• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. ANALISIS DATA PENELITIAN

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian mengikuti sebaran data dengan distribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan One Sampel Kolmogorov-Smirnov dari program SPSS for Windows versi 12.00. pengambilan keputusan didasarkan pada besaran probabilitas ( p ). Jika p > 0,05 maka sebaran dinyatakan normal. Sebaliknya jika p < 0,05 maka sebaran dinyatakan tidak normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.4 :

Tabel 4.4

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Kecemasan Dukungan

N 60 60

Normal Parameters(a,b) Mean 106.10 158.55

Std. Deviation 15.337 26.298

Most Extreme Differences Absolute .167 .149

Positive .163 .095

Negative -.167 -.149

Kolmogorov-Smirnov Z 1.290 1.152

Asymp. Sig. (2-tailed) .072 .140

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Hasil Uji normalitas menghasilkan probabilitas (p) data tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga sebesar 0,072 (p> 0,05) dan probabilitas (p) untuk data persepsi terhadap dukungan sosial dari suami sebesar 0,140 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa distribusi data pada kedua variabel adalah normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara skor variabel tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan variabel persepsi terhadap terhadap dukungan sosial dari suami merupakan garis lurus atau tidak.

Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows versi 12.00. Hasil dari uji linearitas yang dilakukan menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel yaitu tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan persepsi terhadap dukungan sosial dari suami adalah linear. Hal ini ditunjukkan dengan taraf signifikansi untuk linearitas lebih kecil daripada 0,005 (p < 0,05) yaitu F = 12,396 ;p = 0,002 atau p < 0,05. hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini :

Tabel 4.5 Hasil Uji Linearitas

Sum of Squares df Mean Square F Sig. Kecemasan * Dukungan Between Groups (Combined) 11643.733 41 283.993 2.289 .030 Linearity 1538.197 1 1538.197 12.396 .002 Deviation from Linearity 10105.536 40 252.638 2.036 .053 Within Groups 2233.667 18 124.093 Total 13877.400 59 2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis hubungan variabel dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows versi 12.00. Analisis data

penelitian dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut :

Tabel 4.6 Analisis Korelasional Kecemasan Dukungan Pearson Correlation 1 -.333(**) Sig. (1-tailed) . .005 Kecemasan N 60 60 Pearson Correlation -.333(**) 1 Sig. (1-tailed) .005 . Dukungan N 60 60

** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Data diatas menunjukkan bahwa skor korelasi untuk variabel tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan variabel persepsi terhadap dukungan sosial dari suami adalah -0,333 dengan p <0,01. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang berbunyi : “ Ada hubungan negatif antara tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan persepsi terhadap dukungan sosial dari suami “ diterima.

Sumbangan pengaruh variabel persepsi terhadap dukungan sosial dari suami terhadap tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini:

Tabel 4.7

Deskripsi Analisis R Square

R R Squared Eta Eta Squared

Koefisien determinasi yang diperoleh dari mengkuadratkan nilai koefisien korelasi adalah 0,111. Hasil analisis demikian ini menunjukkan bahwa variabel bebas penelitian yaitu persepsi terhadap dukungan sosial dari suami memberikan sumbangan efektif sebesar 11,1% terhadap variabel tergantung tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga.

D. Pembahasan

Hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan persepsi dukungan sosial suami. Hal ini berarti semakin tinggi dukungan sosial dari suami, maka tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga akan semakin rendah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukanan oleh Gladieux (dalam Dagun,1989) bahwa dukungan emosional suami terhadap istri dapat menyebabkan ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri istri. Hal tersebut akan mendorong istri lebih mudah menyesuaikan diri dalam situasi kehamilan tersebut. Suami adalah orang pertama dan utama dalam memberi dorongan kepada istri sebelum pihak lain memberi perhatian. Cinta kasih dan perasaan dilindungi secara jasmani dan rohani yang dirasakan calon ibu dari suaminya akan mengurangi atau melenyapkan kerisauan, kecemasan, ketakutan dan kepanikan, baik yang riel maupun yang bersifat fantasi.

Dukungan tersebut juga akan memotivasi wanita hamil untuk lebih hati-hati dan menjaga kandungannya.

