• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan persepsi terhadap dukungan sosial dari suami.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan persepsi terhadap dukungan sosial dari suami."

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL ANAK PERTAMA PADA TRIMESTER KETIGA DAN PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL DARI SUAMI

Priscilla Prima Devinta Universitas Sanata Dharma

2007

Penelitian ini bertujuan untuk menguji signifikansi hubungan yang negatif antara tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan persepsi terhadap dukungan sosial dari suami. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif yang signifikan antara tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan persepsi terhadap dukungan sosial dari suami.

Subjek penelitian adalah wanita hamil dengan rentang usia antara 20 sampai 35 tahun yang sedang hamil pertama pada trimester ketiga ( 7-9 bulan ). Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran skala tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan skala persepsi terhadap dukungan sosial dari suami. Koefisien reabilitas dari skala tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga sebesar 0,938 dan koefisien reliabilitas skala persepsi terhadap dukugan sosial dari suami sebesar 0,974.

Untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan persepsi terhadap dukungan sosial dari suami digunakan teknik koefisien korelasi product moment Pearson. Koefisien korelasi (r) yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebesar -0.333 dengan taraf signifikansi (p) 0,01. Hal ini berarti ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dengan persepsi terhadap dukungan sosial dari suami. Maka semakin tinggi dukungan sosial dari suami semakin rendah tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga.

(2)

ABSTRACT

THE CORRELATIO BETWEEN ANXIETY LEVEL OF WOMEN AT THE THIRD TREEMESTER FIRST PREGNANCY AND PERCEPTION OF

HUSBAND’S SOCIAL SUPPORT

Priscilla Prima Devinta Sanata Dharma University

2007

The research aimed to examine the significance correlation which is negative between an anxiety level of women at the third threemester first pregnancy and perception of husband’s social support. The hypotheses proposed in this research was there is negative significant correlation between the anxiety level of women at the third threemester fisrt pregnancy and perception of husband’s social support.

The subjects in this research were women with the average age between 20 until 35 years old, which at pregnancy for 7 month until third threemester. Collecting data conducted by spreading the scale to the anxiety level of women at the third threemester first pregnancy. The result was shown that reliability coefficient the anxiety level of women at third threemester first pregnancy was 0.938 and the coefficient reliability for perception of husband’s social support was 0.974.

To analyzed the correlation between anxiety level women at the third threemester first pregnancy and perception of husband’s social support, we used product moment pearson correlation cost. Correlation coefficient for this examination was 0,3333 and the level of significancy (P 0,0 1). It means that there was a negative relationship that very significance between anxiety level of women at the third threemester first pregnancy and perception of husband’s social support. Then, we could that say much higher the social support from the huasband therefore much lower the anxiety level of women at the third threemester first pregnancy.

(3)

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL ANAK PERTAMA PADA TRIMESTER KETIGA DAN PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL DARI SUAMI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh :

Priscilla Prima Devinta NIM : 029114013

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2007 SKRIPSI

(4)
(5)
(6)

Orang yang bahagia

tidak perlu memiliki yang terbaik dari segala hal

Mereka hanya membuat segala hal yang datang dalam hidup mereka

jadi lebih baik...

Masa depan yang cerah

berdasarkan masa lalu yang telah dilupakan

Kamu tidak dapat melangkah lebih baik dalam kehidupan kamu

sampai kamu melupakan kegagalanmu dan rasa sakit hatimu...

Ketika kamu lahir,

kamu menangis dan orang di sekelilingmu tersenyum...

Hiduplah dengan hidupmu

Jadi....ketika kamu meninggal, kamulah satu-satunya yang tersenyum

Dan...semua orang di sekeliling kamu menangis

Datanglah pada orang yang dapat membuatmu tersenyum

Karena dengan senyuman...

dapat membuat hari yang gelap menjadi cerah

Berharaplah kamu bisa menemukan

seseorang yang dapat membuatmu tersenyum....

Karena ia akan membuat hidupmu terasa lebih indah

(7)

Dengan segala kerendahan hati, kupersembahkan karyaku ini kepada....

The One and The Only

My Jesus Chirts

Mama dan Papaku

Y. Wiwing Mardewi, S.sos, M.sos & V. Sri Sumanto, SE, MM

Terima kasih atas segala pelajaran dan pengalaman hidup yang telah anda

berikan..sehingga aku bisa mengerti warna-warni hidup ini...

doa dan dukunganmu yang tulus mengalir tiada henti-hentinya

Maafkan jika aku telah banyak mengecewakan..

Adikku tersayang

H Dimas Febrianto

...Penyemangat hidupku...

terima kasih atas bantuan dan doamu di kala aku terjatuh

Nenekku

Mbah Lurah

==Terima kasih atas doa yang tulus dan tak henti-hentinya==

””saya akan selalu berdoa untuk anda...

(8)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, Agustus 2007

Penulis

Priscilla Prima Devinta

(9)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL ANAK PERTAMA PADA TRIMESTER KETIGA DAN PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL DARI SUAMI

Priscilla Prima Devinta Universitas Sanata Dharma

2007

Penelitian ini bertujuan untuk menguji signifikansi hubungan yang negatif antara tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan persepsi terhadap dukungan sosial dari suami. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif yang signifikan antara tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan persepsi terhadap dukungan sosial dari suami.

Subjek penelitian adalah wanita hamil dengan rentang usia antara 20 sampai 35 tahun yang sedang hamil pertama pada trimester ketiga ( 7-9 bulan ). Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran skala tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan skala persepsi terhadap dukungan sosial dari suami. Koefisien reabilitas dari skala tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga sebesar 0,938 dan koefisien reliabilitas skala persepsi terhadap dukugan sosial dari suami sebesar 0,974.

Untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan persepsi terhadap dukungan sosial dari suami digunakan teknik koefisien korelasi product moment Pearson. Koefisien korelasi (r) yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebesar -0.333 dengan taraf signifikansi (p) 0,01. Hal ini berarti ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dengan persepsi terhadap dukungan sosial dari suami. Maka semakin tinggi dukungan sosial dari suami semakin rendah tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga.

(10)

ABSTRACT

THE CORRELATIO BETWEEN ANXIETY LEVEL OF WOMEN AT THE THIRD TREEMESTER FIRST PREGNANCY AND PERCEPTION OF

HUSBAND’S SOCIAL SUPPORT

Priscilla Prima Devinta Sanata Dharma University

2007

The research aimed to examine the significance correlation which is negative between an anxiety level of women at the third threemester first pregnancy and perception of husband’s social support. The hypotheses proposed in this research was there is negative significant correlation between the anxiety level of women at the third threemester fisrt pregnancy and perception of husband’s social support.

The subjects in this research were women with the average age between 20 until 35 years old, which at pregnancy for 7 month until third threemester. Collecting data conducted by spreading the scale to the anxiety level of women at the third threemester first pregnancy. The result was shown that reliability coefficient the anxiety level of women at third threemester first pregnancy was 0.938 and the coefficient reliability for perception of husband’s social support was 0.974.

To analyzed the correlation between anxiety level women at the third threemester first pregnancy and perception of husband’s social support, we used product moment pearson correlation cost. Correlation coefficient for this examination was 0,3333 and the level of significancy (P 0,0 1). It means that there was a negative relationship that very significance between anxiety level of women at the third threemester first pregnancy and perception of husband’s social support. Then, we could that say much higher the social support from the huasband therefore much lower the anxiety level of women at the third threemester first pregnancy.

(11)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Bapa di Surga dan Tuhan Yesus Kristus putra tunggalNya, karena kasih karuniaNya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul ” Hubungan antara Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Anak Pertama pada Trimester Ketiga dan Persepsi Terhadap Dukungan Sosial dari Suami ”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari banyak pihak. Maka pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi, atas segala bantuan dan dukungan selama penulis menjalani kuliah.

2. Ibu Agnes Endar Etikawati., S.Psi., Psi., M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing, mendukung dan memberikan dorongan bagi penulis dalam menyusun dan akhirnya menyelesaikan skipsi ini.

3. Ibu Dra. L. Pratidarmanastiti, M.Si., selaku dosen penguji skripsi yang telah banyak memberikan masukan bagi penulis untuk memyempurnakan penyusunan skripsi.

4. Ibu ML. Anantasari, S.Psi., M.Si., selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan saran–saran yang sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi.

(12)

5. Bapak C. Wijoyo Adinugroho, S.Psi selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis, atas nasehat, dukungan, dan bantuannya selama penulis menjalani kuliah.

6. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi yang selama ini telah membimbing dan memberikan banyak pengetahuan bagi penulis. Terimakasih atas semuanya, berkat anda maka saya bisa berhasil.

