• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Asi Eksklusif Dengan Motivasi Pemberian Asi Eksklusif.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Asi Eksklusif Dengan Motivasi Pemberian Asi Eksklusif."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta sebagai persyaratan memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Diajukan oleh: AYU NURKHAYATI

F 100 100 045

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan oleh: AYU NURKHAYATI

F 100 100 045

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)
(4)
(5)

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

AYU NURKHAYATI Dra. Zahrotul Uyun, M.Si

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK

Memberikan ASI (Air Susu Ibu ) merupakan salah satu kewajiban seorang ibu yang baru saja melahirkan bayi. Bayi berhak mendapatkan ASI selama 6 bulan tanpa makanan maupun minuman tambahan, dimulai sejak bayi dilahirkan dan paling lama satu jam setelah bayi lahir. Untuk mendukung niat yang telah ada, maka seharusnya seorang ibu harus memperbanyak pengetahuan mengenai ASI dan menyusui terutama menyangkut keunggulan, komposisi, manfaat, dan keutamaannya. Pengetahuan tersebut diperlukan agar semakin memantapkan niat ibu untuk memberikan ASI (Nurani, 2013). Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif terhadap motivasi pemberian ASI Eksklusif. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan motivasi pemberian ASI Eksklusif. Hipotesis yang diajukan yaitu ada hubungan positif antara pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan motivasi pemberian ASI Eksklusif.

Subjek dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki balita (bayi dibawah lima tahun) di Kelurahan Talang, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, berjumlah 58 subjek. Metode pengumpulan data menggunakan skala pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan skala motivasi pemberian ASI Eksklusif. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi Kendall’s Tau. Berdasarkan hasil analisis Kendall’s Tau diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,868; p = 0,000 (p < 0,01) artinya ada hubungan positif yang sangat signifakan antara pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan motivasi pemberian ASI Eksklusif. Sumbangan efektif antara variabel pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif terhadap motivasi pemberian ASI Eksklusif sebesar 83,8%. Berdasarkan hasil analisis diketahui variabel pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 13,10 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 8 yang berarti pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif pada subyek tergolong sedang. Variabel motivasi memberikan ASI Eksklusif diketahui rerata empirik (RE) sebesar 55,70 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 45 yang berarti motivasi memberikan ASI Eksklusif pada subjek tergolong sedang. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah ada hubungan positif yang sangat signifikan antara pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan motivasi pemberian ASI Eksklusif.

(6)

PENDAHULUAN

Masalah pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi patut menjadi perhatian serius pemerintah dan masyarakat, mengingat bahwa ASI sangat penting bagi bayi. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai gizi tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan syaraf dan otak, memberikan zat-zat kekebalan terhadap beberapa penyakit dan mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya (Departemen kesehatan Republik Indonesia [Depkes RI], 2004).

ASI Eksklusif adalah pemberian air susu ibu kepada bayi umur 0-6 bulan tanpa diberikan makanan atau minuman tambahan selain obat untuk terapi (pengobatan penyakit). ASI

merupakan satu jenis makanan yang mencukupi unsur kebutuhan bayi. Pemberian ASI dapat membentuk perkembangan emosional karena dalam dekapan ibu selama disusui, bayi bersentuhan langsung dengan ibu sehingga mendapatkan kehangatan, kasih sayang dan rasa aman (Maryunani, 2012).

Mengingat begitu pentingnya ASI dan ASI Eksklusif bagi kesehatan bayi, maka para ahli sedunia membuat kesepakatan yang tertuang dalam ‘Deklarasi Innocenti (innocenti declaration) 1990 yang membicarakan

(7)

(World Breast-Feeding Week). Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menunjukkan pemberian ASI di Indonesia saat ini memprihatinkan, persentase bayi yang menyusu eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 15,3 persen dari 22,7 juta jiwa. Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI masih relatif rendah. Tujuan dari (World Breast-Feeding Week) ini adalah

untuk menyadarkan kembali masyarakat betapa pentingnya ASI dan supaya para ibu mau menyusui bayinya (Maryunani, 2012).