Hasil penelitian juga sejalan dengan penelitian yang telah di lakukan oleh Suwarni (2005), yang mengemukanan bahwa dukungan suami dapat mempengaruhi serta berperan dalam kestabilan emosi ibu hamil. Memasuki trimester terakhir usia kandungan, terjadi perubahan kondisi emosi dan ketegangan jiwa seperti takut atau cemas menghadapi proses persalinan. Bayangan tentang resiko kematian ketika melahirkan semakin mempengaruhi kestabilan emosi ibu hamil. Dengan dukungan suami, ibu hamil akan memiliki kestabilan emosi yang lebih baik dan proses persalinan dapat berjalan lebih lancar. Keterlibatan suami untuk memahami dan mengerti kondisi istri mempunyai pengaruh positif dalam menghadapi proses persalinan. Dukungan suami secara tidak langsung akan memberi manfaat emosional yang dapat menambah kekuatan istri dalam melawan rasa takut dan cemas.

Henny (2003) mengemukakan bahwa dukungan suami dalam menghadapi proses kehamilan pertama istri pada trimester ketiga merupakan faktor penting. Dukungan yang diberikan suami selama istri hamil dapat mengurangi kecemasan serta mengembalikan kepercayaan diri calon ibu dalam mengalami proses kehamilannya. Sehingga gangguan psikologis yang muncul selama proses kehamilan calon ibu dapat dihindarkan, atau tidak menjadi berkembang ke arah yang lebih parah. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dukungan yang diberikan suami kepada calon ibu dalam menghadapi proses kehamilan pertamanya dapat membuat calon ibu merasa

tenang dan memiliki mental yang kuat untuk menghadapi proses persalinannya nanti.

Menurut Mayke (2005), ibu hamil perlu adanya dukungan suami atau orang dewasa lain yang ada di lingkungan sekitarnya untuk menenangkan, memberi dukungan saat ibu hamil merasa sedih, mengajak untuk mengkomunikasikan uneg-uneg yang dirasakan, dan mengajak melakukan aktivitas bersama.

Peran dan dukungan sosial dari orang-orang terdekat sangat berpengaruh bagi ibu hamil. Dukungan dari suami akan memberikan ketenangan dan berpengaruh positif serta mengurangi gangguan psikologisnya sehingga ibu hamil akan terbantu dalam menghadapi kecemasan yang dialaminya. Ibu hamil yang tidak mendapat dukungan sosial dari suaminya, maka akan kurang dapat mengatasi tekanan dan tuntutan yang ada. Hal ini akan menimbulkan gejolak dalam batin sehingga kecemasan yang dialami tetap besar.

Dilihat dari deskripsi hasil, rata – rata subjek memiliki kecemasan kehamilan anak pertama pada trimester ketiga yang cenderung tinggi, hal tersebut terlihat dari mean teoritiknya 105 lebih besar dari mean empiriknya yaitu sebesar 106,10. Menurut Gladieux (dalam Dagun,1990), pada fase / trimester ketiga ini ibu hamil merasa tertekan dan gelisah. Berat badan ibu hamil mulai bertambah drastis antara 10,5 kg sampai 15 kg. Selain itu calon ibu akan sering merasa lelah, tidak enak, sukar tidur, kaki dan tangan bengkak dan nafas menjadi pendek. Semua gejala tersebut dapat membuat calon ibu

merasa cemas, mudah tersinggung dan lekas marah. Ibu hamil sering memikirkan kesehatan dan keamanan janin dan lebih cemas lagi menghadapi saat-saat persalinan yang sudah dekat.

Kecemasan yang tinggi dipengaruhi juga oleh pekerjaan dan informai tentang kehamilan. Kebanyakan subjek yang bermata pencaharian sebagai wiraswasta dan ibu rumah tangga, sedangkan suaminya bekerja sebagai buruh, petani dan swasta. Dalam menjalani kehamilan, baik suami atau istri tidak mempunyai pekerjaan yang mapan akan melatar belakangi timbulnya kecemasan (Hurlock, 1997). Subjek penelitian tinggal di desa yang minim akan informasi kehamilan, jika akan memeriksakan kandungan atau pun mendapatkan informasi maka harus menempuk jarak yang cukup jauh dari rumahnya. Faktor informasi juga akan mempengaruhi kecemasan kehamilan. Terdapat perbedaan pengalaman dan informasi yang dimiliki oleh ibu hamil. Ibu hamil akan menggunakan pengalamannya sebagai dasar untuk mengevaluasi kehamilan. Ibu hamil yang memiliki lebih banyak pengalaman dan informasi akan lebih tahu keadaan dan keamanan bayi dalam kendungannya (Effendi dan Tjahjono, 1999).

