• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh motivasi dan prestasi belajar mahasiswa terhadap kemampuan praktik mengajar : studi kasus mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh motivasi dan prestasi belajar mahasiswa terhadap kemampuan praktik mengajar : studi kasus mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta."

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

ix

ABSTRAK

PENGARUH MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TERHADAP KEMAMPUAN PRAKTIK MENGAJAR

Studi Kasus:

Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Yohana Richa Andriawati Universitas Sanata Dharma

2007

Penelitian ini bertujuan untuk menguji 1) pengaruh motivasi belajar mahasiswa terhadap kemampuan praktik mengajar; 2) pengaruh prestasi belajar mahasiswa terhadap kemampuan praktik mengajar.

Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma pada bulan September - Oktober 2007. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sanata Dharma yang telah mengambil PPL II pada semester genap tahun ajaran 2006/2007, yang terdiri dari Program Studi Pendidikan Akuntansi, Pendidikan Ekonomi, dan Pendidikan Bahasa Inggris. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 57 mahasiswa. Semua populasi dijadikan sebagai subyek penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik ana lisis data yang digunakan adalah Korelasi Kendall.

(2)

x

ABSTRACT

THE EFFECT OF STUDENTS’ MOTIVATION AND LEARNING ACHIEVEMENT TOWARDS PRACTICE TEACHING ABILITIES

A Case of Study: Students of Education Departement Sanata Dharma University, Yogyakarta

Yohana Richa Andriawati Sanata Dharma University

2008

The purpose of this study was to examine 1) the effect of students’ motivation towards practice teaching abilities; 2) the effect of students’ learning achievement towards practice teaching abilities.

The research was conducted at Sanata Dharma University from September to October 2007. The population of this research were Students of the Departement of Education, Sanata Dharma University who had taken the second practice teaching in the even semester of 2006/2007 academic year. Those are the students of Accounting Education Departement, Economy Education Departement, and English Education Departement. The population of this research was 57 students. All of the research subjects were taken as the samples. The data collecting techniques were questionnaire and documentation. The technique of analysis the data was Kendall Corellation.

The results of the research were 1) there was an effect of learning motivation towards practice teaching abilities (koef.correlation = 0,598; ? value = 0,000 < 0,01); 2) There was an effect of learning achievement towards practice teaching abilities (koef. Correlation = 0,490; ? value = 0,000 < 0,01).

(3)

PENGARUH MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TERHADAP KEMAMPUAN PRAKTIK MENGAJAR

Studi Kasus:

Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Yohana Richa Andriawati 031334020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

PENGARUH MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TERHADAP KEMAMPUAN PRAKTIK MENGAJAR

Studi Kasus:

Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Yohana Richa Andriawati 031334020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

(8)

v

MOTTO

Ket enangan, Ket ekunan, Kepercayaan Diri, Kemampuan

Ker as dan Penyerahan Segala Sesuat u yang Melibat kan

(9)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : YOHANA RICHA ANDRIAWATI

Nomor Mahasiswa : 031334020

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : PENGARUH MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TERHADAP KEMAMPUAN PRAKTIK MENGAJAR (Studi Kasus: Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta) beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupaun memberikan royalty kepada saya selamA tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyatan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 5 Maret 2008

Yang menyatakan

(10)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan karya asli saya yang tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

(11)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Kasih karena skripsi ini telah selesai tepat pada waktunya. Sripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc. selaku Rektor

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS. 4. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Prodi Pendidikan Akuntansi.

5. Bapak S. Widanarto, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini dari awal hingga terselesaikannya skripsi ini.

6. Bapak, Ibu, Andri dan Hendra, yang selalu mendoakan dan memberikan kasih sayang kepadaku.

7. Nicko, yang telah banyak membantuku dalam banyak hal.

(12)

viii

Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkan.

(13)

ix

ABSTRAK

PENGARUH MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TERHADAP KEMAMPUAN PRAKTIK MENGAJAR

Studi Kasus:

Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Yohana Richa Andriawati Universitas Sanata Dharma

2007

Penelitian ini bertujuan untuk menguji 1) pengaruh motivasi belajar mahasiswa terhadap kemampuan praktik mengajar; 2) pengaruh prestasi belajar mahasiswa terhadap kemampuan praktik mengajar.

Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma pada bulan September - Oktober 2007. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sanata Dharma yang telah mengambil PPL II pada semester genap tahun ajaran 2006/2007, yang terdiri dari Program Studi Pendidikan Akuntansi, Pendidikan Ekonomi, dan Pendidikan Bahasa Inggris. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 57 mahasiswa. Semua populasi dijadikan sebagai subyek penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik ana lisis data yang digunakan adalah Korelasi Kendall.

(14)

x

ABSTRACT

THE EFFECT OF STUDENTS’ MOTIVATION AND LEARNING ACHIEVEMENT TOWARDS PRACTICE TEACHING ABILITIES

A Case of Study: Students of Education Departement Sanata Dharma University, Yogyakarta

Yohana Richa Andriawati Sanata Dharma University

2008

The purpose of this study was to examine 1) the effect of students’ motivation towards practice teaching abilities; 2) the effect of students’ learning achievement towards practice teaching abilities.

The research was conducted at Sanata Dharma University from September to October 2007. The population of this research were Students of the Departement of Education, Sanata Dharma University who had taken the second practice teaching in the even semester of 2006/2007 academic year. Those are the students of Accounting Education Departement, Economy Education Departement, and English Education Departement. The population of this research was 57 students. All of the research subjects were taken as the samples. The data collecting techniques were questionnaire and documentation. The technique of analysis the data was Kendall Corellation.

The results of the research were 1) there was an effect of learning motivation towards practice teaching abilities (koef.correlation = 0,598; ? value = 0,000 < 0,01); 2) There was an effect of learning achievement towards practice teaching abilities (koef. Correlation = 0,490; ? value = 0,000 < 0,01).

(15)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……….. 1

B. Batasan Masalah……….... 4

C. Rumusan Masalah..……… 4

D. Tujuan Penelitian ..……… 4

E. Manfaat Penelitian………. 5

BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Praktek Mengajar ………. 6

(16)

xii

2. Macam Kemampuan Keguruan ……….. 8

3. Cara-cara Peningkatan Kemampuan Mengajar ... 10

B. Motivasi Belajar ... 11

1. Pengertian Motivasi Belajar ... 11

2. Fungsi Motivasi Belajar ... 12

3. Sifat Motivasi Belajar ... 13

C. Prestasi Belajar ... 15

1. Belajar ... 15

2. Prestasi Belajar ... 16

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 17

D. KERANGKA TEORITIK... 19

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian………... 21

B. Tempat dan Waktu Penelitian ..……… 21

C. Subjek dan Objek Penelitian ………. 21

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel………. 22

E. Operasionalisasi Variabel……….. 23

F. Teknik Pengumpulan Data……… 25

G. Teknik Pengujian Instrumen ………. 26

(17)

xiii BAB IV GAMBARAN UMUM

A. Sejarah ……….. 40

B. Nama- nama Rektor Sanata Dharma ... 43

C. Tujuan Pendidikan ... 43

D. Visi dan Misi Sanata Dharma ... 44

E. Pimpinan ... 45

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data... 46

B. Analisis Data ... 49

C. Pembahasan ... 51

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 56

B. Keterbatasan Penelitian ... 56

C. Saran ... 57 DAFTAR PUSTAKA

(18)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Penjabaran Variabel Motivasi Belajar... 23

Tabel 3.2 Pengukuran Variabel Prestasi Belajar... 24

Tabel 3.3 Pengukuran Variabel Kemampuan Mengajar ... 25

Tabel 3.4 Interpretasi Besar Koefisien Validitas... 28

Tabel 3.5 Hasil Uji CobaValiditas ... 28

Tabel 3.5 Hasil Uji CobaValiditas ... 29

Tabel 3.7 Interpretasi Besar Koefisien Reliabilitas ... 31

Tabel 3.8 Hasil Pengujian Normalitas ... 32

Tabel 3.9 Pengukuran Autokorelasi ... 35

Tabel 5.1 Deskripsi Status Responden ... 46

Tabel 5.2 Deskripsi Kemampuan Praktik Mengajar ... 47

Tabel 5.3 Deskripsi Motivasi Belajar... 48

Tabel 5.4 Deskripsi Prestasi Belajar ... 49

Tabel 5.5 Hasil Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ……… 50

(19)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner ... 58 Lampiran 2. Data Hasil Penelitian Variabel Motivasi Belajar ... 63 Lampiran 3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 64 Lampiran 4. Data Hasil Rekap Variabel Motivasi Belajar, Prestasi Belajar, dan

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era sekarang ini, profesi keguruan merupakan profesi yang keberadaannya sangat diperlukan oleh masyarakat. Hal ini diakui oleh pemerintah dan masyarakat. Namun dalam kenyataannya banyak terdengar keluhan-keluhan yang dilontarkan tentang ketidakberesan mutu pendidikan dan pengajaran di sekolah-sekolah. Hal ini menandakan bahwa kebanyakan guru gagal dalam menjalankan tugasnya. Padahal guru adalah kunci dalam proses pelaksanaan pendidikan.