7. Karyawan Fakultas Psikologi Ibu Nani, Mas Gandung dan Pak Gie di sekertariat Psikologi serta mas Muji dan mas Dony di lab. Fakultas Psikologi. Terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya.

8. Seluruh subjek penelitian yang telah meluangkan waktu untuk mengisi angket, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.

9. Mama dan papaku, terimakasih atas segala dukungan dan doa yang tulus dan tak henti-hentinya terucap. Maafkan saya jika banyak mengecewakan anda, semoga untuk kedepannya saya bisa menjadi anak yang lebih berbakti dan bertanggung jawab.

10.Adikku Dimas, yang selalu menyemangatiku, memberikan banyak saran untukku dan menolongku di kala aku jatuh....Makasih banyak yach. Tetep semangat kuliah, rajin belajar dan cari lah masa depanmu, kita bersama-sama bahagiakan mama dan papa.

11.Seluruh keluargaku...Terutama nenekku ”mbah lurah”, terimakasih atas doanya yang begitu tulus, akhirnya aku bisa menyelesaikan kuliahku. Bulik Yull dan Om Bagus, mbah Ti, Bulik Watik, Om Agus, Om Sis....Terimakasih atas dukungan dan doanya.

(13)

12.Bayu Eka Saputra L, terimakasih atas kebersamaannya selama 1 tahun yang begitu indah dan tak akan pernah terlupakan...Yang mengubah diriku menjadi lebih baik dan mengajarkan banyak arti cinta yang tulus padaku. Terimakasih atas segala dukungan, doa dan semangat hidupmu yang selalu hadir dalam setiap tangis dan tawaku. Semuanya akan terkenang indah di hatiku....Aku akan tersenyum gembira jika melihatmu bahagia dan hidupmu jadi lebih baik...”U’r my sincere love”

13.dr. Ignatius Oestentiarto.... Terimakasih atas doa, dukungan dan kesabaranmu untuk mengerti diriku. Tetep semangat kuliah S2 dan specialis paru-paru-nya.”Semuanya akan indah pada waktunya”

14.Sahabatku terkasih.…Asih.…terimakasih atas dukungan dan doanya.…Berkatmu aku menjadi seorang yang bisa lebih memahami arti kehidupan dengan segala suka dan duka yang pernah ku lalui….U’r My best friend...

15.Teman-teman kampusku yang selalu mengukir kenangan yang tak terlupakan selama perkuliahan…..Astria, Wiwin, Hera, Aning, Pita, Dewi, Sari. Terimakasih atas hari-hari yang penuh kenangan dan kebersamaan, maafkan jika aku pernah melukai perasaan kalian. Terimakasih atas doa dan bantuanmu selama ini.

16.Temen-temenku satu angkatan 2002…..Desta, Dicka, mas adi, Obeth, Ronald, Dony, Eyang, Si Y, Arba, Ajeng, Mitha, Lia, Wiwik, Iant, Mirna, dan semuanya dech….makasih udah mau kenal ma aku =)

(14)

17.Teman-teman Kostku Ine, mba Lina, Lili, Dany, Maria, Ciciria. Terimakasih atas kebersamaan kita baik dalam suka dan duka selama di kost. Terimakasih sudah menolongku dikala aku jatuh dan menangis. Berkat kalian hari-hariku menjadi semakin berwarna. Aku tak akan pernah melupakan kalian ….

18.Temanku yang sudah banyak mendukungku di saat aku sedih…..Mas Yayan, Barjo, Wawan, Mas Aris, Rony, Kopet, Zigot, Windra, Mas Kowox, pokoknya semua anak kontrakan sebelah kostku, terimakasih atas dukungan dan semangatnya.

19.Temen-temen yang hilir mudik tak tentu dalam hari-hariku…Mas nopek, Ary, Nenek, Butut, Adi, Rudy, Mas Manda, Sampurna, Bram….Thank aja dech =) 20.Mr X, yang mendukungku dari kejauhan….terimakasih atas segala sesuatu

yang pernah kamu lakukan untukku…maafkan aku jika telah melukaimu….”Hadapi Dengan Senyuman

21.Buat “110301”… Mungkin keadaan yang telah menjadikan semuanya jadi seperti ini…Terimakasih atas pengorbanan, doa dan dukunganmu sewaktu itu….Carilah yang terbaik untuk hidupmu….

22.Buat Siska, makasih dah banyak bantuin skripsiku….

23.Buat teman-teman yang udah mengurangi kejenuhanku….Mas Iponk (dah jadi bapak nech, dedeknya lucu banget loch), Mas Gustan (thanks yah), Marlon, Agus, Bagus, Pangky, Guruh, makasih ya….sedikit banyak kalian dah menghiburku dikala aku jenuh. Ku tunggu kabar kalian.

24.“SMH”; “WS” dan “DI”. Terimakasih atas tempat yang indah dan mengukir banyak kenangan di hatiku.

(15)

25.“Si Black & White”.…berkat kamu aku bisa menulis skripasiku, thanks ya….selama ini kamu nggak pernah rewel.

26.Kepada semua pihak yang telah membantu dan teman – teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis.

Dengan penuh kesadaran diri dan dengan segala kerendahan hati, penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dri sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi masyarakat dan pembaca sekalian.

Yogyakarta, Agustus 2007 Penulis

(16)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

HALAMAN MOTTO...iv

HALAMAN PERSEMBAHAN...v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...vi

ABSTRAK...vii

ABSTRACT...viii

KATA PENGANTAR...ix

DAFTAR ISI...xiv

DAFTAR TABEL...xvii

DAFTAR LAMPIRAN...xviii

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH...1

B. RUMUSAN MASALAH...6

C. TUJUAN PENELITIAN...7

D. MANFAAT PENELITIAN...7

BAB II DASAR TEORI A. TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL ANAK PERTAMA PADA TRIMESTER KETIGA ...8

(17)

1. Kecemasan...8

2. Kehamilan pada Trimester Ketiga...13

3. Kecemasan pada Ibu Hamil Trimester Ketiga...15

B. PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL DAN SUAMI 1. Pengertian Dukungan Sosial...18

2. Aspek-aspek Dukungan Sosial...20

3. Persepsi Terhadap Dukungan Sosial dari Suami...21

C. HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL ANAK PERTAMA PADA TRIMESTER KETIGA DAN PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL DARI SUAMI...22

D. HIPOTESIS...26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN...27

B. VARIABEL PENELITIAN...27

C. DEFINISI OPERASIONAL 1. Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Anak Pertama pada Trimester Ketiga...28

2. Persepsi terhadap Dukungan Sosial dari Suami... ...29

D. SUBJEK PENELITIAN...30

E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA...31

1. Skala Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Anak Pertama pada Trimester Ketiga...32

2. Skala Persepsi terhadap Dukungan Sosial dari Suami...33

(18)

F. PROSEDUR PENELITIAN...35

G. PERTANGGUNGJAWABAN ALAT UKUR 1. Validitas...36

2. Seleksi Item...36

3. Reliabilitas...39

H. METODE ANALISIS DATA...41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. PELAKSANAAN PENELITIAN...42

B. DESKRIPSI SUBJEK DAN DATA PENELITIAN………..……...42

C. ANALISIS DATA PENELITIAN 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas...46

b. Uji Linieritas...47

2. Uji Hipotesis...47

D. PEMBAHASAN...49

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN...55

B. SARAN...55

DAFTAR PUSTAKA...57

LAMPIRAN...59

(19)

DAFTAR TABEL

Halaman Bagan 2.1 Skema Hubungan antara Tingkat Kecemasan Ibu Hamil

Anak Pertama pada Trimester Ketiga dan Persepsi Terhadap

Dukungan Sosial dari Suami...25

Tabel 3.1. Tabel Rancangan Skala Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Anak Pertama pada Trimester Ketiga...33

Tabel 3.2. Tabel Rancangan Skala Persepsi terhadap Dukungan Sosial dari Suami...34

Tabel 3.3. Tabel Jumlah Item Lolos Skala Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Anak Pertama pada Trimester Ketiga...38

Tabel 3.4. Tabel Jumlah Item Lolos Skala Persepsi terhadap Dukungan Sosial dari Suami...39

Tabel 4.1. Tabel Deskripsi Statistik Data Penelitian...43

Tabel 4.2. Tabel Kategori Skor Kecemasan Ibu Hamil Anak Pertama pada Trimester Ketiga...44

Tabel 4.3. Tabel Kategori Skor Persepsi terhadap Dukungan Sosial dari Suami...45

Tabel 4.4. Tabel Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kolmogorov-mirnov...46

Tabel 4.5. Tabel Hasil Uji Linearitas...47

Tabel 4.6 Tabel Analisis Korelasional...48

Tabel 4.7 Tabel Deskripsi Analisis R Square...48

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A. Alat Ukur...60

Lampiran B. Data Uji Coba...61

Lampiran C. Reliabilitas Skala...70

Lampiran D. Data Penelitian...76

Lampiran E. Analisis Data Penelitian...90

Lampiran F. Pernyataan Kesanggupan Subjek...95

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada wanita yang sehat secara psikologis, kehamilan merupakan salah satu ekspresi dari rasa perwujudan diri dan identitasnya sebagai wanita. Sebagian besar wanita mengatakan saat hamil merupakan suatu pengalaman yang tak akan pernah terlupakan. Kehamilan bisa untuk membuktikan kesuburan dirinya dan bisa juga untuk menghilangkan keraguan diri mereka tentang feminimitasnya serta cara untuk menentramkan diri mereka sendiri bahwa mereka mampu hamil dan melahirkan anak untuk suaminya. Pasangan suami istri akan merasakan kebahagiaan yang sepenuhnya bila ada seorang anak di tengah-tengah biduk rumah tangganya.