Rata – rata subjek memiliki persepsi terhadap dukungan sosial dari suami yang tinggi, hal ini terlihat dari mean empiriknya sebesar 158,55> mean

teoritiknya 134. Menurut Gladieux (dalam Dagun, 1990), seorang ibu hamil yang sudah memasuki tahap kehamilan pada trimester ketiga akan mengalami kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Untuk mengurangi kecemasan yang terjadi, maka ibu hamil membutuhkan dukungan

dari orang-orang terdekatnya, terlebih suaminya. Dukungan emosional suami terhadap istri dapat menyebabkan adanya ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri istri, dan istri akhirnya akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam situasi kehamilan. Dukungan tersebut dapat berupa kehadiran dari suami. Suami subjek sebagian besar mempunyai mata pencaharian sebagai petani, buruh, swasta, dan PNS yang mempunyai banyak waktu luang untuk memperhatikan istrinya yang sedang hamil. Maka dari itu subjek mempersepsikan dukungan sosial dari suami cenderung tinggi.

Dalam penelitian yang sudah dilakukan, diperoleh kategorisasi hasil dari kecemasan dan dukungan sosial dari suami. Skala kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga terdapat 25 subjek mempunyai kecemasan yang tinggi, 20 subjek mempunyai kecemasan sedang, 14 subjek mempunyai kecemasan rendah dan 1 subjek mempunyai kecemasan sangat rendah. Banyak subjek yang mempunyai kecemasan tinggi, hal tersebut dapat disebabkan karena faktor pekerjaan dan informai tentang kehamilan.

Skala persepsi terhadap dukungan sosial dari suami terdapat 17 subjek yang mempunyai dukungan dari suami yang sangat tinggi, 27 subjek mendapat dukungan tinggi, 8 subjek mendapat dukungan sedang dan 8 subjek yang mempunyai dukungan rendah. Kebanyakan subjek medapatkan dukungan dari suami yang tinggi, hal tersebut dikarenakan mata pencaharian dari suami sebagai petani, buruh, swasta, dan PNS yang mempunyai banyak waktu luang untuk memperhatikan istri yang sedang hamil.

Hasil koefisien determinasi ( r2 ) sebesar 0,111, hal ini menunjukkan

bahwa persepsi terhadap dukungan sosial dari suami memberikan sumbangan efektif sebesar 11,1% terhadap tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada triemster ketiga. Sisanya sebesar 88,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang mempengaruhi tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga. Faktor tersebut dapat berupa faktor internal yaitu perasaan tidak mampu, tidak percaya diri, perasaan bersalah dan rendah diri. Sedangkan faktor eksternal berupa dapat berupa penolakan sosial, kritikan dari orang lain, beban tugas atau kerja yang berlebihan, usia saat ibu hamil, lingkungan sosial- budaya setempat, pendidikan, pengalaman, informasi kesehatan dan keamanan bayi.

Dari hasil pembahasan diatas terbukti bahwa dukungan sosial dari suami dapat mempengaruhi tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga. Besar kecilnya kecemasan yang di alami oleh ibu yang hamil dapat dikurangi dengan adanya dukungan dari suami atau orang-orang terdekatnya.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga, dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan persepsi terhadap dukungan sosial dari suami.

B. Saran

Penelitian ini masih memiliki kekurangsempurnaan. Kekurangan penelitian adalah adanya keterbatasan di dalam alat ukur. Alat ukur yang di pakai kurang bisa mengukur gejala kecemasan fisiologis dari ibu hamil. Beberapa item tentang gejala fisik kecemasan adalah gejala fisik yang merupakan dampak normal dari kehamilan trimester ke tiga. Misalnya : mudah lelah, sukar tidur dan napas pendek.

Setelah menelaah dari teori yang dikemukakan oleh para ahli, pengamatan dari hasil penelitian, dari manfaat, dan kekurangan dalam penelitian maka penulis dapat memberikan saran bagi peneliti selanjutnya, bagi suami, dan bagi pelayanan medis atau klinik bersalin.

1. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti mengenai kecemasan ibu hamil khususnya pada kehamilan pertama pada trimester

ketiga dapat lebih memperhatikan gejala normal ibu hamil atau pun faktor- faktor lainnya yang mungkin mempengaruhi kecemasan ibu hamil.

2. Bagi suami

Diharapkan untuk tetap mempertahankan dukungan sosial. Suami disarankan untuk tetap memberikan dukungan pada istri, seperti menemani istri saat memeriksakan kandungannya dan berkonsultasi pada dokter, memberikan dukungan bila istri gelisah, menemani berbelanja kebutuhan kehamilan, dan lain sebagainya.

3. Bagi pelayanan medis atau klinik bersalin

Diharapkan pelayanan medis memperhatikan kondisi psikologis pada ibu, teruama menyangkut faktor dukungan dari suami.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. 2006. Reliabilitas dan Validitas. Edisi III. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Bimo, W. 1994. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi Offset.

Dagun, S.M. 1990. Psikologi Keluarga : Peran Ayah dalam Keluarga. Jakarta : Rineka Cipta.

Daradjat, Z. 1996. Kesehatan Mental. Cetakan XII. Jakarta : Gunung Agung. Effendi, R.W.1999. Hubungan Antara Perilaku Copis dan Dukungan Sosial

dengan Kecemasan pada Ibu Hamil Anak pertama. Anima, Vol 14. No 15. Freud, S. 1995. Obsesi, Trauma dan Katarsis. Jakarta : Delapratasa.

Gibson, J. 1985, Diagnosa Gejala Klinis Penyakit. Alih Bahasa : Rossi Sanusi. Edisi I. Yogyakarta : Yayasan Esentia Media.

Gilarso, T. 2005. Moral Keluarga. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Gunarsa, S, D. 1996. Psikologi Olahraga : Teori dan Praktek. Jakarta : PT BPK

Gunung Agung.

Gottlieb, B.H. 1983. Social Support Strategis Guardedness for Mental Health Practice. New York : Sage Publication.

Hadi, S. 1989. Metodologi Research I. Yogyakarta : Andi Offset.

Hartanti dan Dwijayanti, J. E.1997. Hubungan Antar Konsep Diri dan Kecemasan Menghadapi Masa Depan dengan Penyesuaian Sosial Anak-anak Madura. Anima. Vol XII. No 46.

Hurlock, E. 1997. Psikologi Perkembangan : Perkembangan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga.

Henny. 2003. Dukungan Suami dalam Menanggulangi Kecemasan Istri pada Trimester Pertama.

www.Google.com/2003 Webmaster F.Psi Untar Diakses tanggal 15 Juli 2007

Kaplan, H.I. 1997. Sinopsis Psikiatri. Jakarta : Binarupa Akasara.

Koswara, E. 1986. Teori-Teori Kepribadian. Bandung : Eresco.

Kreitner and Kinicski. 1992. Organization Behavior. Boston : Richard D. Irwin. Mayke. 2005. Jadi “aneh” saat Kehamilan kedua.

http://www.lembaga psikologi terapan-UI.or.id/artikel.php?cid=50 Diakses 15 Juli 2007

Prawirohardjo, S. 1994. Ilmu Kebidanan. Edisi I. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Saifuddin, A. B.2000. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sarason, I.G., Sarason, B.R. 1989. Abnormal Psychology. New Jersey : Prentice Hall.

Singarimbun, M dan Effendi, S. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES. Supratiknya, A. 1998. Statistik Psikologi. Yogyakarta : Pusat Pengembangan dan

Penerbitan Sunber Belajar Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Suryabrata, S. 2002. Metodoloi Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Suwarni. 2005. Hubungan Antara Dukungan Suami dengan Kestabilan Emosi dalam Menghadapi Proses Persalinan.

www.Google.com /Top / S1-Final Projects / Fakultas Psikologi / F100- 2005 / jtptums-gdl-s1-2006-suwarnif10-2193

Diakses 15 Juli 2007

Sheridan, C and Radmacher, S. 1992. Health Psychology. Singapore : John Wiley & Sons, Inc.

Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta : PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia.

