• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Media Elektronik Terhadap Pengetahuan Remaja Tentang Seks Di Smp Negeri 2 Surakarta BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Media Elektronik Terhadap Pengetahuan Remaja Tentang Seks Di Smp Negeri 2 Surakarta BAB I"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja adalah suatu fase tumbuh kembang yang dinamis dalam

kehidupan seseorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa

kanak- kanak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan

fisik, mental, emosional, dan sosial (Andika, 2010).

Jumlah penduduk di Indonesia pada tahun 2010 adalah 237 juta jiwa

dengan 65 juta merupakan remaja (BPS, 2012). Saat ini persoalan yang sedang

melingkupi dunia remaja di Indonesia yakni seks bebas, HIV/AIDS, dan

penyalahgunaan napza. Menurut data Kementerian Kesehatan, kasus AIDS

terbanyak diidap oleh kelompok usia 20-29 tahun, maka dapat disimpulkan

waktu mulai tertularnya infeksi HIV rerata dimulai pada usia belasan

(BKKBN, 2013).

Survei yang dilakukan Komisi Nasional Perlindungan Anak terhadap

4.500 remaja di Indonesia pada tahun 2008 menunjukkan, sebanyak 93,7%

responden pernah ciuman, petting, dan oral sex, serta 62,7% remaja SMP

pernah berhubungan intim dan 21,2% siswi SMA pernah menggugurkan

kandungan (BKKBN, 2008).

Berdasarkan hasil penelitian Taufik (2005) mengenai perilaku seksual

remaja SMU di Surakarta yang terdiri dari 611 laki- laki dan 639 perempuan

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

sebanyak 10,53%, melakukan ciuman dalam sebanyak 5,6%, melakukan onani

atau masturbasi sebanyak 4,23%, dan melakukan hubungan seksual sebanyak

3,09%. Salah satu penyebab mereka melakukan hal tersebut adalah karena

mereka sudah terpapar pornografi melalui internet sejak dini (BKKBN, 2008).

Hasil riset yang dilakukan Kambodji (1999) terhadap perilaku seks

siswa kelas III di beberapa SLTP Swasta Surabaya, mengungkapkan bahwa

mayoritas responden menjawab siswa SLTP sangat butuh informasi tentang

seks (laki-laki 57,32%, perempuan 54,28%). Informasi yang diterima siswa

selama ini tentang seks sebagian besar didapat bukan dari orang tua atau

sekolah, tetapi dari film atau majalah. Sampai saat ini banyak orang tua dan

guru menganggap tabu berbicara tentang seks di depan para remaja. Inilah

yang dicurigai sebagai penyebab utama terjadinya pergaulan bebas dan

penyimpangan seks dengan beragam konsekuensinya (Sudarmi, 2008).

Selain itu, begitu banyaknya dan gencarnya “gerakan” pornografi dan

pornoaksi yang terjadi secara liar, baik di dalam maupun di luar rumah dan

sekolah. Dengan kecanggihan teknologi dan mudahnya transformasi informasi

di era digital ini semua yang berbau seks sangat mudah ditemukan. Beberapa

website di internet dan tayangan televisi ikut mempermudah penyebaran

pornografi dan pornoaksi (El-Qudsy, 2012).

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk

mengambil judul ” Hubungan antara media elektronik terhadap pengetahuan

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

B. Rumusan Masalah

Adakah hubungan antara media elektronik dengan pengetahuan remaja

tentang seks di SMP Negeri 2 Surakarta?

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara media elektronik dengan

pengetahuan remaja tentang seks.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui gambaran penggunaan media elektronik pada remaja

b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang seks

c. Untuk mengetahui hubungan antara media elektronik dengan pengetahuan

remaja tentang seks

D. Manfaat

1. Remaja dan masyarakat

Untuk membuka wawasan tentang dampak media elektronik

terhadap pengetahuan seks pada remaja.

2. Institusi sekolah

Dapat memberikan masukan bagi institusi sekolah untuk

memberikan pengetahuan tentang seks pada remaja dengan benar dan

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

3. Profesi bidan

Sebagai sumbangan aplikatif bagi tenaga kesehatan terutama bidan

agar lebih meningkatkan perhatian dalam memberikan informasi mengenai

Referensi

Dokumen terkait

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 52 TAHUN 2012 TANGGAL 20 JULI

 Perlu adanya tambahan dalam desain inkubator agar lebih menarik supaya menambah banyak telur yang akan ditetaskan

Wawancara, digunakan untuk memperoleh data atau informasi yang berhubungan dengan pembelajaran bahasa Inggris, penggunaan media pembelajaran, implementasi pendekatan

Any of the following sequence of five operations

Informasi yang dihimpun mengenai keberhasilan, awalnya dari pemetaan struktur situasi masalah dalam perencanaan partisipatif, keterlibatan aktif para aktor

07.03 Onions, shallots, garlic, leeks and other alliaceous vegetables, fresh or chilled. ), fresh or chilled.. ), jelly fungi (Tremella spp.. major) and horse beans (Vicia faba

Beban Debet Kredit Debet.. Pelunasan Utang Dagang sebesar Rp. Pembelian Aktiva Tetap secara kredit sebesar Rp. Penjualan barang dagang secara kredit sebesar Rp. Pembayaran biaya

Dengan adanya penerapan anggaran berbasis kinerja diharapkan dapat berpengaruh terhadap akuntabilitas pada instansi pemerintah daerah, karena semakin baik perencanaan