Selama masa kehamilan ibu sering mengalami suatu keadaan yang tidak nyaman secara fisik. Prawirohardjo (1999) menerangkan bahwa, biasanya ibu hamil akan mual-mual yang kadang-kadang disertai dengan

emesis (muntah-muntah) dan sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu dialami. Keadaan ini lazim dikenal sebagai morning sickness.

Kehamilan anak pertama sangat diharapkan oleh pasangan suami istri yang baru saja menikah. Anak pertama sangat diharapkan karena merupakan pengalaman untuk pertama kali mempunyai anak. Kejadian tersebut sangatlah ditunggu-tunggu oleh pasangan suami istri, sehingga mereka sangat berhati-hati dalam memperlakukan kandungan istri. Pasangan suami istri akan merasa

(22)

buta dalam memperlakukan kandungan istri karena ini merupakan pengalaman yang pertama kali dalam hidup mereka(www.republika.com).

Perubahan fisik dan psikologis pada ibu hamil menyebabkan badan semakin capai, lesu, letih baik lahir maupun batinnya. Selain itu kehamilan bisa meningkatkan ketegangan, ketakutan dan kecemasan serta memperberat konflik batin. Penyebab timbulnya kegelisahan dan ketakutan pada masa kehamilan antara lain adalah takut mati dan takut bila bayi yang dilahirkannya cacat (Kartono, 1986).

Ibu hamil diharapkan memelihara kesehatannya secara maksimal supaya kondisi janin juga dalam keadaan baik serta ibu bisa mengetahui perkembangan janinnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memeriksakan kandungan secara rutin di tempat layanan kesehatan yang terpercaya. Selain itu ibu harus memenuhi gizinya dengan baik karena janin yang ada di dalam kandungannya sangat membutuhkan asupan nutrisi yang banyak untuk menunjang perkembangannya selama di dalam kandungan. Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi si ibu dan janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat. Hal tersebut dapat menyebabkan janin mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. (www.e-psikologi.com).

(23)

akan mengalami detak jantung yang lebih kencang, peningkatan hormon stres, rasa lemas, kurang tidur, perasaan cemas, nafsu makan terganggu atau terlalu banyak makan, sakit kepala dan punggung. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi kondisi kesehatan pada janin. Janin yang dikandungnya cenderung mempunyai berat badan yang rendah saat lahir, dapat beresiko pada kelahiran bayi premature bahkan keguguran. Selain itu kecemasan yang tinggi juga berakibat pada pasca kelahiran, antara lain anak akan menjadi agresif. Anak yang dilahirkan oleh ibu yang mengalami kecemasan tinggi selama kehamilan akan memiliki kadar hormon stres tinggi, aktivitas otak yang peka terhadap kecemasan. Keadaan akan lebih berbahaya bila gejala depresi pada bayi baru lahir tidak segera ditangani, anak berkembang menjadi anak yang tidak bahagia. Mereka sulit belajar berjalan, serta berat badan kurang, dan tidak responsif terhadap orang lain. Bila keadaan ini tetap tidak tertanggulangi, anak akan tumbuh menjadi balita yang depresi. Saat mulai sekolah mereka mengalami masalah tingkah laku, seperti agresif dan mudah stres (www.Nakita.com).

(24)

Orang yang cemas akan mempunyai perasaan yang tidak menentu, panik dan takut tanpa mengerti faktor yang menyebabkan ketakutannya serta tidak dapat menghilangkan perasaan gelisahnya (Daradjat, 1996). Kecemasan pada masa kehamilan mungkin timbul karena cerita-cerita dari teman atau saudara yang sudah pernah melahirkan. Cerita yang menakutkan tentang rasa sakit ketika melahirkan dan akibat-akibat yang didapat setelah melahirkan, misalnya menjadi tidak cantik lagi. Kecemasan yang dialami wanita selama masa kehamilan akan semakin intensif pada minggu-minggu terakhir menjelang persalinan (Kartono, 1986).

(25)

yang menyatakan bahwa dukungan sosial sangat mempengaruhi tingkah laku, cara berfikir dan tingkat emosi seseorang.

Kreitner dan Kenicki (1992) mendefinisikan dukungan sosial sebagai keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang yang dapat dipercaya. Individu menjadi tahu bahwa orang lain memperhatikan, menghargai, dan mencintai dirinya. Pada ibu hamil itu sendiri, dukungan sosial yang bermanfaat adalah dari keluarganya terutama suaminya. Ibu hamil yang tidak mendapatkan dukungan dari keluarga ataupun suami akan mengalami tingkat kecemasan yang lebih tinggi, berkurangnya rasa percaya diri, kurang bahagia serta kurang siap menjalani kehamilan dan persalinan. Hal tersebut dapat mengakibatkan resiko yang tinggi seperti yang telah diungkapkan pada resiko kecemasan tinggi diatas.

(26)

Menurut Gladieux (dalam Dagun,1990), pada fase / trimester ketiga ini ibu hamil merasa tertekan dan gelisah. Berat badan ibu hamil mulai bertambah drastis antara 10,5 kg sampai 15 kg. Selain itu calon ibu akan sering merasa lelah, tidak enak, sukar tidur, kaki dan tangan bengkak dan nafas menjadi pendek. Semua gejala tersebut dapat membuat calon ibu merasa cemas, mudah tersinggung dan lekas marah. Ibu hamil sering memikirkan kesehatan dan keamanan janin dan lebih cemas lagi menghadapi saat-saat persalinan yang sudah dekat.

Berdasarkan penjelasan di atas, pada tahap trimester ke tiga ibu hamil akan mengalami puncak kecemasan yang tinggi. Maka dari itu peneliti merasa tertarik untuk meneliti tentang hubungan antara tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan persepsi terhadap dukungan sosial dari suami. Penelitian ini dapat mengetahui tentang kecemasan pada ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga yang dipengaruhi oleh adanya dukungan sosial dari suami.

B. RUMUSAN MASALAH

(27)

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan yang negatif tentang tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan persepsi terhadap dukungan sosial dari suami.

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan suatu referensi di bidang klinis terutama terkait dengan kecemasan ibu hamil.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pasangan yang menanti kelahiran anak pertama, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu informasi mengenai pentingnya dukungan dari suami.

(28)

BAB II

DASAR TEORI

A.

Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Anak Pertama pada Trimester Ketiga

1. Kecemasan

a. Pengertian Kecemasan

Kecemasan adalah salah satu pengalaman perasaan menyakitkan yang ditimbulkan oleh ketegangan-ketegangan dalam alat-alat intern dalam tubuh. Ketegangan ini adalah akibat dari adanya dorongan-dorongan dari dalam atau luar, dan dikuasai oleh susunan urat saraf yang otonom (Freud, 1995).

Hurlock (1990) berpendapat bahwa individu yang mengalami kecemasan akan memiliki rasa khawatir, gelisah, kurang percaya diri, merasa tidak mampu, rendah diri, tidak sanggup menyelesaikan masalah serta perasaan-perasaan lain yang tidak menyenangkan. Kecemasan muncul ketika sebagian tujuan tidak jelas, sulit dan mengancam yang meliputi perasaan tertekan dan khawatir ketika berpikir mengenai munculnya stimulus yang menyakitkan atau membahayakan.