Faktor penyebab kegagalan guru dalam menjalankan tugas adalah sebagian besar guru tidak mengetahui mengapa dan untuk apa mereka setiap harinya berdiri di depan kelas (Brouwer dalam Stefanus Laga Tukan, 1987). Jadi sebagian besar guru belum mengajar secara efektif. Ada guru yang mengajar tanpa persiapan, tidak berusaha menggunakan metode dan media yang diperlukan, dan kurang memperhatikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam proses belajar mengajar. Selain itu tidak ada dorongan dari guru itu sendiri untuk mengecap kepuasan profesinya melalui bidang studi, tidak memiliki kemampuan untuk melaksanakan evaluasi yang baik.

(21)

2

prasarana, peningkatan kemampuan guru. Peningkatan kemampuan guru merupakan kemampuan professional yang berhubungan dengan jabatan guru. Karena kemampuan guru merupakan kemampuan professional, maka untuk memperoleh kemampuan itu diperlukan pendidikan pra jabatan. Mahasiswa sebagai calon guru harus memiliki kemampuan dasar agar dapat memiliki kemampuan mengajar. Mahasiswa pendidikan dituntut untuk memiliki kemampuan seorang guru agar mampu berperan dan melaksanakan tugasnya kelak sebagai guru.

Untuk mencapai tuntutan tersebut, Perguruan Tinggi memberikan mata kuliah pendidikan keguruan bagi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), contohnya mata kuliah Pengantar Pendidikan, Manajemen Sekolah, Evaluasi Pengajaran, dan lain- lain. Mahasiswa juga diberi latihan mengajar yang dinamakan micro teaching. Dalam micro teaching tersebut mahasiswa dikondisikan sebagai guru yang mengajar murid- muridnya.

(22)

10 kemampuan tersebut, masih ada 4 kompetensi lain yang harus dimiliki, diantaranya kompetensi kepribadian, sosial, pedagogik, dan profesional. (Samana, 1994:54). Mahasiswa pendidikan dituntut untuk memiliki kemampuan tersebut sebagai bekal ketika mahasiswa terjun sebagai guru.

Motivasi dan prestasi belajar juga memiliki peranan yang amat penting dalam dunia pendidikan. Motivasi dan prestasi belajar saling berkaitan erat, dengan adanya motivasi belajar yang tinggi diharapkan mahasiswa mengikuti kuliah dengan baik serta ikut aktif dalam kegiatan belajar- mengajar sehingga dapat mencapai keberhasilan. Keberhasilan belajar mahasiswa akan nampak dalam prestasi belajar yang diperolehnya dalam kegiatan belajar-mengajar termasuk didalamnya prestasi dalam latihan mengajar (micro teaching). Motivasi dan prestasi belajar diharapkan dapat mempengaruhi kemampuan praktek mengajar. Setiap mahasiswa memiliki motivasi dan pestasi belajar yang berbeda-beda, apakah dengan motivasi dan prestasi belajar yang dimiliki berbeda akan mempengaruhi perbedaan kemampuan mengajar.

(23)

4

B. Batasan Masalah

Berdasarkan ruang lingkup permasalahan di atas, maka penulis membuat batasan pada permasalahan, sehingga dapat mempermudah pemahaman. Penelitian ini dibatasi pada hal- hal sebagai berikut:

1. Penelitian akan diadakan di Sanata Dharma.

2. Penelitian ini ditujukan kepada mahasiswa FKIP yang telah menempuh PPL II.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah motivasi belajar mahasiswa berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kemampuan praktik mengajar?

2. Apakah prestasi belajar mahasiswa berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kemampuan praktik mengajar?

3. Apakah motivasi dan prestasi belajar mahasiswa secara bersama-sama berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kemampuan praktik mengajar?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan:

1. Mengetahui apakah ada pengaruh motivasi belajar yang positif dan signifikan terhadap kemampuan praktik mengajar.

(24)

3. Apakah motivasi dan prestasi belajar mahasiswa secara bersama-sama berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kemampuan praktik mengajar?

E. Manfaat Penelitian

(25)

6 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kemampuan Praktek Mengajar 1. Pengertian Kemampuan Mengajar

Kemampuan mengajar terdiri dari dua kata, yaitu kemampuan dan mengajar. Kemampuan (kompetensi) diartikan sebagai tugas yang memadai atau pemilikan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dituntut oleh dosen/guru. Istilah kompetensi memiliki banyak makna. Kompetensi menunjuk pada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan atau latihan. Seseorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah seseorang yang menguasai kecakapan kerja atau keahlian selaras dengan tuntutan bidang kerja yang bersangkutan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan (kompetensi) ialah kecakapan, keahlian seseorang dalam bidang tertentu yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan, sehingga ia dapat menekuni, melaksanakan pekerjaan tertentu. Kemampuan ini tampak dalam tingkah laku/perbuatan profesional.

(26)

pengajaran, mulai pada tahap merencanakan pengajaran, tahap melaksanakan pengajaran sampai tahap menilai hasil belajar.

Kemampuan mengajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan mengajar pada saat melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) II. Program ini dirancang untuk melatih para calon guru agar menguasai kecakapan keguruan secara lengkap dan terintegrasi. Program ini meliputi latihan pembelajaran dan latihan melaksanakan tugas-tugas kependidikan selain pembelajaran.

Program ini merupakan muara dari seluruh program pendidikan pra jabatan guru. Oleh karena itu pelaksanaan PPL dilakukan sesudah mahasiswa memperoleh yang memadai dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan tugasnya sebagai guru, seperti penguasaan landasan kependidikan, penguasaan bidang studi, dan pengelolaan proses pembelajaran.

PPL tersebut bertujuan agar praktikan memiliki kompetensi yang berupa:

a. Mengenal lingkungan sosial sekolah secara cermat dan menyeluruh, yang meliputi aspek fisik, tata administratif, serta tata kulikuler dan kegiatan kependidikannya.

(27)

8

c. Mengambil manfaat dari pengalaman ber-PPL agar semakin menguasai kecakapan keguruan secara profesional.

Dalam PPL ada beberapa hal yang dinilai berkaitan dengan kemampuan mengajar, diantaranya:

a. Kemampuan merumuskan tujuan

b. Kemampuan menganalisis materi pembelajaran c. Kemampuan merancang kegiatan pembelajaran d. Kemampuan menyusun alat evaluasi

e. Kemampuan membuka pelajaran secara bermakna f. Kemampuan melaksanakan inti pembelajaran:

1) Penguasaan materi pembelajaran 2) Kemampuan menjelaskan

3) Kemampuan bertanya dan menjawab pertanyaan 4) Kemampuan mengaktifkan siswa

5) Kemampuan mengelola kelas 6) Kemampuan memotivasi siswa

7) Kemampuan memanfaatkan media dan sumber belajar. g. Kemampua n menutup proses pembelajaran

2. Macam Kemampuan Keguruan

(28)

fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan, memahami prinsip dan hasil penelitian untuk kepentingan pelajaran, serta kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi pendidikan (Samana, 1994:123).