Sebuah penelitian dari Brown University menemukan beberapa bukti bahwa pemberian ASI baik untuk otak bayi. Penelitian tersebut menggunakan magnetic resonance imaging (MRI)

untuk melihat pertumbuhan otak bayi. Peneliti menemukan bahwa pada umur 2 tahun, yang mendapat ASI Eksklusif setidaknya selama tiga bulan, mengalami perkembangan yang lebih baik dibandingkan dengan anak yang hanya diberi susu formula atau kombinasi pemberian ASI dan susu formula. Menurut hasil penelitian, tambahan yang paling menonjol adalah pada bagian otak yang berhubungan dengan kemampuan bahasa, emosi, dan kognitif (Putri, 2013).

(8)

Besarnya manfaat ASI, baik bagi bayi, ibu, maupun negara, beserta berbagai usaha untuk meningkatkan penggunaannya, ternyata tidak cukup membuat banyak ibu termotivasi dan memutuskan untuk memberikan ASI kepada bayinya. Faktanya justru terjadi penurunan jumlah bayi yang menerima ASI dari tahun ke tahun (Natia, 2013).

Data dari profil kesehatan Kabupaten atau kota di Provinsi Jawa Tengah pemberian ASI Eksklusif tahun 2008 adalah 28,96%, tahun 2009 pemberian ASI eksklusif sekitar 40,21%, pada tahun 2012 pemberian ASI Eksklusif sekitar 34,38%, dan mengalami penurunan kembali pada tahun 2013 yaitu 30,2%. Berdasarkan data secara nasional maupun Jawa

Tengah ternyata dirasakan masih sangat rendah dari status pencapaian target MDGs (Millenium Development Goals) pada tahun 2014 sebesar 100%

(Menteri Kesehatan Republik Indonesia [MENKES RI], 2012) dan hal ini dirasakan masih sangat rendah bila dibandingkan dengan target pencapaian ASI Eksklusif tahun 2014 sebesar 100%. Selanjutnya, survei yang pernah dilaksanakan pada tahun 2002 oleh nutrition & healt surveillance system (NSS) kerjasama dengan badan penelitian dan pengembangan kesehatan (Balitbangkes) dan Helen Keller International di 4 perkotaan (Jakarta,

(9)

antara 14%-21% sedangkan di pedesaan 6%-19% (Kodrat, 2010).

Menurut Briawan (dalam Nuryanti 2008) banyak faktor yang menghambat seorang ibu termotivasi untuk menyusui bayinya yaitu: (1) faktor pengetahuan ibu tentang menyusui (2) faktor dukungan keluarga (3) faktor perubahan gaya hidup (4) faktor sosial dan budaya masyarakat (5) faktor ekonomi keluarga. Pengetahuan menjadi salah satu faktor yang dapat menimbulkan motivasi seorang ibu untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayi nya. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan menetap lebih lama

dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Roesli, 2005).

(10)

Untuk mendukung niat yang telah ada, maka seharusnya seorang ibu harus memperbanyak pengetahuan mengenai ASI dan menyusui terutama menyangkut keunggulan, komposisi, manfaat, dan keutamaannya. Pengetahuan tersebut diperlukan agar semakin memantapkan niat ibu untuk memberikan ASI (Nurani, 2013).

Pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dapat mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI Eksklusif. Semakin baik pengetahuan Ibu tentang manfaat ASI Eksklusif, maka seorang ibu akan semakin termotivasi untuk memberikan ASI Eksklusif pada anaknya. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah pengetahuan ibu tentang manfaat ASI Eksklusif, maka semakin sedikit pula motivasi ibu dalam memberikan

ASI Eksklusif menurut Rulina (dalam Suryaningtyas, 2010).

Hipotesis penelitian ini menyatakan terdapat hubungan positif antara pengetahuan ibu tentang ASI dengan motivasi pemberian ASI Eksklusif. Semakin tinggi pengetahuan maka semakin tinggi motivasi ibu dalam memberikan ASI Eksklusif. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah pengetahuan maka semakin rendah pula motivasi pemberian ASI Eksklusif.

METODE

Subjek yang diambil dalam

penelitian adalah ibu-ibu di kelurahan

Talang Kecamatan Bayat Kabupaten

Klaten yang memiliki bayi usia 0-5 tahun.

Dengan menggunakan tehnik pengampilan

sampel purposive random sampling.

