sekiranya hal ini yang membuat gula merah

menjadi susah didapat, sebab tak banyak orang yang memproduksi gula merah.

Nyadap sebenarnya merupakan istilah untuk mengambil air wedang yang terdapat

dalam pohon aren. Pohon aren ialah sejenis pohon yang mirip dengan pohon kelapa. Pohon

aren ini biasanya tumbuh di hutan-hutan dan ditanam tanpa bantuan manusia pada

umumnya, namun dengan bantuan musang. Pohon aren di daerah Sumedang khususnya

Dusun Cidarma, Desa cipeundeuy, Kecamatan jatinungal, Kabupaten Sumedang

dimanfaatkan dalam berbagai hal.

PENUTUP

a.

Kesimpulan

Pemanfaatan

media

teknologi

informasi

untuk

optimasi

kebudayaan

yang

diimplementasikan ke dalam aplikasi berbasis web ini diharapkan bisa menambah

pengetahuan secara efisien dan efektif yang akan dirangkum ke dalam sebuah aplikasi

(12)

Sumedang dikatakan sebagai puseur atau pusat budaya karena Sumedang merupakan

daerah yang memiliki seni dan budaya yang beraneka ragam, jika dibandingkan dengan

daerah lain di Jawa Barat. Diantara sekian banyak kesenian dan kebudayaan daerah yang

dimiliki oleh Kabupaten Sumedang antara lain adalah kesenian bangreng kuda renggong,

reog atau dog-dog, dan kesenian yang lainnya. Adapun kebudayaan yang dimiliki oleh

Kabupaten Sumedang sangat banyak dan beragam bergantung daerahnya masing-masing.

Oleh karena itu dibutuhkan optimasi dalam mempromosikan berbagai macam

kebudayaan yang ada di Sumedang ini.

b.

Saran

Kami sangat membutuhkan saran lebih untuk perkembangan penelitian selanjutnya,

karena ini merupakan masih tahap pengumpulan data. Jadi, tahap perancangan sampai

(13)

DAFTAR PUSTAKA

BPS., Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik). 2010. 6.Maret

Maran, Raga Rafael. (2000). Manusia & Kebudayaan dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : PT Rineka.

Tulolli, Nani dkk. (2003). Dialog Budaya Wahana Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan Bangsa. Jakarta : CV. Mitra Sari.

Referensi media internet :

Wikipedia Bahasa Indonesia https://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia_bahasa_Indonesia https://stmik-sumedang.academia.edu/EsaFirmansyah

https://www.slideshare.net/YAVYSTA/budaya-sumedang

Arianto dan Hidayat, Rahmat. 2014. Ilmu Komputer Belajar Database MySQL. 4 April <URL:http://jurusanakuntansi.polines.ac.id>

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam perancangan ini bersifat informatif, yaitu memberikan informasi tentang aspek budaya lokal berupa informasi tentang kebudayaan

• Dibutuhkan suatu wadah bagi masyarakat penggemar budaya Korea di Indonesia untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kebudayaan Korea di kota

Pada saat ini wadah untuk menampung kegiatan keislaman berada di Islamic Centre (Pusat Syiar Agama). Pusat kebudayaan islam adalah pusat pengkajian dan pengenalan kebudayaan

Keterampilan komunikasi sangat dibutuhkan saat ini (Benešová &amp; Tupa, 2017) kualifikasi dan keterampilan yang diperlukan untuk profil pekerjaan Teknologi

Pada saat di zaman ini yang sudah semakin cangih dengan teknologinya dan maupun budaya – budaya luar yang masuk ke Indonesia terutama di tanah Pasundan , sehingga

Visualisasi Kebudayaan Sumatera Selatan ini digunakan untuk memperkenalkan profil, sejarah, seni, budaya dan objek wisata kepada pengguna informasi. Aplikasi ini juga digunakan

Pemanfaatan teknologi informasi sebagai sarana untuk mendukung dalam pencarian berkas akta merupakan sangat dibutuhkan, mengingat saat ini belum tertatanya dokumen

Kebaruan Penelitian Penelitian ini menghadirkan kebaruan dalam studi komunikasi, terutama berkenaan dengan dampak kebudayaan terhadap pola pencarian informasi, yakni dengan