Taylor, S.E. 1991. Health Psychology. 2nded. New York : McGraw Hill, Inc. www.e-psikologi.com. Pentingnya Menjaga Tekanan Darah saat Hamil. Diakses

20 Desember 2006.

www.nakita.com. Hal-hal yang perlu Diperhatikan selama Kehamilan. Diakses 20 Desember 2006.

www.republika.com. Indahnya saat-saat Pertama Aku Hamil. Diakses 29 Agustus 2007.

Kami memohon dengan hormat, ibu menjawab semua pertanyaan.

Bagian I

No Pertanyaan SS S TS STS

1.

Selama proses kehamilan ini tekanan darah saya naik.

2.

Beberapa minggu terakhir ini saya sering berkeringat dingin.

3.

Pada masa kehamilan ini, kepala saya terasa pusing dan pandangan berkunang-kunang.

4.

Pada saat kehamilan ini, di bagian kepala saya tidak mengalami gangguan (pusing atau sakit)

5.

Keringat saya tetap normal dan tidak mengeluarkan keringat dingin.

6.

Walaupun perut saya membesar karena hamil, tetapi saya tidak mengalami gangguan

pencernaan.

7.

Saat kehamilan ini saya mudah marah tanpa sebab.

8.

Beberapa minggu terakhir ini saya mudah gelisah tanpa sebab

9.

Saya merasa tegang dan takut jika memikirkan kehamilan yang sebentar lagi akan memasuki masa persalinan.

10.

Sejak memasuki kehamilan tujuh bulan, saya tetap berkonsentrasi dengan baik dalam bekerja

11. Akhir-akhir ini badan saya terasa sehat dan bugar. 12.

Walaupun ada masalah dengan kehamilan ini, saya tidak khawatir.

14.

keadaan anak saya yang akan lahir.

15.

Saat kehamilan ini saya mudah

tersinggung jika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan saya.

16. Jika membayangkan proses melahirkan saya maka telapak tangan saya sering berkeringat.

17. Kadang kala pernafasan saya terasa sesak atau tersengal-sengal.

18. Pada usia kehamilan sekarang ini saya tetap bisa tidur dengan nyenyak.

19. Walaupun kehamilan ini semakin besar, tetapi pernafasan saya tetap normal

20. Selama proses kehamilan ini tekanan darah saya tetap normal.

21. Saya khawatir dengan proses melahirkan yang akan membahayakan jiwa saya.

22. Walaupun saya mendengar bahwa proses melahirkan itu menyakitkan, saya tetap tenang.

23. Kehamilan ini membuat saya tetap nyaman meskipun perut saya sering terasa sakit.

24. Saya sering mengeluh dengan situasi sekarang ini.

25. Saya tidak mengeluh dengan kondisi kehamilan.

26. Meskipun badan saya terasa capek dan mengantuk, tetapi saya sulit untuk tidur.

27. Ketika mendengar suara yang sangat keras dan mengejutkan, saya tetap tenang.

28. Meskipun sudah memakai bedak tipis, tetapi muka saya kadang terlihat pucat.

30. Nafsu makan saya jadi berkurang belakangan ini.

31. Meskipun hamil tetapi muka saya terlihat segar.

32. Saya merasakan tenggorokan saya terasa kering

33. Akhir-akhir ini saya tidak merasa mual.

34. Jika saya mengerjakan sesuatu yang berat maka saya akan mudah lelah

35. Saya merasakan mudah terkejut jika mendengar sesuatu yang mengagetkan

36. Ketika saya membayangkan masa persalinan, telapak tangan saya tidak mengeluarkan keringat dingin.

37. Meskipun saya mengerjakan pekerjaan yang berat, saya tidak merasakan mudah lelah.

38. Saya takut ketika memikirkan proses kelahiran pertama ini.

39. Saya khawatir penambahan berat badan saya menyebabkan suami melirik wanita lain

40. Selama proses kehamilan saya tetap menjadi seorang penyabar.

41. Saya resah dan gelisah tanpa sebab yang pasti.

42.

Saya tetap merasa percaya diri dengan kondisi tubuh saya yang ‘membengkak’ karena hamil.

43.

Saya dapat berpikir dengan tenang ketika saya memikirkan proses kelahiran.

44.

Keringat dingin saya langsung keluar ketika membayangkan kondisi bayi nantinya.

45.

tidak terfokus dan sulit berkonsentrasi.