Menurut pendapat Darajat (1996), gejala kecemasan ada yang bersifat fisik yaitu ujung jari terasa dingin, pencernaan tidak teratur, detak jantung cepat, keringat dingin bercucuran, nafsu makan hilang, kepala pusing, sesak nafas. Yang kedua adalah bersifat mental atau psikologis yaitu ketakutan yang sangat, merasa selalu ada bahaya,

(29)

tidak bisa memusatkan perhatian, merasa tidak berdaya, rendah diri, tidak tenteram dan ingin lari dari kenyataan hidup.

Kehamilan merupakan suatu anugerah dan kebahagiaan bagi seorang wanita. Tetapi di sisi lain kehamilan itu sendiri sering kali menimbulkan perasaan cemas. Selama kehamilan banyak terjadi perubahan fisik dalam segi fisik maupun segi emosi (Gilarso, 2005). Pada segi fisik tampak begitu jelas perubahannya, misalnya bentuk tubuh semakin membengkak, sedangkan pada segi emosi akan lebih mudah mengalami stress. Wanita hamil akan mudah murung, banyak tingkah dan mengalami kecemasan.

Dari uraian pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah perasaan yang dialami seseorang, ketika berpikir sesuatu yang tidak menyenangkan atau pun dari pengalaman dengan diwarnai oleh rasa khawatir, gelisah, kurang percaya diri, merasa tidak mampu, rendah diri, tidak sanggup menyelesaikan masalah serta perasaan-perasaan lain yang tidak menyenangkan.

b. Gejala-gejala Kecemasan

Gunarsa (1996) mengemukakan bahwa ada beberapa gejala yang muncul akibat adanya kecemasan, yaitu :

1) Cenderung terus-menerus merasa khawatir akan sesuatu yang akan dihadapinya.

(30)

3) Senantiasa diliputi ketegangan, rasa was-was dan keresahan yang bersifat tidak menentu.

4) Secara fisiologis, individu nampak berkeringat yang berlebihan walau udara tidak panas, jantung berdebar terlalu kencang, tangan atau kaki dingin, mengalami gangguan pencernaan, mulut dan tenggorokan kering, muka terlihat pucat, sering buang air kecil, otot dan persendian kaku, mengalami gangguan pernafasan dan tekanan darah yang tinggi.

5) individu cepat lelah, tidak dapat rileks, mudah terkejut dan terkadang menggerakkan anggota tubuh secara berlebihan, seperti menggoyangkan tangan atau kaki.

Berdasarkan pendapat Gunarsa di atas, maka dapat disimpulkan bahwa gejala kecemasan dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

1) Gejala fisiologis yaitu kecemasan yang sudah mempengaruhi fisik antara lain mudah berkeringat yang berlebihan walau udara tidak panas, jantung berdebar terlalu kencang, tangan atau kaki dingin, mengalami gangguan pencernaan, mulut dan tenggorokan kering, muka terlihat pucat, otot dan persendian kaku, mengalami gangguan pernafasan, tekanan darah yang tinggi, cepat lelah dan sulit tidur, tidak dapat rileks, mudah terkejut dan terkadang menggerakkan anggota tubuh secara berlebihan .

(31)

sering mengeluh, sulit berkonsentrasi, ketegangan, rasa was-was dan keresahan yang bersifat tidak menentu.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan

Menurut Kretch & Qrutch ( dalam Hartanti & Dwijanti, 1997), timbulnya kecemasan karena kurangnya pengalaman dalam menghadapi berbagai kemungkinan yang membuat individu kurang siap menghadapi situasi baru. Selain itu sumber-sumber kecemasan juga terdiri dari dua faktor yaitu :

1) Faktor Internal

Kecemasan yang berasal dari dalam diri individu. Misalnya, perasaan tidak mampu, tidak percaya diri, perasaan bersalah dan rendah diri. Faktor internal ini umumnya sangat dipengaruhi oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak rasional. Hal ini disebut sebagai bias kognitif yaitu suatu proses kognitif yang dapat mengarahkan seseorang yang berpikir logis menjadi merasa cemas terhadap suatu hal yang kabur.

2) Faktor Eksternal

(32)

Menurut Darajat (1996), faktor yang mempengaruhi kecemasan antara lain:

1) Usia

Usia sangat mempengaruhi tingkat kecemasan seseorang karena kecemasan yang berlebihan pada masa kanak-kanak dan masa remaja dianggap mempunyai resiko berkembangnya gangguan kecemasan umum pada saat dewasa. Gangguan kecemasan banyak dialami oleh individu yang memasuki masa dewasa dini yaitu rata-rata timbul pada usia 21 tahun.

2) Lingkungan sosial-budaya

(33)

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan faktor yang mempengaruhi kecemasan ada 2 macam yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu perasaan tidak mampu, tidak percaya diri, perasaan bersalah, rendah diri, pikiran-pikiran negarif dan tidak rasional. Faktor eksternal yaitu penolakan sosial, kritikan dari orang lain, beban tugas atau kerja yang berlebihan, usia, dan lingkungan sosial-budaya.

2. Kehamilan pada Trimester Ketiga a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan terjadi bila adanya pembuahan pada sel telur oleh sperma, yang nantinya dapat berkembang menjadi janin. Bila wanita melakukan hubungan seks atau kontak intim antara alat kelamin wanita dengan alat kelamin pria dalam masa-masa suburnya, sangat mungkin sel telur dalam perjalanannya bertemu dengan sel sperma sehingga menyebabkan terjadinya pembuahan. Tanda-tanda terjadinya kehamilan menurut Gilarso (2005), diantaranya:

(34)

mulai “Ngidam”. Hamil kira-kira 1-2 bulan bisa diadakan tes di laboratotium dengan membawa air kencing terpagi.

2) Pada umur kehamilan selanjutnya (3 bulan ke atas), rahim mulai membesar dan mulai ada hiperpigmentasi pada wajah disebut “Topeng kehamilan”, pada perut mulai tampak garis-garis tian, dan gelanggang disekitar punting susu tampak lebih hitam.

3) Pada kehamilan lima bulan denyut jantung anak bisa di dengar oleh pemeriksa, ibu mulai merasa adanya gerakan anak di dalam kandungannya, malahan gerakan itu bisa dilihat dari luar.

(35)

b. Kehamilan Trimester Ketiga

Menurut Gilarso ( 2005), kehamilan pada trimester ketiga berlangsung pada bulan ke tujuh hingga bulan ke sembilan. Pernyataan tersebut juga dikuatkan oleh pendapat Gladieux (dalam Dagun,1990). Kehamilan trimester ketiga merupakan fase terakir dalam kehamilan yang berlangsung pada bulan ke 7 hingga ke 9 atau hingga saat-saat kelahiran.

Menurut Gladieux (dalam Dagun,1990), pada fase / trimester ketiga ini ibu hamil merasa tertekan dan gelisah. Berat badan ibu hamil mulai bertambah drastis antara 10,5 kg sampai 15 kg. Selain itu calon ibu akan sering merasa lelah, tidak enak, sukar tidur, kaki dan tangan bengkak dan nafas menjadi pendek. Semua gejala tersebut dapat membuat calon ibu merasa cemas, mudah tersinggung dan lekas marah. Ibu hamil sering memikirkan kesehatan dan keamanan janin dan lebih cemas lagi menghadapi saat-saat persalinan yang sudah dekat.

3. Kecemasan pada Ibu Hamil Trimester Ketiga

a. Sumber-sumber kecemasan pada ibu hamil pada timester ketiga

(36)

1. Kecemasan terhadap diri sendiri yang meliputi ; takut mati, takut berpisah dengan bayi (trauma kelahiran), cemas terhadap kesehatan, cemas terhadap rasa nyeri saat persalinan, kemungkinan komplikasi saat hamil atau bersalin, cemas disebabkan rasa bersalah pada ibu, khawatir tidak segera mendapat pertolongan dan perawatan saat melahirkan.

2. Kecemasan tidak langsung berhubungan dengan kehamilan dan persalinan, seperti : masalah rumah tangga, pekerjaan suami, masalah hubungan seksual, bentuk tubuh setelah melahirkan, takut suami tidak hadir pada saat persalinan, takut beban hidup semakin berat, takut akan tanggung jawab sebagai ibu, dan sebagainya. 3. Kecemasan terhadap anaknya, yang meliputi : bayi cacat, takut

bayi bernasib buruk karena dosa, takut keguguran, kematian di dalam kandungan, kemungkinan beranak kembar, takut jenis kelamin dan keadaan bayi tidak sesuai dengan harapan.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan ibu hamil pada trimester ketiga.