Selain itu guru juga dituntut untuk memiliki kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, pedagogik, dan kompetensi profesional. Kompetensi kepribadian mencakup kepribadian yang utuh, berbudi luhur, jujur, dewasa, beriman, bermoral; kemampuan mengaktualisasikan diri seperti disiplin, bertanggung jawab, peka, objektif, luwes, berwawasan luas, dapat berkomunikasi dengan orang lain; kemampuan mengembangkan profesi seperti berfikir kreatif, kritis, reflektif, mau belajar sepanjang hayat, dan dapat mengambil keputusan (Suparno, 2004:47).

Kemampuan pedagogik memuat pemahaman akan karakteristik dan isi bahan ajar, menguasai konsepnya, mengenal metodologi ilmu yang bersangkutan, memahami konteks bidang itu dan juga kaitannya dalam masyarakat, lingkungan dan dengan ilmu lain (Suparno, 2004:50).

Jadi guru tidak cukup hanya mendalami ilmunya sendiri tetapi termasuk bagaimana dampak dan relasi ilmu itu dalam hidup masyarakat dan ilmu-ilmu yang lain, maka guru diharapkan punya wawasan yang luas.

(29)

10

menguasai sistem evaluasi yang tepat dan baik yang pada gilirannya semakin meningkatkan kemampuan siswa (Suparno, 2004:52).

Kemampuan sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

3. Cara-cara Peningkatan Kemampuan Mengajar

Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mengajar calon guru yakni belajar mandiri, dan Program Pengalaman Lapangan (PPL).

a. Belajar Mandiri

Dalam menjalankan tugas sehari- hari, calon guru berusaha sendiri untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Calon guru bertanggung jawab sendiri untuk meningkatkan jabatan dengan mempelajari sendiri kurikulum yang berlaku, materi bidang studi, keterampilan mengajar melalui sumber yang diperoleh.

b. Program Pengalaman Lapangan (PPL)

PPL dirancang untuk melatih para calon guru agar menguasai kecakapan keguruan secara lengkap dan terintegrasi. Program ini meliputi praktik mengajar maupun tugas-tugas kependidikan di luar mengajar.

(30)

media dan alat yang diperlukan. Calon guru juga mengamati aktivitas siswa dalam kelas, membantu siswa dalam kesulitan belajar, berlatih dalam kegiatan administrasi dan ketatausahaan sekolah, serta mengelola perpustakaan. Dengan demikian calon guru mempunyai gambaran tentang tugas seorang guru.

B. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari kata “motif” yang berarti keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu tersebut untuk melakukan aktifitas tertentu guna mencapai tujuan yang dinginkan (Suryabrata, 1985:35). Sedangkan motivasi adalah dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar (Mudjiono, 1999:80). Morgan (Sukarno, 1999:104) mendefinisikan motivasi sebagai pendorong atau penggerak yang berasal dari dalam individu untuk bertindak ke arah suatu tujuan tertentu. Motivasi juga dapat didefinisikan sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk memenuhi suatu kebutuhan. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, di menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.

(31)

12

Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka me menuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut merupakan inti motivasi. Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku.

Winkel (1984: 97) mendefinisikan motivasi belajar sebagai keseluruhan daya penggerak, psikis dalam diri individu yang menimbulkan kegiatan belajar- mengajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar demi tercapainya suatu tujuan. Motivasi dalam belajar dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku siswa yang menyangkut minat, ketajaman perhatian, konsentrasi dan ketekunan. Individu yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar menampakkan minat yang besar dan perhatian yang penuh terhadap tugas-tugas belajar. Mereka memusatkan sebanyak mungkin energi fisik maupun psikis terhadap kegiatan, tanpa mengenal bosan, apalagi menyerah. Sebaliknya terjadi pada individu yang memiliki motivasi rendah, mereka menampakkan keenganan, cepat bosan dan berusaha menghindar dari kegiatan belajar.

2. Fungsi Motivasi Belajar

(32)

a. Menyediakan kondisi yang seoptimal mungkin bagi terjadinya kegiatan belajar.

b. Menggiatkan semangat belajar.

c. Menggugah minat belajar atau mendorong untuk belajar. d. Memberikan arah terbaik untuk bertindak.

e. Mendorong untuk berbuat atau sebagai motif penggerak yang melepaskan energi.

f. Menyeleksi perbuatan-perbuatan yang telah dilakukan sebelumnya dan berusaha untuk memperbaiki agar dapat menunjang keberhasilan dalam belajar.

3. Sifat Motivasi Belajar

Motivasi seseorang dapat bersumber dari dalam diri sendiri yang dikenal sebagai motivasi intrinsik, dan dari luar seseorang yang dikenal sebagai motivasi ekstrinsik (Mudjiono, 1999: 90).

a. Motivasi Intrinsik

(33)

14

Atau dengan kata lain individu terdorong untuk bertingkah laku ke arah tujuan tertentu tanpa adanya faktor luar.

Di dalam proses belajar individu yang termotivasi secara intrinsik dapat dilihat dari kegiatannya yang tekun dalam mengerjakan tugas-tugas belajar karena merasa butuh dan ingin mencapai tujuan belajar yang sebenarnya. Individu yang termotivasi secara intrinsik aktifitasnya lebih baik dalam belajar daripada individu yang termotivasi secara ekstrinsik.

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang keberadaannya karena pengaruh rangsangan dari luar. Motivasi ekstrinsik bukan merupakan perasaan atau keinginan yang sebenarnya yang ada dalam diri siswa untuk belajar. Menurut Sudirman yang tergolong dalam motivasi ekstrinsik yaitu belajar demi memenuhi kewajiban, belajar demi menghindari hukuman yang diancamkan, belajar demi memperoleh hadiah yang dijanjikan, belajar demi meningkatkan gengsi sosial, belajar demi memperoleh gengsi sosial, belajar demi memperoleh pujian dari orang lain, dan belajar demi tuntutan yang diraih.

Cara-cara yang dapat digunakan untuk menimbulkan motivasi ekstrinsik yaitu:

(34)

3) Hadiah dan hukuman

4) Pemberitahuan tentang kemajuan belajar siswa

C. Prestasi Belajar 1. Belajar

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan (Syah, 1997:89). Definisi belajar juga dapat ditinjau dari segi psikologis (Slameto, 1987:3). Belajar diartikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dan lingkungannya.

Oemar Hamalik (1975) mendefinisikan belajar sebagai suatu bentuk perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku berkat pengalaman dan latihan. Sedangkan Winkel (1986) mendefinikan belajar sebagai suatu aktivitas mental atau fisik yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan. Dalam hal ini perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap.

(35)

16

kemampuan dan sikap yang lebih baik bila dibandingkan dengan hasil sebelumnya.

2. Prestasi Belajar

Proses belajar merupakan suatu proses transformasi terhadap suatu masukan yang berupa materi pelajaran. Suryabrata (1984:225) mendefinisikan prestasi belajar sebagai kemampuan yang diperoleh dari hasil pengalaman belajar. Prestasi belajar ini biasanya dinyatakan dalam bentuk raport atau indeks belajar yang diperoleh dari pengukuran hasil belajar.

Menurut Winkel (1995:42) prestasi belajar adalah hasil dari perubahan kemampuan yang dinyatakan atau digambarkan dengan angka kuantitatif yang diberikan oleh guru melalui suatu tes, baik tes tertulis maupun lisan yang tercermin dalam raport atau ijazah. Sedangkan Anton Mulyono (1990: 700) mendefinisikan prestasi belajar sebagai penguasa pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan oleh nilai tes atau angka yang diberikan guru. Syah (1997: 45) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah perubahan segenap ranah psikologis sebagai pengalaman dan proses belajar.

(36)

evaluasi. Evaluasi tersebut digunakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan pengajaran dicapai dan sejauh mana hasil dari proses belajar.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari diri siswa itu sendiri maupun dari luar diri siswa. Beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar (Usman, 1993: 9): a. Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal), yang meliputi:

1. Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yannng bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Misalnya ada perkembangan yang tidak sempurna pada anggota tubuh dan adanya kelemahan dalam menghitung atau mengingat angka.

2. Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun ya ng diperoleh. Faktor ini terdiri atas:

a) Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata, yaitu prestasi yang dimiliki, misalnya sejak kelas 1 siswa memperoleh nilai yang baik untuk pelajaran akuntansi.

b) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri.

(37)

18

b. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri (eksternal) yang meliputi: 1. Faktor sosial yang terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan kelompok.

2. Faktor budaya, seperti adat- istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.

3. Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, dan fasilitas belajar.

4. Faktor lingkungan spiritual/keagamaan.

(38)

D. Kerangka Teoritik

Pengaruh Motivasi dan Prestasi Belajar Mahasiswa terhadap Kemampuan Praktik Mengajar.

Menurut Purwadarminta (1976), pengaruh dapat diartikan sebagai daya yang ada dari sesuatu (barang, orang) yang berkuasa. Jadi kata pengaruh menunjukkan adanya kemauan untuk memberi perubahan pada suatu barang atau keadaan tertentu. Perubahan ini bisa positif dan negatif, hal ini tergantung dari tingkat akibat yang ditimbulkan.

Kemampuan mahasiswa sebagai hasil penilaian belajar mahasiswa banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa. Faktor-faktor tersebut dapat berupa motivasi dan prestasi belajar. Motivasi sangat erat dengan kegiatan belajar, karena dengan motivasi yang terletak dalam diri mahasiswa itulah yang akan memberi keinginan dan dorongan untuk belajar, termasuk didalamnya keinginan dan dorongan untuk melaksanakan micro teaching (praktik mengajar di sekolah) dengan baik, karena micro teaching juga termasuk dalam kegiatan belajar mahasiswa. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya motivasi belajar mahasiswa akan mempengaruhi pula tinggi rendahnya kemampuan praktik mengajar mahasiswa.

(39)

20

rendah. Kesiapan tersebut dapat berupa kesiapan dalam hal pengetahuan, dan keterampilan. Sehingga ketika mahasiswa terjun langsung ke lapangan guna praktik mengajar, mahasiswa yang memiliki kesiapan yang lebih matang akan lebih berhasil dibanding dengan mahasiswa yang memiliki kesiapan yang kurang matang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar sebagai hasil dari proses belajar- mengajar akan mempengaruhi tinggi rendahnya kemampuan praktek mengajar mahasiswa.

Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh B. Sukarno (1999: 105) yang berjudul “Kontribusi Motivasi dan Prestasi Belajar terhadap Kemampuan Mengajar”. Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa motivasi dan prestasi belajar baik sendiri maupun bersama-sama mempengaruhi kemampuan mengajar.

Dengan demikian, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Ada pengaruh motivasi belajar mahasiswa yang positif dan signifikan

terhadap kemampua n praktik mengajar.

2. Ada pengaruh prestasi belajar mahasiswa yang positif dan signifikan terhadap kemampuan praktik mengajar.

(40)

21 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang akan penulis gunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan masalah, keadaan sebagaimana adanya sehingga hanya bersifat sekedar mengungkapkan fakta. Penelitian deskriptif yang akan digunakan adalah studi kasus yang merupakan penelitian tentang subjek tertentu, dimana subyek yang bersangkutan terbatas, maka kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada subyek yang diteliti.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi

Penelitian dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma. 2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September – Oktober 2007.

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subyek Penelitian

(41)

22

ini adalah mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sanata Dharma yang telah mengambil PPL II pada semester genap tahun ajaran 2006/2007, yang terdiri dari Program Studi Pendidikan Akuntansi, Pendidikan Ekonomi, dan Pendidikan Bahasa Inggris.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan dalam penelitian. Dalam hal ini yang menjadi obyek penelitian adalah motivasi dan prestasi belajar, serta kemampuan praktek mengajar.

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan yang karakteristiknya akan diuji dalam penelitian. Dalam hal ini populasinya adalah mahasiswa mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sanata Dharma yang telah mengambil PPL II pada semester genap tahun ajaran 2006/2007, yang terdiri dari Program Studi Pendidikan Akuntansi, Pendidikan Ekonomi, dan Pendidikan Bahasa Inggris. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 57 mahasiswa.

2. Sampel

(42)

E. Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel merupakan kegiatan menjabarkan variabel penelitian ke dalam indikator untuk mendefinisikan dan mengukur variabel. Variabel merupakan karakteristik yang memiliki nilai atau kondisi yang berbeda untuk masing- masing individu. Ada 2 variabel yang akan diukur dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan terikat. Adapun variabel bebasnya yaitu motivasi dan prestasi belajar, sedangkan variabel terikatnya yaitu kemampuan mengajar.

1. Motivasi Belajar

Motivasi merupakan daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi belajar berarti dorongan untuk belajar.

Tabel 3.1 Penjabaran Variabel Motivasi Belajar

Variabel Sub variabel Indikator

Indikator Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif Motivasi Belajar • Intrinsik • Ekstrinsik

• Kesadaran diri • Ketekunan • Dorongan untuk lebih baik • Memenuhi kewajiban • Hukuman • Gengsi sosial • Hadiah • Pujian • Tuntutan yang diraih 4, 17 2, 9 5, 13, 16

11, 15, 18, 19

(43)

24

Pengukuran variabel motivasi belajar didasarkan pada indikator-indikatornya. Masing- masing indikator dijabarkan dalam bentuk pertanyaan dan dinyatakan dengan menggunakan skala Likert yang alternatif jawaban untuk pertanyaan positif sebagai berikut: sangat setuju (SS) dengan skor 4, setuju (S) dengan skor 3, tidak setuju (TS) dengan skor 2, dan sangat tidak setuju dengan skor 1.

Untuk pertanyaan negatif diklasifikasikan sebagai berikut: sangat setuju (SS) dengan skor 1, setuju (S) dengan skor 2, tidak setuju (TS) dengan skor 3, dan sangat tidak setuju dengan skor 4.

2. Prestasi Belajar

Belajar diartikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Sebagai hasil pengalama n individu itu sendiri dalam interaksi dan lingkungannya. Pengukuran variabel ini diperoleh dengan mengumpulkan data prestasi mahasiswa yang menjadi sampel, yaitu berupa IPK yang diperoleh. IPK tersebut akan diberi skor sebagai berikut:

Tabel 3.2 Pengukuran Variabel Prestasi Belajar

IP Kumulatif Skor

3,51 – 4,00 2,76 – 3,50 2,00 – 2,75 0,00 – 1,99

(44)

3. Kemampuan Mengajar

Kemampuan mengajar diartikan sebagai seperangkat kecakapan, keahlian yang dimiliki guru yang diperlukan dalam melaksanakan pengajaran, mulai pada tahap merencanakan pengajaran, tahap melaksanakan pengajaran sampai tahap menilai hasil belajar.

Pengukuran variabel ini dengan cara mengumpulkan data nilai PPL II mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah PPL II, khususnya data nilai kemampuan pada praktek mengajar mahasiswa. Nilai- nilai tersebut akan diberi skor sebagai berikut:

Tabel 3.3 Pengukuran Variabel Kemampuan Mengajar Rentang Nilai Skor

80 – 100 66 – 79 56 – 65 50 – 55 0 – 49

5 4 3 2 1

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam melaksanakan penelitian, maka dilakukan proses pengumpulan data yang menggunakan metode:

(45)

26

2. Dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan menggunakan catatan atau data yang telah ada. Teknik ini digunakan untuk mengetahui data nilai kemampuan praktek mengajar mahasiswa, dan jumlah populasi.

G. Teknik Pengujian Instrumen

Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrumen atau alat pengumpul data yang digunakan, sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah) dan menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen (Sudjana, 1989:37). Agar data penelitian mempunyai kualitas yang cukup tinggi, maka instrumen harus memenuhi syarat-syarat sebagai alat pengukur yang baik, yaitu validitas atau kesahihan, dan reliabilitas atau keterandalan (Suryabrata, 1990:86).

1. Uji Validitas

Validitas suatu tes soal adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995: 242). Instrumen yang valid atau sahih memiliki validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid memiliki validitas yang rendah. Sehingga tinggi rendahnya va liditas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

(46)

Pearson yang dikenal dengan rumus Korelasi Product Moment dengan angka kasar (Arikunto, 1991:69).