46.

Meskipun proses kelahiran sudah dekat, tetapi saya tetap tenang dan tidak khawatir.

47.

Selama kehamilan ini saya sering menggerakkan anggota tubuh(misal pergelangan tangan atau kaki) secara berlebihan.

48.

Saya tetap merasa tenang dengan perubahan bentuk badan saya selama hamil.

49.

Saya tidak merasakan kering di bagian tenggorokan.

50.

Denyut jantung saya tetap normal ketika membayangkan proses kelahiran.

51.

Saat saya merasakan kontraksi pada perut, saya masih bisa berkonsentrasi dengan baik.

52.

Saya sudah tidak sabar lagi menanti proses kelahiran dan menimang seorang anak.

1. Suami memperhatikan keluhan-keluhan saya. 2.

Saya merasa senang bila ada suami di samping saya.

3.

Saya merasa dihargai oleh suami dalam kondisi saya saat ini.

4.

Suami membiayai semua kebutuhan saya selama kehamilan ini.

5.

Di saat hamil, suami membantu menyelesaikan tugas-tugas saya.

6.

Suami menemani saya berkonsultasi atau periksa ke dokter

7.

Menurut suami, saya tetap cantik walaupun saya hamil dengan perut yang membesar.

8.

Biaya kehamilan ini saya tanggung sepenuhnya dengan uang tabungan yang saya punya.

9. Suami tidak memperhatikan perkembangan kehamilan saya.

10. Saya menyiapkan segala kebutuhan kehamilan seorang diri.

11. Suami tidak menghargai diri saya, karena keadaan tubuh saya yang berubah akibat kehamilan.

12. Pada masa kehamilan ini saya masih mengerjakan tugas-tugas saya sendiri tanpa bantuan suami

13. Suami mengejek tubuh saya yang semakin ‘gendut’.

14. Saya merasa suami mencintai saya sepenuh hati.

15. Suami mengingatkan saya untuk menjaga kehamilan.

makan makanan yang bergizi supaya kondisi kandungan sehat.

17. Suami meremehkan pendapat saya, sangat berbeda dengan dulu.

18. Saat saya merasa ada keanehan pada kehamilan saya, suami terlihat tidak peduli.

19. Suami pernah menyarankan saya untuk mengikuti senam ibu hamil untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi.

20. Ketika kandungan saya terasa sakit, suami memberikan penghiburan dan mengelus-elus perut saya.

21. Keluhan-keluhan saya pada masa kehamilan membuat suami marah.

22. Bila saya mempunyai masalah dengan kehamilan, suami seakan tidak peduli.

23. Suami saya tidak memberi saran ataupun nasehat yang berkaitan dengan kehamilan.

24. Suami membuat saya rendah diri dengan penampilan perut saya yang membesar.

25. Suami marah-marah jika saya bertanya tentang info kehamilan.

26. Pada masa kehamilan ini, suami tetap menghormati saya sepenuhnya.

27. Ketika saya ke toko untuk membeli barang kebutuhan kehamilan, suami akan menemani.

28. Suami membantu mencarikan nama yang tepat untuk anak kami nanti.

suami masih mendukung kegiatan ringan yang sangat saya sukai.

30. Suami memperhatikan jadwal periksa ke dokter kandungan.

31. Suami memperhatikan pola makan (gizi) yang saya konsumsi.

32. Saya harus pergi ke toko sendirian untuk membeli barang kebutuhan kehamilan.

33. Jika saya merasa takut, suami malah tidak mempedulikan saya.

34. Saya merasa suami peduli dengan kondisi saya saat hamil.

35. Karena saya tidak bisa melayani suami semaksimal dulu, perilakunya menjadi berbeda pada saya.

36. Suami mencela pakaian hamil yang saya pakai.

37. Suami mengingatkan saya tentang jadwal rutin periksa kandungan.

38. Suami menyarankan yang terbaik untuk saya dan kandungan.

39. Saya merasa suami tidak peduli pada kehamilan saya.

40. Saat saya sakit, suami tidak merawat saya.

41. Suami tidak lagi menghormati pendapat saya, karena menurutnya konsentrasi pada saat kehamilan sedikit menurun.

42. Saya harus mencari sendiri dokter kandungan yang terbaik.

saya pilih untuk melahirkan.

Dokumen terkait