Metode pengumpulan data menggunakan

(11)

Eksklusif dan skala motivasi pemberian

ASI Eksklusif. Teknik analisis data

menggunakan korelasi Kendall‘s Tau.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil perhitungan analisis Kendall‘s Tau diperoleh nilai koefisien korelasi r = 0,868; p = 0,000 (p < 0,01). Hasil ini menunjukkan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan motivasi pemberian ASI Eksklusif. Artinya semakin tinggi pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif maka semakin tinggi pula motivasi pemberian ASI Eksklusif.

Adanya pengetahuan tentang ASI Eksklusif dapat memberikan motivasi tersendiri kepada seorang ibu yang sedang atau akan memberikan ASI selama 6 bulan penuh. Pengetahuan adalah suatu hal yang

(12)

Hasil penelitian ini sejalan dengan Notoatmodjo (1996) yang mengatakan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior), perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada yang tidak. Dengan semakin tingginya tingkat pengetahuan ibu maka tentunya ibu akan mempunyai perilaku yang baik pula dalam pemberian ASI kepada anaknya.

Hal ini didukung Rulina, Suradi suharyono (1992) yang mengatakan bahwa pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dapat mempengaruhi pengetahuan ibu dalam memberikan ASI Eksklusif. Semakin baik pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif, maka seorang ibu akan

memberikan ASI Eksklusif kepada anaknya. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif, maka semakin sedikit pula peluang ibu dalam memberikan ASI Eksklusif.

Sumbangan efektif atau peranan pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif terhadap motivasi pemberian ASI Eksklusif adalah 83,3% yang ditunjukan oleh koefisien determinan (r2) sebesar 0,838 ini berarti masih terdapat 16,2% faktor lain yang mempengaruhi motivasi pemberian ASI Eksklusif, seperti yang dikemukakan Briawan (2004) yaitu dukungan dari keluarga, perubahan gaya hidup, sosial dan budaya masyarakat, kondisi ekonomi keluarga.

(13)

diperoleh rerata empirik (RE) = 13,10 dan rerata hipotetik (RH) = 8 dengan standar deviasi hipotetik = 2,6 menunjukkan pengetahuan tentang ASI Eksklusif pada subjek penelitian tergolong sedang. Kategori sedang di sini dapat diartikan bahwa subjek sudah mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai apa yang dimaksud dengan ASI Eksklusif, mengetahui kandungan gizi dalam ASI, manfaat pemberian ASI Eksklusif, mengetahui saat yang tepat memberikan MP-ASI, mengetahui teknik menyusui yang baik dan benar, mengetahui masalah-masalah yang dihadapi dalam menyusui sekaligus cara mengatasinya, mengetahui mitos-mitos dalam hal meyusui. Manakala individu mempunyai pengetahuan yang cukup maka individu akan lebih mempunyai kemantapan diri yang baik dalam

menentukan pilihan, dapat mengembangkan kesadaran diri akan pentingnya memberikan ASI selama 6 bulan penuh, dan memiliki kemauan untuk memberikan ASI selama 6 bulan penuh.

(14)

pencapaian hasil, pengakuan, kemajuan untuk memberikan ASI selama 6 bulan penuh dan aspek karakteristik situasi yang menyangkut lingkungan sosial terdekat dan tindakan organisasi yang mendorong keberhasilan memberikan ASI selama 6 bulan penuh. Aspek-aspek tersebut terintegrasi sebagai bagian dari karakter motivasi memberikan ASI Eksklusif yang dapat memotivasi seorang ibu untuk memberikan ASI selama 6 bulan penuh.

1. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan motivasi pemberian ASI Eksklusif. Namun, ada beberapa keterbatasan pada penelitian ini, antara lain a) generalisasi dari hasil-hasil

(15)

ekonomi keluarga. c) alat ukur yang digunakan (skala pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif) ada dua aspek yang masing-masing hanya diwakili oleh 1 aitem.

SIMPULAN DAN SARAN

a) Simpulan

1. Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan motivasi pemberian ASI Eksklusif. Artinya semakin tinggi pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif maka akan tinggi pula motivasi dalam memberikan ASI Eksklusif. Hasil ini ditunjukan oleh nilai r sebesar 0.868 dengan signifikansi 0.000 (p < 0,01). 2. Sumbangan efektif atau peranan

pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif terhadap motivasi

pemberian ASI Eksklusif adalah 83,3% yang ditunjukan oleh koefisien determinan (r2) sebesar 0,838 ini berarti masih terdapat 16,2% faktor lain yang mempengaruhi motivasi pemberian ASI Eksklusif seperti yang dikemukakan Briawan (2004) yaitu dukungan dari keluarga, perubahan gaya hidup, sosial dan budaya masyarakat, kondisi ekonomi keluarga.