R

(

)( )

(

)

{

}

{

( )

}

− =

2 2

2

2 X n Y Y

X n

Y X XY

n xy

Keterangan:

xy

r = Koefisien korelasi antara x dan y n = Jumlah Subjek

X = Skor butir

Y = Skor total sampel uji coba. SX = Jumlah harga dari skor butir.

SY = Jumlah harga total

SXY = Jumlah hasil perkalian dari skor butir dan skor total SX2 = Jumlah hasil kuadrat dari hasil harga skor butir

SY2 = Jumlah hasil kuadrat dari harga total butir sampel uji coba Setelah validitas suatu butir soal yang diperoleh lalu dibandingkan dengan tabel harga kritik dari r product moment pada taraf signifikansi 0,05.

Kriteria keputusan adalah sebagai berikut: Jika rxy > rtabel maka butir soal dikatakan valid. Jika rxy < rtabel maka butir soal dikatakan tidak valid.

(47)

28

Tabel 3.4 Interpretasi Besar Koefisien Validitas Koefisien Korelasi Interpretasi

0,80 = rxy = 1,00 0,60 = rxy = 0,80 0,40 = rxy = 0,60

0,20 = rxy = 0,40 0,00 = rxy= 0,20

Negatif Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Tes berlawanan dengan yang

seharusnya diukur.

Atas dasar taraf signifikan 0,05 dan jumlah responden (N) sebanyak 30 diperoleh rxy tabel sebesar 0,361. Hasil uji coba validitas

untuk kuesioner motivasi belajar adalah sebagai berikut: Tabel 3.5 Hasil Uji CobaValiditas

No. Soal rxyperhitungan Keterangan Interpretasi

1. 0,271 Tidak valid Rendah

2. 0,136 Tidak valid Sangat rendah

3. 0,630 Valid Tinggi

4. 0,440 Valid Cukup

5. 0,435 Valid Cukup

6. 0,108 Tidak valid Sangat rendah

7. 0,532 Valid Cukup

8. 0,254 Tidak valid Rendah

9. 0,406 Valid Cukup

10. 0,055 Tidak valid Sangat rendah

11. 0,525 Valid Cukup

12. 0,369 Valid Sangat rendah

13. 0,472 Valid Cukup

14. 0,060 Tidak valid Sangat rendah

15. 0,564 Valid Cukup

16. 0,452 Valid Cukup

17. 0,187 Tidak valid Sangat rendah

18. 0,228 Tidak valid Rendah

19. 0,560 Valid Cukup

(48)

Hasil uji coba validitas kuesioner menunjukkan bahwa rxyhitung butir nomor 1, 2, 6, 8, 10, 12, 14, 17, dan 18 lebih kecil dari rxytabel

sebesar 0,361. Jadi dapat disimpulkan bahwa soal-soal pada nomor tersebut tidak valid.

Untuk menjadikan item kuesioner menjadi valid, peneliti melakukan penghapusan pada item yang tidak valid. Hasil validitas setelah item-item yang tidak valid dihapus, tampak pada tabel berikut:

Tabel 3.6 Hasil Uji Coba Validitas

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00003 31.8333 10.557 .678 .827 .787

VAR00004 31.6667 11.540 .457 .463 .808

VAR00005 32.5333 11.085 .483 .557 .806

VAR00007 31.9667 10.240 .596 .667 .794

VAR00009 31.7333 11.513 .460 .408 .808

VAR00011 32.4333 11.633 .451 .642 .809

VAR00013 32.0333 11.689 .433 .416 .810

VAR00015 32.0333 11.482 .364 .501 .818

VAR00016 31.9667 11.344 .497 .728 .805

VAR00019 32.3333 11.333 .554 .413 .801

VAR00020 31.8000 11.200 .421 .380 .813

2. Uji Reliabilitas

(49)

30

Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien reabilitas. Koefisien reabilitas dalam suatu bilangan koefisien antara – 1,00 sampai dengan 1,00.

Besarnya koefisien reliabilitas instrumen yang berupa motivasi belajar dihitung dengan menggunakan rumus Alpha dari Chronbach.

rii =

(

)

2

2 1

1 t

b

k k

σ σ

− −

Keterangan:

rii : Koefisien reliebilitas suatu tes k : Banyaknya butir soal

b

σ2

: Jumlah varians butir 2

t

σ

: Jumlah varians total

Setelah koefisien reabilitas instrumen diperoleh la lu dibandingkan dengan tabel harga kritik dari r product moment pada taraf signifikan 0,05. Kriteria keputusan adalah sebagai berikut:

Jika rii = rtabel maka instrumen reliabel (dapat dipercaya)

Jika rii = rtabel maka instrumen tidak reliabel (tidak dapat dipercaya)

(50)

Tabel 3.7 Interpretasi Besar Koefisien Reliabilitas Koefisien Korelasi Interpretasi

0,80 = rii = 1,00 0,60 = rii = 0,80 0,40 = rii = 0,60 0,20 = rii = 0,40 0,00 = rii = 0,20

Negatif

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Tes berlawanan dengan yang

seharusnya diukur.

Atas dasar taraf signifikan 0,05 dan jumlah responden (N) sebanyak 30 diperoleh rxy tabel sebesar 0,361 dan rxyhitung sebesar 0,820. Karena rii = rtabel maka reliabilitas kuesioner motivasi belajar adalah reliabel dan termasuk tinggi (0,60 – 0, 80).

H. Teknik Analisis Data 1. Uji Persyaratan Regresi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan untuk menguji persyaratan analisis dalam penelitian ini adalah Kolmogorov Smirnof dengan menggunakan program SPSS. Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak.

(51)

32

Tabel 3.8 Hasil Pengujian Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Motivasi IPK NKM

N 57 57 57

Mean 34.8070 2.8167 76.6316

Normal Parameters(a,b)

Std. Deviation 3.74852 .33229 4.50647

Absolute .124 .184 .246

Positive .124 .088 .175

Most Extreme Differences

Negative -.081 -.184 -.246

Kolmogorov-Smirnov Z .935 1.388 1.859

Asymp. Sig. (2-tailed) .346 .042 .002

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Dari tabel di atas dapat diketahui nilai Asymp. Sig. (2-tailed) untuk distribusi data variabel motivasi belajar = 0,346, prestasi belajar = 0,042 dan variabel kemampuan praktik mengajar = 0,002. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data variabel motivasi belajar adalah normal (0,346 lebih besar dari 0,05), sedangkan distribusi data variabel prestasi belajar adalah tidak normal (0,042 lebih kecil dari 0,05) dan kemampuan praktik mengajar berdistribusi tidak normal (0,002 lebih kecil dari 0,005).

b. Uji Linieritas

Uji linieritas yang digunakan untuk menguji persyaratan analisis dalam penelitian ini adalah uji F. Rumus yang digunakan adalah:

Freg =

(

(

2

)

)

1 1 2 R m m N R − − − Keterangan:

(52)

M : Jumlah variabel bebas.

Karena data yang dihasilkan berdistribusi tidak normal, maka tidak dilakukan uji linieritas.