(37)

1. Faktor Intern (dari dalam diri ibu hamil) a) Kepribadian

Kepribadian seseorang berpengaruh terhadap kecemasan, karena kepribadian akan mempengaruhi bagimana ia harus melakukan reaksi terhadap kecemasan itu. Ada yang memiliki pribadi yang lemah dan rentan sekali terhadap perasaan cemas dan sebaliknya (Hurlock, 1997)

b) Usia Ibu

Seorang wanita yang hamil pada setiap usia-usia tertentu akan mengalami resiko kehamilan tertentu. Usia sehat medis untuk wanita hamil adalah antara 20-35 tahun. Pada wanita yang hamil di usia 20 tahun ke bawah ataupun 35 tahun ke atas akan mempunyai resiko yang lebih tinggi di banding yang berusia 20-35 tahun (Hurlock, 1997)

2. Faktor Ekstern a) Pendidikan

(38)

b) Pengalaman, informasi kesehatan dan keamanan bayi

Terdapat perbedaan pengalaman dan informasi yang dimiliki oleh ibu hamil. Ibu hamil akan menggunakan pengalamannya sebagai dasar untuk mengevaluasi kehamilan. Ibu hamil yang memiliki lebih banyak pengalaman dan informasi akan lebih tahu keadaan dan keamanan bayi dalam kendungannya (Effendi dan Tjahjono, 1999).

c) Dukungan dari orang terdekat

Kehamilan yang mendapat dukungan dari orang-orang terdekat terlebih dari suami akan dapat menimbulkan sikap yang menyenangkan dalam menjalani kehamilan. Tetapi suatu kehamilan tanpa dukungan dari orang-orang terdekat akan menimbulkan kecemasan (Hurlock,1997). Menurut Gladieux (dalam Dagun,1990), dukungan emosional suami terhadap istri dapat menyebabkan adanya ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri istri, dan istri akhirnya akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam situasi kehamilan.

B. Persepsi Terhadap Dukungan Sosial dari Suami 1. Pengertian Dukungan Sosial

(39)

pribadi seseorang begitu diperlukan. Hal ini terjadi karena seseorang tidak mungkin memenuhi kebutuhan fisik maupun psikologisnya secara sendirian. Individu membutuhkan dukungan sosial, terutama dari orang-orang terdekat. Gottlieb(1983) mengatakan bahwa dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal atau non verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau kehadiran individu yang bersangkutan dan bermanfaat mempengaruhi perilaku maupun emosi individu.

Dukungan sosial adalah pertukaran interpersonal antara penerima pertolongan dan pemberi pertolongan (Taylor, 1994). Menurut Sheridan dan Radmacher (1992) mendefinisikan dukungan sosial sebagai sumber-sumber yang kita dapatkan melalui interaksi dengan orang lain

Kreitner dan Kenicki (1992) mendefinisikan dukungan sosial sebagai keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang yang dapat dipercaya. Dari interaksi ini individu menjadi tahu bahwa orang lain memperhatikan, menghargai, dan mencintai dirinya.

(40)

2. Aspek-aspek Dukungan Sosial

Aspek dukungan sosial menurut Winnubst dan Sarafino (dalam Smet, 1994) ada empat yaitu dukungan emosional, dukungan perhargaan, dukungan informatif, dukungan instrumental. Sheridan dan Radmacher (1992) mengemukakan tiga aspek dukungan sosial yaitu, dukungan instrumental, dukungan informatif, dukungan penghargaan.

Pembedaan yang dilakukan oleh beberapa peneliti tersebut sangat berguna, karena dalam beberapa situasi yang berbeda memerlukan aspek bantuan atau dukungan yang berbeda pula. House (Smet dalam 1994) membedakan empat aspek dukungan sosial :

a. Dukungan emosional mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap individu yang bersangkutan, serta memberikan rasa aman, rasa saling memiliki dan rasa dicintai.

b. Dukungan penghargaan meliputi ungkapan hormat, dorongan untuk maju, serta membantu seseorang untuk melihat segi-segi positif yang ada dalam dirinya untuk dibandingkan dengan keadaan orang lain yang berfungsi untuk menambah penghargaan diri, dan persetujuan atas gagasan atau perasaan individu.

(41)

d. Dukungan informatif, meliputi pemberian nasehat, petunjuk-petunjuk, saran-saran, atau umpan balik. Dukungan informatif akan bermanfaat kalau terdapat kekurangan pengetahuan dan ketrampilan pada individu.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disebutkan bahwa aspek dukungan sosial ada empat macam, yaitu dukungan emosional, dukungan perhargaan, dukungan informatif, dukungan instrumental.

3. Persepsi Terhadap Dukungan Sosial dari Suami

Persepsi merupakan suatu proses yang di dahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya (Bimo,1994). Proses itu tidak hanya saja sampai di situ, melainkan stimulus itu diteruskan ke pusat susunan syaraf yaitu otak dan terjadilah proses psikologis, sehingga individu menyadari tentang apa yang dilihat, didengar, dirasakan. Alat indera sangat berfungsi karena sebagai penghubung antara individu dangan dunia luar. Stimulus yang diterima oleh individu akan diorganisasikan oleh otak, kemudian diinterpretasikan dan selanjutnya individu tersebut dapat menyadari dan mengerti tentang apa yang diterima oleh inderanya.

(42)

menginterpretasikan perilaku suami apakah memuaskan perasaan dan mempengaruhi tingkah lakunya atau tidak.

C. Hubungan antara Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Anak Pertama pada Trimester Ketiga dan Persepsi Terhadap Dukungan Sosial dari Suami

Kehamilan anak pertama sangat diharapkan oleh pasangan suami istri yang baru saja menikah. Anak pertama sangat diharapkan karena merupakan pengalaman untuk pertama kali mempunyai anak. Kejadian tersebut sangatlah ditunggu-tunggu oleh pasangan suami istri, sehingga mereka sangat berhati-hati dalam memperlakukan kandungan istri. Pasangan suami istri akan merasa buta dalam memperlakukan kandungan istri karena ini merupakan pengalaman yang pertama kali dalam hidup mereka (www.republika.com).

Menurut Gladieux (dalam Dagun, 1990), seorang ibu hamil yang sudah memasuki tahap kehamilan pada trimester ketiga akan mengalami kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Untuk mengurangi kecemasan yang terjadi, maka ibu hamil membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekatnya, terlebih suaminya.

(43)

Menurut Gladieux (dalam Dagun, 1989), dukungan emosional suami terhadap istri dapat menyebabkan adanya ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri istri, dan istri akhirnya akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam situasi kehamilan. Cassel (dalam Gottlieb,1993) mengemukakan bahwa dukungan sosial sangat mempengaruhi tingkah laku, cara berfikir dan tingkat emosi seseorang.

Penelitian yang dilakukan oleh Effendi (1999) menunjukkan bahwa dukungan sosial berperan penting dalam memelihara keadaan psikologis individu yang mengalami tekanan. Dukungan tersebut melibatkan hubungan sosial yang berarti, sehingga dapat menimbulkan pengaruh positif yang dapat mengurangi gangguan psikologis sebagai pengaruh positif dari tekanan psikologis. Dukungan sosial bekerja sebagai pelindung untuk melawan perubahan peristiwa kehidupan yang berpotensi penuh untuk mengalami stres. Melalui dukungan sosial, kesejahteraan psikologis akan meningkat karena adanya perhatian dan pengertian akan menimbulkan perasaan memiliki, meningkatkan harga diri, dan kejelasan identitas diri serta memiliki perasaan positif mengenai diri sendiri.

(44)

istrinya serta memberi dorongan yang dapat menimbulkan hubungan suami istri menjadi lebih intim dan dapat memberikan ketenangan bagi istri, sedangkan dukungan instrumental bisa dengan memberikan kebutuhan-kebutuhan ibu pada saat kehamilan atau kebutuhan-kebutuhan untuk bayi seperti memberikan pakaian bayi dan perlengkapan bayi.

(45)

BAGAN 2.1

Skema Hubungan antara Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Anak Pertama pada Trimester Ketiga dan Persepsi Terhadap Dukungan Sosial

dari Suami

Ibu Hamil Trimester ketiga

Kondisi fisik dan sumber kecemasan - Fisik : rahim yang membesar

- Psikologis : bayangan resiko kehamilan dan proses melahirkan

Kecemasan Berkurang Efek positif

- Memberikan motivasi

- ketenangan batin dan perasaan senang

- menimbulkan perasaan memiliki dan meningkatkan harga diri

- istri mempunyai perasaan atau nilai positif tentang dirinya

Terdapat dukungan sosial dari suami berupa dukungan

(46)

D. Hipotesis

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif korelasional.