2. Subjek penelitian memiliki pengetahuan yang tergolong sedang, ditunjukan dari hasil perhitungan rerata empirik pengetahuan sebesar 13,10 dan rerata hipotetik sebesar 8.

(16)

ASI Eksklusif sebesar 55,70 dan rerata hipotetik sebesar 45.

b) Saran

Disarankan dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai kajian dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang psikologi dan memberi kontribusi teoritis khususnya mengenai hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan motivasi pemberian ASI Eksklusif. Bagi peneliti selanjutnya untuk meningkatkan kualitas penelitian lebih lanjut khususnya yang berkaitan dengan pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dan motivasi pemberian ASI Eksklusif, disarankan menyempurnakan hasil penelitian ini dengan cara melibatkan

(17)

Daftar Pustaka

Departemen kesehatan RI. (2004). Kebijakan Depkes tentang Peningkatan Pemberian ASI Pekerja Wanita, http:www.dinkes-kota semarang.go.id. diakses pada 3 desember 2013.

Kodrat, L. (2010). Dahsyatnya ASI dan laktasi untuk buah hati anda. Yogyakarta: Media baca.

Maryunani, A. (2012). Inisiasi menyusui dini, asi eksklusif dan manajemen laktasi. Jakarta: CV. Trans Info Media.

Menkes RI. (2012). Banyak sekali manfaat ASI bagi bayi dan ibu. w.w.w.wepkes.go.id.com 2012. Diakses 25 april 2014.

Natia, W, R. (2013). Asi dan panduan ibu menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika. Notoatmodjo, S. (1996). Ilmu kesehatan masyarakat prinsip-prinsip dasar. Jakarta:

Rineka cipta.

Nurani, A. (2013). 7 jurus sukses menyusui. Jakarta: PT Alex Media Komputindo.

Putri, L. (2013). Studi MRI Menunjukkan Pemberian ASI Mendorong Pertumbuhan Otak Bayi. http://bocahmipa.wordpress.com. Diakses pada 25 april 2013. Roesli, U. (2005). Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya

Rulina,. & Suharyono, S. (1992). ASI Tinjauan dari Beberapa Aspek. Jakarta: Fakultas kedokteran Universitas Indonesia.

Setyawati, K. (2012). Hubungan pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan pemberian ASI Eksklusif di desa Tajuk kecamatan Getasan kabupaten Semarang. Skripsi. Universitas kristen satya wacana. Salatiga.

Referensi

Dokumen terkait

However, the data for several variables that have a theoretical relationship to the demand and supply of railroad grain transportation service is not published quarterly,

Menurut ketentuan dalam Hukum Humaniter Internasional tentang prinsip Pembedaan (distinction principle) maka Tentara Pembebasan Suriah atau Free Syrian Army (FSA) berhak

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, besarnya masukan energi pada proses pengolahan di setiap tahapan proses mulai dari pelayuan pucuk teh, penggilingan dan

Berdasarkan tabel 2, terlihat ketepatan kader dari Kabupaten dalam mengggunakan lenght board baik sebelum pelatihan maupun sesudah pelatihan lebih rendah di bandingkan

Beberapa penelitian di atas memberikan sebuah pemahaman bahwa manajemen pemasaran dalam konteks rumah sakit merupakan upaya yang dapat dilakukan agar

Salah satu acara unggulan pada stasiun televisi Trans 7 dan merupakan salah satu program acara terlama, jejak petualang hadir sebagai tayangan dokumenter untuk memberikan

Bahwa pada tanggal 14 Oktober sekira pukul 10.00 Wit Saksi-III Saksi-3, menghubungi Terdakwa melalui SMS yang isinya ”yank saya sudah dibelakang Kodim” dibalas oleh

Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di atas melihat tingkat kesuksesan perusahaan obyek penelitiannya dari kinerja industri atau kinerja perusahaan dengan melihat