2. Uji Asumsi Klasik

Selanjutnya sebelum dilakukan pengujian dengan regresi ganda, terlebih dahulu untuk mengidentifikasi ada tidaknya pelanggaran dalam regresi ganda. Uji asumsi klasik yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Multikolinieritas

Untuk mengeidentifikasi masalah multikolorinieritas digunakan rumus korelasi. Adapun rumusnya adalah:

R

(

)( )

(

)

{

}

{

( )

}

− =

2 2

2

2 X n Y Y

X n

Y X XY

n xy

Selanjutnya dengan bantuan program SPSS diadakan analisis Collinerity Statistics. Dari analisis tersebut akan diperoleh VIF (Variance Inflation Factor). Untuk mengetahui terjadi tidaknya multikolonieritas, digunakan ketentuan sebagai berikut:

Jika VIF > 5, maka terjadi multikolonieritas. Jika VIF < 5, maka tidak terjadi multikolonieritas. b. Heterokedestitas

(53)

34

Rs = 1-6

(

)

      −

1 2 2 1 n n d Keterangan: 1

d = perbedaan dalam rank yang diberikan kepada dua karakteristik yang berbeda dari individu atau fenomena ke i

N = banyaknya individu atau fenomena ke i

Berikut ketentuan untuk menentukan terjadi tidaknya masalah heterokesdesitas:

Jika Rs hitung > Rs tabel, maka terjadi heterokesdesitas Jika Rs hitung < Rs tabel, maka tidak terjadi heterokesdesitas

c. Autokorelasi

Untuk mengeidentifikasi ada tidaknya masalah autokorelasi dapat diuji dengan menghitung Durbin-Watson. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

d =

(

)

− − − − n t n t t nt e e e 1 2 1 Keterangan:

d = statistik Durbin Watson

t

e = gangguan estimasi t = observasi terakhir t-1 = observasi sebelumnya

(54)

Tabel 3.9 Pengukuran Autokorelasi

D - W Kesimpulan

< 1,1 1,2 – 1,54 1,55 – 2,46 2,47 – 2,90

Ada autokorelasi Tanpa kesimpulan Tidak ada autokorelasi

Ada autokorelasi

3. Uji Hipotesis

a. Apabila data tidak berdistribusi normal, maka analisis data yang digunakan adalah korelasi rank Kendall dengan langkah- langkah sebagai berikut:

1) Menghitung nilai koefisien korelasi

t =

) 1 (

2

N N

S

dengan S = P - Q

Keterangan:

N : banyaknya pasang data atau ukuran sampel

P : banyak pasang yang mempunyai urutan sama pada peringkat kedua variabel

Q : koefisien korelasi

Untuk menghitung nilai koefisien korelasi, peneliti menggunakan alat bantu olah data dengan menggunakan program SPSS versi 12. 2) Membandingkan ρvalue dengan taraf kepercayaan 0,05. Apabila

ρvalue lebih besar daripada taraf kepercayaan 0,05 maka Ho

diterima. Sebaliknya, apabila ρvalue lebih kecil daripada taraf kepercayaan 0,05 maka Ho ditolak.

(55)

36

Ho = Tidak ada hubungan (korelasi) antara dua variabel atau angka korelasi 0.

H1 = Ada hubungan (korelasi) antara dua variabel atau angka korelasi tidak 0.

Alasan digunakannya korelasi Kendall karena distribusi Kendall lebih cepat mendekati distribusi normal, dan korelasi Kendall dapat menjadi penduga parameter populasi.

b. Apabila data berdistribusi normal, maka analisis data yang digunakan adalah

1). Regresi linier sederhana, dengan langkah- langkah sebagai berikut: a) Merumuskan Hipotesis

i. Hipotesis Pertama

Ho : ? = 0 : prestasi belajar tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kemampuan praktek mengajar.

Ho: ? ? 0 : prestasi belajar berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kemampuan praktek mengajar.

ii. Hipotesis Kedua

(56)

Ho: ? ? 0 : prestasi belajar berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kemampuan praktek mengajar. b) Mencari persamaaan regresi sederhana :

Persamaan regresi yang digunakan yaitu: Y = a + b1 X1

Keterangan:

Y : variabel dependen a : konstanta

X1 : variabel bebas

b1 : koefisien regresi variabel variabel bebas

c) Menentukan koefisien korelasi ganda (Sugiono, 2001:190):

R

(

)( )

(

)

{

}

{

( )

}

− = 2 2 2

2 X n Y Y

X n Y X XY n xy Keterangan: xy

r = Koefisien korelasi antara x dan y n = Jumlah Subjek

(57)

38

2) Regresi linier berganda, dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Merumuskan Hipotesis

Ho : ? = 0 : motivasi dan prestasi belajar tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kemampuan praktek mengajar.

Ho : ? ? 0 : motivasi dan prestasi belajar berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kema mpuan praktek mengajar.

b) Mencari persamaaan regresi berganda:

Regresi ganda merupakan regresi yang menggunakan lebih dari satu variabel independen guna menduga variabel dependen.

Y = a + b1 X1 + b2 X2 Keterangan:

Y : variabel dependen a : konstanta

X1 : motivasi belajar X2 : prestasi belajar

b1 : koefisien regresi variabel motivasi belajar b2 : koefisien regresi variabel prestasi belajar

c) Menentukan koefisien korelasi ganda (Sugiono, 2001:190):

Ry (1, 2) =

+

2 2 2 1 1 y y x a y x a Keterangan:
(58)

x1y : jumlah perkalian skor x1 dan y

x2y : jumlah perkalian skor x2 dengan y

Untuk mengetahui apakah R(1, 2) tersebut signifikan atau tidak, harus dianalisis regresi dengan taraf signifikansi 5%.

3) Statistik = Uji F

Freg =

(

)

(

2

)

1

1 2

R m

m N R

− − −

Keterangan:

R2 : Koefisien determinan N : Jumlah subyek yang diteliti M : Jumlah variabel bebas. F reg : Harga F regresi

4) Penarikan Kesimpulan

Jika Fhitung > Ftabel dapat ditarik kesimpulan bahwa

koefisien R(1, 2) tersebut signifikan, dan sebaliknya jika Fhitung < Ftabel dapat ditarik kesimpulan bahwa koefisien R(1, 2) tersebut

(59)

40 BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah

1. PTPG Sanata Dharma (1955 – 1958).

Ide untuk mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) oleh Prof. Moh. Yamin, S.H. (Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan RI) pada tahun 1950-an disambut baik oleh para iman Katolik, terutama Ordo Societas Jesus (Serikat Yesus yang lazim dis ingkat S.J.). Waktu itu Ordo ini telah membuka kursus-kursus B1, antara lain B1 Mendidik (Yayasan De Britto) di Yogyakarta yang dikelola oleh Pater H. Loeff, S.J. dan B1 Bahasa Inggris (Yayasan Loyola) di Semarang yang dikelola oleh pater W.J. Van der Meulen, S.J. dan Pater H. Bastiaanse, S.J. Dengan dukungan dari Conggregatio de Propaganda Fide, selanjutnya Pater Kester yang waktu itu menjabat sebagai Superior Misionaris Serikat Yesus menggabungkan kursus-kursus ini menjadi sebuah perguruan tinggi dan lahirlah PTPG Sanata Dharma pada tanggal 20 Oktober 1955 dan diresmikan oleh pemerintah pada tanggal 17 Desember 1955. Pada awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai 4 Jurusan, yaitu Bahasa Inggris, Sejarah, IPA, dan Ilmu Mendidik. Para pembesar misi Serikat Yesus menunjuk Pater Prof. Nicolaus Driyarkara, S.J. menjadi Dekan PTPG

(60)

Nama “Sanata Dharma” diciptakan oleh Pater K. Looymans, S.J. yang waktu itu menjadi pejabat Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan di Kantor Wali Gereja Indonesia. “Sanata Dharma” sebenarnya dibaca “Sanyata Dharma”, yang berarti “kebaktian yang sebenarnya” atau “pelayanan yang nyata”. Kebaktian dan pelayanan itu ditujukan kepada tanah air dan gereja (Pro Patria et Eclessia).

2. FKIP Sanata Dharma ( 1958 – 1965)

Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan tentang perubahan PTPG menjadi FKIP, maka PTPG Sanata Dharma pada bulan November 1958 berubah menjadi FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan) Sanata Dharma dan merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta. Pada masa FKIP ini Sanata Dharma berhasil memperoleh status “disamakan” dengan negeri berdasarkan SK Menteri PTIP No.1 / 1961 pada tanggal 6 Mei 1961 jo No. 77 / 1962 tanggal 11 Juli 1962. Walaupun bagian dari Universitas Katolik Indonesia, secara de facto FKIP Sanata Dharma berdiri sendiri.

3. IKIP Sanata Dharma (1965 – 1993)

(61)

42

menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK Menteri PTIP No. 237 / B – Swt / U / 1965. Surat Keputusan ini berlaku mulai tanggal 1 September 1965.