Penelitian kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal

(angka) yang diolah dengan metoda statistika. Penelitian kuantitatif dilakukan

pada penelitian inferensial (dalam rangka menguji hipotetis) dan

menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan

penolakan hipotesis nihil. Penelitian korelasional bertujuan untuk menyelidiki

variasi pada suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih

variabel lain berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2006 ). Dengan metode

kuantitatif korelasional akan diperoleh signifikansi hubungan antar variabel

yang diteliti. Lebih lanjut, dari hasilnya dapat dilihat apakah ada hubungan

positif atau negatif dari kedua variabel (Singarimbun, 1989).

B. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini, variabel penelitian diidentifikasi sebagai berikut :

Variabel bebas : Persepsi terhadap dukungan sosial dari suami

Variabel tergantung : Tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada

trimester ketiga.

(48)

C. Definisi Operasional

1. Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Anak Pertama pada Trimester Ketiga

Kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga adalah

kekhawatiran dan kegelisahan yang tidak menentu dan tampak dari gejala

fisik maupun psikologis yang dialami oleh ibu hamil anak pertama pada

usia kehamilan memasuki trimester ketiga. Data mengenai kecemasan ibu

hamil anak pertama pada trimester ketiga dapat diperoleh dari skala

tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga yang

disusun berdasarkan gejala-gejala kecemasan yaitu gejala fisiologis dan

gejala psikologis.

a. Gejala fisiologis yaitu kecemasan yang sudah mempengaruhi fisik

antara lain mudah berkeringat yang berlebihan walau udara tidak

panas, jantung berdebar terlalu kencang, tangan atau kaki dingin,

mengalami gangguan pencernaan, mulut dan tenggorokan kering,

muka terlihat pucat, otot dan persendian kaku, mengalami gangguan

pernafasan, tekanan darah yang tinggi, cepat lelah dan sulit tidur, tidak

dapat rileks, mudah terkejut.

b. Gejala psikologis yaitu kecemasan yang berwujud gejala kejiwaan

seperti mudah merasa khawatir, mudah tersinggung, tidak sabar, sering

mengeluh, sulit berkonsentrasi, ketegangan, rasa was-was dan

(49)

Kecemasan subjek diukur dengan skala tingkat kecemasan ibu

hamil anak pertama pada trimester ketiga. Semakin tinggi skor yang

diperoleh dari angket kecemasan maka semakin tinggi pula kecemasan

yang dimiliki oleh wanita hamil, namun sebaliknya bila semakin rendah

skor yang diperoleh dari angket maka semakin rendah pula kecemasan

yang dirasakan.

2. Persepsi Terhadap Dukungan Sosial dari Suami

Persepsi terhadap dukungan sosial dari suami adalah penerimaan

stimulus oleh istri dari perilaku suami tentang pertolongan yang di dapat

dari interaksi interpersonal yang berupa kenyamanan, bantuan dan atau

informasi sehingga istri dapat menginterpretasikan perilaku suami apakah

memuaskan perasaan dan mempengaruhi tingkah lakunya atau tidak.

Data mengenai persepsi terhadap dukungan sosial suami dapat

diketahui dari angket persepsi terhadap dukungan sosial dari suami yang

disusun berdasarkan aspek-aspek dukungan sosial. Menurut House ( Smet

dalam 1994), persepsi terhadap dukungan sosial suami dibedakan menjadi

4, yaitu : dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan

instrumental, dan dukungan informatif. Semakin tinggi skor yang

diperoleh dari skala persepsi terhadap dukungan sosial dari suami ini maka

kecemasan yang dialami ibu hamil akan rendah, sebaliknya semakin

rendah skor yang diperoleh maka kecemasan akan tetap ada atau bahkan

(50)

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah suatu populasi yang akan diukur dalam

penelitian. Menurut Singarimbun (1989), populasi adalah jumlah keseluruhan

dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Menurut Hadi (1989) populasi

adalah sejumlah individu atau orang yang paling sedikit mempunyai sifat

sama, sedangkan sampel yaitu bagian dari populasi yang mempunyai sifat

yang sama baik sifat kodrat maupun sifat pengkhususan.

Populasi dalam penelitian ini adalah wanita hamil yang mempunyai

karakteristik sebagai berikut :

1. Wanita hamil dengan usia antara 20 sampai 35 tahun. Pengambilan

rentang angka tersebut dengan asumsi bahwa pada usia 20-35 tahun

merupakan usia produktif dan matang untuk kehamilan. Selain itu usia

20-35 tahun mempunyai resiko kehamilan yang relatif aman dibandingkan

usia di bawah atau diatasnya.

2. Kehamilan yang pertama kali dialami oleh subjek dengan usia kehamilan 7

bulan hingga masa persalinan (Trimester ketiga). Tujuan dipilihnya subjek

dengan kriteria ini karena dalam penelitian ini variabel yang akan diukur

adalah tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga.

3. Saat kehamilan masih bersuami. Subjek dengan kriteria ini dipilih karena

sesuai dengan tujuan dari penelitian pada salah satu variabelnya yaitu

(51)

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur tingkat kecemasan

ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan persepsi terhadap dukungan

sosial dari suami adalah metode skala. Skala adalah rangkaian pengukuran

mengikuti aturan tertentu yang mengukur satu sifat. Nilai skala adalah

bilangan yang dikenakan pada objek atau subjek untuk menunjukkan hasil

pengukuran atas suatu sifat. Penskalaan menyajikan dasar-dasar dan

tehnik-tehnik untuk memilih jenis-jenis skala tertentu dan juga mendeskripsikan

sifat-sifat aneka skala menurut taraf pengukuran masing-masing ( Supratiknya,

1998).

Sistem penskoran skala didasarkan pada skala Likert dengan

menggunakan empat kategori jawaban yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S),

tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS). Penulis menggunakan empat

kategori jawaban karena hal ini didasarkan pengalaman banyak peneliti di

Indonesia yang menganggap bahwa orang Indonesia tidak mau memberikan

jawaban yang sangat ekstrim. Bila kategori ragu-ragu disediakan maka

dikhawatirkan peneliti akan kehilangan banyak informasi mengenai

kecenderungan suatu pendapat yang ingin diketahui (Hadi, 1989).

Skala kecemasan ibu hamil anak pertama trimester ketiga dan skala

persepsi terhadap dukungan sosial dari suami disajikan dalam pernyataan

favorabel dan unfavorabel. Pernyataan favorabel menunjukkan indikasi

mendukung teori yang diungkap, sedangkan pernyataan unfavorabel

(52)

Dalam menilai jawaban atau memberi skor untuk pernyataan favorabel

bergerak dari 4 sampai 1. Pilihan sangat sesuai (SS) diberi nilai 4, pilihan

sesuai (S) diberi nilai 3, pilihan tidak sesuai (TS) diberi nilai 2, dan pilihan

sangat tidak sesuai (STS) diberi nilai 1. Pernyataan unfavorabel bergerak dari

1 sampai 4. Pilihan sangat sesuai (SS) diberi nilai 1, pilihan sesuai (S) diberi

nilai 2, pilihan tidak sesuai (TS) diberi nilai 3, dan pilihan sangat tidak sesuai

(STS) diberi nilai 4.

Agar penulis memiliki gambaran mengenai isi skala yang akan dibuat

dan menjadikan acuan untuk tetap berada dalam lingkup pengukur yang benar,

maka dibuat suatu pedoman untuk penyusunan item sehingga pembuatan item

dapat terarah dengan baik.

1. Skala Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Anak Pertama pada Trimester

Ketiga.

Skala tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester

ketiga ini diungkap berdasarkan gejala-gejala kecemasan yaitu gejala

fisiologis dan psikologis.

a. Gejala fisiologis yaitu kecemasan yang sudah mempengaruhi fisik

antara lain mudah berkeringat yang berlebihan walau udara tidak

panas, jantung berdebar terlalu kencang, tangan atau kaki dingin,

mengalami gangguan pencernaan, mulut dan tenggorokan kering,

(53)

pernafasan, tekanan darah yang tinggi, cepat lelah dan sulit tidur, tidak

dapat rileks, mudah terkejut.

b. Gejala psikologis yaitu kecemasan yang berwujud gejala kejiwaan

seperti mudah merasa khawatir, mudah tersinggung, tidak sabar, sering

mengeluh, sulit berkonsentrasi, ketegangan, rasa was-was dan

keresahan yang bersifat tidak menentu.

Rancangan skala tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada

trimester ketiga dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1

Rancangan Skala Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Anak Pertama pada Trimester Ketiga

Favorabel Unfavorabel

2. Skala Persepsi terhadap Dukungan Sosial dari Suami

Skala dukungan sosial dari suami dibuat berdasarkan aspek-aspek

dukungan sosial yaitu :

a) Dukungan emosional, mencakup ungkapan empati, kepedulian dan

perhatian terhadap individu yang bersangkutan, serta memberikan rasa

(54)

b) Dukungan penghargaan, meliputi ungkapan hormat, dorongan untuk

maju, serta membantu seseorang untuk melihat segi-segi positif yang

ada dalam dirinya untuk dibandingkan dengan orang lain yang

berfungsi menambah penghargaan diri, dan persetujuan atas gagasan

atau perasaan individu.

c) Dukungan instrumental, mencakup bantuan langsung sesuai yang

dibutuhkan individu, dukungan ini dapat berupa penyediaan kebutuhan

fisik atau memberi pelayanan selama ibu mengalami kecemasan.

d) Dukungan informatif, meliputi pemberian nasehat, petunjuk-petunjuk,

saran, atau umpan balik.

Rancangan skala persepsi terhadap dukungan sosial dari suami dapat

dilihat dalam tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2

Rancangan Skala Persepsi Terhadap Dukungan Sosial dariSuami

Favorabel Unfavorabel

Aspek Dukungan Sosial

jml No Item jml No Item

Jumlah

Emosional 7 1,2, 14,20,30,31,34 7 9,18,21,39,40,45,56 14

Penghargaan 7 3,7,26,29,44,46,48 7 11,13,17,24,35,36,41 14

Instrumental 7 4,5,6,27,28,47,49 7 8,10,12,32,33,50,51 14

Informatif 7 15,16,19,37,38,52,53 7 22,23,25,42,43,54,55 14

(55)

F. Prosedur Penelitian

Prosedur atau langkah penelitian ditempuh dangan tahap-tahap berikut ini :

1. Uji coba item

a. Membuat item dan diajukan pada professional judgement untuk diteliti

keakuratanya.

b. Mempersiapkan alat ukur. Alat ukur yang digunakan adalah skala

kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan skala

persepsi terhadap dukungan sosial dari suami.

c. Melakukan uji coba skala pada subjek. Subjek harus sesuai dengan

kriteria subjek penelitian yaitu wanita hamil dengan usia antara 20-35

tahun pada saat ini adalah kehamilan yang pertama kali dialaminya

dengan usia kandungan tujuh bulan hingga masa persalinan (trimester

ketiga) dan saat kehamilan ini masih bersuami.

d. Menganalisis item skala.

e. Mengolah data hasil uji coba.

f. Menganalisis data dan menentukan item yang gugur.

g. Menyusun kembali item yang sahih.

2. Pelaksanaan penelitian

a. Mempersiapkan alat ukur yang akan digunakan untuk penelitian.

b. Melakukan pengumpulan data.

c. Menganalisis data penelitian.

d. Membuat kesimpulan penelitian.

(56)

G. Pertanggungjawaban Alat Ukur 1. Validitas

Peneliti menggunakan metode validitas isi (content validity).

Suryabrata (2002) mengatakan bahwa validitas isi adalah suatu proses

pemeriksaan yang menunjukkan sampai di mana isi suatu alat pengukur

mencerminkan hal-hal yang akan diukur. Validitas isi merupakan validitas

yang diestimasi lewat pengujian alat ukur yang ditentukan melalui

pendapat professional (professional judgement), dalam hal ini yaitu dosen

pembimbing. Melalui professional judgement tersebut, dilakukan analisis

logis terhadap butir-butir alat ukur untuk menetapkan apakah butir-butir

alat ukur yang telah dibuat dan dikembangkan mampu mengukur apa yang

dimaksudkan untuk diukur. Validitas isi kedua skala dalam penelitian ini,

sebelum diuji coba, item-item ini telah dikoreksi oleh seseorang yang

sudah dianggap ahli, dalam hal ini adalah Dosen Pembimbing skripsi.

2. Seleksi Item

Item yang disusun dalam suatu skala atau tes yang tidak

memperlihatkan kualitas yang baik harus disingkirkan atau direvisi

terlebih dahulu sebelum menjadi bagian dari skala. Hanya item yang baik

saja yang boleh digunakan dalam skala. Salah satu kualitas yang dimaksud

adalah keselarasan atau konsistensi antara item dengan tes secara

(57)

Prosedur pengujian konsistensi item dilakukan dengan komputasi

koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap item dengan distribusi

skor total sebagai kriteria. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien

korelasi item total (rix)yang umumnya dikenal dengan indeks daya beda

item (Azwar, 2006).

Besarnya koefisien korelasi item total bergerak dari 0 sampai 1,00

dengan tanda positif atau negatif. Semakin mendekati angka 1 yang

bertanda positif maka daya diskriminasi itemnya semakin baik. Sebagai

kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item total, biasanya

digunakan batasan ( rix ) ≥ 0,30, jadi item yang memiliki korelasi item total

minimal 0,30 dianggap layak menjadi sebuah item. Jika jumlah item yang

lolos masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, maka batas kriteria

0,30 dapat diturunkan menjadi 0,25 sehingga jumlah item yang diinginkan

dapat tercapai (Azwar, 2006).

Berdasarkan hasil analisis kesahihan item tryout pada tanggal 10

Maret 2007 sampai tanggal 30 Maret 2007, prosedur analisis item

dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS for Windows

versi 12.00. Berikut ini adalah distribusi item skala setelah try out :

a. Skala Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Anak Pertama pada Trimester

Ketiga

Skala kecemasan yang terdiri dari 52 butir item terdapat 10 item

(58)

no 36, no 38, no 47, no 51, dan no 52. Item tersebut gugur karena

memiliki nilai rix dibawah 0,30.

Hasil uji coba skala tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada

trimester ketiga dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini:

Tabel 3.3

Jumlah Item lolos Skala Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Anak Pertama pada Trimester Ketiga

Sebelum Try out Sesudah Try out Aspek

b. Skala persepsi terhadap dukungan sosial dari suami

Dalam alat ukur yang kedua yaitu skala persepsi terhadap

dukungan sosial dari suami, dari 56 butir item terdapat 2 butir item

yang gugur yaitu nomor 14 dan nomor 39. Item tersebut gugur karena

(59)

Hasil uji coba skala persepsi terhadap dukungan sosial dari suami

dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut ini :

Tabel 3.4

Jumlah Item Lolos Skala Persepsi terhadap Dukungan Sosial dari Suami

Sebelum Try out Sesudah Try out Aspek

Favorabel Unfavorabel Favorabel Unfavorabel

Emosional 7 7 6 6

Penghargaan 7 7 7 7

Instrumental 7 7 7 7

Informatif 7 7 7 7

Jumlah 28 28 27 27

3. Reliabilitas

Skala atau alat ukur yang memiliki reliabilitas yang tinggi adalah

skala yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya dan reliabel.

Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali

pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh

hasil yang relatif sama selama aspek yang diukur dalam diri subjek

memang belum berubah (Azwar, 2006).

Dalam penelitian ini, estimasi reliabilitas akan diuji dengan

pendekatan konsistensi internal melaluli prosedur Alpha Cronbach.

Pendekatan ini dipilih dengan alasan mempunyai nilai praktis dan efisiensi

yang tinggi karena hanya didasarkan pada pengukuran satu kali dari

(60)

tunggal adalah pengujian konsistensi di antara komponen-komponen yang

membentuk tes secara keseluruhan (Azwar, 2006).

Azwar (2006) mengatakan bahwa reliabilitas dinyatakan oleh

koefisien yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai 1,00.

Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin

tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah

mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya.

Hasil perhitungan koefisien reliabilitas Alpha (α) dari skala tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga adalah 0,938. Hal

ini berarti skala tersebut mampu mencerminkan 93,8 % variasi yang terjadi

pada skor murni subjek yang bersangkutan sehingga dapat digunakan

untuk mengukur atribut yang dimaksudkan yaitu kecemasan. Berdasarkan

hasil koefisien korelasi tersebut maka skala tingkat kecemasan ibu hamil

anak pertama pada trimester ketiga memiliki daya keterandalan yang

cukup tinggi.

Dalam skala persepsi terhadap dukungan sosial dari suami, hasil

perhitungan reliabilias Alpha (α) menunjukkan angka sebesar 0,974. Angka tersebut menunjukkan bahwa skala persepsi dukungan sosial

mampu mencerminkan 97,4 % variasi yang terjadi pada skor murni subjek.

Lebih jauh lagi angka tersebut juga menunjukkan adanya daya

keterandalan yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari

(61)

sosial dari suami mampu untuk mengukur variabel persepsi terhadap

dukungan sosial dari suami.