Selain melaksanakan Program S1 (sebelumnya Sarjana Muda dan Sarjana), IKIP Sanata Dharma juga dipercaya pemerintah untuk mengelola Program Diploma I, II, dan III untuk jurusan Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, dan PMP. Berbagai program Diploma ini ditutup pada tahun 1990 dan selanjutnya dibuka program Diploma II PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar)

4. Universitas Sanata Dharma (1993 – sekarang)

(62)

Program Pasca Sarjana, 1 Program Profesi, dan 3 Program Kursus Bersertifikat.

B. Nama- nama Rektor Sanata Dharma

1. Prof. Dr. N. Drijarkara, S.J. (1955 – 1967). 2. Drs. J. Drost, S.J. (1968 – 1976).

3. Prof. Dr. A. M. Kadarman, S.J. (1977 – 1984). 4. Drs. Danuwinata, S.J. (1984 - 1988)

5. Drs. A. Tutoyo, M.Sc. (1988 – 1993) 6. Dr. M. Sastrapratedja, S.J. (1993 – 2001) 7. Dr. Paulus Suparno, S.J., MST (2001 - 2006)

8. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc. (2006 – sekarang)

C. Tujuan Pendidikan

(63)

44

D. Visi dan Misi Sanata Dharma

VISI

USD didirikan oleh Ordo Serikat Yesus (S.J.) provinsi Indonesia bersama para imam dan awam Katolik untuk berpartisipasi dalam usaha melindungi dan meningkatkan martabat manusia melalui perpaduan keunggulan akademik dan nilai- nilai kemanusiaan yang diwujudkan dalam penggalian kebenaran secara objektif dan akademis dan pengembangan kaum muda yang didasarkan pada nilai kebangsaan, kemanusiaan, dan spiritualitas Ignatian, yaitu menjadi manusia bagi sesama (human for and with others), perhatian pribadi (cura personalis), semangat keunggulan (magis), dan semangat dialogis.

MISI

(64)

E. Pimpinan

Rektor : Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc Wakil Rektor I : Dr. Fransisca Ninik Yudianti, M.Acc.

Wakil Rektor II : Drs. Aufridus Atmadi, M.Si. Wakil Rektor III : Paulus Kuswandono, S.Pd., M.Ed. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Dekan : Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D. Wakil Dekan I : Drs. Y.B. Adimassana, M.A.

Wakil Dekan II : Dra. M.J. Retno Priyani, M.Si. Kaprodi Bimbingan dan Konseling : Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si.

Kaprodi PBSID : Drs. J. Prapta Diharja, S.J., M.Hum. Kaprodi Pendidikan Bahasa Inggris: Ag. Hardi Prasetyo, S.Pd., M.A. Kaprodi Pendidikan Sejarah : Drs. B. Musidi, M.Pd.

Kaprodi Pendidikan Akuntansi : L. Saptono, S.Pd., M.Si. Kaprodi Pend Ekonomi Koperasi : Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. Kaprodi Pendidikan Matematika : Dr. St. Suwarsono

Kaprodi Pendidikan Fisika : Drs. Domi Severinus, M.Si.

(65)

46 BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Oktober 2007. Subyek penelitian adalah mahasiswa FKIP yang mengikuti PPL II pada semester genap tahun ajaran 2006/2007. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 75 orang, tetapi karena dikurangi dengan jumlah mahasiswa ya ng telah lulus dan gagal mengikuti PPL II, maka jumlah responden yang ada hanya sebanyak 57 orang. Dari kuesioner yang disampaikan ke responden sebanyak 57, keseluruhannya kembali dan diisi secara lengkap oleh responden. Dengan demikian response rate sebesar 100%. 1. Deskripsi Responden Penelitian

Dalam penelitian ini respondennya adalah adalah mahasiswa mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sanata Dharma yang mengikuti PPL II pada semester genap tahun ajaran 2006/2007, yang terdiri dari Program Studi Pendidikan Akuntansi, Pendidikan Ekonomi, dan Pendidikan Bahasa Inggris.

Tabel 5.1 Status Responden

Jumlah

No Status

f fr (%)

1. Pendidikan Akuntansi 30 52,63

2. Pendidikan Ekonomi 10 17,54

3. Pendidikan Bahasa Inggris 17 29,83

(66)

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa jumlah responden dari Pendidikan Akuntansi sebanyak 30 orang atau 52,63 %, responden dari Pendidikan Ekonomi sebanyak 10 orang atau 17,54%, dan responden dari Pendidikan Bahasa Inggris sebanyak 17 orang atau 29,83 %.

2. Deskripsi Variabel Penelitian a. Kemampuan Praktik Mengajar

Tabel 5.2 Kemampuan Praktik Mengajar Jumlah

Rentang Nilai Skor

f fr (%)

Kriteria 8,00 – 10,00 5 27 47,37 Sangat Baik

6,6 – 7,9 4 29 50,88 Baik

5,6 – 6,5 3 1 1,75 Cukup Baik

5,0 – 5,5 2 - - Kurang

0,0 – 4,9 1 - - Sangat Kurang

Jumlah 57 100

(67)

48

b. Motivasi Belajar

Tabel 5.3 Motivasi Belajar Jumlah

Skor

f fr (%)

Kriteria

38 - 44 15 26,32 Sangat Tinggi

33 - 37 22 38,59 Tinggi

29 - 32 18 31,58 Cukup Tinggi

26 - 28 2 3,51 Rendah

0 - 25 - - Sangat Rendah

Jumlah 57 100

Skor yang terdapat pada tabel di atas berpedoman pada PAP II. Hasil perhitungannya sebagai berikut:

81% X ( 44 – 11 ) + 11 = 37,73 = 38 66% X ( 44 – 11 ) + 11 = 32,78 = 33 56% X ( 44 – 11 ) + 11 = 29,48 = 29 46% X ( 44 – 11 ) + 11 = 26,18 = 26

(68)

c. Prestasi Belajar

Tabel 5.4 Prestasi Belajar Jumlah IP Kumulatif Skor

f fr (%)

Kriteria

3,51 – 4,00 4 1 1,76 Sangat Baik

2,76 – 3,50 3 36 63,16 Baik

2,00 – 2,75 2 20 35,08 Cukup

0,00 – 1,99 1 - - Tidak Baik

Jumlah 57 100

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa tingkat prestasi belajar dari 57 responden terperinci sebagai berikut: 1 orang atau 1,76% terkategori memiliki prestasi belajar sangat baik, 36 orang atau 63,16% terkategori memiliki prestasi belajar yang baik, dan 20 orang atau 35,08 % terkategori memiliki prestasi belajar cukup baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden penelitian terkategori memiliki prestasi belajar yang baik. Hal ini didukung hasil perhitungan skor minimum = 2, skor maksimum = 4, mean =2,67, dan standar deviasi = 0,51.

B. Analisis Data

1. Pengujian Prasyarat Analisis Data a. Pengujian Normalitas

(69)

50

Tabel 5.5 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Motivasi IPK NKM

N 57 57 57

Mean 34.8070 2.8167 76.6316

Normal Parameters(a,b)

Std. Deviation 3.74852 .33229 4.50647

Absolute .124 .184 .246

Positive .124 .088 .175

Most Extreme Differences

Negative -.081 -.184 -.246

Kolmogorov-Smirnov Z .935 1.388 1.859

Asymp. Sig. (2-tailed) .346 .042 .002

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Dari tabel di atas dapat diketahui disimpulkan bahwa distribusi data variabel motivasi belajar adalah normal (0,346 lebih besar dari 0,05), sedangkan distribusi data variabel prestasi belajar adalah tidak normal (0,042 lebih kecil dari 0,05) dan distribusi data variabel kemampuan praktik mengajar adalah tidak normal (0,042 lebih kecil dari 0,05).

b. Pengujian Linieritas

Karena data berdistribusi tidak normal, maka tidak perlu dilakukan uji linieritas.