H. Metode Analisis Data

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui hubungan antara

kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan persepsi

dukungan sosial dari suami. Oleh karena itu teknik analisis data yang

digunakan adalah menggunakan uji korelasi Product Moment dari Pearson.

Uji hipotesis ini dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS for

(62)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan antara kecemasan

ibu hamil anak pertama trimester ketiga dan persepsi dukungan sosial dari

suami ini dilaksanakan pada tanggal 26 April 2007 sampai dengan 17 Mei

2007. Penyebaran angket dilakukan secara purposive sampling, yaitu dengan

pemilihan subjek yang didasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu.

Peneliti mendapatkan subjek penelitian dengan cara menyebar angket

secara person to person (peneliti terjun langsung ke lapangan) di beberapa

klinik dan mendatangi rumah penduduk yang berada di wilayah kecamatan

Karangnongko, Klaten. Penyebaran angket di beberapa tempat dibantu oleh

beberapa relawan (teman peneliti). Alat ukur yang digunakan dalam penelitian

ini ada dua buah, yaitu skala tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada

trimester ketiga dan skala persepsi terhadap dukungan sosial dari suami. Agar

lebih mudah dan praktis dalam penyajiannya, maka kedua skala ini digabung

menjadi satu buku dengan nama Skala Penelitian.

B. Deskripsi Subjek dan Data Penelitian

Subjek penelitian adalah wanita hamil dengan rentang usia antara 20

sampai 35 tahun yang merupakan kehamilan pertama kali dengan usia

kehamilan 7 bulan hingga masa persalinan (Trimester ketiga) dan saat

(63)

kehamilan masih bersuami. Subjek mempunyai karakteristik yang hampir

sama yaitu ibu rumah tangga, wiraswasta dan pegawai kantor. Hasil

pengamatan dan wawancara singkat, suami subjek mempunyai mata

pencaharian sebagai petani, buruh, swasta, dan PNS.

Keseluruhan data hasil penelitian dapat dideskripsikan dalam tabel 4.1

di bawah ini:

Tabel 4.1

Deskripsi Statistik Data Penelitian

Tingkat Kecemasan Persepsi Dukungan Statistik

Teoritik Empirik Teoritik Empirik

N ( subjek ) 60 60 60 60

Skor maks 168 134 216 193

Skor min 42 73 54 100

Mean 105 106,10 134 158,55

Mean empiris merupakan nilai rata-rata yang dimiliki sekelompok

subjek dalam penelitian, sedangkan mean teoretis merupakan nilai rata-rata

yang menjadi titik tengah pada skala penelitian.

Tabel di atas menunjukkan jumlah mean empirik dari skala tingkat

kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga sebesar 106,10. Nilai

tertinggi yang diperoleh pada skala tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama

pada trimester ketiga sebesar 134 sedangkan untuk nilai terendah didapat

sebesar 73. Pada skala persepsi terhadap dukungan sosial dari suami diperoleh

mean emperik sebesar 158,55, untuk nilai tertinggi sebesar 193 sedangkan

(64)

Skala tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga

mean teoritiknya 105 lebih besar dari mean empiriknya yaitu sebesar 106,10.

Maka dari data di atas disimpulkan bahwa subjek penelitian memiliki rata-rata

kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga yang cenderung

tinggi. Mean teoritik skala persepsi terhadap dukungan sosial dari suami

sebesar 134 sedangkan mean empiriknya sebesar 158,55. hal tersebut

menunjukkan mean empirik subjek penelitian lebih besar dari pada mean

teoritiknya. Berdasarkan data di atas maka dapat dilihat bahwa subjek

penelitian memiliki rata-rata dukungan sosial dari suami yang cenderung

tinggi.

Skala tingkat kecemasan ibu hamil dan persepsi dukungan sosial dari

suami dalam penelitian ini dikategorisasikan ke dalam 5 golongan. Tujuan dari

penggolongan ini adalah untuk menempatkan subjek ke dalam

kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut kontinum berdasarkan

atribut yang diukur (Azwar,2006).

Setelah dilakukan perhitungan berdasarkan norma kategorisasi skor,

maka masing-masing jenjang kategori skala tingkat kecemasan ibu hamil anak

pertama pada trimester ketiga dan skala persepsi terhadap dukungan sosial

dari suami dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.2 dan 4.3 :

Tabel 4.2

Kategori Skor Kecemasan Ibu Hamil Anak Pertama pada Trimester ketiga

Kategorisasi Range Jumlah subjek persen

Sangat rendah X ≤ 73,5 1 1,66 %

(65)

Sedang 94,5< X≤115,5 20 33,33 % Tinggi 115,5<X≤136,5 25 41,66 %

Sangat tinggi 136,5≤X 0 0 %

Jumlah 60 100%

Mengacu pada norma tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada

trimester ketiga, ditemukan bahwa terdapat 25 subjek memiliki kecemasan

dari kategori tinggi, 20 subjek kategori kecemasan sedang, 14 subjek kategori

rendah, dan 1 subjek kecemasan kategori sangat rendah. Sedangkan tidak ada

subjek yang memiliki kecemasan sangat tinggi.

Tabel 4.3 Kategori Skor

Persepsi Dukungan Sosial dari suami

Kategorisasi Range Jumlah subjek persen

Sangat rendah X≤94,5 0 0%

Rendah 94,5<X≤121,5 8 13,33 %

Sedang 121,5<X≤148,5 8 13,33 %

Tinggi 148,5<X≤175,5 27 45 %

Sangat tinggi 175,5≤X 17 28,33 %

Jumlah 60 100%

Dari norma kategorisasi untuk skala persepsi terhadap dukungan sosial

dari suami pada penelitian ini ditemukan bahwa terdapat 17 subjek memiliki

kategori dukungan sangat tinggi, 27 subjek memiliki kategori dukungan

tinggi, 8 subjek memiliki kategori dukungan sedang, dan 8 subjek memiliki

kategori dukungan rendah. Sedangkan tidak ada subjek yang memiliki

(66)

C. Analisis Data Penelitian 1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian

mengikuti sebaran data dengan distribusi normal. Uji normalitas dalam

penelitian ini dilakukan dengan One Sampel Kolmogorov-Smirnov dari

program SPSS for Windows versi 12.00. pengambilan keputusan

didasarkan pada besaran probabilitas ( p ). Jika p > 0,05 maka sebaran

dinyatakan normal. Sebaliknya jika p < 0,05 maka sebaran dinyatakan

tidak normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.4 :

Tabel 4.4

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Kecemasan Dukungan

N 60 60

Normal Parameters(a,b) Mean 106.10 158.55

Std. Deviation 15.337 26.298

Most Extreme Differences Absolute .167 .149

Positive .163 .095

Negative -.167 -.149

Kolmogorov-Smirnov Z 1.290 1.152

Asymp. Sig. (2-tailed) .072 .140

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Hasil Uji normalitas menghasilkan probabilitas (p) data tingkat

kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga sebesar 0,072

(p> 0,05) dan probabilitas (p) untuk data persepsi terhadap dukungan

sosial dari suami sebesar 0,140 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa

Gambar

Tabel  3.1 Rancangan Skala Tingkat Kecemasan Ibu Hamil
Tabel 3.2 Rancangan Skala Persepsi
Tabel 3.3 Jumlah Item lolos Skala Tingkat Kecemasan Ibu Hamil
Tabel 3.4 Jumlah Item Lolos Skala Persepsi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Saya yakin orang yang melakukan tindik tubuh akan lebih percaya diri daripada yang tidak melakukan tindik tubuh.. SS S TS

Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan formal dalam.. bidang keperawatan yang program pendidikannya telah

keagamaan dan khusus. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri I Juwiring, Klaten mempunyai tujuan:“Menjadi lembaga pendidikan yang berkualitas dan relevan dengan tuntutan

Dalam Penelitian ini, dengan menggunakan uji Paired-Samples T Test terhadap Abnormal Return , hasil yang di dapat selama pengamatan data yaitu tidak terdapatnya

Memberikan kuasa kepada pejabat yang namanya tersebut pada lajur 2 (dua), dalam jabatan sebagaimana tersebut dalam lajur 3 (tiga), untuk atas nama Menteri

pascates diberikan untuk mengetahui hasil pembelajaran dari kelompok eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran dengan media modul menggunakan mesin untuk operasi

Bisnis perbankan merupakan bisnis jasa yang berdasar pada asaz kepercayaan yang didukung keunggulan produk, serta pelayanan yang diberikan (Parasuraman, Ziethaml,

Pada proses transesterifikasi dimasukan minyak biji karet yang telah diesterifikasi kedalam labu alas bulat leher tiga, kemudian ditambahkan katalist (abu buah bintaro) dengan