2. Pengujian Hipotesis

(70)

Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian hipotesis: Tabel 5.6 Correlations

Motivasi Prestasi Nilai

Correlation

Coefficient 1.000 .587(**) .598(**) Sig. (2-tailed) . .000 .000 Motivasi

N 57 57 57

Correlation

Coefficient .587(**) 1.000 .490(**) Sig. (2-tailed) .000 . .000 Prestasi

N 57 57 57

Correlation

Coefficient .598(**) .490(**) 1.000 Sig. (2-tailed) .000 .000 . Kendall's tau_b

Nilai

N 57 57 57

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil pengujian di atas menunjukkan bahwa korelasi variabel motivasi belajar dengan kemampuan praktik mengajar didapat angka probabilitas 0,000. Angka tersebut di bawah 0,01 maka Ho ditolak, atau ada pengaruh motivasi belajar yang positif dan signifikan terhadap kemampuan praktik mengajar.

Korelasi variabel prestasi belajar dengan kemampuan praktik mengajar didapat angka probabilitas 0,000. Angka tersebut di bawah 0,01 maka Ho ditolak, atau ada pengaruh prestasi belajar yang positif dan signifikan terhadap kemampuan praktik mengajar.

C. Pembahasan

(71)

52

Korelasi Kendall, sehingga dalam penelitian ini tidak dapat menjelaskan besarnya pengaruh antar variabel.

Deskripsi kemampuan praktik mengajar menunjukkan bahwa sebagian besar responden terkategorikan memiliki kemampuan praktik mengajar yang baik (50,88%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden mampu merumuskan tujuan pembelajaran dengan baik, mampu menganalisis materi pembelajaran, mampu merancang kegiatan pembelajaran, mampu menyusun alat evaluasi, mampu membuka pelajaran secara bermakna, dan mampu melaksanakan inti pembelajaran (penguasaan materi pembelajaran, kemampuan menjelaskan, kemampuan bertanya dan menjawab pertanyaan, kemampuan mengaktifkan siswa, kemampuan mengelola kelas, kemampuan memotivasi siswa, kemampuan memanfaaatkan media dan sumber belajar), serta mampu menutup proses pembelajaran.

Deskripsi motivasi belajar responden termasuk dalam kategori tinggi (38,59%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki kesadaran diri untuk belajar, terdorong untuk mendapatkan nilai yang lebih baik, berusaha keras dalam belajar (tekun), menanyakan materi yang belum dipahami, menyelesaikan tugas kuliah dengan tuntas, mencari bahan pelengkap untuk memperkaya pengetahuan, dan aktif dalam diskusi kelas.

(72)

yang telah dicapai, responden rata-rata mendapat nilai yang baik, sehingga IPK yang dicapaipun baik.

Hasil pengujian Korelasi Kendall menunjukkan bahwa output antara motivasi belajar dengan kemampuan praktik mengajar menghasilkan angka + 0,587. Angka tersebut menunjukkan derajat kuatnya korelasi antara motivasi belajar dengan kemampuan praktik mengajar (di atas 0,5). Tanda + tersebut berarti bahwa semakin tinggi motivasi belajar seseorang, maka semakin tinggi pula kemampuan praktik mengajarnya, dan sebaliknya. Pada kolom sig. 2 – tailed menunjukkan angka probabilitas 0,000. Oleh karena angka tersebut di bawah 0,01 maka Ho ditolak, atau ada pengaruh motivasi belajar yang positif dan signifikan terhadap kemampuan praktik mengajar.

(73)

54

motivasi belajar mahasiswa dapat digunakan untuk menjelaskan kualitas kemampuan mengajar mahasiswa.

Untuk itu dalam diri mahasiswa harus tertanam sikap tekun dalam menghadapi tugas, sikap ulet dalam menghadapi kesulitan, minat yang kuat dalam belajar, dorongan untuk menjadi lebih baik, dan memiliki tujuan belajar secara jelas. Dengan dijalankannya sikap-sikap tersebut, maka secara tidak langs ung motivasi belajar akan tertanam dalam diri mahasiswa.

Sedangkan keterlibatan dosen dalam upaya menumbuhkan motivasi belajar dapat melalui cara berikut: memberikan hadiah/penghargaan bagi mahasiswa yang berprestasi, membuat persaingan/kompetisi diantara mahasiswa sehingga mahasiswa akan berlomba-lomba untuk mendapatkan hasil yang terbaik, dan memberitahukan kemajuan belajar yang dicapai sehingga akan timbul kegembiraan dan keinginan untuk lebih meningkatkan kegiatan belajar. Selain itu juga perlu didukung dengan fasilitas yang memadai. Dengan didukung fasilitas yang memadai maka mahasiswa akan cenderung untuk tidak bermalas- malas dalam belajar.

(74)

angka tersebut di bawah 0,01 maka Ho ditolak, atau ada pengaruh prestasi belajar yang positif dan signifikan terhadap kemampuan praktik mengajar.

Hasil pengujian di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar memiliki korelasi yang positif dengan kemampuan praktik mengajar. Hasil penelitian ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh B. Sukarno (1999) bahwa korelasi antara prestasi belajar dengan kemampuan mengajar mahasiswa adalah positif. Hal ini berarti bahwa prestasi belajar mahasiswa dapat digunakan untuk menjelaskan kualitas kemampuan mengajar mahasiswa.

(75)

56 BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1. Ada pengaruh motivasi belajar yang positif dan signifikan terhadap kemampuan praktik mengajar. Hal ini ditunjukkan dari nilai probabilitas sebesar 0,000; lebih kecil dari taraf signifikansi 1%.

2. Ada pengaruh prestasi belajar yang positif dan signifikan terhadap kemampuan praktik mengajar. Hal ini ditunjukkan dari nilai probabilitas sebesar 0,000; lebih kecil dari taraf signifikansi 1%.

B. Keterbatasan Penelitian

(76)

C. Saran

Melihat hasil penelitian di atas, peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Motivasi dan prestasi belajar berkorelasi positif dengan kemampuan mengajar mahasiswa. Oleh karena itu mahasiswa perlu meningkatkan kegiatan belajar- mengajar dengan mengikuti proses belajar mengajar dengan sungguh-sungguh, dan para dosen perlu meningkatkan kualitas pengajaran, karena dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar mahasiswa sehingga dapat mengoptimalkan kemampuan mengajar.

(77)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (1991). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Brouwer, M.A.J. “Menggurui Guru” dalam Jurnal “Tugas dan Fungsi Guru” oleh Stefanus Laga Tukan.

Morgan, dalam jurnal “Kontribusi Motivasi dan Prestasi Belajar terhadap Kemampuan Mengajar” oleh B. Sukarno.

Mudjiono, (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta.

Poerdarminta, W.J.S. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Suparno, Paul. (2004). Guru Demokratis di Era Reformasi. Jakarta: Gramedia. Samana. (1994). Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kanisius.

Slameto. (1987). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Bina Aksara. Sudirman. (1986). Interaksi dan Belajar Mengajar. Jakarta: C

Gambar

Tabel  3.1 Penjabaran Variabel Motivasi Belajar
Tabel 3.3 Pengukuran Variabel Kemampuan Mengajar
Tabel 3.5 Hasil Uji CobaValiditas
Tabel 3.6 Hasil Uji Coba Validitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat Diskon seringkali digunakan untuk menghitung bunga wesel atau bunga pinjaman yang dipotong di muka... Agus meminjam Koperasi Simpan Pinjam selama 12 bulan dengan

AOSORPSI ATOM SILIXON PADA PERMUKAAN GRAFENA OENGAN METODEAM 1 MENGGUNAKAN. PA(ET

Undang- undang kepariwisataan yang bersifat nasional dan menyeluruh sangat diperlukan sebagai dasar hukum dalam rangka pembinaan dan penyelenggaraan kepariwisataan, khususnya

loading Kemudian pilih bahasa installasi yang akan di gunakan selama proses instalasi, kemudian tekan Forward. 6) Pada layer selanjutnya akan muncul peta dunia. Pilih negara dan

Simpulan penelitian ini adalah melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) disertai Akun Jari dapat meningkatkan

Berdasarkan pengukuran, kinerja pada tahun 2008 mendapat skor 3 yang berarti baik dan tahun 2009 mendapat skor 3 yang berarti baik bahkan dari hasil perhitungan melebihi target

[r]

[r]